Oleh:
NIM: 201302112
PRODI S1 KEPERAWATAN
2017
i
SKRIPSI
Oleh:
ZEFRI AGUNG UTOMO
NIM: 201302112
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak
mengikuti Ujian Sidang.
SKRIPSI
Menyetujui, Menyetujui,
Pembimbing II Pembimbing I
Mengetahui,
Ketua Program Studi Keperawatan
Dewan Penguji
......................................................
......................................................
......................................................
Mengesahkan,
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Ketua,
Atas rahmat dan hidayahnya dari alloh SWT skripsi ini dapat diselesaikan
dengan penuh perjuangan dan iringan doa. Oleh karena itu skripsi ini
dipersembahkan penulis untuk pasien diabetes melitus khususnya pada tipe 2 agar
dapat mencegah komplikasi yang berupa kejadian ulkus kaki. Penulis juga
Sirkulasi Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Praktik Klinik dr. Siti
1. Yang pasti pertama untuk kedua orang tua yang luar biasa mengiringi proses
skripsi ini yaitu sang pemimpin dalam keluarga bapak Darminto serta
Elwi, mas Untung, mas Budi Agus, mbak Binti serta adik keponakan Rizki
3. Untuk Gladis Aditya Parasayu S.Pd dan Ika Wahyuningrum S.Kep yang
5. Untuk sahabat yang telah banyak membantu Ria Oktavia S.Kep, Renny W.
“DI DUNIA INI TAK ADA YANG LEBIH INDAH KECUALI HANYA
BERSYUKUR TERHADAP APA YANG TELAH DIBERIKAN OLEH
TUHAN”
Zefri Agung. U
NIM.201302112
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Mejayan Madiun
Email : zefrijeje@gmail.com
2. SDN Darmorejo 01
3. SMPN Mejayan 02
4. SMAN Mejayan 02
sekarang
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diabetes Melitus ........................................................................ 8
2.1.1 Pengertian Diabetes Melitus ............................................... 8
2.1.2 Klasifikasi Diabetes Melitus ............................................... 8
2.1.3 Etiologi Diabetes MelitusTipe 2 ......................................... 10
2.1.4 Faktor Resiko Diabetes Melitus Tipe 2 .............................. 10
2.1.5 Patofisiologi ........................................................................ 11
2.1.6 ManifestasiKinis ................................................................. 12
2.1.7 Komplikasi .......................................................................... 14
2.1.8 Penatalaksanaan .................................................................. 16
2.2 Senam Kaki ................................................................................ 18
2.2.1 Pengertian ........................................................................... 18
2.2.2 Tujuan Senam Kaki Diabetes .............................................. 18
2.2.3 Indikasi dan Kontraindikasi ................................................ 19
2.2.4 Prosedur .............................................................................. 19
2.3 Sirkulasi Darah .......................................................................... 23
2.3.1 Pengertian ........................................................................... 23
2.3.2 Pengertian ABI ................................................................... 24
2.3.3 Prosedur Pengukuran ABI .................................................. 24
2.3.4 Interprestasi Hasil Pengukuran ABI ................................... 25
2.3.5 Interprestasi Hasil Pengukuran Ankle Brachial Index
(ABI) ................................................................................... 26
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual ................................................................. 27
3.2 Hipotesa ..................................................................................... 28
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ....................................................................... 29
4.2 Populasi dan Sampel .................................................................. 29
4.3 Teknik Sampling ........................................................................ 31
4.4 Kerangka Kerja Penelitian ......................................................... 32
4.5 Variabel dan Definisi Operasional ............................................. 33
4.6 Instrumen Penelitian .................................................................. 35
4.7 KokasidanWaktu Penelitian ....................................................... 35
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ...................................................... 35
4.9 Teknik Analisa Data .................................................................. 39
4.10Etika Penelitian .......................................................................... 41
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum ....................................................................... 43
5.2 Karakteristik Responden ............................................................ 44
5.3 Hasil Penelitian .......................................................................... 46
5.4 Pembahasan ............................................................................... 49
5.5 Keterbatasan Penelitian .............................................................. 56
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ................................................................................ 58
6.2 Saran .......................................................................................... 58
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, Skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi dengan
judul “Pengaruh Senam Kaki Diabetes Terhadap Sirkulasi Darah Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2”. Tersusunnya skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan,
saran dan dukungan moral kepada peneliti, untuk itu saya sampaikan ucapan
1. Bpk. Zaenal Abidin, S.KM, M.Kes (Epid) sebagai Ketua STIKES Bhakti
Garuda.
3. Ibu Mega Arianti P., M.Kep sebagai Ketua Prodi S-1 Keperawatan
telah memberi petunjuk, koreksi dan saran sehingga terwujudnya skipsi ini.
skripsi ini.
6. Para penderita diabetes melitus tipe 2 yang berada di praktik klinik dr. Siti
2013, maupun dari prodi lain atas bantuan dan kerja sama maupun
skripsi ini.
Semoga Alloh SWT memberikan imbalan atas budi baik serta ketulusan
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir. Semoga
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penyusun
PENDAHULUAN
karena defek sekresi insulin, defek kerja insulin atau kombinasi keduannya (ADA,
2003 dalam Smeltzer et al, 2008). World Health Organization (WHO) pada tahun
empat jenis, antara lain : Diabetes Melitus tipe 1, Diabetes Melitus tipe 2,
Diabetes Mellitus kehamilan serta Diabetes tipe lain. Diabetes Melitus tipe 2 atau
juga dikenal sebagai Non Insulin Dependent Diabetes (NIDDM). Dalam Diabetes
Melitus tipe 2, jumlah insulin yang diproduksi oleh pankreas biasanya cukup
Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030,
setelah Amerika Serikat, India, dan China (Damayanti, 2015). Berdasarkan data
Jakarta sebesar 2,5%, provinsi Jawa Barat sebesar 1,3%, di provinsi Jawa Tengah
sebesar 1,6%, di provinsi D.I Yogyakarta sebesar 2,6%, di provinsi Jawa Timur
sebesar 2,1%, di provinsi Banten sebesar 1,3%. Dari data Dinas Kesehatan Kota
1
Madiun pada tahun 2015 penyandang Diabetes Melitus sebesar 9.022 kasus,
setidaknya satu kali ulkus kaki diabetes selama hidupnya. (Singh, 2005). Ulkus
kaki diabetes merupakan penyebab utama 85% dari seluruh amputasi pada
ekstremitas bawah (Brookes dan O’Leary, 2006; Bouton, 2004 ). Data tersebut
diperkuat dengan data dari WHO (2008) yang menyebutkan bahwa amputasi
tungkai terjadi 10 kali lebih banyak pada diabetisi dibandingkan non diabetisi. Di
(2009) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), hampir 70% dari pasien
Diabetes Melitus dirawat dengan diagnosis ulkus kaki diabetes. (Rihantoro, 2012).
kelompok besar, yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronis (Black dan Hawks
paling sering terjadi adalah penyakit arteri koroner, penyakit cerebrovaskuler dan
permasalahan di kaki, yaitu berupa ulkus kaki diabetic (Smeltzer et al., 2008).
Lipsky et al., 2004 dalam Damayanti, 2015). Gangguan vascular perifer baik
penyakit kaki diabetic sebesar 50 – 60%. Manajemen diet, pemantauan kadar gula
darah ,terapi farmakologi adalah penatalaksanaan dari diabetes mellitus selain itu
kaki dapat juga dilakukan dengan gerakan-gerakan kaki yang dikenal sebagai
senam kaki diabetic. (Black dan Hawks, 2009; Smeltzer et al., 2010;Lewis et al.,
2011).
Senam diabetes adalah senam aerobic low impact dan ritmis dengan
diabetes. Senam diabetes dapat meningkatkan kesegaran jasmani dan nilai aerobic
yang optimal (Santoso, 2006 dalam Damayanti, 2015). Senam kaki adalah latihan
yang dilakukan oleh pasien diabetes mellitus untuk mencegah terjadinya luka dan
membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki (Soegondo, 2009). Alat ukur
yang digunakan untuk menilai sirkulasi darah perifer adalah dengan menggunakan
Untuk mengetahui adanya Gangguan aliran darah pada kaki dapat dideteksi
dengan mengukur Ankle Brachial Index (ABI) yaitu mengukur rasio dari tekanan
Pada pasien yang mengalami gangguan peredaraan darah kaki maka akan
darah lengan yang dapat terlihat di skor ABI.(Grenon et al, 2009 dalam Suandika,
2015).
Beberapa studi menunjukan bahwa pada klien dengan nilai Ankle Brachial
Index (ABI) > 0,90 memiliki resiko pengerasan arteri (abnormal), untuk nilai ABI
normal (sama/lebih dari 0,90) klien tidak memiliki risiko untuk mengalami ulkus,
risiko terjadinya ulkus rendah jika mereka memiliki nilai ABI 0,71-0,90 resiko
menjadi sedang ketika nilai ABI 0,41-0,70 dan resiko yang paling tinggi untuk
mengalami ulkus terjadi pada mereka yang memiliki nilai ABI (kurang dari 0,40).
Oleh karena itu suatu hal yang penting untuk mendiagnosis keadaan vascular
secara dini dengan menilai ABI dalam rangka untuk melakukan perencanaan
rata nilai ABI sebesar 1,107 lebih tinggi dari pada kelompok 2 dengan 1,015.
ABI pada pasien diabetes mellitus dengan p value 0,001 lebih kecil α (0,05).
Dalam RSUP Soedono dan praktik klinik dr.Siti Fatma.Sp.PD, kejadian Diabetes
Melitus tipe 2 masuk dalam 10 penyakit terbanyak, setiap hari selalu ada pasien
diabetes lebih dari 5 pasien. Pasien Diabetes Melitus biasanya datang sudah dalam
keadaan terdiagnosis dan bahkan sebagian telah terdapat ulkus kaki. Dari hasil
senam kaki, mereka mengatakan ingin melakukan senam kaki untuk mencegah
untuk mengetahui sirkulasi darah ,pada 10 pasien Diabetes Melitus tipe 2 dengan
hasil rata rata nilai abi 0.8 yang artinya terjadi gangguan sedang pada peredaran
darah kaki. Hal ini menunjukan bahwa diabetes melitus saat ini masih merupakan
klinik dr.Siti Fatma.Sp.PD Madiun. Dari latar belakang diatas, saya ingin meneliti
Pengaruh Senam Kaki Diabetik Terhadap Sirkulasi Darah Pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2.
pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di praktik klinik dr. Siti Fatma.Sp.PD.
kaki pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di praktik klinik dr. Siti
Fatma.Sp.PD.
1. Bagi Peneliti
pencegahan komplikasi ulkus kaki lebih dini pada pasien diabetes melitus
tipe 2 dengan senam kaki terhadap sirkulasi darah saat profesi nanti.
TINJAUAN TEORI
seseorang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
membutuhkan perawatan medis yang lama atau terus menerus dengan cara
8
1. Diabetes Melitus Tipe 1
Yaitu diabetes yang tergantung insulin. Pada diabetes tipe1 ini sel sel
darah, biasannya terjadi pada usia muda yaitu usia < 30 tahun, bertubuh kurus
diketemukan pada usia dewasa dan obesitas meskipun dapat terjadi pada
semua umur, ketosis jarang terjadi kecuali dalam keadaan stres atau
mengalami infeksi.
tertentu.
9
pemanasan makanan bagi janin serta persiapan menyusui.Menjelang aterm,
anak meninggal tanpa sebab yang jelas, riwayat pernah melahirkan bayi
dengan cacat bawaan, pernah melahirkan bayi lebih dari 4000 gram, pernah
Gestasional adalah umur ibu hamil lebih dari 30 tahun, riwayat Diabetes
sekresi insulin pada diabetes melitus tipe 72 menurut Soegondo, 2007 dalam
1. Faktor genetik
3. Obesitas
4. Riwayat keluarga
10
2.1.4 Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2
tipe 2 ialah faktor genetik, riwayat keluarga dengan Diabetes Mellitus tipe 2, akan
berkurang, selain itu reseptor insulin pada sel diseluruh tubuh termasuk di otot
berkurang jumlah dan keaktifannya. Faktor usia yang risiko menderita Diabetes
Melitus tipe 2 adalah usia diatas 30 tahun,hal ini karena adanya perubahan
maka kadar glukosa darah naik 1-2 mg% tiap tahun saat puasa dan akan naik 6-
13%pada 2 jam setelah makan, berdasarkan hal tersebut bahwa umur merupakan
kurangnya aktivitas merupakan salah satu faktor yang ikut berperan yang
2.1.5 Patofisiologi
dengan insulin, yaitu: resistensi insulin dan gangguan sekresis insulin. Normalnya
insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat
terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam
11
metabolisme glukosa didalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe 2 disertai
dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak
resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah, harus terdapat
terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar
akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes melitus
tipe 2. Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas
diabetes melitus tipe 2, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat
untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton yang menyertainya.
Karena itu, ketoasidosis diabetik jarang terjadi pada diabetes tipe 2. (Soegondo,
2. Polidipsia (Peningkatan rasa haus) akibat volume urin yang sangat besar dan
dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan berdifusi keluar sel mengikuti
12
menimbulkan rasa haus.
3. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada pasien
gangguan fungsi imun, dan penurunan aliran darah pada penderita diabetes
kronik.
7. Kelainan ginekologis
gangguan akibat kekurangan bahan dasar utama yang berasal dari unsur
kerusakan.
dan unsur makanan yang lain. Pada penderita diabetes melitus bahan protein
13
dipergunakan untuk penggantian jaringanyang rusak mengalami gangguan.
Selain itu luka yang sulit sembuh juga dapat diakibatkan oleh pertumbuhan
Disebabkan oleh katarak/ gangguan refraksi akibat perubahan pada lensa oleh
2.1.7 Komplikasi
1. Komplikasi akut
a. Ketoasidosis diabetik
14
b. Hipoglikemi
ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral yang
berlebihan.
2. Komplikasi kronis
a. Mikroangiopati
(hipertensi, kehamilan).
atau lebih akar saraf dan dapat disertai dengan kelemahan motorik,
15
biasanya dalam waktu 6-12 bulan.
b. Makroangiopati
nadi perifer dan klaudikatio intermiten (nyeri pada betis pada saat
2.1.8 Penatalaksanaan
Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa
pada pola aktivitas pasien. Menurut Konsensus perkeni (2011), ada empat pilar
16
1) Edukasi
pasien dalam merubah perilaku yang tidak sehat. Tim kesehatan harus
peningkatan motivasi.
anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan
pentingnya keteraturan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan
terutama pada pasien yang menggunakan obat penurunan kadar gula darah.
3) Latihan jasmani
insulin. Sirkulasi darah dan tonus otot juga diperbaiki dengan berolahraga.
jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat latihan jasmani dapat ditingkatkan,
17
4) Terapi Farmakologis
Pada diabetes tipe II, insulin mungkin diperlukan sebagai terapi jangka
panjang untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika diet dan obat
2.2.1 Pengertian
aerobic yang optimal untuk penderita diabetes, dengan olah gerak yang
yang berat (Santoso, 2006). Senam kaki menurut Taylor,2010;Black dan Hawks,
2009 dalam jurnal Wahyuni, 2016 latihan kaki juga dipercaya untuk mengelola
mengontrol gula darah serta meningkatkan sirkulasi darah pada kaki. Sedangkan
dari Soegondo, dkk, (2011) menyatakan bahwa senam kaki diabetes menimbulkan
rasa senang pada anggota dan juga dapat memotivasi anggota yang lain untuk
terus melakukan olahraga secara teratur. Jadi senam kaki diabetes adalah suatu
18
senam aerobic low impact dan ritmis dengan gerakan yang menyenangkan dan
Adapun tujuan yang diperoleh setelah melakukan senam kaki ini adalah
memperbaiki sirkulasi darah pada kaki pasien diabetes, sehingga nutrisi lancar
kejaringan tersebut (Taylor, 2010;Black & Hawks, 2009 dalam Wahyuni, 2015).
Selain itu juga memperkuat otot-otot kecil, mencegah terjadinya kelainan bentuk
(Damayanti, 2015).
dini. Senam kaki ini juga dikontraindikasi pada klien yang mengalami perubahan
fungsi fisiologis seperti dipsnnea atau nyeri dada. Orang yang depresi, khawatir
Selain itu kaji keadaan umum dan keadaaan pasien apakah layak untuk
dilakukan senam kaki tersebut, cek tanda-tanda vital dan status respiratori (adakah
Dispnea atau nyeri dada), kaji status emosi pasien (suasana hati/mood, motivasi),
19
2.2.4 Prosedur
klien adalah kesepakatan dengan pasien, waktu, tempat dan tujuan dilaksanakan
2. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak
diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai. Dapat juga dilakukan dalam
kali. Pada posisi tidur, jari-jari kedua belah kaki diluruskan ke atas lalu
20
dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali
Gambar 2.2 Tumit kaki di lantai dan jari-jari kaki diluruska ke atas
(Sumber : Damayanti, 2015)
4. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas.
Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki
diangkatkan ke atas. Dilakukan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian
dan diulangi sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur, menggerakkan jari dan tumit
kaki secara bergantian antara kaki kiri dan kaki kanan sebanyak 10 kali.
5. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat
10 kali. Pada posisi tidur, kaki lurus ke atas dan buat gerakan memutar
21
dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali
6. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar
tidur kaki harus diangkat sedikit agar dapat melakukan gerakan memutar
22
7. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki,
tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara
(Sumber : Damayanti,2015)
8. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola
dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran
seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan sekali
saja, lalu robek Koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian Koran.
23
semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola.
Gambar 2.7 Robek kertas koran kecil kecil dengan menggunakan jari jari
kaki lalu lipat menjadi bentuk bola (Sumber : Damayanti, 2015)
2.3 Sirkulasi Darah Pada Kaki
2.3.1 Pengertian
buluh darah dan dialirkan oleh arteri ke seluruh tubuh, salah satunya pada organ
kaki. Gangguan atau kelainan pada kaki pasien penderita diabetes adalah adanya
suatu kelainan pada saraf, kelainan pembuluh darah lebih berperan nyata pada
dapat mengenai saraf motorik, saraf sensorik, dan saraf otonom. Selain itu, terjadi
didaerah tungkai bawah, akibatnya sendi menjadi kaku, keadaan lebih lanjut
tekanan kala yang baru dan berisiko terjadinya luka. Kelainan pembuluh darah
untuk menyuplai oksigen, bahan makanan atau obat antibiotik yang dapat
mengganggu proses penyembuhan luka. Bila pengobatan infeksi ini tak sempurna
dapat menyebabkan pembusukan gangrene. Gangren yang luar dapat pula terjadi
24
Peredaran darah atau sirkulasi darah dapat diperiksa dengan sebuah pem-
erikasaan kaki yaitu Ankle Brachial Index, pengukuran tekanan darah pada lengan
1. Usia
3. Selain itu ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi sirkulasi darah
penderita.(Agustianingsih, 2013)
tekanan sistolik ankle dengan brachial, untuk mengetahui kondisi pembuluh darah
darah pada daerah kaki dapat diukur melalui pemeriksaan non invasive salah
Association menjelaskan ABI adalah pemeriksaan atau tes yang mengukur rasio
sistolik tekanan darah di pergelangan kaki dan brakial, dengan nilai ambang batas
yang telah ditentukan. Jadi Ankle Brachial Index (ABI) adalah suatu pengukuran
25
2.3.4 Prosedur Pengukuran ABI
ABI :
posisi jantung.
2. Pasang manset tensimeter di lengan atas terlebih dahulu lalu menensi daerah
3. Palpasi nadi radialis kemudian pompa manset hingga 20mmHg diatas tekanan
7. Palpasi nadi dorsalis pedis kemudian pompa manset hingga 20mmHg diatas
10. Pilih tekanan darah systolic brachialis tertinggi (diantara lengan kanan dan
kiri) dan tekanan darah systolic ankle tertinggi (diantara kaki kanan dan kaki
kiri).
26
2.3.5 Interprestasi Hasil Pengukuran Ankle Brachial Index (ABI)
≥ 0.90 = normal
27
BAB 3
Faktor Diabetes
Kejadian Diabetes INPUT
Mellitus
Melitus tipe 2
- Usia
- Riwayat
Keluarga
- Ras/Etnik
- Riwayat DM
- Pola Makan tidak
sehat Sirkulasi darah turun
Luka /ulkus
Senam Kaki
: Berpengaruh
: Berhubungan
: Diteliti
: Tidak diteliti
28
Penyakit Diabetes Mellitus memiliki faktor risiko antara lain faktor yang
dapat diubah dan faktor yang tidak dapat diubah. Faktor yang dapat diubah terdiri
dari gaya hidup, aktivitas, hipertensi, bahan kimia, obat-obatan, penyakit dan
infeksi, dyslipedemia. Sedangkan faktor yang tidak dapat diubah terdiri dari usia,
riwayat keluarga, ras/etnik, kehamilan. Faktor yang tidak dapat dirubah yakni usia
menyebabkan kadar gula darah tak terkontrol, hal ini akan mempengaruhi
latihan jasmani senam kaki diabetik. Kemudian dilakukan pengukuran nilai ankle
brachial index (ABI) Sebelum dan sesudah senam kaki diabetes untuk mengetahui
sirkulasi darah. Dalam penelitian ini peneliti memilih senam kaki diabetes
sebagai variabel bebas (independent) dan sirkulasi darah sebagai variabel terikat
(dependent).
3.2 Hipotesa
mengarahkan pada hasil penelitian. Hipotesis penelitian ini yang mengacu pada
darah pada pasien diabetes melitus tipe 2. Hipotesis pada penelitian ini yaitu :
H1 : Ada pengaruh senam kaki terhadap sirkulasi darah pada pasien diabetes
29
BAB 4
METODE PENELITIAN
(Nursalam, 2016)
Keterangan :
K : Subyek
4.2.1 Populasi
71
penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes mellitus tipe 2 di Poli dalam dan di
1. Kriteria inklusi
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2016). Kriteria
Melitus tipe 2
2. Kriteria eksklusi
Sampel adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili
populasi yang ada (Nursalam, 2013). Rumus Besar sampel dalam penelitian ini
31
menggunakan rumus Gay, menurut Gay dalam Fathur (2016) berpendapat bahwa
ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan metode penelitian yang
digunakan untuk expost facto dan experimental minimal 15 subjek dalam satu
kelompok .
(t-1)(r-1) ≥ 15 Keterangan
r = 15+1
r =16
Dalam penelitian terdapat 2 pasien drop out dengan tidak bisa menghadari saat
dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga sebuah sampel akan mewakili
keseluruhan populasi yang ada. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Simple random sampling merupakan jenis probabilitas yang paling
Metode ini dapat dilakukan dengan manual dan dapat menggunakan komputer.
kriteria penelitian sampai kurun waktu tertentu, yaitu pada pasien diabetes melitus
32
4.4 Kerangka Kerja Penelitian
Populasi
Seluruh pasien diabetes melitus tipe 2 di praktik klinik dr.Siti Fatma.Sp.PD Sebanyak 35 orang
dalam bulan februari – maret 2017
Sampel
Sebagian pasien diabetes mellitus tipe 2 yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 14
responden
Teknik Sampling
Simple random sampling
Desain Penelitian
pra – eksperiment (one group pre- post test design)
Pengumpulan Data
Lembar observasi
Pengolahan Data
Editing, Coding, Scoring, Tabulating
Analisis
Uji Signed Wilcoxon rank
Penyajian
33
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2016 ). Pada penelitian ini yang
dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (diukur)
cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi
34
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel
35
4.6 Instrumen Penelitian
untuk sirkulasi darah yang digunakan stanfor medicine dan SOP (Standart
(Standart Operasional Prosedur) senam kaki dan alat berupa koran bekas dengan
media demokrasi sedangkan untuk sirkulasi darah yang digunakan adalah alat
dilakukannya senam kaki diabetic dan sesudah senam kaki diabetic. Pengukuran
Sedangkan waktu penelitian dari bulan februari sampai bulan juli 2017.
(Nursalam, 2016 )
berikut :
43
1. Mengurus surat ijin penelitian dengan membawa surat dari Stikes Bhakti
menjadi sampel. Sumber data pasien berasal dari dr.Siti Fatma Sp.PD
diabetes dan pasien yang tidak sesuai dengan kriteria peneliti diberi leaflet
analisa data.
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data perlu diproses dan
dianalisis secara sistematis supaya bisa terdeteksi. Data tersebut di tabulasi dan
data :
44
1. Editing
Editing adalah data yang terkumpul, baik data kualitatif maupun data
kuantitatif harus dibaca sekali lagi untuk memastikan apakah data tersebut
2. Coding
Memberikan skor atau nilai pada setiap item jawaban. Data yang terkumpul
bisa berupa angka, kata, atau kalimat. (Nasehudin,.dkk, 2012) Pada penelitian
1) Jenis kelamin
Laki –laki : 1
Perempuan : 2
2) Pendidikan
Tidak sekolah :1
SD :2
SMP :3
SMA/SMK :4
Diploma/Sarjana : 5
3) Pekerjaan
Tidak bekerja :1
Pedagang :2
Petani :3
Pegawai negeri : 4
45
Swasta :5
TNI/Polri :6
3. Scoring
Menentukan skor atau nilai untuk setiap item pertanyaan dan tentukan nilai
jawaban atau hasil observasi sehingga setiap jawaban resonden atau hasil
≥ 0,90 = Normal
4. Tabulating
atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2012). Tabel yang akan
ditabulasi adalah tabel yang berisikan data yang sesuai dengan kebutuhan
analisis.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
hubungan antara sampel yang diteliti pada taraf signifikan tertentu. Peneliti
46
menggunakan analisis inferensial untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh senam
penelitian (Notoatmodjo, 2010). Analisa univariat adalah data yang diperoleh oleh
1. Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi dalam penelitian ini untuk data kategorik sebagai berikut:
P = ∑ /N X 100%
2. Tendensi Sentral
dari distribusi. Tujuan tendensi sentral adalah untuk menemukan skor single
yang paling khusus atau paling representative dalam kelompok (Gravetter &
Wallnau, 2007). Data untuk tendensi sentral meliputi usia dan lama menderita
47
4. Uji Normalitas
data atau nilai, sehingga data penelitian dapat diolah dengan teknik statistik
Analisa bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang
statistik yang digunakan adalah uji paired T-Test. Uji ini merupakan analisis
dengan libatkan dua pengukuran pada subjek yang sama terhadap suatu pengaruh
atau lakuan tertentu. Pada uji beda paired sample t-test, peneliti menggunakan
sampel yang sama, tetapi pengujian terhadap sampel dilakukan sebanyak dua kali.
Dalam penelitian ini test yang diberikan disebut dengan pretest (test belum
penggunaaan paired sample t-test adalah satu sampel yang diberikan dua
yang digunakan harus dalam kondisi yang sama atau homogeny dan berasal dari
tabulasi yang telah berdistribusi secara normal. Ada tidaknya perbedaan yang
bermakna sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dapat diketahui melalui dua
cara pertama harga t hitung dibandingkan dengan harga t tabel sehingga diperoleh
interpretasi. Ketentuan pengujian adalah bila harga t hitung lebih besar harga t
tabel maka H0 ditolak. Cara yang kedua, digunakan nilai probabilitas berdasarkan
48
tingkat kemaknaan 95% (alpha 0,05). Apabila distribusi tidak normal
Uji wilcoxon yang dipilih dalam penelitian ini jika data tidak berdistribusi
adalah uji Wilcoxon Sign Rank test untuk pengambilan keputusan menggunakan
cara pertama yaitu jika Sig > 0,05 maka H0 diterima, artinya tidak ada perbedaan
antar variabel jika Sig < 0,05 maka H0 ditolak, artinya ada perbedaan antar
isu sentral yang berkembang saat ini. Penelitian ilmu keperawatan, karena hampir
90% subjek yang dipergunakan adalah manusia, maka peneliti harus memahami
prinsip-prinsip etika penelitian. Apabila hal ini tidak dilaksanakan, maka peneliti
akan melanggar hak-hak (otonomi) manusia yang kebetulan sebagai klien. Peneliti
diberikan. Padahal pada kenyataannya hal ini sangat bertentangan dengan prinsip-
49
kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartiipasi
2. Kerahasiaan (Confidentiality)
tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain.Oleh sebab itu,
Menurut peneliti di dalam hal ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
agama, etnis, dan sebagainya,serta perlunya prinsip keterbukaan dan adil pada
Keadilan dalam penelitian ini pada setiap calon responden, sama-sama diberi
50
BAB 5
Bab ini berisi deskripsi tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan
mulai tanggal 1-21 Mei 2017 di Praktik Klinik dr. Siti Fatma. Sp.PD Kota Madiun.
Deskripsi ini mencangkup gambaran fisik praktik klinik dr. Siti Fatma.Sp.PD,
karakter pasien sebagai responden, dan variasi nilai observasi senam kaki pada
pasien diabetes melitus tipe 2. Selanjutnya hasil penelitian tersebut akan dibahas
Praktik klinik dr. Siti Fatma terletak di jalan dr. Soetomo yang berada satu
dr.Soedono Kota Madiun. Praktik Klinik dr Siti Fatma spesialis penyakit dalam,
bekerja satu praktek dengan dr. Arianti Sp.PD, berdiri sejak tahun 2013. Praktik
klinik dr.Siti Fatma buka setiap senin jam 07.00-08.00 dan kamis 07.00-08.00.
Pasien yang datang ke praktik klinik dr.Siti Fatma khususnya pasien yang
terutama diabetes melitus. Pasien yang berkunjung ke praktik klinik dr. Siti Fatma
dalam sehari bisa mencapai 25 orang, baik konsultasi maupun berobat. Dalam
sebulan kurang lebih ada 200 orang datang ke praktik klinik dr. Siti Fatma.
71
5.2 Karakteristik Responden
tekanan darah.
52
No Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%)
1 Laki-laki 5 35,7
2 Perempuan 9 64,3
Jumlah 14 100
Sumber : Data Primer hasil penelitian pada 1-21 Mei 2017
(64,3%)
Usia Min-
Mean Median Modus SD CI-95%
(Tahun) max
9,93 10 4 3-20 5,45 6,78-13,0
Sumber : Data primer hasil penelitian pada 1-21 mei 2017
53
Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa rata-rata lama menderita
tahun, lama menderita paling rendah 3 tahun dan paling lama 20 tahun.
Setelah mengetahui data umum dalam penelitian ini maka berikut akan
ditampilkan hasil penelitian yang terkait dengan data khusus yang meliputi nilai
ankle brachial index (sirkulasi darah) sebelum pemberian senam kaki, nilai ankle
brachial index (sirkulasi darah) sesudah pemberian senam kaki, dan pengaruh
senam kaki terhadap nilai ankle brachial index (sirkulasi darah) pada pasien
diabetes melitus tipe 2 di praktik klinik dr. Siti Fatma Sp.PD Kota Madiun dalam
bentuk tabel tendensi sentral serta uji beda variabel dependent nilai ABI (sirkulasi
Tabel 5.6 Hasil Penelitian Berdasarkan nilai ABI (sirkulasi darah) sebelum
Pemberian Senam kaki pada responden di Praktik Klinik dr. Siti
Fatma Sp.PD Kota Madiun pada 1-21 mei 2017
Nilai ABI
(sirkulasi
darah) Mean Median Modus Min-max SD CI-95%
0,74 0.76 0,76 0,56-0.85 0,09 0,68-0,79
Sumber : Data primer hasil penelitian pada 1-21 mei 2017
sebelum pemberian senam kaki adalah 0,74, nilai ABI sebelum pemberian
senam kaki paling banyak adalah 0,76, nilai ABI sebelum pemberian
54
5.3.2 Perubahan Sirkulasi Darah Sesudah Dilakukan Tindakan Senam kaki
di Praktik Klinik dr.Siti Fatma Sp.PD Kota Madiun
Nilai ABI
(sirkulasi
darah) Mean Median Modus Min-max SD CI-95%
1.03 1.04 0,96 0,73-1,30 0,15 0,94 -1,11
Sumber : Data primer hasil penelitian pada 1-21 mei 2017
sesudah pemberian senam kaki adalah 1.03, nilai ABI sesudah pemberian
senam kaki paling banyak adalah 0,96, nilai ABI sesudah pemberian
senam kaki terendah 0,73 dan tertinggi 1,30 dengan standart deviasi
sebesar 0,15. Jadi dari nilai rata-rata ABI 1.03 berarti sirkulasi darah pada
pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan senam kaki adalah normal.
5.3.3 Pengaruh Antara Senam kaki Terhadap Sirkulasi Darah pada Pasien
Diabetes Melitus tipe 2 di Praktik klinik dr. Siti Fatma Sp.PD Kota
Madiun
dengan p = 0,001.
nilai ABI (sirkulasi darah) sebelum dilakukan senam kaki adalah 0,011
55
dan nilai ABI (sirkulasi darah) sesudah dilakukan senam kaki adalah 0,975
jadi apabila diambil keputusan maka nilai ABI (sirkulasi darah) sebelum
0,011 > 0,05 dan nilai ABI (sirkulasi darah) sesudah 0,975 < 0,05
diterima artinya ada perbedaan antar variabel. Hasil ini berarti ada
diabetes melitus tipe 2 di praktik klinik dr.Siti Fatma Sp.PD Kota Madiun.
5.4 Pembahasan
tipe 2 di Praktik klinik dr.Siti Fatma Sp.PD yang dilakukan sebelum adanya
perlakuan pada tabel 5.6, diketahui bahwa rata-rata nilai ABI/Sirkulasi darah 0,74,
median ABI sebelum pemberian perlakuan adalah 0,76, nilai ABI sebelum
pemberian tindakan paling banyak adalah 0,76, nilai ABI sebelum pemberian
tindakan terendah 0,56 dan tertinggi 0,85. Jadi nilai ABI mengindikasikan adanya
banyak faktor yang mempengaruhi suatu sirkulasi darah. Sirkulasi darah yang
56
terutama dikaki. Pasien diabetes melitus tipe 2 harus dapat mengontrol dan
menjaga sirkulasi darahnya agar terjauh dari komplikasi yaitu ulkus kaki. Faktor
yang mempengaruhi sirkulasi darah pada kaki pasien diabetes melitus tipe 2
Usia adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi individu untuk
bertambahnya insiden DM tipe 2. Hal ini disebabkan karena jumlah sel β yang
penelitian, usia rata-rata pada pasien diabetes melitus tipe 2 adalah 60 tahun.
Berarti sesuai dengan pendapat arisman, 2011 bahwa usia yang lebih tua sejalan
Dari segi jenis kelamin, sebagian besar penderita DM tipe 2 lebih banyak
diderita oleh perempuan. Hal ini disebabkan karena diabetes muncul diusia lebih
lanjut dan perempuan umumnya hidup lebih lama. Wanita yang cenderung
mayoritas jenis kelamin perempuan lebih banyak dari pada jenis kelamin dengan
9 responden atau 64,3%. Hal ini berarti sesuai dengan pendapat Bilous, 2011
Pendapatan dapat mempengaruhi daya beli keluarga akan bahan makanan yang
bergizi karena tingkat penghasilan menentukan jenis pangan yang akan dibeli.
57
Pangan meningkatkan pendapatan dan adanya perubahan gaya hidup, maka dapat
lanjut. Ancaman tersebut akan berupa makin meningkatnya non infeksi, terutama
Dalam hasil penelitian didapatkan kerakteristik pekerjaan PNS lebih banyak dari
pada pekerjaan lainnya, dengan 7 responden. Berarti hal ini sesuai dengan
seseorang, maka semakin gaya hidupnya tidak teratur dan dapat menimbulkan
mayoritas adalah SMA/SMK dengan 8 responden. Hal ini tidak sesuai dengan
teori Darmojo dan Hadi, 2006 dalam Wahyuanesari 2012 yang berpendapat
merupakan faktor resiko terjadinya ulkus kaki yaitu bahwa lama diabetes ≥ 10
58
dengan lama DM < 5 tahun. Lama menderita DM pada 14 responden dalam
penelitian ini terlama 20 tahun dan rata-rata sebesar 10 tahun menderita DM.
Sehingga senam kaki harus diketahui dan dipraktekan oleh para penderita DM
yang baik untuk sirkulasi darah dan mengurangi resiko terjadinya ulkus kaki. Jadi
diobservasi selama 1-2 minggu setelah pemberian tindakan pada pasien diabetes
melitus tipe 2 di praktik klinik dr.Siti fatma Sp.PD pada tabel 5.7 dapat diketahui
bahwa rata-rata nilai ABI sesudah pemberian tindakan adalah 1.03, nilai ABI
yang paling banyak adalah 0,96, sedangkan nilai ABI yang paling rendah 0,73 dan
yang tertinggi 1,30. Yang berarti nilai ABI normal atau peredaran darah baik
Menurut teori Dewi, Sumarni dan Sundari, 2012 Senam kaki yang
dan dapat membantu sirkulasi darah, memperkuat otot-otot kecil kaki, mencegah
terjadinya kelainan bentuk kaki yang dapat meningkatkan produksi insulin yang
dalam darah. Teori ini juga sesuai dengan milik Laksmi, Agung, Mertha, dan
dilakukan senam kaki diabetik sama halnya dengan pijat kaki yaitu memberikan
59
tekanan dan gerakan pada kaki mempengaruhi hormon, yaitu meningkatkan
sistolik brachialis yang berhubungan langsung dengan nilai ABI. Dari hasil
penelitian peningkatan nilai ABI sangat signifikan, hal ini dikarenakan dari 16
diabetes dirumah yang sebelumnya telah dipraktekan oleh peneliti dan diberikan
leaflet senam kaki. Dalam gerakan senam kaki juga terdapat peregangan kaki
daerah kaki, meningkatkan kerja insulin dan melebarkan pembuluh darah yang
diakui berperan serta meningkatkan tekanan sistolik pada kaki (Witori, Triyani,
dan Dewi, 2015). Hal ini dibuktikan peneliti pada pertemuan kedua dimana
responden sudah hafal gerakan senam kaki dan dilakukan pengukuran ABI
kembali, pola hidup sehat dengan diit makan-makanan, serta kontrol gula darah
keseluruh tubuh salah satunya kaki yang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu
darah. Diabetes melitus merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan
aliran darah karena faktor viskositas akibat penumpukan gula darah. Kekentalan
penurunan perfusi ke jaringan tubuh. Penurunan perfusi yang terberat adalah pada
daerah distal atau kaki, apabila keadaan ini berlangsung lama dapat menimbulkan
60
komplikasi seperti PAD dan pada DM adalah dapat menyebabkan luka gangren.
5.4.3 Pengaruh Antara Senam Kaki Terhadap Sirkulasi Darah Pada Pasien
sebelum senam kaki dan sesudah pemberian senam kaki . Berdasarkan hasil uji
diperoleh sig (0,001) < 0,05. Dari pernyataan tersebut maka H0 ditolak, yang
berarti ada perbedaan antara nilai sirkulasi darah sebelum dan sesudah dilakukan
pemberian senam kaki. Dari hasil analisis data yang diperoleh pada tabel 5.8 Hal
ini terbukti pada hasil perlakuan yang telah dilaksanakan oleh peneliti pada 16
orang pasien diabetes melitus tipe 2. Pada awal sebelum diberikan (tabel 5.6).
Peningkatan sirkulasi tidak lepas dari kepatuhan pasien dalam melakukan senam
kaki dirumah, diit teratur, pola hidup sehat dan selalu menjaga kadar gula
darahnya.
meningkatkan nilai ABI pada pasien DM karena diyakini bahwa active lower
61
ROM dimulai dari adanya kontraksi otot yang mempengaruhi kerja jantung,
meningkatkan aliran darah balik vena (Suari, Mertha, dan Damayanti, 2013).
Senam kaki yang dianjurkan pada pasien DM yang bersifat aerobik artinya
kecil kaki, mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki yang dapat meningkatkan
produksi insulin yang dipakai dalam transport glukosa ke sel sehingga membantu
menurunkan glukosa dalam darah. Teori ini juga sesuai dengan milik Laksmi,
gerakan kaki yang dilakukan senam kaki diabetik sama halnya dengan pijat kaki
yaitu memberikan tekanan dan gerakan pada kaki mempengaruhi hormon, yaitu
darah terutama sistolik brachialis yang berhubungan langsung dengan nilai ABI.
aerobic yang optimal untuk penderita diabetes, dengan olah gerak yang
yang berat (Santoso, 2006). Selain itu juga memperkuat otot-otot kecil, mencegah
mengatakan bahwa semenjak ada senam kaki untuk diabetes, setiap kegiatan
62
membuat mereka melakukannya dimanapun. Jadi senam kaki sudah merupakan
hal kebiasaan dan sudah menjadi suatu rutinitas yang banyak manfaat bagi
kesehatannya.
senam kaki sebelum dan sesudah diberikan teknik tersebut. Hal ini dikarenakan
setiap gerakan senam kaki memiliki manfaat, salah satunya stretching atau
peregangan atau saat kaki diluruskan memberi efek signifikan terhadap peredaran
darah kaki. Pernyataan ini sesuai dengan teori Witari, Triyani dan Dewi, 2015
bahwa dalam gerakan senam kaki juga terdapat peregangan kaki (stretching).
meningkatkan kerja insulin dan melebarkan pembuluh darah yang diakui berperan
sirkulasi darah adalah usia, karena semakin usia bertambah semakin tambah
menurunnya sirkulasi darah. Hal ini karena jumlah sel b yang berkurang.
manfaat. Bahwa latihan fisik seperti senam kaki diabetik merupakan faktor
darahnya setelah pemberian senam kaki. Faktor senam kaki yang salah kurangnya
63
latihan di rumah, serta tidak adanya dalam mengontrol gula darah merupakan
Jadi, dari penelitian diatas dapat disimpulkan, bahwa senam kaki memiliki
manfaat untuk meningkatkan sirkulasi darah pada pasien diabetes melitus tipe 2.
Treatmen senam kaki pada pasien diabetes melitus akan sangat bermanfaat jika
dilakukan dengan tepat dan benar. Banyak faktor yang berpengaruh untuk
optimal atau bisa dikatakan sempurna. Banyak sekali kekurangan tersebut antara
lain :
64
BAB 6
6.1 Kesimpulan
Sirkulasi Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Praktik Klinik dr. Siti
1. Nilai sirkulasi darah sebelum diberikan senam kaki mayoritas rata-rata adalah
2. Nilai sirkulasi darah sesudah diberikan senam kaki mayoritas rata-rata adalah
1,03 yang berarti sirkulasi normal hal ini karena responden melakukan senam
darah dengan dibuktikan dengan hasil analisis nilai p (0,001) < nilai α (0,05).
6.2 Saran
1. Bagi Peneliti
71
mengenai teknik untuk peningkatan nilai sirkulasi darah/ABI pada pasien
darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 dapat dijadikan wacana bagi
66
DAFTAR PUSTAKA
ADA,. 2003. Peripheral Arterial Disease in People with Diabetes. Diabetes Care.
2003;26:3333-3341.
Agustianingsih.N. 2013. Pengaruh senam kaki diabetes terhadap nilai ABI pada
penderita diabetes mellitus tipe 2 di desa Layangan Kecamatan Ungaran
Timur Kabupaten Semarang. STIKES Ngudi Waluyo Semarang.
Retrived from perpusnwu.web.id.
Bilous, R.W., 2008. Bimbingan Dokter pada Diabetes. Jakarta: Dian Rakyat.
Brunner dan Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 2.
Jakarta: EGC.
Dewi, P. 2013. Pengaruh Senam Diabetes Mellitus dengan nilai ABI (Ankle
Brachial Index) pada pasien DM. Jurnal Keperawatan. STIKES Harapan
Bangsa. Purwokerto.
71
Fathnur,S,K. 2016. Metodologi Penelitian Farmasi Komunitas dan Eksperimental.
Yogyakarta: Deepublish.
Grenon .SM, Gagnon J, York Hsiang. 2009. Ankle brachial index for assessment
of peripheral arterial disease. 361:e40. N Engl J Med.
Hastuti, Rini Tri. 2008. Faktor faktor resiko ulkus diabetika pada penderita
diabetes melitus. Universitas Diponegoro. Semarang. Eprints.
Undip.ac.id/1886/1/Rini. Tri_Hastuti.pdf.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L., Camera, I. M. 2011.
Medical Surgical Nursing Assesment and Management of Clinical
Problems. 8th ed(2). St Louis Missouri.
68
Santoso, M., 2006. Senam diabetes. Edisi 3. Jakarta: Yayasan Diabetes Indonesia.
Smeltzer.S.C, Bare,B.G, Hinkle. Jl, Cheever, K.H. 2008. Brunner dan Suddarth”s;
Textbook of medical.Surgical nursing. 11th ed. Lippincoti Williams dan
Wilkins. Philadelphia.
Soyono. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam. Jakarta: Pusat Penerbit
Departemen Penyakit Dalam FKUI.
Suandika. M,. 2015. Pengaruh Rendam Kaki Air Hanagat Terhadap Peningkatan
Sirkulasi Darah Perifer Dilihat dari Nilai Ankle Brachial Index ( ABI)
pada Pasien DM. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan. 14 (1).
Suari P.,Mertha I., Damayanti R. 2013. Pengaruh Pemberian active lower ROM
Terhadap Perubahan nilai ankle brachial index pasien DM Tipe 2 di
wilayah Puskesmas II Denpasar Barat. Open Journal System Universitas
Udayana 2(1). Retrived from ojs. Unud. ac. id.
Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., dan Setiati,S. 2006. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi 3. Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Penyakit
Dalam FKUI.
Sudoyo, Aru. W. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan
Departemen Penyakit Dalam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indoonesia.
Sunaryo. T,. 2014. Pengaruh Senam Diabetik Terhadap Penurunan Resiko Ulkus
Kaki DM pada Pasien Tipe 2. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan. 3 (1): 99-
101.
Taylor, R.B. 2010. Managing diabetes with exercise 6 tips for nerve pain.
Retrived January15 ,2017. From http :
//www.webmd.com./diabetes/features/6-exercise-tips.
69
Wahyuni.A. 2015. Senam Kaki Diabetik Efektif Meningkatkan Ankle Brachial
Index Diabetes Melitus Tipe 1. Jurnal IPTEK Terapan. 9 (2).
Wahyuanasari. I., 2012. Skripsi. Faktor risiko kejadian diabetes mellitus tipe 2
pada usia produktif. Surabaya: Universitas Airlangga.
70
Lampiran 1. Surat Pengambilan Data Awal
71
Lampiran 2
Oleh :
ZEFRI AGUNG UTOMO
72
Lampiran 3
Dengan Hormat,
Saya sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES
Bhakti Husada Mulia Madiun
Nama : Zefri Agung Utomo
Nim : 201302112
Bermaksud untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Senam
Kaki Terhadap Sirkulasi Darah pada Pasien Diabetes Melitus tipe 2 di praktik
klinik dr.Siti Fatma.Sp.PD
Adapun informasi dan kesediaan bapak ibu berikan akan dijamin
kerahasiaanya dan saya bertanggung jawab apabila informasi yang diberikan
merugikan bapak ibu.
Sehubungan dengan hal tersebut, apabila bapak ibu setuju ikut serta
dalam penelitian ini dimohon untuk menandatangani kolom yang telah disediakan.
Atas kesediaan dan kerjasamanya saya mengucapkan terima kasih.
73
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI
74
Lampiran 5
Alat yang harus dipersiapkan adalah : Kursi (jika tindakan dilakukan dalam posisi
duduk), prosedur pelaksanaan senam. Sedangkan persiapan untuk klien adalah
kesepakatan dengan pasien, waktu, tempat dan tujuan dilaksanakan senam
kaki.Perhatikan juga lingkungan yang mendukung, seperti lingkungan yang
nyaman bagi pasien, dan Jaga privacy pasien.
1. Duduk tegak di sebuah bangku atau kursi (Tanpa Bersandar) kedua kaki
menyetuh lanti, lepas alas kaki.
2. Latihan 1 :
Gerakan jari-jari
jari kedua kaki anda seperti bentuk cakar dan luruskan kemb
kembali.
75
Gambar 6.2 Gerakan Latihan 1
4. Latihan 2 :
4. Latihan 3 :
76
5. Latihan 4 :
6. Latihan 5 :
7. Latihan 6
77
a. Luruskan salah satu kaki anda di atas lantai.
c. Gerakkan ujung-ujung
ujung jari ke arah muka anda.
8. Latihan 7 :
Seperti latihan sebelumnya tapi kali ini dengan kedua kaki secara bersama
bersama-sama.
Sumber : Damayanti,
nti, 2015.
9. Latihan 8 :
78
Gambar 6.8 Gerakkan Latihan 8
10. Latihan 9 :
11. Latihan 10 :
79
d. Kumpulkan sobekan kecil koran tadi di sobekan besar, lipat
lipat-lipat dan
dibuang ke tempat sampah
80
Lampiran 6
INSTRUMEN PENULISAN
1. Berilah tanda ( √ ) pada jawaban yang sesuai data diri anda pada poin B
( data demografi).
B.Data Demografi
Diabetes ?.........................
2.Jenis kelamin
( ) Laki-laki
( ) Perempuan
3.Pendidikan
( ) Tidak sekolah
( ) Tamat SD
( ) Tamat SMP
( ) Tamat SMA/SMK
( ) Diploma/Sarjana
5. Pekerjaan
81
82
Lampiran 7
kembali tumit anda ke lantai dan Tuliskan di udara dengan kaki angka-
bergantian dengan kaki angka 0 s/d 9. Ulangi 10x
satunya.ulangi 10x
LATIHAN 10
LATIHAN 7
Letakkan satu lembar kertas Koran di
Latihan sama dengan no 6/8 tetapi lantai dan remas kuat-kuat dengan
dengan kedua kaki diangkat kaki dan jari-jari sampai kertas itu
bersama pelan-pelan tahan 5 detik robek menjadi kecil-kecil, tapi ingat
ulangi 10x. lakukan dengan jari-jari kaki.
LATIHAN 8
sering terjadi komplikasi dimana luka lantai, gerakkan jari ke bawah dan keatas
tahan 5 detik ulangi 10x.
pada kaki yang sulit sembuh dan kaki
mati rasa, ini semua akibat terjadinya
Tujuan Latihan :
84
Lampiran 8. Surat ijin penelitian
85
Lampiran 9
Jenis Lama
N Respond Usi Pekerja Penddik Sebelu Sesud
Kelam mender
o en a an an m ah
in ita
1 Tn.S 49 1 4 4 3 0.56 0.83
2 Ny.E 53 2 4 5 11 0.57 0.90
3 Ny.S 45 2 4 5 13 0.83 1.00
4 Ny.S 76 2 1 4 16 0.76 0.96
5 Tn.W 72 1 1 4 5 0.78 1.20
6 Ny.S 64 2 5 4 10 0.76 1.30
7 Ny.L 69 2 2 3 4 0.73 0.73
8 Ny.S 58 2 4 4 15 0.76 1.09
9 Tn.B 64 1 4 4 20 0.80 1.08
1
Tn.T 75 1 4 4 7 0.77 1.00
0
1
Ny.K 54 2 4 2 16 0.76 1.10
1
1
Ny.K 47 2 3 2 4 0.85 1.09
2
1
Ny.W 55 2 1 3 5 0.60 1.20
3
1
Tn.N 60 1 3 4 10 0.83 0.96
4
86
Lampiran 10
Statistics
usia responden
N Valid 14
Missing 0
Mean 60.07
Median 59.00
Mode 64
Minimum 45
Maximum 76
Descriptives
Statistic Std. Error
usia responden Mean 60.07 2.741
95% Confidence Lower Bound 54.15
Interval for Mean Upper Bound 65.99
5% Trimmed Mean 60.02
Median 59.00
Variance 105.148
Std. Deviation 10.254
Minimum 45
Maximum 76
Range 31
Interquartile Range 18
Skewness .180 .597
87
Descriptives
Statistic Std. Error
usia responden Mean 60.07 2.741
95% Confidence Lower Bound 54.15
Interval for Mean Upper Bound 65.99
5% Trimmed Mean 60.02
Median 59.00
Variance 105.148
Std. Deviation 10.254
Minimum 45
Maximum 76
Range 31
Interquartile Range 18
Skewness .180 .597
Kurtosis -1.168 1.154
88
3. Karakteristik berdasarkan lama menderita menggunakan tendensi sentral
Statistics
lama menderita
N Valid 14
Missing 0
Mean 9.93
Std. Error of Mean 1.458
Median 10.00
a
Mode 4
Std. Deviation 5.456
Minimum 3
Maximum 20
a. Multiple modes exist. The smallest
value is shown
Descriptives
Statistic Std. Error
lama menderita Mean 9.93 1.458
95% Confidence Lower Bound 6.78
Interval for Mean Upper Bound 13.08
5% Trimmed Mean 9.75
Median 10.00
Variance 29.764
Std. Deviation 5.456
Minimum 3
Maximum 20
Range 17
Interquartile Range 10
Skewness .340 .597
Kurtosis -1.107 1.154
89
4. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dengan distribusi frekuensi
penidikan responden
Jenis
Pendi Valid Cumulative
dikan Frequency Percent Percent Percent
Valid SD 1 7.1 7.1 7.1
SMP 2 14.3 14.3 21.4
SMA/SMK 8 57.1 57.1 78.6
Diploma/Sarjan
3 21.4 21.4 100.0
a
Total 14 100.0 100.0
pekerjaan responden
Jenis
pekerj Valid Cumulative
aa Frequency Percent Percent Percent
90
Lampiran Analisis
Descriptives
Median .7600
Variance .009
Minimum .56
Maximum .85
Range .29
91
2. Lampiran hasil spss sesudah dilaksanakan senam kaki
Descriptives
Median 1.0400
Variance .023
Minimum .73
Maximum 1.30
Range .57
92
3. Lampiran Hasil Penelitian dengan uji wilcoxon
Ranks
Total 14
b
Test Statistics
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
93
JADWAL PENYUSUNAN SKRIPSI
No Jadwal Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 Menentukan topik proposal
2 Pengajuan judul
3 Survei pendahuluan
4 Bimbingan proposal
5 Ujian proposal
6 Revisi proposal
7 Pengurusan surat dan perizinan
8 Pengumpulan data
9 Analisa data
10 Penarikan kesimpulan
11 Ujian skripsi
12 Revisi skripsi
13 Pengumpulan berkas
94
Lampiran 12. Lembar Konsultasi
95
Lampiran 13
DOKUMENTASI
96