Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN KOMPLEMENTER PADA Tn.

A
DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI
DI DESA PENGLATAN BULELENG
TANGGAL 14 JULI 2020

OLEH :

NAMA : LUH PUTU SUKMAYANTI

NIM : 17.321.2681

KELAS : A11-A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

TAHUN 2020
KASUS :
Tn.A seorang petani berusia 50 thn, sejak 1 tahun yang lalu ia menderita penyakit
hipertensi. Ia rutin memeriksakan tekanan darah di puskesmas dekat rumahnya. Saat
dilakukan pengkajian Tn.A mengatakan sering pusing atau sakit kepala seperti
tertusuk-tusuk, nyeri yang dirasakannya di kepala bagian belakang, leher dan pundak.
Tn.A mengatakan pusingnya hilang timbul dan sering kambuh di saat kecapean atau
kelelahan, dan skala nyerinya berada di angka 5, kemampuan untuk beraktifitasnya
menurun, sulit tidur serta pola tidur Tn.A berubah. TTV(TD : 150/80 mmHg, S :
36,5oC, N : 90x/menit, dan RR : 22x/menit) dan pasien tampak meringis dan gelisah.
Tn.A rutin mengonsumsi obat penurun hipertensi.
ASUHAN KEPERAWATAN KOMPLEMENTER PADA Tn. A
DENGAN HIPERTENSI
TANGGAL 14 JULI 2020

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
1. Idenitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 50 tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Desa Penglatan, Buleleng
Tanggal Pengkajian : 14 Juli 2020
Diagnosa Medis : Hipertensi

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. K
Umur : 45 tahun
Hubungan Dengan Pasien : Istri
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Desa Penglatan, Buleleng

2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan utama (Saat Pengkajian)
Keluhan utama saat pengkajian yaitu adanya nyeri kepala dengan
pengkajian nyeri :
- P : Tn.A sering pusing hal ini terjadi jika, Tn.A kelelahan dan
kecapean
- Q : Nyeri yang dirasakan Tn.A seperti ditusuk-tusuk
- R : Nyeri dirasakan Tn.A di kepala bagian belakang, leher dan pundak
- S : Skala nyeri 5
- T : Nyeri yang dirasakan Tn.A hilang timbul
2. Perjalanan penyakit saat ini
Pasien mengatakan sejak 1 tahun yang lalu ia menderita hipertensi. Tn.A
sering pusing atau sakit kepala seperti tertusuk-tusuk, nyeri yang
dirasakannya di kepala bagian belakang, leher dan pundak. Tn.A
mengatakan pusingnya hilang timbul dan sering kambuh di saat kecapean
atau kelelahan, skala nyerinya berada di angka 5, kemampuan untuk
beraktifitasnya menurun, sulit tidur serta pola tidur Tn.A berubah.
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pasien mengatakan upaya yang dilakukannya yaitu dengan rutin
memeriksakan tekanan darahnya di Puskesmas dekat rumahnya dan pasien
rutin mengonsumsi obat penurun hipertensi
b. Status Kesehatan Masa Lalu
1. Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya
2. Pernah dirawat
Pasien mengatakan tidak pernah dirawat
3. Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi seperti alergi obat,
makanan, minuman, dll
4. Kebiasan (merokok/kopi/alkohol, dll)
Pasien mengataka tidak memiliki kebiasaan merokok/kopi/alkohol
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak memiliki penyakit keturunan
seperti asma (-), DM (-), dll
d. Riwayat Perawatan dan Pengobatan Sebelumnya (Konvensional dan
Komplementer)
1. Konvensional
Pasien mengatakan pelayanan kesehatan konvensional yang dipilih saat
pasien sakit adalah berobat ke puskesmas yang berada di dekat rumah
pasien.
2. Komplementer
Pasien tidak pernah mencoba terapi komplementer dan ini merupakan
pertama kali pasien berobat dengan terapi komplementer
e. Genogram

Keterangan :

= Laki laki

= Perempuan
Pasien mengatakan mempunyai 2 orang anak (1
perempuan dan 1 laki-laki) pasien tinggal bersama anak = Meninngal dunia

laki-lakinya dan anak perempuannya sudah menikah ------------ = Tinggal Serumah

= Pasien

f. Diagnosa Medis dan Therapy


Diagnosa medis : Hipertensi
Therapy :

No Nama obat Dosis Rute Indikasi Efek samping

1 Metoprolol 1 x 50 mg Oral Untuk Mual dan


mengobati muntah
tekanan darah
tinggi

2 Furosimide 1 x 50 mg Oral Untuk Pusing, mual


mengobati dan muntah
tekanan darah
tinggi

3. Pola Kebutuhan Dasar (Data Bio-Psiko-Sosio-Kultural-Spiritual)


a. Pola Persepsi Dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan tersebut sangat penting bagi keluarga dan
pasien. Biasanya pasien dan keluarganya apabila mengalami sakit langsung
dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat dan pasien mengatakan
sakitnya murni karena factor ilmiah bukan karena guna-guna
b. Pola Nutrisi dan Metabolik
- Sebelum Sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit biasa makan 3x sehari dan
menghabiskan makanannya, pasien mengatakan biasanya minum 7-8
gelas perhari (1500cc). Pasien mengatakan biasanya makan nasi dengan
lauk tempe/tahu, sayur, dan terkadang diselingi daging ayam sesekali.
- Saat Sakit
Pasien mengatakan saat sakit biasa makan 3x sehari dan menghabiskan
makanannya, pasien mengatakan biasanya minum 7-8 gelas perhari
(1500cc). Pasien mengatakan biasanya makan nasi dengan lauk
tempe/tahu, sayur, dan terkadang diselingi daging ayam sesekali.
c. Pola Eliminasi
- BAB
 Sebelum Sakit : Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam
melakukan BABnya, biasanya pasien berak 1x sehari pada pagi
hari dengan konsistensi lembek dan berwarna kuning kecoklatan,
bau khas feses, dan tidak ada darah serta lendir
 Saat Sakit : Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam
melakukan BABnya, biasanya pasien berak 1x sehari pada pagi
hari dengan konsistensi lembek dan berwarna kuning kecoklatan,
bau khas feses, dan tidak ada darah serta lender
- BAK
 Sebelum Sakit : Pasien mengatakan tidak ada kesulitan untuk
kencing, biasanya pasien BAK 4-6x/hari dengan warna urin kuning
sebanyak 500 cc, bau kas urine dan tidak ada nyeri saat BAK.
 Saat Sakit : Pasien mengatakan tidak ada kesulitan untuk kencing,
biasanya pasien BAK 4-6x/hari dengan warna urin kuning
sebanyak 500 cc, bau kas urine dan tidak ada nyeri saat BAK.
d. Pola Aktivitas dan Latihan
1. Aktivitas
Kemammapuan Perawatan 0 1 2 3 4 Ket :
diri 0 : mandiri

Makan dan minum  1 : Alat bantu

Mandi  2 : Dibantu orang lain

Toileting  3 : Dibantu orang lain

Berpakaian  dan alat

Berpindah  4 : tergantung total

2. Latihan
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan
 Pola Gerak : Biasa bergerak dan melakukan pekerjaan
dengan bebas
 Pola Aktivitas : Dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara
mandiri.
- Saat sakit
Pasien mengatakan
 Pola Gerak : Biasa bergerak
 Pola Aktivitas : Merasakan lelah atau kecapean karena nyeri
kepala yang dialaminya sehingga pasien tidak kuat untuk
melakukan aktifitas sehari-hari.
e. Pola Kognitif dan Persepsi
Pasien mengatakan mengetahui tentang penyakitnya , dan pasien dapat
mendengar (tidak tuli), mampu melihat dengan baik, komunikasi verbal
dan perabaan pasien tidak menglami masalah
f. Pola Persepsi-Konsep Diri
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan konsep dirinya
Citra Tubuh : Pasien tidak mengalami perubahan bentuk tubuh
Peran diri : Pasien mengatakan perannya di rumah sebagai seorang
kepala keluarga dan seorang ayah
Ideal diri : Pasien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya dan
pasien berharap bisa sembuh dari hipertensinya.
Identitas diri : Pasien mengatakan berjenis kelamin laki-laki
Harga diri : Pasien tidak merasa rendah diri dengan keadaannya,
g. Pola Istirahat dan Tidur
- Sebelum Sakit
Pasien mengatakan biasanya tidur pukul 21.00 dan bangun di pagi hari
pukul 05.00. Pasien juga mengatakan dia tidak memiliki kebiasaan
mengigau saat tidur dan tidak kesulitan untuk memulai tidur. Tidurnya
nyenyak dan pasien biasa tidur 5-6 jam/hari.
- Saat Sakit
Pasien mengatakan tidur kurang lebih 3-4 jam / hari dan pasien sering
terbangun karena nyeri kepala yang dirasakannya. Pasien tampak tidak
segar saat bangun dipagi hari.
h. Pola Peran – Hubungan
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan menjalin hubungan dengan keluarga maupun
masyarakat sekitar rumahnya dengan baik.
- Saat sakit
Pasien mengatakan mampu berkomunikasi secara verbal dengan
keluarga dan keluarga pasien lain di ruangannya.

i. Pola Seksual-Reproduksi
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan sudah menikah dan memiliki 2 orang anak (1 laki-
laki dan 1 perempuan)
- Saat sakit
Pasien mengatakan bahwa pasien sudah menikah dan memiliki 2
orang anak (1 laki-laki dan 1 perempuan)
j. Pola Toleransi Stres-Koping
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidak mengalami stres yang berlebihan dan jika
mengalami akan bercerita dengan istri dan anaknya
- Saat sakit
Pasien mengatakan tidak mengalami stres yang berlebihan dan jika
mengalami akan bercerita dengan istri dan anaknya
k. Pola Nilai-Kepercayaan
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan ia beragama hindu, pasien biasa sembhyang di
rumah atau di pura
- Saat sakit
Pasien mengatakan ia beragama hindu, pasien biasa sembhyang di
rumah atau di pura
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : lemah
Tingkat kesadaran : komposmetis
GCS : Verbal : 5 Motorik : 6 Mata :4
b. Tanda-tanda vital
TD : 150/80mmHg, S : 36.5OC, N : 90x / menit, RR : 22x / menit
c. Keadaan fisik
a. Kepala dan leher
1. Kepala
 Inspensi : Bentuk kepala simetris, persebaran rambut
merata, warna rambut hitam
 Palpasi : Tidak ada benjolan dibagian kepala
2. Mata
 Inspeksi : Mata terlihat simetris, konjungtiva anemis,
pupil isokol
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
3. Telinga
 Inspeksi : Bentuk telinga simetris, tidak ada lesi, tidak
ada serumen
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
4. Mulut
 Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada sariawan, dan gigi
bersih
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
5. Hidung
 Inspeksi : Hidung simetris, tidak ada secret
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
6. Leher
 Inspeksi : Tidak ada lesi, bentuk simetris
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid
b. Dada
1. Paru
 Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak ada kelainan
bentuk dada
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
 Perkusi : Normal (sonor)
 Auskultasi : Normal (vesikuler)

2. Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis terlihat di ICS 4-5 mid clavicula
line sinistra
 Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 5 mid clavicula
line sinistra
 Perkusi : Normal dulnes
 Auskultasi : Terdengar suara S1 reguler
c. Payudara dan ketiak
 Inspeksi : Payudara simetris, tidak adanya lesi
 Palpasi : Tidak adanya nyeri tekan pada payudara
d. Abdomen
 Inspeksi : Tidak ada memar/bekas luka dan pembengkakan
 Palpasi : Bissing usus 20x/menit
 Auskultasi : Suara timpani
 Perkusi : Tidak ada nyeri tekan
e. Genetalia
Tidak dikaji
f. Integumen
 Inspeksi : Kulit elastis, tidak ada kemerahan
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
g. Ekstremitas
1. Atas
 Inspeksi : Tidak ada lesi, tangan simetris, CRT kurang
dari 2 detik
 Palpasi : Akral hangat dan tidak ada nyeri tekan
2. Bawah
 Inspeksi : Tidak ada lesi, kaki simetris, CRT kurang dari
2 detik
 Palpasi : Akral hangat, tidak ada nyeri tekan
h. Neurologis
1. Status mental dan emosi
Pasien mengatakan tidak mengalami stres yang berlebihan dan jika
mengalami akan bercerita dengan istri dan anaknya
2. Pengkajian saraf kranial
Tidak dikaji
3. Pemeriksaan refles
Kekuatan otot : 555 555

555 555

i. Data Penunjang (Lab, X-Ray, MRI, Scan, USG)


Tidak terdapat data penunjang Lab, X-Ray, MRI, Scan maupun data USG
j. Data Pemeriksaan Komplementer
1. Nama Titik yang Bermasalah
Dari jural yang sudah di dapat titik yang bermasalah untuk mengatasi
nyeri kepala yaitu:
- Taichong (H3)
- Zusanli (ST 36)
- Hegu (LI 4)
- Ist.1
- Baihul (Tu 20)
- Fungche (GB 20)
- Jianjing (KE 21)
2. Lokasi Titik yang Bermasalah
- Titik Taichong (H3)
 Lokasi : Terletak di 3 jari dari lipatan jari kaki I dan II.
 Fungsi : Untuk membersihkan panas hati dan mengatasi
sakit kepala.
 Gambar :

- Titik Zusanli (ST 36)


 Lokasi : Terletak di 4 jari dibawah patela lutut,
 Fungsi : Untuk menambah energi dan menjernihkan
panas lambung serta meningkatkan daya tahan tubuh.
 Gambar :

- Titik Hegu (LI 4)

 Lokasi : Terletak di punggung tangan pada puncak yang


paling tinggi jika ibu jari dan jari telunjuk dirapatkan,

 Fungsi : Untuk mengatasi sakit kepala depan dan


samping.

 Gambar :

- Titik Ist.1

 Lokasi : Terletak diantara 2 alis


 Fungsi : Untuk membuyarkan hambatan energi daerah
kepala depan yaitu mengatasi sakit kepala bagian depan dan
pusing.

 Gambar :

- Titik Baihul (Tu 20)

 Lokasi : Terletak dipuncak kepala

 Fungsi : Untuk membuyarkan energi daerah kepala atas,


sakit kepala atas dan pusing.

 Gambar :

- Titik Fungche (GB 20)


 Lokasi : Terletak di lekukan tengkuk atas di bawah
kepala, 2 jari dari garis tengah tengkuk atau di belakang leher
bawah garis rambut bagian lekuk 1 dikiri dan 1 di kanan

 Fungsi : Untuk melancarkan energi daerah samping


kepala, nyeri kepala

 Gambar

- Titik Jianjing (KE 21)

 Lokasi : Terletak pada lekukan di atas bahu, lurus ke


bawah dengan daun telinga atau bagian tengah bahu

 Fungsi : Untuk melancarkan energi daerah samping


kepala, nyeri kepala

 Gambar :

B. ANALISA DATA
NO DATA INTERPRETASI MASALAH
KEPERAWATAN

1 DS : Pasien mengatakan Hipertensi Nyeri Akut


sering pusing atau sakit
Kerusakan vaskuler pembuluh
kepala
darah
- P : Tn.A sering
Penyumbatan pembuluh darah
pusing hal ini terjadi
jika, Tn.A kelelahan Vasokontriksi
dan kecapean
Gangguan sirkulasi
- Q : Nyeri yang
dirasakan Tn.A Otak
seperti ditusuk-tusuk
Resistensi pembuluh darah
- R : Nyeri dirasakan
otak meningkat
Tn.A di kepala bagian
belakang, leher dan Tekanan intracranial
pundak meningkat
- S : Skala nyeri 5
Nyeri kepala
- T : Nyeri yang
dirasakan Tn.A Nyeri Akut
hilang timbul
DO : Pasien tampak
meringis, gelisah, dan
sulit tidur dengan vital
sign :

- TD : 150/80mmHg
- S : 36.5OC
- N : 90x / menit
- RR : 22x / menit

2 DS : Pasien mengatakan Hipertensi Gangguan Pola Tidur


kemampuan untuk
Kerusakan vaskuler pembuluh
beraktifitasnya menurun,
sulit tidur dan pola tidur darah
berubah
Penyumbatan pembuluh darah
DO : Pasien tampak
Vasokontriksi
gelisah dengan vital sign :

- TD : 150/80mmHg
Gangguan sirkulasi
- S : 36.5OC
- N : 90x / menit Otak
- RR : 22x / menit
Resistensi pembuluh darah
otak meningkat

Tekanan intracranial
meningkat

Nyeri kepala

Nyeri Akut

C. TABEL DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


NO TANGGAL/JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL PARAF
DITEMUKAN TERATAS
I
1 Selasa, 14 Juli Nyeri akut berhubungan dengan agen Jumat, 17 Sukma
2020 pencedera fisiologis ditandai dengan pasien Juli 2020
mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah,
tekanan darah meningkat dan sulit tidur
2 Selasa, 14 Juli Gangguan pola tidur berhubungan dengan Jumat, 17 Sukma
2020 restrain fisik ditandai dengan pasien Juli 2020
mengeluh sulit tidur, kemampuan
beraktivitas menurun, dan pola tidur
berubah

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No.
SLKI SIKI Rasional
Dx

1 Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri 1. Mengidentifikasi lokasi,


keperawatan selama 3x24 karakteristik, durasi,
Observasi :
jam, diharapkan nyeri pada frekuensi, kualitas,
pasien dapat teratasi dengan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, intensitas nyeri
kriteria hasil: durasi, frekuensi, kualitas, 2. Mengidentifikasi tingkat
intensitas nyeri perubahan nyeri pasien
- Keluhan nyeri menurun
2. Identifikasi skala nyeri 3. Mengidentifikasi tingkat
(Skala 1-3)
3. Identifikasi respon nyeri nyeri melalui intonasi dan
- TTV dalam rentan normal
nonverbal gaya bicara
(TD: 120/80 mmHg, T :
Terapeutik : 4. Akupresure dilakukan
36-37,5oC, N: 80-100
4. Berikan teknik nonfarmakologi untuk merilekskan pasien
x/menit, RR: 12-20
untuk mengurasi rasa nyeri (mis, dan mengurangi rasa nyeri
x/menit)
TENS, hypnosis, akupresur, 5. Mengurangi rasa khawatir
terapi music, biofeedback, terapi dan gelisah pasien
pijak, aroma terapi, teknik 6. Memberi rasa nyaman
imajinasi terbimbing, kompres kepada pasien
hangat atau dingin, terapi 7. Mengontrol nyeri secara
bermain) mandiri serta dapat
Teknik akupresure untuk mengurangi nyeri
menurunkan skala nyeri yaitu : 8. Mengurangi onset
- Titik H3 (Terletak di 3 jari terjadinya nyeri dapat
dari lipatan jari kaki I dan dilakukan dengan
II) pemberian analgetika oral
- Titik ST 36 (Terletak di 4 maupun sistemik dalam
jari dibawah patela lutut) spectrum luas/spesifik
- Titik LI 4 (Terletak di
punggung tangan pada
puncak yang paling tinggi
jika ibu jari dan jari telunjuk
dirapatkan)
- Titik Ist. 1 (Terletak di
antara 2 alis)
- Titik Tu 20 (Terletak di
puncak kepala)
- Titik GB 20 (Terletak di
lekukan tengkuk atas di
bawah kepala, 2 jari dari
garis tengah tengkuk)
- Titik KE 21 (Terletak pada
lekukan di atas bahu, lurus
ke bawah dengan daun
telinga)
- Penekanan dilakukan 30x
setiap acupoint.
5. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
suhu ruangan, pencahayaan dan
kebisingan)
Edukasi :
6. Anjarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
7. Ajarkan memonitor nyeri secara
mandiri
Kolaborasi :
8. Kolaborasi pemberian analgetik
jika perlu
2 Setelah diberikan asuhan Dukungan tidur 1. Untuk mengetahui pola
keperawatan selama 3x24 jam tidur pasien yang
Observasi
diharapkan pola tidur pasien bermasalah
membaik dengan kriteria 1. Identifikasi pola aktivitas dan 2. Keadaan fisik dan mental
hasil : tidur sangat berpengaruh pada
2. Identifikasi faktor pengganggu kualitas tidur.
- Keluhan sulit tidur
tidur(fisik dan/psikologis) 3. Makanan/minuman yang
menurun
3. Identifikasi makanan dan mengandung alkohol dan
- Pola tidur membaik minuman yang mengganggu kafein membuat pasien sulit
tidur(kopi, teh, alkohol, makan tidur.
- Kemampuan beraktivitas
mendekati waktu tidur, minum 4. Kondisi yang nyaman dan
meningkat
banyak air sebelum minum) hening akan membuat
Terapeutik durasi tidur lebih lama
5. Membantu pasien agar
4. Modifikasi lingkungan
mendapatkan tidur yang
(mis.pencahayaan,kebisingan,
ideal.
suhu,matras,dan tempat tidur)
6. Penekanan pada titik
5. Tetapkan jadwal rutin tidur
tertentu (H7, P6, GB 20 dan
6. Lakukan prosedur untuk
CV 17)
meningkatkan kenyamanan
Dengan ritme yang tepat
(mis. pijat, pengaturan posisi,
akan membuat pasien lebih
terapi akupresure)
rileks sehingga dapat
Teknik akupresure
meningkatkan kulaitas tidur
meningkatkan kualitas tidur :
7. Tidur yang cukup membuat
- Penekanan pada titik H7
proses penyembuhan lebih
(tegak lurus dengan bagian
cepat.
tengah jari kelingking)
8. Tidur dengan waktu yang
- Tekan titik P6 (3 jari diatas
tepat meningkatkan kualitas
telapak tangan)
tidur
- Tekan titik GB 20
(Lekukan kanan kiri
dibelakang kepala 1,5 jari
di atas bawah rambut
bawah)
- Tekan titik CV 17 (Empat
jari kea rah utara dari dasar
tulang dada/tepat di tengah
dada)
- Penekanan dilakukan 30x
setiap acupoint

Edukasi
7. Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
8. Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur

E. Lampiran Jurnal dan Analisa Jurnal

- Analisa Jurnal Terapi Komplementer

1. Judul Penelitian

“Efektifitas Relaksasi Autogenik & Akupresur Menurunkan Sakit Kepala &


Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi”

2. Peneliti

Priyo , Margono, Nurul Hidayah

3. Tujuan Penelitian

Untuk mengeahui apakah ada penurunan tekanan darah maupun nyeri pada klien
lansia hipertensi baik dengan relaksasi autogenik maupun akupresur.

4. Ringkasan Jurnal

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang. Bencana alam meletusnya gunung Merapi pada tahun 2010 telah
meluluhlantahkan sebagian kabupaten Magelang. Prevalensi hipertensi di
Indonesia berkisar antara 8,6–10% atau diperkirakan 15 juta orang. Angka
kejadian penyakit ini cenderung menjadi hipertensi berat (Ikhtiarsyah dkk, 2012).
Untuk mengatasi hipertensi di daerah rawan bencana merapi diperlukan sebuah
terapi yang bersumber pada kelokalan yang murah, mudah dan bisa dilakukan
masyarakat secara mandiri yaitu relaksasi autogenik dan terapi akupresur.
Relaksasi autogenik merupakan suatu metode relaksasi yang bersumber dari diri
sendiri dan kesadaran tubuh untuk mengurangi stres dan ketegangan otot yang
memungkinkan dapat mengatasi sakit kepala dan menurunkan tekanan darah.
Akupresur merupakan salah satu pengo- batan tradisional dengan melakukan
pemijatan pada titik tertentu yang dapat digunakan untuk pengobatan di rumah
dalam rangka meningkatkan kemandirian sehat, menurunkan tekanan darah dan
mengurangi nyeri kepala. Penelitian dilaksanakan sebanyak 6 kali terapi selama 3
minggu (seminggu 2 kali terapi). Penelitia ini menggunakan metode ekspe-rimen
semu (quasy-experiment) dengan menggunakan rancangan two group pre-post test
design. Sampel pada penelitian ini adalah 40 sampel. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini ialah semua lansia yang menderita hipertensi di Desa
Ngargomulyo Kabupaten Magelang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya
penurunan tekanan darah maupun nyeri pada klien lansia hipertensi baik dengan
relaksasi autogenik maupun akupresur. Setelah dilakukan intervensi relaksasi
autogenik terjadi penurunan rata rata tekanan darah sistolik sebesar 39,85 MmHg
dan diastolik sebesar 14,95 MmHg. Setelah dilakukan intervensi akupresur terjadi
penurunan nilai rata-rata tekanan darah sistolik 41,15 MmHg dan diastolik
mengalami penurunan sebesar 16 MmHg. Dan ada perbedaan pengaruh tekanaan
darah sistolik maupun diastolik setelah dilakukan intervensi relaksasi autogenic
maupun akupresur. Setelah dilakukan intervensi relaksasi autogenik terjadi
penurunan rata rata nyeri kepala sebesar 4,0 dan setelah dilakukan intervensi
akupresur terjadi penurunan nilai rata-rata nyeri kepala sebesar 3,10.

5. Population
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 40 sampel. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini ialah semua lansia yang menderita hipertensi di Desa
Ngargomulyo Kabupaten Magelang. Karakteristik responden berdasarkan usia
yang terbanyak lanjut usia (elderly) 60-74. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah tehnik purposive sampling.
6. Intervention
Penelitian dilaksanakan sebanyak 6 kali terapi selama 3 minggu (seminggu 2 kali
terapi). Pengukuran tekanan darah dan sakit kepala dilakukan sebelum dan
sesudah dilakukan terapi relaksasi autogenic dan akupresur pada responden. Pada
terapi akupresur titik titik penekanan yang dilakukan adalah meliputi: titik
Taichong (H3) terletak 3 jari dari lipatan jari kaki I dan II. Titik ini membersihkan
panas hati dan mengatasi sakit kepala. Titik Zusanli (ST 36) terletak 4 jari
dibawah patela lutut, Titik ini mempunyai fungsi menambah energi dan
menjernihkan panas lambung serta meningkatkan daya tahan tubuh. Titik Hegu
(LI 4) terletak di punggung tangan pada puncak yang paling tinggi jika ibu jari
dan jari telunjuk dirapatkan, ber- fungsi mengatasi sakit kepala depan dan
samping. Titik Ist.1 terletak diantara 2 alis, berfungsi untuk membuyarkan
hambatan energi daerah kepala depan yaitu mengatasi sakit kepala bagian depan
dan pusing. Titik Baihul (Tu 20) terletak dipuncak kepala yang berfungsi
membuyarkan energi daerah kepala atas, sakit kepala atas dan pusing. Akupresur
titik Fungche (GB 20) berada di lekukan tengkuk atas di bawah kepala, 2 jari dari
garis tengah tengkuk dan Jianjing (KE 21) berada pada lekukan di atas bahu, lurus
ke bawah dengan daun telinga, mempunyai fungsi melancarkan energi daerah
samping kepala, nyeri kepala (Depkes RI, 2009 & Kemenkes RI, 2015).
Sedangkan Pada saat dilakukan terapi relaksasi auto- genik, keadaan fisik istirahat
secara mendalam akan mengatasi respons sistem yang dirasakan. Hal ini
diaktifkan oleh parasympathetic nervous system, cabang lain dari system saraf
otonom. Seluruh sistem tubuh dan pikiran kembali ke keadaan harmonis dan
seimbang. Detak jantung dan pernapasan menjadi lebih lambat, ketegangan otot
dan tekanan darah menurun yang akan mampu menurunkan sakit kepala. Terapi
auto- genik akan mampu memperbaiki kerusakan vaskuler pada hipertensi dengan
menurunkan resistensi pembuluh darah otak (Nurarif & Kusuma, 2013)
7. Comparison
Jenis penelitian yang digunakan pada jurnal ini adalah ekspe-rimen semu (quasy-
experiment) dengan menggunakan rancangan two group pre-post test design
8. Outcomes
Hasil dari penelitian pada jurnal ini ialah menunjukkan adanya penurunan tekanan
darah maupun nyeri pada klien lansia hipertensi baik dengan relaksasi autogenik
maupun akupresur. Hasil analisis uji T dependent diperoleh hasil tekanan sistolik
(P^ 0,00 ) dan diastolik (P^ 0,00), setelah diintervensi relaksasi autogenik dan
tekanan sistolik (P^ 0,00 ) dan diastolik (P^ 0,01) setelah diintervensi akupresur.
Artinya ada perbedaan tekanan darah sistolik maupun diastolik setelah dilakukan
intervensi relaksasi autogenik maupun akupresur. Sedangkan hasil uji T
independent diperoleh hasil 0,316, artinya bahwa tidak terdapat perbedaan antara
teknik relaksasi dan teknik akupresur. Dan setelah dilakukan intervensi relaksasi
autogenik terjadi penurunan rata rata tekanan darah sistolik sebesar 39,85 MmHg
dan diastolik sebesar 14,95 MmHg. Serta saat dilakukan akupresur terjadi
penurunan nilai rata-rata tekanan darah sistolik 41,15 MmHg dan diastolik
mengalami penurunan sebesar 16 MmHg.
9. Time
Jurnal dengan judul “Efektifitas Relaksasi Autogenik & Akupresur Menurunkan
Sakit Kepala & Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi” melakukan penelitian di
Desa Ngargomulyo Kabupaten Magelang
10. Kesimpulan

Pada jurnal ini peneliti melakukan penelitian tentang efektifitas relaksasi


autogenik & akupresur menurunkan sakit kepala & tekanan darah pada lansia
hipertensi di Desa Ngargomulyo Kabupaten Magelang. Penelitian ini
menggunakan metode (quasy-experiment) dengan menggunakan rancangan two
group pre-post test design. Sampel dalam penelitian ini didapatkan 40 sampel.
Hasil penelitian di dapatkan bahwa adanya penurunan tekanan darah maupun
nyeri pada klien lansia hipertensi baik dengan relaksasi autogenik maupun
akupresur. Hasil analisis uji T dependent diperoleh hasil tekanan sistolik (P^
0,00 ) dan diastolik (P^ 0,00), setelah diintervensi relaksasi autogenik dan tekanan
sistolik (P^ 0,00 ) dan diastolik (P^ 0,01) setelah diintervensi akupresur.

Anda mungkin juga menyukai