Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan semua nikmat serta karunia-Nya,
sehingga kita masih bisa merasakan nikmat-nikmat – Nya sampai saat sekarang ini.
Kedua kalinya marilah kita bershalawat dan bersalam keharibaan junjungan Alam Baginda
Rasulallah saw yang telah menyatukan ummat islam dari ujung masyrik sampai ujung magrhib serta
merubah peradaban dunia dari Zaman kekafiran menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi dan juga sebagai salah seorang The Best Leader di Dunia sampai akhirat .yang sampai
saat sekarang ini dan nanti menjadi panutan semua ummat manusia wabil khusus kita sebagai orang
islam.
Makalah ini kami susun untuk menunjang kegiatan perkuliahan dan menjadi bukti kesadaran kami
sebagai seorang Mahasiswa untuk mengerjakan berbagai macam tugas yang telah ditanggungkan
kepada kami.
Akhirnya, kami berharap Makalah ini dapat menjadi salah satu sarana belajar bagi semua
Mahasiswa dan dapat berguna bagi kita semua. Namun makalah ini sangatlah jauh dari kata
kesempurnaan oleh karena itu kami mengharapkan keritikan dan kontribusi yang membangun guna
kemajuan kita bersama.
Sekian.
Penyusun
Daftar Isi
1. Kesimpulan …………………………………………………………………………
2. Saran ………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.
Zakat merupakan salah satu pilar dari pilar islam yang lima, Allah SWT. telah
mewajibkan bagi setiap muslim untuk mengeluarkannya sebagai penyuci harta mereka, yaitu
bagi mereka yang telah memiliki harta sampai nishab (batas terendah wajibnya zakat) dan
telah lewat atas kepemilikan harta tersebut masa haul (satu tahun bagi harta simpanan dan
niaga, atau telah tiba saat memanen hasil pertanian).
Banyak sekali dalil-dalil baik dari al-quran maupun as-sunnah sahihah yang menjelaskan
tentang keutamaan zakat, infaq dan shadaqah. Sebagaimana firman Allah taala yang berbunyi:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al Baqarah : 277 ).
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi
dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al Baqarah : 274
).
Adapun hadist-hadits Nabi yang menjelaskan akan keutamaannya antara lain :
عن أبي هريرةt أن أعرابيا ً أتى النبيr ،ً (تعبد هَّللا ال تشرك به شيئا: قال. يا َرسُول هَّللا ِ! دلني على عمل إذا عملته دخلت الجنة:فقال
فلما ولى قال النبي. والذي نفسي بيده ال أزيد على هذا: وتصوم رمضان) قال، وتؤتي الزكاة المفروضة، وتقيم الصالةr : (من سره
ٌ َ ُمتَّف.
ق َعلَي ِه )أن ينظر إلى رجل من أهل الجنة؛ فلينظر إلى هذا
Dari Abu Huraira radhiyallahu `anhu bahwa seorang Arab Badui mendatangi Nabi
shallallahu `alaihi wasallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah! beritahu aku suatu amalan,
bila aku mengerjakannya, aku masuk surga?”, Beliau bersabda : “Beribadahlah kepada
Allah dan jangan berbuat syirik kepada-Nya, dirikan shalat, bayarkan zakat yang
diwajibkan, dan berpuasa di bulan Ramadhan,” ia berkata, “Aku tidak akan menambah
amalan selain di atas”, tatkala orang tersebut beranjak keluar, Nabi shallallahu `alaihi
wasallam bersabda : “Siapa yang ingin melihat seorang lelaki dari penghuni surga maka
lihatlah orang ini”. Muttafaq ’alaih.
Allah SWT, adalah Dzat yang Maha Suci dan tidak akan menerima kecuali hal-hal
yang suci dan baik, demikian juga shadaqah kecuali dari harta yang suci dan halal. Rasulullah
SAW bersabda:
عن أبي هريرةt ِ قال َرسُول هَّللا: قالr : ( ثم، فإن هَّللا يقبلها بيمينه ؛- وال يقبل هَّللا إال الطيب-من تصدق بعدل تمرة من كسب طيب
حتى تكون مثل الجبل، ُق َعلَي ِه )يربيها لصاحبها كما يربي أحدكم فُلُ َّوه
ٌ َ ُمتَّف.
Dari Abu Huraira radhiyallahu `anhu , ia berkata : “Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam
bersabda : “Siapa yang bersedekah dengan sebiji korma yang berasal dari usahanya yang
halal lagi baik (Allah tidak menerima kecuali dari yang halal lagi baik), maka sesungguhnya
Allah menerima sedekah tersebut dengan tangan kanan-Nya kemudian Allah menjaga dan
memeliharnya untuk pemiliknya seperti seseorang di antara kalian yang menjaga dan
memelihara anak kudanya. Hingga sedekah tersebut menjadi sebesar gunung.” Muttafaq
’alaih.
1. Rumusan Masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Zakat Infaq dan Shadaqah.
a. Zakat.
b. Infaq.
c. Shadaqah.
Shadaqah, dari segi bahasa berasal dari akar kata kerja shadaqa atau bentuk nomina
verbanyaash-shidq yang berarti ‘kesungguhan’ dan ‘kebenaran’. Al-Qur’an menggunakan
kata ini sebanyak lima kali dalam bentuk tunggal dan tujuh kali dalam bentuk jamak—
kesemuanya dalam konteks pengeluaran harta benda secara ikhlas. Sedekah sifatnya tidak
wajib, melainkan sunnah, sangat dianjurkan. Tetapi, meski demikian, kata sedekah juga
terkadang digunakan oleh al-Qur’an untuk makna pengeluaran harta yang wajib. Surah at-
Taubah ayat 103 memerintahkan Nabi saw. mengambil zakat harta dari mereka yang
memenuhi syarat-syarat. Demikian juga surah at-Taubah ayat 60 yang berbicara tentang
mereka yang berhak menerima zakat dengan menggunakan kata (shadaqah) sedekah dalam
arti zakat wajib.
Sebagaimana arti bahsa dari zakat adalah suci, maka seseorang yang berzakat, pada
hakekatnyameupakan buktrhadap duninya dari upyanya untuk mensucikan diri;mensucikan
diri dari sifat kikir, tamak dan dari kecintaan yang sangat terhadap dunianya , juga
mensucikan hartanya dari hak-hak orang lain (QS.:103,70:24-25)
Salah satu alasan esensial dalam Islam yang ditekankan untuk ditegakkan adalah
hidupnya suasana ?takaful dan tadhomun ? (rasa sepenanggungan) dan hal tersebut akan bisa
direalisasian dengan ZIS. Jika sholat berfungsi Pembina ke khusu’an terhadap Allah, maka
ZIS berfungsi sebagai Pembina kelembutan hati seseorang terhadap sesame (QS.9:71)
Menunaikan ZIS merupkan ungkapan syukur atas nikmat yang diberikan Allah kepada kita
Zakat adalah salah satu rukun Islam yang diketahui oleh setiap muslim, sebagaimana
mereka mengetahui sholat dan rukun-rukun Islam lainnya.
Menghindari kesenjangan sosial antara aghniya dan dhu’afa. Pilar amal jama’i antara
aghniya dengan para mujahid dan da’i yang berjuang dan berda’wah dalam rangka
meninggikan kalimat Allah SWT.
Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk
Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.
Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan
Untuk pengembangan potensi ummat
Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam
Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat.
Selain itu juga, zakat merupakan ibadah yang memiliki nilai dimensi ganda, trasendental dan
horizontal. Oleh sebab itu zakat memiliki banyak arti dalam kehidupan ummat manusia,
terutama Islam. Zakat memiliki banyak hikmah, baik yang berkaitan dengan Allah SWT
maupun hubungan sosial kemasyarakatan di antara manusia, antara lain.
Menolong, membantu, membina dan membangun kaum dhuafa yang lemah papa dengan
materi sekedar untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Dengan kondisi tersebut mereka
akan mampu melaksanakan kewajibannya terhadap Allah SWT
Memberantas penyakit iri hati, rasa benci dan dengki dari diri orang-orang di sekitarnya
berkehidupan cukup, apalagi mewah. Sedang ia sendiri tak memiliki apa-apa dan tidak ada
uluran tangan dari mereka (orang kaya) kepadanya.
Menjadi unsur penting dalam mewujudakan keseimbanagn dalam distribusi harta (sosial
distribution), dan keseimbangan tanggungjawab individu dalam masyarakat
Dapat menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan Islam yang berdiri atas prinsip-prinsip:
Ummatn Wahidan (umat yang satu), Musawah (persamaan derajat, dan dan kewajiban),
Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) dan Takaful Ijti’ma (tanggung jawab bersama)
Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, emurnikan jiwa (menumbuhkan akhlaq
mulia menjadi murah hati, peka terhadap rasa kemanusiaan) dan mengikis sifat bakhil (kikir)
serta serakah. Dengan begitu akhirnya suasana ketenangan bathin karena terbebas dari
tuntutan Allah SWT dan kewajiban kemasyarakatan, akan selalu melingkupi hati.
Zakat adalah ibadah maaliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi sosial ekonomi
atau pemerataan karunia Allah SWT dan juga merupakan perwujudan solidaritas sosial,
pernyataan rasa kemanusian dan keadilan, pembuktian persaudaraan Islam, pengikat
persatuan ummat dan bangsa, sebagai pengikat bathin antara golongan kaya dengan yang
miskin dan sebagai penimbun jurang yang menjadi pemisah antara golongan yang kuat
dengan yang lemah.
Mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera dimana hubungan seseorang dengan
yang lainnya menjadi rukun, damai dan harmonis yang akhirnya dapat menciptakan situasi
yang tentram, aman lahir bathin. Dalam masyarakat seperti itu takkan ada lagi kekhawatiran
akan hidupnya kembali bahaya komunisme 9atheis) dan paham atau ajaran yang sesat dan
menyesatkan. Sebab dengan dimensi dan fungsi ganda zakat, persoalan yang dihadapi
kapitalisme dan sosialisme dengan sendirinya sudah terjawab. Akhirnya sesuai dengan janji
Allah SWT, akan terciptalah sebuah masyarakat yang baldatun thoyibun wa Rabbun Ghafur.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan.
Manusia adalah makhluk soisal, hal ini disadari benar oleh Islam karenanya Islam
sanga mencela individualistis dan sebailiknya sangat menekankan pembinaan dan semangat
ukhuwah (kolektivisme), bahkan semanat ukuhuwah meruapkansalahsatu risalah islam yan
sangat menonjol.
Kita bisa melihat betapa seriusnya Islam memperhatikan masalah pembinaan
ukhuwah ini didalam ajarannya, diantaranya adalah zakat, infaq shadaqah.
ZIS mengajarkan kepada kita satu hal yang sangat esensial, yaitu bahwa Islam mengakui hak
pribadi setiap anggota masyarakat, tetapi juga menetapkan bahwa didalam kepemilikan
pribadi itu terdapat tanggung jawab social atau dalam kata lain bahwa Islam dengan ajarannya
sangat menjaga keseimbangannya antara maslahat pribadi dan maslahat social.
Zakat, sifatnya wajib dan adanya ketentuannya/batasan jumlah harta yang harus zakat dan
siapa yang boleh menerima.
Infaq, sumbangan sukarela atau seikhlasnya (materi).
Shadaqah, lebih luas dari infaq, karena yang disedekahkan tidak terbatas pada materi saja.
2. Saran.
Dalam makalah kami ini, masih banyak hal yang harus diperbaiki dan dikoreksi,
materi-materi yang disajikan pun masih belum lengkap. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kontribusi positif untuk kemajuan kita bersama, karena kami tidak menunggu sempurna untuk
melakukan sesuatu, tapi kami melakukan sesuatu untuk menuju kesempurnaan.
Daftar Pustaka
Sumber :
http://indo-moeslim.blogspot.com/2010/08/pengertian-dan-dasar-hukum-zakat-infaq.html
http://mading-masjid.blogspot.com/2012/05/artikel-seputar-zakat-infaq-dan.html
http://anakciremai.wordpress.com/2008/06/21/makalah-fiqih-tentang-infaq-shadaqoh-hibah-dan-
hadiah/