Kompetensidasar
1. Mendeskripsikan makna dan urgensi Pendidikan Kewarganegaraan
2. Mendeskripsikan dasar hukum penyelenggaraan Pendidikan Kewarganegaraan di PerguruanTinggi
3. Mendeskripsikan perspektif historis, sosiologis, dan politis tentang PKn di Indonesia
Indikator capaian
1. Menjelaskan makna dan urgensi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan
2. Menyebutkan dasar hukum penyelenggaraanPendidikanKewarganegaraan di PerguruanTinggi
3. Menganalisisperbandinganperspektifhistoris, sosiologis, danpolitistentangPKn di Indonesia
Kepribadian bangsa in itidak begitu saja dapat disadari dan terbentuk pada setiap
warganegara dan
generasipenerusbangsa,karenasetiapwarganegaradansetiapgenerasiberadadalamkontekslin
gkungandanjamannyamasing-masing.Sepertisekarangpada era globalisasiini, bangsa
Indonesia bersinggungankuatdenganbudayalain, baikdari Barat maupundariTimur.
Masing-masingmembawasegipositifdan negative.Budayarasionalisdari Barat
bersifatpositif, sedangkanbudayasekuler, monopolis, kapitalisberifat negative bagibangsa
Indonesia.BangsaJepang yang berbudayamalu (shame culture)
danselalumempertimbangkansungguh-
sungguhapakahsuatuperbuatanakanmenyebabkandirinyamendapat rasa
maluatautidak(MarjohandanSefritaYenti, 2013: 107) adalahpositifbagibangsa Indonesia.
Namunhara-kiriadalahtidakcocokbagibangsa
Indonesia.Demikianlahmakaterbentuknyakepribadianbangsabagipenerusnyaperluupayape
mbentukan.Tanpaupayapembentukan,
sangatmungkinakanterjadiwarganegaradangenerasipenerusbangsa Indonesia
berkepribadianbangsaasing.Pendidikankewarganegaraansebagaiupaya yang sangatsadar,
diharapkanmampuberfungsisebagaipembentukkepribadianbangsabagiwarganegaradangen
erasipenerus, termasukmahasiswa.
Pendidikankewarganegaraanbukansajasebagaipembentukkepribadianwarganegaradan
generasipenerusbangsa,
tetapijugasangatdiperlukanuntukmembangundanmembentukjiwapatriotisme(cintatanah
air) warganegaradangenerasipenerusnya.Indonesia yang belum lama merdeka,
berdampakpadakelemahansumberdayamanusia,
sehinggadalammengisikemerdekaanbelummampumenghasilkankondisi yang
sesuaidenganharapan.Kondisiinidapatmempengaruhikebanggaandankecintaanwarganegar
adangenerasipenerusterhadap Indonesia, termasukmahasiswasebagaiwarganegara
Indonesia.Demikianlah,
pendidikankewarganegaraandiharapkandapatberfungsisebagaiupayapembentukandanpeng
embanganjiwapatriotismebangsa Indonesia bagimahasiswa.
Di sampingitu, Indonesia yang terdiridariberbagaisukubangsa,
padamasalalupernahmengalamikehidupankesukuandengansatuan-
satuankecildalamlingkunganwilayahnyamasing-masing yang berbeda-
bedadanperpecahanakibatpolitikdevide at imperadarikolonial. Hal
demikianmasihseringterasasampaisekarang.Rasa kebangsaan (nasionalisme) Indonesia
sebagaisatuan yang lebihbesar, yang sudahdibangunolehparapendirinegeriini,
tidakbegitusajadenganmudahdapatmenembussatuan-satuankeciltersebut.Kesadaran rasa
danjiwakebangsaan(nasionalisme) warganegaradangenerasipenerus, termasukmahasiswa,
sangatmemerlukanupayapembentukan.Pendidikankewarganegaraandiharapkanmampuber
fungsisebagaiupayamemperkuat rasa kebangsaan (jiwanasionalisme)tersebut.
B. DasarHukumPenyelenggaraanPKn di P.T.
Mata kuliahPendidikanKewarganegaraantermasukkelompok Mata
KuliahPengembanganKepribadian.Dasarhukumdaripenyelenggaraan Mata
KuliahPendidikanKewarganegaraansebagai Mata KuliahPengembanganKepribadian di
PerguruanTinggiadalah :
1. Kepmendiknas No. 232/U/2000,
tentangPedomanPenyusunanKurikulumPendidikanTinggidanPenilaianHasilBelajarM
ahasiswa yang menetapkan :Pendidikan Agama, PendidikanPancasila,
danPendidikanKewarganegaraan, merupakankelompok Mata
KuliahPengembanganKepribadian yang wajibdiberikandalamkurikulumsetiap
program studi/kelompok program studi.
2. Kepmendiknas No. 045/U/2002 tentangKurikulumIntiPendidikanTinggi yang
menetapkan: Pendidikan Agama, PendidikanPancasila,
danPendidikanKewarganegaraanmerupakankelompok Mata
KuliahPengembanganKepribadian yang wajibdiberikandalamkurikulumsetiap
program studi/kelompok program studi.
3. KeputusanDirjenDiktiDepdiknas No. 43/Dikti/Kep/2006 tentangrambu-
rambupelaksanaanpembelajarankelompokmatakuliahpengembangankepribadian di
perguruantinggi.
4. SuratedaranRistekDikti No. 435/B/SE/2016.