Resume Nilai Filosofi Sila Pertama

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rahmi Nurbadriyah Ningsih

NIM : 702018062
FAKULTAS KEDOKTERAN UMP 2018

RESUME KWN
NILAI FILOSOFI KETUHANAN YANG MAHA ESA

Sila ini adalah “Sumber Rohani” yang mengandung arti dan makna perlunya
diberlakukan Kewajiban Asasi Manusia Saling Asih, Saling Asah, Saling Asuh,
karena Tuhan Yang Maha Esa itu bersifat Maha Belas Kasih. Sila ini
menghendaki agar para agamawan bersatu dalam wadah/lembaga untuk
menebarkan dan mensuburkan watak berbelas kasih satu sama lain antara semua
warga Republik Indonesia secara menyeluruh dan mereata, oleh karena Tuhan
menurunkan Agama-agama itu walaupun berlain-lain coraknya semua agama itu
bertitik-temu pada ajarannya “Berbelas kasihanlah antara sesama manusia yang
berasal dari satu Bapak (Adam) dan satu Ibu (Hawa) BHINEKA (beraneka-rupa),
tetapi TUNGGAL IKA (sama seajaran).
Sila pertama dari dasar negara Indonesia berbunyi Ketuhanan Yang Maha
Esa. Sila tersebut merupakan sila yang paling mendasar bagi sila-sila lainnya.
Masalah ketuhanan dan kepercayaan seseorang tidak dapat diganggu gugat karena
merupakan hal yang paling hakiki yang dimiliki manusia. Ketuhanan dan
kepercayaan adalah sesuatu yang sangat sakral dan memiliki makna yang sangat
mendalam. Setiap manusia pasti memiliki kepercayaannya masing-masing, yang
jika dia memiliki iman atau keyakinan yang kuat atas apa yang dipercayainya
maka akan tetap ia pertahankan apa pun yang terjadi. Sehingga, tidak pantas jika
kita menganggu atau mengusik kepercayaan orang lain. Kita wajib menghormati
dan menghargai kepercayaan orang lain, sehingga orang lain pun akan
mnghormati dan menghargai kepercayaan yang yang kita anut.
Makna sila ini adalah:
1. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-maisng menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.

2. Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan


penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina
kerukunan hidup.

3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan


kepercayaan masing-masing

4. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.

5. Frasa Ketahuan Yang Maha Esa bukan berarti warga Indonesia harus
memiliki agama monoteis namun frasa ini menekankanke-esaan dalam
beragama.

6. Mengandung makna adanya Causa Prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang
Maha Esa.

7. Menjamin peenduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah


menurut agamanya.

8. Negara memberi fasilitas bagi tumbuh kembangnya agama dan dan iman
warga negara dan mediator ketika terjadi konflik agama.

9. Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam


beribadah menurut agama masing-masing.

Sila pertama dari Pancasila Dasar Negara NKRI adalah Ketahuan Yang Maha
Esa. Kalimat pada sila pertama ini tidak lain menggunakan istilah dalam bahasa
Sansekerta ataupun bahasa Pali. Banyak diantara kita yang salah paham
mengartikan makna dari sila pertama ini. arti dari Ketahuan Yang Maha Esa
adalah Tuhan Yang Satu, atau Tuhan yang jumlahnya satu. Jika kita
membahasnya dalam bahasa Sansekerta ataupun Pali, Ketahuan Yang Maha Esa
bukanlah Tuhan yang bermakna satu.
Prinsip  Ketuhanan  Yang  Maha  Esa  mengandung makna  bahwa  manusia 
Indonesia  harus  mengabdi  kepada satu  Tuhan, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan
mengalahkan Bilah-ilah  atau  Tuhan-Tuhan  lain  yang 
bisamempersekutukannya.  Dalam bahasa  formal  yang  telahdisepakati  bersama 
sebagai  perjanjian  bangsa  sama maknanya dengan kalimat “Tiada Tuhan selain
Tuhan Yang Maha  Esa”. Dimana pengertian arti kata Tuhan adalah sesuatu  yang 
kita  taati  perintahnya  dan  kehendaknya.Prinsip  dasar  pengabdian  adalah 
tidak  boleh  punya  dua tuan, hanya satu tuannya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam  hubungan  antara  agama  Islam  dan  Pancasila tepatnya Sila pertama,
keduanya  dapat  berjalan  saling  menunjang  dan  saling
mengokohkan. Keduanya tidak bertentangan dan tidak boleh  dipertentangkan. 
Juga  tidak  harus  dipilih  salah  satu dengan sekaligus membuang dan
menanggalkan yang lain.

1) Implementasi Sila Pertama Pada Aspek Ekonomi


Ekonomi Pancasila tidak semata-mata bersifat materialistis, karena
berlandaskan pada keimanan dan ketakwaan yang timbul dari pengakuan kita
pada Ketuhanan Yang Maha Esa (sila 1). Keimanan dan ketakwaan menjadi
landasan spiritual, moral dan etik bagi penyelenggaraan ekonomi dan
pembangunan. Dengan demikian sistem ekonomi Pancasila dikendalikan oleh
kaidah-kaidah moral dan etika, sehingga pembangunan nasional kita adalah
pembangunan yang berakhlak.
Praktik ekonomi tidak sepatutnya dilakukan menghalalkan segala cara guna
mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Praktek-praktek ekonomi
harus tetap mendasarkan dirinya kepada keadilan, transparansi sehingga satu
sama lain saling menguntungkan.

2) Implementasi Sila Pertama Pada Aspek Politik


Prinsip-prinsip pembangunan politik yang kurang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila telah membawa implikasi yang luas dan mendasar bagi kehidupan
manusia Indonesia. Implikasi yang paling nyata dapat dilihat dalam
pembangunan bidang hukum serta pertahanan dan keamanan.

kekuasaan atau politik harus bersandar kepada Pancasila terutama sila


pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa). Setiap aktivitas politik apapun harus
dinsyafi bahwa Tuhan senantiasa melihatnya. Dengan demikian, tidak ada
ruang sedikit pun untuk menggunakan kekuasaan demi kepentingan pribadi,
terlebih menghalalkan segala Cara.

3) Implementasi Sila Pertama Pada Aspek Pendidikan


Dalam sila pertama Pancasila juga tersirat makna agama sebagai sumber
motivasi dan inovasi. Maksudnya disini agama dapat memberikan semangat
dalam bekerja dan lebih kreatif serta produktif. Pada gilirannya dapat pula
mendorong tumbuhnya pembaharuan dan penyempurnaan. Dalam ajaran
setiap agama pasti salah satunya terkandung perintah untuk menuntut ilmu.
Maka berawal dari sini lah bisa dikatakan proses pendidika dimulai. Di
Negara Indonesia sendiri pendidikan merupakan sarana yang digunakan untuk
mencapai tujuan pembangunan nasional.
Agama dapat mengintegrasikan/menyatukan dan menyerasikan segenap
aktifitas manusia baik individual maupun sebagai anggota masyarakat.
Dengan adanya kesamaan dalam katakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
maupun kebersamaan sebagai mahluk sosial, timbul rasa persatuan sebagai
makhluk sosial dengan demikian rasa persatuan sebagai bangsa Indonesia
akan terjadi dengan sendirinya.

Anda mungkin juga menyukai