Anda di halaman 1dari 11

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

Volume 7, Nomor 2, Mei 2018


Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Vionika Vitasari, Ilham Uddin, Sefri Noventi Sofia

HIPONATREMIA SEBAGAI PREDIKTOR MORTALITAS GAGAL


JANTUNG STUDI KASUS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG
Vionika Vitasari1, Ilham Uddin2, Sefri Noventi Sofia2
1
Mahasiswa Program S-1 Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
2
Staf Pengajar Ilmu Kardiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp. 02476928010

ABSTRAK
Latar Belakang Gagal jantung adalah salah satu masalah kardiovaskular dengan tingkat
mortalitas yang tergolong tinggi. Pemeriksaan fisik dan penunjang dilakukan untuk
mengetahui tingkat mortalitas pada pasien dengan gagal jantung. Hiponatremia merupakan
salah satu prediktor mortalitas pada pasien dengan penyakit gagal jantung yang tergolong
praktis untuk dilakukan.
Tujuan Membuktikkan hubungan hiponatremia dengan kejadian mortalitas penderita gagal
jantung di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Metode Observasional analitik retrospektif dengan desain case control. Sampel penelitian ini
adalah pasien gagal jantung yang dirawat inap di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Hasil Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara pasien gagal jantung yang
hiponatremia terhadap kejadian mortalitas di RSUP dr. Kariadi Semarang dengan nilai p
berturut-turut p=0,009 dan p=0,017 dengan OR = 6,067. Tidak terdapat hubungan yang
bermakna secara statistik antara pasien gagal jantung dengan usia ≥51 tahun
(p=0,613;OR=1,593), normotensi (p=0,011 dan p=0,091; OR=5,926), riwayat diabetes
mellitus (p=0,319;OR=1,950), kadar kreatinin yang meningkat (p=0,740;OR=0,802) terhadap
kejadian mortalitas di RSUP dr. Kariadi Semarang.
Kesimpulan Terdapat hubungan antara hiponatremia dengan kejadian mortalitas pada
penderita gagal jantung di RSUP dr. Kariadi Semarang. Sehingga hiponatremia dapat
dijadikan prediktor mortalitas pasien gagal jantung di RSUP dr. Kariadi Semarang.
Kata Kunci : Hiponatremia, Mortalitas, Gagal Jantung

ABSTRACT
HYPONATREMIA AS A PREDICTOR OF MORTALITY IN HEART FAILURE
CASE STUDY IN THE RSUP DR. KARIADI SEMARANG
Background Heart failure is one of cardiovascular disease that have a high mortality rate.
Physical examination and another test applied in variety among heart failure patients.
Hyponatremia is useful as a marker for predictor mortality of patients with heart failure. In
addition to considering a low cost, this applied examination is quite simple and efficient.
Objective Investigated the correlation between Hyponatremia to Mortality of heart failure
patients in RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Methods Observational analytic retrospective with case control design. The subject is patients
with heart failure in RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Results There was significant mean difference between heart failure patients with
hyponatremia toward mortality in RSUP dr. Kariadi Semarang with p value were 0,009 and
0,017 then OR value was 6,067. There was no significant mean differences between heart
failure patients with more than 51 years old (p=0,613;OR=1,593), normotensi (p=0,011 dan

1585 JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1585-1595


JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Vionika Vitasari, Ilham Uddin, Sefri Noventi Sofia

p=0,091; OR=5,926) diabetes mellitus(p=0,319;OR=1,950), high creatinin


(p=0,740;OR=0,802) toward mortality in RSUP dr. Kariadi Semarang.
Conclusion There was correlation between hyponatremia and mortality in patients of heart
failure in RSUP dr. Kariadi Semarang. So hyponatremia can be the predictor mortality of
heart failure patients in RSUP dr. Kariadi Semarang.
Keywords : Hyponatremia, Mortality, Heart failure

PENDAHULUAN aktivitas pompa jantung dan sistem saraf


Heart Failure (HF) atau gagal simpatis jantung. Sehingga dapat
jantung adalah suatu sindroma klinis disimpulkan semakin rendah kadar natrium
kompleks, yang disadari oleh pada darah maka akan semakin besar juga
ketidakmampuan jantung untuk terjadi mortalitas pada pasien.3,4 Dai-Yin
memompakan darah keseluruh jaringan Lu dkk dan Byung-Su Yoo dkk
tubuh secara adekuat, akibat adanya menunjukkan bahwa rendahnya kadar
gangguan struktural dan fungsional dari natrium pada darah atau kadar natrium
jantung.1 Penyebab utama gagal jantung dibawah 135 mEq/L dapat dihubungkan
meliputi abnormalitas miokardium, dengan peningkatan kematian pasien
overload beban luar (contoh: hipertensi), dengan gagal jantung akut.3,4 Pada
abnormalitas katup jantung, ritme jantung penelitian William dkk dan Chansa dkk
yang abnormal (aritmia), kegagalan terkait menunjukkan sebaliknya bahwa kadar
perikardium (contoh: tamponade), dan natrium darah bukan merupakan prediktor
kelainan kongenital deformitas jantung.2 mortalitas yang kuat untuk gagal
Pemeriksaan laboratorium yang jantung.5,6
digunakan adalah pemeriksaan darah Beberapa mekanisme mortalitas
lengkap, elektrolit, urea, kreatinin, gula dapat ditemukan pada penderita gagal
darah, albumin, enzim hati dan INR. Pada jantung yang hiponatremia. Mekanisme
pemeriksaan elektrolit utamanya yang pertama yaitu terjadi penurunan cardiac
diperiksa adalah kadar natrium pada darah. output dan peningkatan rasa haus oleh
Kadar natrium yang rendah memberikan karena aktivasi AVP sehingga
prognosis buruk pada gagal jantung akut.1 menyebabkan penderita ingin minum
Natrium memegang peranan terus-menerus sehingga akan menambah
penting dalam homeostasis tubuh untuk pre l oad karena intake cairan yang banyak.
mengatur pelepasan hormon vasopressin Pada penderita gagal jantung fungsi kerja
(AVP) yang berguna untuk mengatur jantung tidak semaksimal orang normal

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1585-1595


1586
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Vionika Vitasari, Ilham Uddin, Sefri Noventi Sofia

sehingga melakukan mekanisme hipokalemia karena dapat meningkatkan


kompensasi dengan remodelling atau perpindahan natrium ke tubulus distal
hipertrofi ventrikel kiri. Saat intake cairan sehingga dapat menstimulasi hormon
makin meningkat, preload juga ikut aldosteron. Hormon aldosteron yang
meningkat dan jantung berusaha meningkat dapat mengakibatkan
memompa sampai batas maksimal tertentu. meningkatnya tingkat sensitivitas pompa
Jika melebihi batas kemampuan jantung natium sehingga natrium yang direabsorsi
akan mengakibatkan henti jantung (cardiac meningkat dan konsentrasi K+ dan ion
arrest)dan berakhir dengan kematian.7 hidrogen banyak yang ikut terbuang lewat
Mekanisme kedua adalah pada urin. Kondisi hipokalemia dapat
penderita gagal jantung yang hiponatremia menyebabkan hiperpolaritas pada sel,
berat dapat terjadi hipokalemia karena meningkatnya potensial istirahat,
konsumsi obat diuretik terlalu lama. Obat mempercepat proses depolarisasi, dan
diuretik memiliki mekanisme meningkatnya sistem automatisasi dan
mengeluarkan urin dalam jumlah tinggi eksitabilitas. Hipokalemia dapat
sehingga dapat meringankan beban preload memperpanjang proses potensial aksi
pompa jantung bagi penderita gagal karena repolarisasi jantung dapat terjadi
jantung. Obat diuretik yang sering jika ada influks K+. Potensial aksi yang
mengakibatkan hipokalemia pada penderita memanjang dapat mengganggu sistem
gagal jantung adalah golongan loop konduksi jantung sehingga gelombang
diuretics dan thiazide. Obat golongan loop QRS melebar dan timbul ventrikel
diuretics bekerja dengan menghambat takikardi yang dapat mengakibatkan terjadi
Na+-K-+2Cl--Cotransporter (NKCC) pada mortalitas yang tiba-tiba.8,9,10
henle ascenden yang secara normal dapat Mekanisme ketiga adalah disfungsi
mereabsorbsi 20-30% natrium yang telah sistem saraf pusat yang berkembang
terfiltrasi. Obat golongan thiazide bekerja menjadi edema serebral. Ketika
dengan menghambat perpindahan natrium hiponatremia terjadi dalam 48 jam
dan chloride di bagian tubulus distal yang (hiponatremia akut) atau serum natrium
secara normal dapat merebasorbsi 5% konsentrasinya menurun tajam lebih dari
natrium yang telah terfiltrasi. Kedua obat 0.5 mEq/L/hr bisa terjadi ensefalopati
tersebut jika digunakan dalam jangka hiponatremia. Ensefalopati hiponatremia
waktu lama dapat menyebabkan adalah disfungsi sistem saraf pusat karena

1587 JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1585-1595


JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Vionika Vitasari, Ilham Uddin, Sefri Noventi Sofia

hiponatremia dan terjadi saat otak gagal Semarang mulai bulan April 2016 sampai
meregulasi volume dan terjadi disfungsi sampel terpenuhi. Untuk data yang
Na+ K+ ATPase.Disfungsi Na+ K+ ATPase dikumpulkan adalah nama, umur, jenis
bisa mengakibatkan hipoksia dan bisa kelamin, tanggal lahir, pekerjaan, nomor
meningkatkan kejadian kematian oleh rekaman medik, diagnosis , dan
karena depresi pusat nafas di batang pemeriksaan penunjang berupa
otak.11,12 pemeriksaan kadar natrium darah untuk
mendapatkan data mengenai kadar natrium
METODE darah pada pasien gagal jantung,
Penelitian eksperimental dengan pemeriksaan EKG untuk menentukan
rancangan case control. Penelitian etiologi gagal jantung diastolik/sistolik dan
dilaksanakan di Instalasi rekam medik luas jantung dan pemeriksaan echocard
RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai bulan untuk evaluasi kelainan struktural dan
April 2017- Agustus 2017. Kriteria inklusi fungsional jantung.
penelitian ini adalah pasien gagal jantung Variabel bebas penelitian ini adalah
kronik dan usia lebih dari 18 tahun. kadar natrium darah. Variabel perancu
Kriteria eksklusi penelitian ini adalah penelitian ini adalah usia, kadar kreatinin,
pasien sepsis, pasien gagal jantung dengan tekanan darah, dan riwayat diabetes
Chronic kidney disease stage V (GFR < 15 mellitus.
ml/menit), pasien gagal jantung bawaan, Data terlebih dahulu dilakukan
pasien gagal jantung dengan hipernatremia pengecekan kebenarannya sebelum diolah
(> 145 mEq/L), pasien gagal jantung dan dianalisis, setelah itu data ditabulasi
dengan LVEF ≥ 50%, dan pasien dengan dan dimasukkan ke sistem komputer. Pada
data tidak lengkap. penelitian ini, nilai data kadar natrium
Sampel diambil dengan cara yang normal dengan yang hiponatremia
consecutive sampling. Berdasarkan rumus dan variabel perancu seperti usia, kadar
besar sampel didapatkan 19 sampel tiap kreatinin, tekanan darah, dan riwayat
kelompok. Pengumpulan data dilakukan diabetes melitus diuji dengan Chi-square.
dengan mencatat data-data yang ada di Apabila dari data tersebut terdapat lebih
rekam medik dan/atau hasil pemeriksaan dari satu variabel yang signifikan maka
laboratorium kadar natrium darah pasien untuk menyingkirkan variabel perancu
gagal jantung di RSUP Dr. Kariadi

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1585-1595


1588
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Vionika Vitasari, Ilham Uddin, Sefri Noventi Sofia

juga dilakukan analisis multivariat berupa Karakteristik penilaian dibagi


uji regresi bivariat. berdasarkan variabel selain kejadian
mortalitas, antara lain jenis kelamin, usia,
HASIL diabetes mellitus, tekanan darah, kadar
Pengambilan data penelitian natrium, dan kadar kreatin. Kesemua
dilakukan April--Agustus 2017. Jumlah variabel tersebut diuji normalitas data
sampel penelitian yang memenuhi kriteria terlebih dahulu, kemudian dibandingkan
inklusi dan eksklusi adalah 38 subjek. dan dilihat signifikansinya apakah terdapat
Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian perbedaan bermakna antar variabel
Karakteristik Rerata ± SB n (%) tersebut atau tidak dengan menggunakan
(min – maks) uji chi-square. Adapun didapat hasil
Jenis Kelamin sebagai berikut.
Laki-laki 26 (68,4%) Tabel 2. Faktor risiko terhadap mortalitas
Perempuan 12 (31,6%)
Uji crosstab p OR
Mortalitas
Diabetes Mellitus 0,319 1,950
Ya 19 (50%)
Usia 0,631 1,593
Tidak 19 (50%)
Tekanan Darah 0,011 5,926
Riwayat Diabetes Mellitus
Kadar Natrium 0,009 6,067
Ya 15 (39,5%)
Kadar Kreatinin 0,740 0,802
Tidak 23 (60,5%)
Usia (tahun) 59,29 ± 11,193
Didapatkan dari tiga puluh delapan
(31-81)
sampel yang diteliti terdiri dari 26 (68.4%)
<51 5 (13,2%)
≥51 33 (86,8%) laki-laki dan 12 (31.6%) perempuan. Usia

Tekanan Darah berkisar antara 31 sampai 81 tahun degan


Hipotensi 6 (15,8%) rerata 59,29 (SD ±11,193). Pada penelitian
Normotensi 25 (65.8%) ini menggunakan metode case control
Hipertensi 7 (18,4%) sehingga membutuhkan pasien gagal
Kadar Natrium jantung yang masih hidup sebanyak 19
Hiponatremia 20 (52,6%) orang dan 19 pasien gagal jantung yang
Normonatremia 18 (47,4%)
sudah meninggal.
Kadar Kreatinin
Riwayat diabetes mellitus dari
Normal 15 (39,5%)
subjek penelitian didapatkan sebanyak 15
Meningkat 23 (60,5%)

1589 JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1585-1595


JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Vionika Vitasari, Ilham Uddin, Sefri Noventi Sofia

pasien (39,5%) sedangkan yang tidak jantung dengan usia kurang dari 51 tahun
memiliki riwayat diabetes mellitus (OR=1,593).
didapatkan terbanyak 23 pasien (60,5%). Tekanan darah dari subjek
Pada pasien gagal jantung dengan diabetes peneltian dibagi menjadi tiga kelompok.
mellitus memiliki risiko sebesar 1,95 kali Kelompok pertama yang memiliki tekanan
untuk terjadi mortalitas dibandingkan darah kurang dari sama dengan 90/60
pasien gagal jantung tidak diabetes mmHg didapatkan sebanyak 6 pasien
mellitus (OR=1,950). Tidak terdapat (15,8%), kelompok kedua yang memiliki
perbedaan yang signifikan antara riwayat tekanan darah dengan rentang 91/61
diabetes mellitus dengan kejadian sampai 139/89 mmHg didapatkan
mortalitas karena didapatkan nilai p=0,319 sebanyak 25 pasien (65,8%) , dan
(p>0,05). kelompok ketiga dengan tekanan darah
Usia dari subjek penelitian dibagi lebih dari sama dengan 140/90 mmHg
kedalam rentang usia kurang dari 51 tahun didapatkan sebanyak 7 pasien (18,4%).
dan lebih dari sama dengan 51 tahun. Pada Rerata tekanan darah dari keseluruhan
pasien dengan rentang usia kurang dari 51 subjek penelitian adalah normotensi
tahun hanya didapatkan 5 subjek penelitian dengan tekanan darah terendah adalah
(13,2%) sedangkan pada rentang usia lebih 70/60 mmHg dan yang tertinggi adalah
dari sama dengan 51 tahun merupakan 170/110 mmHg. Terdapat perbedaan yang
rentang usia dengan jumlah subjek signifikan antara tekanan darah dengan
terbanyak yaitu 33 orang (86,8%). Rerata kejadian mortalitas dikarenakan nilai
usia dari subjek penelitian adalah 52,29 p=0,011 (p<0,05). Pada variabel ini tidak
tahun dengan usia terendah adalah 31 bisa didapatkan Odd Ratio karena analisis
tahun dan usia tertinggi adalah 81 tahun. tidak bisa dilakukan pada sistem tabel 3x2.
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan Sehingga peneliti melakukan
antara usia dengan kejadian mortalitas penggabungan sel agar menjadi tabel 2x2
karena didapatkan nilai p=0,631 (p>0,05). pada sel yang memiliki expected counts
Pada pasien gagal jantung dengan usia yang kurang dari 5 yaitu pada sel hipotensi
lebih dari sama dengan 51 tahun memiliki dan hipertensi. Pada pasien gagal jantung
risiko sebesar 1,59 kali untuk terjadi dengan tekanan darah normal memiliki
mortalitas dibandingkan pasien gagal risiko sebesar 5,9 kali untuk terjadi
mortalitas dibandingkan pasien gagal

1590 JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1585-1595


JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Vionika Vitasari, Ilham Uddin, Sefri Noventi Sofia

jantung dengan tekanan darah rendah dan p=0,501 (p>0,05). Pada pasien gagal
tekanan darah tinggi (OR=5,926). jantung dengan kadar kreatinin meningkat
Kadar natrium dari subjek peneltian memiliki risiko sebesar 0,8 kali untuk
dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok terjadi mortalitas dibandingkan pasien
pertama yang memiliki kadar kurang dari gagal jantung dengan kadar kreatinin
sama dengan 135 mEq/L didapatkan normal (OR=0,802).
sebanyak 20 pasien (52,6%) dan kelompok Tabel 3. Hasil Uji Regresi
kedua yang memiliki kadar dengan rentang p Exp(B)

136 sampai 145 mEq/L didapatkan Kadar Natrium 0,017 6,039

sebanyak 18 pasien (38,4%). Kadar Tekanan Darah 0,091 0,301

natrium terendah adalah 114 mEq/L dan


yang tertinggi adalah 145 mEq/L. Terdapat Pada penelitian ini didapatkan dua

perbedaan yang signifikan antara kadar variabel yang signifikan dengan kejadian

natrium dengan kejadian mortalitas mortalitas yaitu kadar natrium dan tekanan

dikarenakan nilai p=0,009 (p<0,05). Pada darah. Sehingga perlu dilakukan analisis

pasien gagal jantung dengan kadar natrium multivariat berupa uji regresi dengan

rendah memiliki risiko sebesar 6 kali untuk metode backward left right untuk

terjadi mortalitas dibandingkan pasien mendapatkan variabel yang paling

gagal jantung dengan kadar natrium berpengaruh terhadap kejadian mortalitas

normal (OR=6,067). pasien gagal jantung di RSUP dr. Kariadi.

Kadar kreatin dari subjek peneltian Hasil uji menunjukkan perbedaan paling

dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok signifikan antara kejadian mortalitas

pertama yang memiliki kadar dengan dengan hiponatremia dikarenakan nilai

rentang 0,6 sampai 1,3 mg/dL didapatkan p=0,017 (p<0,05). Hasil uji juga

sebanyak 13 pasien (39,5%) dan kelompok menunjukkan pada pasien gagal jantung

kedua yang memiliki kadar lebih dari sama dengan hiponatremia memiliki risiko

dengan 1,4 mg/dL didapatkan sebanyak 23 sebesar 6 kali untuk terjadi mortalitas

pasien (60,5%). Kadar keratin terendah dibandingkan pasien gagal jantung dengan

adalah 0,9 mg/dL dan yang tertinggi adalah tidak hiponatremia (OR=6,039).

3,3 mg/dL. Tidak terdapat perbedaan yang


signifikan antara kadar keratin dengan
kejadian mortalitas dikarenakan nilai

1591 JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1585-1595


JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Vionika Vitasari, Ilham Uddin, Sefri Noventi Sofia

PEMBAHASAN tidak signifikan pada pasien gagal jantung


Hasil penelitian ini menunjukkan dengan peningkatan kadar kreatinin yang
hasil yang tidak signifikan pada pasien dirawat di RSUP dr. Kariadi Semarang.
gagal jantung dengan riwayat diabetes Penelitian ini sama dengan penelitian yang
mellitus yang dirawat di RSUP dr. Kariadi dilakukan oleh Liviu Klein dkk dan
Semarang. Penelitian ini sama dengan Chansa P. Dkk, dilaporkan bahwa kadar
penelitian William T. A. Dkk dan kreatinin tidak berhubungan secara
ChansaP. Dkk, dilaporkan bahwa dengan signifikan dengan tingkat keparahan
adanya riwayat diabetes mellitus tidak kondisi pasien gagal jantung.6,15 Sehingga
berhubungan secara signifikan dengan dapat dikatakan bahwa adanya peningkatan
tingkat keparahan kondisi pasien gagal kadar kreatinin tidak memiliki hubungan
jantung.5,6 Sehingga dapat dikatakan dengan kejadian mortalitas.
bahwa adanya riwayat diabetes mellitus Pada penelitian kami juga
tidak memiliki hubungan dengan kejadian didapatkan hasil analisis statistik yang
mortalitas. signifikan pada pasien gagal jantung
Pada penelitian kami juga dengan normotensi yang dirawat di RSUP
didapatkan hasil analisis statistik yang dr. Kariadi Semarang. Penelitian ini sama
tidak signifikan pada pasien gagal jantung dengan penelitian yang dilakukan oleh
dengan usia lebih dari sama dengan 51 Liviu Klein dkk dan Chansa P. Dkk,
tahun yang dirawat di RSUP dr. Kariadi dilaporkan bahwa normotensi berhubungan
Semarang. Penelitian ini sama dengan secara signifikan dengan tingkat keparahan
penelitian yang dilakukan oleh kondisi pasien gagal jantung dibandingkan
Konstatinous dkk dan Mihai dkk, dengan kondisi hipertensi.6,15 Kondisi
dilaporkan bahwa tidak menunjukkan hasil normotensi memiliki risiko 5,9 kali untuk
yang signifikan hubungan antara usia terjadi mortalitas dibandingkan pasien
pasien dengan tingkat penurunan harapan gagal jantung yang tidak normotensi yang
13,14
hidup. Sehingga dapat dikatakan bahwa dirawat di RSUP dr. Kariadi Semarang.
semakin meningkatnya usia pasien tidak Sehingga perlu dilakukan uji lanjutan
memiliki hubungan dengan kejadian berupa analisis multivariat dan dapat
mortalitas. dikatakan bahwa normotensi dapat
Pada penelitian kami juga dipertimbangkan menjadi prediktor
didapatkan hasil analisis statistik yang

1592 JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1585-1595


JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Vionika Vitasari, Ilham Uddin, Sefri Noventi Sofia

mortalitas utama pasien gagal jantung di dirawat di RSUP dr. Kariadi Semarang.
RSUP dr. Kariadi Semarang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Pada penelitian kami juga hiponaremia dapat dijadikan sebagai
didapatkan hasil analisis statistik yang prediktor mortalitas pasien gagal jantung di
signifikan pada pasien gagal jantung RSUP dr. Kariadi Semarang.
dengan hiponatremia yang dirawat di Keterbatasan penelitian ini yaitu
RSUP dr. Kariadi Semarang. Penelitian ini Kelemahan pada penelitian ini adalah
sama dengan penelitian yang dilakukan penelitian ini menggunakan metode case
oleh Dai-Yin Lu. dkk dan Byung-So Yoo control sehingga tidak bisa bisa
dkk, dilaporkan bahwa hiponatremia menggambarkan keadaan pasien yang
berhubungan secara signifikan dengan sebenarnya, selain itu penelitian ini tidak
penurunan harapan hidup pasien gagal mengikuti perubahan kadar natrium sejak
jantung.3,4 Kondisi hiponatremia memiliki onset terjadinya gagal jantung hingga
risiko 6 kali untuk terjadi mortalitas terjadinya mortalitas pada pasien gagal
dibandingkan pasien gagal jantung yang jantung di RSUP dr. Kariadi. Sehingga
tidak hionatremia yang dirawat di RSUP perlu penelitian lebih mendalam dengan
dr. Kariadi Semarang. Sehingga perlu menggunakan metode cohort.
dilakukan uji lanjutan berupa analisis
multivariat dan dapat dikatakan bahwa SIMPULAN DAN SARAN
hiponatrema dapat dipertimbangkan Simpulan
menjadi prediktor mortalitas utama pasien Terbukti adanya hubungan
gagal jantung di RSUP dr. Kariadi hiponatremia dengan kejadian mortalitas
Semarang. pada pasien gagal jantung di RSUP dr.
Analisis penelitian dilanjutkan Kariadi Semarang. Sehingga hiponatremia
dengan uji regresi untuk menilai variabel dapat dijadikan salah satu prediktor
manakah yang paling signifikan untuk mortalitas pasien gagal jantung di RSUP
dijadikan prediktor mortalitas pasien gagal dr. Kariadi Semarang.
jantung di RSUP dr. Kariadi Semarang. Saran
Pada penelitian ini didipatkan hasil yang Perlu adanya data dalam rekam
bermakna pada pasien gagal jantung medis yang mendokumentasikan mengenai
dengan hiponatremia untuk terjadi onset kapan penderita mulai mengalami
mortalitas pada pasien gagal jantung yang gagal jantung hingga pemeriksaan

1593 JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1585-1595


JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Vionika Vitasari, Ilham Uddin, Sefri Noventi Sofia

laboratorium yang dilakukan, data Hwang, Shing-Jong Lin et al.


mengenai riwayat kebiasaan pasien yang Prognostic value of hyponatremia in
lengkap sehingga informasi yang tersedia heart failure patients: an analysis of the
menjadi lebih akurat. clinical characteristics and outcomes
Perlu dilakukan penelitian yang in relation with serum sodium level in
lebih mendalam dengan desain penelitian asian patients hospitalized for heart
cohort yang bersifat prospektif dan serial failure (COAST) study. Korean J
agar dapat mendeteksi perubahan klinis Intern Med. 2015 Jul; 30: 460-470.
yang lebih baik dan akurat. 5. William T. A, Predictors of In-Hospital
Mortality in Patients Hospitalized for
DAFTAR PUSTAKA Heart Failure. Journal of the American
1. Daulat Manurung, Muhadi. Gagal College of Cardiology. 2008 Jul 29;
Jantung. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, 347-356.
Alwi I, Simadibrata M SS, ed. Buku 6. Chansa P, Lakhi1S, AndrewsB,
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Kalinchenko1S, Sakr R. Factors
Jakarta: Pusat penerbitan ilmu penyakit Associated with Mortality in Adults
dalam; 2014:1136-1147. Admitted with Heart Failure at the
2. Fuster V, Walsh RA HR. University Teaching Hospital in
Pathophysiology of Heart Failure. In: Lusaka, Zambia. Medical Journal of
Hurst’s The Heart. 13th ed. McGraw Zambia. vol. 39, no. 1, pp.1-10, 2012.
Hill; 2011:721. 7. Robert WS. Blood Urea Nitrogen and
3. Dai-Yin Lu, MD; Hao-Min Cheng, Serum Creatinine. Circ Heart Failure.
MD, PhD; Yu-Lun Cheng, MD; Pai- 2008; 1:2-5.
Feng Hsu, MD; Wei Ming Huang, MD; 8. Livro DC, Marco M, Carl VL.
Chao-Yu Guo, PhD et al. Electrolyte Disturbances in Chronic
Hyponatremia and Worsening Sodium Heart Failure: Metabolic and Clinical
Levels Are Associated With Long- Aspects. Clin. Cardiol. 1995; 18:370-
Term Outcome in Patients Hospitalized 376.
for Acute Heart Failure. J Am Heart 9. Oleg E. Osadchii. Mechanisms of
Assoc. 2016 Mar 23; 5. hypokalemia-induced ventricular
4. Byung-Su Yoo, Jin Joo Park, Dong-Ju arrhythmogenicity. Fundamental &
Choi, Seok-Min Kang, Juey-Jen

1594 JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1585-1595


JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Vionika Vitasari, Ilham Uddin, Sefri Noventi Sofia

Clinical Pharmacology. 2010; 24:547– Mismanagement, or Both?. Curr Heart


559. Fail Rep. 2015;12(2): 130–140.
10. Agata BD, Dimitri PM, Linda J, Jacek 14. Mihai G, William T. A, Nancy M. A,
R, Wilbert SA et al. The meaning of Wendy G S, Barry H. G et al.
hypokalemia in heart failure. Relationship between admission serum
International Journal of Cardiology. sodium concentration and clinical
2012; 158:12–17. outcomes in patients hospitalized for
11. Geoffrey T. J, MD and Jun R. C, MD, heart failure: an analysis from the
MPH. Hyponatremia in Acute OPTIMIZE-HF registry. European
Decompensated Heart Failure: Heart Journal. 2007; 28: 980–988.
Mechanisms, Prognosis, and Treatment 15. Liviu K, Christopher M, Jeffrey D. L,
Options. Clin. Cardiol. 2010; 11:666– Wendy G, Ileana L. P. et al. Lower
671. Serum Sodium Is Associated With
12. Giuliani C, Peri A. Effects of Increased Short-Term Mortality in
Hyponatremia on the Brain. J Clin Hospitalized Patients With Worsening
Med. 2014 Dec; 1163-1177. Heart Failure Results From the
13. Konstantinos D,Anastasios L, Peter J. Outcomes of a Prospective Trial of
K., Nina P, P. C. Schulze, and Ira J. Intravenous Milrinone for
Goldberg. Pathophysiology of Sepsis- Exacerbations of Chronic Heart Failure
Related Cardiac Dysfunction: Driven (OPTIME-CHF) Study. Circulation.
by Inflammation, Energy 2005; 111:2454-2460.

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1585-1595


1595

Anda mungkin juga menyukai