Anda di halaman 1dari 6

1.

Makanan rendah yodium

Salah satu makanan yang dianjurkan penderita hipertiroid adalah jenis-jenis makanan rendah yodium.
Yodium berperan penting dalam meningkatkan produksi kelenjar tiroid. Maka dari itu, penting untuk
mengurangi makanan rendah yodium bagi penderita hipertiroid.Beberapa jenis makanan dan minuman
rendah yodium yang dapat dikonsumsi guna menurunkan produksi kelenjar tiroid, di antaranya:

Daging sapi, daging ayam, daging kambing dalam jumlah cukup.

Garam yang tidak mengandung yodium.

Rempah-rempahan.

Buah-buahan.

Putih telur.

Kentang.

Oatmeal.

Madu.

Teh.

Kopi hitam.

Jus buah.

Selai.

Bir.

Minuman bersoda.

2. Sayur-sayuran dari famili Cruciferous

Sebuah hasil penelitian menyebutkan bahwa sayur-sayuran dari famili Cruciferous memiliki manfaat
dalam menurunkan produksi jumlah hormon tiroid dan mengurangi penyerapan yodium oleh tiroid.
Kedua efek positif tersebut sangat baik bagi para penderita hipertiroid.Sayur-sayuran dari famili
Cruciferous yang dapat dikonsumsi oleh penderita hipertiroid, seperti bok choy, kubis, lobak, kembang
kol, kale, asparagus, dan brokoli.

3. Sumber makanan yang kaya akan selenium

Jenis makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertiroid selanjutnya adalah mengandung banyak
selenium. Selenium adalah salah satu jenis mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dalam proses
metabolisme hormon tiroid.Mengonsumsi makanan tinggi selenium dapat membantu menyeimbangkan
produksi jumlah hormon tiroid. Selain itu, selenium juga bermanfaat dalam mencegah kerusakan sel-sel
dalam tubuh.Berbagai jenis makanan tinggi selenium, misalnya udang, ikan tuna, daging sapi, daging
kambing, daging ayam, daging ayam kalkun, jamur, telur, oatmeal, nasi, sereal, dan kacang-
kacangan.Selain dari makanan, mengonsumsi suplemen selenium dipercaya dapat membantu produksi
hormon tiroid menjadi lebih cepat stabil.

4. Sumber makanan yang mengandung zat besi

Zat besi merupakan salah satu nutrisi yang penting dalam proses metabolisme, termasuk untuk menjaga
kesehatan kelenjar tiroid. Hal tersebut juga diperkuat oleh sebuah hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa konsumsi zat besi memiliki efek positif bagi penderita hipertiroid.Orang-orang dengan hipertiroid
bisa mendapatkan asupan zat besi yang cukup melalui jenis-jenis makanan, seperti ikan sarden, tiram,
daging sapi, daging ayam, daging ayam kalkun, buncis, tahu, kacang merah, kacang hitam, kismis, hingga
cokelat hitam.

5. Sumber makanan yang mengandung kalsium

Ada keterkaitan antara kondisi hipertiroid dengan penurunan kepadatan tulang yang dapat
menimbulkan risiko osteoporosis. Oleh sebab itu, makanan tinggi kalsium sangat penting untuk
mengatasi kondisi tersebut.Makanan dan minuman tinggi kalsium yang baik untuk penderita hipertiroid
adalah ikan sarden, brokoli, kale, bok choy, okra, tahu, keju, yogurt, es krim, dan susu.

6. Sumber makanan tinggi vitamin D

Orang dengan hipertiroid umumnya mengalami kekurangan asupan vitamin D di dalam tubuhnya.
Karena itu, perbanyak konsumsi vitamin D melalui beberapa jenis makanan, seperti ikan tuna dan
salmon, jamur, dan hati sapi.

7. Sumber makanan kaya zinc

Selanjutnya, makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertiroid adalah kaya akan zinc. Jenis mineral
satu ini dipercaya dapat menjaga sistem kekebalan tubuh dan kesehatan tiroid.Sumber makanan kaya
zinc, di antaranya daging sapi, daging domba, buncis, jamur, biji labu, kacang-kacangan, dan bubuk
kakao.

8. Kunyit

Kunyit juga menjadi sumber makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertiroid. Kunyit memiliki
kandungan antiradang yang dapat membantu mengurangi risiko munculnya penyakit tiroid, termasuk
hipertiroid.Selain kunyit, cabai hijau dan lada hitam juga memiliki manfaat yang baik bagi penderita
hipertiroid. Jadi, jangan lupa untuk menambahkan lebih banyak rempah-rempah kaya antioksidan
tersebut ke dalam menu makanan Anda.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada hipertiroid adalah pemeriksaan kadar hormon tiroid,
deteksi autoantibodi, dan scintigraphy.

Kadar Hormon Tiroid

Pemeriksaan awal yang dilakukan adalah pemeriksaan kadar thyroid stimulating hormone (TSH), free
thyroxine (fT4) dengan free triiodothyronine (fT3). Kadar serum TSH sebaiknya diperiksa lebih dulu,
karena sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi dalam mendiagnosis gangguan tiroid. Jika kadar TSH
rendah, sebaiknya dilanjutkan dengan pengukuran kadar serum fT4, fT3, dan T3 total untuk
membedakan hipertiroid subklinis dengan overt hyperthyroidism.

Pemeriksaan kadar hormon tiroid juga dapat membantu membedakan kondisi yang menyebabkan
peningkatan T3 dan T4 tetapi TSH normal, seperti pada TSH-secreting pituitary adenoma. [3-6]

Deteksi Antibodi

Deteksi antibodi bisa dilakukan jika ada kecurigaan ke arah Grave’s disease. Antibodi yang diperiksa
adalah TRAb dan TSI. TRAb merupakan antibodi yang berikatan dengan reseptor TSH dan mampu
memberi efek stimulasi dan juga inhibisi pada TSH. Antibodi TSI merupakan antibodi yang berikatan
dengan thyroid stimulating immunoglobulin (TSI).

Pemeriksaan Scintigraphy

Pemeriksaan scintigraphy tiroid disebut juga thyroid scan atau radioiodine uptake. Sesuai namanya,
pemeriksaan ini menilai iodine uptake pada kelenjar tiroid melalui sodium-iodide symporter (NIS).
Pemeriksaan ini menggunakan agen radioaktif yang memiliki waktu paruh singkat sehingga ideal buat
kepentingan diagnostik.

Pada kasus hipertiroid, tes ini akan menunjukkan hasil high uptake. Untuk Grave’s disease, TSH-
producing pituitary adenoma, penyakit trofoblastik, germ cell tumor hasil pemeriksaan akan
menunjukkan high uptake yang merata. Pada kasus toksik adenoma dan toksik multinodular goitre akan
didapatkan high uptake pada hyperfunctioning nodule, sedangkan area sekitar yang normal akan
tampak sebagai low uptake (asimetris). [3-6,8]

Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksan radiologi seperti USG leher akan menampilkan pembesaran difus pada kasus Grave’s
disease, dan nodul pada kasus toksik adenoma dan toksik multinodular goitre. Pemeriksaan seperti CT
scan atau MRI dilakukan sesuai indikasi untuk menyingkirkan diagnosis diferensial, misalnya pada
dugaan TSH-secreting pituitary adenoma, struma ovarium, penyakit trofoblastik, dan germ cell tumor.
[5,6,9-14]

Klasifikasi Diagnosis

Hipertiroid dapat diklasifikasikan menjadi penyakit-penyakit yang lebih spesifik, seperti Grave’s disease,
toksik adenoma, toksik multinodular goitre, dan penyakit lain yang mendasari peningkatan konsentrasi
hormon tiroid.

Grave’s Disease

Pada Grave’s disease akan dijumpai gejala nyata hipertiroid yang disertai oftalmopati, miksedema
pretibial, dan pembesaran difus kelenjar tiroid pada pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan penunjang
dijumpai peningkatan kadar fT4 dan fT3, diikuti kadar TSH yang rendah atau tersupresi. Pemeriksaan
penunjang juga akan menunjukkan hasil positif thyroid stimulating hormone receptor antibody (TRAb)
dan high and diffuse uptake radioiodine. [3,4]

Toksik Adenoma dan Toksik Multinodular Goitre

Baik toksik adenoma dan toksik multinodular goitre akan menampilkan gejala dan pemeriksaan klinis
hipertiroid tanpa melibatkan oftalmopati serta pembesaran kelenjar tiroid yang tidak merata.
Pemeriksaan penunjang akan menunjukkan kadar tinggi fT4 dan fT3, disertai TSH yang tersupresi,
namun negatif penanda autoantibodi. Pada pemeriksaan radioiodine uptake, akan tampak high uptake
pada nodul yang hyperfunctioning dan low uptake pada area sekitar yang non-fungsional (asimetris).
[3,4]

TSH-Secreting Pituitary Adenoma

Pada kasus ini akan dijumpai gejala klinis, pemeriksaan fisik khas hipertiroid kadang dengan gejala lokal
akibat penekanan tumor seperti gangguan menstruasi dan gangguan penglihatan. Pada pemeriksaan
penunjang akan dijumpai kadar TSH yang berlebihan disertai kadar fT4, fT3, dan sex-hormone-binding
globulin (SHBG) yang tinggi. Pada pemeriksaan radiologi akan tampak massa di kelenjar pituitari. [4,9]

Penyakit Trofoblastik

Selain gejala hipertiroid, akan dijumpai gejala nyeri perut dan ikterik jika metastasis sudah menyebabkan
obstruksi saluran empedu. Jika sudah ada metastasis ke otak, akan ditemukan defisit neurologis.

Pada pemeriksaan penunjang dijumpai kadar serum human chorionic gonadotropin (hCG) tinggi.
Pemeriksaan radiologi akan menunjukkan jaringan molar pada uterus dan tampilan metastasis pada
organ lainnya. Sedangkan pemeriksaan histopatologi akan menunjukkan jaringan trofoblas. [3,4,10,11]

Germ Cell Tumor

Pada pria akan menampilkan massa testis, ginekomastia, atau gejala lain sesuai metastasis. Sedangkan
pada wanita, akan menunjukkan massa area perut, peningkatan frekuensi miksi, nyeri perut, dan
pemeriksaan ginekologi abnormal.

Pemeriksaan penunjang akan menunjukkan peningkatan kadar beta-hCG, alfa feto protein (AFP), dan
laktat dehidrogenase (LDH). Pemeriksaan radiologi akan menunjukkan massa testis pada pria, massa
ovarium pada wanita, dan metastasis pada organ lain jika ada. [3,4,12,13]

Euthyroid Hyperthyroxinemia
Euthyroid hyperthyroxinemia ditandai peningkatan kadar thyroxine total (T4) dan triiodothyronine total
(T3), namun thyroid stimulating hormone (TSH) normal. Kadar serum fT4 bisa normal atau hanya sedikit
diatas normal, sedangkan kadar Thyroxine-binding globulin (TBG) akan meningkat.

Penyebab gangguan ini adalah kelebihan TBG akibat estrogen misalnya pada kehamilan dan penggunaan
kontrasepsi oral. Penyebab lainnya adalah genetik (familial dysalbuminemic hyperthyroxinemia),
hepatitis, 5-fluorouracil (5-FU), perphenazine, klofibrat, methadone, heroin, dan acute intermittent
porphyria. [3,4,15,16]

Anda mungkin juga menyukai