A
DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI
DI DESA PENGLATAN BULELENG
TANGGAL 14 JULI 2020
OLEH :
NIM : 17.321.2681
KELAS : A11-A
TAHUN 2020
KASUS :
Tn.A seorang petani berusia 50 thn, sejak 1 tahun yang lalu ia menderita penyakit
hipertensi. Ia rutin memeriksakan tekanan darah di puskesmas dekat rumahnya. Saat
dilakukan pengkajian Tn.A mengatakan sering pusing atau sakit kepala seperti
tertusuk-tusuk, nyeri yang dirasakannya di kepala bagian belakang, leher dan pundak.
Tn.A mengatakan pusingnya hilang timbul dan sering kambuh di saat kecapean atau
kelelahan, dan skala nyerinya berada di angka 5, kemampuan untuk beraktifitasnya
menurun, sulit tidur serta pola tidur Tn.A berubah. TTV(TD : 150/80 mmHg, S :
36,5oC, N : 90x/menit, dan RR : 22x/menit) dan pasien tampak meringis dan gelisah.
Tn.A rutin mengonsumsi obat penurun hipertensi.
ASUHAN KEPERAWATAN KOMPLEMENTER PADA Tn. A
DENGAN HIPERTENSI
TANGGAL 14 JULI 2020
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
1. Idenitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 50 tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Desa Penglatan, Buleleng
Tanggal Pengkajian : 14 Juli 2020
Diagnosa Medis : Hipertensi
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan utama (Saat Pengkajian)
Keluhan utama saat pengkajian yaitu adanya nyeri kepala dengan
pengkajian nyeri :
- P : Tn.A sering pusing hal ini terjadi jika, Tn.A kelelahan dan
kecapean
- Q : Nyeri yang dirasakan Tn.A seperti ditusuk-tusuk
- R : Nyeri dirasakan Tn.A di kepala bagian belakang, leher dan pundak
- S : Skala nyeri 5
- T : Nyeri yang dirasakan Tn.A hilang timbul
2. Perjalanan penyakit saat ini
Pasien mengatakan sejak 1 tahun yang lalu ia menderita hipertensi. Tn.A
sering pusing atau sakit kepala seperti tertusuk-tusuk, nyeri yang
dirasakannya di kepala bagian belakang, leher dan pundak. Tn.A
mengatakan pusingnya hilang timbul dan sering kambuh di saat kecapean
atau kelelahan, skala nyerinya berada di angka 5, kemampuan untuk
beraktifitasnya menurun, sulit tidur serta pola tidur Tn.A berubah.
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pasien mengatakan upaya yang dilakukannya yaitu dengan rutin
memeriksakan tekanan darahnya di Puskesmas dekat rumahnya dan pasien
rutin mengonsumsi obat penurun hipertensi
b. Status Kesehatan Masa Lalu
1. Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya
2. Pernah dirawat
Pasien mengatakan tidak pernah dirawat
3. Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi seperti alergi obat,
makanan, minuman, dll
4. Kebiasan (merokok/kopi/alkohol, dll)
Pasien mengataka tidak memiliki kebiasaan merokok/kopi/alkohol
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak memiliki penyakit keturunan
seperti asma (-), DM (-), dll
d. Riwayat Perawatan dan Pengobatan Sebelumnya (Konvensional dan
Komplementer)
1. Konvensional
Pasien mengatakan pelayanan kesehatan konvensional yang dipilih saat
pasien sakit adalah berobat ke puskesmas yang berada di dekat rumah
pasien.
2. Komplementer
Pasien tidak pernah mencoba terapi komplementer dan ini merupakan
pertama kali pasien berobat dengan terapi komplementer
e. Genogram
Keterangan :
= Laki laki
= Perempuan
Pasien mengatakan mempunyai 2 orang anak (1
perempuan dan 1 laki-laki) pasien tinggal bersama anak = Meninngal dunia
= Pasien
2. Latihan
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan
Pola Gerak : Biasa bergerak dan melakukan pekerjaan
dengan bebas
Pola Aktivitas : Dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara
mandiri.
- Saat sakit
Pasien mengatakan
Pola Gerak : Biasa bergerak
Pola Aktivitas : Merasakan lelah atau kecapean karena nyeri
kepala yang dialaminya sehingga pasien tidak kuat untuk
melakukan aktifitas sehari-hari.
e. Pola Kognitif dan Persepsi
Pasien mengatakan mengetahui tentang penyakitnya , dan pasien dapat
mendengar (tidak tuli), mampu melihat dengan baik, komunikasi verbal
dan perabaan pasien tidak menglami masalah
f. Pola Persepsi-Konsep Diri
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan konsep dirinya
Citra Tubuh : Pasien tidak mengalami perubahan bentuk tubuh
Peran diri : Pasien mengatakan perannya di rumah sebagai seorang
kepala keluarga dan seorang ayah
Ideal diri : Pasien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya dan
pasien berharap bisa sembuh dari hipertensinya.
Identitas diri : Pasien mengatakan berjenis kelamin laki-laki
Harga diri : Pasien tidak merasa rendah diri dengan keadaannya,
g. Pola Istirahat dan Tidur
- Sebelum Sakit
Pasien mengatakan biasanya tidur pukul 21.00 dan bangun di pagi hari
pukul 05.00. Pasien juga mengatakan dia tidak memiliki kebiasaan
mengigau saat tidur dan tidak kesulitan untuk memulai tidur. Tidurnya
nyenyak dan pasien biasa tidur 5-6 jam/hari.
- Saat Sakit
Pasien mengatakan tidur kurang lebih 3-4 jam / hari dan pasien sering
terbangun karena nyeri kepala yang dirasakannya. Pasien tampak tidak
segar saat bangun dipagi hari.
h. Pola Peran – Hubungan
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan menjalin hubungan dengan keluarga maupun
masyarakat sekitar rumahnya dengan baik.
- Saat sakit
Pasien mengatakan mampu berkomunikasi secara verbal dengan
keluarga dan keluarga pasien lain di ruangannya.
i. Pola Seksual-Reproduksi
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan sudah menikah dan memiliki 2 orang anak (1 laki-
laki dan 1 perempuan)
- Saat sakit
Pasien mengatakan bahwa pasien sudah menikah dan memiliki 2
orang anak (1 laki-laki dan 1 perempuan)
j. Pola Toleransi Stres-Koping
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidak mengalami stres yang berlebihan dan jika
mengalami akan bercerita dengan istri dan anaknya
- Saat sakit
Pasien mengatakan tidak mengalami stres yang berlebihan dan jika
mengalami akan bercerita dengan istri dan anaknya
k. Pola Nilai-Kepercayaan
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan ia beragama hindu, pasien biasa sembhyang di
rumah atau di pura
- Saat sakit
Pasien mengatakan ia beragama hindu, pasien biasa sembhyang di
rumah atau di pura
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : lemah
Tingkat kesadaran : komposmetis
GCS : Verbal : 5 Motorik : 6 Mata :4
b. Tanda-tanda vital
TD : 150/80mmHg, S : 36.5OC, N : 90x / menit, RR : 22x / menit
c. Keadaan fisik
a. Kepala dan leher
1. Kepala
Inspensi : Bentuk kepala simetris, persebaran rambut
merata, warna rambut hitam
Palpasi : Tidak ada benjolan dibagian kepala
2. Mata
Inspeksi : Mata terlihat simetris, konjungtiva anemis,
pupil isokol
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
3. Telinga
Inspeksi : Bentuk telinga simetris, tidak ada lesi, tidak
ada serumen
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
4. Mulut
Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada sariawan, dan gigi
bersih
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
5. Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, tidak ada secret
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
6. Leher
Inspeksi : Tidak ada lesi, bentuk simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid
b. Dada
1. Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak ada kelainan
bentuk dada
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Normal (sonor)
Auskultasi : Normal (vesikuler)
2. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis terlihat di ICS 4-5 mid clavicula
line sinistra
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 5 mid clavicula
line sinistra
Perkusi : Normal dulnes
Auskultasi : Terdengar suara S1 reguler
c. Payudara dan ketiak
Inspeksi : Payudara simetris, tidak adanya lesi
Palpasi : Tidak adanya nyeri tekan pada payudara
d. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada memar/bekas luka dan pembengkakan
Palpasi : Bissing usus 20x/menit
Auskultasi : Suara timpani
Perkusi : Tidak ada nyeri tekan
e. Genetalia
Tidak dikaji
f. Integumen
Inspeksi : Kulit elastis, tidak ada kemerahan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
g. Ekstremitas
1. Atas
Inspeksi : Tidak ada lesi, tangan simetris, CRT kurang
dari 2 detik
Palpasi : Akral hangat dan tidak ada nyeri tekan
2. Bawah
Inspeksi : Tidak ada lesi, kaki simetris, CRT kurang dari
2 detik
Palpasi : Akral hangat, tidak ada nyeri tekan
h. Neurologis
1. Status mental dan emosi
Pasien mengatakan tidak mengalami stres yang berlebihan dan jika
mengalami akan bercerita dengan istri dan anaknya
2. Pengkajian saraf kranial
Tidak dikaji
3. Pemeriksaan refles
Kekuatan otot : 555 555
555 555
Gambar :
- Titik Ist.1
Gambar :
Gambar :
Gambar
Gambar :
B. ANALISA DATA
NO DATA INTERPRETASI MASALAH
KEPERAWATAN
- TD : 150/80mmHg
- S : 36.5OC
- N : 90x / menit
- RR : 22x / menit
- TD : 150/80mmHg
Gangguan sirkulasi
- S : 36.5OC
- N : 90x / menit Otak
- RR : 22x / menit
Resistensi pembuluh darah
otak meningkat
Tekanan intracranial
meningkat
Nyeri kepala
Nyeri Akut
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No.
SLKI SIKI Rasional
Dx
Edukasi
7. Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
8. Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
1. Judul Penelitian
2. Peneliti
3. Tujuan Penelitian
Untuk mengeahui apakah ada penurunan tekanan darah maupun nyeri pada klien
lansia hipertensi baik dengan relaksasi autogenik maupun akupresur.
4. Ringkasan Jurnal
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang. Bencana alam meletusnya gunung Merapi pada tahun 2010 telah
meluluhlantahkan sebagian kabupaten Magelang. Prevalensi hipertensi di
Indonesia berkisar antara 8,6–10% atau diperkirakan 15 juta orang. Angka
kejadian penyakit ini cenderung menjadi hipertensi berat (Ikhtiarsyah dkk, 2012).
Untuk mengatasi hipertensi di daerah rawan bencana merapi diperlukan sebuah
terapi yang bersumber pada kelokalan yang murah, mudah dan bisa dilakukan
masyarakat secara mandiri yaitu relaksasi autogenik dan terapi akupresur.
Relaksasi autogenik merupakan suatu metode relaksasi yang bersumber dari diri
sendiri dan kesadaran tubuh untuk mengurangi stres dan ketegangan otot yang
memungkinkan dapat mengatasi sakit kepala dan menurunkan tekanan darah.
Akupresur merupakan salah satu pengo- batan tradisional dengan melakukan
pemijatan pada titik tertentu yang dapat digunakan untuk pengobatan di rumah
dalam rangka meningkatkan kemandirian sehat, menurunkan tekanan darah dan
mengurangi nyeri kepala. Penelitian dilaksanakan sebanyak 6 kali terapi selama 3
minggu (seminggu 2 kali terapi). Penelitia ini menggunakan metode ekspe-rimen
semu (quasy-experiment) dengan menggunakan rancangan two group pre-post test
design. Sampel pada penelitian ini adalah 40 sampel. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini ialah semua lansia yang menderita hipertensi di Desa
Ngargomulyo Kabupaten Magelang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya
penurunan tekanan darah maupun nyeri pada klien lansia hipertensi baik dengan
relaksasi autogenik maupun akupresur. Setelah dilakukan intervensi relaksasi
autogenik terjadi penurunan rata rata tekanan darah sistolik sebesar 39,85 MmHg
dan diastolik sebesar 14,95 MmHg. Setelah dilakukan intervensi akupresur terjadi
penurunan nilai rata-rata tekanan darah sistolik 41,15 MmHg dan diastolik
mengalami penurunan sebesar 16 MmHg. Dan ada perbedaan pengaruh tekanaan
darah sistolik maupun diastolik setelah dilakukan intervensi relaksasi autogenic
maupun akupresur. Setelah dilakukan intervensi relaksasi autogenik terjadi
penurunan rata rata nyeri kepala sebesar 4,0 dan setelah dilakukan intervensi
akupresur terjadi penurunan nilai rata-rata nyeri kepala sebesar 3,10.
5. Population
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 40 sampel. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini ialah semua lansia yang menderita hipertensi di Desa
Ngargomulyo Kabupaten Magelang. Karakteristik responden berdasarkan usia
yang terbanyak lanjut usia (elderly) 60-74. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah tehnik purposive sampling.
6. Intervention
Penelitian dilaksanakan sebanyak 6 kali terapi selama 3 minggu (seminggu 2 kali
terapi). Pengukuran tekanan darah dan sakit kepala dilakukan sebelum dan
sesudah dilakukan terapi relaksasi autogenic dan akupresur pada responden. Pada
terapi akupresur titik titik penekanan yang dilakukan adalah meliputi: titik
Taichong (H3) terletak 3 jari dari lipatan jari kaki I dan II. Titik ini membersihkan
panas hati dan mengatasi sakit kepala. Titik Zusanli (ST 36) terletak 4 jari
dibawah patela lutut, Titik ini mempunyai fungsi menambah energi dan
menjernihkan panas lambung serta meningkatkan daya tahan tubuh. Titik Hegu
(LI 4) terletak di punggung tangan pada puncak yang paling tinggi jika ibu jari
dan jari telunjuk dirapatkan, ber- fungsi mengatasi sakit kepala depan dan
samping. Titik Ist.1 terletak diantara 2 alis, berfungsi untuk membuyarkan
hambatan energi daerah kepala depan yaitu mengatasi sakit kepala bagian depan
dan pusing. Titik Baihul (Tu 20) terletak dipuncak kepala yang berfungsi
membuyarkan energi daerah kepala atas, sakit kepala atas dan pusing. Akupresur
titik Fungche (GB 20) berada di lekukan tengkuk atas di bawah kepala, 2 jari dari
garis tengah tengkuk dan Jianjing (KE 21) berada pada lekukan di atas bahu, lurus
ke bawah dengan daun telinga, mempunyai fungsi melancarkan energi daerah
samping kepala, nyeri kepala (Depkes RI, 2009 & Kemenkes RI, 2015).
Sedangkan Pada saat dilakukan terapi relaksasi auto- genik, keadaan fisik istirahat
secara mendalam akan mengatasi respons sistem yang dirasakan. Hal ini
diaktifkan oleh parasympathetic nervous system, cabang lain dari system saraf
otonom. Seluruh sistem tubuh dan pikiran kembali ke keadaan harmonis dan
seimbang. Detak jantung dan pernapasan menjadi lebih lambat, ketegangan otot
dan tekanan darah menurun yang akan mampu menurunkan sakit kepala. Terapi
auto- genik akan mampu memperbaiki kerusakan vaskuler pada hipertensi dengan
menurunkan resistensi pembuluh darah otak (Nurarif & Kusuma, 2013)
7. Comparison
Jenis penelitian yang digunakan pada jurnal ini adalah ekspe-rimen semu (quasy-
experiment) dengan menggunakan rancangan two group pre-post test design
8. Outcomes
Hasil dari penelitian pada jurnal ini ialah menunjukkan adanya penurunan tekanan
darah maupun nyeri pada klien lansia hipertensi baik dengan relaksasi autogenik
maupun akupresur. Hasil analisis uji T dependent diperoleh hasil tekanan sistolik
(P^ 0,00 ) dan diastolik (P^ 0,00), setelah diintervensi relaksasi autogenik dan
tekanan sistolik (P^ 0,00 ) dan diastolik (P^ 0,01) setelah diintervensi akupresur.
Artinya ada perbedaan tekanan darah sistolik maupun diastolik setelah dilakukan
intervensi relaksasi autogenik maupun akupresur. Sedangkan hasil uji T
independent diperoleh hasil 0,316, artinya bahwa tidak terdapat perbedaan antara
teknik relaksasi dan teknik akupresur. Dan setelah dilakukan intervensi relaksasi
autogenik terjadi penurunan rata rata tekanan darah sistolik sebesar 39,85 MmHg
dan diastolik sebesar 14,95 MmHg. Serta saat dilakukan akupresur terjadi
penurunan nilai rata-rata tekanan darah sistolik 41,15 MmHg dan diastolik
mengalami penurunan sebesar 16 MmHg.
9. Time
Jurnal dengan judul “Efektifitas Relaksasi Autogenik & Akupresur Menurunkan
Sakit Kepala & Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi” melakukan penelitian di
Desa Ngargomulyo Kabupaten Magelang
10. Kesimpulan