Ali Ridho*
E-mail: ridhoali975@gmail.com
Thibburruhany*
E-mail: thibburruhany@gmail.com
Abstrak
Jacques R. Reister (cendekiawan Barat) mengatakan, selama lima ratus tahun Islam
menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan dan peradabannya. Namun, saat ini
pernyataan tersebut hanya menjadi angin lalu. Kecenderungan manusia untuk menekankan pada
perbedaan yang tidak esensial menyebabkan mereka terpecah menjadi sekte atau mazhab-mazhab yang
saling bermusuhan. Kosmopolitanisme dalam agama berubah sifat menjadi kesukuan, pengelompokan
dan parokhial. Kemanusiaan-agama menjadi semacam kerang yang kosong tanpa isi, sehingga rasa
cinta tergilas oleh rasa permusuhan dan kebencian serta ajaran-ajaran pokok keadilan sosial menjadi
terlupakan. Sikap yang demikian diartikan secara sederhana disebut dengan Intoleransi beragama.
Dari runtutan sikap tersebut, kemudian berdampak nyata pada kemunduran peradaban Islam di masa
kini. Islam dipandang sebagai semacam obat penenang, “memberikan kenyamanan dan ketenangan
pikiran bagi jutaan orang” tetapi tidak lebih dari itu sekadar untuk meringankan kemiskinan dan
kegagalan.
76
Ali Ridho dkk
PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA SEBAGAI PONDASI MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DI ERA MODERN
77
El-Afkar Vol. 8 Nomor 1, Januari-Juni 2019
78
Ali Ridho dkk
PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA SEBAGAI PONDASI MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DI ERA MODERN
79
El-Afkar Vol. 8 Nomor 1, Januari-Juni 2019
80
Ali Ridho dkk
PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA SEBAGAI PONDASI MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DI ERA MODERN
81
El-Afkar Vol. 8 Nomor 1, Januari-Juni 2019
82
Ali Ridho dkk
PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA SEBAGAI PONDASI MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DI ERA MODERN
83
El-Afkar Vol. 8 Nomor 1, Januari-Juni 2019
84
Ali Ridho dkk
PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA SEBAGAI PONDASI MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DI ERA MODERN
yang telah dimulai oleh Raja Recared pada dan disepakati oleh masyarakat
abad keenam. Di bawah kekuasaan kaum
beragama.19
Muslim selama 500 tahun setelah itu, muncul
Spanyol untuk tiga agama dan “satu tempat Di dalam tradisi Islam telah
tidur”. Kaum Muslim, kaum Kristen dan dikembangkan sebuah konsep ahlul kitab
kaum Yahudi secara bersama menyertai satu
(ahl al-kitab) yang memberikan petunjuk
peradaban yang cemerlang, suatu
percampuran yang mempengaruhi “garis bahwa Islam tidak serta merta
darah” justru lebih banyak daripada mengelompokkan non-Muslim sebagai
mempengaruhi afiliasi keagamaan”. (Max
orang-orang kafir. Dalam al-Qur‟an
Dimont, 1973: 213)
Menarik untuk dijabarkan secara disebutkan bahwa orang-orang Yahudi
Beragama” yang dipotret dari bumi ahlul kitab, yang mempunyai kedudukan
Spanyol sebagai bumi tiga agama yang setara di hadapan Tuhan dengan orang
berbeda tetapi satu dalam peradaban. Muslim. Memang diantara titik ajaran
Kebebasan beragama adalah kebebasan Islam yang khas adalah konsep tentang
seseorang untuk memilih dan para pengikut kitab suci atau ahl al-kitab,
ditekan atau disikreditkan atas pilhat kepada penganut agama lain yang
tersebut. hak untuk beragama dan memiliki kitab suci. Bukan dengan
Masalah ini terus menimbulkan angin realitas berbeda dalam banyak hal yang
perdebatan di meja para pemikir Islam prinbadi (syariat dan akidah), tetapi
tentang hak seorang boleh beragama mampu memberi pengakuan hak masing-
bebas memilih mazhab tertentu dalam Konsep tentang ahl al-kitab telah
untuk tidak terikat sama sekali dengan pengembangan budaya dan peradaban
mazhab apa pun yang dianggap benar Islam yang gemilang, sebagai
kosmopolitanisme yang berdasarkan
85
El-Afkar Vol. 8 Nomor 1, Januari-Juni 2019
86
Ali Ridho dkk
PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA SEBAGAI PONDASI MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DI ERA MODERN
87
El-Afkar Vol. 8 Nomor 1, Januari-Juni 2019
dengan diiringi oleh Ahlul Kitab dalam benda dan kekayaan mereka ditinggalkan
perputaran roda sejarah. di Mekah. Yang mereka bawa hanyalah
harapan (baca: khauf) dan keyakinan (baca:
D. Toleransi Beragama dan Peradaban keimanan). Oleh karena itu, Rasulullah
Islam mempersaudarakan kaum Muhajirin dan
Dalam konteks toleransi, jika kaum Anshar yang dengan ikhlas bersedia
bercermin pada formula Rasulullah Saw,. menolong mereka. Abu Bakar
dalam membangun peradaban Islam di dipersaudarakan dengan Haritsah ibn
masa lampau, setidaknya penulis Zaid, Ja‟far ibn Abi Thalib dengan Mu‟adz
simpulkan terdapat 3 (baca: tiga) pilar bin Jabal, Umar ibn Khathab dengan
yang mampu dipetik guna diaplikasikan „Itbah ibn Malik dan lain-lain.
di era modern saat ini, diantaranya Demikianlah keluarga-keluarga Muhajirin
adalah: al-ikha, al-„adalah, dan al-ghafar. dan Nashar dipertalikan dengan ikatan
1. Al-ikha (persaudaraan) persaudaraan yang berlandaskan agama,
Persaudaraan merupakan salah satu Islam, Iman hingga Ihsan, dengan
pilar terpenting dalam masyarakat Islam demikian menghapus persaudaraan yang
yang diletakkan oleh Rasulullah. berdasarkan pada kesukuan. Pada
Berbilang ayat dalam al-Qur‟an dan mulanya, hukum persaudaraan itu sama
sejumlah hadits Nabi Saw., yang dengan persaudaraan senasab, termasuk
mengajarkan bahwa persaudaraan hakiki di antaranya mengenai harta pusaka. Bagi
adalah persaudaraan seiman dan orang-orang yang masuk Islam dalam
seagama. Bang Arab yang sebelumnya keadaan miskin disediakan tempat tinggal
dalam ritus kehidupan sehari-harinya di Shuffah masjid, sehingga kemudian
saling membusung identitas kesukuan, dikenal dengan ashhab al-shuffah.
setelah mereka memilih Islam diganti Keperluan hidup mereka ditanggung
dengan identitas baru yakni Islam. bersama oleh kaum Anshar dan Muhajirin
Demikian pula loyalitas kabilah atau suku yang sudah berkecukupan.
telah dibarter dengan ta‟zhim kepada Di dalam sebuah hadits Rasulullah
Islam. Atas dasar inilah kemudian Saw., bersabda:
Rasulullah mempersaudarakan kaum Artinya: “Dari Anas r.a, dari Nabi
Muhajirin dan kaum Anshar. Banyak Saw., bersabda: Tidak beriman salah seorang
kamu sehingga ia mencintai saudaranya
kaum Muhajirin yang datang ke Madinah
sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”
dalam keadaan miskin, karena harta (HR. Bukhari) (Al-Bukhari, 2006: 11;
88
Ali Ridho dkk
PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA SEBAGAI PONDASI MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DI ERA MODERN
Muslim, 71 dan 72; Turmudzi, 59; al- (kebenaran), sikapnya lurus, selalu
Nasa‟i, 19; Ibn Majah, 9; al-Dailami, 5; menggunakan ukuran yang sama, bukan
Ahmad ibn Hanbal, 89)
ukuran ganda. Persamaan itulah yang
Agama Islam sangat menjunjung
menjadikan seorang yang adil tidak
tinggi nilai persaudaraan, kasih sayang
berpihak kepada salah seorang yang
dan saling mencintai sesama manusia,
berselisih. Ia menempatkan sesuatu pada
terlebih khusus terhadap sesama Muslim.
tempat yang semestinya (benar). 22
Sedemikian penting dan tingginya
Dalam pandangan Islam,
perhatian Islam tentang menjalin
keadilan termasuk salah satu sendi pokok
persaudaraan dan cinta kasih sayang,
kehidupan yang harus ditegakkan untuk
sehingga persoalan ini dikaitkan dengan
terwujudnya masyarakat (negara) yang
kesempurnaan iman.
aman dan sejahtera. Oleh sebab itulah al-
2. Al-adalah (keadilan)
Qur‟an dan hadis Nabi SAW, banyak
Di dalam suatu hadits, Rasulullah
menyuruh manusia agar berbuat adil,
Saw., bersabda:
menegakkan keadilan atau menjadi orang
Artinya: “Dari Abd Allah bin Umar,
Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya yang adil di dalam segala aspek
orang-orang yang adil di sisi Allah disediakan kehidupan, misalnya dalam urusan
Maha Agung lagi Maha Tinggi dan kedua kepemimpinan, pendidikan dan lain
Adil secara bahasa berasal dari kata dengan tidak berbuat syirik dalam
“ al-„adl “ (bahasa Arab), terambil dari beribadah kepada-Nya, mengimani nama-
akar kata „adala ( )عدلyang mengandung nama-Nya dan sifat-sifat-Nya, men-
beberapa makna, yaitu: pertengahan (al- taatiNya dan tidak bermaksiat
i‟tidal); lurus (al-istiqamah), dan; condong kepadaNya, senantiasa ber-dzikir dan
kepada kebenaran.21 Dari arti bahasa ini, tidak melupakanNya serta mensyukuri
maka orang yang adil ialah orang yang nikmat-nikmatNya dan tidak
konsisten memegang koridor yang benar mengingkarinya. Kedua, adil terhadap
89
El-Afkar Vol. 8 Nomor 1, Januari-Juni 2019
sesama manusia, yaitu dengan kata yang terdiri dari huruf ‟ain, fa dan
memberikan hak-hak mereka dengan wauw. Maknanya, menurut M. Quraish
sempurna tanpa menzhaliminya, sesuai Shihab, berarti "menghapus dan
dengan apa yang menjadi haknya. Ketiga, membinasakan serta mencabut sesuatu"
Adil terhadap keluarga (anak dan istri), karena yang memaafkan menghapus
yaitu dengan tidak melebihkan dan bekas-bekas luka di hatinya. Bukanlah
mengutamakan salah seorang di antara memaafkan namanya, apabila masih ada
mereka atas yang lainnya atau kepada tersisa bekas luka itu didalam hati, bila
sebagian atas sebagian yang lainnya. masih ada dendam yang membara. Boleh
Keempat, adil dalam perkataan, yaitu jadi, ketika itu apa yang dilakukan masih
dengan berkata baik dan jujur tidak dalam tahap "masih menahan amarah".
berdusta, berkata kasar, bersumpah palsu, Usahakanlah untuk menghilangkan noda-
mengghibah saudara seiman dan lain- noda itu, sebab dengan begitu kita baru
lain. Kelima, adil dalam menetapkan bisa dikatakan telah memaafkan orang
hukum dan memutuskan perselisihan lain.23 Dalam al-Qur‟an, perintah untuk
yang terjadi antara sesama manusia, yaitu memaafkan orang lain, diantarnya
dengan menjadikan al-Qur`an dan as- termaktub dalam surah Ali-‟Imran: 133-
Sunnah sebagai sumber hukum dan 134:
pemutus perkara tersebut. Artinya: ”Dan bersegeralah kamu
kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada
3. Al-ghafar (memaafkan) surga yang luasnya seluas langit dan bumi
yang disediakan untuk orang-orang yang
Saling memaafkan adalah satu di
bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang
antara ajaran Islam yang luhur dan mulia. menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang
Meminta maaf kepada orang lain jika maupun sempit, dan orang-orang yang
menahan amarahnya dan mema'afkan
berbuat kesalahan, menurut Islam adalah
(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-
perbuatan baik dan suatu keharusan. orang yang berbuat kebajikan.”
Akan tetapi memaafkan, atau memberi
Ketika menafsirkan ayat di atas,
maaf orang lain yang mempunyai
M.Quraish Shihab dalam tafsirnya al-
kesalahan kepada kita adalah suatu
Misbah mengatakan, bahwa dalam
perbuatan mulia.
konteks menghadapi kesalahan orang lain
Dalam terminologi Islam, kata maaf
Allah swt menunjukkan tiga kelas
diistilahkan dengan al-‟afw ( ) العفو. Dalam
manusia atau jenjang sikapnya. Pertama,
bahasa Arab, kata ini terambil dari akar
yang mampu menahan amarah (al-
90
Ali Ridho dkk
PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA SEBAGAI PONDASI MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DI ERA MODERN
Kazhimin), yang bermakna penuh dan justru yang berbuat baik kepada yang
menutupnya dengan rapat, seperti wadah pernah melakukan kesalahan. Semua
yang penuh dengan air lalu ditutup rapat orang bisa bersabar apabila ia terpaksa
agar tidak tumpah. Ini mengisyaratkan bersabar karena tidak memiliki
bahwa perasaan tidak bersahabat masih kemampuan lain untuk membalas. Tetapi
memenuhi hati yang bersangkutan, yang lebih sempurna adalah apabila ia
pikirannya masih menuntut balas, tetapi mampu bersabar padahal ia mempunyai
ia tdak memperturutkan ajakan hati dan kekuatan untuk marah atau melakukan
pikiran itu, ia menahan amarah. Ia pembalasan. 24
menahan diri sehingga tidak mencetuskan Satu hal yang patut dicermati pada
kata-kata buruk atau perbuatan negatif. QS. al-Imran: 133-134 di atas ialah pada
Kedua, yaitu memaafkan yang berarti penekanan ”wal `afiina `aninnas (memberi
menghapus. Seseorang yang memaafkan maaf kepada sesama manusia)” bukan
orang lain adalah yang menghapus bekas "meminta maaf". Itu karena pada
luka hatinya akibat kesalahan yang kenyataannya, acapkali dijumpai orang
dilakukan orang lain terhadapnya. Kalau yang amat mudah meminta maaf kendati
dalam peringkat pertama di atas, yang itu tak lebih sekadar basa-basi. Sebaliknya
bersangkutan baru sampai pada tahap justru berat dan sulit untuk mau rela
menahan amarah, kendati bekas-bekas memberi maaf. Padahal memberi maaf
luka hati itu masih memenuhi hatinya, memiliki maksud-maksud yang suci, serta
maka pada tahap ini, yang bersangkutan berimplikasi psikologis sangat mendalam.
telah menghapus bekas-bekas luka hati Sifat pemaaf merupakan penjelmaan
itu. Kini seakan-akan tidak pernah terjadi lahiriah dari kehendak dan mawas diri
satu kesalahan atau suatu apapun. yang kuat, serta perpaduan antara
Namun, karena pada tahap ini, seakan- keteguhan hati dan kekuatan pikiran.
akan tidak pernah terjadi sesuatu, maka Orang yang senantiasa memberi maaf
boleh jadi juga tidak terjalin hubungan. akan merasakan ketenangan batin yang
Ketiga, untuk mencapai tingkat ini, Allah sedemikian indah. Itu terjadi lantaran
mengingatkan bahwa yang disukainya seluruh tekanan jiwa yang menyumbat
adalah orang-orang yang berbuat segenap pembuluh darah seakan-akan
kebajikan, yakni bukan yang sekadar terbuka. Darinya akan segera terasa,
menahan amarah atau memaafkan, tetapi bagaimana potensi rohaniah kita menjadi
91
El-Afkar Vol. 8 Nomor 1, Januari-Juni 2019
92
Ali Ridho dkk
PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA SEBAGAI PONDASI MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DI ERA MODERN
93
El-Afkar Vol. 8 Nomor 1, Januari-Juni 2019
pilar ini harus mampu dihayati dengan Pembangunan. Jakarta: Gramedia. 1984: 113
15Yusuf Qardhawi, Distorsi Sejarah Islam.
seksama dan menjadi laku hidup umat Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2013: 190
16Muhammad Husan Haikal, Hayatu
Islam sebagai modal utama membangun
Muhammad. Kairo: Maktabah al-Nahdliayah al-
peradaban Islam di era modern. Mishriyah. 1968: 225-227
17Siti Maryam, Sejarah Peradaban Islam: Dari
94