Anda di halaman 1dari 20

PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA SEBAGAI PONDASI MEMBANGUN

PERADABAN ISLAM DI ERA MODERN

Ali Ridho*
E-mail: ridhoali975@gmail.com
Thibburruhany*
E-mail: thibburruhany@gmail.com

Abstrak

Jacques R. Reister (cendekiawan Barat) mengatakan, selama lima ratus tahun Islam
menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan dan peradabannya. Namun, saat ini
pernyataan tersebut hanya menjadi angin lalu. Kecenderungan manusia untuk menekankan pada
perbedaan yang tidak esensial menyebabkan mereka terpecah menjadi sekte atau mazhab-mazhab yang
saling bermusuhan. Kosmopolitanisme dalam agama berubah sifat menjadi kesukuan, pengelompokan
dan parokhial. Kemanusiaan-agama menjadi semacam kerang yang kosong tanpa isi, sehingga rasa
cinta tergilas oleh rasa permusuhan dan kebencian serta ajaran-ajaran pokok keadilan sosial menjadi
terlupakan. Sikap yang demikian diartikan secara sederhana disebut dengan Intoleransi beragama.
Dari runtutan sikap tersebut, kemudian berdampak nyata pada kemunduran peradaban Islam di masa
kini. Islam dipandang sebagai semacam obat penenang, “memberikan kenyamanan dan ketenangan
pikiran bagi jutaan orang” tetapi tidak lebih dari itu sekadar untuk meringankan kemiskinan dan
kegagalan.

Kata Kunci : Islam, Toleransi, Membangun, Peradaban

Pendahuluan antara bangkit dan jatuh, turun dan naik.


Di permukaan alam dunia ini telah Malah bangsa-bangsapun ada diantaranya
pernah timbul beberapa peradabadan, yang tadinya begitu besar dan kaya, lama
tetapi kemudian menghilang sirna. Ilmu –kelamaan digantikan oleh bangsa yang
pengetahuan dan budaya telah pernah baru timbul yang makin lama semakin
disebar-luaskan lagi akhirnya lenyap maju dan menjadi bangsa yang besar pula.
bagai tiada. Perilaku manusiapun telah Pada waktu Islam datang, seluruh dunia
pernah meningkat gemilang, tapi akhirnya sedang mengalami kemunduran di
merosot menjadi rusak. Petunjuk-petunjuk segenap bidang dan segala lapangan, baik
keagamaan pernah bercahaya laksana mengenai agama, ilmu pengetahuan,
bula purnaman, tapi akhirnya menjadi peradaban hingga politik.1
redup dan mati. Begitulah manusia Agama Islam bukan agama yang
senantiasa dalam keadaan tiada tetap, bersumber pada diri pribadi Muhammad.
El-Afkar Vol. 8 Nomor 1, Januari-Juni 2019

Nabi Muhammad menyatakan bahwa manusia sedemikian rupa sehingga dia


seemenjak Adam dan seterusnya semua lebih rendah dari manusia. Islam tidak
pembawa ajaran agama yang benar, yang hanya mengajarkan prinsip-prinsip secara
diutus oleh Allah untuk menyebarkan dan garis besar, tetapi ia mementingkan
mengamalkan kebenaran, memeluk satu- terciptanya suatu sistem dan tatanan yang
satunya agama yang sama dalam bahasa menerjemahkan prinsip-prinsip tersebut
Arab disebut Islam. Islam berarti damai, dalam kehidupan perorangan maupun
dan juga berarti tunduk dan patuh kepada kehidupan sosial. Islam adalah tatanan
kehendak Allah. Dua pengertian ini kehidupan sempurna yang dilandasi oleh
sesungguhnya memiliki akar yang sama pandangan kuat mengenai kehidupan.
dalam sudut pandang psikologis. Allah Tiada seorangpun penganjur agama besar
berarti kenedak universal yang kreatif dan manapun yang tercatat dalam sejarah
abadi dari setiap keberadaan, Allah (selain penngajur Islam) memiliki
berpihak pada segala keharmonisan dan kesempatan melewati fase-fase esensial
segala sesuatu yang memihak kepada dalam kehidupan sosial, ekonomi maupun
konflik atau ketidakharmonisan berarti politik. Nabi Islam (Muhammad) memulai
anti Tuhan (Allah). Tidak ada seorangpun kehidupannya sebagai seorang
yang mampu mendapatkan kedamaian penggembala miskin dan buruh,
baik dengan dirinya sendiri, dengan orang kemudian sesebagai pemuda yang
lain maupun dengan lingkungannya melakukan perjalanan dagang, bertindak
secara umum, jika dia dengan sukarela sebagai pimpinan dalam urusan
tidak menundukkan kehendaknya sendiri perdagangan, menjalani kehidupan ideal
kepada kehendak universal itu. yang penuh kebahagiaan sebagai suami
Karena Islam adalah agama yang dan sebagai ayah, dan kemudian tampil
harmonis, maka ia menetapkan ajaran sebagai tokoh pejuang yang mengarungi
kesatuan agama-agama. akan tetapi Islam sekian banyak penderitaan demi untuk
menganggap agama teistik hanya sebagai menegakkan keadilan bagi umat manusia.
agama yang benar, karena itu ajarannya Beliau menundukkan musuh-musuhnya
tentang kesatuan agama hanya mencakup dengan kasih sayang, dan bila diperlukan,
agama-agama yang mengakui adanya dengan menggunakan sedikit kekuatan
keesaan Tuhan, sedangkan semua agama fisik utama dalam menghadapi musuh-
lain adalah agama-agama rendah dan musuh yang kejam, kemudian setelah
kejahilan yang menurunkan martabat berhasil menaklukkan mereka, beliau

76
Ali Ridho dkk
PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA SEBAGAI PONDASI MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DI ERA MODERN

memberikan maaf dengan hati yang manusia yang telah mengalami


ikhlas, dan ini sama sekali tidak ada penderitaan di bawah berbagai bentuk
tandingannya dalam sejarah. Negara yang kekuasaan para tirani. Namun, setelah
dibangunnya dari titik awal dan di melewati beberapa abad, kekuatan
tengah-tengah bangsa yang tanpa pendorong yang asli itu telah menjadi
memiliki pengalaman politik selain lemah, demikian pula sistem Islam yang
organisasi kesukuan dan menetapkan liberal dan progresif itu tiba-tiba berubah
norma-norma hukum yang lebih maju dan menjadi endapan dalam berbagai bentuk
manusiawi daripada yang didambakan ortodoksi Islam. hal tersebut ditandai
dunia kala itu. Kemudian beliau dengan munculnya era modernitas, sejak
melakukan hubungan-hubungan kemunculannya yang ditandai dengan
internasional dalam damai maupun dalam renaissance sekitar abad 17, disamping
perang, dan akhirnya menyelesaikan memiliki dampak positif yang hebat, juga
karya itu setelah mematangkan suatu mendatangkan efek negatif yang tidak
bentuk sistem keadilan sosial yang kalah dahsyatnya. Sisi positifnya telah
dilandasi oleh kebebasan, persaudaraan banyak diakui dan kita nikmati seperti
dan kesamaan, yang melembaga bukan meningkat pesatnya sains dan teknologi,
hanya dalam bentuk aturan moral semakin menyempitnya dunia dalam
melainkan juga dalam tatanan keadilan cakupan komunikasi yang semakin
ekonomi yang pasti. tunggal, sistem informasi yang makin
Kemajuan dan penyebaran Islam mengalami percepatan yang kian melangit
yang cepat dan meluas serta dan tentunya berubahnya dunia ke dalam
keberhasilannya dalam memegang estafet satu sistem tunggal satelit, yang
kepemimpinan dunia dalam bidang meniscayakan adanya dunia maya (cyber
peradaban dan kebudayaan kait-berkait space) melalui internet.2 Awalnya banyak
dengan kepastian pandangannya yang orang terpukau dengan modernitas,
sehat dan juga penampilannya dalam mereka menyangka bahwa dengan
sistem yang bercorak progresif. Islam modernisasi itu akan membawa
tersebar dengan cepat karena ia kesejahteraan. Tetapi berbeda dengan
menampilkan ajaran tentang persamaan kenyataan bahwa modernisasi yang serba
hak dalam bidang hukum dan keadilan gemerlap memukau itu ada gejala yang
sosial kepada sebagian besar umat dinamakan the agony modernisation, yaitu

77
El-Afkar Vol. 8 Nomor 1, Januari-Juni 2019

adzab sengsara yang disebabkan keinginan dari spiritual dan menjadikan ia


modernisasi.3 membenci dirinya sendiri”.5
Dalam menikmati itu semua, Dengan kata lain, disadari atau tidak
manusia lupa dengan jati diri yang bahwa sekarang ini dunia mengalami
sebenarnya, secara tidak sadar justru masalah yang sangat memprihatinkan
diperbudak oleh modernitas-sains yang berupa mewabahnya penyakit mental
semakin melingkupi dan memenjarakan atau yang disebut krisis spiritual sebagai
jiwanya. Manusia modern menjadikan penyakit eksistensi (exixtential illnes). Bagi
kerja dan materi sebagai aktualisasi manusia modern problem spiritualitas
kehidupannya. Ia akan berusaha merupakan hal yang tidak mudah
mendapatkan apa yang diinginkannya dipecahkan begitu saja. Perbedaan antara
demi terpenuhi hasrat “memiliki” dengan ruh dan jasad dalam pandangan manusia
cara apapun. Peradaban manusia modern modern hanya ada dalam logika saja,
semakin terlihat ingin menguasai, tidak dalam realitas, karena ia adalah
mendominasi dan mengeksploitasi. Maka sebuah unit dari psikosomotik.6 Penyakit
gejala-gejala yang dapat kita saksikan dari spiritual ini terjadi sebagai akibat dari
modernisasi ini seperti meningkatnya eksistensi diri yang mengalami alienasi
angka kriminalitas disertai dengan tindak (keterasingan) diri, baik dengan dirinya
kekerasan, begal, penyalahgunaan obat sendiri, dengan lingkungan sosial,
terlarang (narkoba), pemerkosaan, maupun keterasingan dengan Tuhan Yang
korupsi, prostitusi, bunuh diri, gangguan Maha Pencipta. Kondisi seperti itu
jiwa, kenakalan remaja dan lain diakibatkan karena manusia modern
sebagainya. Dikemukakan para ahli, punya kehendak untuk memutuskan
bahwa gejala psikososial diatas begitu saja komunikasinya dengan
disebabkan karena semakin modern suatu Tuhannya dan bahkan dengan sengaja
masyarakat semakin bertambah intensitas melakukan pemberontakan dan
dan eksistensinya dari berbagai pembangkangan terhadap Tuhan.
disorganisasi dan disintegrasi sosial Manusia sudah terlalu banyak melanggar
masyarakat.4 Sementara itu, menurut rambu-rambu Tuhan.7
Erich Fromm bahwa: “Manusia modern Di tengah-tengah kegalauan
akan semakin cemas, gelisah, dalam hubungan manusia modern terhadap dirinya sendiri
dengan dirinya disebabkan atas tekanan globalisasi, demikian juga
ketidakmampuannya untuk mencukupi Islam sebagai suatu peradaban juga

78
Ali Ridho dkk
PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA SEBAGAI PONDASI MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DI ERA MODERN

mendapatkan dampaknya dengan disebutnya dengan istilah Khalifat-e-khass.


semakin tidak berdaya di tengah-tengah Peristiwa-peristiwa tersebut apabila
dominasi peradaban Barat dan globalisasi ditelusuri akar permasahannya akan
itu sendiri. Puncaknya adalah keruntuhan berhilir kepada perilaku intoleransi kala
peradaban Islam karena konflik yang itu. Kemudian, apakah yang dimaksud
diakibatkan oleh sikap intoleransi hingga dengan intoleransi? Dan bagaimana
meledak dan memicu peperangan besar toleransi dalam beragama mampu
serta ia sebenarnya secara perlahan telah dijadikan modal utama dalam dalam
memakan bermacam-macam aspek menyokong tegak dan majunya suatu
budaya hidup Muslim. Intoleransi juga peradaban, khususnya perabadan Islam.
mampu untuk menimbulkan konflik yang Tulisan ini selanjutnya akan membahas
pada akhirnya mengakibatkan jatuhnya hal tersebut.
ribuan korban jiwa dan kerugian harta
benda. Intoleransi adalah sebuah parasit di A. Makna Toleransi dan Intoleransi
dalam tubuh Islam, yang menjangkiti Istilah toleransi berasal dari kata
tubuh Islam dari masa ke masa. Lawan “toleran” (Inggris: tolerance; Arab: tasamuh)
daripada intoleransi adalah toleransi. Islam yang berarti ambang batas ukur untuk
yang mengalami perkembangan pesat dan penambahan atau pengurangan yang
dramatis pada abad 7 dan kemudian masih diperbolehkan. Secara etimologi,
mengalami keruntuhan yang tidak toleransi adalah kesabaran, ketahanan
terelakkan. Menurut para ilmuwan emosional, dan kelapangan dada.
Muslim yang konservatif, keruntuhan itu Sedangkan menurut istilah, toleransi
di awali dengan terbunuhnya khalifah Ali berarti bersifat atau bersikap menenggang
bin Abi Thalib pada tahun 660, seuasi (menghargai, membiarkan, membolehkan)
masa pemerintahan keempat khalifah pendirian (pendapat pandangan,
ideal. Para ilmuwan konservatif yang kepercayaan, kebiasaan dsb.) yang
lebih ortodoks bahkan berpendapat berbeda dan atau yang bertentangan
bahwa keruntuhan itu sudah di mulai dengan pendiriannya.8
sebelum pembunuhan Ali terjadi. Shah Sedangkan secara terminologis,
Waliullah, misalnya, mengatakan bahwa dalam konteks universal menurut
keruntuhan itu sudah terjadi setelah masa pemahaman penulis adalah suatu prinsip
pemerintahan pertama dan kedua, yang keindahan dan kebijksanaan dalam jiwa

79
El-Afkar Vol. 8 Nomor 1, Januari-Juni 2019

manusia, yang kemudian diwujudkan merangkai keragaman dan perbedaan itu


dalam bentuk kasih-sayang sebagaimana untuk tujuan sosial yang lebih tinggi,
sifat Rahman-Rahim Allah Swt. kepada yaitu kebersamaan dalam membangun
seluruh makhluk ciptaan-Nya, tanpa peradaban. Dalam bahasa sederhana
terkecuali. Dimulai dari umat yang diartikan oleh Nurcholish Madjid,
beriman maupun yang mengingkari akan “pertalian sejati keberagaman dalam
ke-Esaan-Nya hingga makhluk melata ikatan-ikatan peradaban”. Kedua, toleransi
yang berada dalam kedalaman samudera dengan pengertian yang pertama, berarti
terdalam. Kemudian di-intergral kan mengandaikan penerimaan aktif terhadap
kembali kepada bentuk lebih sederhana, golongan lain. Hal ini mampu dilihat
berusaha mengerti sekaligus memahami dalam sejarah Islam Andalusia (Spanyol)
perbeda-perbedaan yang ditemukan di yang menjadi miniature paling ekspresif.
dalam tatanan kehidupan manusia, Ketiga, toleransi sungguh berbeda dengan
dimulai dari perbedaan pandangan relativisme. Pengenalan yang mendalam
politik, ide-pemikiran, argumentasi, atas yang lain akan membawa
hingga ikhtilaf dalam permasalahan konsekuensi mengakui sepenuhnya nilai-
mazhab agama sebagai suatu bentuk nilai dari kelompok yang lain. Toleransi
keputusan akhir dan mutlak dari pembuat aktif menolak paham relativisme,
kebijakan hakiki yaitu Allah Swt. (Tuhan misalnya pernyataan yang sering
bagi Makhluk semesta), tanpa disertai dikumandangkan, “bahwa semua agama
dengan perasaan hasad-dengki dalam itu sama saja”. Justru komitmen bersama
pikiran, hati, dan jiwa. membangun toleransi aktif, untuk
Di era modern, telah berkembang membangun peradaban.9
tiga bentuk toleransi , yang kemudian Dari ketiga jenis pengertian toleransi
menjadi dasar analisis dalam teologi diatas, secara teologis berarti bahwa
maupun sejarah Islam. Ketiga pengertian manusia harus menangani perbedaan-
itu adalah: perbedaan mereka dengan cara terbaik
Pertama, adalah keterlibatan aktif (fastabiqul khairat), dalam artian berlomba-
dalam membangun peradaban bersama. lomba dalam kebaikan, sambil menaruh
Dalam pengertian ini, seperti tergambar penilaian akhir mengenai kebenaran
dalam sejarah Islam, toleransi lebih dari kepada Tuhan. Karena tidak ada satu cara
sekedar mengakui pluralitas keragaman pun yang bisa dipergunakan secara
dan perbedaan, tetapi aktif dalam

80
Ali Ridho dkk
PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA SEBAGAI PONDASI MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DI ERA MODERN

objektif untuk mencapai kesepakatan Menurut Hendry Ar, sikap


mengenai kebenaran yang mutlak. intoleransi dalam agama muncul manakala
Sedangkan Intoleransi diartikan terjadi keterpurukan sosial, tingginya
sebagai suatu sikap ketidaksabaran, angka kriminalitas, banyaknya terjadi
emosional, serta sempitnya dada yang patologi sosial, kemiskinan, frustrasi
dimiliki oleh seseorang. Sementara itu, sosial, frustrasi terhadap sistem politik,
Imam Tholkhah mendefinsikan intoleransi ekonomi dan hukum dan kehendak
sebagai sikap-sikap yang tidak menaikkan posisi tawar (bergaining
menghargai pendirian pihak lain yang position) vis a vis dengan kekuasaan.11
berbeda. Sikap intoleransi dapat
mengarah pada perilaku kekerasan baik B. Makna Peradaban
fisik maupun non-fisik yang tidak Secara etimologis, kata peradaban
mengenal belas kasihan, seperti dalam bahasa Arab adalah al-hadarah/al-
melakukan pelecehan, diskriminasi, tamaddun, lawan dari al-badawah (hidup
intimidasi, pengrusakan, penyerangan, mengembara). Al-hadarah atau al-tamaddun
pengusiran, dan pembunuhan. Sikap- itu memiliki arti al-iqamah fî al-hadar/fî al-
sikap intoleransi ini secara teoritik dapat madinah (menetap/tinggal di kota).12
menjadi salah satu faktor yang melahirkan Sementara itu pendapat lain mengatakan,
konflik keagamaan. Konflik keagamaan bahwa peradaban berasal dari adab yang
adalah tindak kekerasan fisik atau non- berarti: kesopanan, kehalusan, dan
fisik yang melibatkan dua kelompok kebaikan budi pekerti , akhlak. Beradab
penganut keagamaan yang berbeda, berarti: sopan, baik budi bahasanya atau
dengan menggunakan simbol-simbol telah maju tingkat kehidupan lahir dan
keagamaan. Simbol-simbol keagamaan ini batinnya. Sehingga peradabadan diartikan
dapat bersifat fisik seperti tempat ibadah, sebagai suatu bentuk kemajuan
kitab suci, pakaian khas kelompok agama, kebudayaan baik secara lahir maupun
atau identitas kelompok agama lain. batin, yang meenyangkut kehalusan budi
Simbol-simbol keagamaan yang non-fisik dan bahasa serta budaya suatu bangsa
seperti pernyataan-pernyataan penganut atau negara.13
agama, lagu-lagu atau yel-yel yang khas Dalam bahasa Indonesia, kata
bermakna agama.10 peradaban seringkali diberi arti yang sama
dengan kebudayaan. Akan tetapi dalam

81
El-Afkar Vol. 8 Nomor 1, Januari-Juni 2019

bahasa Inggris terdapat perbedaan C. Toleransi Beragama Dalam Sejarah


pengertian antara kedua istilah tersebut, Islam
yakni istilah civilization untuk peradaban Dalam sejarah peradaban Islam,
dan culture untuk kebudayaan. Antara mampu dijumpai rekam jejak yang
dua istilah tersebut memang berbeda menjelaskan bahwa toleransi beragama
dalam pemaknaan dan penerjemahannya. terhadap para pemeluk agama lain, baik
Istilah cultur dalam bahasa Jerman, Yahudi, Kristen, Majusi, Hindu, Budha
diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan lain-lain dipraktekkan dengan baik
dengan civitization, karena kata cultur dan nyata. Dengan demikian, hal ini
dalam bahasa Jerman itu bersifat lebih menunjukkan bahwa mereka telah berlaku
inklusif daripada culture dalam bahasa adil terhadap agama, umat, dan
nggris.14 peradaban Islam. di dalam al-Qur‟an telah
Sementara itu A.A.A. Fyzee, diletakkan dasar-dasar interaksi dengan
mengartikan peradaban sebagai suatu non-muslim yang berdamai, tidak
hubungan dengan kewarganegaraan, memerangi, dan tidak mengusir umat
sebab kata itu diambil dari kata civies Islam dari negeri mereka. Hal ini
(Latin) atau civil (Inggris) yang berarti termaktub dalam firman-Nya:
menjadi seorang warga negara yang Artinya: “Allah tidak melarang kamu
untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
berkemajuan. Dalam hal ini peradaban
orang-orang yang tidak memerangimu karena
dapat diartikan menjadi dua cara: pertama, agama serta tidak mengusir kamu dari
suatu tatatan masyarakat yang hidupnya negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-
dilandasi dengan nilai-nilai keberadaban,
Mumtahanah: 8)
dibuktikan dengan perilaku yang tinggi Sebagaimana yang diketahui,
budi dan bahasa konteks tinggi. Kedua, ayat di atas sesungguhnya diturunkan
masyarakat yang telah mampu berkaitan dengan kaum musyrikin
menciptakan, memanfaatkan, dan Quraisy dan bangsa Arab lainnya. ayat
mengevaluasi suatu bentuk ilmu terapan, tersebut mennyuruh agar umat Islam
berupa politik, ekonomi, sosial, seni, berlaku baik dan adil terhadap mereka.
budaya, hingga tehnologi sederhana Adil disini mempunyai arti,
dalam menunjang keberlangsungan memperlakukan mereka (kaum
kehidupan di masa yang lalu dan masa musyrikin) dengan cara yang ihsan dan
mendatang. memberikan hak-hak mereka. Sedangkan

82
Ali Ridho dkk
PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA SEBAGAI PONDASI MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DI ERA MODERN

berbuat baik, dpat ditafsirkan dengan Artinya: “Dan janganlah kamu


berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan
menyedikitkan hak kaum Muslimin
cara yang paling baik, kecuali dengan orang-
(mengurangi) dan memberikan hak yang orang zhalim di antara mereka. Dan
lebih kepada mereka. Kemudian golongan katakanlah, kami telah beriman kepada (kitab-
kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang
Ahli Kitab, mereka mendapatkan
diturunkan kepadamu, Tuhan kami dan
perlakuan khusus (istimewa). Islam Tuhanmu adalah satu. Dan hanya kepada-
membolehkan memakan makanan mereka Nyalah kami berserah diri.” (QS. An-
Ankabut: 46)
dan menjadikan perempuannya sebagai
Di dalam peristiwa yang lain,
istri. Fenomena ini menjadi hulu bagi
Rasulullah Saw., beliau didatangi oleh
toleransi, yaitu ketika istri seorang muslim
Asma binti Abu Bakar yang bercerita
adalah seorang perempun non-muslimah
bahwasannya Asma telah didatangi
yang bisa menjadi pasangannya serta
ibunya yang non-muslim yang meminta
kelak melahirkan generasi bagi
Asma‟ untuk berbuat baik kepadanya.
keluarganya.
Kemudian Rasulullah Saw., memberikan
Toleransi dalam peristiwa diatas,
wasiat kepadanya: “berbuat baiklah
kemudian dikuatkan kembali oleh al-
kepadanya.”15 Sementara itu Abu Ishaq di
Qur‟an, yaitu bahwa keniscayaan suatu
dalam shirahnya menerangkan, “ketika
perbedaan agama merupakan kehendak
rombongan kaum Nasrani Bani Najran
absolute dari Dzat yang Maha Pencipta,
datang kepada Rasulullah Saw., di
yang sesungguhnya menyimpan rahasia
Madinah, mereka menemui beliau di
yang penuh keindahan dan kebijaksanaan.
dalam masjid selepas ashar. Mereka
Firman-Nya:
masuk ke dalam masjid dan shalat di
Artinya: “Dan jika Tuhanmu
menghendaki, semua orang yang ada di muka dalamnya. Para sahabat dan kaum
bumi pasti telah beriman. Apakah kamu mukminin kala itu hendak mencegahnya,
hendak memaksa manusia agar mereka namun Nabi Saw., berkata: “Biarkan
menjadi orang-orang yang beriman
semuanya?.” (QS. Yunus: 99) mereka.” Lalu, mereka melaksanakan
Juga di dalam al-Qur‟an terdapat shalat dengan mengahdap ke arab timur.”
pengajaran tentang kearifan ketika Kemudian, pada masa Rasulullah
melakukan jidal (perdebatan) dengan Ahli Saw., juga dikenal sebagai tonggak
Kitab. Sebagaimana difirmankan oleh pertama dalam sejarah kehidupan
Allah Swt.: manusia mengenal toleransi. Yaitu
Rasulullah Saw., menjadi inisiator dalam

83
El-Afkar Vol. 8 Nomor 1, Januari-Juni 2019

perjanjian damai dengan penduduk non khalifah Umawi di Andalusia (Spanyol),


mulsim di Madinah. Dalam perjanjian itu mislanya, juga dengan konsisten
ditetapkan dan diakui hak kemerdekaan menjalankan politik kemajemukan yang
tiap-tiap golongan untuk memeluk dan mengesankan.17 Max Dimont,
menjalankan agamanya. Dengan menggambarkan ketika Islam
perjanjian itu, Kota Madinah menjadi menyebrang ke Spanyol, telah mengakhiri
Madinah al-Haram dalam arti yang kezhaliman keagmaan Kristen.18
sebenarnya. Setiap penduduk Kedatangan Islam ke Spanyol telah
bertanggung jawab dan memikul mengakhiri Kristenisasi paksa oleh
kewajiban bersama untuk penguasa sebelumnya. Kemudian
menyelenggarakan keamanan, pemerintah Islam selama 500 tahun
ketenangan, kenyamanan dan membela menciptakan Spanyol untuk tiga agama
serta mempertahankan negeri terhadap dan “satu tempat tidur”: orang-orang
ancaman dan serangan musuh dari Islam, Kristen dan Yahudi hidup rukun
manapun juga datangnya. Perjanjian ini dan bersama-sama menyertai peradaban
kemudian dikenal dengan Piagama yang gemilang. Kerukunan agama itu
Madinah.16 dan sekaligus merupakan tidak harus mengakibatkan penyatuan
peristiwa sejarah dalam dunia politik dan agama. Sebagian besar rakyat Spanyol
peradaban dunia Islam. Sementara kaum tetap beragama Kristen. Tapi kerukunan
Muslimin dapat menjalankan syari‟at itu menghasilkan percampuran darah
agamanya dengan tenang, tanpa adanya lebih daripada percampuran agama. Dan
gangguan, kemudian berangsur-angsur para Khalifah Umawi di Andalusia itu
turun perintah guna membayar zakat, dalam “politik agama dan dunia” atau
berpuasa, hukum yang terkait dengan bahasa arabnya adalah siyasat al-dunya wa
pelanggaran-pelanggaran, jinayat atau al-din dipuji oleh Ibn Taymiyah sebagai
pidana, sehingga dari hari ke hari penganut madzhab Ahl al-Madinah,
pengaruh Islam semakin dirasakan di kota madzhab yang paling absah. Gambaran
ini. oleh Dimont yang lebih lengkap tentang
Apa yang telah diteladankan oleh Spanyol Islam yang menakjubkan itu
Nabi Muhammad Saw. Dalam Sunnah adalah sebagai berikut:
beliau yang kemudian diteruskan oleh “Penaklukan Spanyol oleh bangsa Arab
pada tahun 711 telah mengakhiri pemindahan
„Umar bin Khaththab itu juga
agama kaum Yahudi ke Kristen secara paksa
dipertahankan oleh para Khalifah. Para

84
Ali Ridho dkk
PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA SEBAGAI PONDASI MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DI ERA MODERN

yang telah dimulai oleh Raja Recared pada dan disepakati oleh masyarakat
abad keenam. Di bawah kekuasaan kaum
beragama.19
Muslim selama 500 tahun setelah itu, muncul
Spanyol untuk tiga agama dan “satu tempat Di dalam tradisi Islam telah
tidur”. Kaum Muslim, kaum Kristen dan dikembangkan sebuah konsep ahlul kitab
kaum Yahudi secara bersama menyertai satu
(ahl al-kitab) yang memberikan petunjuk
peradaban yang cemerlang, suatu
percampuran yang mempengaruhi “garis bahwa Islam tidak serta merta
darah” justru lebih banyak daripada mengelompokkan non-Muslim sebagai
mempengaruhi afiliasi keagamaan”. (Max
orang-orang kafir. Dalam al-Qur‟an
Dimont, 1973: 213)
Menarik untuk dijabarkan secara disebutkan bahwa orang-orang Yahudi

lebih eksplisit pengertian “Kebebasan dan Kristiani jelas dikategorikan sebagai

Beragama” yang dipotret dari bumi ahlul kitab, yang mempunyai kedudukan

Spanyol sebagai bumi tiga agama yang setara di hadapan Tuhan dengan orang

berbeda tetapi satu dalam peradaban. Muslim. Memang diantara titik ajaran

Kebebasan beragama adalah kebebasan Islam yang khas adalah konsep tentang

seseorang untuk memilih dan para pengikut kitab suci atau ahl al-kitab,

mengungkapkan keyakinan agama tanpa suatu konsep yang memberi pengakuan

ditekan atau disikreditkan atas pilhat kepada penganut agama lain yang

tersebut. hak untuk beragama dan memiliki kitab suci. Bukan dengan

berkeyakinan merupakan problem genting maksud memandang bahwa agama

dalam agama-agama dan kepercayaan. adalah sama, mustahil. Sebab, dalam

Masalah ini terus menimbulkan angin realitas berbeda dalam banyak hal yang

perdebatan di meja para pemikir Islam prinbadi (syariat dan akidah), tetapi

tentang hak seorang boleh beragama mampu memberi pengakuan hak masing-

ataupun tidak beragama, dan lebih masing untuk melakukan eksistensi

penting lagi adalah ketika seseorang berupa kebebasan menjalan agama

menerima sebuah keyakinan mengenai masing-masing dan membangun

agama tertentu, maka apakah dia juga peradaban.20

bebas memilih mazhab tertentu dalam Konsep tentang ahl al-kitab telah

agama tersebut. atau sebaliknya, dia bebas menimbulkan dampak dalam

untuk tidak terikat sama sekali dengan pengembangan budaya dan peradaban

mazhab apa pun yang dianggap benar Islam yang gemilang, sebagai
kosmopolitanisme yang berdasarkan

85
El-Afkar Vol. 8 Nomor 1, Januari-Juni 2019

tatanan masyarakat yang terbuka dan hingga negeri akhirat. Islam


toleran. Kemudian hal ini dicatat dengan mengungkapkan ini dengan dasar yang
penuh apresiasi di kalangan para ahli termaktub dalam al-Qur‟an, “Tidak ada
berkenaan dengan, misalnya, peristiwa paksaan dalam agama, sesungguhnya telah
pembebasan fath (Spanyol) oleh tentara jelas yang benar dari yang salah” (QS. Al-
Muslim yang dipimpin oleh Jenderal al- Baqarah: 256) Jika menelusuri asbab al-
Thariq ibn Ziyad, yang kemudian nuzul ayat ini, ketika itu diturunkan
namanya diabadikan menjadi nama kepada penduduk Anshar di Madinah.
sebuah bukit di pantai Laut Tengah, Jabar Banyak dijumpai penduduk Anshar
al-Thariq (inggris: Gibraltar) pada tahun memiliki anak, baik laki-laki maupun
711 M. perempuan, dan mereka telah menjadikan
Kemudian, istilah ahl al-kitab ini oleh anak-anak mereka penganut agama
Muhammad Rasyid Ridha (w. 1935) yang Yahudi atau Nasrani, dua agama yang
merupakan tokoh pembaharuan di negara telah mendahului Islam. Ketika Allah
Mesir, dijabarkan lebih luas hingga menyampaikan risalah Islam kepada Nabi
mencakup umat agama-agama lain yang Muhammad Saw., dan umatnya,
memiliki kitab suci, seperti Zoroaster penduduk Anshar ini mempunyai
(Majusi), Hindu, Buddha, Konghucu, dan keinginan guna memaksakan anak-anak
Shinto. Kebolehan umat Islam memakan mereka yang telah beragama Yahudi dan
sembelihan ahl al-kitab dan menikahi Nasrani, untuk memeluk agama Islam.
perempuan mereka (QS. An-Nisa‟: 5), Sebagai jawaban dan penjelasan atas
seperti yang terjadi dalam sejarah Islam keinginan mereka untuk mengonversi
masa lalu, mengisyaratkan bahwa secara anak-anak kepada Islam, kemudian
umum pergaulan akrab Muslim dengan turunlah ayat ini.
non Muslim telah berlangsung secara Ayat tersebut, sudah sepatutnya
baik, dan penuh toleransi, walaupun menjadi perhatian dalam pelaksanaan
banyak hal yang harus dikembangkan dakwah dapat mempertimbangkan aspek
lebih kanut, jika dilihat dari kacamata ide- toleransi dan kasih sayang yang telah
ide toleransi keagamaan modern. ditetapkan oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya.
Di dalam al-Qur‟an, persoalan hak Tidak diperkenankan adanya paksaan,
beragama merupakan choice manusia karena sesungguhnya antara kebaikan dan
paling hakiki dan menjadi suatu bentuk keburukan masing-masing telah terang.
legitimasi pertanggungjawaban di dunia Memaksakan kehendak untuk beragama

86
Ali Ridho dkk
PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA SEBAGAI PONDASI MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DI ERA MODERN

bukanlah hak manusia. Sebab sejalan dengan fitrah manusia yang


permasalahan iman seseorang harus betul- menginginkan kebebasan. Tuhan yang
betul berangkat dari kesadaran hati, jiwa menciptakan fitrah manusia di atas fitrah-
dan akal sehat, tanpa ada tendesi dan Nya, tentu memahami bahwa manusia
campur tangan apalagi pemaksaan dari tidak akan berdaya apabila dipaksa untuk
siapa pun. Memaksa manusia untuk menerima ajaran-Nya. Metode penetapan
beriman, selain berlawanan dengan hukum Tuhan yang secara bertahap
kebebasan manusia, juga bertentangan dijelaskan al-Qur‟an adalah bukti
dengan kehendak dan Iradah-Nya. Tuhan keMahaadilan Tuhan dalam menerapkan
tidak menetapkan paksaan untuk kebebasan. Metode ini sekaligus
memeluk Islam, melainkan merupakan pendidikan bagi manusia
menyerahkannya kepada kebebasan dalam upaya mengarungi proses
memilih. Sebagaimana disinggung di demokrasi dalam masyarakat. Tuhan
dalam sebuah ayat: “Dan jikalau Tuhanmu mengetahui bahwa masalah pilihan
menghendaki, tentulah beriman semua orang beragama adalah problem nurani manusia
di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu yang konjungsinya berhadapan dengan
(hendak) memaksa manusia supaya mereka fenomena empirisme kehidupan manusia
menjadi orang-orang yang beriman sendiri.
semuanya?” (QS. Yunus: 99) Penjelasan mengenai peristiwa-
Sebagai ajaran yang kosmopolit, peristiwa toleransi dalam beragama dalam
Islam tidak mempunyai watak natif. (Abu sejarah Islam masa lalu, hendaknya
Yasid, 2004: 37) Maknanya adalah Islam mampu menjadi suplemen bagi perilaku
tidak pernah melarang umatnya untuk kearifan yang merupakan representasi dari
berhubungan dengan komunitas lainnya. nilai-nilai agama Islam, bahwa Islam tidak
Islam juga tidak pernah mengajarkan memaksa manusia untuk masuk ke dalam
kepada umatnya untuk memaksa orang agama Islam. Islam memperlakukan
lain agar memeluk Islam. Islam justru saudara-saudara non-muslim dengan
mengutuk tindakan pemaksaan dalam kebaikan dan kasih sayang. Hingga yang
bentuk apapun, termasuk pemaksaan paling mengesankan selama ratusan tahun
dalam menganut suatu agama atau Islam mampu membangun, memajukan
kepercayaan tertentu. Kebebasan dan mempertahankan, sekaligus menjadi
beragama yang dipetakan al-Qur‟an Imam kegemilangan peradabannya

87
El-Afkar Vol. 8 Nomor 1, Januari-Juni 2019

dengan diiringi oleh Ahlul Kitab dalam benda dan kekayaan mereka ditinggalkan
perputaran roda sejarah. di Mekah. Yang mereka bawa hanyalah
harapan (baca: khauf) dan keyakinan (baca:
D. Toleransi Beragama dan Peradaban keimanan). Oleh karena itu, Rasulullah
Islam mempersaudarakan kaum Muhajirin dan
Dalam konteks toleransi, jika kaum Anshar yang dengan ikhlas bersedia
bercermin pada formula Rasulullah Saw,. menolong mereka. Abu Bakar
dalam membangun peradaban Islam di dipersaudarakan dengan Haritsah ibn
masa lampau, setidaknya penulis Zaid, Ja‟far ibn Abi Thalib dengan Mu‟adz
simpulkan terdapat 3 (baca: tiga) pilar bin Jabal, Umar ibn Khathab dengan
yang mampu dipetik guna diaplikasikan „Itbah ibn Malik dan lain-lain.
di era modern saat ini, diantaranya Demikianlah keluarga-keluarga Muhajirin
adalah: al-ikha, al-„adalah, dan al-ghafar. dan Nashar dipertalikan dengan ikatan
1. Al-ikha (persaudaraan) persaudaraan yang berlandaskan agama,
Persaudaraan merupakan salah satu Islam, Iman hingga Ihsan, dengan
pilar terpenting dalam masyarakat Islam demikian menghapus persaudaraan yang
yang diletakkan oleh Rasulullah. berdasarkan pada kesukuan. Pada
Berbilang ayat dalam al-Qur‟an dan mulanya, hukum persaudaraan itu sama
sejumlah hadits Nabi Saw., yang dengan persaudaraan senasab, termasuk
mengajarkan bahwa persaudaraan hakiki di antaranya mengenai harta pusaka. Bagi
adalah persaudaraan seiman dan orang-orang yang masuk Islam dalam
seagama. Bang Arab yang sebelumnya keadaan miskin disediakan tempat tinggal
dalam ritus kehidupan sehari-harinya di Shuffah masjid, sehingga kemudian
saling membusung identitas kesukuan, dikenal dengan ashhab al-shuffah.
setelah mereka memilih Islam diganti Keperluan hidup mereka ditanggung
dengan identitas baru yakni Islam. bersama oleh kaum Anshar dan Muhajirin
Demikian pula loyalitas kabilah atau suku yang sudah berkecukupan.
telah dibarter dengan ta‟zhim kepada Di dalam sebuah hadits Rasulullah
Islam. Atas dasar inilah kemudian Saw., bersabda:
Rasulullah mempersaudarakan kaum Artinya: “Dari Anas r.a, dari Nabi
Muhajirin dan kaum Anshar. Banyak Saw., bersabda: Tidak beriman salah seorang
kamu sehingga ia mencintai saudaranya
kaum Muhajirin yang datang ke Madinah
sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”
dalam keadaan miskin, karena harta (HR. Bukhari) (Al-Bukhari, 2006: 11;

88
Ali Ridho dkk
PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA SEBAGAI PONDASI MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DI ERA MODERN

Muslim, 71 dan 72; Turmudzi, 59; al- (kebenaran), sikapnya lurus, selalu
Nasa‟i, 19; Ibn Majah, 9; al-Dailami, 5; menggunakan ukuran yang sama, bukan
Ahmad ibn Hanbal, 89)
ukuran ganda. Persamaan itulah yang
Agama Islam sangat menjunjung
menjadikan seorang yang adil tidak
tinggi nilai persaudaraan, kasih sayang
berpihak kepada salah seorang yang
dan saling mencintai sesama manusia,
berselisih. Ia menempatkan sesuatu pada
terlebih khusus terhadap sesama Muslim.
tempat yang semestinya (benar). 22
Sedemikian penting dan tingginya
Dalam pandangan Islam,
perhatian Islam tentang menjalin
keadilan termasuk salah satu sendi pokok
persaudaraan dan cinta kasih sayang,
kehidupan yang harus ditegakkan untuk
sehingga persoalan ini dikaitkan dengan
terwujudnya masyarakat (negara) yang
kesempurnaan iman.
aman dan sejahtera. Oleh sebab itulah al-
2. Al-adalah (keadilan)
Qur‟an dan hadis Nabi SAW, banyak
Di dalam suatu hadits, Rasulullah
menyuruh manusia agar berbuat adil,
Saw., bersabda:
menegakkan keadilan atau menjadi orang
Artinya: “Dari Abd Allah bin Umar,
Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya yang adil di dalam segala aspek

orang-orang yang adil di sisi Allah disediakan kehidupan, misalnya dalam urusan

bagi mereka mimbar-mimbar dari cahaya di pengadilan atau penetapan hukum,

sisi kanan (Allah) Yang Maha Pemurah, perdagangan (ekonomi), keluarga,

Maha Agung lagi Maha Tinggi dan kedua kepemimpinan, pendidikan dan lain

tangan-Nya adalah kanan-. Mereka adalah sebagainya.


orang yang adil dalam menetapkan hukum, Ringkasnya, adil yang diinginkan
adil terhadap keluarga dan adil dalam dalam Islam meliputi banyak aspek.
kekuasaan. (An-Nawawi, 451) Pertama, Adil terhadap Allah SWT, yaitu

Adil secara bahasa berasal dari kata dengan tidak berbuat syirik dalam
“ al-„adl “ (bahasa Arab), terambil dari beribadah kepada-Nya, mengimani nama-
akar kata „adala (‫ )عدل‬yang mengandung nama-Nya dan sifat-sifat-Nya, men-
beberapa makna, yaitu: pertengahan (al- taatiNya dan tidak bermaksiat
i‟tidal); lurus (al-istiqamah), dan; condong kepadaNya, senantiasa ber-dzikir dan
kepada kebenaran.21 Dari arti bahasa ini, tidak melupakanNya serta mensyukuri
maka orang yang adil ialah orang yang nikmat-nikmatNya dan tidak
konsisten memegang koridor yang benar mengingkarinya. Kedua, adil terhadap

89
El-Afkar Vol. 8 Nomor 1, Januari-Juni 2019

sesama manusia, yaitu dengan kata yang terdiri dari huruf ‟ain, fa dan
memberikan hak-hak mereka dengan wauw. Maknanya, menurut M. Quraish
sempurna tanpa menzhaliminya, sesuai Shihab, berarti "menghapus dan
dengan apa yang menjadi haknya. Ketiga, membinasakan serta mencabut sesuatu"
Adil terhadap keluarga (anak dan istri), karena yang memaafkan menghapus
yaitu dengan tidak melebihkan dan bekas-bekas luka di hatinya. Bukanlah
mengutamakan salah seorang di antara memaafkan namanya, apabila masih ada
mereka atas yang lainnya atau kepada tersisa bekas luka itu didalam hati, bila
sebagian atas sebagian yang lainnya. masih ada dendam yang membara. Boleh
Keempat, adil dalam perkataan, yaitu jadi, ketika itu apa yang dilakukan masih
dengan berkata baik dan jujur tidak dalam tahap "masih menahan amarah".
berdusta, berkata kasar, bersumpah palsu, Usahakanlah untuk menghilangkan noda-
mengghibah saudara seiman dan lain- noda itu, sebab dengan begitu kita baru
lain. Kelima, adil dalam menetapkan bisa dikatakan telah memaafkan orang
hukum dan memutuskan perselisihan lain.23 Dalam al-Qur‟an, perintah untuk
yang terjadi antara sesama manusia, yaitu memaafkan orang lain, diantarnya
dengan menjadikan al-Qur`an dan as- termaktub dalam surah Ali-‟Imran: 133-
Sunnah sebagai sumber hukum dan 134:
pemutus perkara tersebut. Artinya: ”Dan bersegeralah kamu
kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada
3. Al-ghafar (memaafkan) surga yang luasnya seluas langit dan bumi
yang disediakan untuk orang-orang yang
Saling memaafkan adalah satu di
bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang
antara ajaran Islam yang luhur dan mulia. menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang
Meminta maaf kepada orang lain jika maupun sempit, dan orang-orang yang
menahan amarahnya dan mema'afkan
berbuat kesalahan, menurut Islam adalah
(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-
perbuatan baik dan suatu keharusan. orang yang berbuat kebajikan.”
Akan tetapi memaafkan, atau memberi
Ketika menafsirkan ayat di atas,
maaf orang lain yang mempunyai
M.Quraish Shihab dalam tafsirnya al-
kesalahan kepada kita adalah suatu
Misbah mengatakan, bahwa dalam
perbuatan mulia.
konteks menghadapi kesalahan orang lain
Dalam terminologi Islam, kata maaf
Allah swt menunjukkan tiga kelas
diistilahkan dengan al-‟afw ( ‫) العفو‬. Dalam
manusia atau jenjang sikapnya. Pertama,
bahasa Arab, kata ini terambil dari akar
yang mampu menahan amarah (al-

90
Ali Ridho dkk
PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA SEBAGAI PONDASI MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DI ERA MODERN

Kazhimin), yang bermakna penuh dan justru yang berbuat baik kepada yang
menutupnya dengan rapat, seperti wadah pernah melakukan kesalahan. Semua
yang penuh dengan air lalu ditutup rapat orang bisa bersabar apabila ia terpaksa
agar tidak tumpah. Ini mengisyaratkan bersabar karena tidak memiliki
bahwa perasaan tidak bersahabat masih kemampuan lain untuk membalas. Tetapi
memenuhi hati yang bersangkutan, yang lebih sempurna adalah apabila ia
pikirannya masih menuntut balas, tetapi mampu bersabar padahal ia mempunyai
ia tdak memperturutkan ajakan hati dan kekuatan untuk marah atau melakukan
pikiran itu, ia menahan amarah. Ia pembalasan. 24
menahan diri sehingga tidak mencetuskan Satu hal yang patut dicermati pada
kata-kata buruk atau perbuatan negatif. QS. al-Imran: 133-134 di atas ialah pada
Kedua, yaitu memaafkan yang berarti penekanan ”wal `afiina `aninnas (memberi
menghapus. Seseorang yang memaafkan maaf kepada sesama manusia)” bukan
orang lain adalah yang menghapus bekas "meminta maaf". Itu karena pada
luka hatinya akibat kesalahan yang kenyataannya, acapkali dijumpai orang
dilakukan orang lain terhadapnya. Kalau yang amat mudah meminta maaf kendati
dalam peringkat pertama di atas, yang itu tak lebih sekadar basa-basi. Sebaliknya
bersangkutan baru sampai pada tahap justru berat dan sulit untuk mau rela
menahan amarah, kendati bekas-bekas memberi maaf. Padahal memberi maaf
luka hati itu masih memenuhi hatinya, memiliki maksud-maksud yang suci, serta
maka pada tahap ini, yang bersangkutan berimplikasi psikologis sangat mendalam.
telah menghapus bekas-bekas luka hati Sifat pemaaf merupakan penjelmaan
itu. Kini seakan-akan tidak pernah terjadi lahiriah dari kehendak dan mawas diri
satu kesalahan atau suatu apapun. yang kuat, serta perpaduan antara
Namun, karena pada tahap ini, seakan- keteguhan hati dan kekuatan pikiran.
akan tidak pernah terjadi sesuatu, maka Orang yang senantiasa memberi maaf
boleh jadi juga tidak terjalin hubungan. akan merasakan ketenangan batin yang
Ketiga, untuk mencapai tingkat ini, Allah sedemikian indah. Itu terjadi lantaran
mengingatkan bahwa yang disukainya seluruh tekanan jiwa yang menyumbat
adalah orang-orang yang berbuat segenap pembuluh darah seakan-akan
kebajikan, yakni bukan yang sekadar terbuka. Darinya akan segera terasa,
menahan amarah atau memaafkan, tetapi bagaimana potensi rohaniah kita menjadi

91
El-Afkar Vol. 8 Nomor 1, Januari-Juni 2019

begitu bertenaga sehingga sanggup musuh-musuh untuk bertekuk lutut yang


membebaskan diri dari tirani hawa nafsu. akan memiliki pengaruh psi-kologis dan
Memaafkan kekurangan orang lain mengajarkan sifat rendah hati. Karena itu
memang bukan pekerjaan ringan. Apalagi adalah wajib bagi kita untuk bersikap
bagi mereka yang watak dan karakternya baik ketika orang lain melanggar, karena
telah dipasung sedemikian rupa oleh kebaikan merupakan kebajikan surgawi,
kebencian, kekerasan, dan dendam. Selain yang dengan itu alam semesta dan para
berpengaruh pada jiwa si pemberi maaf peng-huninya dapat hidup dalam
tadi, sifat pemaaf juga akan berpengaruh kedamaian dan keharmonisan.
kuat pada orang yang dimaafkan. Ketika seseorang berusaha untuk
Sampai-sampai mampu merubah pikiran menjadi Pemaaf berarti ia telah berusaha
serta perilakunya. Apalagi jika ia adalah untuk meniru sifat Allah ”Al-âfuwwu”
seorang musuh. Begitu banyak kasus (Yang Maha Memaafkan). Nabi
mengenai hubungan yang renggang dan Muhammad SAW adalah figur yang
bermusuhan menjadi baik karena sifat paling patut menjadi contoh sebagai
pemaaf, kebencian dan per-musuhan orang yang pemaaf. Lihatlah dalam
yang telah berakar sangat dalam berubah sejarah, bahwa setelah pembebasan
menjadi kedamaian dan ketaatan yang Makkah (Fathu Makkah), dihadapan
menghiasi diri dan pemikirannya. Ketika orang-orang yang selama ini gigih
Anda dirugikan orang lain, Anda memusuhinya, Rasu-lullah berkata :
memiliki kesempatan yang baik untuk "Wahai orang-orang Quraisy. Menurut
memaafkan dan menikmati perasaan pendapat kamu sekalian apa kira-kira
batin atas sifat yang mulia ini. Kita yang akan aku perbuat terhadapmu
diajarkan untuk memaafkan musuh- sekarang?” Jawab mereka: "Yang baik-
musuh kita. Melakukan tindakan balas baik saudara kami yang pemurah, sepupu
dendam terhadap lawan, akan kami yang pemurah." Mendengar
menempatkan diri pada tempat yang jawaban itu Nabi kemudian berkata:
sama dengan musuh, karena telah "Pergilah kamu semua, sekarang kamu
melakukan hal sama dengannya, bahkan sudah bebas." Begitu luhur jiwa Nabi,
telah menjadi pengikutnya. Tetapi Anda karena dengan ucapan itu kepada kaum
akan mendapatkan kemuliaan jika Anda Quraisy dan kepada seluruh penduduk
mau memaafkan kesalahannya. Makkah, beliau telah memberikan amnesty
Menghadirkan sifat pemaaf memaksa (ampunan) umum. Padahal saat itu nyata

92
Ali Ridho dkk
PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA SEBAGAI PONDASI MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DI ERA MODERN

mereka tergantung hanya di ujung manusia biasa susah sekali memberikan


bibirnya dan kepada wewenangnya atas kemaâfan?
ribuan bala tentara Muslim yang
bersenjata lengkap yang ada bersa-manya. E. Kesimpulan
Mereka dapat mengikis habis penduduk Toleransi dalam kehidupan
Makkah dalam sekejap hanya tinggal beragama merupakan mutiara warisan
menurut perintah dari Nabi. Dengan yang diberikan dari Rasulullah Saw.,
pengampunan dan pemberi maaf itu, jiwa kepada generasi selanjutnya hingga
Nabi telah melampaui kebesaran yang sampai saat ini. Toleransi dalam sejarah
dimilikinya, melampaui rasa dengki dan masa lalu terbukti mampu menjadi suatu
dendam di hati, menunjukkan bahwa kekuatan kokoh untuk membangun
beliau bukanlah manusia yang mengenal peradaban Islam yang gemilang,
permusuhan, atau yang akan dibuktikan dengan saling bahu-
membangkitkan permusuhan di kalangan membahunya tiga penganut keyakinan
umat manusia. Beliau bukan seorang akan Tuhan yaitu Islam, Yahudi dan
tiran, yang mau menunjukkan sebagai Kristen dalam melaksanakan roda
orang yang berkuasa. Padahal Nabi pembangunan peradaban kala itu. Bahkan
mengenal betul, kejahatan orang-orang Islam mampu menjadi pemeran utama
yang diampuninya itu. Siapa-siapa di yang mengomandoi arah perjuangan
antara mereka yang berkomplot untuk peradaban Islam menuju kegemilangan,
membunuhnya, yang telah diantaranya adalah Islam berkuasa di
menganiayanya dan menganiaya para tanah Spanyol.
pengikutnya. Mereka melemparinya Dalam konteks era modern
dengan kotoran bahkan dengan batu saat sekarang ini, toleransi beragama
mengajak manusia ke jalan Allah. Begitu mengalami masa suramnya sekaligus
pemaafnya Rasulullah sekalipun itu berdampak destruktif terhadap peradaban
kepada orang yang selalu menebar Islam. Peradaban Islam menjadi penikmat
permusuhan, menteror dan mengancam sekaligus penonton akan hegemoni
keselamatannya. Rasulullah begitu kemajuan peradaban barat. Hal ini
pemaaf, Tuhan juga Maha mengampuni disebabkan diantaranya karena umat
kesalahan hamba-Nya. Mengapa kita Islam membangun dogma anti toleransi
terhadap sesamanya dan umat lain, yang

93
El-Afkar Vol. 8 Nomor 1, Januari-Juni 2019

pada akhirnya menyebabkan


10Imam Tholhah, Konflik Sosial Bernuansa
perkembangan peradaban Islam seakan Agama di Indonesia. Jurnal Edukasi, Vol. 11, No.
berjalan di tempat (stagnan). Perlu ada 5Jakarta: Puslitbang Kehidupan Beragama, Depag
RI 2010: 3
penyegaran kembali terhadap tatatan 11Eka Hendry Ar, Pola Gerakan Islam Garis

Keras Di Indonesia. Jurnal Khatulistiwa, Vol. 3, No. 2,


masyarakat Islam di era modern melalui
September. Pontianak: STAIN Pontianak 2013: 172
formula yang dibangun oleh Rasulullah 12Hamis Syafaq, Radikalisme Sebagai
Blocking Factor Bagi Perkembangan Peradaban
Saw., yaitu prinsip toleransi yang terbagi Islam. Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam, Vol. 4, No.
menjadi 3 pilar utama yaitu: al-ikha 2, Desember. Surabaya: UIN Sunan Ampel. 2014: 454
13W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum

(persaudaraan), al-„adalah (keadilan), dan Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.


1976: 15
terakhir al-ghafar (memaafkan), ketiga 14Kuntowijyoyo, Kebudayaan Mentalitas dan

pilar ini harus mampu dihayati dengan Pembangunan. Jakarta: Gramedia. 1984: 113
15Yusuf Qardhawi, Distorsi Sejarah Islam.
seksama dan menjadi laku hidup umat Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2013: 190
16Muhammad Husan Haikal, Hayatu
Islam sebagai modal utama membangun
Muhammad. Kairo: Maktabah al-Nahdliayah al-
peradaban Islam di era modern. Mishriyah. 1968: 225-227
17Siti Maryam, Sejarah Peradaban Islam: Dari

masa Klasik hingga Modern. Yogyakarta: LESFI. 2004:


Referensi 83
18Thomas W. Arnold, Sejarah Da‟wah Islam.

1Syaikh Muhammad Abduh, Ilmu dan Jakarta: Wijaya 1983: 118


19Ulil Abshar Abdallah, Membela Kebebasan.
Peradahan: Menurut Islam dan Kristen, Bandung:
Diponegoro. 1970: 9-10 Jakarta: Freedom Institute. 2006: 281-282
2Muhammad 20 Ronald L. Netter, 1995: 307-308)
Sholihin, Sufi Modern
21Luwis Ma‟luf, Al-Munjid fi al-Lughah.
Mewujudkan Kebahagiaan, Menghilangkan
Keterasingan. Jakarta: Elek Media Komputindo, 2013: Beirut: Dar al-Masyriq. 1973: 491-492
22M. Quraish Shihab, Menyingkap Tabir
17
3Amin Syakur, Tasawuf dan Kritis. Ilahi: Asma al-Husna Dalam Perspektif Al-Qur‟an.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011: 7 Jakarta: Lentera Hati. 1999: 148
4Amin 23M. Quraish Shihab, Menyingkap Tabir
Syakur, Tasawuf dan Kritis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2011: 7 Ilahi: Asma al-Husna Dalam Perspektif Al-Qur‟an.
5Erich Fromm, Lari Dari Kebebasan. terj. Jakarta: Lentera Hati. 1999: 364)
24M. Quraidh Shihab, Tafsir al-Misbah.
Khamdani. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1907: 118-
119 Jakarta: Lentera hati. 2006: 207
6Abdul Muhayyan, Peranan Tasawuf Dalam

Menanggulangi Krisis Spiritual. Semarang: IAIN


Walisongo Press. 2011: 21
7Moenir Nahrowi Tohir , Menjelajahi
Eksistensi Tasawuf Meniti Jalan Tuhan. Jakarta: As-
Salam. 2012: 5
8Imam Tholhah, Konflik Sosial Bernuansa

Agama di Indonesia. Jurnal Edukasi, Vol. 11, No. 5,


Jakarta: Puslitbang Kehidupan Beragama, Depag
RI.2010: 116)
9R. Panikkar, Dialog Inter Religius.
Yogyakarta: Kanisius 1978: 27-28

94

Anda mungkin juga menyukai