Anda di halaman 1dari 4

Level dan Bentuk Intervensi Keperawatan Kesehatan Kerja

Semua bentuk intervensi keperawatan komunitas berdasarkan pada konsep


pencegahan, demikian juga bnetuk intervensi keperawatan kesehtan kerja (Travers &
Doughall, 2000, dalam Nies & Swansons, 2002). Promosi Kesehatan, proteksi,
pemeliharaan dan rehabilitas kesehatan pekerja adalah tujuan yang harus dicapai oleh
perawat kesehatan kerja ( AAOHN, 1995 dalam Nies & Swanson).

1. Pencegahan Primer ( primary prevention)


Pada level pencegahan primer, perawat kesehatan kerja melakukan healt
promotion dan pencegahan penyakit ( Nies & Swansons, 2004). Menurut
Patterson ( 1994, dalam Nies & Swanson, 20040, healt promotion adalah
proses meningkatkan kesadaran mempengaruhi sikap, perilaku individu
mencapai derajat kesehatan yang optimal baik dari segi fisik, mental dan
social. Pencegahan timbulnya penyakit di tempat kerja di awali dengan
meningkatkan pengetahuan pekerja mengenali resiko penyakit akibat heald
hazard. Saat melaksankan praktek keperawatan kesehatan kerja, perawat
menggunakan tiga level strategi pencegahan, yaitu primer, sekunder, dan
tersier ( Stanhope & Lancaster, 2004).
Berikut ini dua kelompok kegiatan pencegaha primer :
a. Healt promotion atau peningkatan kesehatan
Peningkatan kasus kesehatan masyarakat, dengan melalui beberapa
kegiatan, sebagai berikut :
 Pendidikan kesehatan atau healt education
 Penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM) seperti : penyuluhan
tentang masalah gizi
 Pengamatan tumbuh kemvang anak atau growth and development
monitoring
 Pengadaan rumah yang sehat
 Pengendalian lingkungan masyarakat
 Program P2M ( Pemberantasan penyakit tidak menular)
 Smulasi dini dalam kesehatan keluarga dan asuhan pada anak atau
balita penyuluhan tentang pencegahan penyakit.
b. General and specific protection ( perlindungan umum dan khusus)
Merupakan usaha kesehatan untuk memberikan perlindungan secara khusus
dan umum terhadap seseorang atau masyarakat, antara lain :
 Imunisasi untuk balita
 Hygiene perseorangan
 Perlindungan diri dari terjadintya kecelakaan
 Perlindungan diri dari lingkungan kesehatan dalam kerja
 Perlindungan diri dari carsinogen, toxic dan allergen.
2. Pencegahan Sekunder ( Secondary Prevention)
Upaya pencegahan sekunder yang dilakukan OHN diberikan melalui
berbagai strategi yaitu pelayanan keperawatan langsung (direct care) untuk
kasus penyakit akut dan kecelakaan serta upaya untuk menemukan penyakit
sejak awal, dan intervensi lebih dini untuk mengurangi resiko timbulnya
kecacatan bagi pekerja.
Bentuk intervensi yang dilakukan oleh perawat kesehatan kerja adalah
melakukan screening kesehatan, pemeriksaan kesehatan secara berkala,
dengan cara yang relative mudah dan biaya yang minimal. Skreening
kesehatan berupa pemeriksaan kesehatan mata, deteksi dini penyakit kanker,
tekanan darah tinggi serta, pemeriksaan gula darah untuk mendeteksi
timbulnya penyakit diabetes mellitus. Pencegahan sekunder yang diberikan
perawat kesehatan kerja juga berupa penempatan ulang atau evaluasi dan
rotasi kerja terhadap pekerja dari satu unit kerja ke unit lain, sehingga pekerja
memperoleh situasi yang baru, tidak merasa kejenuhan dengan situasi kerja
yang lam ( Nies & Ewen, 2001).
Berikut ini dua kegiatan pencegahan yaitu :
a. Early diagnosis, and prompt treatment ( diagnosis awal dan penggobatan
segera atau adekuat) antara lain melalui :
 Pemeriksaan kasus dini ( early case finding )
 Pemeriksaan umum lengkap ( general check up )
 Pemeriksaan missal ( mass screening)
 Survey terhadap kontak, sekolah dan rumah ( contactsurvey,
school surve, household survey)
 Kasus ( case holding)
 Pengobatan adekuet ( adekuet treatment)
b. Disability Limitation (pembatasan kecacatan)
Penyempurnaan dan intensifikasi terhadap terapi lanjutan, pencegahan
komplikasi, perbaikan fasilitas kesehatan, penurunan beban social
penderita, dan lain-lain.
3. Pencegahan Tersier ( Tertiary Prevention)
Pada level pencegahan tersier, OHN berperan dalam upaya rehabilitas
status kesehatan pekerja setelah mengalami sakit yang berat atau masalah
kesehatan serius lainnya. Upaya rehabilitas ditujukan agar pekerja dapat
kembali menjalankan tugasnya dengan kemampuan optimal yang dimiliki
setelah melewati masa sakitnya.
Bentuk intervensinya mengevaluasi status kesehatan pekerja yang baru
saja di rawat di rumah sakit karena menderita penyakit tertentu atau
mengalami kecelakaan kerja. Perawat memonitor status kesehatan pekerja
( pekerja di rawat di RS) saat pekerja tersebut kembali bekerja. Termasuk
mengidentifikasi kebutuhan khusus pekerja tersebut. Sebagai contoh pekerja
yang baru saja di rawat di RS karena myocardial infarction membutuhkan
observasi tekanan darah secara teratur serta menghindari aktifitas kerja berat
seperti mengangkat beban dan mendorong.
Berikut usaha pencegahan terhadap masyarakat yang setelah sembuh dari
sakit serta mengalami kecacatan antara lain :
 Pendidikan kesehatan kerja
 Terapi kerja ( work therapy)
 Perkampungan rehabilitas social
 Penyadaran terhadap masyarakat
 Lembaga rehabilitas dan partisipasi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai