Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI TANAMAN LEGUME

Dosen :

Punjung Madaraji, SP, Msi

Disusun Oleh :
Lafi Najiha (J3G219092)
Kelompok 1. TIB56/Prk 2

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan terkait “Deskripsi Kacang-kacangan”.
Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Identifikasi Tanaman Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor.
Adapun tujuan dari pembuatan Laporan Hasil Praktikum ini adalah untuk melaporkan
hasil dari praktikum Identifikasi Tanaman yang telah dilakukan dan mengevaluasi hasil yang
didapat sehingga sebagai salah satu syarat memenuhi tugas yang wajib untuk seluruh
mahasiswa Program Studi Teknologi Industri Benih Sekolah Vokasi IPB.

Dengan segala kerendahan hati, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Punjung Madaraji, SP, Msi. selaku Kepala Program Studi Identifikasi Tanaman Sekolah
Vokasi IPB
2. Haura Adrifiani, AMd selaku Asisten Dosen Praktikum Identifikasi Tanaman

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.

Bogor, April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum........................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................3
BAB III.......................................................................................................................................4
METODOLOGI.........................................................................................................................4
2.1 Waktu dan Tempat...........................................................................................................4
2.2 Alat dan Bahan.................................................................................................................4
BAB IV......................................................................................................................................5
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................5
3.1. Hasil.............................................................................................................................5
1. Kedelai (Glycine max).............................................................................................5
2. Kacang Tanah..........................................................................................................9
3. Kacang Hijau.........................................................................................................12
4. Kelor......................................................................................................................14
5. Putri Malu..............................................................................................................16
6. Pintoi......................................................................................................................18
7. Bauhinia.................................................................................................................19
8. Lamtoro..................................................................................................................20
9. Kacang panjang......................................................................................................22
10. Buncis....................................................................................................................23
11. Koro Pedang..........................................................................................................25
12. Kecipir...................................................................................................................27
13. Kapri......................................................................................................................27
14. Akasia....................................................................................................................30
BAB V......................................................................................................................................32
PENUTUP................................................................................................................................32

ii
Lampiran..................................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................38

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Legum adalah tanaman dari jenis kacang – kacangan (Leguminosae) yang merupakan
salah satu sumber hijauan makanan ternak terutama bagi ternak ruminansia seperti sapi,
kerbau, kambing dan domba yang memiliki kandungan protein tinggi dibandingkan
dengan rumput (Graminae). Daun tanaman legume mempunyai kandungan dinding sel yang
sedikit yang merupakan jaringan mesofil yang tidak berlignin sehingga proporsi tanaman
legum yang dapat dicerna oleh hewan menjadi lebih banyak.

Legum pada umumnya memiliki daun yang lebih lebar dibandingkan dengan rumput
dan mempunyai kemampuan mengikat nitrogen dari udara karena bersimbiosis dengan
Rhizobium yang terdapat pada bintil akarnya sehingga legum memiliki kualitas yang lebih
tinggi dibanding rumput. Martin (1993) menyatakan beberapa manfaat tanaman legum pada
pastura yaitu: legum mengandung protein tinggi dan dapat memperkaya pakan bila
dikombinasikan dengan rumput serta memiliki kemampuan untuk meningkatkan nitrogen
pada tanah.
Legume termasuk jenis tanaman kacang-kacangan anggota dari suku Leguminoseae.
“Polong-polongan berbiji” biasanya berarti sama dengan “kacang-kacangan”. Jenis dari legum ini
tidak menentu, ada yang berbentuk pohon, semak (perdu), merayap, menjalar, atau bahkan
membelit. Umur dari tanaman legum ada yang semusim (annual), dan ada pula yang berumur
tahunan (perennial). Tanaman ini ada yang bersifat semusim, ada pula yang bersifat tahunan.
Batangnya besar hingga dapat digunakan sebagi bahan bangunan leguminoseae meliputi 3 sub
famili besar yaitu papilionaseae, mimosaceae, dan caesapimiaceae. Sub famili yang terkenal
sebagaui famili sayuran ialah papilionaceae atau bunga kupu kupu. Semua bunga tanaman famili
ini memiliki kelamin betina dan jantan. Setelah mekar, mahkota bunga menyerupai kupu kupu
yang berwarna kuning keunguan. Tangkai putik yang panjang kelak menjadi polong. Tanaman
sayuran yang termasuk famili leguminosae, diantaranya ialah kacang panjang, buncis, koro,
kecipir, para pedang dan kapri.

1
Anggota suku Leguminoseae juga dikenal karena kemampuannya mengikat (fiksasi)
nitrogen langsung dari udara (tidak melalui cairan tanah) karena bersimbiosis dengan bakteri
tertentu pada akar atau batangnya. Jaringan yang mengandung bakteri simbiotik ini biasanya
menggelembung dan membentuk bintil-bintil. Setiap jenis biasanya bersimbiosis pula dengan
jenis bakteri yang khas pula.

Berikut adalah klasifikasi tanaman legum :

Kingdom : Plantae

Phylum : Spermatophyta

Sub Phylum : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Rosales

Familia : Leguminoceae

Sub Familia : - Mimosoideae : sub suku ini dapat dikatakan sebagai kelompok petai-
petaian

- Caesalpiniodeae : Subsuku ini dicirikan dari bunganya yang tersusun


majemuk membentuk seperti piramida.
- Papilionaceae : Papilionaceae dapat dikatakan sebagai kelompok kacang-
kacangan atau polong-polongan

Genus : Centrosema, Peuroria, Colopogonium

Species : Pubescen, Phaseloides, Mucunoide

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui morfologi tanaman
leguminosa secara lengkap baik dari batang, daun, bunga dan polong.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Leguminosa merupakan salah satu suku tumbuhan dikotil yang mempunyai


kemampuannya mengikat (fiksasi) nitrogen langsung dari udara (tidak melalui cairan tanah)
karena bersimbiosis dengan bakteri tertentu pada akar atau batangnya (Tillman dkk, 1998).
Leguminosa memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi dalam pensuplai nitrogen, dimana di
dalam bintil-bintil akar inilah bakteri bertempat tinggal dan berkembang biak serta
melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara. Itulah sebabnya leguminosa
merupakan sumber protein dan mineral yang berkadar tinggi bagi ternak, disamping
memperbaiki kesuburan tanah (Susetyo, 1983).

Menurut Tilman dkk. (1998) hijauan pakan jenis leguminosa memiliki sifat yang
berbeda dengan rumput-rumputan, jenis legum umumnya kaya akan protein, kalsium dan
phosfor. Legum berdasarkan fungsinya terbagi menjadi 3 macam yaitu :

1) Sebagai bahan pangan dan hijauan pakan ternak (Papilionaceae), contohnya : Kacang
Tanah (Arachis hipogeae), Kacang kedele (Glycine soya), Kacang panjang (Vigna
sinensis),
2) Sebagai hijauan pakan ternak (Mimosaceae), contohnya : Kacang gude (Cayanus
cayan), Kalopo (Calopogonium muconoides), Sentrosema (Centrosoma pubescens),
3) Multi fungsi (pakan, pagar, pelindung, penahan erosi), contohnya : Gliricidea maculata,
Albazia falcate.

3
BAB III

METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan dikediaman masing-masing, pada hari/tanggal Rabu, 8
April 2020.
2.2 Alat dan Bahan
1. Tanaman yang di amati dalam bentuk PPT
2. Laptop dan jaringan internet

2.3 Cara Kerja


1. Amati dan identifikasi bagian tanaman Leguminosa dengan 3 sub family tersebut.
2. Identifikasi dari mulai klasifikasi, bentuk batang,daun bunga dan polong
3. Catat apa yang telah di identifikasi

4
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.
3.1. Hasil
Struktur benih kacang

Polong dan Biji


Setelah penyerbukan ovary akan berkembang menjadi buah yang disebut polong
(Seedpod), polong terdiri dari satu biji atau lebih. Pada polong yang terdiri dari lebih satu biji,
antara bijinya dibatasi oleh sekat yang disebut lumentum. Polong yang sudah tua dan kering
pecah menjadi dua sisi yang melintir kemudian akan melontarkan biji disebut dehiscent pod,
sedangkan polong yang bersambungan disebut articulate pod.

1. Kedelai (Glycine max)

Kedelai merupakan tanaman semusim berupa semak rendah, tumbuhan tegak, berdaun
lebat, dan beragam morfologi. Tinggi tanaman kedelai ini berkisar antara 10-200 cm dapat
bercabang sedikit atau banyak. Kultivitar yang berdaun lebar dapat memberikan hasil yang
lebih tinggi karena mampu menyerap sinar matahari lebih banyak bila dibandingkan dengan
yang berdaun sempit (Lamina, 1989). Susunan tubuh tanaman kedelai terdiri atas 2 macam
alat (organ) utama yaitu organ vegetatif dan organ gneratif. Organ vegetatif meliputi akar,
batang, dan daun yang berfungsi sebagai alat pengambil, pengangkat, pengolah, pengedar,
dan penyimpan makanan sehingga disebut alat hara. Sedangkan organ generatif meliputi
bunga, buah, dn biji yang berfuungsi sebagai alat perkembangbiakan (Rukmana, 1996).

5
Kedelai memiliki akar tunggang dan batang perdu (tegak dan bercabang). Daun kedelai
adalah daun majemuk berdaun tiga, bentuk daun oval dan terletak pada tangkai daun. Biji
kedelai berbentuk polong, setiap polong berisi 1–4 biji. Biji umumnya berbentuk bulat
atau bulat pipih sampai bulat lonjong. Ukuran biji berkisar antara 6 –30g/100 biji, ukuran
biji diklasifikasikan menjadi 3 kelas yaitu biji kecil (6–10 g/100 biji), biji sedang (11–12
g/100 biji) dan biji besar (Fachruddin, 2000). Biji –biji kedelai berkeping dua
terbungkus kulit biji (lesta). Embrio terbentuk di antara keping biji (Lamina, 1989). Polong
kedelai pertama kali muncul sekitar 10-14 hari masa pertumbuhan yakni setelah bunga
pertama muncul Warna polong yang baru tumbuh berwarna hijau dan selanjutnya akan
berubah menjadi kuning atau cokelat pada saat dipanen. Pembentukan dan pembesaran
polong akan meningkat sejalan dengan bertambahnya umur dan jumlah bunga yang
terbentuk. Jumlah polong yang terbentuk beragam berkisar 2-10 polong pada setiap
kelompok bunga di ketiak daun. Jumlah polong yang dapat dipanen berkisar 20-200 polong
per tanaman, tergantung dari varietas kedelai yang ditanam dan dukungan kondisi
lingkungan tumbuh. Kecepatan pembentukan polong dan pembesaran biji akan semakin
cepat setelah proses pembentukan bunga berhenti. Ukuran dan bentuk polong menjadi
maksimal pada saat awal periode pemasakan biji. Periode waktu tersebutdianggap optimal
untuk proses pengisian biji dalam polong yang terletak di sekitar pucuk tanaman.

Struktur Benih Kedelai

Morfologi Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. ) :

a. Akar
Salah satu kekhasan dari sistem perakaran tanaman kedelai adalah adanya interaksi
simbiosis antara bakteri nodul akar (Rhizobium japanicum) dengan akar tanaman kedelai
yang menyebabkan terbentuknya bintil akar. Bintil akar sangat berperan dalam proses fiksasi
Nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman kedelai untuk kelanjutan pertumbuhannya
(Sarwanto. 2008).

6
b. Batang

Batang tanaman kedelai tidak berkayu, berbatang jenis perdu (semak), berambut atau
berbulu dengan struktur bulu yang beragam, berbentuk bulat, bewarna hijau, dan panjangnya
bervariasi antara 30-100 cm. Batang tanaman kedelai dapat membentuk cabang 3-6 cabang.
Percabangan mulai terbentuk atau tumbuh ketika tinggi tanaman sudah mencapai 20 cm.
Banyaknya jumlah cabang setiap tanaman bergantung pada varietas dan kepadatan populasi
tanaman. Jika kepadatan tanaman rapat, maka cabang yang tumbuh berkurang atau bahkan
tidak tumbuh cabang sama sekali

c. Daun
Jarak daun kedelai selang-seling, memiliki 3 buah daun (triofoliate), jarang memiliki 5
lembar daun, petiola berbentuk panjang menyempit dan slinder stipulanya terbentuk panjang
menyempit dan slinder, stipulanya terbentuk lanseotlat kecil, dan stipel kecil lembaran daun
berbentuk oval menyirip, biasanya palea bewarna hijau dan pangkal berbentuk bulat. Ujung
daun biasanya tajam atau tumpul, lembaran daun samping sering agak miring, dan sebagian
besar kultivar menjatuhkan daunnya ketika buah polong mulai matang 
d. Bunga

Bunga kedelai disebut bunga kupu-kupu dan merupakan bunga sempurna. Bunga
kedelai memiliki 5 helai daun mahkota, 1 helai bendera, 2 helai sayap, dan 2 helai tunas.
Benang sarinya ada 10 buah, 9 buah diantaranya bersatu pada bagian pangkal membentuk

7
seludang yang mengelilingi putik. Benang sari kesepuluh terpisah pada bagian pangkalnya,
seolah-olah penutup seludang.  Bunga  tumbuh diketiak daun membentuk rangkaian bunga
terdiri atas 3 sampai 15 buah bunga pada tiap tangkainya
e. Buah

Buah kedelai disebut buah polong seperti buah kacang-kacangan lainnya. Setelah tua,
warna polong ada yang cokelat, cokelat tua, cokelat muda, kuning jerami, cokelat kekuning-
kuningan, cokelat keputihan-putihan, dan putih kehitam-hitaman. Jumlah biji setiap polong
antara 1 sampai 5 buah. Permukaan ada yang berbulu rapat, ada yang berbulu agak jarang.
Setelah polong masak, sifatnya ada yang mudah pecah, ada yang tidak mudah
pecah,tergantung varietasnya

f. Biji
Biji kedelai memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam, bergantung    pada
varietasnya. Bentuknya ada yang bulat lonjong, bulat, dan bulat agak pipih. Warnanya ada
yang putih, krem, kuning, hijau, cokelat, hitam, dan sebagainya. Warna-warna tersebut adalah
warna dari kulit bijinya. Ukuran biji ada yang berukuran kecil, sedang, dan besar. Namun, di
luar negeri, misalnya di Amerika dan Jepang biji yang memiliki bobot 25 g/100 biji
dikategorikan berukuran besar 

8
2. Kacang Tanah

Kacang tanah adalah tanaman polong-polongan atau legume anggota suku Fabaceae


yang dibudidayakan, serta menjadi kacang-kacangan kedua terpenting setelah kedelai di
Indonesia. Tanaman ini tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki)
dengan daun-daun kecil tersusun majemuk. Dalam perdagangan internasional dikenal
sebagai bahasa Inggris: peanut, groundnut.
Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari
benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang tanah
dibawa dan disebarkan ke benua Eropa, kemudian menyebar ke benua Asia sampai ke
Indonesia (Purwono dan Purnamawati, 2007).
Ciri Morfologi Kacang Tanah :

a. Akar
Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh lurus ke dalam tanah hingga kedalaman
40 cm. Akar kacang tanah memiliki sistem akar tunggang dan akar cabang yang menyerupai
akar serabut. Akar-akar cabang ini ada yang bersifat sementara dan permanen. Akar kacang
tanah berfungsi untuk menyerap unsur hara dan air serta memperkokoh berdirinya tanaman.

9
b. Batang

Batang tanaman kacang hijau berbentuk bulat tidak berkayu, berbuku-buku dan tipe
pertumbuhannya tegak. Batang yang tegak memiliki panjang batang sekitar 60-70 cm. Batang
berwarna hijau sampai keungu-unguan. Pitojo (2005) melaporkan bahwa batang tanaman
kacang tanah tidak berkayu dan berbulu halus, ada yang tumbuh Menjalar dan ada yang
tegak. Tinggi batang rata-rata sekitar 50 cm, namun ada yang mencapai 80 cm.
c. Daun
Daun kacang tanah berwarna hijau muda sampai hijau tua, berdaun majemuk bersirip
genap, terdiri atas anak daun dengan tangkai yang panjang. Menurut Suprapto (2004) helaian
anak daun ini bertugas mendapatkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya.
d. Bunga

Bunga kacang tanah berwarna kuning dan mekar di malam hari, melakukan proses
penyerbukan pada pagi hari, dan akan layu disore hari. Bunga menandakan adanya polong
namun yang berhasil menjadi polong hanya 15-20 %. Bunga kacang tanah tersusun dalam
bentuk bulir yang muncul di ketiak daun, dan termasuk bunga sempurna yaitu alat kelamin
jantan dan betina terdapat dalam satu bunga. Mahkota bunga kacang tanah berwarna kuning
terdiri dari 5 helai yang bentukn ya berlainan satu dengan yang lain (Trustinah, 1993).
e. Polong

10
Buah kacang tanah berbentuk polong. Polong akan terbentuk setelah bunga selesai
melakukan proses pembuahan. Setelah pembuahan, maka akan membentuk bakal buah yang
disebut ginofora. Ginofora akan membentuk tangkai polong yang akan masuk ke dalam
tanah, disini peranan hujan sengat dibutuhkan. Setelah ginofora membentuk polong maka
proses pertumbuhannya akan terhenti. Berdasarkan hasil laporan AAK (1989) kacang tanah
berbuah polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi pembuahan, dimana bakal buah tumbuh
memanjang dan disebut ginofor. Setelah tumbuh memanjang, ginofor tadi mengarah ke
bawah dan terus masuk ke dalam tanah. Apabila polong telah terbentuk maka proses
pertumbuhan ginofor yang memanjang terhenti. Menurut Suprapto (2004) ginofor yang
terbentuk di cabang bagian atas tidak masuk ke dalam tanah sehingga tidak akan membentuk
polong. Kulit biji kacang tanah berwarna putih, fles, coklat, merah muda, merah, ungu dan
ungu tua tergantung varietasnya. Struktur kulit polong bervariasi antara halus, sedang sampai
dengan kasar. Jenis atau varietas kacang tanah yang berkulit kasar memiliki kecenderungan
tahan terhadap hama penggerek kacang (Cylas formicarius F). Kacang tanah yang berkadar
lemak tinggi kecenderungan memiliki rasa gurih (Tim Pelepas Varietas Kacang Tanah,
2009).
f. Biji

Biji kacang tanah terdapat di dalam polong. Contoh biji kacang tanah dapat dilihat
pada. Kulit luar (testa) bertekstur keras, berfungsi untuk melindungi biji yang berada di
dalamnya. Biji berbentuk bulat agak lonjong atau bulat dengan ujung agak datar karena
berhimpitan dengan butir biji yang lain selagi di dalam polong (Pitojo, 2005). Warna biji
kacang pun bermacam-macam: putih, merah kesumba, dan ungu. Perbedaan-perbedaan itu
tergantung pada varietas-varietasnya (AAK, 1989). 

11
3. Kacang Hijau

Kacang hijau memiliki nama latin yaitu vigna radiata merupakan sejenis palawija yang
cukup terkenal luas pada daerah tropik. Tanaman yang termasuk famili polong-polongan atau
Fabaceae ini mempunyai banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari yakni sebagai sumber
bahan pangan berprotein nabati yang cukup tinggi. Kacang hijau diIndonesia berada pada
urutan ketiga terpenting sebagai tumbuhan pangan jenis legum sesudah kedelai dan kacang
tanah. Bagian dari kacang hijau yang memiliki nilai ekonomi paling tinggi adalah bagian
bijinya. Biji kacang hijau dapat diolah dengan cara direbus sampai lunak lalu dimakan
sebagai bubur atau dapat juga secara langsung. Biji yang sudah matang dapat juga dihaluskan
dan dijadikan sebagai isi dari kue yang bernama onde-onde, bakpau, dan gandas turi.
Kecambah kacang hijau juga dapat dijadikan sayuran yang biasa dimakan dikawasan Asia
Timur atau Asia Tenggara dan dikenal dengan sebutan tauge. Kacang hijau jika direbus
cukup lama maka akan pecah dan pati yang ada didalam bijinya akan keluar serta mengental
menjadi seperti bubur.

Tepung dari biji kacang hijau dikenal dipasaran dengan sebutan tepung hunku yang
digunakan untuk pengolahan aneka kue karena biasanya dapat membentuk gel. Tepung ini
juga bisa diolah menjadi mie yang terkenal dengan sebutan sebagai soun.

Kacang hijau merupakan tumbuhan yang masuk kedalam tumbuhan palawija namun
tumbuhan ini sangat diperlukan oleh masyarakat karena kebutuhan dipasaran untuk kacang
yang satu ini selalu meningkat setiap waktunya, kacang hijau termasuk kacang no tiga yang
paling dicari oleh masyarakat setelah kacang kedelai dan kacang tanah.

12
Ciri Morfologi Kacang Hijau :

Kacang hijau mempunyai morfologi yang terdiri dari batang, akar, daun, bunga dan
buah atau polong atau juga disebut dengan biji. Untuk lebih detail tentang morfologi dari
kacang hijau dapat lihat ulasan berikut ini;

a. Daun Kacang hijau


Kacang hijau memiliki ciri-ciri daun yang berbentuk hampir mirip segitiga yang lancip
pada bagian ujungnya, umumnya daun kacang hijau memiliki tiga helai daun pada tiap
tangkai daunnya, daun dari kacang hijau memiliki warna hijau dan jika sudah tua daun akan
berwarna kuning sampai akhirnya berubah menjadi warna coklat.
b. Batang Kacang hijau
Tumbuhan yang memiliki nama latin Vigna radiata ini memiliki batang yang berwarna
hijau kemerahan atau sering juga berwarna kecoklatan tergantung dari jenis varietas. Bentuk
dari kacang hijau yaitu bulat dengan ukuran yang berdiameter 2 sampai 5 mm dan
mempunyai buku-buku dibagian batangnya. Batang tumbuhan ini umumnya mempunyai
tinggi kurang lebih satu meter dengan memiliki cabang yang tumbuh pada tiap ruas batang.
c. Akar Kacang hijau
Akar tumbuhan ini memiliki akar tunggang, akan tetapi juga mempunyai akar-akar
kecil yang mengelilingi akar tunggangnya, warna dari akar kacang hijau ini memiliki warna
coklat dengan panjang akar kacang hijau kurang lebih 15 sampai 20 cm.
d. Bunga Kacang hijau
Bunga kacang hijau mirip dengan bentuk kupu-kupu dan mempunyai kelamin yang
sangat sempurna yaitu putik dan benangsari yang sudah tersedia pada bagian arti bunga
tersebut, dan penyerbukan dari kacang hijau ini dilakukan saat malam hari. Kacang hijau
sendiri memiliki warna bunga yaitu warna kuning.
e. Buah atau polong Kacang hijau
Kacang hijau memiliki buah yang berbentuk memanjang, dengan panjang rata-rata
kurang lebih 10 sampai 15cm dan pada bagian dalamnya terdapat polong yang memiliki
warna hijau, buah kacang hijau mempunyai warna hijau ketika masih muda, sedangkan
ketika sudah tua warna dari buah dapat berubah menjadi hitam yang disertai dengan warna
polong berubah menjadi warna hijau.

13
4. Kelor
Kelor (Moringa oleifera L.) tumbuh dalam bentuk pohon, berumur panjang (perenial)
dengan tinggi 7 - 12 m. Batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis,
permukaan kasar. Percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh
lurus dan memanjang. Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling (alternate),
beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda, setelah
dewasa hijau tua, bentuk helai daun bulat telur, panjang 1 - 2 cm, lebar 1 - 2 cm, tipis lemas,
ujung dan pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, susunan pertulangan menyirip (pinnate),
permukaan atas dan bawah halus. Bunga muncul di ketiak daun (axillaris), bertangkai
panjang, kelopak berwarna putih agak krem, menebar aroma khas. Buah kelor berbentuk
panjang bersegi tiga, panjang 20 - 60 cm, buah muda berwarna hijau setelah tua menjadi
cokelat, bentuk biji bulat berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan.
Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak. Perbanyakan bisa secara generatif
(biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi
sampai di ketinggian kurang lebih 1000 m dpl. Biji kelor tidak memerlukan adanya masa jeda
untuk berkecambah. Benih kelor berbentuk linier, memiliki Panjang 20 sampai 50 cm, setiap
polong buah kelor biasanya sampai dengan 26 biji, berwarna hijau gelap selama
perkembangannya dan membutuhkan waktu 3 bulan untuk matang setelah berbunga, dan
berubah menjadi coklat pada saat jatuh tempo, biji berwarna coklat dan bersegi tiga, Panjang
biji 1 cm, dengan 3 sayaptipis keputihan pada setiap sudutnya (Krisnadi, 2015).
Ciri Morfologi Tanaman Daun Kelor :
a. Akar
Akar tumbuhan daun kelor ini tunggang, berwarna putih kotor, biasanya bercabang atau
serabut dan juga dapat mencapai kedalaman 5-10 meter. Perakaran ini berguna untuk
membantu menyerap air dalam tanah dan juga menyokong pertumbuhan tumbuhan daun
kelor.
b. Batang
Tumbuhan daun kelor ini memiliki batang mencapai 7-11 meter bahkan lebih, batang
berkayu, tegak, berwarna abu – abu, kulit tipis, permukaan kasar, percabangan banyak, arah
percabangan cendrung tegak atau miring, dengan tumbuh lurus dan memanjang.
c. Daun
Daun tumbuhan daun kelor berbentuk bulat telur, ukuran relatif kecil, daun majemuk,
bertangkai panjang, tersusun selang seling, beranak daun gasal, helai daun berwarna hijau
muda, dan biasanya di gunakan sebagai bahan masakan atau obat.
d. Bunga

14
Bunga tumbuhan daun kelor berwarna putih kekuning-kuningan, dan memiliki pelepah
bunga yang berwara hijau, bunga ini tumbuh di ketiak daun yang biasanya ditandai dengan
aroma atau bau semerbak.
e. Buah

Buah tumbuhan daun kelor berbentuk segita memanjang berkisar 20-60 cm atau di
kenal dengan kelentang, buah ini berwarna hijua muda hingga kecokelatan.
f. Biji

Biji tumbuhan daun ini berbentuk bulat berwarna cokelat kehitaman, dalam satu buah
biji ini akan terdapat beberapa butir dalam buah sekitar 10-20 biji bahkan lebih.

15
5. Putri Malu

Tumbuhan putri malu (Mimosa pudica Linn) membutuhkan kondisi lingkungan yang
sesuai untuk dapat tumbuh dengan baik. Tanaman ini dapat tumbuh di daerah yang beriklim
tropis seperti Indonesia dengan ketinggian 1 - 1200 m di atas permukaan laut. Putri malu
(Mimosa pudica Linn) biasanya tumbuh merambat atau kadang berbentuk seperti semak
dengan tinggi antara 0,3 - 1,5 m. Putri malu biasa tumbuh liar di pinggir jalan atau di tempat-
tempat terbuka yang terkena sinar matahari (Faridah, 2007).
Ciri Morfologi Tanaman Putri Malu :
Tumbuhan putri malu (Mimosa pudica Linn) memiliki morfologi sebagai berikut :

a. Akar
Tumbuhan putri malu memiliki akar tunggang berwarna putih kekuningan.
Diameter akar tidak labih dari 1 - 5 mm. Akar mimosa memiliki bau yang khas yakni
menyerupai buah jengkol (Dalimartha, 2008).
b. Batang
Putri malu memiliki batang berbentuk bulat, berbulu, dan berduri tajam.
Bagian batang putri malu terdapat bulu halus dan tipis berwarna putih dengan
panjang sekitar 1 - 2 mm. Batang muda berwarna hijau mencolok dan batang tua
berwarna merah (Dalimartha, 2008).
c. Daun
Bentuk daun menyirip dan bertepi rata. Daun berbentuk kecil tersusun
secara majemuk, berbentuk lonjong serta letak daun berhadapan. Warna daun
hijau namun ada juga yang berwarna kemerah-merahan. Warna daun bagian
bawah dari putri malu (Mimosa pudica Linn) berwarna lebih pucat. Bila tersentuh,
daun putri malu akan segera menguncup atau menutup. Pada tangkai daun
terdapat duri-duri kecil (Dalimartha, 2008).
d. Bunga

16
Bunga berbentuk bulat seperti bola, warnanya merah muda dan bertangkai
serta bentuk bunga berambut. Putik berwarna kuning dan tangkai bunga berbulu
halus. Pada saat matahari tenggelam, bunga akan menutup seakan layu dan mati,
tapi jika terkena sinar matahari lagi maka bunga itu akan kembali mekar
(Dalimartha, 2008).
e. Buah

Buah dari putri malu menyerupai buah kedelai dalam ukuran kecil. Pada
buah putri malu, terdapat bulu-bulu halus berwarna merah, namun hanya terdapat
pada bagian tertentu saja. Tangkai buah memiliki panjang tangkai sekitar 3 - 4 cm
dengan diameter 1 - 2 mm. Pada satu tangkai buah, terdapat 10 - 20 buah dengan 11
pangkal buah melekat pada ujung tangkai. Ketika buah telah masak, buah tersebut
akan pecah sehingga bijinya akan jatuh dan menyebar ke segala arah. Biji ini
nantinya akan tumbuh menjadi tunas baru. Buah yang mentah maupun telah
masak berwarna hijau (Dalimartha, 2008).

17
6. Pintoi

Arachis pintoi atau rumput kacang-kacangan ini merupakan tanaman yang sering
dijadikan sebagai tanaman penutup tanah, rumput pinto ini adalah jenis tanaman legum yang
memiliki karakteristik tumbuh yang menjalar. Tanaman Arachis pintoi menurut beberapa
artikel merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika Selatan, tepatnya dari negara
Brazil. Seiring waktu tanaman ini sudah menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia.
Arachis pintoi mampu tumbuh dengan baik di negara-negara tropis maupun negara subtropis.
Rumput pinto juga juga bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah dan dataran tinggi hingga
ketinggian 1.400 mdpl.
Morfologi Rumput Pinto (Arachis pintoi) :
Arachis pintoi mempunyai karakteristik tumbuh yang menjalar  dengan Tangkai yang
dapat tumbuh sepanjang 50 cm, tergantung pada kondisi tempat tumbuhnya. Pada bagian
tangkai  Arachis pintoi  mempunyai dua pasang helai daun dengan daun yang berbentuk oval,
lebar daur pada tanaman Arachis pintoi  ini sekitar 1,5 cm dan mempunyai panjang daun
sekitar 3 cm.
Tanaman ini bisa berbunga sepanjang taun dengan pada bagian Bunga, tanaman
Arachis pintoi  ini mempunyai warna kuning dan berukuran sekitar 2 cm. Jika telah terjadi
penyerbukan, ovary (indung telur) pada bagian bunga akan memanjang yang disebut dengan
gynophore, panjangnya ovary sampai 27 cm dan masuk ke dalam tanah hingga kedalaman 7
cm, kemudian ovary akan membentuk polong dan biji.
Seperti pada tanaman legum lainnya, tanaman Arachis pintoi  ini mempunyai polong,
namun berbeda dengan tanaman jenis kacang-kacangan yang mempunyai polong yang
banyak. Tanaman Arachis pintoi  ini hanya mempunyai polong dengan satu buah biji namun
terkadang dua buah biji.

18
7. Bauhinia
Bunga Kupu-kupu, demikian tanaman berbunga ini kerap dinamai di Indonesia.
Tanaman dari famili Fabaceae di Indonesia sering kali dijumpai sebagai tanaman peneduh
dan tanaman pagar. Bunga Kupu-kupu sebenarnya adalah nama umum untuk penyebutan
berbagai tanaman dari genus Bauhinia sp, yang jumlahnya hingga 300-an jenis. Namun yang
paling dikenal adalah spesies Bauhinia purpurea. Nama latin tanaman ini adalah Bauhinia
purpurea L. yang mempunyai beberapa nama sinonim seperti Bauhinia castrata Blanco,
Bauhinia coromandeliana DC., Bauhinia platyphylla Span., Bauhinia purpurea var. corneri de
Wit, Bauhinia rosea Corner, Bauhinia triandra Roxb., Bauhinia violacea Corner,
Caspareopsis purpurea (L.) Pittier, dan Phanera purpurea (L.) Benth. Dinamakan bunga
Kupu-kupu lantaran sekilas daun bunga tanaman ini menyerupai kupu-kupu. Sedangkan
bentuk bunganya sekilas hampir menyerupai anggrek. Dalam bahasa Inggris tanaman ini
disebut sebagai Butterfly Tree, Orchid Tree, Purple Bauhinia, dan Purple Camel’s Foot.
Menurut Anonymous tahun 2012 Bunga Kupu kupu merupakan tanaman yang sering
dimanfaatkan sebagai peneduh jalan dan penghijau. Oleh karena itu, tanaman ini harus
memenuhi beberapa syarat seperti kayunya yang kuat dan tidak mudah patah meski ada angin
kencang serta pertumbuhan akar yang tidak terlalu cepat sehingga tidak merusak konstruksi
jalan. Menurut Susanto tahun 2002 tanaman kupu-kupu memiliki batang atau pohon yang
mampu tumbuh berkisar antara 2 sampai 9 meter. Dibagian kulit batangnya berwarna coklat
keabu-abuan. Daun kupu-kupu memiliki ukuran 10 sampai 20 sentimeter berwarna hijau
dengan bentuk mirip seperti kupu-kupu. Pada bagian pangkal daun berbentuk bulat ganda dan
bagian ujung berbentuk ganda melonjong. Bunga kupu-kupu memiliki warna merah muda
yang terdiri dari lima kelopak dengan aroma wangi khas. Secara umum tanaman kupu-kupu
mampu tumbuh didaerah beriklim tropis dan subtropis dengan ketinggian 500 sampai 2000
meter diatas permukaan laut.

Bunga Daun

Biji

19
8. Lamtoro

Tanaman lamtoro atau pete cina merupakan tumbuhan liar yang hidup di dataran
rendah dengan ketinggian mencapai 1.500 meter. Lamtoro mempunyai 3 jenis adalah:
leucaena leucocephala ssp, penyebaran jenis pete cina oleh bangsa spanyol dengan memiliki
ketinggian 5 meter dan pucak ranting lamtoro berambut lebat. Spp. Glabrata (rose) S. Zarate,
penyebaran jenis ini sekitar 10 tahun terakhir diberbagai bangsa dikenal dengan sebutan
lamtoro gung, memiliki ukuran yang besar termasuk pohon, daun, bunga, buah. Spp.
Ixtahuacana C, E. Hughes, penyebarannya terbatas hanya di Meksiko dan Guatemala.
Tanaman lamtoro rentan terhadap hama seperti hama wereng, dapat membuat lamtoro ini
mati, maka dibutuhkan perawatan cukup agar terhindar dari hama. Selain itu juga lamtoro
banyak dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan sebagai pagar hidup, penahan angin,
rambatan hidup bagi tanaman-tanaman merambat contohnya, lada, markisa.
Morfologi Tanaman Lamtoro :

a. Pohon (akar, batang)


Perakaran pada tanaman lamtoro adalah akar tunggang, akarnya yang kokoh dapat
menembus kuat ke dalam tanah, sehingga pohon peta cina tidak mudah tumbang oleh tiupan
angin. Tekstur permukaan batang kasar, keras, ada guratan garis – garis secara vertikal atau
berbintil – bintil dan berlentisel, warnanya kecoklatan. Pohon lamtoro memiliki ketinggian
mencapai 20 meter, meskipun pada umumnya hanya 2-10 meter. Pencabangan pohon ini
rendah serta banyak. Ranting – ranting lamtoro berbentuk bulat torak dengan ujung ranting
berbulu rapat. Batang utama serta ranting sudah tua dapat digunakan sebagai kayu yang
dikeringkan untuk berbagai kegiataan di dapur. Atau bisa juga sebagai bahan baku dalam
pembuatan mebel dengan menambahkan sentuhan vistrur atau cat untuk mempercantik
kusen, pintu-pintu yang terbuat dari kayu lamtoro.

20
b. Daun
Daun lamtoro termasuk jenis daun majemuk dan berbentuk menyirip rangkap dengan
ujung runcing serta pangkal daun miring, permukaan daun lamtoro mempunyai rambut halus
dan tepinya berjumbai.

c. Bunga
Bentuk bunga lamtoro berupa bongkol, bertangkai panjang yang berkumpul dalam 2-6
bongkol. Setiap bongkolan tersusun secara rapi dari 100-180 kuntum bunga, menyusun
bulatan seperti bola warnanya putih kekuningan dengan ukuran berdiameter 12-21 mm,
tangkai sepanjang 2-5 cm. Bunga pete cina memiliki ukuran kecil-kecil, kelopak tanaman ini
berbentuk seperti lonceng, bergigi pendek dan ukuran sekitar 3 mm. Mahkota bunga pete cina
berukuran 5 mm lepas-lepas dan benang sari dengan jumlah 10 helai lepas-lepas.

d. Buah dan Biji


Buah tanaman lamtoro mempunyai bentuk yang menyerupai pita lurus, pipih serta
tipis. Berukuran 14-26 cm dengan lebar 2 cm, buah yang mentah berwarna kehijauan mudah
sedangkan buah yang sudah masak akan berubah warna menjadi kecoklatan, memiliki sekat –
sekat diantara bijinya. Untuk setiap buah dapat menghasilkan 15-30 biji, bentuk bijinya bulat,
pipih berukuran kecil yaitu 6-10 mm dan lebar 3-4,5 mm dengan warna coklat tua yang
mengkilap.

21
9. Kacang panjang

Kacang panjang merupakan salah satu sayuran yang sangat baik untuk tubuh. Kacang
panjang dapat dimasak menjadi sayur maupun menjadi lalapan bersama daun sawi dan jenis
sayuran yang lain. Bagian yang dapat dimakan adalah bagian yang masih muda, karena pada
bagian ini kacang panjang masih lunak dan tidak sekeras kacang panjang yang sudah tua.
Ciri Morfologi Kacang panjang :
a. Akar Tanaman Kacang Panjang

Seperti tanaman lainnya, kacang panjang memiliki akar yang digunakan untuk mencari
nutrisi makanan dan air yang diperlukan untuk seluruh bagian tubuhnya. Tanaman
kacang panjang memiliki akar tunggang. Akar ini dapat mencari makanan hingga
kedalaman 30 cm dari permukaan tanah. Bentuk akar tanaman kacang panjang ini
bercabang. Di akar ini, kacang panjang mempunyai bintil-bintil yang digunakan untuk
mengikat nitrogen bebas di udara. Hal ini dilakukan untuk menyuburkan tanah yang
ditempati tanaman ini.
b. Batang tanaman kacang panjang
Batang tanaman kacang panjang berfungsi untuk menopang bagian tanaman kacang
panjang yang lain. Batang tanaman kacang panjang berbentuk memanjang dan
membutuhkan penyangga sebagai tempat untuk menjalar. Batang tanaman ini
memiliki pembuluh batang terbuka dan mengandung kambium. Kambium ini
memungkinkan tanaman ini memiliki cabang pada batangnya. Walaupun berkambium
biasanya tanaman ini memiliki diameter yang cukup kecil, yaitu sekitar 1,5 sentimeter
saja.
c. Daun kacang panjang

Selanjutnya adalah daun. Daun yang dimiliki oleh kacang panjang memiliki bentuk
yang meruncing di ujungnya. Daun kacang panjang ini memiliki ruas daun yang
bercabang. Kacang panjang sendiri memiliki tulang daun menyirip. Daun tanaman
kacang panjang ini memiliki warna hijau muda sampai hijau tua dan ketika diraba
memiliki tekstur sedikit kasar.

22
d. Bunga kacang panjang
Tanaman kacang panjang merupakan tanaman yang masuk dalam salah satu tanaman
yang berjenis bunga sempurna. Yang dimaksud dengan bunga sempurna adalah bunga
yang memiliki alat kelamin jantan dan alat kelamin betina.Bentuk dari bunga kacang
panjang cukup unik, yaitu berbentuk menyerupai kupu-kupu. Bunga ini biasanya
terletak pada ujung tangkai dan tidak tumbuh secara serentak. Panjang tangkai bunga
kurang lebih sekitar 40 sentimeter. Dalam satu tangkai biasanya terdapat 4 sampai 6
kuntum bunga dan setiap kuntum memiliki tiga mahkota. Dua mahkota terletak
bersebelahan dan satu terletak di bawah. Warna bunga tanaman kacang ini adalah
putih atau sedikit kebiru-biruan. dan Mempunyai putik dan benang sari sebagai alat
kelamin pada bunga.
e. Buah tanaman kacang panjang
Buah atau hasil tanaman kacang panjang memiliki bentuk polong memanjang dan
sedikit berbentuk ramping. Buah tanaman kacang panjang ini berwarna hijau muda
sampai hijau tua. Biasanya dalam satu tangkai terdapat 1 sampai 3 buah kacang
panjang. Biasanya buah dari tanaman kacang panjang ini dapat mencapai panjang
antara 30 sentimeter hingga 90 sentimeter.

10. Buncis

Buncis (Phaseolus vulgaris) berasal dari bahasa belanda yaitu “boontjes”. Buncis
adalah tanaman sayuran yang dikonsumsi dalam bentuk polong. Buncis pertama kali berasal
dari negara Meksiko Tengah dan Amerika Selatan. Buncis yang dibudidayakan di Indonesia
terdiri dari beberapa varietas yang secara umum dibagi menjadi dua yaitu buncis dengan
pohon yang melilit dan buncis dengan pohon yang tegak. Taksonomi buncis (Rukmana,
1994).

Ciri Morfologi Buncis :

a. Akar
Buncis memiliki akar yang tunggang dan serabut. Akar tunggang buncis masuk ke
dalam tanah hingga kedalaman 11-15 cm, sedangkan akar serabutnya tumbuh
menyebar horizontal dan tidak dalam. Perakaran buncis tidak tahan terhadap genangan
air (tanah becek).
b. Batang
Batang tanaman buncis berbengkok-bengkok, berbentuk bulat dengan diameter hanya
beberapa milimeter, berbulu atau berambut halus-halus, lunak tetapi cukup kuat. Ruas-
ruas batang mengalami penebalan, batang bercabang menyebar merata sehingga
tampak rimbun, warna batang berwarna hijau ada pula yang berwarna ungu (Cahyono,
2003).

23
c. Daun
Daun tanaman buncis berbentuk bulat lonjong, ujung runcing, tepi daun rata, berbulu
atau berambut sangat halus, dan memiliki tulang-tulang menyirip. Kedudukan daun
tegak agak mendatar dan bertangkai pendek. Setiap cabang tanaman terdapat tiga daun
yang ke dudukannya berhadapan. Ukuran daun buncis bervariasi bergatung
varietasnya dengan lebar berukuran 6-7,5 cm da panjang 7,5-9 cm. Sedangkan daun
yang berukuran besar memiliki ukuran lebar 10-11 cm dan panjang 11-13 cm
(Cahyono, 2003).
d. Bunga
Bunga tanaman buncis merupakan bunga sempurna (berkelamin ganda), berbentuk
bulat panjang (silindris) dengan ukuran panjang 1,3 cm dan lebar 0,4 cm, kelopak
bunga berjumlah 2 buah pada bagian pangkal bunga berwarna hijau, dan tangkai bunga
sepanjang 1 cm. Mahkota bunga buncis memiliki warna beragam ada yang kuning,
ungu, hijau keputih-putihan, ungu muda dan ungu tua bergantung varietasnya. Jumlah
mahkota bunga sebnyak 3 buah dengan 1 mahkota berukuran lebih besar dari lainnya.
Bunga buncis merupakan malai (panicle) yang kemudian akan tumbuh tunas-tunas
atau cabang (Cahyono, 2003).
e. Polong
Polong buncis memiliki bentuk dan ukuran bervariasi bergantung pada varietasnya.
Ada yang berbentuk pipih dan lebar yang panjangnya lebih dari 20 cm, bulat lurus dan
pendek kurang dari 20 cm, serta berbentuk silindris agak panjang 12-20 cm. Warna
polong pun beragam ada yang berwarna hijau tua, ungu, hijau keputih-puthan, hijau
terang, hijau pucat dan hijau muda. Polong buncis memilki struktur halus, tekstur
renyah, ada yang berserat dan tidak, serta ada yang bersulur pada ujung polong dan
ada yang tidak. Polong tersusun bersegmen-segmen, jumlah biji dalam satu polong
bervariasi 4-14 butir per polong bergantung panjang buncis.
f. Biji
Biji buncis memiliki warna yang bervariasi bergantung varietas, memiliki rasa hambar
dan akan mengeras jika umur buncis semakin tua. Biji buncis berukuran lebih besar
dari kacang pada umumnya dan berbentuk bulat, lonjong dengan bagian tengah (mata
biji) sedikit melengkung (cekung), berat biji buncis berkisar antara 16-40,6 gram per
100 biji bergantung varietas.
Pada umumnya varietas buncis (benih buncis) yang kini beredar di pasaran
merupakan introduksi dari negara penghasil benih unggul seperti negara Taiwan, Belanda,
24
Australia, Hawai, dan negara lainnya. Buncis-buncis tersebut diantaranya varietas green
coat, purple coat, gypsy, Early Bush, lebat-1, hawkesburu wonder, richgreen, monel, spurt,
strike. Disamping varietas-varietas tersebut terdapat varietas yang dapat menghasilkan
buncis hingga 20 ton/ha seperti varietas babud (varietas lokal bandung), varietas lokal
Surakarta, varietas Taipei No.2, Goldrush, flo,farmer early, green leaf dan masih banyak
varietas lainnya. Pada penelitian ini varietas yang digunakan petani responden pada
umumnya adalah varietas lokal Bandung (babud) petani biasanya menyebutnya dengan
sebutan varietas lokal (Cahyono, 2003). 

11. Koro Pedang


Kacang koro merupakan salah satu jenis kacang - kacangan yang telah lama
dikenal di Indonesia. Kacang koro memiliki beberapa varietas. Menurut Handajani (1993)
ada jenis tanaman koro yang tumbuhnya tegak seperti koro pedang dan koro gude serta jenis
tanaman koro yang tumbuhnya menjalar seperti koro benguk, koro sayur, koro epek, koro
kerupuk dan lainnya. Kacang koro yang paling banyak dibudidayakan yakni kacang koro
pedang. Di Indonesia penyebaran koro pedang terbesar meliputi wilayah pulau Jawa,
Sumatera, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Tanaman ini dapat tumbuh subur dan menyebar di
daerah tropis. Kacang koro pedang dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah (mulai
40 m dpl) namun dapat pula tumbuh pada ketinggian 2.000 m dpl. Tanaman ini tumbuh
baik pada suhu rata –rata 14oC–27oC di lahan tadah hujan atau 12oC –32oC di daerah tropik
dataran rendah (Priyono, 1999).

25
Biji koro pedang Struktur benih

Tanaman koro pedang Bentuk perkecambahan benih koro pedang

Batang dan akar


Bentuk tanaman koro pedang menyerupai perdu batangnya bercabang pendek dan
lebat dengan jarak percabangan pendek dan perakaran termasuk akar tanggung.
Daun
Bentuk daun trifoliat dengan panjang tangkai daun 7-10 cm, lebar daun sekitar 10 cm,
tinggi tanaman dapat mencapai 1 meter.

26
Bunga
Bunga berwarna kuning, tumbuh pada ketiakbuku cabang. Bunga termasuk bunga
majemukdan berbunga mulai umur 2 bulan hingga umur 3 bulan.
Polong
Polong dalam satu tangkai berkisar 1 - 3 polong, tetapi umumnya 1 polongtangkai.
Panjang polong 30 cm dan lebar 3,5 cm, polong muda berwarna hijau dan polongh tua
berwarna kuning jerami.
Biji
Biji berwarna putih dan tanaman koro dapat dipanen pada 9-12 bulan, namun
terdapat varietas berumur genjah umur 4-6 bulan Rubatzky dan Yamaguchi, 1997.

12. Kecipir

Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus (L.) DC) adalah tumbuhan merambat kekiri


(Anonim, 1978 dalam Handajani 1991). Tanaman kecipir hanya tumbuh di daerah Asia
Tenggara dan merupakan tanaman yang tumbuh di pekarangan, di pagar-pagar pekarangan
atau di tegalan. Diperkirakan 4 daerah yang mungkin merupakan daerah asal tanaman kecipir
yaitu Papua New Guinea, Mauritius, Madagaskar dan India (Djatmiko, 1986).
Morfologi Tanaman Kecipir Tanaman kecipir tumbuh merambat, membentuk semak.
Dalam budidaya biasanya diberi penyangga, namun jika dibiarkan akan menutupi permukaan
tanah. Batangnya silindris, beruas-ruas, jarang mengayu. Daun majemuk dengan anak tiga
daun tiga berbentuk segitiga, panjang 7,0-8,5 cm, pertulangan menyirip, letak
berselangseling, warna hijau. Bunganya tunggal, tipe kupu-kupu, tumbuh dari ketiak daun,
kelopaknya biasanya berwarna biru pucat, dapat dipakai sebagai pewarna makanan. Buah tipe
polong, memanjang, berbentuk segiempat dengan sudut beringgit, panjang sekitar 30 cm,
berwarna hijau waktu muda dan menjadi hitam dan kering bila tua. Bijinya bulat dengan
diameter 8-10 mm, berwarna coklat hingga hitam. Tanaman kecipir termasuk tanaman
setahun, mempunyai keunggulan dibandingkan dengan kedelai, karena seluruh bagian
tanaman dapat dimanfaatkan. Daun, buah dan umbinya memiliki kadar protein yang tinggi,
bahkan rata-rata melampaui kadar protein biji-bijian atau umbi-umbian lainnya seperti beras,
ubi jalar, ketela pohon dan kentang. Buah kecipir berbentuk persegi empat siku yang

27
masingmasing segi bersayap dan bergelombang. Panjang polong antara 6-20 cm dan bijinya
putih kuning hitam sawo matang atau coklat muda. Berat bijinya rata-rata 30-64 g tiap 100
butir (Handajani dkk, 2010). Kecipir tersebar luas di Asia Tenggara kira-kira pada abad ke-17
dibawa oleh pedagang bangsa Arab. Dengan demikian baru abad ke17 lah kecipir dikenal di
Indonesia untuk selanjutnya menyebar ke Papua Nugini hingga sekarang (Rismunandar,
1986).

13. Kapri
Kapri atau kacang kapri (Pisum sativum L. ssp. sativum, suku polong-polongan
atau Fabaceae) adalah sejenis tumbuhan sayur yang mudah dijumpai di pasar-pasar
tradisional Indonesia. Kapri termasuk dalam golongan sayur buah, artinya buahnya yang
dimakan sebagai sayur dan tidak digolongkan sebagai buah-buahan, seperti
juga tomat atau cabai. Buah ini, yang bertipe polong (legume), dipanen ketika masih muda
dan bijinya belum berkembang penuh, sehingga berbentuk pipih dan masih lunak. Jika terlalu
tua dipanen polong kapri berserat tebal dan tidak nyaman lagi untuk dikonsumsi.

Kapri masih satu jenis dengan ercis (kadang-kadang dicampuradukkan) dan termasuk


salah satu sayuran yang paling dini dikonsumsi manusia. Terdapat beberapa bukti budidaya
di wilayah perbatasan Thailand dan Myanmar 12 ribu tahun yang lalu.[1]. Tumbuhan kapri,
yang tumbuh baik di dataran tinggi, tumbuh merambat sehingga memerlukan penopang
dalam budidayanya. Di Indonesia ia biasanya ditopang dengan tongkat-tongkat tipis
dari bambu.

Cara menanam tanaman kapri adalah menanam langsung dengan memasukan 2-3 biji
kedalam lubang sedalam 1– 2 cm kemudian ditimbun tanah. Umur 70-90 hari.

Kapri merupakan kacang kacangan populer yang biasa disajikan di dalam bentuk biji
atau polong. Polong kacang kapri hampir digemari oelh setiap orang karenda dapat dijaikan
sayuran yang enak dan gurih. Selain itu, buah kapri mengandung sumber protein  nabati yang
lebih tinggi jika dibandingkan dengan sayuran kacang lainnya. Kapri pun banyak
mengandung vitamin A, dan vitamin B.

Jenis Kapri :

1. Kapri polong atau disebut kapusiner (pisum arvense L.)

Polong kapri kapusiner berbentuk pipih dan rasanya gurih. Jenis kapri inilah yang
biasa dimakan dengan kulitnya jika polong masih muda. Adapun polong yang tua menjad

28
ibanyak serat. Kapri polong ini terdiri dari dua macam, yaitu kapri ungu dan kapri putih.
Kapri ungu bunganya violet, sedangkan kapri putih bunganya berwarna keputih putihan.
Kedua jenis kapri ini bijinya bulat, besar, dan lebih bersiku. Rasa biji yang telah tua dan
belum dimasak (mentah) kelat atau getir dan sedikit sepet. Selain itu, setiap ujung buahnya
terdapat paruh pendek.

2. Ercis atau kapri biji (Pisum sativum L).

Polong ercis berbentuk bengkok (kembung), tidak pipih seperti kapri kapusiner. Pada
ujung buahnya tidak terdapat paruh. Varietas ercis berbiji bulat adalah meteore dan spiket,
sedangkan ercis berbiji keriput varietasnya darfon, sanroy, dan triton. Varietas yang bijinya
keriput baik untuk dikelengkan. Pada umumnya biji ercis kecil dan rasanya tidak  kelat dan
tidak sepet walaupun telah tua dan tidak dimasak (mentah). Ada dua jenis ercis yang dikenal
yaitu: ercis hijau atau doperwt atau kapri biji pipih dan ercis biji kembung. Buah ercis hijau
yang masih muda tidak mudah dipatahkan (liat), banyak seratnya. Polong yang telah tuapun
tetap bengkok seluruhnya. Ercis inilah yang biasa dimakan bijijnya saja sehingga disebut
kapri biji pipih.Adapun buah ercis biji kembung yang masih muda mudah dipatahkan karena
tidak terdapat serat. Sementara itu, buahnya yang telah tua tidak bengkok lagi, tetapi menjadi
kempes dan berkerut kerut. Bagia yang membengkak ialah bijinya saja sehingga disebut kapri
biji kembung.

Bentuk polong kacang kapri


Biji kapri yang telah
dibelah

29
Pohon kacang kapri Siklus proses pertumbuhan kacang
polong
Akar
Akar dari tanaman kacang kapri ini berjenis akar tunggang, Bila akar tungganga dari
tanaman ini tumbuh dengan baik, maka akan bertumbuhan akar-akar leteral silinderis lainnya.
Batang
Batang dari kacang kapri bersifat lemah, berbentuk silideris memanjang, serta
memerlukan sanggahan ajir untuk tumbuh.Ketika tumbuh, batang dari kapri dapat merambat
ke daerah sekitarnya dengan radius tiga puluh hingga seratus-lima puluh sentimeter.
Daun
Daun pada kacang kapri berupa pinnatus yang terdiri dari satu hingga tiga yang
tumbuh, pada bagian ujung daun-daun tersebut tumbuh sulur-sulur yang bercabang. Daunya
juga tumbuh memiliki dua hingga enam helai daun; bentuk dari daun milik kapri berupa
eliptis atau oval.Daun tanaman kacang kapri dapat tumbuh dengan panjang kurang lebih
antara satu-setengah hingga lima-setengah senti; sedangkan lebarnya dapat mencapai satu
hingga tiga sentimeter.
Biji
Biji tanaman kapri berbentuk bulat, memiliki permukaan yang berkerut, dan
bertekstur halus. Warna biji tersebut adalah hijau kelabu kecokelatan; Anda akan melihat
guratan bercak-bercak pada biji tanaman ini. Ada dua jenis kapri yang perlu Anda ketahui:
pertama adalah snow pea yang memiliki biji berbentuk pipih dan yang kedua adalah snap pea
yang memiliki biji berbentuk bulat.
Buah
Anda telah menyaksikan bahwa buah pada kacang kapri berjenis polong yang
berbentuk sedikit pipih. Buah ini memiliki tangkai yang pendek; terkadang tangkai-tangkai
ini akan tumbuh lurus dan terkadang tumbuh melengkung. Ukuran dari buah polongnya
sendiri berkisar antara empat hingga lima belas senti (panjang) dan lebarnya berkisar antara
satu-setengah hingga dua-setengah sentimeter.
Bunga

30
Tidak seperti pada kebanyakan tanaman, bunga pada tanaman kacang kapri ini
tumbuh sendiri-sendiri dan terkadang juga tumbuh bergerombol. Jika bunganya tumbuh
bergerombol, maka gerombolan ini akan terdiri dari dua hingga tiga bunga sekaligus. Bunga-
bunga ini memiliki variasi warna dari putih, merah mawar, hingga ungu.

14. Akasia

Daun tanaman akasia adalah daun majemuk yang terdiri dari banyak anak daun serta
letaknya saling berhadapan. Daun ini menyirip, berbentuk lonjong, bagian tepi daun merata,
bagian ujung dan pangkal daun tumpul, pertulangan daun menyirip serta berwarna hijau.
Yang dimaksud dengan tanaman akasia atau disebut dengan nama latin adalah acacia
auriculiformis a, cunn ex benth merupakan pohon semak yang termasuk ke dalam famili
fabeceae dan ordo fabales. Yang mana tanaman akasia ini aslinya berasal dari Australia untuk
selanjutnya menyebar ke daerah tropis dan sedang meliputi Asia Selatan, Eropa dan Amerika.
Tanaman ini mampu bertahan hidup dalam kondisi lingkungan dan cuaca apapun akan tetapi
membutuhkan perawatan khusus jika ditanam sebagai tanaman kebun. Tanaman akasia
dikenal juga sebagai tanaman duri karena dibagian batangnya terdapat duri – duri agak tajam
yang cukup banyak. Pohon akasia pertama kali diidentifikasikan di Afrika sekitar tahun 1773
yang pada waktu itu memiliki 1300 spesies yang menyebar dengan luas area beriklim tropis
terutama Australia, Eropa, Asia Selatan dan Amerika.

Ciri Morfologi Tanaman Akasia :

a. pada akar

Akar pada tanaman akasia ini memiliki akar yang bersifat tunggang berwarna
keputihan agak kotor hingga kecoklatan dengan panjang rata – rata antara 5 s/d 10
meter bahkan lebih dan mencapai kedalaman tanah sekitar 3 s/d 5 meter.

b. pada batang

Batang tanaman ini memiliki bentuk bulat memanjang dengan diameter antara 10 s/d
20 cm bahkan lebih dengan permukaan kasar dan terdapat duri – duri tajam. Batang –
batang ini bisa mencapai ketinggian sekitar 15 s/d 20 meter yang biasanya tumbuh
dengan tegak dan berwarna kecoklatan dan abu – abu hingga keputihan agak kotor.

c. pada daun

31
Daun dari tanaman ini memiliki sifat majemuk yang posisinya saling berhadapan
berbentuk lonjong yang memiliki sistem pertulangan menyirip dan bagian tepinya
merata. Daun secara garis besar berwarna hijau muda hingga hijau tua yang memiliki
panjang rata – rata antara 5 s/d 20 cm dengan lebar 1 s/d 2 cm dan daun ini
menyimpan banyak getah kental berwarna keputihan hingga kecoklatan. Getah
mempunyai kandungan tanin yang mampu bermanfaat di bidang kesehatan dan
industri.

d. pada bunga

Bunga yang dimiliki oleh tanaman ini bersifat majemuk berbentuk kuku berwarna
keputihan yang muncul pada ketiak daun. Bunga yang dimaksudkan berkelamin ganda
baik itu untuk bunga jantan maupun betina dengan kelopak bunga berbentuk slindris
sama dengan benang sari dan bagian kepala putik berbentuk hampir menyerupai ginjal
manusia serta mahkota memiliki warna putih.

e. pada buah

Buah tanaman ini memiliki bentuk bulat lonjong berwarna hijau jika masih muda dan
kecoklatan jika sudah tua yang mana dalam buah ini terdapat biji – biji yang berbentuk
lonjong, pipih dan berwarna kecoklatan yang biasanya ada beberapa biji di dalam satu
buah dari tumbuhan akasi.

32
BAB V

PENUTUP

4.1  Kesimpulan
Suku polong-polongan atau Fabaceae merupakan salah satu suku tumbuhan dikotil yang
terpenting dan terbesar. Ciri ciri

 Biji berkotil dua. (dikotiledon)


 Buah bertipe buah polong
 Pada umumnya berdaun majemuk berpasangan.
 Perbungaan tunggal pada subsuku Faboideae serta majemuk pada Caesalpinioideae
dan Mimosoideae.
Leguminoseae ini terbagi menjadi 3 subsuku, yaitu :

- Mimosoideae seperti putri malu (Mimosa pudica) ,Jengkol (Archidendron


pauciflorum), Jeungjing (Paraserianthes falcataria), Lamtoro (Leucaena glauca).
- Faboideae (atau Papilionoideae, tumbuhan berbunga kupu-kupu) seperti kacang tanah
(Arachis hypogaea), Kedelai (Glycine max), Buncis (Phaseolus vulgaris), Kapri
(Pisum sativum),
- Caesalpinioideae seperti Kembang merak (Caesalpinia pulcherrima) Secang
(Caesalpinia sappan).

33
Lampiran

 Klasifikasi kedelai
Tanaman kedelai memiliki klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom: Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotylidonae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionacceae
Genus : Glycine
Species : Glycine max [L.] Merrill

 Kacang Tanah
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Viridiplantae
Infra Kingdom : Streptophyta
Super Divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub Divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Arachis L.
Spesies : Arachis hypogeae L

 Klasifikasi Kacang Hijau

Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Genus: Vigna

34
Spesies: Vigna radiate

 Klasifikasi tanaman daun kelor

Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )


Subkingdom : Trachebionta ( Tumbuhan berpembuluh )
Super Divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )
kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua / dikotil )
Sub kelas : Dileniidae
Ordo : Capparales
Ordo : Moringaceae
Genus : Moringa
Spesies : Moringa oleifera. Lam

 Klasifikasi Tumbuhan Putri Malu

Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Angiospermae
Ordo : Rosales
Suku : Mimosaceae
Familia : Mimosaceae
Genus : Mimosa
Spesies : Mimosa pudica Linn

 Klasifikasi Pintoi (Arachis pintoi)


Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Trakheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae/Leguminosa

35
Genus : Arachis
Spesies : Arachis pintoi
 Klasifikasi Bauhinia
Kingdom: Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Subfamili : caesalpinioideae
Genus : Bauhinia
Spesies : B. purpurea L. (Widiyantoro, 2010).
 Klasifikasi Lamtoro

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Sub classis : Rosidae

Ordo : Fabales

Familia : Mimosaceae

Genus : Leucaena

Spesies : Leucaena leucocephala (Lam.) de W

 Klasifikasi Kacang Panjang


Nama ilmiah : Vigna sinensis
Famili : Leguminicae
Subfamili : Papilonaceae
Ordo : Rosales
Genus : vigna
Spesies : Vigna Sinensis L. Savi ex Hassk

36
 Klasifikasi Buncis

Klasifikasi Buncis

Kingdom  Plantae

Divisi   Spermatophyta (tanaman berbiji) 

Subdivisi  Angiospermae (Biji berada di dalam buah) 

Kelas   Dicotiledoneae

Ordo  Leguminales

Famili  Leguminoceae

Subfamili  Papilionaceae

Genus   Phaseolus

Species  Phaseolus vulgaris

 Klasifikasi Koro Pedang


Kingdom : Plantae(tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta(berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta(berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub-kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae(suku polong-polongan)
Genus : Canavalia
Species :Canavalia ensiformis(L.)DC.

37
 Klasifikasi Kecipir
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Psophocarpus
Spesies : Psophocarpus tetragonolobus (L.) DC. (Jhonny, 1993).
 Klasifikasi Kapri
Nama ilmiah : Pisum sativum var. saccharatum
Famili : Fabaceae
Kelas : Magnoliopsida
Kalsifikasi lebih tinggi : Ercis
Ordo : Fabales
Divisi : Magnoliophyta
 Klasifikasi Akasia
ingdom: Plantae
Clade: Tracheophytes
Clade: Angiosperms
Clade: Eudicots
Clade: Rosids
Order: Fabales
Family: Fabaceae
Clade: Mimosoideae
Genus: Acacia
Species: A. mangium

38
39
DAFTAR PUSTAKA

Krisnadi, A Dudi. 2015. Kelor Super Nutrisi. Blora: Pusat Informasi dan Pengembangan
Tanaman Kelor Indonesia.
Faridah, J., 2007, Putri Malu, http://eprints.undip.ac.id/view/year/2009.html. Diakses tanggal
19 Juli 2014.
Dalimartha S. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 2. Jakarta: PT. Niaga Swadaya. 1999;
p.158
Trustinah. 1993. Biologi Kacang Tanah. Hal 9-30. Dalam: A. Kasno, A. Winarto dan Sunardi
(Eds.). Kacang Tanah : Monograf Balittan Malang No 12. Malang.
Purwono, dan H.Purnamawati. 2007. Budi daya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar
Swadaya. Bogor

40

Anda mungkin juga menyukai