Anda di halaman 1dari 8

SHIPPING AND RECEIVING

Topik 3
ABNER SIMANJUNTAK
Freight Forwarder sebagai Agen
Hak , kewajiban dan tanggung jawab freight forwarder
sebagai agen adalah :

 Bila forwarder bertindak sebagai agen


umumnya akan bertanggung jawab terhadap
kesalahan yang dilakukan oleh karyawannya.
Kesalahan yang dilakukan oleh karyawannya
antara lain adalah: (Next Slide)
Freight Forwarder sebagai Agen
Hak , kewajiban dan tanggung jawab freight forwarder
sebagai agen (lanjutan ...)
• Tidak mengasuransikan muatannya sesuai instruksi
• Mengangkut ke tempat tujuan yang salah
Penyerahan barang yang • Melakukan re-export tanpa dilengkapi dengan persyaratan yang
berlawanan dengan instruksi diperlukan, seperti penarikan uang jaminan dan sebagainya
• Penyerahan barang tanpa minta pembayaran cash dari
penerima/consignee

Forwarder dapat dituntut oleh • Forwarder dapat dituntut oleh pihak ketiga apabila terjadi kerugian,
pihak ketiga kehilangan atau kecelakaan orang selama pelaksanaan angkutan.

• Forwarder pada umumnya tidak mau bertanggung jawab terhadap


Forwarder pada umumnya kesalahan atau kelalaian pihak ketiga seperti pengangkutan/carrier.
tidak mau bertanggung jawab Reforwarder dan seterusnya dengan catatan bahwa dia telah memilih
terhadap kesalahan atau pihak ketiganya itu dengan sungguh-sungguh/benar. Ini merupakan
kelalaian pihak ketiga seperti kedudukan hukum STC bila forwader bertindak sebagai agen dalam
perannya secara tradisionil dan melakukan booking ruangan, mengatur
pengangkutan/carrier. transport, customs clearance dan seterusnya.
Freight Forwarder sebagai Principal
Freight forwarder sebagai principal

Kalau melaksanakan consolidation atau bertindak


sebagai Multimoda Transport Operator (MTO)
Pembatasan hak sita sama
dengan agen. Bila forwarder
Dia merupakan independent Dalam pelaksanaan secara bertinda sebagai principal
contractor yang menerima umum dapat dikatakan dalam melaksanakan MTO
tanggung jawab atas namanya bahwa dia melakukan maka STC-nya umumnya tidak
sendiri dan bertanggung jawab negosiasi dengan customer
mencakup tanggung jawabnya.
tidak hanya terhadap kesalahan
yang dilakukan pihak-pihak mengenai biaya pelaksanaan Dengan belum adanya konvensi
angkutan dan bukan internasional Chamber of
yang terkait dalam pelaksanaan
sekedar menerima komisi Commerce yang dikenal
kontraknya (para sub-
saja dengan “UNCTAD/ICC
kontraktor)
Uniform Rules of Multimodel
Transport Document”
Kebebasan Berkontrak sebagai Forwarder

 Dalam formulasi STC, forwarder menikmati


kebebasan berkontrak bila melakukan
angkutan sebagai pengangkut/carrier, dia
membatasi tanggungjawabnya dengan
mencantumkan dalam STC bahwa dia
bukanlah Common Carrier/pengangkut murni
Hubungan Freight Forwarder dengan
Pihak Lain

 Selain dengan shipper dan consignee, maka


freight forwarder harus berhubungan atau
bekerjasama dengan pihak ketiga dalam
melakukan kegiatannya melayani
pelanggannya/customernya
Hubungan Forwarder dengan
Pejabat//Penguasa lainnya
Pejabat
 Secara umum forwarder harus berhubungan dengan :
Pejabat bea cukai untuk urusan kepabeanan/custom clearance

Pejabat kepelabuhanan (antara lain PT (Persero) Pelabuhan Indonesia)

Perbankan (dalam hal adanya L/C)

Departemen Kesehatan/karantina (untuk tanam-tanaman, buah-buahan dan hewan)

Pejabat konsuler untuk memperoleh Certificate of Origin (keterangan asal barang)

Departemen Perdagangan mengenai ijin ekspor/impor

DEPHUB mengenai ijin transport.


Thank You

Anda mungkin juga menyukai