Dosen Pembimbing:
I Putu Suiraoka,SST.M.Kes
Oleh:
KELOMPOK 1 B
Putu Essa Kana Putri (055)
Ni Komang Dita Pratiwi (058)
Ni Putu Tasya Lioni Ulandari (080)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Mahaesa /Ida Sang Hyang
Widhi Wasa karena atas berkat dan karunia -Nya sehingga makalah ini dapat dibuat
dengan baik.
Dalam pembuatan makalah ini tentunya banyak hambatan dan rintangan yang
dialami, namun hambatan dan rintangan itu bisa penulis atasi berkat dukungan dari
orang-orang sekitar penulis. Untuk itu penulis ucapkan terimakasih kepada I Putu
Suiraoka,SST.M.Kes Selaku dosen Pembina yang membimbing penulis dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, hal tersebut
dikarenakan pengetahuan yang penulis miliki. Demikianlah kata pengantar ini
penulis sampaikan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI ……………..………………………………………………………………….iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Gizi dan Fertilisasi........................................................................................3
2.2 Peranan/ Hubungan Antara Gizi dan Kesuburan Wanita.....................................4
2.3 Hubungan Gizi dengan Fertilisasi.............................................................................9
2.4 Pedoman Pemberian Makanan pada Masa Fertilisasi..........................................14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan....................................................................................................................15
3.2 Saran..........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................iv
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi/ pengertian dari gizi dan fertilisasi
1.3.2 Untuk mengetahui peranan antara Gizi dan kesuburan Wanita
1.3.3 Untuk mengetahui hubungan gizi dengan fertilitas
1.3.4 Untuk mengetahui pedoman pemberian makanan pada masa fertilisasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Fertilisasi
Fertilitas adalah kemampuan seorang istri menjadi hamil dan suami bisa
menghamili. Fertilitas adalah kesuburan, kesuburan disini yang dimaksud adalah
dapat bekerjanya secara optimal dari organ-organ reproduksi baik dari pihak pria
maupun wanita sehingga dapat melakukan fungsi fertilisasi dengan baik. Salah satu
faktor yang mempengaruhi fertilitas adalah asupan zat gizi. Infertilitas (pasangan
mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun dan sudah
melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum
memiliki anak. (Sarwono,2000) Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan
hidup harmonis serta berusaha selama satu tahun tetapi belum hamil(Manuaba, 1998).
3
2.2 Peranan/ Hubungan Antara Gizi dan Kesuburan Wanita
Apabila kekurangan gizi pada masa fertilisasi akan terjadi gangguan pada siklus
masa kesuburan yang akan mempengaruhi proses pembuahan. Biasanya terjadi pada
wanita yang mengalami siklus menstuasi yang tidak teratur. Berikut masalah-masalah
yang terjadi kesuburan pada wanita :
1. Kekurangan Gizi / Nutrisi
Hal ini akan mempengaruhi peryumbuhan, fungsi organ tubuh, dan gangguan
reproduksi. Perubahan kadar hormon steroid (peningkatan hormon testosteron) dapat
menyebabkan gangguan siklus menstruasi.Asupan gizi yang kurang juga akan
menyebabkan berbagai keluhan dan ketidak nyamanan pada saat menstruasi
2. Diet Rendah Lemak
Dari hasil penelitian ternyata diet rendah lemak dan diet tinggi lemak tidak
memperlihatkan perbedaan kadar hormon. Namun pada diet rendah lemak akan
menyebabkan 3 efek utama yaitu: panjang siklus menstruasi memanjang yaitu
menungkat rata-rat 1,3 hari, lamanya waktu menstruasi meningkat rata-rata 0,5 hari,
dan fase folikuler meningkat rata-rata 0,9 hari.
3. Diet Vegetarian
Pengaruh diet vegetarian terhadap hormon steroid (hormon seks) telah diteliti.
Ternyata menyebabkan pemendeken fase folikuler (ada di artikel sebelumnya) dan
peningkatan frekuensi gangguan siklus menstruasi. Prevalensi ketidakteraturan
menstruasi pada vegetarian 26,5% sedangkan pada non vegetarian 4,9%.
4. Kegemukan / Obesitas
Berdasarkan penelitian, wanita gemuk memiliki resiko tinggi terhadap ovulasi
infertil, dan fungsi ovulasi terganggu sehingga menjadi tidak subur. Disamping berat
badan yang berlebih maka berat badan yang sangat rendah juga dapat mengganggu
fungsi fertilitas seorang wanita. Zat gizi yang cukup seperti karbohidrat, lemak dan
protein sangat diperlukan untuk pembentukkan hormon reproduksi, sehingga pada
wanita kurus akibat asupan gizi yang sangat kurang akan mengalami defisiensi
hormon reproduksi yang berakibat terhadap peningkatan kejadian infertilitas pada
wanita tersebut.
Banyak pula mitos yang berkembang di masyarakat bahwa vitamin tertentu
dapat menambah kesuburan. Misalnya, pasangan suami-istri dianjurkan banyak
makan kecambah karena mengandung vitamin E yang baik untuk kesuburan.
Pendapat itu hanya separuh benar. Meskipun vitamin E diperlukan untuk
4
kesuburan, vitamin tersebut bukanlah satu-satunya yang di butuhkan. Tapi
memerlukan kombinasi sejumlah vitamin lain dan mineral untuk menjaga fertilitas.
Mengkonsumsi berlebihan unsur gizi tertentu tapi kurang mengkonsumsi unsur
lainnya justru merugikan fertilitas (dan kesehatan). Dalam kondisi apapun, pola
makan dengan gizi seimbang harus tetap dipertahankan.
5. Infertilitas
Bagian masalah yang terjadi pada fertilisasi salah satunya karena Infertilitas.
Infertilitas merupakan ketidak suburan yang berkaitan dengan hal yang dialami oleh
pasangan suami-istri. Infertilitas yang berdampak pada kemandulan dapat dicegah
dengan pengaturan pola makan. Pengaturan pola makan ini, harus sudah dimulai
ketika bayi masih dalam kandungan, sehingga dapat melahirkan bayi dengan berat
badan lahir normal. Karena berdasarkan hasil penelitian, bayi lahir dengan berat
badan rendah berpengaruh pada kesuburan ketika ia dewasa.
Infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mengandung setelah
paling tidak 1 tahun dalam hubungan yang normal dan tidak menggunakan
kontrasepsi apapun. Fertilitas disebabkan oleh banyak faktor. Masalah-masalah
infertilitas total atau sebagian pada pria adalah 40% sampai 50%, faktor pada wanita
antara 40% sampai 50%, dan faktor yang tidak diketahui sekitar 10% sampai 20%
dari kasus yang ditemui.
1. Faktor Penyebab Infertilisasi
a. Infertilisasi disengaja Infertilitas yang disengaja disebabkan pasangan suami
istri menggunakan alat kontrasepsi baik alami (kalender), dengan alat maupun
kontrasepsi mantap (tubektomi ♀ tuba falopi & vasektomi ♂ vas deferens).
b. Infertilisasi tidak disengaja.
Pihak Suami, disebabkan oleh:
- Gangguan spermatogenesis (kerusakan pada sel-sel testis), misal: aspermia
(tdk ada sperma), hypospermia (volume semen < 1,5 ml), necrospermia
(sperma mati).
- Kelainan mekanis, misal: impotensi, ejakulatio precox (ejakulasi dini:
penyemburan mani keluar segera pada permulaan senggama, penutupan
ductus deferens, hypospadia (kelainan prtumbuhan alat kelamin luar laki-laki),
phymosis (ujung prefusium: kulit ujung luar penis mengalami penyempitan)
Infertilitas yang disebabkan oleh pria sekitar 35-40 %.
Pihak wanita, disebabkan oleh :
5
1) Tuba Falopi Tersumbat atau Rusak
Kerusakan ini biasanya disebabkan oleh salpingitis (peradangan
tuba falopi). Selain membuat sulit hamil, salpingitis juga dapat
menyebabkan kehamilan di luar kandungan (ektopik). Penyakit menular
seksual (PMS) klamidia dapat menyumbat saluran tuba falopi yang
menyulitkan keluarnya sel telur. Sekitar 70% sumbatan tuba falopi
disebabkan oleh infeksi klamidia.
2) Endometriosis
Endometriosis adalah pertumbuhan abnormal jaringan implan diluar
uterus, yang normalnya hanya tumbuh di uterus. Endrometriosis dapat
menghalangi proses konsepsi dan perlekatan embrio di dinding uterus.
3) Kelainan Hormon
Kekurangan hormon lutein dan hormon perangsang folikel dapat
menyebabkan sel telur tidak dapat dilepaskan (ovulasi). Kelainan kelenjar
hipotalamus-pituitari juga dapat menyebabkan anomali hormonal yang
menghalangi ovulasi.
4) Tumor Pituitari
Tumor yang biasanya jinak ini dapat merusak sel-sel pelepas
hormon di kelenjar pituitari yang membuat siklus menstruasi terhenti pada
wanita atau produksi sperma menurun pada pria.
5) Kelebihan Prolaktin (Hiperprolaktinemia)
Prolaktin adalah hormon yang merangsang produksi ASI.
Kelebihan hormon prolaktin dapat mengganggu ovulasi. Bila seorang
wanita banyak mengeluarkan ASI meskipun tidak sedang menyusui,
kemungkinan dia menderita hiperprolaktinemia.
6) Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)
Sindroma ini ditandai banyaknya kista ovarium dan produksi
androgen (hormon laki-laki) berlebihan, terutama testosteron. Akibatnya,
sel telur sulit matang dan terjebak di folikel (tidak ovulasi).
7) Menopause Prematur
Menopause prematur terjadi bila wanita berhenti menstruasi dan
folikel ovariumnya menyusut sebelum usia 40 tahun. Kelainan imunitas,
radioterapi, kemoterapi dan merokok dapat memicu kelainan ini.
6
8) Tumor Rahim (Uterine Fibroids)
Tumor jinak di dinding rahim ini sering dijumpai pada wanita usia
30-40 tahun. Tumor ini dapat menyebabkan infertilitas bila menghalangi
tuba falopi dan perlekatan telur yang sudah dibuahi di dinding rahim.
9) Adesi
Adesi (adhesion) adalah sekelompok jaringan skar yang saling
berkait sehingga menyatukan dua permukaan organ yang normalnya saling
terpisah. Adesi yang melibatkan tuba falopi karena infeksi atau
pembedahan dapat menghalangi fungsi ovarium dan tuba falopi.
10) Kelainan Kelenjar Tiroid
Kelainan ini menyebabkan kelebihan atau kekurangan hormon
tiroid yang mengacaukan siklus menstruasi.
11) Kelainan Anatomi Bawaan
Kelainan bawaan pada organ reproduksi dapat menyebabkan
infertilitas. Kelainan yang disebut Mullerian agenesis ditandai dengan
tidak berkembangnya vagina atau rahim. Wanita dengan kelainan ini
masih dapat punya anak melalui bayi tabung dengan “menyewa” rahim
wanita lain.
12) Merokok
Merokok dapat membahayakan ovarium dan mengurangi
jumlah/kualitas sel telur. Riset menunjukkan wanita perokok cenderung
mengalami menopause lebih awal.
13) Stres
Neurotransmiter (pengirim pesan kimiawi) bekerja di kelenjar
hipotalamus untuk mengendalikan hormon-hormon reproduksi dan stres.
Tingkat hormon stres yang tinggi dapat mengganggu sistem reproduksi.
14) Terlalu Kurus atau Terlalu Gemuk
Wanita yang terlalu kurus, misalnya para atlet maraton atau
penderita anorexia, dapat kehilangan fungsi reproduksinya. Kegemukan
dapat menyebabkan infertilitas dengan berbagai cara. Policystic ovarian
sydrome (PCOS), misalnya, lebih sering terjadi pada wanita yang
kegemukan.
15) Faktor Lingkungan
7
Herbisida, pestisida, limbah industri dan polusi lainnya dapat
mempengaruhi fertilitas. Phtalate, zat kimia untuk melunakkan plastik,
diduga dapat mengganggu fungsi hormon-hormon tubuh.
8
sangat penting dalam mendukung kesuburan. Kekurangan nutrisi pada seseorang akan
berdampak pada penurunan fungsi reproduksi, hal ini dapat diketahui apabila seseorang
mengalami anoreksia nervosa, maka akan terlihat perubahan-perubahan hormonal
tertentu, yang ditandai dengan penurunan berat badan yang mencolok. Apabila seorang
wanita kekurangan nutrisi bisa juga berpengaruh perubahan hormonal tertentu. Hal ini
terjadi karena gonadotropin dalam serum dan urin menurun, serta penurunan pola
sekresinya. Kejadian tersebut berhubungan dengan gangguan fungsi hipotalamus.
Pada wanita yang anoreksia kadar hormon steroid mengalami perubahan yaitu
meningkatnya kadar tostesteron serum dan penuerunan ekskresi 17-keto-steroid dalam
urin, diantaranya androsteron dan epiandrosteron. Dampakanya terjadi perubahan siklus
ovulasi. Bila anoreksia tidak terlalu berat dapat diberikan hormon GRH (gonadothropin
relating hormone), karena hormon tersebut dapat mengembalikan siklus haid ke arah
normal.
Berhubungan dengan fungsi menstruasi, secara khusus jumlah wanita yang
anovulasi akan meningkat bila berat badannya meningkat. Pada penelitian ternyata wanita
gemuk memiliki risiko tinggi terhadap ovulasi inertil, dan fungsi ovulasi terganggu,
sehingga menjadi tidak subur. Keadaan ini terjadi apabila peningkatan berat badan
disebabkan karena asupan gizi yang berlebihan. Bila siklus berlangsung tanpa ovulasi
pada wanita gemuk, menunjukkan adanya kelainan pada pengeluaran hormon. Bila kadar
SHBG rendah, akan terjadi peningkatan produksi hormon endrogen baik di ovarium
maupun dikelenjar adrenalin. Kondisi kegemukan berkaitan dengan proses perubahan
androgen menjadi estrogen. Hipotalamus merangsang peningkatan sekresi hormon LH
serta terjadi hiperandrogenisme.
Untuk meningkatkan kesuburan pasangan yang terpenting dilakukan adalah
mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang, sebaiknya pasangan menghindari
makanan yang terlalu diolah atau mengandung bahan-bahan tiruan, diantaranya keju
olahan, daging olahan. Makanan beku, makanan kalengan. Bila membeli buah-buahan
jangan yang kaleng atau hanya sirupnya saja. Untuk sayuran hindarkan sayuran kaleng,
kudapan asin, kacang dan minyak terhidrogenasi, hindari roti putih, jangan terlalu sering
minum susu skim kaleng, jangan mengkonsumsi makanan yang sudah tidak segar lagi.
Menurut Neil (2001) untuk menambah kesuburan sebaiknya pilih makanan seperti
berikut: daging dan alternatifnya (ikan telur dan kacang-kacangan), buah dan sayuran
(buah, sayuran mentah makanan segar, jus buah/sayuran, buah kering), dan rotidan sereal
9
yang tidak banyak diolah (roti, bubur, makanan kering, biji-bijian, gandum, spageti dan
beras merah), susu dan hasil olahan susu (susu, yoghurt, keju).
Pilih makanan yang belum disuling: nasi, roti, sereal dan kripsi biji-bijian,
makanlah makanan segar sepeti susu dan sayuran, baik yang mentah atau yang telah
dimasak. Telur adalah sumber protein terbaik dan juga mengandung berbagai macam gizi,
karena diperlukan untuk pembuahan.kacang-kacangan dan biji-bijian dari tanaman juga
sangat bergizi, kacang polong. Ikan dikonsumsi sesekali seminggu. Untuk daging
bervariasi, sayuran dan buah merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat baik.
Memasak lebih baik dikukus, pengaturan gizi ini dilakukan sejak wanita berusia 19 tahun
sampai 26 tahun.
2.2.2Zat Gizi Pendukung Fertilisasi
3. Protein
Berfungsi untuk memelihara sel dan jaringan. Salah satu yang bermanfaat
sebagai zat penyubur pada pria adalah kelompok asam amino misalnya asam amino
esensial, arginim dan triptofan. Arginin dapat mencegah kemandulan, memperkuat
tahan hidup sperma dan membantu membuka aliran adalah pada alat kelamin
10
sehingga meningkatkan libido. Selain itu triptofan dapat memacu produksi serotonin
dan bersifat menenangkan saraf sehingga meningkatkan libido. Contoh: Untuk asam
amino terdapat pada kuning telur, susu, daging segar, ikan, tempe, tahu. Untuk agrinin
terdapat pada coklat gandum, kacang kacangan, seafood. Sedang untuk triptofan
terdapat pada coklat, kalkun, susu.
4. Vitamin E
Vitamin E sangat penting bagi sistem reproduksi pria dan wanita. Bagi
wanita, vitamin E menjaga sistem endokrin dan produksi hormon-hormon yang baik.
Bagi pria, vitamin E mendukung produksi sperma dan hormon-hormon seks
serta mencegah kerusakan DNA sperma. Sebuah riset menunjukkan bahwa kerusakan
yang ekstensif pada DNA sperma dapat menyebabkan infertilitas. Kerusakan DNA
tersebut terutama disebabkan oleh radikal bebas. Vitamin E sebagai antioksidan dapat
mencegah kerusakan DNA sperma. Asupan vitamin E yang disarankan adalah 400 UI
per hari. Contoh sumber utama vitamin E adalah kecambah, kedelai, hati, dan sayuran
berwarna hijau tua.
5. Vitamin C
Vitamin C penting bagi pria dan wanita. Bagi wanita, vitamin C
bermanfaat menjaga keseimbangan hormonal, meningkatkan fertilitas, memperkuat
sistem imun, dan membantu penyerapan zat besi. Bagi pria, vitamin C
mencegah penggumpalan sperma dan meningkatkan mobilitas sperma. Sumber utama
vitamin C adalah buah-buahan seperti jambu, sirsak, pepaya, jeruk, mangga, stroberi
dan sayuran seperti cabai dan bayam. Konsumsi harian vitamin C yang disarankan
adalah 750-1000 mg. Meskipun terlalu banyak mengkonsumsi vitamin C tidak
berbahaya karena vitamin ini larut dalam air sehingga bila berlebihan akan dibuang
lewat air seni, kelebihan vitamin C dapat menurunkan pH tubuh yang kurang
menguntungkan bagi sperma dan telur.
6. Vitamin B
Ada dua jenis vitamin B yang bermanfaat menambah kesuburan, satu untuk
pria dan satunya untuk wanita. Vitamin B12 dapat menambah dan meningkatkan
kualitas sperma sedangkan vitamin B6 dapat meningkatkan kesuburan wanita. Jenis
vitamin B lainnya seperti asam folat juga penting untuk proses penyatuan sperma dan
sel telur (konsepsi). Asupan vitamin B6 dan B12 yang disarankan adalah 1,3 dan 2,4
11
mikrogram per hari. Sumber vitamin B6 adalah wortel, telur, ayam, ikan, pisang,
brokoli dan beras merah. Sedangkan sumber vitamin B12 adalah hati, susu dan ikan.
7. Zat besi
Zat besi penting untuk transportasi darah dan oksigen di dalam tubuh.
Kaum wanita memerlukannya untuk menjaga keseimbangan proses ovulasi. Sebuah
studi menunjukkan bahwa 40% anggota kelompok wanita yang mengalami masalah
ovulasi menjadi subur setelah menambah konsumsi zat besi. Asupan zat besi yang
disarankan bagi pria dan wanita dewasa masing-masing adalah 8 mg dan 18 mg per
hari. Contoh Zat besi paling baik diperoleh dari sumber alami seperti kangkung,
bayam, hati dan daging.
8. Selenium
Studi yang dilakukan universitas Padua, Italia, menunjukkan bahwa
kekurangan selenium dapat menyebabkan infertilitas pada pria. Seperti halnya vitamin
E, sebagai antioksidan selenium berperan mencegah oksidasi sel-sel sperma. Sumber
utama selenium adalah daging merah, hati dan makanan laut. Asupan harian yang
direkomendasikan untuk pria dewasa adalah 70 mikrogram.
9. Zinc
Zinc atau seng adalah mineral yang sangat penting bagi kesuburan. Mineral
ini terdapat pada lebih dari 200 enzim dan protein dan penting sekali bagi pria untuk
membantu menjaga fungsi organ seksual dan produksi sperma. Kekurangan zinc
menyebabkan penurunan hormon testosteron, penyusutan testis dan pengurangan
produksi sperma yang sehat. Kerang mengandung paling banyak zinc dibandingkan
makanan lainnya. Jumlah asupan zinc yang disarankan adalah 15 mikrogram per hari
Zinc juga terdapat pada hati, daging sapi, kepiting, daging kambing, telur dan ayam.
10. Kalsium
Untuk mempersiapkan kehamilan, Anda perlu cadangan kalsium yang
cukup. Kalsium juga meningkatkan pH tubuh, yang menguntungkan bagi sperma
dan telur yang sudah dibuahi serta sejumlah manfaat lain. Satu gelas susu
segar mengandung sekitar 800 mg kalsium. Kalsium pada makanan lebih mudah
diserap tubuh. Namun, suplemen kalsium memberikan alternatif yang lebih praktis.
12
Wanita yang ingin menambah kesuburannya harus mengkonsumsi 1000 mg kalsium
sehari. Sumber kalsium yang terbaik adalah susu segar, sayuran hijau dan daging.
2.2.3Peranan Gizi terhadap Fertilisasi
Faktor gizi ini mempunyai peran sangat penting dalam meningkatkan kesehatan
reproduksi. Fungsi seks sangat dipengaruhi oleh glandula endokrin yang menghasilkan
hormon reproduksi. Untuk menghasilkan hormon tersebut diperlukan gizi. Fungsi seks
dan reproduksi akan berjalan baik jika memenuhi kecukupan gizi dan apabila asupan gizi
kurang akan muncul gagguan seperti tidak berkembangnya organ seks, menopause dini,
dan impotensi. Organ seks yang tidak berkembang secara sempurna akan berdampak
terhadap fertilisasi seseorang. Beberapa perkembangan organ seks yang dipengaruhi oleh
gizi yaitu :
1. Glandula andrenal
Menghasilkan hormon seks dipengaruhi oleh vit. A, vit. B, vit C, vit. E, asam
pantotenat, niasin, dan asam lemak tak jenuh. Sehingga jika kekurangan zat gizi ini
akan menyebabkan gagguan pada Glandula andrenal sehingga menurunkan libido.
2. Testis
Menghasilkan testosteron dan sperma. Testosteron bersama dengan vit. A, vit. C,
vit.E, asam folat menghasilkan sperma. Kekurangan vitamin E menyebabkan
degenerasi organ reproduksi sedangkan kekurangan zink menyebabkan infertil
3. Organ seks perempuan
Menghasilkan enstrogen dan progesteron, sedang pembetukan hormon ini
memerlukan vit. B, vit. E, asam folat, niasin dan zink. Zat gizi ini diperlukan agar
tidak terjadi keterlamabatan pendewasaan kelamin dan tidak berkembangnya organ
reproduksi.
4. Hormon-hormon seks
Hormon seks memerlukan kolesterol, dalam jumlah yang cukup. Zat gizi yang
diperlukan agar tidak mengalami infertilitas yaitu vitamin B komplek, vitamin C,
vitamin E, Magnesium.
13
2.4 Pedoman Pemberian Makanan pada Masa Fertilisasi
Pada dasarnya fertilisasi membutuhkan zat-zat yang mendukung proses kesuburan
wanita. Zat-zat tersebut dapat diimbangi dengan pengolahan Triguna makanan yang tepat.
Makana makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan kesuburan
wanita. Makanan yang beranekaragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat
gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya, dalam pelajaran ilmu gizi
biasanya disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga,
pembangun dan zat pengatur.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Fertilitas adalah kemampuan seorang istri menjadi hamil dan suami bisa
menghamili. Sedangkan Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri
yang telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa
menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak.
Kesuburan seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan dan faktor usia,
juga dipengaruhi oleh gizi kedua pasangan, faktor gizi ini mempunyai peran sangat
penting dalam mendukung kesuburan.
3.2 Saran
Untuk meningkatkan kesuburan pasangan yang terpenting dilakukan adalah
mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang, sebaiknya pasangan
menghindari makanan yang terlalu diolah atau mengandung bahan-bahan tambahan
atau olahan.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Dewantari. 2013. Peranan Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jural Skala Husada
vol 10, no. 2.
Pertiwi Ayu, Erry Yudhya Mulyani dan Januari Laras Sitoayu. 2017. Kecukupan
zat gizi makro, status gizi, stres, dan siklus menstruasi pada remaja
Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Vol. 13, No. 3.
Diakses pada 16/03/2020 ocplayer.info/33908678-Pengertian-gizi-dan-fertilitas-
penyebab-fertilitas-mph-5-18-2010.html.
iv