Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA

Ny. T DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


DEWASA AKHIR DI DESA KRAPYAK RT 001 RW 010
KELURAHAN KARTASURA KECAMATAN KARTASURA
KABUPATEN SUKOHARJO

Nama Kelompok :
1. Betty Wahyu CT S17167
2. Candra Lia P S17168
3. Desi Fiyolla S17169
4. Devia Damayanti S17170
5. Dila Ariyani S17171
6. Dodi Rahmat H S17172

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2019/202

1
A. PENGKAJIAN
I. DATA UMUM
1. Nama KK : Ny. T
2. Umur : 65 tahun
3. Alamat : Desa Krapyak RT 001 RW 010
4. Pekerjaan KK : Ibu Rumah tangga
5. Pendidikan KK : SD
6. Komposisi keluarga : Ibu , anak

Jenis
Hub. Dgn
No Nama Kelamin Usia Pekerjaan Pendidikan
KK
L P
1. Ny. T P Istri 65 tahun Ibu rumah SD
tangga
2. Nn. B P Anak 25 tahun Swasta SMA

7. Genogram

Ny. Tn.J Ny. Tn.J Tn.J Tn.Y


Ny. 70 th 75 th 70 th
S
T65 S 60 th
65t
HT
70t HT Stroke

Ny.S
Nn.B
38 th
25 th

Keterangan :
: Laki – laki : garis perkawinan

: Perempuan : garis keturunan

2
: Laki – laki meninggal : pasien

: Perempuan meninggal : tinggal serumah

8. Tipe keluarga
Keluarga Ny. T termasuk dalam tipe the single parent family karena
dalam inti terdiri dari ibu dan 1 orang anak..
9. Suku bangsa
Ny. T berasal dari dari suku jawa. Bahasa yang digunakan sehari-hari
oleh keluarga Ny. T adalah bahasa jawa. Menurut Ny. T mengatakan
bahwa tidak ada adat istiadat yang berpengaruh negative terhadap
kesehatan keluarga dan di keluarga tidak ada pantangan budaya
misalnya dalam hal makanan atau kebiasaan lain yang berhubungan
dengan kesehatan.
10. Agama
Ny. T mengatakan agama yang dianut adalah agama islam. Kegiatan
keagamaan yang rutin dilakukan dirumah antara lain sholat berjamaah
Ny. T mengatakan anggota keluarga tidak pernah meninggalkan sholat.
Kegiatan keagamaan yang di ikuti oleh Ny, T secara rutin di lingkungan
RT/RW adalah pengajian
11. Status social ekonomi
Ny. T mengatakan bahwa anaknya belum menikah sudah bisa mengatur
keuangan sendiri. Ny. T mengatakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari cukup dan dapat disisakan untuk tabungan keluarga Ny, T
mengatakan uang yang banyak dikeluarkan adalah untuk biaya belanja
sehari-hari.
12. Aktivitas rekreasi keluaraga
Keluarga Ny.T kadang-kadang berekreasi akhir pekan dengan
mengunjungi tempat-tempat wisata umum bersama dengan anak.
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Ny. T mengatakan sekarang dikeluarganya sudah pada tahap keluarga dewasa
akhir. Ny. T sudah berusia 65 tahun. anaknya belum berumah tangga dan
masih tinggal bersama.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

3
Tahap perkembangan yang seharusnya dilalui oleh keluarga saat ini
keluarga merasa terpenuhi, hanya saja keluarga merasa perlu
mempertahankan apa yang sudah ada untuk pengalaman keluarga
melankah ke proses berikutnya keluarga mengikuti pemeriksaan secara
rutin di posyandu lansia.
3. Riwayat keluarga inti
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ny.T mengatakan mempunyai riwayat hipertensi dan merasakan
gejala pusing
b. Riwayat kesehatan sebelumnya
Saat ini keluarga Ny.T dalam keadaan sehat dan tidak ada anggota
keluarga yang sedang sakit. Penyakit yang sering diderita oleh
keluarga Ny.T adalah paling banyak batuk. Ny.T mengatakan tidak
ada penyakit riwayat penyakit menular, kecuali riwayat penyakit
hipertensi.
III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
a. Kepemilikan rumah
Status rumah Ny.T adalah rumah milik sendiri, Ny.T tinggal dengan
anaknya, jenis bangunan permanen, berukuran 5x 6 m yang terdiri
dari : 1 ruang tamu yang sekaligus dijadikan ruang menonton TV,2
kamar tidur, ruang dapur dan 1 kamar mandi.
b. Kondisi dalam rumah
Saat observasi kondisi dalam rumah cukup rapih, lantai keramik,
dinding permanen, yang dapur terdapat didepan ruang utama dan
ruang istirahat dan ruang tamu ruang menonton TV, terdapat tiga
kamar tidur, terdapat dapur, dan 1 terdapat kamar mandi.
c. Kondisi luar rumah
Saat observasi terdapat halaman rumah bersih dan terawat. Selain
itu, sampah dapur dikumpulkan di taruh di tempat penampungan
sementara..
d. Kebersihan rumah
Kebersihan rumah adalah tanggung jawab semua anggota keluarga,
dimana semua keluarga mempunyai tugas dan tanggung jawab

4
masing-masing dalam kebersihan rumah. Kebersihan rumah Ny.T
sudah cukup bersih.
e. Ventilasi rumah
Terdapat 2 jendela di depan rumah jendela jarang dibuka setiap hari
dan penerangan dalam rumah Ny.T cukup.
f. Saluran pembuangan air limbah
Hasil observasi saluran pembuangan air limbah melalui selokan
tertutup lancar.
g. Air bersih
Hasil wawancara air ditampung diember, yang setiap hari menyala,
sumber sumur, untuk minum Ny.T membeli air isi ulang.
h. Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah, di sapu dikumpulkan dan dibakar sendiri
i. Kamar mandi/WC
Kamar mandi/WC terdapat dibelakang, WC menggunakan WC
jongkok dan menjadi satu dengan kamar mandi. Septic tank berada
jauh dari sumber mata air.
j. Denah rumah
Rumah Ny.T yaitu rumah milik sendiri, bangunan permanen, atap
rumah menggunakan genteng, pencahayaan sudah cukup, jendela
jarang dibuka setiap hari, rumah terdiri dari : 1 ruang tamu dan 1
ruang menonton TV, 2 kamar tidur, ruang dapur dan kamar
mandi/WC.
Perincian Denah Rumah
A E
A
5m

E
U
S

D B

6 CM
Ket:
A: Kamar Tidur E : Kamar Mandi
B : Ruang Tamu D : Dapur
2. Karakteristik tetangga dan komunitas

5
Keluarga Ny.T hidup dilingkungan tempat tinggal yang merupakan
daerah pedesaan. Sebagian besar dari tetangga dilingkungan tempat
tinggal dari Ny.T adalah penduduk asli kartosura sebagian besar bekerja
sebagai buruh harian dan pegawai kantoran dan sebagian besar
berpendidikan sebagai SMA. Ny.T bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga.
Interaksi antar warga banyak dilakukan pada pagi dan malam hari
karena pada siang hari umumnya warga sekitar bekerja.
3. Mobilitas geografis keluarga
a. Lamanya tinggal di daerah ini : Keluarga Ny.T sudah tinggal di
daerah Desa Krapyak dan tinggal rumah bersama keluaga sejak 30
tahun yang lalu, selama membentuk Keluarga Ny.T mengatakan
tidak pernah pindah karena sudah merasa betah tinggal
dikampungnya.
b. Asal daerah sebelum migrasi : -
c. Transportasi yang digunakan : keluarga Ny.T mengatakan
menggunakan sepeda motor.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
a. Perkumpulan keluarga
Keluarga Ny. T mengatakan sering mengikuti perkumpulan yang
dihadiri adalah pengajian rutin yang dilakukan setiap 1 bulan sekali.
b. Interaksi keluarga dengan masyarakat
Interaksi keluarga Ny.T dengan masyarakat baik, saling menghargai
dan gotong royong.
5. Sistem pendukung keluarga
Ny.T mengatakan sebagai pendukung dikeluarganya. Jika ada yang sakit
di keluarganya akan membawa layanan kesehatan diwilayah Ny.T
berupa puskesmas, Bidan desa, posyandu balita dan posyandu lansia.
Ny.T menggunakan fasilitas kesehatan tersebut dan yang sering
digunakan adalah puskesmas dan Bidan desa.
IV. STRUKTUR KOMUNIKASI KELUARGA
1. Pola komunitas keluarga
Ny.T mengatakan setiap hari keluarganya selalu menyempatkan untuk
mengobrol dengan anggota keluarga yang lain. Ketika mereka
berkumpul biasanya yang dibicarakan adalah membahas anak atau
kesehatan. Jika ingin memutuskan sesuatu atau ingin membeli barang,

6
Ny.T akan berdiskusi dengan Nn.B Karena menurut mereka, keputusan
akan lebih tepat jika diputuskan secara bersama – sama.
2. Struktur kekuatan kekeluarga
Ny.T mengatakan dianggota keluarganya yang sehat ada 2 orang sebagai
bentuk kekutan dalam keluarganya.
3. Struktur peran
Ny.T sebagai kepala keluarga, sebagai pelindung, pendidik dan pemberi
rasa aman bagi keluarganya. Nn.B sebagai tulang punggung keluarga.
Anggota keluarga Ny.T berperan dalam tekhnik penyelesaian masalah
dan penghibur, dan pemenuhan kebutuhan sehari – hari. Menurut Ny.T
jika ada salah satu anggota yang sakit dibawa ke puskesmas / dokter
praktik.
4. Nilai dan norma budaya
Dalam keluarga Ny.T masih sangat kental dengan nilai dan norma
budaya keturunan keluarga terdahulu seperti menghormati yang lebih
tua untuk, makan dengan tangan kanan dan selalu bersopan santun. Dan
tidak ada norma dan aturan adat yang meyimpang dari kesehatan.
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi efektif
Hubungan antara se sama anggota keluarga baik, saling mendukung dan
mengingatkan. Masing-masing anggota keluarga saling menyayangi dan
saling perhatian. Bila ada anggota keluarga yang sakit, segera ditangani
dengan membeli obat di warung atau jika tidak lekas sembuh segera
dibawa ke puskesmas atau petugas kesehatan terdekat serta merawat
dengan kasih sayang untuk kesembuhan.
2. Fungsi sosialisasi
Hubungan dengan anggota keluarga sangat baik dan dalam kehidupan
sehari-hari, anggota keluarga tidak ada yang menyimpang dari nilai dan
norma yang berlaku. Hubungan antara anggota dan tetangga juga baik.
Hal tersebut dapat dilihat dari intensitas komunikasi yang di jalin baik
antara keluarga. Pola asuh yang diberikan oleh Ny.T kepada anaknya
demokratis.
3. Fungsi perawatan kesehatan :
a. Mengenal masalah

7
Menurut Ny.T baru mengetahui bahwa dirinya mempunyai riwayat
hipertensi sejak kurang lebih 3bulan lalu. Ny.T dan keluarga
mengatakan tidak mampu mengenal masalah kesehatan yang dialami
oleh Ny.T seperti pengertian hipertensi, tanda gejala maupun faktor
penyebab hipertensi. Ny.T memiliki gejala seperti pusing.
b. Mengambil keputusan
Saat ditanya apa keputusan keluarga untuk mengatasi masalah
kesehatan Ny.T mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit
mereka langsung membawanya ke rumah sakit tanpa harus di
musyawarahkan.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Nn.B mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit mereka akan
dengan penuh kesabaran dan selalu menemani dalam berobat.
d. Memelihara / memodikasi lingkungan
Nn.B mengatakan Jika ada anggota keluarganya yang sakit maka
mereka momodifikasi lingkungan rumah dengan dibuat senyaman
mungkin dan tidak berisik.
e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Ny.T dan keluarga pergi memeriksakan kesehatan dengan
menggunakan asuransi BPJS dan untuk kontrol biasanya ke Dokter
praktik.

VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
a. Stressor jangka pendek < 6 bulan
Menurut Ny.T selama ini hal yang akan membuat keluarganya
merasa kurang enak adalah ketika harus mengalami konflik atau
masalah interen dengan anggota keluarga yang lain, namun dengan
kepala dingin mereka menyelesaikannya dengan baik.
b. Stressor jangka panjang > 6 bulan
Ny.T mengatakan tidak ada masalah dalam kurun waktu lebih dari 6
bulan dan tidak pernah menyelesaikan masalah lebih lebih dari 6
bulan. Sampai saat ini, ketika keluarga Ny.T mengalami masalah,
maka akan segera diselesaikan dan jarang sekali jika menyelesaikan
masalah lebih dari 6 bulan.

8
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor dan situasi
Ny.G dan Tn.H mengatakan apabila ada masalah yang dirasa sangat
berat maka mereka akan memecahkannya secara bersama-sama,
dibicarakan bersama kemudian dicari jalan keluar yang terbaik.
3. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
Jika ada masalah keluarga lebih suka berunding bersama,
bermusyawarah atau konsultasi dengan orang yang lebih tahu untuk
memberikan solusi. Kurang pengetahuan yang menyebabkan strategi
koping keluarga Ny.T masih kurang.

VII. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

PENGKAJIAN Ny.T Nn.B


Nutrisi & Cairan Makan : sehari 3x dengan nasi Makanan : nasi sayur lauk dan
sayur, lauk dan kadang-kadang kadang-kadang buah. Sayur yang
buah. lauk yang biasa dikonsumsi biasa dikonsumsi adalah bayam,
adalah tempe, tahu, telur dan kacang-kacangan. Lauk yang biasa
ayam. untuk Ny.T diit rendah dikonsumsi adalah tempe tahu.
garam porsi makan sekitar 8-10 Porsi makan sekitar 8-12 sendok
sendok makan. makan.
Minuman : Ny.T sehari 6-8 gelas Minuman : sehari 6-8 gelas sehari
sehari.
Istirahat dan Ny.T mengatakan tidak pernah Nn.B mengatakan tidka pernah
Tidur tidur siang dan tidur malam 6 tidur siang dan tidur malam 6-7
jam.Ny.T tidak bias tidur dengan jam. Nn.B dapat tidur dengan
nyenyak dan sering terbangun di nyenyak dan tidak pernah
malam hari terbangun pada malam hari.
Olahraga/Mobili Ny.T waktu untuk berolahraga Nn.B bekerja sebagai swasta
sasi biasa dilakukan setiap 1 minggu sehingga jarang melakukan
sekali olahraga.
Eliminasi (BAB BAK : Kurang lebih 6Xsehari BAK : biasanya 5-7Xsehari
dan BAK) BAB : rutin setiap pagi BAB : tidak rutin kadang pagi
kadang sore dan kadang 2 hari
sekali baru BAB
Personal Mandi 2X/hari jika akan bepergian Mandi 2X/sehari dan menggosok
Hygiene biasanya mandi lagi. Gosok gigi 2 gigi sehari 3 kali saat mandi dan

9
kali sehari setiap mandi dan jika sebelum tidur. Keramas setiap 2
akan tidur. Keramas setiap 3 kali hari sekali
sehari

VIII. PENGKAJIAN TUMBUH KEMBANG KELUARGA


1. Pengkajian Depresi
Dari hasil pengkajian menggunnakan alat ukur KuesionerBeck
Depression Inventory-II dengan cara memberikan penyataan dengan
skor stiap pernyatan dari 0-3, didapatkan skor Ny.T adalah 9, dimana 9
termasuk dalam tidak depresi.
2. Pengkajian Status Fungsional
Dari hasil pengkajian index kemandirian Status Fungsional (Indeks
Kemandrian Katz) didapatkan hasil pengkajian untuk Ny.T
mendapatkan hasil kemandirian dalam hal makan, BAB/BAK,
berpindah, mandi,berpakaian, dapat dilakukan dengan mandiri tanpa
bantuan keluarga.
3. Harapan untuk tingkat kesejahteraan keluarga
Keluarga ingin meningkatkan fungsi afektik, fungsi sosialisasi, fungsi
perawatan kesehatan, fungsi ekonomi, fungsi psikologis.
4. Harapan untuk perawat yang memberikan pendidikan kesehatan
Keluarga mengharapkan, perawat mampu memberikan informasi yang
lebih bermanfaat bagi seluruh anggota keluarga. Khususnya penyakit
Hipertensi yang sampai saat ini Ny.T tidak mengetahui mengenai
penyakitnya (pengertian, penyebab, dan cara mengontrolnya).

IX. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaa Ny.T Nn.B


n fisik
Keadaan Baik, Composmentis Baik, Composmentis
Umum
Tanda-tanda TD : 140/100 mmHg TD : 120/100 mmHg, 
vital N : 88x/m, N : 88x/m,
S : 360C S : 36,50C
R : 22x/m R : 22x/m

10
BB : 60 Kg BB : 55 Kg
TB : 155 Cm TB : 159 Cm

Kepala Mesochepal, tidak ada lesi, Mesochepal, tidak ada lesi,


benjolan, rambut beruban benjolan, rambut beruban bersih,
bersih, lurus lurus
Mata Fungsi penglihatan baik, Fungsi penglihatan baik, simetris,
simetris, Konjungtiva tidak terlihat anemis,
Konjungtiva tidak terlihat tidak ada katarak
anemis, tidak ada katarak
Hidung Simetris, tidak ada pernafasan Simetris, tidak ada pernafasan
cuping hidung, tidak ada polip cuping hidung, tidak ada polip
Telinga Simetris, keadaan bersih, Fungsi Simetris, keadaan bersih, Fungsi
pendengaran baik pendengaran baik
Mulut Bersih, mukosa bibir lembab, Bersih, mukosa bibir lembab,
tidak ada stomatitis tidak ada stomatitis
Leher Tidak ada pembesaran tiroid dan Tidak ada pembesaran tiroid dan
trachea trachea
Dada Simetris, fokal fremitus dada kanan Simetris, fokal fremitus dada kanan :
: dada kiri, sonor, tidak terdengar dada kiri, sonor, tidak terdengar
suara nafas tambahan suara nafas tambahan
Paru-paru Tidak dikaji Tidak dikaji
Jantung Tidak dikaji Tidak dikaji
Abdomen Tidak dikaji Tidak dikaji
Ektremitas Atas: akral hangat, tidak ada Atas : akral hangat, tidak ada lesi,
lesi, jejas, oedema jejas, oedema bawah : akral
Bawah: akral hangat, tidak ada hangat, tidak ada lesi, tidak ada
lesi, tidak ada jejas, oedema jejas, oedema.
Kulit Keadaan kulit saomatang, kulit Keadaan kulit saomatang, kulit
nampak bersih. nampak bersih.

Turgor Turgor kulit lembab, capillary Turgor kulit lembab, capillary


refill <2 detik. refill <2 detik.
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

X. DIGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA


1. Analisa Data

NO DATA DIAGNOSIS

11
KEPERAWATAN
1. Data Subjektif : Resiko ketidakstabilan
- Ny.T mengatakan sering merasa pusing tekanan darah (D.0267)
Data Objektif :
- Klien menderita hipertensi sejak 3 bulan
terakhir
- Klien memiliki riwayat keturunan hipertensi
TD : 140/100 mmHg, RR : 22x/m, HR : 88x/m,
S : 36,5oC

2. Data Subjektif : Deficit pengetahuan


- Ny.T mengatakan sering pusing tentang hipertensi
- Ny.T mengatakan tidak mengetahui apa itu (D.0111)
hipertensi, penyebab hipertensi
Data Objektif :
TD : 140/100 mmHg, RR : 22x/m, HR :
88x/m, S : 36,5oC

2. Scoring
Dx. Resiko ketidakstabilan tekanan darah

Kriteria Skor Bobot Rumus Menghitung Rasionalisasi


1. Sifat Masalah: 1
a. Aktual 3 Sifat masalah yang
b. Resiko/Ancaman 2 1 muncul x bobot
kesehatan Skor
c. Keadaan sejahtera/ 2 3x1
diagnosis sehat 3
2. Kemungkinan masalah 2
dapat diubah Kemungkian masalah
a. Mudah 2 2 yang muncul x bobot
b. Sebagian 1 Skor
c. Tidak dapat 0 2x2

12
2
3. Kemungkinan masalah 1
dapat dicegah Kemungkian masalah
a. Tinggi 3 1 yang muncul x bobot
b. Cukup 2 Skor
c. Rendah 1 3x1
3
4. Menonjolnya masalah 0
a. Masalah dirasakan dan 2 Menonjolnya masalah
harus segera ditangani 1 yang muncul x bobot
b. Ada masalah tetapi tidak 1 Skor
perlu ditangani 0x1
c. Masalah tidak dirasakan 0 2
Jumlah Total Hasil 4

Dx.Defisit Pengetahuan
Kriteria Skor Bobot Rumus Menghitung Rasionalisasi
1. Sifat Masalah: 3
a. Aktual 3 1 Sifat masalah yang
b. Resiko/Ancaman 2 muncul x bobot
kesehatan Skor
c. Keadaan sejahtera/ 1
diagnosis sehat 3x1
3
2. Kemungkinan masalah Kemungkian masalah 2
dapat diubah yang muncul x bobot
a. Mudah 2 2 Skor
b. Sebagian 1 1x 2
c. Tidak dapat 0 2
3. Kemungkinan masalah Kemungkian masalah 1
dapat dicegah yang muncul x bobot
a. Tinggi 3 1 Skor
b. Cukup 2
c. Rendah 1 2x1
3
4. Menonjolnya masalah 1
a. Masalah dirasakan Menonjolnya masalah
dan harus segera 2 1 yang muncul x bobot
ditangani Skor
b. Ada masalah tetapi 1 2x1
tidak perlu 2
ditangani
c. Masalah tidak 0
dirasakan
Jumlah Total Hasil 32
3

3. Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri Akut (D.0077)

13
b. Defisit Pengetahuan (D.0111)

XI. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil Keperawatan
1. 21/09/ Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
2020 (D.0077) tindakan keperawatn (I.08238)
selama 1x kunjungan Observasi
keperawatan, -Identifikasi skala nyeri
dibarapkan masalah Terapeutik
keperawatan nyeri akut -Berikan teknik
dapat teratasi, dengan nonfarmakologis untuk
kriteria hasil : mengurangi rasa nyeri
Kontrol Nyeri Edukasi
(L.008063) -Ajarkan teknik
-Melaporkan nyeri nonfarmakologis
terkontrol Kolaborasi
-Kemampuan -Kolaborasi pemberian
mengenali penyebab analgesik
nyeri
-Kemampuan
menggunakan teknik
non-farmakologis
2. 22/09/ Defisit Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
2020 Pengetahuan tindakan keperawatn (L.12383)
(D.0111) selama 1x kunjungan Observasi
keperawatan, -Identifikasi kesiapan dan
dibarapkan masalah kemampuan menerima
keperawatan deficit informasi
pengetahuan dapat Terapeutik
teratasi, dengan kriteria -Sediakan materi
hasil : Pendidikan Kesehatan
Tingkat Pengetahuan Edukasi
(L.12111) -Berikan kesempatan
1.Verbalisasi minat untuk bertanya
dalam belajar Kolaborasi

14
meningkat -Ajarkan perilaku hidup
2. Kemampuan bersih dan sehat
menjelaskan
pengetahuan tentang
suatu topik meningkat
3. Pertanyaan tentang
masalah yang dihadapi
meninngkat

XII. IMPLEMENTASI

Hari/ No. Implementasi Respon Ttd


Tgl/ Dx
Jam
Senin, 21 1 Mengidentifikasi skala nyeri S : Klien mengatakan nyeri
Septembe kepalanya sering pusing
r O : Klien menederita hipertensi
.2020 sejak 10 tahun terakhir
TD : 140/100 mmHg
N : 88x/m,
S : 360C
R : 22x/m
2 Memberikan teknik S : Klien mengatakan bersedia
nonfarmakologis untuk diberikan teknik
mengurangi rasa nyeri nonfarmakologis
O : Klien tampak memahami
apa yang sudah dijelalskan oleh
perawat
3 Mengajarkan teknik S : Klien mengatakan bersedia
nonfarmakologis untuk diajarkan teknik
nonfarmakologis
O : Klien tampak memahami
4 Mengkolaborasi pemberian S : Klien mengatakan sudah CC
analgesic diberikan obat analgesic
O : Klien tampak tenang
Selasa,,22 1 Mengidentifikasi kesiapan dan S :Klien mengatakan bersedia

15
Septembe kemampuan menerima diberikan informasi
r informasi O : Kllien tampak memahami
2020 apa yang sudah disampaikan
2 Menyediakan materi S :Klien mengatakan sudah
Pendidikan Kesehatan memahami
O:Klien tampak sudah mengerti
apa yang telah dijelaskan
3 Memberikan kesempatan S : Klien mengatakan sudah
untuk bertanya memahami apa materi yag tealh
disampaikan
O : Klien tampak sudah tidak
kebingungan
4 Mengajarkan perilaku hidup S : Klien mengatakan bersedia
bersih dan sehat melakukan perilaku hidup bersih
dan sehat
O : Klien tampak sudah
memahami

XIII. EVALUASI

No Tanggal Diagnosa Evaluasi TTD


. Keperawatan
1 Senin,21 Nyeri Akut (D.0077) S : Klien mengatakan nyeri
September kepalanya sering pusing
2020 O : Klien menederita
hipertensi sejak 10 tahun
terakhir
TD : 140/100 mmHg
N : 88x/m,
S : 360C
R : 22x/m
A : Masalah Nyeri Akut belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi :
-Identifikasi skala nyeri

16
-Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
-Ajarkan teknik
nonfarmakologis
-Kolaborasi pemberian
analgesik

2 Selasa, 22 Defisit Pengetahuan (D.0111) S:


september - Ny.T mengatakan
2020 sering pusing
- Ny.T mengatakan
tidak mengetahui apa
itu hipertensi,
penyebab hipertensi
O:TD : 140/100 mmHg, RR :
22x/m, HR :88x/m, S : 36,5oC
A : Masalah Defisit
Pengetahuan belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
-Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
-Sediakan materi
Pendidikan Kesehatan
-Berikan kesempatan
untuk bertanya
-Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat

17
A.Hipertensi

1.Definisi

Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan


peningkatan tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013; Ferri,
2017). Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu jenis
penyakit yang mematikan di dunia dan faktor risiko paling utama terjadinya
hipertensi yaitu faktor usiasehingga tidak heran penyakit hipertensi sering
dijumpai pada usia senja/ usia lanjut (Fauzi, 2014), sedangkan menurut Setiati
(2015), hipertensi merupakan tanda klinis ketidakseimbangan hemodinamik
suatu sistem kardiovaskular, di mana penyebab terjadinya disebabkan oleh
beberapa faktor/ multi faktorsehingga tidak bisa terdiagnosis dengan hanya satu
faktor tunggal (Setiati, 2015).

2.Klasifikasi

Klasifikasi tekanan darah menurut WHO-ISH (World Health


Organization-International Society of Hypertension), dan ESH-ESC (European
Society of Hypertension-European Society of Cardiology), 2014. Mean Arterial

18
Pressure (MAP) adalah hasil rata-rata tekanan darah arteri yang dibutuhkan
untuk sirkulasi darah sampai ke otak. Supaya pembuluh darah elastis dan tidak
pecah, serta otak tidak mengalami kekurangan oksigen/normal, MAP yang
dibutuhkan yaitu 70-100 mmHg. Apabila < 70 atau > 100 maka tekanan darah
rerata arteri itu harus diseimbangkan yaitu dengan meningkatkan atau
menurunkan tekanan darah pasien tersebut (Wahyuningsih, 2016; Baird, 2016).

3.Etiologi

Menurut Smeltzer (2013), berdasarkan penyebab terjadinya, hipertensi terbagi


atas dua bagian, yaitu :

a.Hipertensi Primer (Esensial)

Jenis hipertensi primer sering terjadi pada populasi dewasa antara 90%
-95%. Hipertensi primer, tidak memiliki penyebab klinis yang dapat
diidentifikasi, dan juga kemungkinan kondisi ini bersifat multifaktor
(Smeltzer, 2013; Lewis, Dirksen, Heitkemper,& Bucher,2014). Hipertensi
primer tidak bisa disembuhkan, akan tetapi bisa dikontrol dengan terapi
yang tepat. Dalam hal ini, faktor genetik mungkin berperan penting untuk
pengembangan hipertensi primer dan bentuk tekanan darah tinggi yang
cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun (Bell,
Twiggs, & Olin, 2015).

b.Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder memiliki ciri dengan peningkatan tekanan darah


dan disertai penyebab yang spesifik, seperti penyempitan arteri renalis,
kehamilan, medikasi tertentu, dan penyebab lainnya.Hipertensi sekunder
juga bisa bersifat menjadi akut, yang menandakan bahwa adanya
perubahan pada curah jantung (Ignatavicius, Workman, & Rebar, 2017).

4.Faktor Risiko

Menurut Fauzi (2014), jika saat ini seseorang sedang perawatan


penyakit hipertensi dan pada saat diperiksa tekanan darah seseorang tersebut
dalam keadaan normal, hal itu tidak menutup kemungkinan tetap memiliki
risiko besar mengalami hipertensi kembali. Lakukan terus kontrol dengan
dokter dan menjaga kesehatan agar tekanan darah tetap dalam keadaan
terkontrol. Hipertensi memiliki beberapa faktor risiko, diantaranya yaitu :

19
a.Tidak dapat diubah:

1)Keturunan

2)Usia

b.Dapat diubah:

1)Konsumsi garam

2)Kolesterol

3)Kafein

4)Alkohol

5.Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh


darahterletak dipusat vasomotor medulla otak. Rangsangan pusat
vasomotoryang dihantarkan dalam bentuk impuls bergerak menuju ganglia 17
simpatis melalui saraf simpatis. Saraf simpatis bergerakmelanjutkan keneuron
preganglion untuk melepaskan asetilkolin sehingga merangsang saraf
pascaganglion bergerak ke pembuluh darah untuk melepaskan norepineprin
yang mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Mekanisme hormonal sama
halnya dengan mekanisme saraf yang juga ikut bekerja mengatur tekanan
pembuluh darah (Smeltzer &Bare, 2010). Mekanisme ini antara lain :

a.Mekanisme vasokonstriktor norepineprin-epineprin

Perangsangan susunan saraf simpatis selain menyebabkan eksitasi pembuluh


darah juga menyebabkan pelepasan norepineprin dan epineprin oleh medulla
adrenal ke dalam darah. Hormon norepineprin dan epineprin yang berada di
dalam sirkulasi darah akan merangsang pembuluh darah untuk
vasokonstriksi. Faktorseperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor (Saferi &Mariza,
2013).

20
b.Mekanisme vasokonstriktor renin-angiotensin

Renin yang dilepaskan oleh ginjal akan memecah plasma menjadi

substrat renin untuk melepaskan angiotensin I,kemudian dirubah menjadi


angiotensin II yang merupakan vasokonstriktor kuat.Peningkatan tekanan
darah dapat terjadi selama hormon ini masih menetap didalam darah
(Guyton, 2012).

Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer


memiliki pengaruh pada perubahan tekanan darah yang terjadipada lanjut
usia (Smeltzer & Bare, 2008). Perubahan struktural dan fungsional meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan kemampuan
relaksasi otot polos pembuluh darah akan menurunkan kemampuan distensi
dan daya regang pembuluh darah,sehingga menurunkan kemampuan aorta
dan arteri besar dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan
peningkatan tahanan perifer (Saferi & Mariza, 2013).

6.Komplikasi Hipertensi
Hipertensi yang terjadi bertahun-tahun tanpa ada upaya untuk mengontrol bisa
merusak berbagai organ vital tubuh yaitu, otak, jantung, ginjal,mata, kaki
7. Pengobatan Hipertensi
Tujuan utama pengobatan penderita hipertensi adalah tercapainya penurunan
maksimum risiko total morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler. Hal ini
memerlukan pengobatan semua faktor risiko reversible yang ditemukan
seperti merokok, peningkatan kolesterol, diabetes mellitus dan pengobatan.
8. Strategi Manajemen Penatalaksaan Hipertensi
1.Non farmakologis
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan tekanan
darah, dan secara umum sangat menguntungkan dalam menurunkan risiko
permasalahan kardiovaskular. Pada pasien yang menderita hipertensi derajat
1, tanpa faktor risiko kardiovaskular lain, maka strategi pola hidup sehat
merupakan tatalaksana tahap awal, yang harus dijalani setidaknya selama 4 –6
bulan. Bila setelah jangka waktu tersebut, tidak didapatkan penurunan tekanan
darah yang diharapkan atau didapatkan faktor risiko kardiovaskular yang lain,
maka sangat dianjurkan untuk memulai terapi farmakologi(Perhimpunan
Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 2015).

21
Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan oleh banyak guidelines adalah :
a. Penurunan berat badan.
b. Mengurangi asupan garam.
c. Olah raga.
d. Mengurangi konsumsi alkohol.
e. Berhenti merokok.

2.Terapi farmakologi

Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai bila pada pasien
hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan darah setelah
> 6 bulan menjalani pola hidup sehat dan pada pasien dengan hipertensi
derajat ≥ 2. Beberapa prinsip dasar terapi farmakologi yang perlu
diperhatikan untuk menjaga kepatuhan dan meminimalisasi efek
samping,yaitu :

a. Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal


b. Berikan obat generic (non-paten) bila sesuai dan dapat mengurangi
biaya
c. Berikan obat pada pasien usia lanjut ( diatas usia 80 tahun ) seperti
pada usia 55 –80 tahun, dengan memperhatikan faktor komorbid.
d. Jangan mengkombinasikan angiotensin converting enzyme inhibitor
(ACE-i) dengan angiotensin II receptor blockers (ARBs)
e. Berikan edukasi yang menyeluruh kepada pasien mengenai terapi
farmakologi
f. Lakukan pemantauan efek samping obat secara teratur.

22
DAFTAR PUSTAKA

Abdulsalam, S., Olarewaju O., Olugblenga-Bello A., Abdus-salam I., 2014.


Sociodemographic Correlates of Modifiable Risk Factor for Hypertension in a
Rural Local Government Area of Oyo State South West Nigeria. International
Journal of Hypertension[cited:2017 Mei 28] Available from:
hhtp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4281460

Aisyiyah Nur Farida. 2012. Faktor Risiko Hipertensi pada empat Kabupaten/Kota
dengan Prevalensi Hipertensi Tertinggi.

Anggraeny,R., Wahiduddin, Rismayanti. 2013. ‘‘Faktor Risiko Aktivitas Fisik,


Merokok, Dan Konsumsi Alkohol Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Lansia
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pattigollong Kota Makassar”(Jurnal Penelitian).
Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Hasanuddin.

23
Aripin. 2015. “Pengaruh Aktivitas Fisik, Merokok, Dan Riwayat Penyakit Dasar
Terhadap Terjadinya Hipertensi Di Puskesmas Sempu Kabupaten
Banyuwangi Tahun 2015” (tesis). Denpasar:Program Pasca Sarjana
Universitas Udayana.

Dinas Kesehatan Kota Denpasar. 2016. Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun
2015.Denpasar Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2015. Profil Dinas Kesehatan
Provinsi Bali. Profil Kesehatan Provinsi Bali, 142.

Kemenkes.RI. 2014. Pusdatin Hipertensi. Infodatin, (Hipertensi), Hal 1–7.


Kementerian Kesehatan RI.2007. Riset Kesehatan Dasar 2007. Badan
Penelitian Pengembangan Kesehatan

24

Anda mungkin juga menyukai