Contoh Analisa Kasus PHK
Contoh Analisa Kasus PHK
hidupnya. Sebagai manusia yang dituntut untuk mengolah dan menata kehidupan
yang bermartabat dan layak. Maka dalam hal ini bahwa setiap individu untuk
selalu menjalankan aktifitas dengan bekerja pada berbagai sektor kehidupan, dan
Menjadi persoalan besar pada kondisi negara kita yang kini terpuruk, di
Menjadi fakta bagi karyawan buruh securicor yang telah bekerja puluhan tahun
kerja (PHK).
Berawal pada tanggal 19 juli 2004 lahirlah sebuah merger antara Group 4
adanya merger di tingkat international, maka para karyawan PT. Securicor yang
pihak manajemen guna untuk membicarakan status mereka terkait dengan merger
menghasilkan solusi apapun, dan justru karyawan PT. Securicor yang semakin
1
Indonesia, Bill Thomas mengeluarkan pengumuman bahwa PHK mulai terjadi,
sehingga divisi PGA dan ES telah menjadi imbasnya, yang lebih ironisnya adalah
kehilangan pekerjaan. Proses yang dilakukan ini juga tidak prosedural karena tidak
ada anjuran dari P4P seperti di atur dalam UU tahun 1964 tentang PHK di atas 9
orang harus terlebih dahulu melaporkan ke instansi (P4P). Akan tetapi pihak, PT.
Securicor dan kuasa hukumnya, Elsa Syarief, SH, selalu mengatakan tidak ada
merger dan tidak ada PHK, akan tetapi pada kenyataanya justru PHK terjadi.
Mengacu pada hal tersebut dengan ketidakjelasan status mereka maka karyawan
kerja kepada perusahaan dan instansi yang terkait pada tanggal 25 April 2005
(SPSI) dimana pihak perusahaan diwakili oleh Leny Tohir selaku Direktur
Keuangan dan SPSI di wakili oleh Fitrijansyah Toisutta akan tetapi kembali
Jakarta dan kemudian dilanjutkan ke P4P, dan P4P mengeluarkan putusan dimana
2
B. Fakta dari P4P
kembali pekerja Sdr. Denny Nurhendi, dkk (284 orang) pada posisi dan
3. Agar pekerja sdr. Denni Nurhendi, dkk (284) orang, melaporkan diri untuk
Kemudian perusahaan melakukan banding ke PT. TUN Jakarta dan melalui kuasa
tidak mau menerima para karyawan untuk kembali bekerja dengan alasan Pihak
Perusahaan sudah banyak yang dirugikan dan para pekerja sendiri menolak untuk
tersebut tidak benar dan itu hanya rekayasa perusahaan karena selama ini
berdasarkan bukti-bukti yang ada bahwa para pekerja sama sekali tidak minta
untuk di PHK dan tidak pernah mengutarakan kepada kuasa hukum perusahaan
soal pengunduran diri atapun mengeluarkan surat secara tertulis untuk minta di
PHK. Justru kuasa hukum dari perusahaan menganggap para karyawan telah
3
Sebab berdasarkan bukti pihak pekerja hanya meminta pihak pengusaha untuk
membayar pesangon sebanyak 5 PMTK apabila terjadi PHK massal dan ternyata
perusahaan tidak merespon. Adapun terkait dengan aksi demo yang dilakukan oleh
C. Dasar Tuntutan
1. Bahwa pekerja tetap tidak pernah minta di PHK. Akan tetapi apabila terjadi
PHK massal maka para pekerja minta untuk dibayarkan dengan ketentuan
normatif 5 kali sesuai dengan pasal 156 ayat 2,3 dan 4 UU No. 13 tahun 2003
dengan pasal 3 ayat (1) UU No. 12 tahun 1964 karena penggugat mem-PHK
3. Bahwa para pekerja meminta uang pembayaran terhitung dari bulan juli
2005 dan meminta dibayarkan hak-haknya yang selama ini belum terpenuhi.
yang telah diputus pada tanggal 29 Juni 2005, dan putusan itu telah diakui dan
dibenarkan oleh Majlis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta yang
melalui pertimbangan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta pada hari
Rabu, tanggal 11 Januari 2006 harumnya keadilan telah berpihak kepada buruh
(238 karyawan) dan Majlis Hakim menolak isi gugatan penggugat untuk
4
diberitahukan ke PBHI sebagai pihak termohon kasasi II Intervensi, dengan
putusan yang telah diputuskan bisa menjadi nilai-nilai keadilan, kebenaran dan
D. Analisa Kasus
Dari kasus di atas, dapat kita tilik bahwasanya pekerja lebih menyukai untuk
merespon secara positif apabila diberikan feedback yang kurang baik mengenai
kinerjanya lewat proses penilaian yang jujur dalam tiga dimensi. Ketiga dimensi
diterimanya tergantung dari hasil yang diterima pula oleh orang lain yang oleh
orang itu mudah diidentifikasi. Lebih jelas lagi, situasi dimana seseorang
kehilangan pekerjaannya sementara orang lain tidak sangat kondusif pada persepsi
spesifik berfokus pada metode yang digunakan untuk menentukan hasil yang
diterima. Berikut ini adalah tabel enam kunci prinsip yang menentukan telah
melakukan apakah seseorang telah sesuai melakukan secara jujur sesuai dengan
prosedur.
5
2. Bias suppression. Prosedur yang diaplikasikan oleh seseorang yang tidak
individu.
menjustifikasi keputusan
menghormatinya
6
Kasus PHK PT Securicor berawal karena ketidakjelasan status para pekerja
akibat adanya merger di tingkat internasional. Hal ini mendorong karyawan PT.
Securicor untuk melakukan mogok kerja kepada perusahaan dan instansi yang
Karyawan buruh Securicor yang telah bekerja puluhan tahun dan menggantungkan
kerja (PHK). Padahal dalam kenyataan, yang juga telah ditemukan pada fakta P4P,
fairness dimana adanya kejelasan dan kejujuran pihak PT. Securicor atas
tidak adanya kesetaraan outcome yang diperoleh antara karyawan satu dengan
karyawan lain, terbukti dengan PHK yang awalnya peruntukkannya hanya untuk
pihak internasional. Dengan demikian, PHK yang terjadi tidak lebih dari PHK
secara sepihak.
7
sebuah keputusan yang menjunjung tinggi sebuah keadilan. PT. Securicor di atas
jelas belum mampu memenuhi tahapan ini dengan baik. Ketika tahapan lewat meja
kejelasan bahwa perusahaan tidak mau menerima para karyawan untuk kembali
bekerja dengan alasan Pihak Perusahaan sudah banyak yang dirugikan dan para
mengundurkan diri. Ternyata ungkapan tersebut tidak benar dan itu hanya rekayasa
perusahaan karena selama ini berdasarkan bukti-bukti yang ada bahwa para pekerja
sama sekali tidak minta untuk di PHK dan tidak pernah mengutarakan kepada
kuasa hukum perusahaan soal pengunduran diri atapun mengeluarkan surat secara
tertulis untuk minta di PHK. Di sini sangat terlihat tidak adanya procedural justice
lewat unjuk rasa yang dilakukan oleh karyawan PT. Securicor. Karyawan berada
dalam ketidakjelasan status, di mana tidak ada penjelasan yang dinilai adil terkait
karyawan tidak menjunjung social sensitivity akibat adanya PHK tersebut, yang
8
empathy terhadap karyawannya yang dalam hal ini telah melakukan pengabdian
merupakan tahapannya:
The two people in conflict (e.g., supervisor and subordinate) attempt to arrive at
A panel composed of representatives from organization that are the same level of
those people in the dispute hears the case and attempts to help the parties arrive
Stage 3: Mediation.
A neutral party from outside the organization hears the case and, via nonbinding
process, tries to help the disputants arrive at a settlement. If none can be reached,
they proceed to
Stage 4: Arbitration.
A professional arbitrator from outside the organization hears the case and resolves
yang terjadi dalam sebuah perusahaan. Keempat tahapan tersebut telah secara
9
gamblang menentukan bagaimana seharusnya manajemen melakukan penyelesaian
dispute. Apabila tahapan-tahapan ini dilakukan dengan baik oleh manajemen PT.
Securicor, pastilah kasus PHK terhadap ratusan karyawan PT. Securicor tidak akan
meja hijau.
10
REFRENSI
11