Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN

PENGENDALIAN

Oleh ;

KELOMPOK 1

 Ida Ayu Jiwantari Nandini (1907531204)


 I Gd Putu Aditya Paramananda K (1907531205)
 Ni Nyoman Yulianan Damayanti (1907531206)
 Putu Winna Maharani Winarta (1907531207)
 Ni Made Anggi Anggarini (1907531216)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020

i
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
PEMBAHASAN
13.1. Pengertian Pengendalian...............................................................................1

13.1.1. Empat Langkah Dalam Pengendalian.............................................................1


13.2. Pentingnya Pengendalian............................................................................................2
13.3. Jenis-jenis Pengendalian.............................................................................................4
14.1. Langkah-langkah Dalam Proses Pengendalian...........................................................5
14.2. Kualitas Sistem Pengendalian yang Efektif................................................................5
14.2.1. Sistem Pengendalian Manajemen...................................................................6
14.2.2. Sistem Pengendalian Manajemen Menurut Para Ahli....................................6
14.2.3. Fungsi Sistem Pengendalian Manajemen.......................................................7
14.2.4. Fungsi Pengendalian.......................................................................................7
14.2.5. Karakteristik Sistem Pengendalian Manajemen.............................................8
14.2.6. Manfaat Sistem Pengendalian Manajemen.....................................................8
14.2.7. Tujuan Sistem Pengendalian Manajemen.......................................................8
14.3. Alat Bantu Pengendalian Manajerial..........................................................................9
14.4. Berbagai Teknik dan Metode Pengendalian.............................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

ii
PEMBAHASAN
PENGENDALIAN

13.1 Pengertian Pengendalian.


Pengendalian (controlling), merupakan suatu faktor penunjang penting terhadap
efisiensi organisasi, demikian juga pada perencanaan pengorganisasian, dan
pengarahan.

Pengendalian adalah suatu fungsi yang positif dalam menghindarkan dan memperkecil
penyimpangan-penyimpangan darisasaran-sasaranatau target yang direncanakan. Setiap
pengorganisasian, oleh karena itu harus memiliki sistem pengawasan (pengendalian).

Menurut Jones and George (2003:331) mengenai pengertian pengendalian (controlling)


ini, Pengendalian adalah proses dimana para manajer memantau dan mengatur
bagaimana sebuah organisasi dan segenap anggota nyamenjalankan kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Dalam
pengendalian, para manajer memantau dan mengevaluasi apakah strategi dan struktur
organisasi bekerja seperti yang dikehendaki, bagaimana hal-hal tersebut dapat
ditingkatkan dan bagaimana harus diubah jika tidak bekerja.

13.1.1 Empat Langkah Dalam Pengendalian

 Langkah 1. Menetapkan Standar (Establishing Standards)

Yang dimaksud dengan Standar disini adalah sasaran atau target yang harus dicapai
dalam menjalankan fungsi manajemen. Standar ini akan digunakan untuk mengukur
dan mengevaluasi kinerja dari suatu unit kerja, departemen ataupun organisasi secara
keseluruhan. Standar dapat juga disebut sebagai kriteria untuk menilai kinerja
organisasi atau unit kerja dari organisasi tersebut.

 Langkah 2. MengukurKinerja (Performance Measurement)

Langkah kedua dalam fungsi Pengendalian Manajemen adalah mengukur kinerja.


Manajemen akan dapat lebih mudah mengukur kinerja apabila unit/satuan ataupun
kriteria kinerja telah ditentukan sebelumnya. Pada dasarnya, Pengukuran kinerja harus
berada pada unit atau satuan yang sama dengan kriteria yang telah ditentukan.

 Langkah 3. Membandingkan kinerja aktual dengan Standar yang ditentukan


(Comparison of actual and standard performance)

1
Membandingkan kinerja aktual dengan standar yang ditentukan merupakan langkah
yang sangat penting. Langkah penetapan standar dan langkah pengukuran kinerja pada
dasarnya adalah langkah persiapan, sedangkan langkah perbandingan ini merupakan
langkah aktif yang harus dikerjakan oleh manajemen. Penyimpangan dapat
didefinisikan sebagai kesenjanganan tarakinerja aktual dengan target ataustandar yang
ditetapkan. Seorang Manajer harus mengetahui dua hal dalam langkah ini, yaitu bentuk
penyimpangan yang terjadi dan penyebab terjadinya penyimpangan.

 Langkah 4. Mengambil tindakan koreksi/perbaikan (Taking Corrective Action)

Begitu penyimpangan dan penyebab penyimpan gandi ketahui, tahap selanjutnya


adalah mengambil tindakan perbaikan. Jika penyimpangan yang yang masih dapat
diterima maka tidak perlu melakukan tindakan korektif. Namun jika penyimpangan
yang terjadi adalah penyimpangan besar yang telah melampai batas yang dapat diterima
maka harus segera mengambil tindakan perbaikan dan mengambil tindakan-tindakan
pencegahan supaya tidak terjadi lagi dikemudian hari.

13.2 Pentingnya Pengendalian.


Pengendalian sangat penting dalam organisasi. Karena, upaya memaksimalkan
efesiensi dan produktivitas organisasi akan tercapai, apabila dilakukan dengan tetap
mengevaluasi dan mengawasi kinerja karyawan. Mengembangkan dan membuat
pengendalian manajemen yang efektif haruslah seiring dengan tujuanstrategis,
kebijakan operasional, dan pedoman karyawan. Hal ini akan membantu mengarahkan
aktivitas karyawan.

Manajer mengelola kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan atau yang
direncanakan. Keberhasilan atau kegagalan dinilai dari pencapaian sasaran-sasaran
yang ditetapkan. Penilaian mencakup usaha-usaha mengendalikan, yakni mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan dan bila perlu memperbaiki kegiatan yang telah dilaksanakan
untuk mendapatkan kepastian mencapai hasil yang direncanakan.

Mengendalikan adalah suatu usaha untuk menelit ikegiatan-kegiatan yang telah dan
akan dilaksanakan. Pengendalian berorientasi pada objek yang dituju dan merupakan
alat untuk menyuruh orang-orang bekerja menuju sasaran yang ingin dicapai.
Pengendalian merupakan suatu proses dasar untuk mendapatkan sesuatu yang identik
dan apasaja yang akan dikendalikan.

Pengendalian yang baik membantu memperlancar hubungan antar


manusia.Respon simanusianya terhadap langkah-langkah pengendalian merupakan
kunci dari sebuah pertimbangan.Usaha-usaha pengendalian dapat dan harus digunakan
untuk mendorong hubungan yang baikdiantara para anggota. Pengendalian harus
merupakan kegiatan positif dan membantu. Manajer-manajer yang efektif akan

2
menggunakan usaha pengendalian untuk membantu mereka yang memerlukannya dan
menentukan jenis kebutuhan mereka. Pengendalian membantu mengidentifikasikan
masalah-masalahmanajemen.Usaha usaha untuk megengidentifikasikan masalah-
masalah merupakan tantangan bagi para manajer. Seorang manajer akan menyadari
suatu masalah apabila terjadi penyimpangan dari sasaran yang ingin dicapai. Seringkali
terjadi bahwa ada lebih dari satu penyimpangan yang berhubungan dengan suatu
masalah dan menjadi tugas manajer yang bersangkutan untuk membatasi
penyimpangan tersebut dan menentukan relevansi masing-masing

 Langkah 1. Menetapkan Standar (Establishing Standards)

Yang dimaksud dengan Standar disini adalah sasaran atau target yang harus dicapai
dalam menjalankan fungsi manajemen. Standar ini akan digunakan untuk mengukur
dan mengevaluasi kinerja dari suatu unit kerja, departemen ataupun organisasi secara
keseluruhan. Standar dapat juga disebut sebagai criteria untu kmenilai kinerja
organisasi atau unit kerja dari organisasi tersebut.

 Langkah 2. Mengukur Kinerja (Performance Measurement)

Langkah kedua dalam fungsi Pengendalian Manajemen adalah mengukur kinerja.


Manajemen akan dapat lebih mudah mengukur kinerja apabila unit/satuan ataupun
kriteria kinerja telah ditentukan sebelumnya. Pada dasarnya, Pengukuran kinerja harus
berada pada unit atau satuan yang sama dengan kriteria yang telah ditentukan.

 Langkah 3. Membandingkan kinerja aktual dengan Standar yang ditentukan


(Comparison of actual and standard performance)

Membandingkan kinerja aktual dengan standar yang ditentukan merupakan


langkah yang sangat penting. Langkah penetapan standar dan langkah pengukuran
kinerja pada dasarnya adalah langkah persiapan, sedangkan langkah perbandingan ini
merupakan langkah aktif yang harus dikerjakan oleh manajemen. Penyimpangan
dapat didefinisikan sebagai kesenjangan antara kinerja aktual dengan target atau
standar yang ditetapkan. Seorang Manajer harus mengetahui dua hal dalam langkah
ini, yaitu bentuk penyimpangan yang terjadi dan penyebab terjadinya penyimpangan.

 Langkah 4. Mengambil tindakan koreksi/perbaikan (Taking Corrective Action)

Begitu penyimpangan dan penyebab penyimpangan diketahui, tahap selanjutnya


adalah mengambil tindakan perbaikan. Jika penyimpangan yang terjadi merupakan
penyimpangan kecil yang masih dapat diterima maka tidak perlu melakukan tindakan
korektif. Namun jika penyimpangan yang terjadi adalah penyimpangan besar yang

3
telah melampai batas yang dapat diterima maka harus segera mengambil tindakan
perbaikan dan mengambil tindakan-tindakan pencegahan supaya tidak terjadi lagi
dikemudian hari.

13.3 Jenis-Jenis Pengendalian


          Pengendalian dapat dilakukan dengan berfokus pada saat sebelum, selama dan
sesudah sebuah proses berjalan. Sebagai contoh perusahaan yang bergerak di bidang
retail akan memeriksa semua barang yang masuk dari pemasok apakah sesuai dengan
standar mutu yang tetapkan, memastikan bahwa para tenagapenjual yang direkrut 
ramah, trampil mengoperasionalkan computer pembayaran, danjujur, sebelum
penjualan dilakukan; Memonitor bagaimana para penjual berinteraksidengan
pelanggan; serta mengevaluasi hasil penjualan dan tingkat kepuasan pelanggan. Tipe
pengendalian demikian disebut pengendalian umpan maju (feedforward control);
pengendalian pencegahan (concurrent control); dan pengendalian umpan balik
(feedback control) yang akan dijelaskan di bawah ini:

1. Sistem Pengendalian Umpan Maju (feedforward control).


System ini merupakan pengendalian yang ditetapkan sebelum pelaksanaan
aktifitas. Misalnya system pengadaan karyawan yang menetapkan criteria-
kriteria tertentu yang harus dipenuhi sesuai dengan kebutuhan pekerjaan ybs;
penentuan calon pejabat negara yang harus memenuhi Fit and Proper Test  dan
memenuhi kelayakan Track Record, untuk memastikan bahwa pejabat yang
dipilih tepat sesuai agar mampu mengemban tugas dengan baik dan memuaskan.
2. Sistem Pengendalian Pencegahan (Concurrent Control).
adalah system monitor yang dikembangkan untuk memantau pelaksanaan
pekerjaan yang sedang berlangsung sesuai dengan standar. Misalnya pabrik
makanan yang memiliki alat untuk mengontrol apakah produk yang sedang
diproduksi sesuai dengan standar (ukuran, berat, campuran, kualitas, dll) yang
ditetapkan, yang dapat dioperasionalkan sendiri oleh karyawan yang bertugas.
Jika standart ak terpenuhi, karyawan bisa mengambil tindakan perbaikan sendiri
atau melapor pada manajernya manakala ia tidak mampu mengatasinya atau di
luar wewenangnya.
3. Pengendalian Umpanbalik (Feedback Control).
 adalah control yang biasanya dilakukan dengan menggunakan informasi 
evaluasi berkala pelaksanaan pekerjaan untuk menentukan apakah kinerja sesuai
dengan standar. Misalnya jika suatu perusahaan menargetkan kenaikan laba
sebesar 12 % tahun berikutnya, maka manajer harus memantau laporan laba
perbulan. Apabila setelah 3 bulan kenaikan laba mencapai 3 % maka dapat
diasumsikan bahwa rencana berjalan sesuai dengan jadwal.
      Sistem pengendalian umpan balik memiliki 5 komponen berikut:

a. Proses operasi yang mengolah masukan menjadi keluaran.


b. Karakteristik proses yang merupakan subjek pengendalian.
c. Sistem pengukuran yang menentukan kondisi dan karakteristik.

4
d. Serangkaian standar dimana kondisi proses yang diukur dengan standar yang
selanjutnya dilakukan evaluasi.
e. Pengatur yang fungsinya untuk membandingkan standar karakteristik proses
dengan standar yang mengambil tindakan untuk adaptasi proses apabila
perbandingan tersebut menunjukkan terjadinya penyimpangan proses dari
rencana yang telah ditetapkan.

14.1 Langkah-Langkah Dalam Proses Pengendalian


Secara umum proses pengendalian terdiri dari empat langkah sebagai berikut:

1. Menetapkan standar dan metode mengukur prestasi kerja


Melalui keseluruhan rencana strategik organisasi, manajer menetapkan sasaran-
sararan organisasi dan sasaran masing-masing unit secara spesifik berikut standar
kinerja yang diharapkan untuk dibandingkan dengan aktifitas organisasi yang
senyatanya. Mengkomunikasikan standar dan metode pengukuran kinerja adalah hal
yang penting, karena karyawan juga harus menyetujui standar dan metode
pengukuran tersebut agar tidak menjadi tindakan yang sewenang-wenang.
2. Pengukuran prestasi kerja. Pengukuran prestasi atau hasil kerja biasanya disajikan
dalam bentuk laporan pengukuran kinerja yang dipantau secara teratur oleh manajer.
Oleh karenanya organisasi mestilah menetapkan cara atau alat untuk membantu
pengukuran kinerja yang dibutuhkan. Misalnya jika pertumbuhan penjualan
merupakan sasaran yang dikerjar, maka organisasi harus memiliki alat atau cara untuk
menghimpun dan melaporkan data-data penjualan.
3. Membandingkan Kinerja dengan standar.  Hasil pengukuran kinerja dibandingkan
dengan standar yang telah ditetapkan. Laporan kinerja (misalnya dalam perkuliahan:
laporan jumlah kehadiran dalam sebulan, atau laporan pelaksanaan kuliah dalam
sebulan, yang dibandingkan dengan starndar jumlah kehadiran dan jumlah
penyelenggaraan kuliah tatapmuka)
4. Mengambil Tindakan Perbaikan.  Apabila kinerja menyimpang dari standar yang
telah ditetapkan, manajer harus menentukan perubahan apa yang perlu dilakukan,
apakah itu perubahan pada rencana, pada standar atau perubahan pada cara
mencapainya, dan menetapkan bagaimana menerapkannya.

14.2 Kualitas Sistem Pengendalian Yang Efektif


Kualitas sistem adalah pengukuran proses sistem informasi yang berfokus pada
hasil interaksi antara pengguna dan sistem. Kualitas sistem mempunyai atribut-atribut
seperti ketersediaan peralatan, reliabilitas peralatan, kemudahan untuk digunakan, dan
waktu respon merupakan faktor penentu mengapa sebuah sistem informasi digunakan
atau tidak digunakan.

5
Nielsen (2000) berpendapat bahwa ada beberapa prinsip usability yaitu online
environment, namely, navigation, respon time, credibility, dan content. Dari berbagai
literatur bahwa ada empat dimensi kualitas sistem yaitu: navigation, easy of use, respon
time, dan security. McKinney et al., (2002) mengemukakan bahwa ada tiga dimensi
kualitas sistem, ketiga dimensi tersebut adalah: access, usability, dan navigation.

Kualitas sistem dapat diukur dengan melihat bagian fungsionalnya yaitu usability.
Usability adalah bagian dari prinsip interaksi antara human computer yang
menyediakan satu kumpulan petunjuk penting tentang desain pembelajaran. Nielsen
(2000) berpendapat bahwa usability terdiri atas empat prinsip dasar dalam kegiatan
online yaitu: navigation, timelines, credibility, dan content. Palmer (2002) berpendapat
bahwa beberapa unsur penting dalam penggunaan website adalah konsistensi
(concistancy), kemudahaan penggunaan (easy of use), kejelasan dalam berinteraksi
(clarity of interaction), kemudahan dalam membaca (easy to reading), pengaturan
informasi (information arrangement), kecepatan (speed), dan lay out/rancangan
website. Dengan demikian tingkat penggunaan sistem e-learning lebih baik sehingga
pelajar dapat lebih termotivasi untuk menggunakan sistem e-learning.

14.2.1 Sistem Pengendalian Manajemen

Sistem pengendalian manajemen ialah suatu sistem yang condong menuju pada
pengoperasian aktivitas dengan otoritas tinggi dan semua untuk mendapati keyakinan
bahwa pendekatan dan kemampuan perusahaan yang telah dijalankan secara baik dan
akurat.

14.2.2 Sistem Pengendalian Manajemen Menurut Para Ahli

Beberapa para ahli mengemukakan pengertian pengendalian diantaranya yaitu:

1. Menurut Henry Fayol


Merumuskan salah satu definisi pertama kontrol karena berkaitan dengan
manajemen pengendalian suatu usaha terdiri dari melihat bahwa segala sesuatu
yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah diadopsi, perintah yang
telah diberikan, dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Adalah penting untuk
mengetahui kesalahan agar mereka dapat diperbaiki dan dicegah dari berulang.
2. Menurut Earl P. Strong
Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan,
agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.
3. Menurut Harold Koontz
Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja
bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan
perusahaan dapat terselenggara.
4. Menurut G.R. Terry
Pengendalian dapat didefinisikan ssebagai proses penentuan, apa yang harus
dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai

6
pelaksanaan dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga
pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar.

5. Menurut EFL Breach


Pengendalian adalah perbandingan kinerja saat ini terhadap standar yang telah
ditentukan yang terkandung dalam rencana, dengan maksud untuk memastikan
kemajuan yang memadai dan kinerja yang memuaskan.
6. Menurut Stafford Beer
Manajemen adalah profesi tentang kontrol.
7. Menurut Robert J. Mockler
Menyajikan definisi yang lebih komprehensif dari kontrol manajerial; Kontrol
manajemen dapat didefinisikan sebagai upaya sistematis oleh manajemen bisnis
untuk membandingkan kinerja dengan standar yang telah ditentukan, rencana,
atau tujuan untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan standar tersebut
dan mungkin untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk
melihat bahwa manusia dan sumber daya perusahaan lainnya yang digunakan
dengan cara yang paling efektif dan efisien mungkin dalam mencapai tujuan
perusahaan.

14.2.3. Fungsi Sistem Pengendalian Manajemen

Fungsi sistem pengendalian manajemen berperan untuk mendeteksi deviasi atau


kelemahan yang perbaikan terhadapnya menjadi umpan balik dari suatu kegiatan yang
dimulai dari tahap perencanaan hingga tahap pelaksanaan. Hal-hal yang dicakup
dalam fungsi pengawasan adalah menciptakan standar atau kriteria, membandingkan
hasil monitoring dengan standar, melakukan perbaikan atas deviasi atau
penyimpangan, merevisi dan menyesuaikan metode pengendalian sebagai respon atas
hasil pengendalian dan perubahan kondisi, serta mengkomunikasikan dan penyesuaian
tersebut ke seluruh proses manajemen.

14.2.4. Adapun fungsi pengendalian yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan
2. Koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi
3. Komunikasi informasi
4. Pengambilan keputusan
5. Memotivasi orang-orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan
tujuan organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi
6. Pengendalian
7. Penilaian kinerja.
8. Meningkatkan akuntabilitas
9. Merangsang kepatuhan pada kebijakan, rencana, prosedur, peraturan,dan
ketentuan yang berlaku.
10. Melindungi aset organisasi.

7
11. Pencapaian kegiatan yang ekonomis dan efisien.
12. Karakteristik Sistem Pengendalian Manajemen

14.2.5. Adapun beberapa karakteristik sistem pengendalian manajemen antara lain sebagai
berikut:

1. Sistem pengendalian manajemen diharuskan untuk selaras dengan strategi dan


tujuan organisasi
2. Sistem kontrol manajemen harus dibuat dengan sesuai struktur organisasi dan
bertanggung jawah dalam pengambilan keputusan manajer individual
3. Sistem pengendalian manajemen harus efektif yang memotivasi seorang
manajer dan karyawan untuk berusaha ke arah pencapaian tujuan organisasi
dengan cara berbagai penghargaan berhubungan dengan pencapaian tujuan
tersebut.

14.2.6. Manfaat Sistem Pengendalian Manajemen

Berikut ini adalah beberapa manfaat dari sistem pengendalian manajemen yakni:

1. Dapat mengetahui sejauh mana program sudah dilaukan oleh staf, apakah
sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumberdaya telah digunakan
sesuai dengan yang telah ditetapkan. Fungsi wasdal akan meningkatkan
efisiensi kegiatan program.
2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
3. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi
kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien.
4. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan.
5. Untuk memberikan ruang regular untuk superviesees untuk merenungkan isi
dan pekerjaan mereka.
6. Untuk menerima informasi dan perspektif lain mengenai pekerjaan seseorang.
7. Untuk menjadi dukungan baik segi pribadi ataupun pekerjaan.
8. Untuk memastikan bahwa sebagai pribadi dan sebagai orang pekerja tidak
ditinggalkan tidak perlu membawa kesulitan, masalah dan proyeksi saja.
9. Untuk menjadi pro-aktif bukan re-aktif.
10. Untuk memastikan kualitas pekerjaan.

14.2.7. Tujuan Sistem Pengendalian Manajemen

Era globalisasi ekonomi sekarang ini, perusahaan memasuki lingkungan bisnis


yang sangat berbeda dengan lingkungan bisnis sebelumnya. Pasar tidak lagi hanya
dimasuki oleh pesaing-pesaing domestik, namun telah didatangi oleh pesaing-pesaing
mancanegara yang membawa produk dan jasa yang sarat dengan kandungan
persaingan. Selain membawa perubahan yang kita secara nilai secara postif,
globalisasi ekonomi ternyata membawa permasalahan yaitu perusahaan-perusahaan
yang tidak mempunyai struktur sistem pengendalian manajemen yang baik akan

8
tersisih, banyak sistem manajemen perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dengan
arus perubahan dalam globalisasi ekonomi.

Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya suatu sistem yang digunakan


oleh manajemen untuk membangun masa depan organisasi. untuk membangun masa
depan organisasi, perlu ditentukan lebih dahulu dalam bisnis apa organisasi akan
berusaha. Jabawan atas pertanyaan tersebut merupakan misi organisasi dengan
demikian misi organisasi merupakan the chosen track untuk membawa organisasi
mewujudkan masa depannya. Diharapkan dengan dilaksanakannnya struktur sistem
manajemen akan tercipta visi dan misi organisasi perusahaan kemudian
mengimplementasikannya. Dampak yang timbul dikarenakan perusahaan tidak
memberlakukan struktur sistem pengendalian manajemen antara lain organisasi
perusahaan akan kesulitan menghadapi berbagai perubahan tajam radikal, konstan,
pesat, serentak sehingga roda organisasi tidak akan jalan dan tidak dapat membuat
berbagai perencanaan, tidak dapat memprediksi target organisasi ke depannya.

Permasalahan yang timbul dalam implementasi struktur sistem pengendalian


manajemen yang dapat diidentifikasikan sekarang ini adalah terletak pada kelemahan
struktur dan kelemahan proses. Sistem pengendalian manajemen tidak dapat
mewujudkan tujuan sistem kemungkinan karena strukturnya tidak pas dengan
lingkungan yang dihadapi perusahaan, dapat juga terjadi tujuan sistem pengendalian
manajemen tidak tercapai karena proses sistem pengendalian manajemennya lemah.
Pengendalian bukan hanya untuk mencari kesalahan-kesalahan, tetapi berusaha untuk
menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan serta memperbaikinya jika terdapat
kesalahan. Jadi pengendalian dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah
proses, yakni hingga hasil akhir diketahui. Dengan pengendalian diharapkan
pemanfaatan unsur-unsur manajemen efektif dan efisien.

14.3 Alat Bantu Pengendalian Manajerial


Ada banyak teknik yang dapat membantu manajer agar pelaksanaan
pengendalian menjadi lebih efektif. Dua teknik yang paling terkenal adalah
manajemen dengan pengecualian (management by exception) dan sistem informasi
manajemen (management information systems)-Management By Exception ( MBE ).

1. Management By Exception ( MBE ),


atau prinsip pengecualian, memungkinkan manajer untuk mengarahkan
perhatiannya pada bidang-bidang pengendalian yang paling kritis dan
mempersilahkan para karyawan atau tingkatan manajemen rendah untuk menangani
variasi-variasi rutin. Hal ini dapat dipraktekkan oleh manajer-manajer penjualan,
produksi, keuangan, personalia, pembelian, pengendalian mutu, dan bidang-bidang
fungsional lainnya. Bahkan manajer-manajer lini pertama dapat mempergunakan
prinsip ini dalam pengendalian harian mereka.

9
Pengendalian yang ditujukan pada terjadinya kekecualian ini murah, tetapi
penyimpangan baru dapat diketahui setelah kegiatan terlaksana. Biasanya
pengendalian ini dipergunakan untuk operasi-operasi organisasi yang bersifat
otomatis dan rutin.
Contoh dari MBE adalah sebagai berikut:
Seorang manajer menetukan bahwa jumlah produksi Susu Bantal Real Good
dalam sehari harus ada 50.000 bungkus sampai 75.000 bungkus. Karena suatu
waktu dimana saat kapasitas tenaga kerja lebih banyak bekerja (lembur) maka
jumlah produksi Susu Bantal Real Good meningkat drastis menjadi 94.000 bungkus
hari itu. Maka saatnya MBE beraksi. Manajer memikirkan dan mengambil
keputusan yang harus dilakukan oleh kelebihan produksi.

· Keputusan yang dapat diambil antara lain:

1. Menyimpan sisa produksi susu bantal di gudang untuk persediaan stock.


2. Menjual kepada agen atau eceran terdekat dengan harga yang terjangkau.
3. Mempromosikan untuk penjualan sebagai hadiah atau sampel.

Dalam mengambil keputusan manajer harus diperhitungkan :

1. Manajer tidak membuang waktu memantau aktivitas yang berlangsung


secara normal
2. Keputusan dapat lebih terfokus pada hal hal yang lebih memerlukan
perhatian.
3. Perhatian dipusatkan pada peluang-peluang maupun hal hal yang berjalan

14.4 Berbagai Teknik Dan Metode Dalam Pengendalian


Metode-metode pengendalian bisa dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu
pengendalian non-kuantitatif dan pengendalian kuantitatif.
1. Pengendalian Non-kuantitatif 
Pengendalian non-kuantitatif tidak melibatkan angka-angka dan dapat digunakan
untuk  mengawasi prestasi organisasi secara keseluruhan. Teknik-teknik yang sering
digunakan adalah:
1) Pengamatan (pengendalian dengan observasi)
Pengamatan ditujukan untuk mengendalikan kegiatan atau produk yang dapat
diobser!asi. Misalnya suatu perusahaan sedang memproduksi  barang, maka staff
pengawas akan melakukan pengamatan mulai proses pembuatan dan hingga
barang tersebut siap dijual. Melalui kegiatan pengamatan tersebut, staff pengawas
tersebut akan tahu, apakah proses yang diamati susuai prosedur atau tidak.
2) Inspeksi teratur dan langsung
Inspeksi teratur dilakukan secara periodik dengan mengamati kegiatan atau
produk yang dapat diobser!asi. Contohnya staff pengawasan melakukan inspeksi
terhadap barang yang diproduksi apakah sesuai dengan standar yang ditetapkan.

10
Mulai dari ukuran, berat. dll. Dari inspeksi yang dilakukan, perusahaan menjadi
lebih tahu secara detail tentang barang yang diproduksi.
3) Laporan lisan dan tertulis
Laporan lisan dan tertulis dapat menyajikan informasi yang dibutuhkan dengan
cepat disertai dengan feed-back dari bawahan dengan relatif lebih cepat. Misalnya
pegawai melaporkan kualitas barang yang dihasilkan kepada atasannya secara
lisan dan tertulis. Dari hasil laporan tersebut, atasannya dapat memberikan
perintah selanjutnya tentang bagaimana dan apa yang semestinya dilakukan oleh
pegawai tersebut.
4) Ealuasi pelaksanaan
Ealuasi merupakan suatu penilaian akhir dari suatu kegiatan dan tindakan apa
yang selanjutnya diambil. Misalnya dalam sebulan perusahaan memperoleh
keuntungan penjualan yang cukup banyak. Maka evaluasi yang dilakukan adalah
bagaimana cara mempertahankan hal tersebut serta cara meningkatkannya.
5) Diskusi antara manajer dengan bawahan tentang pelaksanaan suatu kegiatan.
Cara ini dapat menjadi alat pengendalian karena masalah yang mungkin ada dapat
didiagnosis dan dipecahkan  bersama. Misalnya seorang pegawai mengalami
masalah di bidang pemasaran. Agar solusinya terpecahkan, maka diskusi dengan
atasan atau manajer akan menjadi solusi yang baik.
2. Pengendalian Kuantitatif 
Pengendalian kuantitatif melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi.
Beberapa teknik yang dapat dipakai dalam pengendalian kuantitatif adalah:
1) Anggaran
Anggaran dalam organisasi ialah rencana keuangan yang menguraikan bagaimana
dana  pada periode waktu tertentu akan dibelanjakan maupun bagaimana dana
tersebut akan diperoleh. Anggaran juga merupakan laporan resmi mengenai
sumber-sumber keuangan yang telah disediakan untuk membiayai pelaksanaan
akti!itas tertentu dalam kurun waktu yang ditetapkan. Disamping sebagai rencana
keuangan, anggaran juga merupakan alat pengendalian. Anggaran adalah bagian
fundamental dari banyak program pengendalian organisasi. Pengendalian
anggaran atau budgetary control itu sendiri merupakan suatu sistem sasaran yang
telah ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi kegiatan-kegiatan
manajerial, dengan membandingkan pelaksanaan nyata dan pelaksanaan yang
direncanakan. Contoh penerapan anggaran dalam pengendalian kuantitatif adalah
pemilik modal memberikan anggaran sebesar Rp. 10.000.000 kepada perusahaan
untuk menjalankan bisnisnya selama 2 bulan. Melalui anggaran tersebut, pemilik
modal dapat melihat apakah modal yang awalnya sudah ditetapkan bersama pleh
pemilik modal dan perusahaan dapat digunakan dengan  baik oleh perusahaan.
Setelah perusahaan menjalankan bisnisnya dan perusahaan mengatakan bahwa
ternyata modal yang diberikan kurang, maka dapat dikatakan bahwa di dalam
perusahaan tersebut terjadi korupsi.
2) Audit
Metode pengawasan efektif lainnya adalah dengan menggunakan pemeriksaan
akuntan (auditing), yaitu suatu proses sistematik untuk memperoleh bukti secara

11
obyektif tentang  pernyataan-pernyataan berbagai kejadian antara pernyataan-
pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, dan penyampaian hasil-
hasilnya kepada para pemakai yang  berkepentingan. Contohnya adalah audit
memeriksa laporan laba rugi suatu perusahaan untuk  mengetahui apakah benar
perusahaan mengalami keuntungan atau malah mengalami kerugian. Alat
pengawasan ini dapat dibagi menjadi dua kategori :
 Internal Audit
Bertujuan untuk membantu semua anggota manajemen dalam
melaksanakan tanggung jawab mereka dengan cara mengajukan analisis,
penilaian, rekomendasi dan komentar mengenai kegiatan mereka.
 Ekternal Audit
Bertujuan untuk menetukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan
secara wajar keadaan keuangan dan hasil perusahaan, pemeriksaan
dilakasanakan oleh pihak yang bebas dari pengaruh manajemen.
3) Analisis break-even
Analisa “break-even” adalah peralatan yang berguna untuk menjelaskan hubungan
biaya, volume, dan laba. Analisa ini menggunakan konsep yang sama seperti
dalam peyiapan anggaran variabel. Analisa break-even menganalisa dan
menggabarkan hubungan biaya dan penghasilan untuk menentukan pada volume
berapa (penjualan atau produksi) agar biaya total sama dengan penghasilan total
sehingga perusahaan tidak mengalami laba atau rugi. Contohnya adalah
perusahaan ingin mengetahui bagaimana hubungan antara banyaknya penjualan
dan keuntungan yang didapat.memlalui analisa break even,perusahan dapat
mengetahui hubungan tersebut.
4) Analisis rasio
Rasio adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya. Analisa rasio adalah proses menghasilkan informasi
yang meringkas posisi financial dari organisasi dengan menghitung rasio yang
didasarkan pada berbagai ukuran finansial yang muncul pada neraca dan neraca
rugi-laba organisasi.
Menyangkut dua jenis perbandingan
 Membandingkan rasia saat ini dengan rasia-rasia dimasa lalu
 Membandingkan rasia-rasia suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang
sejenis
Contohnya adalah perusahaan ingin membandingankan laba yang diperoleh pada
periode yang sebelumnya dengan sekarang. Dengan melakukan perbandingan,
perusahaan akan tahu apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran.
Sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan selanjutnya untuk di periode
yang akan datang.
5) Bagan dari Teknik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan, seperti
 Bagan Ganti
Bagan yang mempunyai keluaran disatu sumbu dan satuan waktu disumbu
yang lain serta menunjukan kegiatan yang direncanakan dan kegiatan yang

12
telah diselesaikan dalam hubungan antar setiap kegiatan dan dalam
hubunganya dengan waktu.
Contohnya adalah perushaan membuat bagan tentang proyek yang
dikerjakan. Dari bagan manajer dapat melihat apakah suatu proyek sedang
dikerjakan, telah selesai, atau belum dikerjakan.
 Program Evaluation and Reviw Technique (PERT)
Dirancang untuk melakukan scheduling dan pengendalian proyek – proyek
yang bersifat kompleks dan yang memerlukan kegiatan – kegiatan tertentu
yang harus dijalankan dalam urutan tertentu dan dibatasi oleh waktu.

13
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T. Hani. 2015. Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE

http://anantaaprilia.blogspot.co.id/2012/12/bab-i-pendahuluan-a.html

http://starvingforspirit.blogspot.com/2017/01/teori-pengendalian-materi-kuliah-teori.html?
m=1

http://pakdosen.co.id/

http://silabus.web.id/

14

Anda mungkin juga menyukai