Kebijakan Penanggulangan Bencan
Kebijakan Penanggulangan Bencan
Assalamualaikum,Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penulis ucapkan. Karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nyalah kita diberikan nikmat kesehatan hingga sampai sekarang ini. Dan tak
lupa pula shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW. Serta para sahabat-sahabat-Nya, pengikut-pegikutnya hingga akhir zaman. Di mana
yang telah mengajarkan iman dan islam kepada kita, sehingga kita dapat menikmati indahnya
keimanan dan Islam.
Dengan penuh rasa syukur kami ucapkan karena dapat menyelesaikan tugas tentang
“KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA” yang diberikan kepada kami sebagai
tugas dalam pembelajaran mata kuliah Disaster Nursing. Dalam penulisan dan penyusuan
kata-kata pada tugas ini masih banyak kesalahan penulisan, untuk itu kami selaku penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pambaca demi
kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………….1
Daftar Isi......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Rumusan………………………………………………………………………...3
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………...3
3.1. Kesimpulan………………………………………………………………….....10
REFERENSI ..............................................................................................................12
2
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas “Disaster
Nursing” mengenai penaggulangan bencana secara umum dan bagaimana kebijakan
pemerintah Indonesia terkait dengan penanggulangan benca serta Pola pembentukan
sistem penanggulangan bencana tingkat pusat dan daerah secara khususnya.
BAB II
3
TINJAUAN TEORITIS
4
g. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundangundangan;dan
h. menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Karena kebijakan terbaru yang dibuat oleh pemerintah adalah perundangan tahun 2008, maka
kami akan membahas tentang kebijakan perundangan penanggulangan bencana tahun
2008.Kami menyajikan dalam 4 kategori :
Pasal 26
6
Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas mengkoordinasikan dan
melaksanakan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana.
Pasal 27
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Deputi Bidang
Rehabilitasi dan Rekonstruksi menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana;
b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana
pada pascabencana;
c. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana;
d. pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan umum di
bidang penanggulangan bencana pada pascabencana.
7
2.2. Pola Pembentukan Sistem Penanggulangan Bencana Tingkat Pusat dan Daerah.
Mengenai sistem penanggulangan bencana tingkat daerah juga ditetapkan di dalam Pepres
No. 8 Th. 2008 Tentang BNPB yang terdapat pada KETENTUAN LAIN-LAIN :
Pasal 63
Pasal 64
Rincian lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja BNPB
ditetapkan oleh Kepala BNPB setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang
bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara.
8
Bupati/Walikota sebagai penanggungjawab utama
Gubernur memberikan dukungan perkuatan
Tanggungjawab Pemerintah Daerah :
Mengalokasikan dana penanggulangan bencana
Memadukan penanggulangan bencana dalam pembangunan daerah
Melindungi masyarakat dari ancaman bencana
Melaksanakan upaya pengurangan resiko bencana
Melaksanakan tanggap darurat
Melakukan rehabilitasi-rekonstruksi pasca bencana
Wewenang Pemerintah Daerah dalam Penanggulangan Bencana
Merumuskan kebijakan penanggulangan bencana di wilayahnya
Menentukan status dan tingkat keadaan darurat
Mengerahkan potensi sumberdaya di wilayahnya
Menjalin kerjasama dengan daerah lain
Mengatur dan mengawasi penggunaan teknologi yang berpotensi menimbulkan
bencana
Mencegah dan mengendalikan penggunaan sumberdaya alam yang berlebihan
Menunjuk komandan penanganan darurat bencana
Melakukan pengendalian bantuan bencana
Menyusun perencanaan, pedoman dan prosedur penyelenggaraan penanggulangan
bencana
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
9
Di tingkat Pusat terdapat Badan Koordinasi Nasional (BAKORNAS) Penanggulangan
Bencana dan Pengungsi dengan Ketua Pelaksana Harian (Kalakhar) Wakil Presiden. Di
tingkat Provinsi terdapat Satuan Koordinasi Pelaksana (SATKORLAK) Penanggulangan
Bencana dan Pengungsi. Di tingkat Kabupaten/Kota terdapat Satuan Pelaksana (SATLAK)
Penanggulangan Bencana dan Pengungsi yang dibentuk berdasarkan Perpres No.85/2005.
3.2. Saran
10
Apalagi saat ini, Indonesia sedang gempar- gemparnya tertimpa bencana alam.
Masyarakat pasti berharap besar terhadap pemerintah. Tetapi masyarakat juga tidak boleh
sepenuhnya berharap dan menampung tangan100% dari pemerintah. Mereka juga harus tahu
hal dasar dalam penanggulangan bencana dan mempunyai trik-trik tersendiri dalam
menanggulangi masalah bencana. Jadi, menurut penulis program penanggulangan bencana ini
harus memberikan program persiapan kompetensi bagi masyarakat untuk menanggulangi
bencana di dalam skala individu dan kjeluarga. Perlu program danpelatihan serta promosi
dari pemerintah untuk merealisasikan program tersebut jika pemerintah benrencana untuk
mengadakannya.
REFERENSI
11
Dhani Armanto, et.al, Mengelola Bencana, Buku Bantu Pendidikan Pengelolaan Bencana
untuk Anak Usia Sekolah Dasar, WALHI, 2006.
Sriutomo@bakornaspb.go.id.
12