Anda di halaman 1dari 20

Makalah Gizi dalam Kesehatan Reproduksi

HUBUNGAN GIZI DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI

Disusun oleh:

KELOMPOK 1

1. ANGGUN SIBARANI (2202001)


2. IRA SAHFITRI, NIM ( 2201005)
3, DINDA KURNIATI (2201003)

SEMESTER 2 D3 KEBIDANAN
Dosen Pembimbing: NIKMATUL KHOIRIAH HARAHAP, S.S.si, M.Pd

STIKES WIDYA HUSADA MEDAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya dan atas segala kemudahan yang telah
diberikan sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga
terlimpahkan kepada sang pembawa risalah kebenaran yakni Baginda Muhammad SAW, keluarga
dan sahabat-sahabat, serta para pengikutnya, dan Semoga syafa’atnya selalu menyertai kehidupan
ini.
Makalah ini berisi ulasan-ulasan yang membahas tentang Hubungan Gizi dengan Kesehatan
Reproduksi. Setitik harapan dari kami sebagai penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta
bisa menjadi wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang penyusun miliki, untuk
itu penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
dan penyempurnaan makalah berikutnya.

Medan, April 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................3

1.3 Tujuan................................................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gizi.....................................................................................................................4

2.2 Pengertian Reproduksi.............................................................................................................5

2.3 Pengertian Kesehatan Reproduksi.......................................................................................9

2.4 Gizi yang Penting untuk Kesehatan Reproduksi.................................................................12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................16

3.2 Saran...................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan reproduksi menurut WHO dalam RISKESDAS (2010) merupakan
suatu keadaan yang utuh, sehat dan sejahtera secara fisik, mental dan sosial, tidak hanya
kondisi yang bebas dari penyakit tetapi juga bebas dari kecacatan secara proses maupun
fungsi pada sistem reproduksi manusia.
Kesehatan reproduksi untuk seorang wanita merupakan komponen yang amat
penting. Wanita memiliki sistem reproduksi yang sangat rentan terhadap gangguan yang
dapat menimbulkan masalah pada kesehatan reproduksinya (Kusmiran, 2014). Masalah-
masalah kesehatan reproduksi pada remaja menurut Infodatin (2015) antara lain perilaku
seksual berisiko seperti seks pranikah, kehamilan tidak diinginkan, perilaku seks
berganti-ganti pasangan, aborsi tidak aman, dan Infeksi Menular Seksual (IMS). Perilaku
berisiko lain adalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif (napza),
perilaku gizi buruk yang dapat menyebabkan masalah gizi khususnya anemia dan
gangguan pada saat menstruasi.
Masalah yang terjadi pada kesehatan reproduksi remaja salah satunya adalah gangguan
menstruasi. Menstruasi merupakan salah satu tanda dari perubahan yang terkait
dengan kematangan seksual pada masa pubertas. Manuaba, 2010 dalam Shinta,
Sirait, Hiswani dan Jemadi, 2014). Menstruasi yang terjadi pada remaja maupun
wanita usia produktif sering kali menimbulkan keluhan atau gangguan. Salah satu
gangguan atau keluhan yang sering terjadi di kalangan remaja saat menstruasi adalah
dismenore atau nyeri saat menstruasi (Widyastuti, Y. Rahmawati, A. dan Purnaningrum,
Y, 2009 dalam Irmawati, 2011).
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kejadian dismenore pada remaja
telah banyak dilakukan. Hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada tahun
2012 untuk mengetahui kejadian dismenore primer pada wanita umur 12 – 17 tahun
adalah 59,7% dengan derajat kesakitan 49% dismenore ringan, 37% dismenore sedang,
dan 12% dismenore berat (Shinta, Sirait, Hiswani dan Jemadi, 2014). Menurut Cakir, et
al (2007) menyatakan kejadian dismenore pada mahasiswi di Turki sebesar 89,5%.
Berdasarkan studi yang dilakukan di Nigeria prevalensi kejadian dismenore
pada mahasiswi sebesar 64% (Chiou & Wang, 2004; Chiou & Wang, 2008; Ko & Kao,
2004). Penelitian yang dilakukan oleh Zukir, et al (2009) kejadian dismenore di
1
Malaysia pada mahasiswi sebesar 50,9%. Kejadian dismenore di Indonesia juga tidak
kalah tinggi dibandingkan dengan negara lain di dunia. Menurut Proverawati (2009)
kejadian dismenore di Indonesia diperkirakan 45-95% pada wanita usia produktif.
Prevalensi dismenore pada remaja di kota Surakarta sebanyak 87,7% (Handayani,
Gamayanti, dan Julia, 2013).
Studi yang dilakukan untuk menunjukkan faktor-fakto usia dibawah 20 tahun,
merokok, usia menarche (awal menstruasi), gangguan lamanya siklus menstruasi, infeksi
panggul, faktor psikologis, genetik, dan status gizi (Indeks Massa Tubuh yang rendah),
semua faktor ini dapat mempengaruhi kejadian dan keparahan dismenore (Al-Dabal et
al, 2014). Menurut Okoro,Malgwi dan Okoro (2013) faktor risiko dari dismenore antara
lain usia, usia menarche <12 tahun, nulipara, gangguan lamanya menstruasi, merokok,
riwayat keturunan keluarga, depresi atau ansietas, menarik diri, diet ketat dan status gizi
(obesitas).
Waryana (2010) menyatakan bahwa status gizi merupakan hal yang penting
dari kesehatan manusia. Status gizi manusia dapat mempengaruhi fungsi organ tubuh
salah satunya adalah fungsi reproduksi. Remaja wanita perlu mempertahankan status gizi
yang baik dengan cara mengkonsumsi makanan seimbang. Asupan gizi yang baik akan
mempengaruhi pembentukan hormon-hormon yang terlibat dalam menstruasi yaitu
hormon FSH (Follicle- Stimulating Hormone), LH (Luteinizing Hormone), estrogen dan
juga progesteron. Hormon FSH, LH dan estrogen bersama-sama akan terlibat dalam
siklus menstruasi, sedangkan hormon progesteron mempengaruhi uterus yaitu dapat
mengurangi kontraksi selama siklus haid. Status gizi yang baik akan mempercepat
pembentukan hormon-hormon tersebut, hormon yang dihasilkan akan seimbang dan
maksimal dalam melakukan fungsinya.
Status gizi yang buruk pada remaja menyebabkan berbagai gangguan atau
kelainan pada fungsi organ tubuh salah satunya fungsi organ reproduksi. Remaja yang
memiliki gizi kurang menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi yang akan
berdampak pada gangguan haid salah satunya keluhan nyeri saat haid. Seseorang dengan
status gizi yang buruk menunjukkan terdapat peningkatan kadar prostaglandin yang
berlebih sehingga menyebabkan kontraksi otot rahim (spasme miometrium) yang akan
merangsang rasa nyeri (Trimayasari dan Kuswandi, 2013).
Berdasarkan uraian diatas, didukung dengan hasil penelitian dari peneliti lain serta hasil
studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti, membuat peneliti tertarik
untuk membahas tentang hubungan gizi dengan kesehatan reproduksi.
2
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian gizi?
2. Apakah pengertian reproduksi?
3. Apakah pengertian kesehatan reproduksi?
4. Gizi apa saja yang penting untuk kesehatan reproduksi?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian gizi.
2. Mengetahui pengertian reproduksi
3. Mengetahui pengertian kesehatan reproduksi
4. Mengetahui gizi yang penting untuk kesehatan reproduksi

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Gizi


Istilah gizi berasal dari bahasa Arab giza yang berarti zat makanan, dalam bahasa
Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau
sering diartikan sebagai ilmu gizi. Pengertian lebih luas bahwa gizi diartikan sebagai
proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses
pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat
gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh
serta untuk menghasilkan tenaga. (Djoko Pekik Irianto, 2006:2).
I Dewa Nyoman Suparisa dkk (2002: 17-18) Menjelaskan bahwa gizi adalah
suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui
proses degesti, absorpsi, transportasi. Penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat
yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi
normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Menurut Sunita Almatsier (2009: 8)
zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein,
oksidasi zat- zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan
kegiatan atau aktivitas. Ketiga zat gizi termasuk zat organik yang mengandung
karbon yang dapat dibakar, jumlah zat gizi yang paling banyak terdapat dalam
pangan dan disebut juga zat pembakar.
Selanjutnya Sunita Almatser (2009: 42-44) mengemukakan bahwa fungsi utama
karbohidrat adalah menyediakan energi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama
energi bagi penduduk di seluruh dunia, sumber karbohidrat adalah padi-padian, atau
sereal, umbi-umbian, kacang-kacang kering, dan gula. Menurut Asmira Sutarto (1980:
10) secara umum fungsi zat makanan adalah sebagai berikut:
1. Memberi bahan untuk membangun tubuh dan memelihara serta memperbaiki
bagian-bagian tubuh yang hilan dan rusak.
2. Memberi kekuatan atau tenaga, sehingga kita dapat bergerak dan bekerja.
3. Memberi bahan untuk mengatur proses-proses dalam tubuh.
4. Membangun dan memelihara tubuh.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka untuk mendapatkan kualitas gizi yang
baik makanan yang kita konsumsi setiap hari harus mengandung zat-zat gizi, misalnya di

4
Indonesia telah lama masyakaratnya dianjurkan mengkonsumsi makanan empat sehat
lima sempurna yaitu nasi, sayur, lemak, buah dan susu, sehingga diharapkan dengan
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat-zat gizi akan membantu dalam
pertumbuhan dan perkembangan fisik serta energi yang cukup guna melaksanakan
kegiatan sehari-hari. Berdasarkan uraian di atas, maka gizi merupakan suatu zat yang
terdapat dalam makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan
mineral yang penting bagi manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan manusia,
memelihara proses tubuh dan sebagai penyedia energi untuk melakukan aktivitas
sehari-hari.
Menurut Sunita Almatsier, (2009: 3) Zat Gizi adalah ikatan kimia yang
diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi, membangun,
memelihara jaringan serta mengatur proses-proses jaringan. Gizi merupakan bagian
penting yang dibutuhkan oleh tubuh guna perkembangan dan pertumbuhan dalam
bentuk dan untuk memperoleh energi, agar manusia dapat melaksanakan kegiatan
fisiknya sehari-hari. Menurut Rizqie Auliana (2001: 1) beberapa zat gizi dapat dibuat
oleh tubuh sendiri dan sebagian besar lainnya harus diperoleh dari makanan yang
dikonsumsi sehari-hari. Zat gizi yang diperlukan tubuh terdiri dari Karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral, dan air. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa gizi
adalah bahan makanan yang dikonsumsi oleh tubuh untuk menghasilkan tenaga,
membangun dan memelihara jaringan dalam tubuh.

2.2 Pengertian Reproduksi


Pengertian Reproduksi
Reproduksi adalah salah satu dari sekian banyak ciri makhluk hidup. Ini adalah
proses saat makhluk hidup bisa menghasilkan keturunan dengan tujuan supaya tetap dapat
mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya.
Reproduksi pada manusia berarti membahas suatu sistem yang berbeda struktur dan
fungsinya pada pria dan wanita. Sistem reproduksi adalah kumpulan organ internal dan
eksternal yang bekerja bersama untuk tujuan prokreasi.
Oleh karena peran vitalnya dalam kelangsungan hidup spesies, tak sedikit ahli yang
berpendapat bahwa sistem reproduksi adalah salah satu sistem yang paling penting di
seluruh tubuh.

5
Cara Kerja Sistem Reproduksi Manusia
Proses reproduksi manusia terjadi ketika sel telur dari wanita dengan sel sperma dari pria
bersatu dan berkembang di dalam rahim untuk membentuk janin. Dengan kata lain,
kemampuan ini berguna untuk menghasilkan keturunan atau berkembang biak.
Beberapa bagian tubuh, baik pada wanita maupun pria dibutuhkan agar proses ini dapat
terjadi yang disebut dengan alat reproduksi atau alat kelamin. Sistem reproduksi pada pria
dan wanita memiliki sistem kerja yang berbeda satu sama lain. Masing-masing memiliki
fungsi yang berbeda dan keunikannya sendiri secara genetik.
Ketika proses reproduksi terjadi melalui hubungan intim, percampuran antara sel sperma
dan sel telur akan menuju pada proses yang disebut dengan pembuahan. Setelah itu, janin
akan terbentuk di dalam rahim antara 36 hingga 40 minggu hingga dilahirkan sebagai
bayi.

Perbedaan Sistem Reproduksi Pria dan Wanita


Sistem reproduksi pria terdiri dari dua bagian utama, yaitu testis sebagai tempat
sperma diproduksi dan penis. Bagian penis dan uretra sebenarnya termasuk dalam sistem
saluran kemih dan reproduksi pada pria. Sedangkan testis merupakan bagian organ
reproduksi pria yang terletak di dalam kantong luar yang disebut dengan
skrotum. Biasanya sedikit lebih dingin dibandingkan suhu tubuh untuk memfasilitasi
produksi sperma.
Sementara itu, struktur eksternal dari sistem reproduksi wanita antara lain klitoris,
labia minora, labia majora, serta kelenjar Bartholin. Bagian tubuh yang termasuk organ
dalam utama dari sistem reproduksi wanita adalah vagina dan rahim. Kedua organ ini
berguna sebagai wadah dari air mani dan ovarium tempat menghasilkan sel telur. Vagina
terletak menempel ke rahim melalui serviks, sedangkan saluran tuba menghubungkan
rahim ke ovarium.
Pembuahan terjadi jika sperma memasuki tuba falopi dan terus berada di dalam
sel telur. Pembuahan biasanya terjadi di saluran telur, tetapi bisa juga terjadi di rahim itu
sendiri. Sel telur kemudian ditanamkan di lapisan rahim saat proses embrio dan janin
mulai terbentuk. Saat janin sudah cukup dewasa untuk bertahan hidup di luar rahim,
serviks akan membesar dan menyebabkan kontraksi rahim untuk mendorongnya keluar
melalui jalan lahir.

6
Anatomi Sistem Reproduksi Pria
Organ reproduksi pria memiliki struktur eksternal yang meliputi:
 Penis
Penis adalah organ vital yang digunakan untuk berhubungan intim. Sperma dapat keluar
melalui saluran di dalam penis ketika sudah mencapai orgasme.
 Skrotum
Bagian kantong kulit yang menggantung di pangkal penis. Skrotum berfungsi untuk
melindungi testis, saraf, serta pembuluh darah.
 Testis
Suatu kelenjar yang memiliki fungsi untuk memproduksi sperma dan hormon testosteron.
Bagian ini adalah organ terpenting dari sistem reproduksi pria dan terletak di dalam
skrotum.
Selain itu, pria juga memiliki organ reproduksi internal yang dikenal sebagai organ
tambahan. Organ tersebut berfungsi untuk membantu berlangsungnya proses produksi,
penyimpanan, dan keluarnya sperma. Organ tersebut, antara lain:
 Uretra.
 Vas deferens.
 Epididimis.
 Vesikula seminalis.
 Duktus ejakulatorius.
 Kelenjar prostat.
 Kelenjar bulbouretral.
Hormon testosteron dapat memengaruhi fungsi dari organ-organ reproduksi tersebut.
Selain itu, hormon testosteron juga bermanfaat dalam pengembangan karakteristik pria
dari segi fisik, gairah seksual, FSH (follicle stimulating hormone), dan LH (luteinizing
hormone) yang berguna untuk membantu produksi sperma.

Anatomi Sistem Reproduksi Wanita


Organ reproduksi wanita lebih banyak terletak pada tubuh bagian dalam yang meliputi:
 Tuba Falopi
Jalur yang menghubungkan ovarium dan rahim yang berguna untuk pergerakan sel telur.
Bentuk dari tuba falopi menyerupai tabung kecil dan menempel di bagian atas rahim.
 Ovarium

7
Sebuah kelenjar dengan fungsi untuk menghasilkan sel telur, hormon progesteron, dan
hormon estrogen. Organ ini berbentuk oval kecil dan terletak di kedua sisi rahim.
 Vagina
Bagian ini berfungsi sebagai jalur penghubung antara serviks ke bagian luar tubuh. Selain
itu, vagina juga berguna sebagai jalan keluar bayi saat proses melahirkan. Saat
berhubungan intim, organ ini berguna untuk jalur penetrasi penis sehingga sel sperma
dapat masuk dan bertemu sel telur.
 Rahim
Rahim berguna sebagai tempat janin untuk berkembang ketika kehamilan terjadi. Rahim
berbentuk menyerupai buah pir dan merupakan organ berongga yang wajib dimiliki setiap
wanita jika ingin hamil.
Selain itu, wanita juga memiliki beberapa organ tambahan, seperti labium mayor, labium
minor, kelenjar Bartholin, dan klitoris. Organ-organ tersebut berfungsi untuk:
 Melindungi bagian reproduksi internal wanita dari bermacam jenis infeksi.
 Memicu hasrat seksual pada wanita.
 Sebagai jalur yang memungkinkan sperma untuk masuk ke dalam tubuh wanita
dan mencapai sel telur.
Setiap wanita juga memiliki empat hormon reproduksi utama, yaitu FSH dan LH yang
membantu proses produksi sel telur di ovarium. Bagian lainnya adalah hormon yang
berperan penting untuk kehamilan, yaitu estrogen dan progesteron.

Penyakit pada Sistem Reproduksi Pria


Banyak sekali masalah kesehatan yang rentan terjadi pada sistem reproduksi pria, dan
kanker prostat menjadi penyakit yang paling umum ditemui. Namun, pria juga dapat
mengidap kanker testis dan kanker penis. Selain itu, masalah pada sistem reproduksi pria
lainnya yang juga umum terjadi adalah:
 Disfungsi ereksi.
 Prostatitis.
 Epididimitis.
 Hipospadia.
 Varikokel.
 Hidrokel.
 Orchitis.

8
Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita
Banyak bagian dari sistem reproduksi pria dan wanita dapat dipengaruhi oleh kanker. Sel
kanker dapat menyerang rahim, ovarium, payudara dan leher rahim, di antara organ
lainnya. Selain itu, masalah pada sistem reproduksi wanita lainnya yang juga umum
terjadi adalah:
 Sindrom polikistik ovarium (PCOS).
 Endometriosis.
 Miom.
 Radang panggul.
 Prolaps uteri.

2.3 Pengertian Kesehatan Reproduksi


Pengertian Kesehatan Reproduksi
Istilah reproduksi berasal dari kata “re” yang artinya kembali dan kata produksi
yang artinya membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi mempunyai suatu
proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya.
Sedangkan yang disebut organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk
reproduksi manusia (Teori Kesehatan Reproduksi, 2015)
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup
fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses
reproduksiyang pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari
penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman
danmemuaskan sebelum dan sesudah menikah (Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana, 2016). Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan
sosial secara utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam suat yang
berkaian dengan system reproduksi, fungsi dan prosesnya (WHO). Kesehatan reproduksi
adalah keadaan sempurna fisik, mental dan kesejahteraan social dan tidak semata-mata
ketiadaan penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berkaitan dengan system
reproduksi dan fungsi serta proses (Epidemiologi Kesehatan Reproduksi, 2019).

Tujuan Kesehatan Reproduksi


Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 Kesehatan Reproduksi yang
menjamin setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi yang
bermutu, aman dan dapat dipertanggung jawabkan, dimana peraturan ini juga menjamin
9
kesehatan perempuan dalam usia reproduksi sehingga mampu melahirkan generasi yang
sehat, berkualitas yang nantinya berdampak pada penurunan Angka Kematian Ibu.
Didalam memberikan pelayanan Kesehatan Reproduksi ada dua tujuan yang akan dicapai,
yaitu tujuan utama dan tujuan khusus (Asuhan Kebidanan Pelayanan Keluarga
Berencana, 2018).
Tujuan Utama adalah memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang
komprehensif kepada perempuan termasuk kehidupan seksual dan hak-hak reproduksi
perempuan sehingga dapat meningkatkan kemandirian perempuan dalam mengatur fungsi
dan proses reproduksinya yang pada akhirnya dapat membawa pada peningkatan kualitas
kehidupannya

Indikator Permasalahan Kesehatan Reproduksi


a. Gender
Adalah peran masing-masing pria dan wanita berdasarkan jenis kelamin menurut
budaya yang berbeda-beda. Gender sebagai suatu kontruksi sosial mempengaruhi
tingkat kesehatan, dank arena peran gender berbeda dalam konteks cross cultural berarti
tingkat kesehatan wanita juga berbeda-beda (Epidemiologi Kesehatan Reproduksi, 2019)

b. Kemiskinan
Kemiskinan mengakibatkan banyak hal, antara lain:
1) Makanan yang tidak cukup atau makanan yang kurang gizi
2) Persediaan air yang kurang, sanitasi yang jelek dan perumahan yang tidak layak
3) Tidak mendapatkan pelayanan yang baik (Epidemiologi Kesehatan

c. Pendidikan Yang Rendah


Kemiskinan mempengaruhi kesempatan untuk mendapatkan pendidikan. Kesempatan
untuk sekolah tidak sama untuk semua tetapi tergantung dari kemampuan membiayai.
Dalam situasi kesulitan biaya biasanya anak laki-laki lebih diutamakan karena laki-laki
dianggap sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga. Dalam halini bukan indicator
kemiskinan saja yang berpengaruh tetapi juga gender berpengaruh pula terhadap
pendidikan. Tingkat pendidikan ini mempengaruhi tingkat kesehatan. Orang yang
berpendidikan biasanya mempunyai pengertian yang lebih besar terhadap masalah-
masalah kesehatan dan pencegahannya. Minimal dengan mempunyai pendidikan yang
memadai seseorang dapat mencari liang merawat diri sendiri, dan ikut serta dalam
10
mengambil keputusan dalam keluarga dan masyarakat (Epidemiologi Kesehatan
Reproduksi, 2019).

d. Kawin muda
Di Negara berkembang termasuk Indonesia kawin muda pada wanita masih banyak
terjadi (biasanya di bawah usia 18 tahun). Hal ini banyak kebudayaan yang
menganggap kalau belum menikah diusia tertentu dianggap tidak laku. Ada juga karena
faktor kemiskinan, orang tua cepat-cepat mengawinkan anaknya agar lepas tanggung
jawabnya dan diserahkan anak wanita tersebut kepada suaminya (Epidemiologi
Kesehatan Reproduksi, 2019).

e. Kekurangan gizi dan kesehatan yang buruk


Menurut WHO di Negara berkembang termasuk Indonesia diperkirakan 450 juta
wanita tumbuh tidak sempurna kkemiskinan. Wanita sejak ia mengalami menstruasi
akan membutuhkan giziyang lebih banyak dari pria untuk mengganti darah yang keluar.
Zat yang sangat dibutuhkan adalah zat besi yaitu 3 kali lebih besar dari kebutuhan pria
(Epidemiologi Kesehatan Reproduksi, 2019).

f. Beban kerja yang berat


Wanita bekerja jauh lebih lama daripada pria, berbagai penelitian yang telah dilakukan di
seluruh dunia rata-rata wanita bekerja 3 jam lebih lama. Akibatnya wanita mempunyai
sedikit waktu istirahat, lebih lanjut terjadinya kelelahan kronis, stress, dan sebagainya.
Kesehatan wanita tidak hanya dipengaruhi oleh waktu (Epidemiologi Kesehatan
Reproduksi, 2019).

Cara Menjaga Kesehatan Sistem Reproduksi Pria dan Wanita


Oleh karena sangat rentan mengalami masalah kesehatan yang membahayakan, setiap
individu perlu mengetahui bagaimana cara tepat menjaga kesehatan sistem reproduksi,
yaitu:
 Pastikan selalu menjaga kebersihan area intim
Tidak hanya membuat pasangan menjadi enggan untuk melakukan hubungan intim, area
kelamin yang tidak terjaga kebersihannya juga meningkatkan risiko munculnya penyakit.
Kondisi ini bisa mengakibatkan terganggunya kinerja dari sistem reproduksi.

11
Pastikan area intim bersih dan kering setelah buang air kecil. Bagi wanita, sebaiknya
tidak menggunakan produk yang memiliki kandungan parfum karena bisa mengiritasi
vagina. Sementara untuk pria, sebaiknya mempertimbangkan untuk melakukan khitan
guna mengurangi risiko infeksi bakteri.
 Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
Mengonsumsi makanan bergizi seimbang tidak hanya memiliki dampak positif untuk
kesehatan fisik, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan sistem reproduksi.
Konsumsi makanan bergizi tinggi bisa membuat peluang wanita untuk mendapatkan
kehamilan menjadi lebih tinggi. Sementara itu, konsumsi makanan bergizi seimbang juga
bisa meningkatkan kualitas sperma pada pria.

 Praktik hubungan intim yang aman


Bertujuan untuk menghindari risiko penularan penyakit seksual, tetapi juga mencegah
terjadinya kehamilan yang memang tidak direncanakan. Baik pria dan wanita sebaiknya
tidak sering berganti pasangan, menggunakan alat kontrasepsi yang aman, dan segera
membersihkan area kelamin setelah berhubungan intim.
 Terapkan pola hidup sehat
Selain pola makan sehat, menjaga kesehatan organ reproduksi juga bisa dilakukan dengan
menerapkan pola hidup sehat. Pastikan untuk mendapatkan cukup istirahat, menghindari
dan mengelola stres dengan baik, berolahraga rutin, tidak merokok, serta menghindari
mengonsumsi minuman beralkohol.
 Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter
Terakhir, pastikan untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan organ reproduksi ke
dokter. Jadi, adanya masalah kesehatan yang menyerang organ reproduksi bisa dideteksi
dan ditangani lebih dini, sehingga komplikasi yang berbahaya dapat dihindari.

2.4. Gizi yang penting untuk kesehatan Reproduksi


Kesuburan merupakan bekerjanya secara optimal organ-organ reproduksi baik
pada pria maupun wanita, sehingga dapat melakukan fungsi fertilisasi (pembuahan)
dengan baik. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi yaitu faktor
endogen (genetik) yang meliputi tahap seluler, jaringan, dan organ, serta faktor eksogen
(luar) yang meliputi lingkungan dan pola hidup.

12
Pola asupan zat gizi makro dan mikro yang terpenuhi akan mencapai kematangan
sel, jaringan, dan organ sehingga dapat berfungsi dengan baik. Pada perempuan dengan
status gizi kurus akibat kurangnya asupan gizi akan mengalami defisiensi hormon
reproduksi yang berakibat terhadap peningkatan kejadian infertilitas pada perempuan.
Selain itu perempuan yang memiliki berat badan berlebih (overweight) atau kegemukan
(obesitas), atau dengan istilah lain memiliki tubuh 10% – 15% dari lemak tubuh normal,
maka wanita tersebut akan menderita gangguan pertumbuhan folikel di ovarium yang
terkait dengan sebuah sindrom yaitu Sindrom Ovarium Poli Kistik (SPOK).
Makanan menjadi salah satu faktor penting dalam menunjang kesuburan dan
kesehatan organ reproduksi secara umum. Energi dan zat makro seperti karbohidrat,
lemak, protein, vitamin dan mineral sangat diperlukan untuk pembentukan hormon
reproduksi. Untuk hidup sehat dan bugar diperlukan pedoman gizi seimbang.

1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi terbesar dalam budaya makan di Indonesia. Ketika
premenstruasi tidak jarang remaja mengalami penurunan nafsu makan. Sedangkan pada
masa tersebut terjadi peningkatan kebutuhan makanan atau energi untuk mencegah
anemia. Sedangkan, remaja cenderung mengonsumsi fast food yang kurang lengkap akan
zat- zat gizi yang secara tidak langsung akan menyebabkan tubuh kekurangan zat-zat gizi
makro dan mikro. Apabila keadaan tersebut berlangsung terus menerus, maka akan
mempengaruhi fungsi organ tubuh dan terganggunya fungsi reproduksi, seperti gangguan
menstruasi.

2. Protein
Protein terdiri dari berbagai asam amino termasuk arginin. Arginin adalah asam amino
yang berfungsi memperkuat daya tahan hidup sperma dan mencegah kemandulan.
Sumber arginin adalah ikan, daging sapi, ayam, kacang-kacangan. Konsumsi makanan
tinggi akan arginin akan membantu merangsang produksi hormon estrogen selama
menstruasi sehingga mengurangi peradangan serta kram menstruasi.

3. Lemak
Lemak memegang peranan penting sebagai sumber asam lemak esensial yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan sebagai pengangkut vitamin larut lemak. Asam lemak esensial
seperti asam lemak omega 3, dibutuhkan tubuh sekitar 3% dari energi total. Wanita
13
dengan asupan asam lemak omega 3 yang rendah akan cenderung mengalami nyeri haid
(dismenorhea). Studi menunjukkan bahwa mengonsumsi asam lemak omega-3 dalam
makanan sehari-hari akan mengurangi nyeri haid. Ikan tuna dan salmon mengandung
asam lemak omega 3.

4. Vitamin A
Vitamin A merupakan zat gizi larut dalam lemak, esensial untuk mata, pertumbuhan,
diferensiasi sel, reproduksi, dan integritas sistem imun. Wortel, ubi merah, buah warna
kuning dan oranye seperti mangga dan sayur daun hijau merupakan sumber beta karoten
untuk maturasi sperma.

5. Vitamin C
Vitamin C adalah vitamin larut dalam air yang mampu menangkal radikal bebas,
mencegah aglutinasi (penggumpalan) sperma, memelihara struktur dan perkembangan,
serta fungsi sel- sel spermatozoa. Vitamin C adalah asam askorbat alami yang banyak
terdapat pada buah-buahan seperti jeruk, jeruk lemon, semangka, strawberi, mangga, dan
nanas serta sayuran berwarna hijau seperti brokoli dan kembang kol.

6. Asam Folat
Asam folat berperan dalam metabolisme asam amino yang diperlukan dalam
pembentukan sel darah merah. Manfaat asam folat adalah menambah jumlah dan
kuantitas sperma sampai dengan 74 persen. Sumber asam folat adalah sayuran berwarna
hijau tua, kol, buah-buahan seperti stoberi, biji-bijian, daging, susu dan serealia utuh.

7. Vitamin E
Vitamin E (alfa-tokoferol) adalah suatu antioksidan yang melindungi sel-sel tubuh
terhadap radikal bebas. Vitamin E banyak tersedia dalam minyak yang dihasilkan dari
bijibijian, seperti; minyak kacang, minyak kulit gandum, minyak jagung dan minyak biji
bunga matahari. Selain itu, vitamin E juga terdapat pada sayuran hijau, sereal, hati,
kuning telur, lemak susu, kacang kacangan, kiwi, mangga dan mentega. Vitamin E
mampu melindungi spermatozoa terhadap kerusakan peroksidatif dan penurunan
motilitas.

14
8. Zink
Zink berfungsi melindungi sperma dari bakteri, mengandung antioksidan yang akan
melindungi sperma dari radikal bebas yang dapat merusak sel, juga memengaruhi jumlah
dan kesehatan sperma. Sumber zinc yang paling baik adalah sumber protein hewani,
terutama daging, hati, kerang dan telur. Zinc dalam produk hewani lebih mudah diserap
daripada zinc dari makanan nabati seperti serealia dan kacang-kacangan.

9. Selenium
Selenium berfungsi sebagai antioksidan yang meredam aktivitas radikal bebas. Secara
umum, makanan laut dan organ dalam adalah sumber makanan yang kaya akan selenium,
selain itu daging, biji-bijian, produk olahan susu, dan telur merupakan sumber selenium
yang baik. Selenium penting untuk perkembangan folikel ovarium yang sehat, yang
bertanggung jawab untuk produksi telur pada perempuan.

10. Kalsium
Kalsium merupakan zat gizi mikro yang memiliki peran dalam mengurangi nyeri saat
haid (dysmenorrhea). Penelitian mengenai suplementasi kalsium yang dilakukan di
Metropolitan Hospital di New York, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa 75%
penderita PMS berkurang sakitnya. Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil
olahannya. Ikan yang dimakan dengan tulang termasuk ikan kering, serealia, kacang-
kacangan dan olahannya, dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik.

15
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Seperti yang kita ketahui sumber utama energi berasal dari zat gizi. Energi yang
diperlukan tubuh untuk mengerjakan pekerjaan merupakan tambahan terhadap
energi metabolisme basal. Bila tubuh seseorang kekurangan energi maka
kemampuan fisiknya untuk melakukan aktivitas kerja akan berkurang sehingga
produktivitas kerja akan menurun.
2. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang tidak hanya memiliki dampak positif
untuk kesehatan fisik, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan sistem
reproduksi. Konsumsi makanan bergizi tinggi bisa membuat peluang wanita
untuk mendapatkan kehamilan menjadi lebih tinggi. Sementara itu, konsumsi
makanan bergizi seimbang juga bisa meningkatkan kualitas sperma pada pria.
3. Makanan menjadi salah satu faktor penting dalam menunjang kesuburan dan
kesehatan organ reproduksi secara umum. Energi dan zat makro seperti
karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral sangat diperlukan untuk
pembentukan hormon reproduksi.

3.2. Saran
Bagi Remaja, mahasiswa, ataupun tenaga kerja yang mempunyai status gizi
normal hendaknya mempertahankan dengan cara makan-makanan yang cukup sehingga
memperoleh semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan
reproduksi sedangkan tenaga kerja yang mempunyai status gizi gemuk dan kurus
hendaknya menerapkan pola hidup sehat dengan cara makan makanan yang cukup sesuai
dengan jenis pekerjaan ukuran sedang yang membutuhkan gizi senilai 3000 kalori per
harinya sehingga memperoleh semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan serta
berolahraga secara teratur.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arisman, 2018. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC

Hardinsyah, 2016. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta : EGC

Ariani, 2017. Ilmu Gizi. Yogyakarta: Numed

KepMenKesRI, 2017. Gizi dalam daur Kehidupan. Jakarta : PPSDM

KepMenKesRI, 2017. Buku Saku Asuhan Gizi di Puskesmas. Jakarta : PPSD

17

Anda mungkin juga menyukai