Sistem Kepercayaan Kerajaan Sriwijaya PDF
Sistem Kepercayaan Kerajaan Sriwijaya PDF
Oleh:
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan ........................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sriwijaya (Srivijaya; Thai: ศรี วิชยั atau "Ṣ̄rī wichạy") adalah salah satu
kemaharajaan bahari yang pernah berdiri di pulau Sumatera dan banyak memberi
pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan membentang dari Kamboja,
Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, dan pesisir Kalimantan.
Dalam bahasa Sansekerta, sri berarti “bercahaya”, dan wijaya berarti
“kemenangan” atau “kejayaan”, maka nama Sriwijaya bermakna “kemenangan
yang gilang-gemilang”.
Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan besar yang bukan saja dikenal
di wilayah Indonesia, tetapi dikenal di setiap bangsa atau negara yang berada jauh
di luar Indonesia. Hal ini disebabkan letak Kerajaan Sriwijaya yang sangat
strategis dan dekat dengan Selat Malaka. Telah kita ketahui, Selat Malaka pada
saat itu adalah jalur perdagangan yang sangat ramai dan dapat menghubung-kan
antara pedagang-pedagang dari Cina dengan India atau Romawi. Dari tepian
Sungai Must di Sumatra Selatan, pengaruh Kerajaan Sriwijaya terus meluas yang
mencakup Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Bangka, Laut Jawa bagian barat,
Bangka, Jambi Hulu, dan mungkin juga Jawa Barat (Tarumanegara), Semenanjung
Malaya hingga ke Tanah Genting Kra. Luasnya wilayah laut yang dikuasai
Kerajaan Sriwijaya menjadikan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim yang besar
pada zamannya.
Dari latar belakang tersebut lebih lengkapnya akan kami bahas dalam
makalah ini yang lebih di tekankan dari aspek sistem kepercayaan pada masa
kerajaan sriwijaya dan tentunya kami tidak melupakan untuk membahas mengenai
catatan sejarah dari kerajaan sriwijaya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dibuat
perumusan masalah sebagai berikut:
1
2
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan diatas, tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk:
a. Mengetahui bagaimana Catatan Sejarah Kerajaan Sriwijaya
b. Mengetahui bagaimana Sistem Kepercayaan Kerajaan Sriwijaya
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
tradisi Asia Tenggara. Selain bangkai perahu, ditemukan juga sejumlah artefak-
artefak lain yang berhubungan dengan temuan perahu, seperti tembikar,
keramik, dan alat kayu.6
Sriwijaya menjadi simbol kebesaran Sumatera awal, dan kerajaan
besar Nusantara selain Majapahit di Jawa Timur. Pada abad ke-20, kedua
kerajaan tersebut menjadi referensi oleh kaum nasionalis untuk menunjukkan
bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan negara sebelum kolonialisme
Belanda.7
Sriwijaya disebut dengan berbagai macam nama. Orang Tionghoa
menyebutnya Shih-li-fo-shih atau San-fo-ts'i atau San Fo Qi. Dalam bahasa
Sanskerta dan bahasa Pali, kerajaan Sriwijaya disebut Yavadesh dan Javadeh.
Bangsa Arab menyebutnya Zabaj.8 dan Khmer menyebutnya Malayu.
Banyaknya nama merupakan alasan lain mengapa Sriwijaya sangat sulit
ditemukan. Sementara dari peta Ptolemaeus ditemukan keterangan tentang
adanya 3 pulau Sabadeibei yang kemungkinan berkaitan dengan Sriwijaya. 9
Sekitar tahun 1993, Pierre-Yves Manguin melakukan observasi dan
berpendapat bahwa pusat Sriwijaya berada di Sungai Musi antara Bukit
Seguntang dan Sabokingking(terletak di provinsi Sumatera Selatan sekarang),
tepatnya di sekitar situs Karanganyar yang kini dijadikan Taman Purbakala
Kerajaan Sriwijaya. Pendapat ini didasarkan dari foto udara tahun 1984 yang
menunjukkan bahwa situs Karanganyar menampilkan bentuk bangunan air,
yaitu jaringan kanal, parit, kolam serta pulau buatan yang disusun rapi yang
dipastikan situs ini adalah buatan manusia. Bangunan air ini terdiri atas kolam
dan dua pulau berbentuk bujur sangkar dan empat persegi panjang, serta
jaringan kanal dengan luas areal meliputi 20 hektare. Di kawasan ini ditemukan
banyak peninggalan purbakala yang menunjukkan bahwa kawasan ini pernah
menjadi pusat permukiman dan pusat aktifitas manusia. Namun
6 Ibid
7 Jean Gelman Taylor. Op Cit.
8 Suminto Sucipto, 2009. Perkembangan Masyarakat pada Masa Kerajaan Hindu Budha serta
Peningalannya Solo: Tiga Serangkai
9 Slamet Muljana. 2006. Sriwijaya. PT. LKiS Pelangi Aksara.
5
10 Ibid
11 R Soekmono. 2002. Pengantar sejarah kebudayaan Indonesia 2. Yogyakarta: Kanisius
12 Nugroho Notosusanto. 1992. Sejarah nasional Indonesia: Jaman kuna, Bandung: PT Balai Pustaka
6
13 James T Collin. 2005. Bahasa Melayu, Bahasa Dunia - Sejarah Singkat (dalam Indonesia).Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia
14 Nana Supratna. 2008. Sejarah untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas: Program Bahasa. Bandung:
Grasindo
7
PENUTUP
A. Simpulan
Kerajaan sriwijaya pernah berkembang menjadi kerajaan maritim yang
besar dan pusat perdangangan di Asia Tenggara. Dalam masa berkembangnya
kerajaan ini pernah menguasai Indonesia bagian barat, termasuk Semenanjung
Malaka. Sebelumnya tidak terdapat catatan lebih lanjut mengenai kerajaan
Sriwijaya dalam sejarah Indonesia, masa lalunya yang terlupakan dibentuk
kembali oleh sarjana asing. Tidak ada orang Indonesia modern yang mendengar
mengenai Sriwijaya sampai tahun 1920-an, ketika sarjana Perancis George
Cœdès mempublikasikan penemuannya dalam surat kabar
berbahasa Belanda dan Indonesia. Adapun bukti-bukti dari peninggalan
kerajaan sriwijaya diantaranya adalah: Prasasti Kedukan Bukit (683 M),
Prasasti Talang Tuo (684 M), Prasasti Kota Kapur (686 M), Prasasti-prasasti
Siddhayatra (tidak berangka tahun), Prasasti Telaga Batu (683 M), dan Prasasti
Karang Brahi (686 M) di Jambi dan adapula sumber-sumber asing tentang
kerajaan Sriwijaya diperoleh dari Cina, India (antara lain Prasasti Nalanda dan
Cola), Sri Lanka, Arab, dan Parsi, serta Prasasti Ligor, di Tanah Genting Kra,
Malaysia. Yang berangka tahun 775 M.
Sistem kepercayaan masyarakat Sriwijaya banyak dipengaruhi oleh
dartangnya pedagang dari India. Pertama adalah agama Hindu, lalu agama
Buddha. Agama Buddha dikenalkan di Sriwijaya pada tahun 425. Peranannya
dalam agama Budha dibuktikannya dengan membangun tempat pemujaan
agama Budha di Ligor, Thailand. Raja-raja Sriwijaya menguasai kepulauan
Melayu melalui perdagangan dan penaklukkan dari kurun abad ke-7
hingga abad ke-9, sehingga secara langsung turut serta mengembangkan bahasa
Melayu beserta kebudayaannya di Nusantara.
8
DAFTAR PUSTAKA
Supratna, Nana. 2008. Sejarah untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas: Program
Bahasa. Bandung: Grasindo.
Taylor, Jean Gelman. 2003. Indonesia: Peoples and Histories. New Haven and
London: Yale University Press
http://news.detik.com/read/2012/03/24/173813/1875495/10/perahu-kuno-
kerajaan-sriwijaya-ditemukan-di-sumatera-selatan diakses pada tanggal 26
Oktober 2015 pukul 07:10