Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH JUNK FOOD TERHADAP KESEHATAN GINJAL PADA


REMAJA
Disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Marya Ulfa, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

Nama : Sindi Intrisilaras

NIM : 1903056

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian

PENGARUH JUNK FOOD TERHADAP KESEHATAN GINJAL PADA


REMAJA

Disususn Oleh:

SINDI INTRISILARAS

NIM : 1903056

Disetujui dan Disahkan oleh:

Dosen Pembimbing Bahasa Indonesia

Marya Ulfa, S.Pd., M.Pd

i
ABSTRAK

Kemajuan teknologi dan westernisasi dapat mengakibatkan perubahan gaya hidup dan pola
makan di masyarakat, khususnya remaja yang cenderung menyukai makanan cepat saji (junk
food). Alasannya karena mudah didapat, cepat dan praktis, harga relatif murah, rasa yang
enak serta penampilannya yang menarik. Junk food kerap dikenal sebagai makanan yang
tidak sehat. Junk food mengandung banyak lemak, garam, gula, zat aditif dan kalori tinggi.
Kandungan junk food yang sebagian besar merupakan zat adiktif sangat membahayakan
tubuh. Konsumsi junk food yang berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan remaja
seperti obesitas, hipertensi, kanker, jantung dan stroke. Garam tinggi berpengaruh pada orang
dengan kondisi ginjal terganggu, dapat menjadi penyebab gagal ginjal. Selain itu kadar
protein yang tinggi akan semakin merusak ginjal.
Kata Kunci : Remaja, Junk food, dan Ginjal

ABSTRACT

Technological advancements and westernization can lead to changes in lifestyle and eating
patterns in society, especially teenagers who tend to like fast food (junk food). The reason is
because it is easy to get, fast and practical, the price is relatively cheap, good taste and
attractive appearance. Junk food is often known as unhealthy food. Junk food contains a lot
of fat, salt, sugar, additives and high calories. The content of junk food which is mostly
addictive substances is very dangerous for the body. Excessive consumption of junk food can
adversely affect adolescent health such as obesity, hypertension, cancer, heart disease and
stroke.High salt affects people with impaired kidney conditions, can be a cause of kidney
failure. In addition, high protein levels will further damage the kidneys.
Keywords : Adolescents, Junk Food, and Kidney

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat
dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal penelitian yang
berjudul “Pengaruh Junk Food Terhadap Kesehatan Ginjal Pada Remaja” dengan baik dan
lancar tanpa ada halangan suatu apapun. Proposal ini dibuat guna memenuhi salah satu tugas
yang diberikan dari mata kuliah Bahasa Indonesia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen mata
kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas dan membimbing penulis dalam
penyelesaian tugas proposal penelitian ini. Serta rekan mahasiswa yang memberikan
masukan serta saran-saran yang baik selama proses penyelesaian proposal penelitian ini
hingga rampungnya proposal ini.

Penulis menyadari dalam menyusun proposal penelitian ini masih banyak kekurangan
dan kesalahan baik cara penulisan maupun penyusunannya. Oleh karena itu, penulis mohon
maaf dan sangat mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun supaya proposal
ini nantinya menjadi lebih baik lagi.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga proposal penelitian ini dapat
bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya. Terima kasih.

Semarang, 11 Desember 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................................i
ABSTRAK.................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
I. PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A.Latar Belakang Masalah..................................................................................................1
B.Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C.Tujuan Penelitian............................................................................................................2
D.Manfaat Penelitian..........................................................................................................2
II. KAJIAN PUSTAKA...........................................................................................................3
A.Roadmap Penelitian........................................................................................................3
B.Landasan Teori................................................................................................................4
III.METODOLOGI PENELITIAN..........................................................................................12
A.Jenis Penelitian..............................................................................................................12
B.Variabel Penelitian........................................................................................................12
C.Populasi dan Sampel.....................................................................................................12
D.Teknik Pengumpulan Data............................................................................................13
E. Teknik Analisis Data.....................................................................................................13
F. Hipotesis........................................................................................................................13
G.Kerangka Berpikir.........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Junk food merupakan makanan cepat saji yang paling banyak dijumpai dimana-
mana dan banyak dikonsumsi orang terutama dikalangan remaja. Alasannya karena
mudah didapat, cepat dan praktis, harga relatif murah, rasa yang enak serta
penampilannya yang menarik. Hal tersebut yang membuat orang lebih senang
mengonsumsi makanan cepat saji atau lebih dikenal dengan junk food.
Saat ini, di era modern banyak remaja yang menyukai makanan cepat saji atau
junk food. Makanan ini sudah akrab di lidah masyarakat bahkan tidak sedikit yang
mengonsumsinya sebagai santapan sehari-hari terutama remaja. Ini bisa di lihat dari
banyaknya remaja yang menghabiskan waktu santai mereka berkumpul bersama teman-
temannya di restoran atau tempat makanan cepat saji lainnya. Karena di kota-kota besar
banyak adanya perubahan gaya hidup yang menjurus ke westernisasi.
Makanan cepat saji maupun junk food tersebut berasal dari negara barat yang
umumnya memiliki kandungan lemak, gula, zat aditif dan kalori yang tinggi seperti
hamburger, pizza, ayam goreng, french fries, biskuit-biskuit gurih dan manis. Kebiasaan
mengonsumsi junk food yang berlebihan akan berdampak buruk bagi kesehatan, baik
pada anak, remaja, maupun dewasa. Junk food dapat meningkatkan risiko beberapa
penyakit, seperti obesitas, diabetes, jantung, serta kerusakan pada ginjal.
Kecenderungan masyarakat terutama remaja dengan pola hidup westernisasi inilah,
yang membuat hal ini menarik untuk diteliti dan karena peminat junk food di kalangan
remaja sangat banyak. Selain itu, akan dibahas juga mengenai dampak kesehatan ginjal
dari kebiasaan mengonsumsi junk food.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dampak yang diakibatkan dari mengonsumsi junk food yang berlebihan ?
2. Bagaimana pengaruh junk food terhadap kesehatan ginjal pada remaja ?
3. Bagaimana cara mengurangi konsumsi junk food dalam kehidupan sehari-hari pada
remaja ?

1
C. Tujuan Penelitian
Tujuan mengadakan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui dampak yang diakibatkan dari mengonsumsi junk food yang berlebihan.
2. Untuk mengetahui adanya pengaruh junk food terhadap kesehatan ginjal pada remaja.
3. Untuk mengetahui cara mengurangi konsumsi junk food.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Dapat mengetahui pengaruh junk food terhadap kesehatan ginjal pada remaja.
2. Manfaat Praktis
Dapat mengetahui bagaimana cara masyarakat mengurangi konsumsi junk food.

2
II. KAJIAN PUSTAKA

A. Roadmap Penelitian
1. Judul Jurnal : Perilaku Konsumsi Makanan Cepat Saji pada Remaja dan
Dampaknya bagi Kesehatan
Tahun : 2018
Penulis : Icha Pamelia
Kesimpulan :
Makanan cepat saji merupakan makanan yang kurang baik bagi remaja apabila
dikonsumsi terlalu sering. Banyaknya remaja yang mengonsumsi makanan cepat saji
disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya adalah pengetahuan, pengaruh
teman sebaya, tempat nyaman untuk berkumpul, cepat dan praktis, uang saku, harga
yang murah, dan brand dari makanan cepat saji. Apabila makanan cepat saji
dikonsumsi secara berlebihan, maka akan berdampak pada kesehatan remaja.
masalah kesehatan tersebut adalah obesitas, meningkatkan faktor risiko hipertensi,
diabetes, kanker, penyakit jantung, dan stroke.

2. Judul Jurnal : Hubungan Antara Kebiasaan Konsumsi Junk Food Dengan Kejadian
Obesitas pada Siswa Kelas IV-VI SD Mardi Rahayu Ungaran
Tahun : 2015
Penulis : Dwi Purtiningsih, Sigit Ambar Widyawati, Auly Tarmali
Kesimpulan :
Kebiasaan konsumsi junk food paling banyak pada siswa kelas IV-VI di SD
Mardi Rahayu Ungaran adalah kategori sering sebanyak 61(85,9%). Responden
yang tidak obesitas sebanyak 49 (69,0%) dan responden yang obesitas sebanyak 22
(31,0%). Berdasarkan hasil penelitian p value = 0,007 (p < 0,05) atau dapat
dikatakan bahwa ada hubungan antara kebiasaan konsumsi junk food dengan
kejadian obesitas pada siswa kelas IV-VI di SD Mardi Rahayu Ungaran.

3
B. Landasan Teori
1. Fast Food dan Junk Food
Dalam masyarakat Indonesia, makanan cepat saji disebut juga dengan sebutan
fast food dan junk food. Padahal, ada perbedaan antara fast food dan junk food. Junk
food adalah kata lain untuk makanan yang jumlah kandungan nutrisinya terbatas.
Menurut Oetoro, S (2013) seorang Dokter Spesialis Gizi mengatakan, Junk food
kerap dikenal sebagai makanan yang tidak sehat (makanan sampah). Junk food
mengandung jumlah lemak yang besar, rendah serat, banyak mengandung garam,
gula, zat aditif dan kalori tinggi tetapi rendah nutrisi, rendah vitamin, dan rendah
mineral. Seorang ahli kesehatan Parengkuan (2013) mengatakan Junk food atau
makanan sampah ini dideskripsikan sebagai makanan yang tidak sehat atau minim
kandungan nutrisi.
Yang termasuk dalam jenis junk food adalah keripik, permen, semua dessert
manis, makanan fast food yang digoreng, dan minuman soda atau minuman
berkarbonasi dan lain sebagainya. Junk food juga mengandung banyak sodium,
lemak jenuh, dan kolesterol. Bila jumlah ini terlalu banyak didalam tubuh, maka
akan menimbulkan banyak penyakit, seperti obesitas, jantung dan kanker.
Sementara tidak semua fast food adalah junk food. Fast food didefinisikan
sebagai makanan yang disajikan di restoran. Bertram (1975) mendefinisikan fast
food sebagai makanan yang dapat disiapkan dan dikonsumsi dalam waktu yang
singkat. Oxford dictionaries mendefinisikan fast food sebagai makanan yang dapat
diolah dan disajikan dalam waktu yang singkat dan mudah dalam hitungan menit,
terutama di restoran dan toko-toko.
Pendapat lain mendefinisikan fast food adalah makanan yang tersedia dalam
waktu cepat dan siap disantap, seperti fried chiken, hamburger dan pizza. Mudahnya
memperoleh makanan tersebut di pasaran yang menyediakan variasi makanan sesuai
selera dan daya beli masyarakat dan penyajiannya lebih cepat, sangat membantu
bagi mereka yang selalu sibuk dengan pekerjaannya (Sulistijani, 2002).
Bahan penyusun fast food termasuk golongan pangan bergizi. Tetapi
kebanyakan fast food tinggi kalori dan rendah gizi, ada juga beberapa fast food yang
relatif rendah kalori dan tinggi gizi. Masalahnya sebagian besar konsumen terutama
remaja dan anak-anak jarang memesan makanan yang tergolong sehat pada saat di
restoran makanan cepat saji. Masalah lain adalah bahwa banyak makanan yang

4
disebut sehat tetapi mengandung kalori, lemak dan garam tinggi yang berdampak
buruk bagi kesehatan. Penting dilakukan adalah bagaimana mengatur frekuensi
mengkonsumsi fast food agar tidak berlebihan.
Kesimpulannya, fast food dan junk food adalah makanan dan minuman yang
sudah diolah dan siap untuk langsung disajikan di tempat usaha atau di luar tempat
usaha atas dasar pesanan, yang dimaksud adalah jenis makanan yang dikemas,
mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana. Makanan tersebut
umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan
memberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi
produk tersebut. Fast food dan junk food merupakan makanan dengan tujuan
komersial dan tidak memperdulikan kesehatan untuk masyarakat yang
mengkonsumsinya.
Dalam hal ini para pakar dan dokter menyebutkan makanan seperti fast food dan
junk food menjadi ancaman utama bagi kesehatan. Hal tersebut dikarenakan
makanan-makanan yang disediakan banyak mengandung lemak jenuh, lemak trans,
dan natrium. Selain itu, fast food dan junk food mengandung kalori yang tinggi dan
rendah gizi.

2. Jenis – jenis Junk Food


1. Makanan Gorengan
Golongan makanan ini pada umunya kandungan kalorinya tinggi, kandungan
lemak/minyak dan oksidanya tinggi. Bila dikonsumsi secara regular dapat
menyebabkan kegemukan, mengakibatkan hyperlipitdema dan sakit jantung korener.
Dalam prosese menggoreng sering terjadi banyak zat karsiogenik, hal mana telah
dibuktikan kecenderungan kanker bagi mereka yang mengkonsumsi makanan
gorengan jauh lebih tinggi dari yang tidak / sedikit mengkonsumsi makanan
gorengan.

2. Makanan Kalengan
Baik yang berupa buah kalengan atau daging kalengan, kandungan gizinya
sudah banyak dirusak, terlebih kandungan vitaminnya hampir seluruhnya mengalami
penurunan baik kualitas maupun kuantitas dari bahan asalnya. Terlebih dari itu
kandungan proteinnya telah mengalami perubahan sifat hingga penyerapannya
diperlambat. Nilai gizinya jauh berkurang. Selain itu banyak buah kalengan berkadar

5
gula tinggi dan diasup ke tubuh dalam bentuk cair sehingga penyerapannya sangat
cepat. Dalam waktu singkat dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat,
memberatkan beban pancreas. Bersamaan dengan tingginya kandungan kalori, juga
dapat menyebabkan obesitas.

3. Makanan Asinan
Dalam proses pengasinan dibutuhkan penambahan garam secara signifikan, hal
mana dapat mengakibatkan kandungan garam makanan tersebut melewati batas,
menambah beban ginjal. Bagi pengkonsumsi makanan asinan tersebut, bahaya
hipertensi dihasilkan. Terlebih pada proses pengasinan sering ditambahkan amonium
nitrit yang menyebabkan peningkatan bahaya kanker hidung dan tenggorokan. Kadar
garam tinggi dapat merusak selaput lendir pada lambung dan usus. Bagi mereka
yang secara kontinyu mengkonsumsi makanan asin dapat menyebabkan radang
lambung dan usus.

4. Makanan daging yang di olah (hamburger, sosis, dll)


Dalam makanan golongan tersebut mengandung garam nitrit dapat
menyebabkan kanker, juga mengandung pengawet/pewarna dll yang memberatkan
beban hati / lever. Dalam ham dsb kadar natriumnya tinggi, mengkonsumsi dalam
jumlah besar dapat mengguncangkan tekanan darah dan memberatkan kerja ginjal.

5. Makanan dan daging berlemak dan jerohan.


Walaupun makan ini mengandung kadar protein yang baik serta vitamin dan
mineral, tapi dalam daging berlemak dan jerohan mengandung lemak jenuh dan
kolestrol yang sudah divonis sebagai pencetus penyakit jantung. Makan jerohan
binatang dalam jumlah banyak dan waktu lama dapat menyebabkan pernyakit
jantung koroner dan tumor ganas (kanker usus besar), kanker payudara dll.

6. Olahan Keju
Sering mengkonsumsi olahan keju dapat menyebabkan penambahan berat badan
hingga gula drah meninggu. Mengkonsumsi cake/kue keju bertelur menyebabkan
kurang gairah makan. Konsumsi makanan berkadar lemak dan gula tinggi sering
mengakibatkan pengosongan perut. Banyak kasus terjadinya hyperakiditas dan rasa
terbakar.

7. Mie Instan

6
Makanan ini tergolong makanan tinggi garam, miskin vitamin, mineral. Kadar
garam tinggi menyebabkan beratnya beban ginjal, meningkatkan tekanan darah dan
mengandung trans lipid, memberatkan beban pembuluh darah jantung.

8. Manisan Kering
Mengandung garam nitrat. Dalam tubuh bergabung dengan ammonium
menghasilkan zat karsiogenik juga mengandung esen sebagai tambahan yang
merusak fungsi hati dan organ lain, mengandung garam tinggi yang menyebabkan
tekanan darah tinggi dan memberatkan kerja ginjal.

3. Kandungan dari Junk Food dan Fast Food


Junk food sering disebut-sebut tidak sehat bagi tubuh. Hal ini dikarenakan,
kandungan nutrisi junk food sangat rendah atau kalorinya terlalu tinggi dan hanya
mengandalkan rasanya yang enak. Umumnya yang termasuk dalam golongan junk
food adalah makanan berkadar garam (sodium) tinggi, bergula tinggi, berlemak
jenuh dan kolesterol tinggi, namun kandungan nutrisi lainnya seperti protein,
vitamin dan mineral sangat sedikit. Bila jumlah ini terlalu banyak di dalam tubuh,
maka akan menimbulkan banyak penyakit. Dari penyakit ringan sampai penyakit
berat seperti darah tinggi, stroke, jantung, dan kanker.
Sodium tidak boleh kebanyakan terdapat di dalam tubuh kita. Untuk ukuran
orang dewasa, sodium yang aman jumlahnya tidak boleh lebih dari 3300 miligram.
Ini sama dengan 1 3/5 sendok teh. Bila sodium terlalu banyak, maka dapat
meningkatkan aliran dan tekanan darah sehingga bisa membuat tekanan darah tinggi.
Tekanan darah yang tinggi juga akan berpengaruh munculnya gangguan ginjal,
penyakit jantung, dan stroke. Satured fat berbahaya bagi tubuh karena zat tersebut
merangsang organ hati untuk memproduksi banyak kolesterol. Kolesterol sendiri
didapat dengan 2 cara, yaitu oleh tubuh itu sendiri dan ada juga yang berasal dari
produk hewani yang kita makan.
Kolesterol banyak terdapat dalam daging, ayam, ikan, telur,mentega, susu, dan
keju. Bila jumlahnya banyak, kolesterol dapat menutup saluran darah dan oksigen
yang seharusnya mengalir ke seluruh tubuh. Tingginya jumlah satured fat akan
menimbulkan kanker, terutama kanker usus dan kanker payudara. Kanker payudara

7
merupakan pembunuh terbesar setelah kanker usus. Lemak dari daging, susu, dan
produk-produk susu merupakan sumber utama dari satured fat. Selain itu, beberapa
junk food juga mengandung banyak gula. Gula, terutama gula buatan, tidak baik
untuk kesehatan karena dapat menyebabkan penyakit gula atau diabetes, kerusakan
gigi, dan obesitas. Minuman bersoda, cake,dan cookies mengandung banyak gula
dan sangat sedikit vitamin serta mineralnya. Minuman bersoda mengandung paling
banyak gula, sedangkan kebutuhan gula dalam tubuh tidak boleh lebih dari 4 gram
atau satu sendok teh sehari.
Beberapa jenis fast food kaya akan minyak dan mentega, dan hampir tidak
tersedia pilihan fast food dengan kadar lemak yang dikurangi. Di samping itu, fast
food juga cenderung hanya mengandung sedikit sayur dan buah. Berikut ini adalah
zat-zat yang tidak baik yang terkandung dalam berbagai macam fast food dan junk
food :

1. Zat Aditif. Zat ini diperuntukkan agar mutu dan kestabilan makanan tetap
terjaga. Zat yang sangat sering di gunakan untuk hal ini adalah penyedap rasa
(mono sodium glutamate), pengawet seperti BHA, K-nitrit dll, anti kempal,
pemutif dan pematang tepung (aseton peroksida)dan sekustran (asam fosfat).

2. Lemak yang tinggi, termasuk kolesterol yang mencapai 70% serta hanya sedikit
mengandung serat yang justru sangat dibutuhkan oleh tubuh.

3. Kalori yang tinggi. Menurut peneliti, jumlah kalori dari fast food lebih tinggi
dari makanan yang dimasak sendiri di rumah. Jumlah kalori yang seharusnya
dikonsumsi dalam sehari bisa dipenuhi hanya dengan sekali makan di fast food
outlet dengan mengonsumsi makanan seperti burger, kentang goreng, minuman
dan makanan penutup.

4. Mengandung protein hewaninya yang cukup kaya.

5. Natrium yang berlebihan.

4. Dampak Mengonsumsi Junk Food dan Fast Food


Junk food dan fast food menjadi salah satu pemicu munculnya berbagai penyakit
seperti: penyakit jantung, diabetes mellitus, hipertensi dan obesitas. Lemak jenuh
dan kolesterol yang terdapat dalam fast food diketahui memperbesar risiko seseorang
untuk terkena penyakit tersebut (Khasanah, 2012). World Health Organization

8
(WHO) and Food Agricultural Organization (FAO) menyatakan bahwa ancaman
potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan manusia dibagi dalam 3
kategori yaitu :
1. Aspek Toksikologis
Berupa residu bahan makanan yang dapat bersifat racun terhadap organ-organ
tubuh.

2. Aspek Mikrobiologis
Berupa mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu keseimbangan
mikroba dalam saluran pencernaan.
3. Aspek Imunopatologis
Yaitu keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh.

Penggunaan zat aditif yang berlebihan dan dikonsumsi secara terus menerus
dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Zat aditif adalah bahan kimia
yang dicampurkan ke dalam makanan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas,
menambahkan rasa, dan memantapkan kesegaran produk makanan (Boenga, 2011).
Misalnya bahan penyedap rasa MSG (Monosodium glutamat) terdapat dalam french
fries jika dikonsumsi terlalu sering akan mengendap dalam tubuh dan memicu risiko
kanker (Arisman, 2009). Zat aditif yang lain yaitu berupa bahan pemanis yang
terdapat dalam fast food yaitu sakarin yang terdapat dalam bumbu salad dan bahan
siklamat yang merupakan pemanis yang tidak mempunyai nilai gizi (non-nutritive)
untuk pengganti sukrosa.
Secara lebih rinci dampak mengonsumsi junk food dan fast food dapat
meningkatkan risiko beberapa penyakit (Arisman, 2009) diantaranya:
1. Memicu Diabetes
Beberapa menu dalam restaurant fast food juga mengandung banyak gula. Gula,
terutama gula buatan, tidak baik untuk kesehatan karena dapat menyebabkan
penyakit gula atau diabetes, kerusakan gigi, dan obesitas. Minuman bersoda,
cake, dan cookies mengandung banyak gula dan sangat sedikit vitamin serta
mineralnya. Minuman bersoda mengandung paling banyak gula, sedangkan
kebutuhan gula dalam tubuh tidak boleh lebih dari 4 gram atau satu sendok teh

9
sehari. Dengan hanya menikmati masakan cepat saji setidaknya satu kali dalam
seminggu mengakibatkan kenaikan lemak dalam darah.
2. Memicu Penyakit Jantung
The American Heart Association menganjurkan agar mengonsumsi daging tanpa
lemak dan sayuran juga menghindari makanan berlemak jenuh tinggi dan trans
fat, sodium dan kolesterol seperti burger keju dan makanan yang digoreng.
Menurut The National Institutes of Health lemak jenuh dan kolesterol di
makanan tersebut dapat meningkatkan kolesterol dalam darah dan
meningkatkan kemungkinan dengan permasalahan pada jantung.
3. Memicu Hipertensi
Sodium yang banyak terdapat dalam makanan fast food tidak boleh terlalu
banyak dalam tubuh. Untuk ukuran orang dewasa, sodium yang aman
jumlahnya tidak boleh lebih dari 3300 miligram, hal tersebut sama dengan 1 3/5
sendok teh. Sodium yang banyak terdapat di fast food, dapat meningkatkan
aliran dan tekanan darah sehingga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit
tekanan darah tinggi.
4. Memicu Obesitas
Selain karena faktor genetik, obesitas juga bisa dipicu dari pola makan yang
tidak sesuai dengan kesehatan. Pemilihan makanan karena pertimbangan selera
dan prestise dibandingkan dengan gizinya. Akibatnya, jenis makanan yang
banyak dipilih adalah makanan fast food. Frekuensi yang rutin dalam
mengonsumsi makanan fast food akan memicu obesitas. Makanan fast food
lebih banyak mengandung lemak, kalori, zat pengawet, dan gula dibandingkan
serat dan vitamin yang lebih dibutuhkan oleh tubuh.
5. Memicu Gagal Ginjal
Kegemaran dan kebiasaan masyarakat mengkonsumsi fast food juga
menyebabkan semakin tingginya asupan natrium dan garam karena kadar
garamnya mencapai dua kali lipat dari batas normal yang dianjurkan yaitu
sebesar < 2,4 gram. Garam tinggi berpengaruh pada orang dengan kondisi ginjal
terganggu, dapat menjadi penyebab gagal ginjal. Selain itu kadar protein yang
tinggi akan semakin merusak ginjal.
6. Menyebabkan Gangguan Gastrointestinal
Rendahnya kandungan serat menyebakan makanan yang diolah secara tidak
sempurna di dalam tubuh. Gangguan pencernaan dapat berupa konstipasi

10
sampai memicu timbulnya kanker pencernaan. Banyak penelitian menunjukan
korelasi yang erat antara konstipasi dengan kebiasaan konsumsi fast food.

5. Cara Mengurangi Konsumsi Junk Food dan Fast Food


1. Memilih Menu Nasi untuk makanan Pokok
Ketika teman-teman datang ke restoran siap saji (fast food), cobalah pilih nasi
jangan kentang goreng. Karena dalam kentang goreng lebih banyak lemak dan
natrium.

2. Kurangi porsi
Ketika membeli di tempat siap saji, belilah porsi makanan yang secukupnya, hal
ini agar mengurangi asupan gizi yang berlebih khususnya lemak yang dapat
menimbulkan kegemukan bagi anda.
3. Minumlah Air Putih atau Jus Buah
Ketika memilih minuman, pilihlah air putih atau jus buah dibandingkan
minuman soft drink. Hal ini dikarenakan air putih dan jus buah memiliki
kandungan vitamin yang lebih dibanding soft drink
4. Jangan mengkomsumsi kulit ayam
Ketika kita memakan ayam di restoran siap saji, kulit ayam pasti merupakan
salah satu makanan favorit kita. Karena rasa dan bumbunya yang sedap. Tetapi
ternyata dibalik itu kulit ayam adalah sumber lemak jenuh dan kolesterol.
5. Mintalah salad sebagai tambahan asupan sayuran
Salad dapat berfungsi sebagai pengganti sayuran yang memilik banyak vitamin
dan serat.
6. Kurangi kadar saus dan mayonnaise
Makan makanan junk food atau fast food akan lebih nikmat apabila kita
menggunakan saus, sambal dan mayonnaise. Tetapi ternyata saus banyak
mengandung natrium dan pengawet, sedangkan untuk mayonnaise sendiri
memiliki lemak yang tinggi.
7. Kurangi frekuensi makan junk food
Ini yang penting, cobalah untuk tidak terlalu sering mengkonsumsi restoran junk
food ini. Kurangi frekuensi minimal 3-4 kali dalam sebulan.

11
12
III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis metode penelitian kualitatif dengan
menggunakan pendekatan penelitian studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian
yang mendalam tentang individu, satu kelompok, satu organisasi, satu program
kegiatan, dan sebagainya dalam waktu tertentu. Menurut Stake, (Putra, N. 2013)
menulis, studi kasus lebih sebagai pilihan objek yang diteliti. Data studi kasus diperoleh
dari wawancara, observasi, dan arsif. Dalam penelitian ini penulis mengambil studi
kasus pada remaja yang mengonsumsi junk food.

B. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas (independet variable), adalah variabel yang menjadi sebab
timbulnya atau berubahnya variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi
variabel bebas dalam penelitian ini adalah junk food.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependent variable), merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel trikat
dalam penelitian ini adalah kesehatan ginjal pada remaja.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Arikunto mendefinisikan bahwa: “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”.
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah Mahasiswa S1 Keperawatan
kelas B di Universitas Karya Husada Semarang yang berjumlah 30 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara
mengambil sampel yang representatif (mewakili) dari populasi. Dalam penelitian
ini, yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah pengambilan sampel
dengan Simple Random Sampling (sampel acak berkelompok) karena pengambilan
sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang

13
ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap
homogen. Sampel pada penelitian ini adalah Mahasiswa S1 Keperawatan kelas B
dengan jumlah 28 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data dan fakta yang diperlukan penulis melakukan penelitian
sebagai berikut:
1. Penelitian Kepustakaan
Penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari literatur, diktat, jurnal-jurnal,
serta bahan-bahan yang berhubungan dengan topik penulisan. Dengan cara
membaca, mengutip, serta menyadur pendapat-pendapat para ahli yang ada
hubungannya dengan objek penelitian.
2. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan dilakukan untuk data dan informasi tentang objek penelitian.
Cara pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan
dokumentasi berupa bukti-bukti fisik (tulisan maupun gambar).

E. Teknik Analisis Data


Analisis data yang dilakukan pada penelitan ini adalah teknik analisis interakif.
Teknik analisis interaktif Miles & Huberman ini melihat bahwa dalam analisis data
kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

F. Hipotesis
Hipotsis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang akan diteliti, sebagai
alternatif tindakan untuk memecahkan masalah yang dipilih untuk diteliti. Berdasarkan
uraian yang dijelaskan di atas, maka hipotesis yang dirumuskan pada penelitian ini
adalah terdapat dampak yang diakibatkan oleh konsumsi junk food yang berlebihan.

14
G. Kerangka Berpikir
Junk food merupakan makanan yang kurang baik bagi remaja jika dikonsumsi terlalu
sering. Mengkonsumsi junk food berlebihan sangat beresiko bagi kesehatan, karena
mengandung lemak, garam, gula, dan kalori yang tinggi. Apabila junk food dikonsumsi
berlebihan, maka akan berdampak pada kesehatan remaja seperti obesitas, hipertensi,
kanker, jantung serta gagal ginjal.

JUNK FOOD

Tinggi Lemak Tinggi Kalori Tinggi Protein Tinggi Garam Rendah Serat

Usia, Jenis BAB keras,


kelamin, dll tidak teratur,
BAB
berdarah

Arteriolosklerosis Obesitas Hipertensi Konstipasi

Hemorroid

PJK
Ca Kolon

Gagal Ginjal

15
DAFTAR PUSTAKA

Arya, G. & Mishra, S. 2013. Effects of Junk Food & Beverages on Adolescent’s Health –
A Review Article. Journal of Nursing and Health Science Vol. 1 No. 6.

Bahadoran, Z., Mirmiran, P. & Azizi F. 2015. Fast Food Pattern and Cardiometabolic
Disorders : A Review of Current Studies. Health Promotion Perspective Vol. 5 No.
4.

Damopolii, W., Mayulu, N. & Masi, G. 2013. Hubungan Konsumsi Fastfood dengan
Kejadian Obesitas pada Anak SD di Kota Manado. Ejournal Keperawatan
Universitas Sam Ratulangi Manado Vol. 1 No. 1.

Depkes, Poltekkes. 2010. Kesehatan Remaja : Problem dan Solusinya. Jakarta : Penerbit
Salemba Medika.

Goon, S., Bipasha, M.S. & Islam, Md. 2014. Fast Food Consumption and Obesity Risk
Among University Students of Bangladesh. Europan Journal of Preventive Medicine
Vol. 2 No.6.

Khairiyah, E.L. 2016. Pola Makan Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
(FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016. Skripsi. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Lestari, D. 2012. Perilaku Konsumsi Junk Food pada Siswa di SMA Negeri 1 Depok
Sleman Yogyakarta. Naskah Publikasi Sekolah Tinggi IlmuKeperawatan ‘Aisyiyah
Yogyakarta.

Octavia, L.I., 2018. Dampak Konsumsi Junk Food Jangka Panjang. <Tersedia di :
http://www.yankes.kemkes.go.id/read-dampak-konsumsi-junk-food-jangka-panjang-
3958.html> [diakses pada 4 Desember 2018].

16

Anda mungkin juga menyukai