Black Books UKMPPD 2019 PDF
Black Books UKMPPD 2019 PDF
DAFTAR ISI
Interna .................................................................................................................................................... 3
Pediatri................................................................................................................................................... 82
Bedah ..................................................................................................................................................... 101
Obsetri-Ginekologi ............................................................................................................................... 124
Anestesiologi ........................................................................................................................................ 151
Oftalmologi............................................................................................................................................ 158
THT-KL ................................................................................................................................................... 175
Dermatovenerologi .............................................................................................................................. 194
Neurologi ............................................................................................................................................... 215
Psikiatri .................................................................................................................................................. 227
Forensik dan Medikolegal ................................................................................................................... 239
Ilmu Kesehatan Masyarakat ............................................................................................................... 256
JKN dan BPJS ...................................................................................................................................... 279
OSCE ...................................................................................................................................................... 284
Black Books for UKMPPD 3
INTERNA
ENDOKRINOLOGI
1. Tirotoksikosis dan Hipertiroidisme
Tirotoksikosis: manifestasi klinis akibat peningkatan hormon tiroid dalam darah
Hipertiroidisme: tirotoksikosis yang diakibatkan oleh hiperaktifitas kelenjar tiroid.
Indeks Wayne >19.
Pemeriksaan TSH, FT3, dan FT4
Diagnosis TSH FT3 FT4
Bukan hipertiroidsime N N N
TSH secreting pituitary adenoma
N/↑ ↑ ↑
Thyroid hormone resistance syndrome
Hipertiroidisme Subklinik ↓ N N
Hipertiroidisme ↓ ↑ ↑
o Penatalaksanaan:
Rehidrasi dan koreksi elektrolit, vitamin, glukosa, kompres es
Koreksi hipertiroidisme : PTU dosis besar, sol lugol 10 gtt / 6 – 8 jam
Hambat koversi T4 T3 : propanolol / b blocker lain
2. Hipotiroidisme
Defisiensi hormon tiroid
Klinis:
o Lelah, kulit kering, mengantuk, suara serak, peningkatan BB, gangguan
menstruasi
o Bergerak lambat, bicara lambat, bradikardia, hiporefleks, myxedema
(penebalan kulit, non pitting edema pada jaringan lunak)
Pemeriksaan Hormon
Diagnosis TSH FT4
Hipotiroidisme Primer ↑ ↓
Hipotiroidisme Sekunder ↑ N
Hipotiroidisme Subklinik ↓/N ↓
Hashimoto’s Disease
o Penyebab paling sering dari hipotiroidisme
o Penyakit autoimun terhadap jaringan tiroid
o Struma difus
Hipotiroid pada kehamilan
o Hormon tiroid pada janin mulai terbentuk setelah minggu ke 11
o Pada kehamilan antibodi dapat melewati plasenta. Jika ibu menderita
penyakit hashimoto, maka fetus akan mengalami hipotiroid
o Hormon tiroid dibutuhkan untuk perkembangan kognitif fetus
Hipotiroid pada bayi (Kretinisme)
o Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
o Malas makan
o Prolonged neonatal jaundice
o Hernia umbilicalis
o Lidah menonjol keluar
o Keterlambatan pertumbuhan tulang
Black Books for UKMPPD 5
o Retardasi mental
Penatalaksanaan : Levotiroksin
Koma Miksedema
o Pemicu: wanita usia lanjut, infeksi, paparan udara dingin, obat-obatan,
gangguan metabolik
o Tampilan klinis: riwayat hipotiroid lama, hipotermia berat (< 27° C), bradikardi,
gagal nafas, penurunan kesadaran
o Penatalaksanaan: hormon tiroid IV
3. Goiter Non-toxic
Merupakan pembesaran kelenjar tiroid tanpa disertai gejala tirotoksikosis /
hipertiroidisme
Paling banyak diakibatkan karena defisiensi iodium, dan menjadi endemik di daerah
yang tanahnya kurang mengandung iodium.
Terapi:
o Jika tidak terdapat gejala, tidak perlu diberikan terapi
o Jika menimbulkan gejala obstruktif pada trakhea atau esofagus atau vena
jugular, maka goiter diterapi dengan radioaktif iodin terapi atau dengan
pembedahan (lebih cepat menghilangkan gejala obstruksi)
4. Hiperparatiroidisme
Hormon paratiroid berfungsi untuk meningkatkan kadar kalsium darah dengan
melepaskan kalsium dari tulang , meningkatkan resorbsi kalsium di ginjal, dan
peningkatan produksi calcitrion yang dapat meningkatkan absorbsi kasium di usus.
Hiperparatiorid primer : 80 % disebabkan adenoma
Hiperparatiroid sekunder: gagal ginjal kronik, defisiensi vitamin D
Tampilan klinis:
o Letargi, lelah, depresi, neurosis, konstipasi, mual, muntah
o Hiperkalsemia
o Osteoporosis, osteomalasia
o Nefrolithiasis
Penatalaksanaan:
o Estrogen (hambat resorpsi tulang)
o Calcitonin (hambat aktifitas osteoklas)
o Bhiposponate
Black Books for UKMPPD 6
o Vit. D
5. Hipoparatiroidisme
Etiologi
Sering terjadi setelah operasi tiroidektomi karena diduga terjadi hipoksia dari
glandula paratiroid
Tampilan klinis:
o Hipokalsemia
o Keram otot, paraestesi, kejang, nefrolitiasis
Penatalaksanaan:
Kalsium oral dan vitamin D
6. Diabetes Melitus
a. Klasifikasi
DM tipe 1 (90% autoimun) : defek insulin absolut
DM tipe 2: resistensi insulin
DM gestasional: pertama kali menderita DM saat hamil
b. Diagnosis
Gejala klasik DM: polifagia (sering lapar), polidipsi (sering haus), poliuria (banyak
buang air kecil), penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya
Kriteria diagnosis DM:
Gejala klasik DM ditambah:
o Gula Darah Sewaktu (GDS) ≥ 200 mg/dl
o Gula Darah Puasa (GDP) ≥ 126 mg/dl
Atau Gula Darah 2 Jam Post Prandial (GDPP) setelah Tes Toleransi Glukosa Oral
≥ 200 mg/ dl
Gula Darah Puasa Terganggu (GDPT) : Kadar GDP 100 – 125 mg/ dl
Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): Kadar GDPP setelah TTGO 140 – 199
mg/dl
Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) : diberikan beban glukosa 75 gram kemudian
2 jam kemudian di cek gula darah
Diagnosis DM dengan kriteria HbA1C ≥ 6,5% di Indonesia belum dapat digunakan
secara nasional karena standarisasi laboratorium belum baik
c. Penatalaksanaan
Modifikasi gaya hidup
Black Books for UKMPPD 7
Farmakologi
o DM tipe I : insulin
o DM tipe II:
Golongan Cara Kerja Keterangan
Sulfonilurea , ex: Meningkatkan sekresi insulin: First line untuk DM tipe 2 non-obese
Tolbutamid Stimulasi reseptor pada Diberikan 15-30 menit sebelum makan
Chlorpropamide permukaan sel B dengan Efek samping: hipoglikemia dan penurunan
Glibenclamid cara memblok kanal K+ dan berat badan
Glimepirid membuka kanal Ca+ Glikuidon bagus untuk DM + gangguan
Glikuidone ginjal karena bisa dieksresikan di hepar
Glipizid Glipizid bagus untuk DM + obesitas
Glikazid Glikazid bagus untuk DM + riwayat PJK
karena mempunyai efek anti aggregasi
trombosit
Menghambat absorbsi
Exenatide, Liraglutide Inhibitor DPP – IV Diberikan sesaat sebelum makan
Insulin Diberikan pada:
o Penurunan BB cepat
o HHS, DKA
o Gagal dengan kombinasi OHO
o Kehamilan
o Gangguan fungsi ginjal dan hepar
o Stres berat (infeksi sistemik,
operasi, stroke, AMI)
d. Kegawatdaruratan
Diabetik Ketoasidosis (DKA) atau KAD
o Trias : hiperglikemik (GD > 250 mg/dl) , asidosis (pH arteri < 7.3),
Ketonuria. Tambahan: anion gap ↑ , HCO3 <15 mEq (rendah)
o Tampilan klinis: nafas kusmaul, dehidrasi, hipovolemia, syok, nafas bau
aseton
o Lebih sering pada penderita DM tipe 1
o Riwayat berhenti suntin insulin, demam, infeksi, gastroparesis
o Penatalaksanaan: rehidrasi, insulin, bicarbonat, koreksi kalium
Hiperglikemik Hiperosmolar State (HHS) atau HONK
o Kriteria: hiperglikemik (GD > 600 mg/dl), Hiperosmolar (osmolaritas serum ≥
320 mOSm/kg), dehidrasi, gangguan kesadaran, ketoasidosis ( - )
o Tampilan klinis: kehausan, produksi urin meningkat, infeksi, riw. konsumsi
diuretik, riw. konsumsi alkohol
o Penatalaksanaan: rehidrasi, insulin, koreksi kalium
Hipoglikemia
o Kriteria: Hipoglikemik (GD < 60 mg/dl atau 80 mg/dl dengan gejala klinis),
gejala hipoglikemik (lemas, lapar, mual, keringat dingin, gangguan
kesadaran), membaik setelah dilakukan koreksi glukosa plasma
o Tatalaksana:
Sadar
Berikan gula murni 30 gram
Black Books for UKMPPD 9
c. Penatalaksanaan
- diet rendah garam
- atasi penyebab
- Indometachin, chlorprompamide
9. Dislipidemia
Peningkatan kadar kolesterol total (200 mg/dl) , LDL (>130 mg/dl), trigliserid (>250
mg/dl), serta penurunan HDL (<40 mg/dl)
Kategori risiko untuk menentukan sasaran LDL
Black Books for UKMPPD 12
Obat hipolipidemik
Golongan Cara Kerja Efek
Statin, ex: Menghambat sintesis kolesterol di Efektif menurunkan kadar LDL
Simvastatin hepar Efek samping jarang
Asam Fibrat, ex: Meningkatkan aktifitas lipoprotein Menurunkan trigliserid, meningkatkan
Gemfibrozik lipase HDL
Menghambat produksi VLDL di hepar Efek samping jarang
Meningkatkan aktifitas reseptor LDL
Asam Nikotinat, ex: Menurunkan produksi VLDL di hepar Menurunkan LDL, trigliserid,
Niaspan meningkatkan HDL
Efek samping banyak : gangguan GIT,
gatal, flushing, hiperglikemia,
hiperurisemia
Resin pengikat Mengikat asam empedu di usus Menurunkan kolesterol total, LDL
asam empedu, ex: Menghambat resirkulasi asam empedu HDL naik sedikit
Kolestriramin di siklus enterohepatik Kontraindikasi pada hipertrigliserid:
Peningkatan konversi kolesterol dapat meningkatkan trigliserid dan
menjadi asam empedu menurunkan HDL
Penghambat Menghambat absorbsi kolesterol dari Menurunkan LDL
absorbsi kolesterol, lumen usus ke enterosit
ex: Tidak mempengaruhi absorbsi
Ezetimibe trigliserid, asam lemak, asam empedu,
dan vitamin larut lemak
Black Books for UKMPPD 13
PULMONOLOGI
13. Bronkiektasis
a. Etiologi
Paling sering infeksi, aspirasi, penyakit jaringan ikat, dll
b. Tampilan klinis
Keluhan: batuk berdahak hampir setiap hari selama lebih dari satu bulan, bisa
terdapat hemoptisis bila terjadi infeksi, sesak nafas, nyeri dada, wheezing,
demam, penurunan berat badan
Khas sputum berwarna seperti karat atau sputum 3 lapis.
Gambaran Rontgen thoraks tampak Honeycomb Appearance
c. Penatalaksanaan
Bronkodilator, mukolitik, kortikosteroid inhalasi, antibiotik
14. Bronkhitis Akut
a. Definisi
Peradangan pada bronkus yang ditandai dengan batuk yang berlangsung kurang dari
3 minggu. Disebabkan oleh virus (paling sering), bakteri, atau paparan zat iritan.
b. Klinis
Faringitis diikuti oleh batuk (dapat batuk kering atau berdahak, dapat pula
berdarah)
Wheezing dan Ronkhi Basah Kasar
Demam (jarang sampai lebih dari 40°C)
Black Books for UKMPPD 15
b. Klasifikasi
Derajat asma
Black Books for UKMPPD 18
c. Tatalaksana
Pelega (reliever)
Saat serangan akut
Agonis beta-2 kerja singkat (salbutamol, fenoterol, terbutalin. ES: rangsang
kardiovaskuler, tremor, hipokalemia), kortikosteroid sistemik (predsinon.
Digunakan jika reliever yang lain tidak ada perbaikan), antikolinergik
(ipatropium bromide), metilsantin (aminofilin), adrenalin
Pengontrol (controler)
Sebagai pengontrol jangka panjang
Black Books for UKMPPD 19
c. Diagnosis
Black Books for UKMPPD 22
d. Tipe Kasus
Kasus Baru
Penderita belum pernah mendapat OAT atau pernah mendapat OAT kurang
dari satu bulan.
Kasus Kambuh (relaps)
Pernah mendapat pengobatan TB lengkap dan dinyatakan sembuh kemudian
berobat kembali dengan hasil pemeriksaan BTA positif
Kasus Setelah Putus Berobat (Default)
Telah mendapat pengobatan minimal satu bulan namun putus obat selama
dua bulan lebih dengan BTA positif
Black Books for UKMPPD 23
f. Evaluasi sputum dilakukan pada akhir fase intensif, 1 bulan sebelum pengobatan
berakhir, dan saat pengobatan berakhir
g. TB pada anak
Menggunakan scoring TB anak
Parameter 0 1 2 3
Kontak Tb Tidak Jelas Laporan BTA positif
keluarga BTA
Black Books for UKMPPD 24
negatif atau
BTA tidak
jelas
Uji tuberkulin Negatif Positif (≥ 10 mm,
atau ≥ 5 mm pada
keadaan
immunokompromais
Status Gizi Bawah garis Klinis gizi
merah KMS atau buruk (BB/u
BB/U <80% <60%)
Demam tanpa ≥ 2 minggu
sebab yang jelas
Batuk ≥ 3 minggu
Pembesaran ≥ 1 cm, jumal >
KGB 1, tidak nyeri
Pembengkakan Ada
tulang / sendi pembengkakan
Foto thoraks Normal / Kesan TB
tidak jelas
Jumlah
18. Pneumonia
a. Etiologi
Bakteri, virus, jamur, parasit, kecuali M. Tuberculosis. Onset akut biasanya S.
pneumoniae. Pada orang tua atau immunokompromais Klebsiella, Pseudomonas,
Enterobacter, jamur.
b. Klasifikas
Pneumonia komuniti
Pneumonia nosokomial
Pneumonia aspirasi
Pneumonia pada penderita immunokompromais
c. Tampilan Klinis
Keluhan
Demam, menggigil, suhu tubuh dapat >40° C, batuk dengan dahak purulen /
mukoid kadang disertai darah, sesak, nyeri dada
PF
Bagian sakit tertinggal saat bernafas, fremitus mengeras, perkusi redup,
auskultasi terdengar suara bronkovesikuler sampai bronkhial, ronkhi basah halus
hingga ronkhi basar kasar
Penunjang
o Rontgen thoraks: konsolidasi/ infiltrat dengan air bronkhogram, biasanya
lobaris. Pada bronkopneumonia tampak infiltrat bilateral.
Black Books for UKMPPD 27
Pneumonia
Bronkhopneumonia
o Leukositosis (AL > 10.000)
d. Penatalaksanaan
Golongan penisilin, beta laktam, sefalosporin, fluorokuinolon
19. Pneumothoraks
a. Definisi
Terdapatnya udara bebas dala rongga pleura, dapat primer (tidak ada riwayat
penyakit / trauma), dan sekunder (riwayat penyakit / trauma, biasanya disebakan
pecahnya bullae akibat TB).
b. Tampilan Klinis
Sesak, riwayat trauma / penyakit sebelumnya
Pengembangan dada tidak simetris, fremitus menurun, perkusi hipersonor,
suara nafas menurun
Rontgen thorkas: tampak daerah lusen, tampak pleural line
Black Books for UKMPPD 28
Pneumothoraks sinistra
c. Penatalaksanaan
WSD / chest tube (di SIC V antara linea axilaris anteroir dan linea axilaris media)
20. Efusi Pleura
a. Definisi
Terisinya rongga pleura oleh cairan. Normalnya hanya 1 ml cairan pleura. Tipe:
hidrothoraks (terisi cairan), hemothoraks (terisi darah), Empiema (terisi pus),
chylothorax (terisi cairan limfe)
b. Klinis
Keluhan
Sesak (biasanya > 500 ml), nyeri dada, gejala lain sesuai penyebab
PF:
Pengembangan dada asimetris, fremitus menurun, perkusi redup, suara nafas
menurun, egofoni, pleural friction rub, mediastinal shifting
Penunjang
Pada rontgen thoraks didapatkan sudut kostofrenikus tumpul
GASTROENTEROHEPATOLOGI
24. Esofagitis
Terdiri dari reflux esophagitis, infectious esophagitis, pill esophagitis, eosinophilic
esophagitis
Tampilan klinis: disfagia, odinofagia, heartburn, mual, muntah
Gambaran radiologi: cobble-stone appearance
25. Akalasia
Sfingter esofagus tidak bisa relaksasi
Gejala berupa kesulitan menelan
26. Penyakit Refluks Gastroesofagus dan Laringo-pharyngeal Reflux
Disebabkan karena sfingter esofagus menutup tidak adekuat sehingga
menyebabkan refluks asam lambung
Faktor risiko: usia > 40 tahun, obesitas, kehamilan, merokok, kopi, alkohol, coklat,
makanan berlemak, nitrat, teofilin, verapamil, pakaian ketat, sering mengangkat berat
GERD: heart burn
LPR: suara serak, rasa mengganjal di tenggorokan
Penatalaksanaan:
o PPI (omeprazole)
o Modifikasi faktor risiko
Black Books for UKMPPD 31
o Makan teratur, porsi sedikit tapi sering, tidur minimal 2 jam setelah makan
27. Dispepsia
Menurut ROMA III:
o Adanya 1 atau lebih keluhan rasa cepat penuh setelah makan, cepat kenyang,
nyeri ulu hati / epigastrik, rasa terbakar di epigastrium
o Tidak ada bukti kelainan struktural / organik
o Keluhan minimal terjadi 3 bulan
Alarm Symptom
o Usia > 55 tahun atau dispepsia onset baru
o Penurunan BB yang tidak jelas sebabnya
o Disfagia atau odinofagia
o Anemia
o Muntah persisten
o Teraba massa atau adanya limfadenopati
o Jaundice
o Hematemesis melena
Drug Induced Dyspepsia
NSAID, CCB, Bifosfonat, Kalium, eritromisin, metronidazole, akarbose
Penatalaksanaan
o Jika ada alarm simptom endoskopi (EGD/ esofagogastroduodenoskopi))
o PPI (omeprazole)
o Tes H. pylori dengan urea breath test atau dengan antigen H. pylori. Jika
positif tatalaksana dengan PAC (PPI + amoksisilin + clarytromisin) atau PMC
(PPI + metronidazole + clarytromisin)
28. Ulkus Peptikum
Etiologi
H. pylori.
Tampilan klinis: nyeri epigastrium berulang, dipengaruhi makanan
PF: nyeri tekan epigastrium
Lokasi
o Ulkus gaster: makanan memicu nyeri dengan segera
o Ulkus duodenum: nyeri berkurang dengan makanan, beberapa jam
kemudian baru timbul nyeri
Black Books for UKMPPD 32
Stadium II / ikterik (minggu kedua) : ikterik, kencing coklat, kondisi tubuh baik,
nafsu makan baik, hepatomegali teraba tajam, nyeri tekan. Bilirubin naik
memuncak turun
Stadium III / konvalesen (minggu III-IV): KU membaik, bilirubin naik, SGPT/SGOT
turun
c. Penunjang
Seromarker
o Hepatitis A : IgM anti-HAV (akut), jarang menjadi kronis. IgG anti-HAV (post
infeksi)
o Hepatitis B :
Penanda Serologis Keterangan
HBsAg Infeksi HBV atau pembawa sehat
Anti-HBs Sembuh dan imun
HBeAg Replikasi aktif HBV
Anti-Hbe Replikasi tidak aktif atau integrasi
Anti-HBc IgG Riwayat kontak dengan HBV
HBV DNA Replikasi aktif HBV
DNA-polymerase Replikasi aktif HBV
Akut: HBsAg (+), IgM Anti-HBc (+), Anti HBc (+), Anti-HBs (-)
Window period: HBsAg (-), Anti-HBc (+), Anti-HBs (-)
Sembuh: HBsAg (-), Anti-HBs (+), Anti-HBc (+), Anti-HBe (+)
Hepatitis kronis: HBsAg (+), HBeAg (+), IgG Anti-HBc (+), Anti-HBe (-),
IgM Anti-HBc (-), Anti-HBs (-)
Carrier: HBsAg (+), HBeAg (+), Anti-HBc (+), Anti-HBe (+), Anti-HBs (-)
Imunisasi: Anti-HBs (+), Anti-HBc (-), Anti-Hbe (-)
o Hepatitis C : Anti HCV
Membedakan akut dan kronik
LFT Hepatitis Akut Hepatitis Kronik
SGOT / SGPT <1 >1
Bilirubin direk ↑↑ ↑
Bilirubin Indirek ↑ ↑
Black Books for UKMPPD 34
b. Klinis
Keluhan: nyeri abdomen, mual, muntah, distensi abdomen, demam, ikterik
PF: nyeri tekan epigastrium, Cullen’s Sign, Turner’s Sign
Cullen’s Sign: warna kebiruan di sekitar umbilikus akibat hemoperitoneum
Turner’s Sign: warna blue-red-purple / green brown pada panggul akibat
katabolisme jaringan tersebut
Amilase dan lipase meningkat > 3x
c. Tatalaksana
Puasakan
Pasang NGT
Antibiotik spektrum luas
34. Karsinoma Pankreas
Faktor risiko: laki-laki usia > 40 tahun, diet tinggi protein dan lemak, alkohol, DM,
pankreatitis kronik
Klinis: ikterik, nyeri epigastrium, gejala obstruksi akibat kanker menekan
duodenum
PF: massa di epigastrium, distensi dan pembesaran kantung empedu yang tidak
nyeri (Courvoiser;s sign)
35. Diare Akut
Dilihat berdasarkan patogen
a. E. Coli
Gram negatif, anaerobik fakultatif, bentuk batang, bisa ditemukan di intestinal
distal. Pada biakan di agar Mc Conkey didapatkan pertumbuhan koloni bundar,
halus, memfermentasi glukosa.
Entetotoxin E. coli (ETEC)
Diare tanpa lendir, darah. Riwayat bepergian ke negara berkembang (makanan
tidak higienis).
Enterohemoragic E.Coli (EHEC)
Diare dapat atau tidak disertai lendir, darah. Riwayat mengkonsumsi daging
ayam, daging sapi, daging babi, dll yang tidak dimasak
Enteroinvasive E.Coli (EIEC)
Diare disertai lendir, darah. Riwayat konsumsi daging ayam dan susu yang tidak
dimasak, keju.
Black Books for UKMPPD 36
Terapi: metronidazole
f. Stafilokokus aureus
Bakteri gram positif, bentuk rantai/coccus, aerob
Riwayat konsumsi daging ayam, sapi, babi, dll yang tidak dimasak
Terapi: fluorokuinolon, azitromisin
g. Salmonella thypii
Bakteri berbentuk batang, berflagel, anaerob, gram negatif
Demam, mual, muntah, nyeri perut, diare dapat atau tanpa disertai lendir dan
darah
Terapi: kloramfenikol, ciprofloksasin, amoxicillin, cotrimoxazole
h. Rotavirus
Diare cair, kekuningan, tidak disertai darah, disertai demam, nyeri perut
Terapi: rehidrasi, zinc
i. Balantidium coli
Protozoa bersilia, mempunyai makronukleus dan mikronukleus, protozoa terbesar
yang menginfeksi manusia
Riwayat kontak dengan babi atau konsumsi air / makanan yang tercemar
kotoran babi
Diare lendir darah, profus
Habitan protozoa di colon ascenden
Terapi: cairan, metronidazole
j. C. dificle
Terganggunya flora normal usus karena penggunaan antibiotik
Black Books for UKMPPD 38
Endoskopi: cobblestone
appearance
c. Kriteria RIFFLE
Risk: creatitin ↑ 50%
Injury: creatinin ↑ 100%
Failure: creatitin ↑ 150%
Loss: berlangsung >4 minggu
End-stage: berlangsung > 3 bulan
40. Gagal Ginjal Kronik
a. Definisi
Keadaan klinis yang ditandai penurunan fungsi ginjal secara irreversibel
b. Etiologi
DM
Penyakit glomerular: autoimun, infeksi sistemik, obat (NSAID)
Penyakit vaskular: hipertensi, mikroangiopati
Penyakit polikistik kistik ginjal
Keracunan obat (siklosporin, takrolismus)
c. Tampilan Klinis
Trias CKD: hipertensi, anemia, edema
Dispneu (edema pulmo)
Nyeri pinggang menjalar
d. Klasifikasi
Grade I: GFR > 90%
Grade II: GFR 60-89%
Grade III: GFR 30-59%
Grade IV: GFR 15-29%
Grade V: GFR <15%
e. Indikasi CITO HD
Asidosis (pH <7,2), hiperkalemia berat, uremia (ureum > 200), overload cairan
(sesak karena edema pulmo)
40. Sindroma Nefrotik
Klinis
o Proteinuria (>3 g/24 jam atau dipstik +3)
o Hipoalbuminemia
o Hiperkolesterolemia
Black Books for UKMPPD 41
o Edema
Terminologi
o Remisi
Proteinuria negatif 3 hari berturut-turut dalam satu minggu
o Relaps
Proteinuria ≥ +2 3 hari berturut-turut dalam satu minggu
Relaps jarang: kurang dari 2x dalam 6 bulan atau 4x dalam satu tahun
Relaps sering: ≥ 2x dalam 6 bulan atau ≥ 4x dalam setahun
o Dependen steroid
Relaps 2x berurutan saat dosis steroid diturnkan atau 14 hari setelah dosis
steroid dihentikan
o Sensitif steroid
Remisi pada pengobatan steroid dosis penuh selama 2mg/KgBB/hari selama 4
minggu
o Resisten steroid
Tidak terjadi remisi pada pengobatan steroid dosis penuh. Indikasi biopsi ginjal.
41. Sindroma Nefritik
Disebabkan glomerulonefritis akut
Klinis: hematuria, proteinuria, hipertensi, penurunan fungsi ginjal, silinder eritrosit
Biasanya pada anak-anak. Didahului infeksi oleh Streptococcus B hemolitikus grup
A (biasanya faringitis atau impetigo). Reaksi hipersensitifitas tipe 3 (melibatkan
komplemen C3)
Pemeriksaan penunjang dengan ASTO
Black Books for UKMPPD 42
42. Hipertensi
a. Guidline hipertensi menurut JNC8
Black Books for UKMPPD 43
c. Hipertensi Urgensi
o Tekanan darah sangat tinggi (≥ 180/110 mmHg)
o Tidak disertai kelainan / kerusakan organ target
o Terapi dengan antihipertensi oral untuk menurunkan tekanan darah dalam
beberapa jam
d. Hipertensi Emergensi
o Tekanan darah sangat tinggi (≥ 180/100 mmHg)
Black Books for UKMPPD 44
KARDIOLOGI
ST Depresi
o Lokasi infark
Anterior: V1-V6
Anteroseptal: V1-V4
High Lateral: I, aVL, V5, V6
Inferior: II, III, aVF
Black Books for UKMPPD 46
Jika didapatkan gejala gagal jantung kanan dan kiri maka disebut gagal jantung
kongestif.
c. NYHA Functional Class
I : Sesak saat aktifitas berat (lari, naik tangga)
II : Sesak saat aktifitas lebih ringan
III : Sesak saat aktifitas sehari-hari
IV : sesak saat istirahat
d. Tatalaksana
Diuretik, ACE-i / ARB, Beta blocker (bila hemodinamik stabil), digoksin, vasodilator
45. Aritmia
Black Books for UKMPPD 47
Aritmia adalah kelainan pada frekuensi, regularitas, lokasi asal, atau kondiksi
listrik jantung. Irama sinus normal adalah irama yang dicetuskan oleh nodus sinus
(sinoartrial node) yang kemudian diteruskan ke AV node, berkas hiss, cabang berkas
kanan dan kiri, serabut purkinje, kemudia ke ventrikel dengan irama yang reguler dan
frekuensi 60-100 x/menit. Selain dari itu disebut aritmia.
Aritmia dibagi menjadi supraventrikular dan ventrikular. Dalam ekg aritmia
supraventrikular ditandai dengan kompleks QRS yang sempit, sedangkan aritmia
ventrikuler ditandai dengan kompleks QRS yang lebar.
Aritmia supraventrikel tersering: sinus bradikardia, sinus takikardia, paroksismal
supraventrikular takikardi, atrial fibrilasi, atrial flutter
Aritmia ventrikular tersering: ventrikel takikardia dan ventrikel fibrilasi
Aritmia letal atau yang dapat menyebabkan kematian adalah VF, VT pulseless, PEA,
dan asistol
Sinus bradikardia
47. Endokarditis
Proses peradangan pada endokardium oleh karena infeksi
Biasanya mengenai katup mitral dan aorta
Klinis:
diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria Duke (2 kriteria mayor/ satu mayor 3
minor/ 5 minor)
Kriteria mayor:
o Kultur darah positif untuk organisme penyebab endokarditis (strep. Viridins /
bovis, HACEK, enterococcus, staph. Aureus tanpa fokus primer di tempat lain)
yang di ambil dari 2 waktu berbeda
o Ekokadriografi menunjukkan adanya gambaran seperti terombag-ambing pada
katup, biasanya di katup mitral
Kriteria minor:
RHEUMATOLOGI
Faktor risiko: usia tua, wanita, defisiensi estrogen, merokok, penggunaan jangka
lama steroid , penggunaan jangka lama hormon tiroid
Klinis biasanya pasien datang dengan fraktur patologis (fraktur dimana pada orang
normal dengan beban tulang tersebut tidak terjadi fraktur) atau kifosis (bungkuk)
Bone Mineral Density / BMD
Normal ≥ -0,1
Osteopenia antara -0,1 sampai -2,5
Osteoporosis ≤ -2,5
Tatalaksana
Perubahan gaya hidup, suplemen kalsium, vitamin D, estrogen, paratyroid hormon
57. Systemic Lupus Erythematosus
SLE merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan inflamasi kronik yang dapat
mengenai banyak organ
Kriteria diagnosis menurut ACR
Diagnosis ditegakkan minimal ada 4 kriteria dari 11 kriteria
o Malar rash: bercak kemerahan seperti kupu-kupu pada wajah
o Discoid rash: lesi patch eritem dengan skuama dan krusta
o Fotosensitifitas
o Ulkus oral
o Arthritits: ≥ 2 sendi perifer, bengkak, nyeri
o Serositis: pleuritis, pericarditis
o Renal disorder: persisten proteinuria, celluler cast
o Neurologic disorder: kejang tanpa sebab lainnya, psikosis tanpa sebab lainnya
o Hematologic disorder: anemia hemolitik, leukopenia
o Immunological disorder: Anti-DNA, anti-SM, antiphospolipid antibody
o Antinuclear antibody
Tatalaksana
Antimalaria (klorokuin), steroid, NSAID
58. Osteitis Deformans (Paget’s Disease)
Terjadi penghancuran tulang kemudian terjadi remodeling yang tidak terorganisir
Biasanya mengenai tulang axial, vertebra, tengkorak, pelvis, femur, tibia
Klinis: nyeri tulang, deformitas, osteoarthritis, gangguan neurologis (karena
penekanan saraf)
Black Books for UKMPPD 60
HEMATOONKOLOGI
59. Anemia
a. Definisi
Anemia adalah keadaan dimana terjadi penurunan dari massa sel darah merah.
Indikatornya menggunakan kadar haemoglobin
Balita (0,5 – 4,9 tahun) : < 11 g/dl
Anak (5 – 11,9 tahun) : < 11,5 g/dl
Wanita sedang menstruasi : < 12 g/dl
Wanita hamil : < 11 g/dl
Laki-laki : < 13 g/dl
b. Klinis
Gejala umum anemia adalah mudah lelah, pucat, berdebar-debar, tinitus,
sesak, pusing, konjungtiva pucat.
Indikasi transfusi bila Hb < 7 g/dl
c. Klasifikasi
Anemia
Mikrositik Normositik
normokromik Makrositik
Hipokromik
Defisiensi
Besi Serum Retikulosit
Asalm folat
Defisiensi
↓ N ↑ N/↓
B12
Anemia
ADB Thalassemia Aplastik
Hemolitik
Penyakit Perdarahan
Sideroblastik Leukemia,etc
Kronik Akut
Black Books for UKMPPD 61
Istilah:
o Anemia makrositik: MCV, MCHC ↓
o Anemia normositik: MCV, MCHC normal
o Anemia Makrositik: MCV ↑
o Mean Corpuscular Volume (MCV) :ukuran volume rata-rata eritrosit
o Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH): jumlah rata-rata hemoglobin dalam
eritrosis
o Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC): ukuran rata-rata
konsentrasi hemoglobin dalam eritrosit
o Ferritin adalah cadangan besi intraseluler
o Total Iron Binding Capacity (TIBC) adalah kapasitas darah untuk mengikatkan
besi dengan transferin
Anemia Hipokromik Mikrositik
Anemia Mi-Hi
Besi Serum
Menurun Normal
Ring Sideroblastik
Besi sumsum Besi sumsum Elektroforesis
dalam sumsum
tulang negatif tulang positif Hb tulang
Thalassemia
Beta
o Akibat defek intrinsik dari sel hemopoietik, trauma eksternal pada sel
hemopoietik, defek stroma
o Tidak ada organomegali
o Pansitopenia
o BMP: gambaran hipoplastik
Anemia hemolitik
o Klinis: anemia, ikterik, splenomegali, retikulosit ↑, bilirubin direk ↑
Hemolisis
Penyebab
Intrinsik Ekstrinsik
Microangiopa
Membran Enzim Hemoglobin Autoimun Infeksi
thy
o Hereditary Sperocyte
Permeabilitas Na menigkat peningkatan glikolisis penurunan lemak
intrinsik membran menjadi rapuh, bentuk sel menjadi sferis
penghancuran prematur di lien
Apusan darah : sel berbentuk sferis (central pallor menghilang)
Osmoti fragility test
Tatalaksana dengan splenektomi
o Defisiensi G6PD
G6PD: enzim yang berfungsi melindungi eritrosit dari kerusakan oksidatif
Pencetus: infeksi (paling sering), obat (antimalaria, sulfonamid, aspirin)
Apusan darah tampak Bite cell (sel seperti tergigit), Heinz body (tampak
badan iklusi di dalam eritrosit)
o Anemia Sickle Cell
Pada apusan darah ditemukan eritrosit berbentuk bulan sabit (sickle cell)
Black Books for UKMPPD 64
Fibrinogen
Pemeriksaan untuk mengevaluasi fibrinolitik
Fibrin Degradation Product / D-dimer
Pemeriksaan untuk mengevaluasi fibrinolitik
63. Polisitemia
Peningkatan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin
Primer
o Contoh: polisitemia vera
o Diakibatkan keganasan yang menyebabkan peningkatan jumlah eritrosit
o Eritropoietin normal atau menurun
o Peningkatan AE, AT, dan AL
o Splenomegali
Sekunder
o Diakibatkan peningkatan stiumulasi oleh eritropoietin yang disebabkan oleh
hipoksia atau keganasan pada ginjal
64. Leukemia
Akut Kronik
Hb Anemia Anemia
AL Leukositosis Leukositosis
AT Trombositopenia N / trombositosis
Trombositopenia pada CML blast crisis
Diff. Sel blast (nucleoli +) Granulosit immatur
Count
AML ALL CML CLL
-90% pada anak -lebih sering Pada dewasa >50 tahun,
dan dewasa pada anak-anak dengan Limfositosis >50.000
-myeloblast -limfoblast ≥20% Philadelphia
≥20% cromoson
-aur rod (+)
65. Limfoma
Tumor padat di jaringan limfoid
Klinis:
Black Books for UKMPPD 67
BB turun <10%, infeksi saluran nafas berulang, herpes zooster, ulkus oral
berulang, ruam kulit, dermatitis seboroik, infeksi jamur pada kuku
o Stadium III
BB turun >10 %, diare kronis >1 bulan, demam menetap, kandidiasis oral
menetap, oral hairy leukoplakia, TB paru, infeksi bakteri berat, stomatitis,
ginggivitis, anemia, netropenia, trombositopenia
o Stadium IV
Sindrom wasting HIV (BB turun >10% + diare kronik >1 bulan + demam >1
bulan), PCP, TB ekstraparu
Tatalaksana
o Kriteria mulai ARV: CD4 <350, stadium klinis 3-4, HVI dengan TB, HIV dengan
Hepatitis B, Ibu hamil HIV
o Anjuran pengobatan lini pertama:
AZT (Zidovudin) + 3TC (Lamifudin) +NVP (Nevirapin)
AZT + 3TC + EFV (Efavirenz) : pada TB dan Hepatitis B kronik
Toxoplasmosis pada HIV
Gambaran CT Scan: lesi nodular, ring enhancement, edema cerebri, 75% pada
ganglia basalis.
INFEKSI TROPIS
Manifestasi perdarahan
Tidak ada manifestasi kebocoran plasma
DHF I Demam dengan manifestasi perdarahan (Uji AT < 100.000
torniket positif) Hematokrit meningkat
Ada kebocoran plasma (efusi pleura, ≥20%
asites, hipoproteinemia)
DHF II Grade I + perdarahan spontan (epistaksis, AT < 100.000
perdarahan gusi, hematemesis, melena) Hematokrit meningkat
≥20%
DHF III / DSS Grade I dan II + kegagalan sirkulasi (nadi lemah, AT < 100.000
tekanan nadi < 20 mmHg, hipotensi) Hematokrit meningkat
≥20%
DHF IV / DSS Grade III dengan nadi dan tekanan darah tidak AT < 100.000
teraba Hematokrit meningkat
≥20%
c. Penunjang
NS1 (antigen virus): dapat dideteksi sejak hari pertama setelah gejala muncul,
menghilang sejak hari ke 5
IgM anti-dengue : dapat dideteksi sejak hari ke 3-5 setelah gejala muncul
IgG anti-dengue : dapat dideteksi sejak hari ke 7 setelah gejala muncul
d. Tatalaksana
o DHF grade I – II
Cairan kristaloid (lebih baik ringer asetat karena tidak membebani hepar)
Anak (ml/KgBB/jam) Dewasa (ml/jam)
Maintenance 3 40-50
Manitenance + 5% defisit 5 80-100
Maintenance + 7% defisit 7 100-120
Maintenance +10% defisit 10 300-500
tidak lengkap)
Vivax:
Eritrosit membesar, bentuk
ameboid, terdapat titik
Schuffner
Gametosit berbentuk bulat
Ditemukan skizon berisi 12-24
merozoit
Mempunyai hipnozoit (fase
dorman yang akan bersembunyi
di hepar dan dapat aktif kembali)
Ovale
Hampir sama dengan vivax,
namun eritrosit berbentul oval
Skizon berisi 8-12 merozoit
Mempunyai hipnozoit
Black Books for UKMPPD 73
Malariae
Eritrosit yang terinfeksi
ukurannya lebih kecil, band
form atau basket form.
Ziemann’s dot skizon
Merozoit dan skizon berbentuk
rosset
Tidak punya hipnozoit (stadium
tidak lengkap)
d. Tatalaksana
Falsiparum
o Lini pertama : ACT (3 hari) + primakuin (3 tablet single dose)
o Lini kedua : Kina (7 hari) + primakuin (3 tablet single dose) +
doksisiklin/tetrasiklin (7 hari)
Vivax / ovale
o Lini pertama : ACT (3 hari) + primakuin (1x1 tablet selama 14 hari)
o Lini kedua : Kina (7 hari) + primakuin (1x1 tablet selama 14 hari)
Malariae
o Lini pertama : ACT (3 hari)
o Lini kedua : Kina (7 hari) + primakuin (14 hari) + doksisiklin (7 hari)
Malaria berat (falsiparum): Artesunat IV atau artemether IM
Wanita Hamil
o Trimester I : kina + klindamisin (falsiparum), kina saja (vivax/ovale)
o Trimester II - III : ACT
Profilaksis
o Sensitif klorokuin :
Black Books for UKMPPD 74
o Serangan apneu
o Disfagia berat
o Aktifitas autonom meningkat
Derajat IV
o Derajat III ditambah:
o Gangguan autonom berat
o Hipertensi berat dan takikardia atau hipotensi berat dan bradikardia
c. Tatalaksana
Isolasi di ruang tenang, ICU, support ventilasi
Bersihkan luka, debridemen
Metronidazole atau penisilin (menyingkirkan sumber infeksi)
Anti-tetanus serum (ATS) atau Tetanus Immunoglobulin (TIG) (untuk mengikat
toksin bebas)
TT (untuk menginduksi imunitas)
Diazepam (mengatasi kejang)
d. Pencegahan Saat Terkena Luka
Diberikan terutama luka tusuk (jarum, paku, dll) karena pada luka tusuk yang dalam
menjadi lingkungan yang bagus untuk tumbuh bagi bakteri anaerob
Riwayat Luka Kecil dan Bersih Luka Lainnya
Imunisasi TD TIG TD TIG
Tidak tahu / < 3 Ya Tidak Ya Ya
dosis
> 3 dosis Imunisasi Tidak Imunisasi Tidak
terakhir >10 terakhir >5
tahun Ya tahun ya
TD: imunisasi aktif tetanus difteri
TIG: imunisasi pasif dengan langsung memberikan antibodi (immunoglobulin 250 unit
IM)
71. Leptospirosis
a. Etiologi
Leptospira interogans. Reservois oleh tikus.
b. Klinis
Riwayat terpapar urin binatang (banjir, dll)
Black Books for UKMPPD 76
Demam tinggi
Nyeri otot gastroknemius
Mata merah
Sindrom Weil (leptospirosis berat): ikterik disertai kegagalan organ (misal
gagal ginjal oligouria)
c. Penunjang
Pemeriksaan langsung: mikroskop lapang gelap
Pemeriksaan tidak langsung:
o Kultur: terdeteksi setelah hari ke 4 gejala
o Rapid antibodi test: Latex agglutination test, IgM ELISA (terdeteksi hari 3-5)
o Microscopic angglutination test (MAT): terdeteksi setelah 1 minggu
d. Tatalaksana
Ringan: doksisiklin (2 x100 mg), ampisilin (4 x 500 mg), amoksisilin (4 x 500
mg)
Berat: penisilin G 1,5 juta unit /6 jam IV atau Ceftroaxon 2 x 1 gr IV
Profilaksis: doksisiklin 200 mg /minggu
72. Parotitis
a. Definisi
Peradangan kelenjar parotis
b. Klinis
Akut
o Demam
o Pembengkakan kelenjar parotis mulai dari depan telinga sampai rahang
bawah
o Nyeri terutama saat mengunyah makanan dan mulut terasa kering
o Dapat disebabkan bakteri, virus (gondongan, pada anak-anak), dan TB
Kronik
o Sjogren syndrome
Pembengkakan salah satu atau kedua kelenjar parotis berulang yang tidak
diketahui penyebabnya, mata dan mulut kering
o Sarkoidosis
Nyeri tekan pada pembengkakan kelenjar parotis
c. Tatalaksana
Black Books for UKMPPD 77
Fasciolopsis buski
o Menyebabkan fasciolopsiasis
o Klinis: diare, mual, muntah, nyeri perut
o Mikroskopis feses: telur bulat besar beroperkulum
o Habitat parasit di duodenum
o Menyebabkan gangguan penyerapan B12
o Stadium infektifnya metaserkaria
o Tatalaksana: Prazikuantel
b. Nematoda
Enterobious vermicularis / Osciuris vermicularis
o Menyebabkan enterobiasis
o Klinis: gatal pada anus
Black Books for UKMPPD 78
Trichuris trichuria
o Klinis: diare, prolaps rekti
o Mikroskopis feses: telur berbentuk seperti tempayan, ada sisi datar di
kedua ujungnya
o Tatalaksana: Mebendazole / albendazole
Ascaris lumbricoides
o Menyebabkan ascariasis
o Klinis: anemia, malnutrisi, obstruksi (ileus)
o Cacing dapat mengembara ke saluran empedu, apemdiks atau ke
bronkhus
o Cacing dapat keluar melalui anus
Black Books for UKMPPD 79
c. Cestoda
Taenia saginata
o Reservoir pada sapi
Black Books for UKMPPD 80
o Klinis: diare / konstipasi, mual, rasa tidak enak di ulu hati, penurunan berat
badan
o Mikroskopis feses
Proglotid: segmen gravid 15-30 cabang uterus
Scolex: Rostellum (-)
o Tatalaksana: Albendazole
Taneia solium
o Reservoir pada babi
o Klinis: diare / konstipasi, mual, rasa tidak enak di ulu hati, penurunan berat
badan
o Mikroskopis feses
Proglotid: segmen gravid 5-10 cabang uterus
Scolex: Rostellum (+)
o Tatalaksana: albendazole
Hymenolepsis nana
o Reservoir atropoda (tikus,dll)
o Klinis: diare
o Mikroskopis feses: telur bulat, 6 kait, dan filamen polar
o Bentuk infektif dan diagnostik adalah telur
o Tatalaksana: Prazikuantel
74. Filariasis
a. Etiologi
Wucheria bancrofti (tersering), Brugia malayi, Brugia timori. Vektor: culex, anopheles
b. Klinis
Akut: demam, limfadenitis, limfangitis
Black Books for UKMPPD 81
Kronik: elephantiasis (kaki besar, akibat dari obstruksi saluran limfe oleh cacing
dewasa), edema skrotum
Chyluria (urin berwarna keruh) akibat adanya cairan limfe dalam urin
c. Penunjang
Apusan darat tepi dengan pewarnaan GIEMSA: ditemukan mikrofilaria dalam
darah
Sampel diambil malam hari (22.00 – 02.00)
d. Tatalaksana
Dietil carbamazin (DEC) 3 x 6 mg/KgBB per hari (12 hari)
e. Profilaksis
DEC 6 mg/KgBB + albendazol 400 mg per tahun (5 tahun)
75. Sepsis
SIRS (Systemic Inflamatory Response Syndrome)
Suhu > 38° C atau < 36° C, HR > 90 x/menit, RR > 20x/menit, AL >12.000
Sepsis
SIRS + infeksi
Severe Sepsis
Sepsis + hipoperfusi
Septic Shock
Severe sepsis + refraktori hipotensi
MODS (Multiple Organ Dysfunction)
Sepsis disertai dengan gangguan organ
Black Books for UKMPPD 82
PEDIATRI
ENDOKRINOLOGI
1. Growth Hormone
Disekresi di hipofisis anterior. Dihambat oleh somatostatin
Kelebihan GH
o Pre-pubertas: gigantisme (peningkatan pertumbuhan tulang)
o Post-pubertas: akromegali (beberapa tulang seperti kartilago hidung, tangan,
kaki, dagu, lidah tetap tumbuh). Dapat menyebabkan hiperglikemik DM tipe 2
Defisiensi GH
Dwarfisme: hambatan pertumbuhan tulang, badan terlihat proporsional dengan tinggi
badan, IQ normal
2. Pubertas Prekoksia
Perkembangan seksual (pubertas) lebih cepat dibanding seharusnya
Laki-laki: normal pubertas usia 9-14 tahun
Perempuan: normal pubertas usia 8-13 tahun
GASTROENTEROHEPATOLOGI
3. Intoleransi Laktosa
Akibat berkurangnya kemampuan mencerna dan absorbsi laktosa (Defisiensi
Lactase, enzim yang mencerna laktosa). Tidak melibatkan proses immunologi.
Klinis: nyeri perut, diare berbau asam, mual, perut kembung, kentut setalah
mengkonsumsi makanan yang mengandung laktosa
Tatalaksana:
o Hindari makanan yang mengandung laktosa (susu)
o Minum susu lactosa free atau reduced lactosa
4. Diare
Etiologi lihat bagian interna
5 pilar tatalaksana diare pada anak:
o Terapi cairan
Sesuai derajat dehidrasi
Black Books for UKMPPD 83
o Nutrisi
Tidak boleh dipuasakan. Berikan ASI, makanan rendah serat, pisang.
o Zinc
Usia < 6 bulan: 10 mg/ hari, usia > 6 bulan: 20 mg/ hari selama 10-14 hari
o Antibiotik
Terutama pada diare lendir darah
o Edukasi
Jaga higienitas
Tingkat dehidrasi
o Tanpa dehidrasi
Klinis anak tampak baik.’
Rencana terapi A: berikan cairan tambahan sebanyak yang anak mau,
berikan oralit (<2 tahun 50-100 ml, >2 tahun 100-200 ml) setiap anak BAB
atau muntah.
o Dehidrasi ringan-sedang
Klinis anak rewel, kehausan, mata cekung, turgor kembali lambat.
Tatalaksana rencana terapi B: oralit 75 cc/KgBB dalam 3 jam
o Dehidrasi berat
Klinis anak letargis, malas minum, turgor kembali sangat lambat.
Tatalaksana rencana terapi C:
Usia <12 bulan: 30 ml/Kg dalam 1 jam pertama, 70 ml/Kg 5 jam
selanjutnya
Usia >12 bulan: 30 ml/Kg dalam 30 menit pertama, 70 ml/Kg dalam
2,5 jam berikutnya
o Syok
Klinis kesadaran menurun, nadi tidak teraba, tekanan darah rendah / tidak
terukur, akral dingin.
Tatalaksana: IV RL 20 cc/KgBb secepatnya
Black Books for UKMPPD 84
GIZI
5. Gizi Buruk
Marasmus
o Kekurangan kalori
o BB/TB <70% atau < -3 SD
o Sangat kurus, tampak tulang terbungkus kulit, wajah seperti orang tua susah,
wasting, iga gambang, kulit keriput, jaringan lemak subkutan minimal / tidak
ada, perut cekung, baggy pants
Kwashiorkor
o Kekurangan protein
o BB/TB >70%
o Edema tungkai, mata sayu, rambut tipis kemerahan seperti jagung, mudah
dicabut dan rontok, cengeng, wajah sembab, rewel atau apatis, pembesaran
hepar
Marasmik-Kwashiorkor
o Tipe campuran
o BB / TB <70% disertai edema
Tatalaksana
o Fase stabilisai
Yang terpenting atasi hipoglikemia (dengan F-75), hipotermi (selimut,
skin-to-skin, heater), dan dehidrasi (oralit 5 ml/kg/30 menit dalam 2 jam
pertama)
o Fase rehabilitasi
Koreksi elektrolit, mikronutrien (besi), initial feeding, stimulasi sensoris, follow up
o Jika Syok: RL 10cc/KgBB/30 menit IV
6. Pemberian Makanan Pada Anak
Cairan (Darrow)
BB (kg) Kecukupan Cairan Perhari
0-10 100 ml/kgBB
10-20 1000 + 50 ml/Kg (>10 kg)
>20 1500 + 20 ml/Kg (>20 kg)
Black Books for UKMPPD 85
Makanan
Usia (bulan) Makanan
0-6 ASI saja
6-7 ASI + bubur susu
8 ASI + bubur tim lumat
9 ASI + bubur tim
10 ASI + nasi tim
11 ASI + nasi lembek
>12 Berikan makana orang dewasa
IMMUNOLOGI
o Mengancam Jiwa
Eritroblastosis fetalis
Anemia hemolitik berat dan jaundice
Hydrops fetalis
Hematocrit < 5%, CHF, edema, ascites, ekstramedular hematopoiesis
9. Inkompatibilitas ABO
Diakibatkan perbedaan golongan darah antara ibu (golongan darah O) dan fetus
(golongan darah A atau B), sehingga antibodi anti-A dan anti-B yang ada dalam
darah ibu akan berikatan dengan darah fetus yang menyebabkan hemolitik.
Klinis: ikterik dalam 24 jam pertama kehidupan, anemia
HEMATOLOGI
10. Hemofilia
Suatu penyakit yang diturunkan (X-linked) yang disebabkan oleh kekurangan faktor
koagulasi yang menyebabkan gangguan pembekuan darah
Klasifikasi
o Hemofilia A: defisiensi faktor VIII
o Hemifilia B: defisiensi faktor IX
Klinis Aktifitas Faktor VIII/IX Perdarahan
Ringan 5-25 % Trauma berat
Sedang 1-5 % Trauma ringan
Berat < 1% Spontan
Penunjang
PT normal, APTT memanjang
Tatalaksana
o Hemofilia A: kriopresipitat (berisi Faktor VIII, Faktor XIII, fibrinogen, von
willebrand factor, fibronectin)
o Hemofilia B: Fresh Frozen Plasma (berisi semua faktor pembekuan darah)
11. Acquired Prothrombine Complex Deficiency
Perdarahan intrakranial pada bayi (usia 1-6 bulan) akibat kekurangan vitamin K
Riwayat injeksi vitamin K saat baru lahir (-)
Black Books for UKMPPD 87
Pada ASI sedikit mengandung vitamin K, sehingga perlu suplemen vitamin K saat
bayi baru lahir
Klinis: sebelumnya tampak sehat, pucat tanpa ada tanda perdarahan yang nyata,
UUB membonjol, penurunan kesadaran, papil edema
Penunjang: USG/CT scan kepala
PEDIATRI SOSIAL
1 BCG, Polio 1
2 DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 DPT-HB-Hib 2, Polio 3
4 DPT-HB-Hib 3, Polio 4
9 Campak
Postnatal
Retinoblastoma (autosomal dominant inherited)
16. Kelaian Genetik
Sindrom Turner
o Perempuan – 45 XO
o Dapat dilahirkan tanpa uterus dan ovarium
o Tubuh pendek, kehilangan lipat kulit di leher, wajah seperti anak kecil, tangan
dan kaki bengkak
Sindorm Klinefelter
o Laki-laki – 47 XXY
o Infertilitas, retardasi mental, gangguan perkembangan, ginekomastia
Sindrom Jacobs
o Laki-laki XYY (laki-laki super)
o Pertumbuhan pesat, lebih tinggi dari rata-rata, tidak infertil
Sindrom Down
o Kelainan pada kromosom 21
o Mikrosefal dengan bagian anterior-posterior mendatar, sela hidung datar,
macroglossia, mata menjadi sipit dengan sudut bagian bawah tengah
membentuk lipatan (epicanthal fold) dan melebar, tangan pendek, jarak antara
jari pertama dan kedua melebar, garis tangan menghilang (simian crease),
retardasi mental
Sindrom Marfan
o Kelainan genetik pada jaringan ikat
o Manusia karet, ekstremitas panjang, jari-jari panjang, kelainan katup jantung
dan aorta
RESPIROLOGI
17. Bronkhiolitis
Etiologi: Respiratory Syncytial Virus
Klinis:
o Episode wheezing pada anak usia di bawah 2 tahun. Dapat disertai batuk,
demam, sesak.
Black Books for UKMPPD 90
b. Klinis
Batuk paroksismal diikuti suara whoop saat inspirasi, lebih dari 2 minggu
Perdarahan subkonjungtiva (karena batuk terus-menerus)
Riwayat belum lengkap imunisasi DPT
Apneic spell pada bayi
Infeksius
c. Tatalaksana
Eritromisin 40-50 mg/KgBB/hari terbagi dalam 4 dosis, selama 14 hari
21. Epiglotitis
a. Etiologi
Haemophilus influenza tipe B
b. Tampilan Klinis:
Sulit menelan
Air liur berlebihan
Odinofagi
Stridor
Suara serak / Muffled sound
Demam tinggi
c. Penunjang
Rontgen leher lateral : Thumb Sign/ thumbprint sign
CT-scan : Halloween sign
d. Tatalaksana
Amankan jalan nafas (intubasi), antibiotik, kortikosteroid
22. Laryngomalasia
Kelainan kongenital dari kartilago laring Supraglotis jatuh saat inspirasi
obstruksi
Mulai 4-6 minggu, memuncak 6-8 bulan, remisi setelah 2 tahun
Klinis: Stridor saat inspirasi, tidak ada kesulitan makan atau menelan
Laringoskopi: omega-shaped epiglotis
INFEKSI
PERINATOLOGI
Hipotiroid
Atresia bilier (tinja pucat / dempul)
d. Kramer
Kramer I : kepala (bilirubin total 5-7)
Kramer II : dada-pusat (bilirubin total 7-10)
Kramer III : bawah pusat-lutut (bilirubin total 10-13)
Kramer IV : ekstremitas sampai pergelangan (bilirubin total 13-17)
Kramer V : telapak (bilirubin total >17)
e. Komplikasi
Kern ikterus: karena bilirubin indirek (bilirubin terkonjugasi) larut lemak dan dapat
melewati sawar darah otak dan bersifat toksik.
f. Tatalaksana
Fototerapi atau transfusi tukar
Indikasi Fototerapi
NEUROLOGI
KARDIOLOGI
BEDAH
BEDAH DIGESTIF
1. Abdominal Pain Sign
Lap Belt Echymosis
Gambaran perdarahan menyerupai bekas sabuk pengaman pada perut.
Berhubungan dengan ruptur intestinal.
Kehr’s Sign
Nyeri yang sangat hebat pada bahu kiri. Berhubungan dengan ruptur lien.
Grey Turner’s Sign
Kemerahan / kehitaman pada flank. Berhubungan dengan perdarahan
retroperitoneal (pankreatitis hemoragik, pecahnya aneurisma aorta abdominal).
Chandelier’s Sign
Manipulasi pada serviks menyebabkan pasien mengangkat pantatnya dari meja.
Berhubungan dengan Pelvic Inflamatory Disease.
Cullen’s Sign
Kebiruan / kemerahan pada periumbilikal. Berhubungan dengan perdarahan
retroperitoneal.
2. Appendicitis
Klinis: nyeri awal di periumbilical (nyeri kolik) kemudian menjalar ke kuadran kanan
bawah (somatis).
PF:
o Mc Burney’s Sign
Nyeri pada penekanan di titik Mc Burney (1/3 lateral garis yang ditarik dari
umbilikus ke SIAS).
o Rebound Tenderness Sign / Blumberg Sign
Nyeri ketika menekan kuadran kanan bawah sedalam mungkin kemudian
dilepas secara tiba-tiba.
o Rovsign’s Sign
Nyeri pada daerah appendiks ketika ditekan di kuadran kiri bawah.
o Obturator Sign / Cope sign
Black Books for UKMPPD 102
Fleksi 90° pada hip joint kemudian dilakukan endorotasi. Bila nyeri menunjukkan
bahwa appendiks mengalami inflamasi, membesar, dan menyentuh m.
Obturator.
o Psoas Sign / Obraztsova Sign
Melakukan penekanan secara pasif pada saat hiperekstensi hip joint. Nyeri bila
appendiks mengiritasi m. Iliopsoas.
b. Ileus obstruksi
Tidak bisa BAB, mual, muntah, perut kembung, nyeri perut
Bising usus meningkat sampai menurun, metalic sound, borborigmi
Abdomen 3 posisi: herring bone, coil spring, stap ladder
Tatalaksana: dekompresi (NGT), rehidrasi (IVFD), laparotomi
c. Ileus paralitik
Tidak bisa BAB, kembung, tidak ada nyeri perut. Biasanya setelah operasi
Bising usus menghilang.
Abdomen 3 posisi: usus penuh oleh udara
Tatalaksana: sesuai penyebab. Spasmodik dengan pilokarpin, filostigmin.
4. Ca Colorectal
a. Kelompok risiko: usia > 50 th, riwayat keluarga polip / ca colon, mutasi gen HNPCC
b. Klinis
Nyeri, teraba massa, perdarahan, perubahan defekasi, penurunan berat badan,
obstruksi, diare (massa di kolon ascenden)
c. Penunjang
Abdomen dengan kontras: gambaran apple core, filling defect
d. Skrinning
FOBT (fecal occult blood test): untuk melihat darah yang tersamar dalam feses
Feacal Calprotectin: dengan ELISA
Kolonoskopi
5. Hemmoroid
a. Hemmoroid Interna
Akibat pelebaran pleksus v. Hemmoroidalis superior dan media
Derajat:
I : Bedarah saja
II : Bisa masuk sendiri
III : Dimasukan dengan tangan
IV : Tidak dapat dimasukkan
b. Hemmoroid Eksterna
Ditutupi kulit. Akibat pelebaran pleksus v. Hemmoroidalis inferior.
c. Tatalaksana
Diet tinggi serat, hindari faktor risiko, NSAID, laksatif, ardium, hemmoroidektomi
Black Books for UKMPPD 104
6. Hernia Abdominal
a. Definisi
Suatu penonjolan / protrusi organ intraabdominal keluar dari cavum abdomen melalui
lokus minoris (fascia defect) yang masih diliputi peritoneum
b. Klinis: benjolan di abdomen, dapat hilang-timbul / keluar-masuk
c. Berdasarkan lokasi
Hernia Inguinalis (di atas lipatan abdominokrural, biasanya pada laki-laki)
o Hernia inguinalis medialis (HIM) / direct
Intestinal keluar melalui trigonum hasselbach
o Hernia inguinalis lateralis (HIL) / indirect
Intestinal keluar melalui canalis inguinalis
Hernia Femoralis
Intestinal keluar melalui canalis femoralis. Biasanya pada wanita usia tua.
Hernia Umbilikalis
Banyak pada ibu hamil
d. Berdasarkan klinis
Hernia reponibilis: bisa masuk kembali
Hernia irreponibilis: tidak bisa masuk kembali
Hernia inkarserata: tidak bisa masuk kembali, disertai gejala obstruktif (mual,
muntah, perut kembung)
Hernia strangulata: usus mengalami hipoksia/nekrosis, keluhan berupa gejala
obstruksi disertai nyeri hebat
e. PF:
Zieman test (jari ke 2 HIL, jari ke 3 HIM, jari ke 4 hernia femoralis)
Finger Test (ujung jari HIL, medial jari HIM)
Thumb test (tidak keluar benjolan HIL, keluar benjolan HIM atau hernia femoralis)
f. Tatalaksana
Hernioraphy
BEDAH UROLOGI
7. Ruptur uretra
Ruptur uretra anterior (straddle injury) / pars bulbosa-pars cavernosa
Black Books for UKMPPD 105
Vesicolithiasis
Gejala iritasi, kelancaran miksi dipengaruhi perubahan posisi. Pada anak sering
mengompol malam hari, menarik-narik penis / menggosok-gosok vulva.
Uretrolithiasis
o Anterior
Miksi tiba-tiba berhenti, retensi urin, benjolan pada penis, nyeri glans penis
o Posterior
Miksi tiba-tiba berhenti, retensi urin, nyeri pada perineum atau rektum
b. Jenis Batu
Kalsium oksalat
Biasa terjadi pada penderita hiperparatidoid. Radioopak. Terapi dengan
konsumsi asam sitrat yang akan mengikat kalsium menjadi kalsium sitrat.
Struvit
Berhubungan dengan infeksi bakteri yang dapat mengubah urea menjadi amonia
sehingga mengubah pH urin menjadi basa (proteus, pseudomonas, dll). Sering
sebagai batu staghorn (gambaran radiologi seperti tanduk rusa).
Asam urat
Berhubungan denga hiperurisemia. pH urin menjadi asam. Terapi: alkalinisasi
(bicarbonat)
Cystine
Akibat gangguan absorbsi asam amino dan gangguan eksresi sistin. Terapi:
penicillamine, tiopronin
c. Penunjang
BNO-IVP
Pada ibu hamil USG
d. Tatalaksa
Medikamentosa, ESWL, pembedahan
10. Ca Buli
Faktor risiko: laki-laki usia tua, merokok, paparan amin aromatic (cat)
Klinis: gross hematuira yang tidak nyeri
11. Inkontinensia Urin
Berdasarkan tipe:
Overflow
Black Books for UKMPPD 107
BEDAH ORTOPEDI
21. Fraktur
a. Berdasarkan tipe
b. Berdasarkan terbuka/tertutup
Fraktur terbuka
Fraktur dengan bagian tulang menembus kulit.
Gradimg open fracture (Gustillo-Anderson):
o Grade I
Luka bersih, < 1 cm, kerusakan jaringan lunak minimal
o Grade II
Luka bersih, > 1cm, kerusakan jaringan lunak minimal
o Grade III
Luka dengan kerusakan jaringan lunak yang luas, avulsi, trauma pada otot,
dan saraf
o Grade III A
Luka dengan kerusakan jaringan lunak yang luas tetapi dengan jaringan
yang masih menutupi tulang adekuat.
o Grade III B
Black Books for UKMPPD 110
Luka dengan kerusakan jaringan lunak yang luas disertai bone exposed,
devaskularisasi tulang, kontaminasi luka yang luas, biasanya
memerlukan skin graft / skin flap
o Grade III C
Luka dengan kerusakan neurovaskuler
Tatalaksana: Grade I-II ORIF, grade III OREF
Fraktur tertutup
Fraktur dengan bagian tulang diatasnya tetap intak.
22. Fraktur Colle’s
Fraktur radius distal disertai dislokasi pergelangan tangan ke arah posterior
(dorsal)
Thompson test positif (bila dilakukan penekanan pada m. Gastrocnemius tidak terjadi
plantar fleksi)
30. Cedera Saraf Perifer Pada Ekstremitas Sueperior
a. N. Axilaris
Klinis: tidak bisa mempertahankan abduksi lengan
b. N. Muskulokutaneus
Klinis: tidak bisa fleksi lengan atas
c. N. Ulnaris
Klinis: claw hand (jari IV dan V fleksi, jari I, II, II ekstensi)
d. N. Radialis
Klinis: wrist drop / drop hand (pergelangan tangan tidak bisa di dorsofleksikan)
e. N. Medianus
Klinis: preacher’s hand atau obsetric’s hand (jari IV dan V fleksi, jari I, II, II ekstensi)
31. Cedera Saraf Perifer Pada Ektermitas Inferior
a. N. Femoralis
Klinis: tidak bisa ekstensi lutut
b. N. Obturatorius
Klinis: tidak bisa adduksi sendi panggul
c. N. Tibialis
Klinis: tidak bisa fleksi jari kaki
d. N. Peroneus superfisialis
Klinis: tidak bisa eversi ankle
e. N. Peroneus profunda
Klinis: tidak bisa dorsofleksi ankle / jari
f. N. Ischiadikus
Klinis: tidak bisa plantarfleksi kaki
g. N. Glutealis superior
Klinis: tidak bisa abduksi sendi panggul
h. N. Gluetealis inferior
Klinis: tidak bisa ekstensi sendi panggul
32. Cedera Plexus Brachialis
a. Cedera trunkus superior (C5-C6) / Erb-Duschenne Palsy
Akibat antara leher dan bahu teregang
Black Books for UKMPPD 113
Terjadi pada bayi dengan distosia bahu saat kelahiran pervaginam, jatuh dengan
bahu menghantam lantai
Klinis
o Paralisis m. Deltoid, biceps, brachialis, dan brachioradialis
o Adduksi bahu, endorotasi, ekstensi siku
o Parasthesia lateral ekstremitas superior
b. Cedera trunkus inferior (C8-T1) / Klumpke Palsy
Akibat tarikan mendadak dan keras pada ekstremitas superior
Klinis: claw hand
33. Compartement Syndrome
Akibat peningkatan tekanan intrakompartemen akibat kompresi (fraktur, pemasangan
cast, dll). Merupakan emergency ortopedi
Klinis: 6P (pain, pallor, pulseless, paresthesis, paralysis, pressure)
Terapi: fasciotomy
34. Multiple Myeloma
Suatu keganasan yang merupakan bagian dari MGUS terhadap leukemia sel plasma.
Klinis: CRAB (hiperkalsemia, renal insuficiency, anemia, bone lessions)
Penunjang: Rontgen punched out lession
35. Osteomyelitis
Peradangan pada tulang yang disebabkan oleh infeksi (S aureus paling sering).
Infeksi menyebar secara hematogen. Terbentuk paling sering di bagian metafisis.
Faktor risiko: trauma / fraktur, post operasi ortopedi, pemakaian protesa
Klinis: classic sign (nyeri lokal, bengkak, kemerahan), demam, menggigil, letargi
Rontgen: mixed lucency and sclerosis
Osteomyelitis kronik: gambaran sequestrum dan involukrum
36. Osteosarcoma
Merupakan keganasan pada tulang
Rontgen: codman triangles, sunburst appearance
37. Ewing Sarkoma
Keganasan pada tulang. Insidensi biasanya pada remaja dan dewasa muda.
Paling sering pada pelvis
Rontgen: onion peel
Black Books for UKMPPD 114
BEDAH ONKOLOGI
45. Ca Mammae
Usia 30 tahun – menopause
Terdiri dari Invasive Ductal Carcinoma dan Paget’s disease (ca insitu)
Konsistensi keras, terfiksir, batas tidak tegas, infiltratif, nipple discharge,
retratsi puting, skin dimpling, peau d’orange, pembesaran kelenjar limfonodi
BEDAH SARAF
46. Cedera Kepala
Klasifikasi berdasarkan GCS:
Eye Opening Verbal Response Motorik Response
Spontan = 4 Kalimat, orientasi baik = 5 Dengan perintah = 6
Dengan perintah suara = 3 Kalimat, orientasi buruk = 4 Lokalisasi nyeri = 5
Dengan nyeri = 2 Kata = 3 Withdrawal nyeri = 4
Tidak respon = 1 Suara / mengerang = 2 Fleksi = 3
Tidak respon = 1 Ekstensi = 2
Tidak respon = 1
BEDAH PLASTIK
60. Luka Bakar
Klasifikasi
o Derajat I
Mengenai hanya epidermis
Warna kemerahan
Sangat nyeri
Tidak ada bula
o Derajat II A
Mengenai epidermis dan superfisial dermis (stratum papilare)
Warna kemerahan, jika ditekan berubah warna menjadi pucat
Disertai bula
Sangat nyeri
o Derajat II B
Mengenai epidermis sampai dermis profunda (stratum retukulare)
Warna merah sampa pink, bila ditekan sedikit memucat
Disertai bula
Nyeri
o Derajat III
Mengenai sampai di bawah dermis
Warna putih
Tidak nyeri
Black Books for UKMPPD 119
o Derajat IV
Mengenai sampai subkutan, otot, dan tulang
Warna hitam, terdapat eschar
Tidak nyeri
Luas luka bakar
Rule of nine
Tatalaksana
o Siram dengan air steril mengalir
o Resusitasi cairan dengan formula Baxter / formula Parkland
Jumlah cairan: 4 x luas luka bakar (derajat II A ke atas) x berat badan
½ diberikan dalam 8 jam dari kejadian luka, ½ diberkan dalam 16 jam
kemudian
o Debridemen dan escharectomi (mencegah kontraktur, sindrom kompartemen)
o Balut luka setelah diolesi pelembab
61. Labio-gnato-palatoschisis
Gangguan pembentukkan bibir dan palatum
Tatalaksana
o Cleft Lip
Rule of ten (usia 10 minggu,berat 10 lbs, Hb 10)
o Cleft Palate
Black Books for UKMPPD 120
Le Fort I
o Fraktur maksila horizontal, memisahkan gigi dari wajah bagian atas. Disebut
juga fraktur Guerin.
o Garis fraktur berjalan sepanjang maksila bagian bawah sampai dengan
bawah rongga hidung.
Le Fort II
o Disebut juga fraktur piramid, dengan gigi sebagai dasar dan sutura
nasofrontalis sebagai puncak.
o Garis fraktur dimulai dari sutura nasofrontalis, berjalan ke prosesus frontalis
maksila, lalu ke tulang lakrimalis dan dasar orbita, ke dinding anterior sinus
maksilaris, ke bawah os zigoma, sampai mencapai lempeng pterigoid.
Le Fort III
o Fraktur transversal, disebut juga craniofacial dysjunction
o Garis fraktur dimulai dari sutura nasofrontalis, memanjang ke belakang
melewati dinding medial orbit (os ethmoid). Di bagian posterior orbita, garis
Black Books for UKMPPD 121
BEDAH ANAK
64. Atresia Esofagus
Kelainan bawan dimana ada sebagian segmen esofagus tidak terbentuk. Dapat
terbentuk fistel dengan trakhea.
Ibu hamid dengan polihidramnion
Klinis:
o Bayi lahir hipersalivasi, saliva berbuih
o Tersedak, batuk, sesak nafas, sianosis
o Disfagia
o Pasang NGT tidak bisa masuk
65. Hypertrophy Pyloric Stenosis
Akibat hipertrofi m. Sphinter pylorus
Klinis:
o Gejala muncul usia 2 – 3 minggu
o Muntah proyektil non-billous, boul+gastric juice
o Muntah terjadi 30 – 60 menit setelah intake
o Anak terlihat kelaparan
o PF: teraba massa seperti bauh zaitun (olive)
Penunjang
o Barium meal / OMD: umbrella sign
o Foto polos: single bubble sign
66. Atresia Duodeni
Bisa complete obstruction atau partial obstruction
Black Books for UKMPPD 122
OBSETRI – GINEKOLOGI
OBSETRI
1. Diagnosis Kehamilan
a. Tanda kehamilan tidak pasti (probable sign)
Amenorrhea
Mual dan muntah
Mastodinia (payudara membesar, kencang)
Perubahan payudara (tuberkel montogmery menonjol, sekresi kolostrum)
Gerakan janin (quickening)
Keluhan kencing (urinasi, kencing malam >)
Konstipasi
Perubahan BB (direkomendasikan 11,5 – 16 kg)
Peningkatan temperatur basal
Perubahan kulit (kloasma, areola menggelap, striae gravidarum, linea nigra)
Chadwick sign (UK >6 minggu, tanda membirunya serviks akibat pelebaran
pembuluh darah akibat peningkatan estrogen)
Hegar sign (UK > 5-6 minggu, melunaknya segmen bawah rahim)
Cairan vagina putih, encer, sel eksfoliasi vagina meningkat
Pembesaran uterus
Kontraksi uterus
Ballotement
b. Tanda pasti kehamilan
Denyut jantung janin (USG, doppler, laenec)
Palpasi (UK > 12 minggu)
USG (gestational sac, polus embrional, gerak janin, plasenta)
Fetal ECG
Plano test / PP test positif
2. Usia Kehamilan
a. Rumus Naegle
Untuk siklus mens 28 hari
Ovulasi hari ke 14
Black Books for UKMPPD 125
3. Jenis Panggul
a. Ginekoid
Panjang diameter anteroposterior hampir sama dengan diameter transversa
b. Android
Bentuk hampir seperti segitiga. Diameter anteroposterior hampir sama panjangnya
dengan diameter transversa, namun diameter transversa dekat ke sakrum.
c. Antropoid
Bentuk agak lonjong seperti telur. Diameter anteroposterior lebih besar dari diameter
transversa.
d. Platipeliod
Diameter transversa lebih lebar dari diameter anteroposterior.
4. Persalinan Normal
a. Tanda dan gejala persalinan
Tanda dan gejala curiga persalinan
o Nyeri abdomen intermitten setelah kehamilan 22 minggu
o Nyeri abdomen disertai lendir darah (bloody show)
o Keluar air ketuban per vaginam
Tanda dan gejala pasti persalinan
o Serviks melunak
o Pendataran dan pemendekan serviks secara progresif
o Dilatasi / pembukaan serviks
b. Kala I
Pembukaan serviks, penurunan kepala, putar paksi dalam
Primigravida 12-14 jam, multigravida 6-8 jam
Fase laten: pembukaan 0-3 cm, ± 8 jam
Fase aktif: pembukaan 4 sampai lengkap, 4-6 jam, terdiri dari fase akselerasi -
maksimum slope – deselerasi
Observasi vital sign (setiap 4 jam), pembukaan (setiap 4 jam), DJJ (setiap 30
menit), his (setiap 30 menit), asupan nutrisi
Ibu tidak boleh mengejan
Ibu boleh jalan-jalan, BAB, BAK bila: sudah masuk panggul, selaput ketuban (+),
ibu dan anak baik
Kemajuan persalinan:
Black Books for UKMPPD 127
o Klein
o Strassman
o Manuaba
e. Kala IV
Monitor Vital Sign
Monitor kontraksi uterus
Repair episiotomi
Kontrol perdarahan
5. Malpresentasi
Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain verteks
Malposisi adalah posisi kepala janin relatih terhadap pelvis dengan oksiput sebagai
titik referensi
Macam-macam presentasi
o Posisi oksiput posterior
PD: fontanella posterior dekat sakrum, fontanella anterior dengan mudah teraba
jika kepala bayi defleksi
o Presentasi dahi
PD: teraba fontanella anterior dan orbita
o Presentasi muka
PD: teraba muka, mulut, rahang. Jari pemeriksa mudah masuk ke mulut janin
o Presentasi ganda
Prolaps tangan bersama dengan bagian terendah janin
o Presentasi bokong / sungsang
Teraba bokong dan kaki
Bokong sempurna (complete breech): kedua kaki dan panggul fleksi
Bokong murni (Frank breech): kedua panggul fleksi, kedua lutut ekstensi
Bokong-kaki (Incomplete breech): kedua panggul felksi, salah satu lutut
fleksi, lutut lainnya ekstensi
Melahirkan bokong (hanya pada bokong sempurna atau bokong murni):
spontan bracht, manual aid (muller, lovset, classic). Incomplete breech
SC
o Letak lintang
Black Books for UKMPPD 129
Perut melebar ke samping, palpasi bagian besar (bokong dan kepala) teraba di
samping.
Lakukan versi luar, bila gagal SC
6. Anemia Defisiensi Besi Pada Kehamilan
a. Definisi
Kelainan pada ibu hamil dengan kadar hemoglobin < 11 g/dl pada trimester I dan III
atau < 10,5 g/dl pada trimester II karena defisiensi besi.
b. Tampilan Klinis
Badan lemah, lesu, mudah lelah, mata berkunang-kunang, tampak pucat, telinga
berdengin.
PF: konjungtiva pucat
c. Tatalaksana
Diet tinggi protein hewani (daging, ikan, susu, telur, sayuran hijau)
Suplementasi besi
o Dosis suplemen besi elemental 3 x 60 mg/ hari (ferosulfat 3 x 325 mg/hari)
o Baik diberikan saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah
makan), tetapi dapat diberikan bersama dengan makanan.
o Kopi, teh, dan soda menghambat absorbsi besi
Perlu diberikan juga asam folat 250 µg/hari
7. Persalinan Lama
a. Faktor Risiko
o Power: his tidak adekuat
o Passanger: malpresentasi, malposisi, janin besar
o Passage: panggul sempit
b. Partus lama
Persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primigravida, dan lebih dari
18 jam pada multigravida. Ditandai dengan fase laten > 8 jam, persalinan telah
berlangsung lebih dari 12 jam tanpa kelahiran bayi, dan dialatasi serviks di kanan
garis waspada pada partograf.
Etiologi
Disproporsi fetopelvik, malpresentasi, malposisi, kerja uterus tidak efisien,
serviks yang kaku, primigravida, ketuban pecah dini, anastesia berlebihan
Nulipara
Black Books for UKMPPD 130
Kemajuan pembukaan serviks pada fase aktif <1,2 cm/jam. Kemajuan turunnya
bagian terendah janin < 1 cm/jam.
Multipara
Kemajuan pembukaan serviks pada fase aktif < 1,5 cm/jam. Kemajuan turunnya
bagian terendah janin < 2cm/jam.
c. Persalinan macet
Persalinan dengan his adekuat yang tidak menunjukkan kemajuan pada
pembukaan serviks, turunnya kepala, dan putar paksi dalam selama 2 jam
terakhir
Nulipara
Fase deselerasi memanjang (> 3 jam), tidak ada pembukaan > 2 jam, tidak
ada penurunan bagian terendah janin > 1 jam
Multipara
Fase deselerasi memanjang > 1 jam, tidak ada pembukaan > 2 jam, tidak ada
penurunan bagian terendah janin > 1 jam
d. Manajemen
Fase laten memanjang
Induksi: drip oksitosin 5 unit dalam 500 cc dekstrose mulai dengan 8 tpm, tiap
30 menit tambah 4 tpm hingga his adekuat (maskimal 40 tpm) atau beri
prostaglandin.
Fase aktif memanjang
Bila tidak ada CPD atau obstruksi: penanganan umum untuk memperbaiki
kontraksi, pecahkan ketuban.
Kala 2 memanjang
Singkirkan malpresentasi dan tanda obstruksi, beri oksitosin drip, bila tidak ada
kemajuan dalam 1 jam VE / forcep / SC sesuai indikasi dan kontraindikasi
DKP dan obstruksi
Bayi hidup SC
Bayi mati kraniotomi / embriotomi atau SC
8. Hyperemesis Gravidarum
a. Definisi
Muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai usia kehamilan 20 minggu.
b. Tampilan Klinis
Black Books for UKMPPD 131
o Jika tekana diastolik ≥ 110 mmHg atau tekanan sistolik ≥ 160 mmHg,
berikan antihipertensi.
o Istirahat
o Pikirkan komplikasi: solusio plasenta, IUGR, superimposed preeklampsia.
b. Hipertensi Gestasional
Hipertensi yang didiagnosa setelah usia kehamilan 20 minggu dan tanpa
proteinuria.
Tatalaksana:
o Rawat jalan
o Pantau kondisi janin setiap minggu
o Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklampsia
o Bila kondisi janin memburuk, pertumbuhan janin terhamba rawat dan
pertimbangkan terminasi
c. Pre Eklampsia Ringan
Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg dan proteinuria ≥ 0,3 g/24 jam atau dipstik +1.
Tatalaksana:
o Usia kehamilan <37 minggu:
Rawat jalan
Pantau tekanan darah, proteinuria, refleks, dan kondsi janin 2 kali
seminggu
Istirahat
Diet biasa
Tidak perlu terapi farmakologis
Bila tidak memungkinkan rawat jalan rawat inap
o Usia kehamilan >37 minggu:
Pertimbangkan terminasi:
Serviks matang: pecah ketuban, induksi dengan oksitosin /
prostaglandin
Serviks belum matang: pematangan serviks dengan prostaglandin atau
kateter foley atau SC
d. Pre Eklampsia Berat
Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg dan proteinuria ≥ 5 mg/24 jam atau dipstik +3
Tatalaksana:
Black Books for UKMPPD 133
o Rawat inap
o Oksigen 4-6 lpm
o Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi
o Berikan antikonvulsan
o Observasi VS, refleks, dan DJJ setiap jam
o Awasi komplikasi: edem pulmo (bila terdapat edem pulmo, berikan
furosemid IV), HELLP syndrome (hemolisis, elevated liver enzime, low
platetel count), koagulopati (lakukan uji pembekuan darah bed side)
e. Superimposed Preeklampsia
Hipertensi kronik disertai proteinuria.
Tatalaksana sama dengan preeklampsia
f. Impending Eklampsia
Preeklampsia disertai gejala sakit kepala, mual, muntah, gangguan
pengelihatan, nyeri kuadran kanan atas abdomen, hiperrefleksia
Tatalaksana sama seperti preeklampsia.
g. Eklampsia
Preeklampsia disertai kejang
Tatalaksana sama seperti preeklampsia, namun persalinan harus berlangsung
dalam 12 jam setelah timbulnya kejang.
h. Antihipertensi
TD 140-159 / 90 – 109 : metildopa, labetalol, nifedipin PO
TD ≥ 160/110: labetalol IV, hidralazin IV, atau nifedipin sub lingual
i. Antikonvulsan
Pilihan obat: MgSO4
Dosis: 4 gr IV sebagai larutan 20% dalam 5 menit, diikuti MgSO4 (50%) 5 gr
bokong kanan dan 5 gr bokong kiri.
Sebelum pemberian, cek: RR minimal 16 x/menit, refleks patella (+), urin
minimal ≥ 30 cc/jam dalam 4 jam terakhir
Antidotum: Ca glukonas 1 gr (20 ml dalam larutan 10%) IV sampai bernafas
kembali.
Black Books for UKMPPD 134
Nilai Serviks
o Matang: induksi persalinan dengan oksitosin
o Serviks belum matang prostaglandin + induksi oksitosin atau SC
12. Perdarahan Antepartum
a. Solusio Plasenta
Definisi
Terlepasnya plasenta dari tempat implantasi sebelum waktunya.
Fakor Risiko
Hipertensi, trauma abdomen, riwayat solusio plasenta sebelumnya, merokok,
gemelli, polihidramnion, penyalahgunaan obat (kokain, obat bius)
Tampilan Klinis
Perdarahan pervaginam, sedikit, berwarna merah gelap atau coklat, nyeri
perut, kontraksi, gerakan janin berkurang, bisa sampai syok pada ibu atau gawat
janin. Pada PF janin bisa tidak teraba.
Penunjang
USG
Tatalaksana
o Janin hidup
Cukup bulan: terminasi dengan pervaginam atau SC
Kurang bulan: steroid, terminasi
o Janin mati
Persalinan per vaginam
b. Plasenta Previa
Definisi
Implantasi plasenta di atas osium serviks interna.
Faktor Risiko
Riwayat plasenta previa sebelumnya, riwayat SC atau operasi uterus,
multiparitas, kehamilan multipel, merokok
Klasifikasi
o Komplit: seluruh ostium tertutup
o Parsial: sebagian ostium tertutup
o Marginal: tidak menutup, tapi berada dalam jarak < 2 cm dari ostium
Black Books for UKMPPD 136
o Letak rendah: berada dalam jarak 2 – 3,5 cm dari ostium. Tidak dianggap
plasenta previa
Tampilan Klinis
Bisa asimptomatis, perdarahan pervagina yang tidak nyeri. Tidak boleh
melakukan VT kecuali setelah USG bukan plasenta previa atau di ruang
operasi. Inspekulo boleh dilakukan.
Penunjang
USG
Tatalaksana
o Tidak ada perdarahan: tunggu sampai 37 minggu, lalu SC
o Perdarahan:
≥ 37 minggu: SC
≤ 37 minggu: bila hemodinamik tidak stabil SC. Bila hemodinamik
stabil rawat inap, observasi
c. Vasa Previa
Definisi
Korda umbilikus berada diantara fetus dan ostium serviks
Tampilan Klinis
Perdarahan berat ketika ketuban pecah saat persalinan. Risiko kematian janin
akibat syok sangat tinggi.
Tatalaksana
SC
13. Kelainan Implantasi Plasenta
Plasenta Accreta
Plasenta menempel sampai sedikit menembus ke miometrium
Plasenta Increta
Plasenta menempel sampai ke miometrium tapi tidak sampai ke parametrium
Plasenta Percreta
Plasenta menempel hingga menembus parametrium. Bisa menyebabkan ruptur
uteri.
14. Prolaps Tali Pusat
a. Tali pusat menumbung / prolapsus funiculli
Black Books for UKMPPD 137
Tali pusat keluar atau berada di samping dan melewati bagian terendah janin di dalam
jalan lahir, tali pusat dapat prolaps ke dalam vagina atau bahkan ke luar vagina
setelah ketuban pecah.
b. Tali pusat terdepan / terkemuka
Tali pusat berada di samping bagian besar janin dapat teraba pada kanalis servikalis,
atau lebih rendah dari bagian bawah janin sedang ketuban masih intak.
c. Occult prolapse
Keadaan dimana tali pusat terletak di samping kepala atau di dekat pelvis tapi tidak
dalam jangkauan jari pada pemeriksaan vagina
15. Perdarahan Post Partum
a. Definisi
Perdarahan pasca persalinan yang melebihi 500 ml setelah bayi lahir atau yang
berpotensi mengganggu hemodinamik ibu
b. Tampilan Klinis
No. Gejala dan Tanda Kemungkinan Penyebab
1. Perdarahan setelah anak lahir Atonia Uteri
Uterus tidak berkontraksi dan lembek
2. Perdarahan segera Robekan jalan lahir
Darah segar yang mengalir segera setelah bayi
lahir
3. Plasenta belum lahir sampai 30 menit Retensi plasenta
4. Plasenta atau sebagian selaput tidak lengkap Sisa plasenta
Perdarahan dapat muncul 6-10 hari post partum
disertai subinvolusi uterus
5. Perdarahan segera (perdarahan intraabdominal Ruptur uteri
dan perdarahan pervaginam)
Nyeri perut yang hebat
Kontraksi yang hilang
6. Fundus uteri tidak teraba pada palpasi abdomen Inversio uteri
Lumen vagina terisi massa
Nyeri ringan atau berat
7. Perdarahan tidak berhenti, encer, tidak terlihat Gangguan pembekuan
gumpalan sederhana darah
Black Books for UKMPPD 138
c. Tatalaksana
Tatalaksana Awal
o ABC
o Jika syok tatalaksana syok
Atonia Uteri
o Kompresi bimanual internal atua eksternal
o Infus oksitosin dan oksitosin IM
o Ergometrin
o Asam Tranexamat
Robekan Jalan Lahir
o Penjahitan
Retensi Plasenta
o Tarikan tali pusat terkendali, bila tidak berhasil, lakukan manual
plasenta
o Infus oksitosin dan oksitosin IM
o Antibiotik profilaksis
Sisa Plasenta
o Infus Oksitosin dan Oksitosin IM
o Eksplorasi digital (menggunakan jari) atau dengan kuretase
o Antibiotik profilaksis
16. Robekan Perineum
Derajat I
Robekan hanya terjadi pada mukosa vagina, dengan atau tanpa mengenai kulit
perineum
Derajat II
Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinea transversalis, tetapi tidak
melibatkan kerusakan otot sfingter ani
Black Books for UKMPPD 139
Derajat III
Robekan mengenai perineum sampai ke otot sfingter ani:
III A: robekan < 50% sfingter ani eksterna
III B: robekan > 50% sfingter ani eksterna
III C: robekan juga meliputi sfingter ani interna
Derajat IV
Robekan mengenai perineum sampai dengan sfingter ani dan mukosa rektum
17. Puerperal Sepsis
a. Definisi
Semua infeksi genital yang terjadi akibat komplikasi dari aborsi atau persalinan. Gejala
muncul biasanya lebih dari 24 jam setelah persalinan.
b. Faktor Risiko
SC, usia muda, persalinan lama, KPD, pemeriksaan vagina berulang, manual plasenta
c. Tampilan Klinis
Demam, menggigil, lemas, nyeri abdomen bawah, nyeri uterus, subinvolusi uterus,
lokhia purulen dan berbau busuk, perdarahan pervaginal, syok.
d. Tatalaksana
Posisi semi-Fowler
Cairan IV
Infus oksitosin
Analgetik
Antibiotik spektrum luas IV
18. Prolaps Uteri
Derajat I
Serviks masih berada di dalam vagina
Derajat II
Serviks terlihat di luar vulva
Derajat III
Prolaps komplit
19. Abortus
a. Definisi
Berakhirnya kehamilan sebelum usia gestasi 20 minggu
b. Klinis: perdarahan dari serviks dan nyeri ringan
Black Books for UKMPPD 140
c. Klasifikasi
Diagnosis Perdarahan Nyeri Perut Uterus Serviks Gejala Khas
Abortus Sedikit Sedang Sesuai usia Terututp Tidak ada epulsi
Imminens kehamilan jaringan konsepsi
Abortus Sedang- Sedang- Sesuai usia Terbuka Tidak ada epulsi
Insipiens banyak hebat kehamilan jaringan konsepsi
Abortus Sedang- Sedang- Lebih kecil dari Terbuka Epulsi sebagian
Inkomplit banyak hebat usia kehamilan jaringan konsepsi
Abortus Sedikit Tanpa/sedikit Lebih kecil dari Tertutup Epulsi seluruh
Komplit usia kehamilan jaringan konsepsi
Missed Tidak ada Tidak ada Lebih kecil dari Tertutup Janin telah mati, tapi
Abortion usia kehamilan tidak ada epulsi
jaringan
d. Tatalaksana
Abortus Imminens: konservatif, bed rest
Abortus Insipiens: dilatasi dan kuretase
Abortus Inkomplit: dilatase dan kuretase
Abortus Komplit: suportif
Missed Abortion: dilatasi dan kuretase
Septic Abortion
o Abortus dengan komplikasi infeksi pelvis. Disertai demam, nyeri abdomen,
sekret vagina.
o Tatalaksana: dilatasi, kuretase, dan antibiotik
Habitual Abortion / Abortus Rekuren
o Abortus dalam tiga kehamilan berturut-turut
o Penyebab: anomali kromosom
20. Kehamilan Ektropik
a. Definisi
Kehamilan yang implantasi blastosisnya terjadi di luar mukosa endometrium. Paling
sering di tuba falopii. Bila ruptur dapat menyebabkan kematian.
b. Faktor Risiko
Infeksi genital, merokok, IUD
Black Books for UKMPPD 141
c. Klinis
Nyeri perut bawah, perdarahan per vagina, sebelumnya haid terlambat. Kehamilan
Ektopik Terganggu (KET) atau ruptur: nyeri sangat berat, abdomen distensi, bisa
sampai syok.
PF: nyeri goyang porsio (+)
d. Penunjang
Plano / PP test positif
USG: uterus kosong
Beta-HCG: >1500 IU/L (USG transvaginal), >6500 IU/L (USG transabdominal)
Kuldosintesis
e. Tatalaksana
Bila syok: ABC
Belum ruptur: metrothrexat
KET: pembedahan (laparotomy, laparoskopi, salpingectomy, salpingostomy)
21. Mola Hidatidosa
a. Definisi
Kehamilan abnormal dimama uterus tidak berisi fetus, tetapi berisi masa trofoblastik
dengan villus korionik yang membengkak.
b. Etiologi
Abnormal kromosom (parsial: 69,XXX atau 69,XXY, komplit: 46,XX atau 46,XY)
c. Tampilan Klinis
Perdarahan per vaginam, mual dan muntah hebat, ukuran uterus lebih besar dari
usia gestasi, aktifitas janin (-), DJJ (-)
d. Penunjang
USG: snowstorm appearance (komplit), honeycomb appearance (inkomplit)
Beta-HCG: > 100.000 IU/L
e. Tatalaksana
Dilatase dan kuretase
Cegah kehamilan minimal satu tahun
Ukur kadar HCG tiap 2 minggu
Tunda terapi selama kadar HCG berkurang
Setelah kadar HCG normal cek HCG tiap bulan selama 6 bulan tiap 2 bulan
selama dua tahun
Black Books for UKMPPD 142
Tidak dianjurkan pada suami yang mempunyai riwayat ejakulasi dini atau suami
tidak kooperatif
d. Metode Barier
Kondom
o Cukup efektif
o Merupakan metode pilihan semetara bila kontrasepsi pilihan harus ditunda
o Mencegah IMS
o Agak mengganggu hubungan seksual
Diafragma + spermisida
o Efektifitas sedang
o Dapat menjadi penyebab infeksi
e. Kontrasepsi Kombinasi (estrogen dan progesteron)
Pil kombinasi
o Efektif dan reversibel
o Cara kerja: menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir
serviks, mengganggu pergerakan tuba
o Harus diminum setiap hari, terdiri dari 21 tablet mengandung hormon
estrogen dan progesteron dan 7 tablet plasebo. Diminum mulai hari pertama
haid.
o Siklus haid menjadi teratur
o Kesuburan segera kembali setelah penggunaan dihentikan
o Tidak dianjurkan bagi ibu menyusui
o Efek samping: perubahan mood, mual, bercak/ spotting, peningkatan berat
badan
o Kontraindikasi: riwayat saki jantung, DM, kanker payudara, epilepsi,
gangguan pembekuan darah
Suntikan kombinasi
o Disuntikan satu bulan sekali
o Contoh: 25 mg Depo Medroxyprogesterone asetat dan 5 mg estradiol
sipionat
o Cara kerja, efek samping, indikasi dan kontraindikasi hampir sama dengan pil
kombinasi
f. Kontrasepsi Progestin
Black Books for UKMPPD 144
Suntikan Progestin
o Sangat efektif
o Cara kerja: menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir
serviks, mengganggu pergerakan tuba
o Kesuburan kembali sekitar 4 bulan setelah lepas obat
o Sering terjadi gangguan haid
o Peningkatan berat badan
o Kontraindikasi: riwayat DM, kanker payudara, penyakit hati, penyakit
jantung, stroke
o Disuntikan 3 bulan sekali (Depo Provera) atau 2 bulan sekali (Depo
Noristerat)
Pil Progestin / mini pil
o Tidak menurunkan produksi ASI
o Harus diminum setiap hari dengan waktu yang sama
o Dapat menjadi kontrasepsi darurat
g. Kontrasepsi Implan
Efektif 5 tahun (Norplant) dan 3 tahun (implanon)
Dapat digunakan oleh ibu menyusui
Bebas estrogen
h. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Sangat efektif, reversibel, jangka panjang, bebas hormon
Cara kerja: menghambat kemampuan sperma masuk ke tuba, mempengaruhi
fertilisasi sebelum ovum masuk ke kavum uteri, mencegah sperma dan ovum
bertemu
Dapat dipasang setelah melahirkan
Dapat keluar sendiri dari uterus
Efek samping: haid lama dan banyak, infeksi, dismenorhea
Kontraindikasi: infeksi genital, risiko tinggi menderita IMS, kelainan bentuk uterus
i. Kontrasepsi Mantap
Sangat efektif, tidak ada efek samping
Bagi pasangan yang tidak ingin memiliki anak lagi
j. Kontrasepsi Pasca Persalinan
MAL: setelah pesalinan hingga 6 bulan
Black Books for UKMPPD 145
GINEKOLOGI
23. Ca Serviks
a. Faktor Risiko
Infeksi HPV (16, 18, 45, 46), menikah usia muda, pertama kali koitus usia muda,
berganti-ganti pasangan seks, rokok, paritas, ras
b. Tampilan klinis
Anamnesis: perdarahan pervagina (terutama setelah berhubungan seksual),
uretra, atau rektum, keputihan berbau, penurunan berat badan
c. Deteksi Dini
Pemeriksaan sitologi (pap smear), IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) test,
Colposcopy
Gold standart: colposcopy + biopsi
IVA test: positif bila terlihat gambaran acetowhites area (lesi prekanker)
Pap Smear
o Pemeriksaan dilakukan saat kondisi serviks tidak dalam keadaan inflamasi /
infeksi. Inflamasi / infeksi ditangani lebih dahulu.
o Negatif palsu: sampel tidak adekuat, salah lokasi pengambilan sampel,
kesalahan pembacaan
o Waktu paling baik pengambilan sampel saat fase proliperatif. Sampel diambil
24-48 jam setelah hubungan seksual.
o Mulai pemeriksaan tiga tahun setelah hubungan seksual pertama kali pada
wanita yang berhubungan seksual sebelum usia 21 tahun
o Usia < 30 tahun: screening setiap tahun
o Usia > 30 tahun: screening setiap tahun atau dua tahun sekali
o Screening bisa dihentikan setelah usia 65 tahun
d. Lesi Pre-kanker / cervical dysplasia
Black Books for UKMPPD 146
e. Tatalaksana
Mioma kecil: observasi
Mioma besar/ mendesak ruang sekitarnya: myomectomi / hysterectomi
25. Ca Endometrium
75 % terjadi post menopause
Etiologi: estrogen berlebihan, obesitas, PCOS, DM dan hipertensi
Post menopausal bleeding
26. Sindrom Polikistik Ovarium
a. Definisi
Terdapatnya hiperandrogenemia yang berhubungan dengan anovulasi kronik pada
wanita tanpa adanya kelainan dasar spesifik pada adrenal atau kelenjar hipofisis
b. Tampilan Klinis
Siklus menstruasi irreguler ,oligomenorhea, amenorhea, hiperandrogen
(hirsutisme, jerawat, alopesia), obesitas, akantosis nigrikan
27. Pelvic Inflamatory Disease
a. Definisi
Infeksi dan inflamasi pada uterus, tuba falopii, dan adneksa pelvis. Biasanya akibat
dari perluasan infeksi pada serviks.
b. Tampilan Klinis
Nyeri goyang porsio
Nyeri tekan uterus
Nyeri tekan adneksa
c. Penatalaksanaan
Antibiotik sesuai penyebab
28. Endometriosis
a. Definisi
Ditemukannya jaringan endometrium di luat uterus yang menyebabkan reaksi
inflamasi. Lokasi tersering: GIT, saluran kemih, jaringan lunak, diafragma. Penyakit
estrogen-dependent
b. Tampilan Klinis
Anamnesis: dismenorrhea berat, nyeri saat berhubungan seksual, nyeri pelvis
kronis, nyeri diantara siklus menstruasi (Mittleschmertz), gejala perimenstrual
c. Tatalaksana
Black Books for UKMPPD 148
Farmakoterapi
GnRH, kontrasepsi oral, progestin, aromatase inhibitor
Pembedahan (hysterectomi, oophorectomy, salpingo-oophorectomy)
Bila nyeri pelvis tidak dapat diatasi yang menyebabkan penurunan kualitas
hidup, gagal dengan terapi farmakologi, gejala obstruksi
29. Disfungsional Uterine Bleeding
Perdarahan yang berasal dari uterus dimana tidak ada proses patologis lainnya yang
mendasari
Disfungsi aksis hipotalamus-thalamus-ovarium anovulasi progesteron tidak
dihasilkan proliferasi endometrium perubahan vaskuler endometrium &
penurunan prostaglandin perdarahan
Tatalaksana: ferrous sulfat, NSAID
30. Amenorhea
a. Definisi
Tidak adanya menstruasi
b. Etiologi
Kelainan hipofisis, tiroid, adrenal, ovarium
c. Klasifikasi
Primer
Tidak menstruasi setelah usia 16 tahun dengan pertumbuhan seksual
sekunder normal (pembesaran payudara, pubes, dll) atau tidak menstruasi
setelah usia 14 tahun tanpa disertai pertumbuhan seksual sekunder
Sekunder
Tidak mestruasi selama lebih dari 6 bulan pada wanita yang sebelumnya
menstruasi normal
31. Pre Menstrual Syndrome
Siklus yang berulang saat fase lutheal pada menstruasi dimana terjadi stres fisik,
psikologis, dan atau perubahan sikap yang mengakibatkan gangguan hubungan
interpersonal
Premenstrual Magnificence (PMM) premenstrual sindrom yang terjadi pada
penderita gangguan jiwa
32. Dysmenorrhea
a. Definisi
Black Books for UKMPPD 149
Nyeri pada saat menstruasi. Dibagi dalam dual katergori: primer (tanpa kelainan
organ pelvis), sekunder (terdapat kelainan organik).
b. Tampilan klinis
Nyeri saat menstruasi, berlangsung 48-72 jam atau lebih, terasa di perut bagian
bawah
c. Tatalaksana
NSAID: ibuprofen, aspirin, asam mefenamat
33. Terminologi dan definisi perdarahan uterus abnormal
Amenorrhea
Tidak ada menstruasi lebih dari 6 bulan
Menorrhagia
Menstruasi dengan perdarahan banyak (>80 ml/siklus) atau durasi memanjang >7
hari
Metroraghia
Siklus menstruasi irreguler dan interval bervariasi
Menometroraghia
Menstruasi irreguler, perdarahan banyak, dan memanjang
Oligomenorhea
Jumlah darah yang keluar saat menstruasi sedikit
Polymenorrhea
Frekuensi menstruasi meningkat
Intermenstrual
Perdarahan / spotting di antara siklus menstruasi
34. Kista Bartholini
Kista yang terbentuk akibat sumbatan pada duktus / kelenjar bartholini. Dapat
dilihat dari bagian luar/vulva, lokasi pada labia mayor, umumnya muncul pada usia
reproduksi. Dapat berkembang menjadi abses jika terinfeksi. Bakteri penyebab
tersering N. Gonnorhea.
Tatalaksana: insisi drainase, marsupialisasi
35. Kista Gardner
Kista yang muncul pada liang vagina terutama pada bagian anterolateral, berasal
dari sisa duktus mesonefrik / duktus wolfii
36. Kista Nabothi
Black Books for UKMPPD 150
ANESTESIOLOGI
Algoritma:
A. Airway with C-spine Control
Cek patensi jalan nafas
Curigai ada obstruksi jalan nafas bila ditemukan:
o Gurgling
Sumbatan cairan atau semi-padat pada jalan nafas
o Snoring
Sebagian faring tertutup baik oleh palatum molle atau epiglotis
o Crowing
Terjadi spasme laring
o Stridor inspirasi
Obstruksi setinggi laring atau diatasnya
o Wheezing ekspirasi
Obstruksi di saluran nafas bawah
Bebaskan jalan nafas
o Triple Manuver Airway
Head Tilt
Chin Lift
Jaw Thrust (pada curiga fraktur cervical, hanya jaw thrust yang boleh
dilakukan)
o Oropharyngeal Airway (mayo, gudel)
Pasang cervical collar / collar brace
B. Breathing and Ventilation
Look (pergerakan dinding dada), listlen (suara nafas), feel (hembusan nafas)
Adekuat suplementasi oksigen
Tidak adekuat manual assisted ventilation
C. Circulation and Control Bleeding
Cek denyut a. Carotis, bila tidak ada lakukan kompresi
Cek sumber perdarahan, kontrol perdarahan
D. Disability
Cek status neurologis
E. Exposure / Environtmental Control
Buka pakaian pasien, cegah hipotermi
Black Books for UKMPPD 153
2. Syok
a. Definisi
Gangguan perfusi sistemik yang menyebabkan penurunan oksigenasi jaringan dan
insufisiensi pengangkutan produk metabolik yang mengakibatkan kerusakan jaringan
b. Gangguan Pompa
Syok kardiogenik
o Akibat kerusakan jantung sebelumnya (infark)
o Terapi (inotropik):
Gejala syok + TD sistol ≤ 70 mmHg norepinefrin atau dobutamin
Gejala syok + TD sistol 70 – 100 mmHg Dopamin
Tanpa gejala syok + TD sistol 70 – 100 mmHg Dobutamin
Sekunder
o Emboli paru, tension pneumothoraks, tamponade jantung
o Terapi: atasi penyebab
c. Gangguan Sirkulasi Perifer
Syok hipovolemik
o Akibat kehilangan cairan (diare, muntah, kebocoran plasma, heat
exhaustion)
o Terapi: resusitasi cairal kristaloid (Saline, RL, RA) 20 cc/KgBB secepatnya,
dapat diulang. Bila tidak membaik setelah diulang, dapat diberikan koloid
(HES, albumin, dextran) atau transfusi whole blood.
o RL lebih direkomendasikan karena meminimalkan asidosis. Pada cedera
otak akut lebih direkomendasikan Saline.
o Adekuat jika urin output > 0,5 – 1 cc/KgBB/jam
Syok hemoragik
o Karena perdarahan (trauma, fraktur tulang panjang, KET)
o Terapi: resusitasi cairal kristaloid (Saline, RL, RA) 20 cc/KgBB secepatnya,
dapat diulang. Bila tidak membaik setelah diulang, dapat diberikan koloid
(HES, albumin, dextran) atau transfusi whole blood.
o Adekuat jika urin output > 0,5 – 1 cc/KgBB/jam
Syok anafilaktik
o Karena reaksi alergi / hipersensitifitas tipe 1 (IgE mediated) terhadap obat,
media kontras, dll
Black Books for UKMPPD 154
Oper airway, 5
Unconscious
breath, start CPR
Ineffective cough
5 back blows, 5
Conscious
abdominal thrusts
Assess Severity
Observasi apakah
Effective cough Encourage cough membaik atau
memburuk
Abdominal thrust (heimlich manuver): pada anak kurang 1 tahun di dada, lebih dari
satu tahun di abdomen
6. Keracunan CO
CO berikatan dengan Hb membentuk carboxyhemoglobin, sehingga menghambat
ikatan Hb dengan oksigen
Black Books for UKMPPD 156
Klinis: sakit kepala, mual, peningkatan RR, pandangan kabur, kejang, tidak sadar,
serangan jantung
PF: kulit berwarna merah cerah (cherry-red skin)
7. Keracunan Sianida
Menyebabkan jaringan tidak dapat menggunakan oksigen
Riwayat konsumsi singkong berlebihan, asap pembakaran plastik, dll
Klinis: nafas bau almond, sakit kepala, kejang, hipertensi / hipotensi, sesak, mual,
muntah
Antidotum: sodium nitrat, amyl nitrat, sodium thiosulfat
8. Keracunan Organofosfat
Menghambat asetilkolinesterase, sehingga terjadi kelebihan asetilkolin di celah
sinaps
Riwayat konsumsi / kontak dengan pestisida atau insektisida
Klinis: miosis, salivasi, lakrimasi, mual, produksi urin meningkat, defekasi meningkat
Tatalaksana: atropinisasi (pemberian atropin 2 mg IM, dapat digandakan tiap 10
menit sampai teratropinisasi, tanda pupil menjadi midriasis)
9. Keracunan Arsen
Klinis: hiperkeratosis, melanosis, terbentuknya ulkus-ulkus di kulit
Apusan darah: pansitopenia, basophilic stippling
10. Keracunan Metanol
Klinis: gangguan pengelihatan (gangguan pada n. Opticus), asidosis metabolik,
,gangguan gerak (gangguan pada putamen)
Tatalaksana: hemodialisa
11. Keracunan Merkuri
Klinis: neuropati perifer (paraesthesia, nyeri, seperti terbakar), penurunan lapang
pandang, gangguan kognitif, acrodynia (telapak kaki dan tangan berwarna merah
terang)
12. Keracunan Asam Jengkolat
Riwayat konsumsi jengkol berlebihan
Membuat urin menjadi asam, sehingga asam amino berubah menjadi kristal di urin
Klinis: gejala obstruksi saluran kemih
Tatalaksana: hidrasi (menambah aliran urin), alkalinisasi (pemberian HCO3)
Black Books for UKMPPD 157
OFTALMOLOGI
Anel Test (Uji patensi sakkus lakrimalis) : memasukan jarum tumpul ke dalam
sakkus lakrimal melalui punctum lakrimal, kemudian disemprotkan NaCl fisiologis.
Positif bila ada rasa asin di tenggorokan.
Schirmer testt : untuk memeriksa produksi air mata dengan cara menyisipkan kertas
saring di fornix inferior kemudian tunggu 5 menit. Normalnya air mata minimal 10
mm.
2. Entropion
a. Definisi
Endorotasi dari tepi kelopak mata (margo palpebra).
b. Etiologi
Congenital Entropion
Sejak lahir. Biasanya pada kelopak mata bawah
Spastic Entropion
Hanya pada kelopak mata bawah. Biasa terjadi pada orang tua.
Cicatricial Entropion
Disebabkan oleh infeksi atau trauma (trakoma, luka bakar, trauma kimia), Steven
Johnson Syndrome, pemfigus
Black Books for UKMPPD 159
c. Gejala Klinis
Mata merah karena iritasi dari bulu mata pada konjungtiva. Pada entropion
kongenital asimptomatik.
d. Tatalaksana
Pembedahan
3. Ektropion
a. Definisi
Eksorotasi dari tepi kelopak mata (margo palpebra)
b. Etiologi
Congenital ectropion
Senile ectropion
Paralytic ectropion
Cicatrical ectropion
c. Gejala Klinis
Mata tidak dapat menutup sempurna (lagoftalmus)
Air mata mengalir lewat pipi
Ulkus kornea
d. Tatalaksana
Pembedahan
4. Trikiasis
Terlipatnya bulu mata ke arah dalam (mengarah ke bola mata) karena infeksi atau trauma
(Bedakan dengan entropion, pada entropion yang melipat tepi kelopak mata,
sehingga bulu mata ikut mengarah ke dalam. Pada trikiasis hanya bulu mata saja
yang melipat.)
5. Blefaritis
a. Definisi
Radang pada tepi kelopak mata dapat disertai terbentuknya ulkus dan melibatkan
kelopak mata
b. Etiologi
Seboroik
Berkaitan dengan dermatitis seboroik. Gangguan pada glandula zeis, moll, atau
meibom.
Stafilokokal / ulserativa
Black Books for UKMPPD 160
Stafilokokal:
7. Kalazion
a. Definisi
Peradangan kronik pada kelenjar Meibom
b. Etiologi
Reaksi granulomatosa
c. Gejala Klinis
Nodul di kelopak mata, tidak nyeri.
d. Tatalaksana
Insisi dan kuretase
8. Pterygium
a. Definisi
Pertumbuhan jaringan fibrivaskular seubepitelial berbentuk segitiga pada jaringan
konjungtiva bulbar hingga kornea
b. Klinis
Derajat I : pterygium terbatas sampai limbus
Derajat II : pterygium tidak melewati pertengahan antara limbus dan pupil (<2
mm dari limbus)
Derajjat III : pterigium melwati pertengahan antara limbus dan pupil (> 2 mm dari
limbus)
Derajat IV : pterygium melewati pupil
Bedakan dengan pseudopterygium. Pseudopterygium : jaringan tidak menempel
ke konjungtiva. Tes sonde (+). Tes sonde : menyelipkan sonde di bawah jaringan,
positif bila sonde dapat diselipkan antara jaringan dan konjungtiva.
c. Penatalaksanaan
Pembedahan
9. Konjungtivitis
a. Definisi
Peradangan pada konjungtiva
b. Gejala Klinis
Gejala umum: mata merah, injeksi konjungtiva, visus tidak turun.
Etiologi Klinis Tatalaksana
Viral Sekret jernih (mukoserous) Steroid topikal bila perlu
(adenovirus, Folikel (+) Salep acyclovir 3% 5 x sehari selama 10
Black Books for UKMPPD 162
10. Episkelritis
a. Definisi
Black Books for UKMPPD 163
Perdarahan pada sklera berwarna merah terang atau gelap. Tidak nyeri. Visus tidak
turun.
d. Tatalaksana
Self limiting
13. Keratitis
a. Definisi
Peradangan pada kornea
b. Gejala Klinis
Gejala klinis umum : mata merah, visus turun mendadak, injeksi silier, nyeri,
fotofobia
Etiologi Anamnesis Pemeriksaan Tatalaksana
Bakterial: Penggunaan lensa Defek epitel Antibiotik topikal
Stafilokokus kontak Opasitas (Infiltrat) (flurokuinolon,
Pseudomonas Riwayat operasi Edema gentamisin, polimiksin B)
Moraksela Riwayat korpal Hipopion +/- Sikloplegik (atropin)
Kortikosteroid
HSV Riwayat HSV Lesi dendritik (seperti Antiviral topikal
cabang pohon) (acyclovir salep)
Geografika Sikloplegik
Vesikel +/- Kortikosteroid
Herpes Zooster Nyeri dermatomal Vesikel di kulit sekitar Antiviral topikal
mata (acyclovir salep)
Acyclovir oral 5x800 mg
selama 7 hari
Sikloplegik
Kortikosteroid
Fungal: Riwayat trauma Infiltrat Natamisin 5% tetes atau
Aspergilus dengan tumbuhan Batas kabur amfoterisin B 0,15% tiap
Candida Lesi satelit 2 jam selama 4 minggu
Antifungi sistemik
(flukonazol 200 mg)
Tidak boleh diberi steroid
Black Books for UKMPPD 165
Fluorescein Test: untuk melihat adanya defek epitel kornea. Kertas fluoresin yang telah
dibasahi diletakan di sakkus konjungtiva inferior kemudian pasien diminta menutup mata
sehingga fluoresin menyebar. Positif bila terdapat defek kornea yang terlihat berwarna
hijau.
Seidel Test: untuk mengetahui adanya perforasi kornea. Setelah tes fluoresin, mata
ditutup kemudian dilakukan sedikit penekanan pada kornea. Jika terdapat ulkus mata
akan terlihat fluoresin diencerkan oleh aquos humour dan tampak seperti aliran.
15. Uveitis
a. Definisi
Peradangan pada uvea (iris, badan silier, koroid)
b. Gejala Klinis
Gejala umum: mata merah, visus turun, fotofobia
Etiologi Anamnesis Klinis Tatalaksana
Anterior (Iris): Nyeri Injeksi siliar Sikloplegik
Idiopatik Nyrocos Flare (efek tyndal pada Steroid topikal
Penyakit sistemik Sensasi benda apung (-) COA) Tidak membaik
(RA, SLE, IBD) Keratic presipitat steroid sistemik
Infeksi (herpes, Hipopion
Black Books for UKMPPD 166
16. Glaukoma
a. Definisi
Neuropati optik yang disebabkan oleh TIO yang relatif tinggi
b. Gejala Klinis
Pemeriksaan yang diperlukan : Perimetri / tes konfrontasi (melihat lapang pandang),
Tonometri (Menilai TIO), Gonioskopi (melihat sudut iridokornea), Funduskopi
(Menilai CD (cup-disc) ratio)
Etiologi Klinis Tatalaksana
Glaukoma akut / Mata merah, berair, visus turun Acetazolamid Hcl 500 mg,
sudut tertutup: mendadak, nyeri, mual, muntah, halo dilanjutkan 4x250
Obstruksi TIO > 21 mmHg, injeksi konjungtiva, KCl 0,5 mg 3x1
trabekula oleh edema kornea, pupil midriasis, COA Timolol 0,5 % 2x1
iris perifer dangkal Steroid topikal + antibiotik 4x1
Pilokarpin
Definitif: iridotomi perifer
Glaukoma kronik / Biasanya asimptomatik. Beta blocker topikal
sudut terbua: Penurunan lapang pandang. Definitif: trabekulotomi
Black Books for UKMPPD 167
17. Katarak
a. Definisi
Kekeruhan pada lensa yang menyebabkan penurunan tajam pengelihatan.
b. Etiologi
Degenerasi (katarak senilis)
Penyakit sistemik ( DM)
Trauma
Glaukoma
Uveitis
Pemakaian steroid jangka panjang
c. Klinis
Katarak Kongenital
Umumnya karena infeksi intrauterin (Rubella). Pada pemeriksaan fisik ditemukan
refleks merah abnormal atau ada leukokoria. Bila tidak diobati dapat menyebabkan
ambliopia (penurunan visus yang tidak dapat dikoreksi menjadi normal, akibat
gangguan pada nervus optikus) bahkan kebutaan. Tatalaksana dengan
pembedahan, dilakukan sebelum usia 2 bulan agar perkembangan visus tidak
terganggu.
Katarak Senilis
Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Sebagian Seluruh Lensa Jatuh
Shadow Test Positif Negatif Pseudopositif
Visus >6/60 <6/60 <6/60
Katarak Traumatik
Pada trauma tumpul. Khas gambaran stelata (opasitas berbentuk bintang)
Shadow Test : sinar masuk dengan sudut 45°, positif jika sinar akan dipantulkan
mengenai iris sehingga terbentuk bayangan iris pada lensa.
d. Tatalaksana
Pembedahan:
Black Books for UKMPPD 168
Tatalaksana
Fotokoagulasi laser
21. Oklusi Vaskular Retina
Tipe Klinis
Central Retinal Artery Penurunan visus mendadak, unilateral, tidak nyeri
Occlusion (CRAO) Funduskopi : tampak opasitas pada polus posterior retina, cherry
red spot di sentral makula, RAPD
Branch Retinal Artery Penurunan visus mendadak, unilateral, tidak nyeri
Occlusion (BRAO) Funduskopi : tampak opasitas superfisial pada distribusi cabang
arteri, edema lokal
23. Endoftalmitis
a. Definisi
Peradangan bola mata yang melibatkan vitreous dan segmen anterior. Dapat juga
melibatkan koroid dan retina.
b. Etiologi
Biasanya komplikasi Post-OP katarak, vitrektomi
c. Klinis
Visus turun mendadak, nyeri, edema palpebra, konjungtiva hiperemis, edema
kornea, hipopion, vitritis,
d. Tatalaksana
Antibiotik topikal dan sistemik
Kortikosteroid
Black Books for UKMPPD 170
Tatalaksana:
Emergensi
o Irigasi
o Double eversi kelopak mata
o Debridemen
Medikamentosa
o Steroid
Black Books for UKMPPD 171
o Sikloplegik
o Antibiotik
27. Miopia
a. Definisi
Kelainan refraksi mata dimana sinar sejajar yang masuk ke mata dalam keadaan
istirahat akan dibiaskan di depan retina.
Klasifikasi:
Miopia ringan : lensa koreksi -0,25 sampai -3,0 dioptri
Miopia sedang : lensa koreksi -3,25 sampai -6 dioptri
Miopia berat : lensa koreksi > 6 dioptri
b. Etiologi
Aksis bola mata yang terlalu panjang atau kelengkungan kornea yang terlalu
besar.
c. Klinis
Mata kabur saat melihat objek jauh
d. Tatalaksana
Koreksi lensa sferis negatif terkecil yang memberikan visus 6/6
e. Komplikasi
Ablasio retina
28. Hipermetropia
a. Definisi
Kelainan refraksi mata dimana sinar sejajar jauh tidak cukup kuat dibiaskan sehingga
titik fokusnya terletak di belakang retina
b. Etiologi
Aksis mata terlalu pendek atau kelengkungan kornea yang kurang
c. Klinis
Mata kabur saat melihat objek dekat dan jauh, sakit kepala, fotofobia, cepat lelah
saat membaca, perlu memincingkan mata jika melihat jauh.
d. Tatalaksana
Koreksi dengan lensa sferis terbesar yang memberi visus 6/6
e. Komplikasi
Glaukoma sudut sempit
29. Astigmatisme
a. Definisi
Black Books for UKMPPD 172
Keadaan dimana sinar sejajar tidak dibiaskan secara seimbang ke seluruh meridian
Klasifikasi:
Astigmatisma miopikus simpleks
Satu bayangan dibiaskan tepat di retina, bayangan lain dibiaskan di depan
retina
Astigmatisma hipermetropikus simpleks
Satu bayangan dibiaskan tepat di retina, bayangan lain dibiaskan di belakang
retina
Astigmatisma mikstous
Satu bayangan dibiaskan di depan retina, bayangan lain dibiaskan di belakang
retina
Astigmatisma miopikus kompositus
Kedua bayangan dibiaskan di depan retina
Astigmatisma hipermetropikus kompositus
Kedua bayangan dibiaskan di belakang retina
b. Etiologi
Perubahan lengkung kornea
c. Klinis
Mata kabur saat melihat jauh dan dekat, objek membayang, astenopia
d. Tatalaksana
Koreksi dengan lensa sferis dan silinder
Astigmatisma miopikus simpleks : Sferis 0 , Cilinder negatif
Astigmatisma hipermetropikus simpleks : Sferis 0, Cilinder positif
Astigmatisma mikstous : Sferis positif, Cilinder negatif
Astigmatisma miopikus kompositous : Sferis negatif , Cilinder negatif
Astigmatisma hipermetropikus kompositous : Sferis Positif , Cilinder negatif
e. Komplikasi
Ambliopia
30. Presbiopia
a. Definisi
Suatu kondisi yang berhubungan dengan usia dimana pengelihatan kabur ketika
melihat objek berjarak dekat
b. Etiologi
Black Books for UKMPPD 173
1) Anopsia ipsilateral
2) Hemianopsia heteronim bitemporale
3) Hemianopsia homonim
4) Quadranopsia homonim superior sinistra
5) Quadranopsia homonim inferior sinistra
6) Macular sparing
7) Skotoma sentral
Black Books for UKMPPD 175
THT-KL
42. Othematome
Terdapat kumpulan darah di perikondrium dan tulang rawan. Biasanya diakibatkan
trauma.
Tatalaksana dengan drainase
43. Pseudokista
Terdapat benjolan di daun telinga akibat adanya kumpulan cairan antara
perikondrium dengan tulang rawan
Benjolan tidak nyeri
Tatalaksana dengan drainase kemudian dibalut tekan menggunakan gips untuk
mencegah kekambuhan
44. Selulitis Aurikula
Infeksi bakteri (Staphylokokus, Streptococcus)
Klinis: aurikula merah, bengkak, nyeri, nyeri tekan
Tatalaksana: antibiotik
45. Erisipelas Aurikula
Infeksi Grup A Streptokokus beta hemolitikus
Klinis: aurikula kemerahan, bengkak, nyeri, disertai demam
Tatalaksana: oral/IV penisilin G
46. Perikondritis dan Kondritis
a. Definisi
Black Books for UKMPPD 176
Kortikosteroid topikal
Hindari memecahkan vesikel
50. Serumen Proop
a. Definisi
Terbentuknya gumpalan yang menumpuk akibat serumen yang berlebihan di dalam
liang telinga. Dapat terjadi karena paparan bising kronis, kerusakan mekanisme
pembersihan alami liang telinga
b. Klinis
Penurunan pendengaran (tuli konduktif)
Telinga terasa penuh, terlebih jika ada air masuk ke telinga
Pada otoskopi terlihat penumpukan serumen
c. Tatalaksana
Hindari membersihkan telinga secara berlebihan
Hindari memasukan air atau apapun ke dalam telinga
Serumen lunak : evakuasi dengan kapas
Serumen keras : teteskan seruminolitik (carbogliserin)
Serumen sudah terlalu dalam : irigasi
Perforasi membran timpani kontra indikasi irigasi
51. Otitis Media Akut
a. Etiologi
Sterptococcus pneumoniae (bakteri gram positif bentuk rantai)
b. Stadium
1) Oklusi Tuba
Membran timpani retraksi, pucat
Tatalaksana:
o Tetes hidung efedrin HCl 0,5% (anak), 1% (Usia > 12 tahun)
o Antibiotik oral (amoksisilin)
2) Hiperemis
Membran timpani hiperemis, edem
Tatalaksana:
o Tetes hidung efedril HCl
o Antibiotik oral
3) Supuratif
Black Books for UKMPPD 180
Tes Bing
Tragus ditekan sampai menutup liang telinga, kemudian penala digetarkan
dan diletakan pada pertengahan kepala. Bila terdapat lateralisasi pada
telinga yang ditutup berarti telinga tersebut normal. Bila tidak terdapat
laterasasi berarti telinga tersebut menderita tuli konduktif.
Tes Stenger
Digunakan pada pemeriksaan tuli anorganik (pura-pura tuli)
2) Tes Berbisik
Bersifat semi-kuantitatif. Digunakan untuk menentukan derajat ketulian secara
kasar.
3) Audiometri Nada Murni
Digunakan untuk mengukur derajat ketulian secara kuantitatif
56. Meniere Disease
a. Etiologi
Terlalu banyak cairan endolimfe di dalam kanalis semisirkularis
b. Klinis
Trias meniere: gangguan pendengaran, vertigo, tinitus
c. Tatalaksana
Diazepam saat serangan. HCT dan steroid untuk pencegahan
57. Furunkel pada Hidung
a. Definisi
Infeksi kelenjar sebasea atau folikel rambut oleh Staphylococcus aureus
b. Klinis
Furunkel di dalam hidung paling sering di lateral vestibulum nasi yang mempunyai
vibrissae
Kadang nyeri
c. Tatalaksana
Kompres hangat
Antibiotik oral dan topikal
Insisi bila sudah terjadi abses
58. Rhinitis Akut
a. Definisi
Black Books for UKMPPD 184
Anamnesis
Hiposmia/anosmia, obstruksi nafas, post nasal drip, nyeri kepala, mengorok,
rhinorea
Rhinoskopi
Massa berwarna pucat, bertangkai, mudah digerakan, sering berada di meatus
medius
Stadium:
o Stadium 1: polip terbatas di meatus medius
o Stadium 2: polip sudah keluar dari meatus medius, tampak di rongga
hidung tapi belum memenuhi rongga hidung
o Stadium 3: polip masif
c. Penunjang
Nasoendoskopi
CT Scan
d. Tatalaksana
Kortikosteroid oral (lebih efektif) atau intranasal
Antibiotik
Antihistamin
Pembedahan bila farmakoterapi tidak berhasil
66. Epistaksis
a. Epistaksi Anterior
Etiologi
Perdarahan dari pleksus Kiesselbach (a. Sphenopalatina, a. Etmoidalis anterior,
a. Labialis superior, a. Palatina mayor) di septum bagian anterior atau arteri
ethmoidalis anterior
Klinis
Perdarahan ringan unilateral
Tatalaksana
o Inisial : posisi duduk, kepala ditegakkan, cuping hidung ditekan ke arah
septum selama 3-5 menit (metode Trotter)
o Definitif: kauterisasi dengan larutan AgNO 3, hati-hati jangan lakukan di kedua
septum
Black Books for UKMPPD 189
Tampak hiperplasia kelenjar limfa di bawah mukosa faring dan lateral band
hiperplasi
Mukosa dinding faring posterior tidak rata, bergranular
Tatalaksana dengan kauterisasi
b. Faringitis Kronik Atrofi
Timbul bersama rhinitis atrofi
Tampak mukosa faring tertutup lendir kental dan bila diangkat mukosa tampak
kering
70. Tonsilitis
a. Tonsilitis akut viral
Etiologi : EBV (paling sering), dan coxsackie virus
Klinis
o Gejala seperti common cold disertai nyeri tenggorok
o Pada infeksi EBV terlihat membran pada tonsil yang radang. Jika membran
diangkat tidak menimbulkan perdarahan.
o Pada infeksi virus coxsackie tampak luka-luka kecil pada palatum dan tonsil
yang sangan nyeri
o Pada infeksi coxsackie virus menyebabkan tonsilitis akut supuratif
Tatalaksana: istirahat, minum cukup, analgetik, antivirus bila gejala berat
b. Tonsilitis aku bakterial
Etiologi
GABHS, Pneumococcus, Streptococcus viridian,Streptococcus pyogenes, dan H.
Influenza
Klinis
o Nyeri tenggorok, nyeri menelan, demam tinggi, nyeri sendi, nyeri telinga
o Tonsil tampak membengkak, hiperemis, terdapat detritus
o Tonsilitis folikularis: detritus jelas
o Tonsilitis lakunaris: detritus menjadi satu dan membentuk alur
Tatalaksana
Antibiotik golongan penisilin (Penisilin G atau amoksisilin) atau eritromisin
Antipiretik
Kortikosteroid
Black Books for UKMPPD 191
c. Tonsilitis Fungal
Candida
Pada pasien immunokompromais atau mendapat terapi antibiotik jangka
panjang
Tampak plak putih seperti keju (white cottage cheese like plaque)
Plak berdarah jika diangkat
d. Tonsilitis Difteri
Etiologi
Corynebacterium difteri
Klinis
o Nyeri menelan, demam subfebris, nyeri kepala, lemas
o Tonsil membesar, hiperemis, terdapat pseudomembran yang melekat erat
dengan dasarnya dan mudah berdarah
o Pembesaran kelenjar limfe leher (Bull neck appearance)
Tatalaksana
o Isolasi
o Anti difteri serum 20.000 – 100.000 unit
o Antibiotik golongan penisilin (Penisilin G atau amoksisilin) atau
eritromisin
o Kortikosteroid
o Antipiretik
e. Tonsilitis Septik
Penyebab Streptococcus hemoliticus
Riwayat konsumsi susu sapi yang tidak di masak dahulu atau di pasteurisasi
f. Tonsilitis Kronik
Etiologi
Rangsangan menahun rokok, beberapa jenis makanan, higine mulut buruk,
pengaruh cuaca, kelelahan fisik, pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat
Klinis
o Rasa mengganjal di tenggorokan, tenggorokan terasa kering, bau mulut
o Tonsil membesar, hiperemis, terdapat kripte yang melebar berisi detritus
Tatalaksana
Black Books for UKMPPD 192
Tonsilektomi (jika ada obstruksi nafas, infeksi berulang >3 kali dalam
setahun, dll)
71. Abses Peritonsilar (Abses Quinsy)
a. Etiologi
Komplikasi dari tonsilitis dan faringitis
b. Klinis
Demam, nyeri tenggorokan, nyeri telinga ipsilateral, disfagia, hipersalivasi,
trismus, hot potato voice
Tampak eritem pada palatum molle, tampak abses, uvula terdorong ke sisi
kontralateral, tonsil terdorong inferomedial
Jika tidak terdapat abses disebut peritonsilar infiltrat
c. Diagnosis banding
Abses retrofaring: leher kaku, kaku kuduk, sesak nafas, stridor, faring posterior
eritem dan edem.
Abses parafaring: leher terlihat membengkak
d. Tatalaksana
Insisi drainase, antibiotik, kortikosteroid
72. Laringitis
a. Etiologi
Virus (parainfluenza, adenoviruz, influenza), bakteri (Haemofilus influenza,
Branhamella cattharalis, Streptococcus pyogenes, Streptococcus pneumoniae,
Staphylococcus aureus), jamur, vocal abuse, pajanan terhadap polutan, GERD,
pneumonia
b. Klinis
Suara serak atau hilang (afonia)
Nyeri saat menelan dan berbicara
Gejala common cold
Pada Rontgen Soft tissue leher tampak pembengkakan jaringan subglotis
(Steeple sign)
c. Tatalaksana
Vocal rest, vocal rehabilitation
Kortikosteroid
Simptomatik
Black Books for UKMPPD 193
73. Laringomalasia
Kelainan kongenital dimana epiglotis lemah
Menyebabkan sumbatan jalan nafas, no feeding intolerance, remisi pada umur 2
tahun
Laringoskopi: epiglotis berbentuk omega
Bila ada sumbatan nafas intubasi
74. Epiglotitis
Akibat infeksi H. Influenza tipe B
Onset akut, nyeri tenggorokan, nyeri menelan, muffled voice / hot potato voice,
riwayat ISPA
Rontgen lateral soft tissue leher : thumb sign
75. Nodul Pita Suara
Riwayat penggunaan suara dalam waktu lama (guru, penyanyi, dll)
Suara parau, batuk
Laringoskopi tampak nodul di plica vocalis
Tatalaksana dengan voice therapy
76. Akalasia
Sfingter esofagus tidak bisa relaksasi
Gejala berupa kesulitan menelan
Black Books for UKMPPD 194
DERMATOVENEROLOGI
1. Akne Vulgaris
Merupakan peradangan kronis folikel pilosebaseous
Lesi berupa komedo hitam atau putih, papul, pustul, nodus, kista, jaringan parut,
hiperpigmentasi
Klasifikasi:
o Gradasi ringan
Komedo < 20 atau lesi inflamasi < 15, total lesi < 30
Tatalaksana: topikal retinoid +/- benzoil peroksida atau antibiotik topikal
(klindamisin gel atau eritromisin)
Terapi: topikal retinoid ± benzoil peroksida (BPO) atau antibiotik topikal
(klindamisin gel atau eritromisin sol)
o Gradasi sedang
Komedo 20 – 100, atau lesi inflamasi 15-50 atau total lesi 30 – 125
Tatalaksana: Retinoid topikal dan BPO atau antibiotik topikal +/- antibiotik
sistemik (tetrasiklin, doksisiklin, minosiklin selama 6-8 minggu)
Terapi: topikal retinoid + BPO ± antibiotik oral (tetrasiklin, doksisiklin,
minosiklin, klindamisin)
o Gradasi berat
Kista > 5 atau komedo > 100 atau lesi inflamasi > 50 atau total lesi > 125
Tatalaksana: retinoid topikal + BPO + antibiotik oral. Bila tidak berhasil
isotretinoin oral.
Terapi:topikal retinoid + BPO + antibiotik oral, bila tidak berhasil:
isotretinoin oral
Penatalaksanaan:
2. Dermatitis Atopik
a. Definisi
Inflamasi kulit kronik dan residif
b. Klinis
Gatal
Lesi berbentuk polimorfik, umumnya eritema dengan skuama, bisa terdapat
papul, vesikel, krusta, likenifikasi. Kulit tampak kering (xerosis)
Black Books for UKMPPD 195
Antidepresan
6. Miliaria
a. Definisi
Kelainan kulit akibat retensi keringat yang ditandai oleh adanya vesikel milier
b. Klinis
Miliaria kristalina
o Vesikel miliar, subkorneal tanpa tanda inflamasi, mudah pecah
o Predileksi pada bagian yang tertutup pakaian
Miliaria rubra
o Vesikel milier atau papulovesikel dengan dasar eritematosa sekitar lubang
keringat, tersebar diskret
Miliaria profunda
o Kelanjutan miliaria rubra, bentuk papul putih keras, ukuran 1-3 mm
Miliaria pustulosa
o Kelanjutan miliaria rubra, vesikel berubah menjadi pustul
c. Tatalaksana
Pakai pakaian tipis dan menyerap keringat
Bedak kocok asam salisilat 2% dan mentol
Antihistamin oral
7. Pitiriasis Rosea
a. Definisi
Erupsi kulit akut dan self limiting ditandai dengan gambaran khas Herald patch dan
gambaran pohon cemara
b. Klinis
Lesi primer (Herald patch) berupa plak berbatas tegas eritematousa atau
hiperpigmentasi berbentuk oval atau bulat dengan skuama halus.
2 hari sampai 2 bulan kemudian tampak lesi sekunder polimorfik yang
penyebarannya mengikut garis kulit atau (Relaxed Skin Tension Line) dan
membentuk gambaran seperti pohon cemara
c. Tatalaksana
Sembuh sendiri
8. Psoriasis
a. Definisi
Black Books for UKMPPD 197
Penyakit peradangan kulit kronik residif yang ditandai dengan plak eritematosa yang
diatasnya terdapat skuama terbal berlapis-lapis transparan seperti mika, disertai
dengan adanya tanda-tanda khas:
Fenomena tetesan lilin (bila lesi digores, tampak seperti lilin)
Auspitz sign (titik-titik perdarahan di dasar lesi)
Fenomena Koebner (kulit yang mengalami trauma bisa menjadi psoriatik)
b. Klinis
Psoriasis Plak
Plak eritematosa yang diatasnya terdapat skuama terbal berlapis-lapis transparan
seperti mika. Lokasi di ektensor, kepala, palmar, plantar, pantat.
Psoriasis Gutata
Didahului infeksi streptokokus di saluran nafas atas. Bentuk seperti tetesan air.
Psoriasis Pustulosa
Pustul steril yang mengenai hampir seluruh bagian tubuh. Pustul dapat
bergabung menjadi gambaran seperti pulau-pulau pustul.
Psoriasis Eritroderma
Eritema dengan skuama yang bisa mengenai 100% bagian tubuh.
c. Tatalaksana
Kortikosteroid topikal
Calcipotriene (analog vitamin D)
Preparat ter
Terapi UV jika lesi sangat luas
9. Dermatitis Kontak
Dermatitis Kontak Alergi Dermatitis Kontak Iritan
Penyebab Bahan sehari-hari Bahan iritan
Patofisiologi Reaksi hipersensitivitas tipe IV Iritasi langsung
Onset Setelah paparan kedua, akut Dapat akut (iritan kuat) maupun
kronik/kumulatif (iritasi lemah berulang-
ulang)
Yang Terkena Penderita alergi Semua orang
Klinis Tanda-tanda dermatitis, lesi Tanda-tanda dermatitis, lesi
polimorf. Dapat meluas ke monomorf. Terbatas pada daerah
Black Books for UKMPPD 198
sekitarnya. kontak.
Rasa gatal Rasa gatal, panas, sampai sakit
Uji Tempel/Patch Cresendo Decresendo
o Lesi berupa ulkus dangkal tertutup krusta tebal dan lengket berwarna
kuning keabuan kotor. Bila krusta diangkat tampak ulkus berbentuk
punched out, tepi ulkus meninggi, indurasi, berwarna keunguan
o Predileksi di ektremitas bawah atau daerah terbuka
d. Furunkel / Karbuknel
Peradangan folikel rambut beserta jaringan di sekitrarnya
Lesi berupa nodus eritematosa, awalnya keras, nyeri tekan, setelah beberapa hari
terdapat fluktuasi, bila pecah keluar pus. Furunkel ukuran 1 – 3 cm, karbunkel
ukuran 3 – 10 cm dan lebih dalam. Furunkel yang banyak pada satu tempat
disebut furunkulosis.
Predileksi di leher, wajah, aksila, bokong.
e. Folikulitis
Folikulitis superficialis (impetigo Bockhart)
Lesi berupa pustul kecil dome-shape, mudah pecah, pada folikel rambut,
multipel. Predileksi di kulit kepala, dagu, leher, aksila, bokong
Folikulitis profunda (sycosis barbae)
Nodul eritematosa dengan perabaan hangat. Predileksi di dagu / bibir.
f. Selulitis
Etiologi: Grup A Streptococcus B Hemolitikus
Lesi berupa infiltrat berwarna merah cerah, letak superficial (dermis), batas
tegas, edema
Predileksi di wajah dan tungkai
g. Erisipelas
Etiologi: S. aureus / GABHS
Les berupa infiltrat eritematosa difus, batas tidak tegas, letak lebih dalam dari
erisipelas (Subkutis).
h. Eritrasma
Etiologi : Corynebacterium minutissimum
Lesi berupa makula atau patch eritem berskuama dengan batas tegas, biasanya
di daerah lipatan
Wood’s Lamp: Coral Red
Terapi Eritromisin
Terapi:
Black Books for UKMPPD 200
Bila banyak pus / krusta : kompres terbuka dengan kalikus 1/5000 atau rivanol 1%
atau povidon iodin diencerkan 10x
Bila tidak tertutup pus / krusta: salep/krim asam fusidat 2%, mupirosin krim 2%,
neomisin, atau basitrasin
Sistemik: Kloksasilin, amoksisilin, azitromisin selama minimal 7 hari
12. Morbus Hansen
a. Etiologi
Mycobacterium lepra
b. Klinis
Diagnosis ditegakkan bila terdapat satu dari cardinal sign:
o Lesi kulit mati rasa
o Penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi saraf (n.facialis, n. Auricularis
magnus, n. Medianus, n. Ulnaris, n. Radialis, n. peroneus komunis, n. Tibialis
posterior)
o BTA (+) dalam kerokan kulit dengan pewarnaan Ziehl Nelsen
Klasifikasi lepra
Tanda Utama Pausibasiler (PB) Multibasiler (MB)
Bercak Kusta Jumlah 1-5 Jumlah >5
Penebalan saraf tepi disertai Hanya 1 saraf Lebih dari 1 saraf
gangguan fungsi (mati rasa /
kelemahan otot)
Kerokan jaringan kulit BTA negatif BTA positif
c. Reaksi Kusta
Terdapat dua reaksi kusta: reaksi tipe I (reaksi reversal) dan reaksi tipe II (eritema
nodusum leprosum)
Gejala Tanda Reaksi Tipe I Reaksi Tipe II
Tipe kusta Bisa PB atau MB Hanya pada MB
Waktu timbul Segera setelah pengobatan Lebih dari 6 bulan pengobatan
Keadaan umum Umumnya baik, subfebris Ringan sampai berat, demam tinggi
Peradangan di kulit Bercak kulit lama menjadi lebih Timbul nodus kemerahan, lunak,
merah, bengkak, mengkilat, nyeri tekan.
hangat. Biasanya pada lengan dan
Dapat timbul bercak baru. tungkai.
Nodus dapat pecah.
Saraf Sering terjadi. Silent neuritis Dapat terjadi
Udem pada ekstremitas (+) (-)
Peradangan pada mata Anestesi kornea dan lagoftalmus Iritis, iridosiklitis, glaukoma, katarak
Peradangan pada organ Hampir tidak ada Peradangan pada testis, sendi,
lain ginjal, KGB.
d. Tatalaksana
Pausibasiler
o Obat bulanan
Hari pertama setiap bulan, rifampisin 2x300 mg dan Dapson/DDS 1x100
mg diminum langsung
o Obat harian
Hari ke 2 – 28, Dapson 1x100 mg
o Jangka waktu pengobatan 6-9 bulan
o Dosis pada anak 10-15 tahun, rifampisin 450 mg, DDS 50 mg
Multibasiler
o Obat bulanan
Hari pertama setiap bulan, rifampisin 2x300 mg + klofazimin (lampren)
3x100 mg + Dapson 1x100 mg diminum langsung
Black Books for UKMPPD 202
o Obat harian
Hari ke 2 – 28, Lampren 1x50 mg + Dapson 1x100 mg
o Jangka waktu pengobatan 12-18 bulan
o Dosis pada anak 10-15 tahun, rifampisin 450 mg, lampren 150 mg, DDS 50
mg. Dosis lampren 2 hari sekali.
Reaksi
o Tipe 1
Prednison 40 mg / hari tappering off tiap 2 minggu
o Tipe 2
Prednison 40 mg / hari tappering off tiap 2 minggu
Klofazimin 1x100 mg selama 2 bulan
13. Tuberkulosis Kutis
a. TB milier Kulit
Pada pasien immunocompromised
Gambaran milier pada paru (+)
Lesi kulit berupa papul, pustul, dengan / tanpa nekrosis seluruh tubuh
b. TB Chancre
Riwayat TB (-) , menyerang langsung pada kulit
Papul shallow firm non healing ulcer
c. TB Verukosa
Riwayat TB (+)
Imunitas baik
Lesi berupa hiperkeratosis dengan penjalaran serpiginosa (seperti ular).
Predileksi di lutut, siku, tangan, dan kaki
d. Scofuloderma
Kronik, sering kambuh
Nodul / supurasi / ulkus tepi irreguler di area limfonodi, sendi, atau tulang
e. Orificial TB
Pada penderita TB dengan immunocompromised
Ulkuk bergaung, eritem, purulen, hemoragik di orificium oris
f. TB Gumma
14. Cutaneus Antraks
a. Etiologi
Black Books for UKMPPD 203
Bacilus antrachis
b. Klinis
Benjolan disertai krusta (keropeng) di tangan
Berhubungan dengan ternak kambing / sapi
Pewarnaan Gram : bakteri batang, gram (+), spora (+), aerob
c. Tatalaksana
Ciprofloxacin
15. Limfogranuloma Venerum
a. Etiologi
Chlamidya trachomatis
b. Klinis
Vesikel pada penis atau vagina, kemudian setelah hilang timbul peradangan
pada kelenjar limfonodi buboinguinal, sangat nyeri
Demam
c. Tatalaksana
Doksisiklin 2 x 100 mg PO selama 14 hari atau
Eritromisin 4 x 500 mg PO selama 14 hari (boleh pada ibu hamil)
16. Pitiriasis Versikolor
a. Etiologi
Jamur Malassezia furfur
b. Klinis
Lesi makula/patch hipo/hiperpigmentas dengan skuama halus. Finger nail
sign (jika lesi diusap seperti terdapat bubuk/tepung)
Pemeriksaan KOH: hifa pendek disertai spora (spaghetti and meat ball)
Wood lamp: kuning keemasan
c. Tatalaksana
Sampo selenium sulfida 1,8% atau ketokonazole sampo 2% dioleskan 10 menit
sebelum mandi setiap hari
Bila lesi luas berikan sistemik (ketokonazole 200 mg 1x1 PO)
17. Dermatofitosis
a. Etiologi
Jamur Dermatofit: Microsporum, Epidermophyton, Tricophyton
b. Klinis
Black Books for UKMPPD 204
Berdasarkan Lokasi
o Tinea Kapitis
Alopesia dan skuama di kepala (grey patch). Bila rambut patah tetapi masih
tersisa akar akan tampak titik-titik hitam (black dot). Jika terjadi infeksi
terlihat seperti massa basah, kotor, dan berbau seperti tikus (kerion celsi)
o Tinea Korporis
Plak eritema berbatas tegas berskuama dengan tepi aktif (central healing).
Lokasi selain di kepala, selangkangan, tangan dan kaki.
o Tinea Kruris
Lesi sama seperti tinea korporis. Lokasi lesi di selangkangan dapat menjalar
ke perineum dan bokong.
o Tinea Barbae
Lesi sama seperti tinea korporis namun predileksi di dagu/ leher.
o Tinea Manum
Lesi segmental berupa vesikel dengan skuama di tepi pada telapak tangan,
punggung tangan, tepi lateral tangan, atau jari.
o Tinea Pedis
Paling sering tipe interdigital dimana terdapat eritema, skuama, maserasi,
dan fisura. Dapat disertai infeksi sekunder yang menyebabkan pruritus dan
bau (athlete’s foot)
o Tinea Unguium
Disebut juga onikomikosis atau jamur kuku. Lesi distrofi, hiperkeratosis,
onikolisis, debris, dan perubahan warna kuku.
Pemeriksaan KOH 10% , untuk kuku 20%: Hifa panjang bersekat (Bamboo like)
Lampu Wood: kuning kehijauan
c. Tatalaksana
Antifungal topikal (golongan azol, siklopiroksolamin) selama 2-4 minggu
Antifungal sistemik bila lesi luas (griseofulvin oral)
Tinea Kapitis: griseofulvin PO atau itrakonazole PO selama 6-8 minggu dan
sampo antimikotik
Tinea Unguium: Siklopiroksolamin topikal (cat kuku) selama 2-3 bulan
Tinea Pedis: Antifungal sistemik selama 4-6 minggu
Black Books for UKMPPD 205
18. Kandidiasis
a. Etiologi
Candida albicans
b. Klinis
Biasanya di daerah lipatan (intertriginosa)
Lesi tampak patch / plak eritematosa, berbatas tegas, basah, bersisik, dikelilingi
lesi satelit (vesikel, papul, atau pustul) di sekitarnya.
Pemeriksaan KOH 10% : ragi, pseudohifa, blastospora
c. Tatalaksana
Nistatin dan krim imidazole
19. Skabies
a. Etiologi
Sarcoptes scabei
b. Klinis
Papul dan vesikel eritema multipel. Distribusi terutama di sela-sela jari kaki dan
tangan.
Diagnosis ditemukan 2 dari 4 tanda kardinal:
o Gatal terutama di malam hari
o Ditemukan terowongan
o Ditemukan tungau (pemeriksaan KOH dari kerokan kulit pada lesi)
o Terjadi berkelompok
c. Tatalaksana
Permetrin krim 5% dioleskan malam hari ke seluruh tubuh kemudian diulang 1
minggu kemudian. Atau gameksan 1%
Pada ibu hamil dan anak < 2 bulan : sulfur presipitatum 4-20% (salep 2-4)
20. Cutaneus Larva Migran / Creeping Eruption
a. Etiologi
Larva Ancylostoma braziliensis atau Ancylostoma caninum
b. Klinis
Riwayat kontak dengan tanah lembab yang terkontaminasi dengan larva.
Lesi berbentuk seperti benang berkelok-kelok , kemerahan, agak menonjol,
disertai gatal
c. Tatalaksana
Black Books for UKMPPD 206
Bentuk khusus:
o Herpes zoster oflatmikus
Kelainan mata dan kulit di daerah persarafan cabang 1 n. Trigeminus (n.
Oftalmikus)
o Herpes zoster otikus
Kelainan sesuai persarafan n. VIII. Gejala: lesi vesikuler di daun telinga yang
nyeri, tinitus, gangguan pendengaran, vertigo, nistagmus
o Ramsay Hunt Syndrome
Herpes pada gangglion geniculatum. Manifestasi gejala akibat gangguan
pada n. VII dan VIII. Gejala: nyeri di daerah lesi, paralisis wajah, tinitus,
vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus, gangguan pengecapan.
c. Tatalaksana
Asiklovir 5 x 800 mg selama 7 – 10 hari atau
Valasiklovir 3 x 1000 mg selama 7 – 10 hari
Profilaksis : kortikosteroid
Terapi : amitriptilin atau gabapentin
24. Moluskum Kontagiosum
a. Etiologi
Molluscum contagiosum virus (pox virus)
b. Klinis
Lesi papul bentuk seperti kubah miliar, di tengahnya terdapat delle. Bila dipijat
akan keluar massa putih seperti nasi yang merupakan badan moluskum.
Pemeriksaan penunjang dengan pewarnaan Giemsa tampak badan inklusi
moluskum (Henderson-Paterson Bodies) di dalam sitoplasma
c. Tatalaksana
Kuretase
Topikal : asam salisilat, asam trikloroasetat, kantaridin, podofilin
25. Veruka Vulgaris
a. Etiologi
Human Papiloma Virus (HPV)
b. Klinis
Black Books for UKMPPD 208
Lesi papul berwarna kulit sampai keabuan dengan permukaan verukosa. Jika
permukaan rata disebut veruka plana.
Dapat dijumpai di kulit, mukosa, kuku
Jika digores timbul autoinokulasi (lesi baru) di sepanjang goresan (fenomena
Koebner)
c. Tatalaksana
Kaustik dengan asam salisilat 20 - 40%, larrutan AgNO3 25%
26. Uretritis / servisitis Gonore
a. Etiologi
Neisseria gonorrhea
b. Klinis
Pria : duh tubuh purulen dari uretra disertai disuria, edema dan eritema pada
orifisium uretra
Wanita : asimptomatik, kadang terjadi perubahan duh tubuh vagina
Pemeriksaan Penunjang : pewarnaan gram diplokokus gram negatif
intraseluler (bentuk biji kopi) . Jika tidak didapatkan DGNI, maka termasuk ke
dalam uretritis Non-GO yang disebabkan Chlamidia trachomatis, terapinya
dengan Azithromisin.
c. Tatalaksana
Sefiksim 400 mg PO dosis tunggal atau Ceftriaxon 250 mg IM DITAMBAH
DENGAN Azitromisin 1 g PO atau doksisiklin 2x100 mg PO selama 7 hari (terapi
uretritis non-GO)
d. Komplikasi
Pria
o Lokal: Tysonitis, parauretritis, littritis, cowperitis
o Ascenden: prostatitis, vesikulitis, funikulitis, epididimitis, trigonitis
Wanita
o Lokal: parauretritis, bartholinitis
o Ascenden: salphingitis, PID
27. Vaginosis Bakterial
a. Etiologi
Bakteri anaerob Gardnerella vaginalis dan Mycoplasma hominis
b. Klinis
Black Books for UKMPPD 209
Duh tubuh warna putih homogen, bau amis seperti ikan, whiff test / tes amin
positif (duh tubuh ditetesi larutan KOH 10% akan tercium bau amis)
pH vagina >4,5
Pemeriksaan penunjang: pewarnaan Gram atau sediaan basah dengan NaCl
fisiologis dapat ditemukan clue cell (bakteri menempel pada tepi sel)
c. Tatalaksana
Metronidazole 2 x 500 mg selama 7 hari atau
Metronidazole 2 g PO dosis tunggal
Pada ibu hamil metronidazole aman digunakan
28. Trikomoniasis
a. Etiologi
Parasit berflagel Trichomonas vaginalis
b. Klinis
Sekret homogen, kuning kehijauan, berbusa/buih, kadang gatal
pH vagina > 4,5
Serviks : strawberry cervix
Pemeriksaan penunjang: sediaan basah dengan NaCl fisiologis ditemukan
parasit Trichomonas vaginalis dengan gerakan flagel khas (motil)
c. Tatalaksana
Metronidazol 2 x 500 mg PO selama 7 hari atau
Metronidazol 2 gr PO dosis tunggal
29. Kandidiasis Vulvovaginalis
a. Definisi
Infeksi pada vulva yang disebabkan oleh Candida albicans atau ragi lainnya.
b. Klinis
Gatal pada vulva
Dapat disertai edema dan fisura
Duh tubuh putih seperti susu, bergumpal, tidak berbau
Terdapat lesi satelit
Pemeriksaan penunjang : sediaan basah dengan larutan KOH 10% dapat
ditemukan pseudohifa dan atau blastospora
c. Tatalaksana
Klotrimazole kapsul vagina 500 mg dosis tunggal atau
Black Books for UKMPPD 210
Pada ibu hamil lebih baik tidak diberikan obat sistemik. Klotrimazole dan nystatin
aman untuk ibu hamil.
a. Etiologi
Haemophylus ducreyi
b. Klinis
Ulkus multipel, tepi tidak teratur, dinding bergaung, dasar kotor, sangat nyeri
Pewarnaan gram / Unna Pappenheim : basil gram negatif berderet seperti
rantai
c. Tatalaksana
Ciprofloxacin 2 x 500 mg PO selama 3 hari atau
Azitromisin 1 gr PO dosis tunggal atau
Eritromisin 4 x 500 mg PO selama 7 hari atau
Ceftriaxon 250 mg IM dosis tunggal
33. Kondiloma Akuminata
a. Etiologi
Human Papiloma Virus
b. Klinis
Vegetasi atau papul bentuk akuminata (jengger ayam / kembang kol)
c. Tatalaksana
Kauterisasi dengan :
o Podofilin 10-25 % seminggu 2 kali atau
o Asam trikloroasetat 50 – 90 % 1 minggu sekali (terutama untuk wanita hamil)
34. Fixed Drug Eruption
a. Definisi
Kelainan akibat alergi obat yang muncul berkali-kali pada tempat yang sama. Obat
pencetus : sulfonamid, barbiturat, trimetropim, analgetik. Reaksi hipersensitivitas tipe
II.
b. Klinis
Lesi khas:
o Vesikel, bercak eritem
o Lesi target berbentuk bulat, lonjong atau numular, kadang disertai erosi
o Bercak hiperpigmentasi dengan kemerahan di tepinya
Predileksi: bibir, penis, vulva, punggung
c. Tatalaksana
Antihistamin sistemik dan steroid topikal
Black Books for UKMPPD 212
jaringan di bawahnya.
NEUROLOGI
3. Headache
a. Tension Headache
Klinis: nyeri kepala bilateral, rasa seperti diikat atau ditekan, lokasi frontal
atau oksipital
Tatalaksana:
o Akut: ibuprofen, aspirin, paracetamol
o Pencegahan: antidepresan trisiklik (amitriptilin)
b. Migraine
Klinis: nyeri unilateral, berdenyut, lokasi di frontotemporal dan okular. Disertai
mual, muntah, fotofobia, dan fonofobia. Bisa disertai aura (silau, pandangan
ganda, ganguan sesoris, gangguan motoris, dll) atau classic migrain, bisa
tanpa aura atau common migrain.
Tatalaksana:
o Akut: ergot atau triptan
o Pencegahan: asam valproat
Black Books for UKMPPD 217
c. Cluster Headache
Klinis: nyeri unilateral, terasa sangat berat seperti ditusuk, mata seperti
didorong keluar, lokasi di orbita dan temporal. Disertai lakrimasi, mata merah,
rhinorrea, dan perspirasi di dahi ipsilateral.
Tatalaksana:
o Akut: ergot atau triptan
o Pencegahan: calcium channel blocker
4. Epilepsi
a. Etiologi
Idiopatik, sindrom keturunan, malformasi kongenital, infeksi, trauma kepala, stroke,
tumor, dan penyakit degeneratif lain
b. Klasifikasi
Kejang
Parsial
Umum
(fokal)
Kejang
Sederhan Tonic- Miokloni
Kompleks umum Absence Tonik Atonik
a clonic k
sekunder
Romberg tes (pasien berdiri dengan kedua kaki rapat): mata terbuka pasien
dapat mempertahankan keseimbangan, saat mata tertutup pasien tidak dapat
mempertahankan keseimbangan.
Finger to finger test: normal
b. Vertigo Sentral (non-vestibuler)
Rasa seperti melayang, serangan tidak seberat vertigo perifer, kontinyu, jarang
disertai mual dan muntah, bisa disertai defisit neurologis fokal
Nistagmus vertikal
Romberg tes: baik saat mata terbuka atau mata tertutup pasien tidak dapat
mempertahankan keseimbangan.
Finger to finger test: abnormal
Tatalaksana: calcium channel blocker (flunarizin)
c. Penyakit Vertigo Perifer
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
o Etiologi
Kanalith di dalam kanalis semisirkularis
o Klinis
Vertigo dipicu oleh perubahan posisi
o Penunjang
Manuver Dix-Hallpike
o Tatalaksana
Manuver Epley, Calcium Channel Blocker (flunarizin), antihistamin,
betahistin
Meniere Disease
o Etiologi
Terlalu banyak cairan di endolimfe
o Klinis
Vertigo, tinitus, gangguan pendengaran
o Tatalaksana
Saat serangan: diazepam. Pencegahan: HCT, steroid
6. Meningitis
a. Etiologi
Inflamasi lapisan meninges sistem saraf pusat, umumnya karena infeksi
Black Books for UKMPPD 220
b. Klinis
Anamnesis: demam tinggi, sakit kepala
PF: kaku kuduk, tanda rangsang meningeal positif (Burdzinski I, Burdzinski II,
Kernig)
c. Penunjang: analisa LCS
Bakteri (paling sering s. pneumonia)
Warna keruh, leukosit tinggi (≥ 1000/mm3), banyak sel neutrofil, protein
meningkat, glukosa rendah
Virus
Warna jernih, leukosit rendah (≤ 100/mm3), banyak sel limfosit, protein normal,
glukosa normal
Tuberkulosis
Warna xantokrom, jumlah leukosit variabel, banyak sel limfosit, protein
mengingkat tapi tidak setinggi bakteri, glukosa rendah
d. Tatalaksana
Sesuai patogen penyebab. Pada meningitis bakterial diberikan deksametason.
7. Ensefalitis
a. Etiologi
Biasanya disebabkan virus atau TB
b. Klinis
Anamnesis: demam, kejang, penurunan kesadaran
PF: meningeal sign (-)
c. Penunjang: analisa LCS dan PCR untuk mengetahui penyebab
d. Tatalaksana
Asiklovir sebagai tatalaksana empirik karena tingginya insidensi ensefalitis herpes
simpleks. Setelah patogen diketahui, terapi sesuai patogen.
8. Rabies
a. Definisi
Infeksi akut SSP oleh virus rabies yang termasuk genus Lyssa-virus, family
Rhabdoviridae dan menginfeksi manusia melalui gigitan hewan yang terinfeksi (anjing,
monyet, kucing, kelelawar, serigala).
b. Tampilan Klinis
Black Books for UKMPPD 221
Riwayat gigitan hewan (anjing, kucing, dll) dan hewan yang menggigit mati
dalam waktu satu minggu atau positif rabies
Gatal dan parastesia di daerah bekas luka gigitan
Enchepalitis rabies: agitasi, kesadaran fluktuatif, demam tinggi persisten, nyeri
pada faring terasa seperti tercekik, hipersalivasi, hidrofobia, aerofobia
c. Tatalaksana
Isolasi
Fase awal: cuci luka dengan air sabun 5- 10 menit kemudian bilas dengan air
bersih, lakukan debridement, berikan desinfektan (alkohol 50- 70%). Jika
terkena selaput lendir, cuci dengan air lebih lama
Fase lanjut: suportif, cegah gagal jantung dan gagal nafas
Serum Anti Rabies (SAR):
o Serum heterolog (berasal dari kuda) 40 IU/ kgBB infiltrasi di sekitar luka,
sisanya IM
o Serum homolog (berasal dari manusia) 20 IU/ kgBB
Vaksin Anti Rabies
9. Parkinson
a. Etiologi
Degenerasi neuron dopaminergik di substansia nigra
b. Klinis
Diagnosis ditegakkan jika ada 2 dari 3 kardinal sign: tremor saat istirahat, rigiditas,
dan bradikinesia
c. Tatalaksana
Levodopa
10. Bell’s Palsy
a. Etiologi
Paralisis n. VII perifer unilateral, biasanya karena terkena angin atau udara dingin
dalam waktu lama
b. Klinis
Wajah perot / mencong, dahi dan pipi tidak bisa digerakkan, kelopak mata tidak bisa
ditutup (lagophtalmus), bibir tertarik ke sisi yang sehat
c. Tatalaksana
Steroid, artificial tears
Black Books for UKMPPD 222
Klinis: claw hand, Wertenberg’s Sign (Jari kelingking dalam posisi abduksi), fromment
sign positif (tidak bisa adduksi jempol)
18. Pyramidal Tract Lession
Lokasi Lesi:
Traktus kortikospinal: contralateral hemiplegia (kelemahan anggota gerak
berlawanan dengan sisi lesi. Contoh: lesi di traktus cortiocspinal kiri, kelemahan
anggota gerak kanan)
Decussatio piramidalis: hemiplegia cruciata / hemiplegia alternans (kelemahan
gerak antara ekstremitas atas dan bawah berbeda sisi, contoh: lesi di dekussatio
piramidal kanan, kelemahan di ekstremitas superior kanan dan ekstremitas inferior
kiri)
Traktus kortikospinal lateral: ipsilateral hemiplegi (kelemahan anggota gerak sama
dengan sisi lesi)
19. Movement Dysorder
Ataxia
Tidak ada kordinasi otot yang berpengaruh kepada gerakan volunter (berbicara,
berjalan, mengambil benda, dll)
Akathisia
Sensasi tidak nyaman pada tubuh sehingga berkeinginan untuk terus bergerak (suka
mengerak-gerakan kaki, tidak bisa duduk tenang). Biasanya karena efek
antipsikotik
Cervical Dystonia / Spasmodi Torticolis
Kontraksi involunter dari otot leher (kepala menengok ke salah satu sisi,
mengangguk)
Tardive Diskinesia
Gerakan involunter, ritmik, berulang-ulang pada otot-otot wajah, lidah, ekstremitas.
Akibat efek ektrapiramidal antipsikotik
20. Ganglia Basalis Disorder
Athetosis
Lesi pada putamen. Diskinesia, gerakan-gerakan menggeliat lambat. Biasanya
pada kepala, wajah, atau ekstremitas bagian distal.
Balismus
Black Books for UKMPPD 225
c. Alzheimer
Etiologi
Terjadi pembentukkan B Amyloid yang mengganggu pembentukan dan
pelepasan asetilkolin.
Klinis
Perjalanan pelan, perburukan memori jangka pendek, afasia, apraksia,
agnosia, gangguan motorik, depresi, insomnia, inkontinensia, gangguan seksual,
riwayat keluarga (+)
Penunjang
Patologi anatomi (Gold Standar, diagnosis post mortem): adanya neurofibrilatory
tangle dan senile plaque
CT-Scan: atrofi serebri
Tatalaksana
Asetilkolinesterase inhibitor (donepezil), MAO inhibitor, neuroleptik atipikal
d. Demensia Vaskular
Adalah semua kasus demensia karena adanya gangguan cerebrovaskuler
dengan menurunkan kognisi ringan – berat.
Riwayat stroke, TIA
Gangguan motorik
Gangguan perilaku dan psikis
e. Demensia Lewy’s Body
Demensia yang berhubungan dengan penyakit Parkinson
Ditemukannya Lewy’s Body di substansia nigra
f. Demensia Pick
Demensia pada usia pertengahan
Adanya atrofi spesifik pada lobus temporalis atau frontalis
Perubahan karakter, buruknya hubungan sosial, gangguan intelektual
Black Books for UKMPPD 227
PSIKIATRI
1. Skizofrenia
a. Akibat peningkatan aktifitas dopamin
b. Pedoman Diagnostik
Harus ada sedikitnya satu gejala secara jelas: thought of (insertion,withdrawal,
broadcasting), delusion of (control, influence, passivity, perception), halusinasi
auditorik, waham bizare yang menetap
Atau dua gejala secara jelas: halusinasi panca indra yang menetap, wahan yang
mengambang, arus pikiran terputus atau sisipan (neologisme, inkoherensi),
gangguan perilaku (katatonik, gaduh gelisah, posturing, negativisme, mutisme,
stupor), gejala negatif (apatis, bicara ↓, menarik diri, dll)
Gejala berlangsung selama minimal satu bulan. Kurang dari satu bulan
psikotik lir skizofrenia
c. Klasifikasi
Paranoid
Gejala menonjol: halusinasi auditorik, waham curiga
Herbefrenik
Gejala menonjol: gangguan perilaku (tidak bertanggung jawab, tak dapat
diramalkan, menyendiri, mannerisme, hampa perasaan), afek dangkal dan
inapropiate, sering tertawa sendiri, disorganisasi proses fikir (inkoheren,
rambling)
Katatonik
Gejala menonjol: perilaku katatonik, negativisme, fleksibilitas serea
Tak Terinci
Tidak memenuhi kriteria paranoid, herbefrenik, atau katatonik
Simpleks
Gejala kurang khas, gejala negatif, kehilangan minat, penarikan diri
Depresi pasca skizofrenia
Depresi satu tahun post-skizofrenia
Skizofrenia Residual
Gejala negatif satu tahun post-skizofrenia
d. Antipsikotik
Black Books for UKMPPD 228
b. Depresi postpartum
Mood ibu berfluktuasi, menangis, lemas, sulit tidur
Mengganggu kemampuan ibu untuk mengurus anaknya
Kondisi berlanjut lebih dari 2 minggu
c. Psikosis Postpartum
Ibu menganggap bayinya tidak sempurna, cacat, kutukan, anak setan
Penolakan yang keras dari ibu terhadap bayinya
Halusinasi dan waham (+)
Bisa terdapa usaha untuk membunuh/menyingkirkan bayinya
Gejala dapat timbul 2-3 hari pertama atau bahkan setelah 2 minggu
18. Delirium
Merupakan gangguan mental organik
Gangguan kesadaran dan perhatian
Gangguan kognitif secara umum
Gangguan psikomotor
Gangguan siklus bangun-tidur
Gangguan emosional
Keadaan berlangsung selama kurang dari 6 bulan
19. Penyalahgunaan NAPZA
a. Opioid (morfin, petidin, papaverin, kodein)
Intoksikasi
Bradikardi, hipotensi, hipotermia, sedasi, pin point pupil. Tatalaksana: naloxone
Withdrawal
Takikardi, hipertensi, hipertermi, insomnia, midriasis, diaphoresis, lakrimasi,
rinorhea
b. Alkohol
Intoksikasi
Cadel, inkordinasi, unsteady gait, nistagmus, gangguan memori/perhatian,
stupor/koma
Withdrawal
Hiperaktifitas otonom, tremor, insomnia, mual/muntah, halusinasi, agitasi,
ansietas, kejang
c. Heroin
Black Books for UKMPPD 238
Intoksikasi
Euforia, analgesia, ngantuk, mual, muntah, nafas pendek, konstipasi, midriasis,
gangguan jiwa
Withdrawal
Miosis/midriasis, mengantuk/koma, cadel, gangguan perhatian/memori
d. Kanabis/ganja
Intoksikasi
Injeksi konjungtiva, peningkatan nafsu makan, mulut kering, takikardia
e. Kokain
Intoksikasi
Takikardia/bradikardia, dilatasi pupil, peningkatan/penurunan tekanan darah,
menggigil, mual, muntah, agitasi, depresi nafas, aritmia, kejang
Withdrawal
Disforik mood, fatigue, mimpi buruk, insomnia/hipersomnia, peningkatan nafsu
makan, retardasi psikomotor
f. Amfetamin
Intoksikasi
Takikardia/bradikardia, dilatasi pupil, peningkatan/penurunan tekanan darah,
menggigil, mual, muntah, agitasi, depresi nafas, aritmia, kejang
Withdrawal
Disforik mood, fatigue, mimpi buruk, insomnia/hipersomnia, peningkatan nafsu
makan, retardasi psikomotor
g. Benzodiazepin
Intoksikasi
Cadel, inkordinasi, unsteady gait, nistagmus, gangguan memori/perhatian,
stupor/koma
Withdrawal
Hiperaktifitas otonom, tremor, insomnia, mual/muntah, halusinasi, agitasi,
ansietas, kejang
Black Books for UKMPPD 239
FORENSIK
1. Thanatologi
a. Definisi Thanatologi
Ilmu yang mempelajari tentang kematian, hal-hal yang berhubungan dengan
kematian, perubahan-perubahan yang terjadi pada mayat serta faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan tersebut.
Pemeriksaan dilakukan oleh dokter dengan tujuan untuk mengetahui cara dan
sebab kematian.
b. Definisi Kematian
Berhenti atau tidak aktifnya semua sistem pendukung kehidupan yang bersifat
irreversibel (jantung-paru-otak)
c. Tanda-tanda Kematian
Tanda Awal
o Relaksasi primer
o Henti nafas
o Henti jantung
o Tonus menghilang
o Mata: kornea keruh, bola mata lunak
o Kulit: pucat
Tanda Lanjut
o Algor mortis (penurunan suhu tubuh)
Tergantung kondisi lingkungan saat kematian.
o Livor mortis (lebam mayat)
Perubahan warna yang muncul pada kulit pada orang yang sudah mati
Akibat pengumpulan darah karena gravitasi
Terdapat di bagian terbawah tubuh yang tidak menempel dengan lantai
Tampak 20-30 menit seletah kematian
Hilang dengan penekanan < 6-10 jam
Tidak hilang dengan penekanan > 6-10 jam
Warna:
Black Books for UKMPPD 240
Lecet tekan
Lecet
Lecet geser
Tumpul Memar
sobek
Trauma
Tusuk
Tajam Iris
Bacok
a. Trauma Tumpul
Lecet / abrasi
o Kerusakan pada epidermis
o Jenis tekan: epidermis tertekan ke dalam
o Jenis geser: epidermis rusak akibat tergeser seperti ombak
o Jenis regang: diskontinuitas akibat regangan
Memar / kontusio
o Perdarahan pada kapiler bawah kulit, warna merah kebiruan
Sobek / laserasi
o Kerusakan pada epidermis dan dermis
b. Trauma Tajam
Luka tusuk / stab
Kedalaman luka > panjang luka
Luka iris / incised
Panjang luka > kedalaman luka
Luka bacok / chop
Panjang luka dan kedalaman luka hampir sama
3. Luka Tembak
jauh + + + >50
Black Books for UKMPPD 242
dekat + + + + 20-50
tempel + + + + 0
o Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan sembuh
atau menimbulkan bahaya maut
o Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau
pekerjaan
o Kehilangan salah satu panca indra
o Cacat berat
o Lumpuh
o Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih
o Gugur atau matinya kandungan seseorang
8. Visum et Repertum
a. Definisi
Keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas permintaan tertulis penyidik yang
berwenang, mengenai hasil pemeriksaan medis terhadap manusia, baik hidup atau
mati ataupun bagian atau diduga bagian tubuh manusia berdasarkan keilmuannya dan
di bawah sumpah, untuk kepentingan peradilan.
b. Dasar Hukum
Pasal 133 KUHAP
c. Nilai VeR
KUHAP pasal 184:
alat bukti yang sah (keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk,
keterangan terdakwa), VeR tergolong surat
KUHAP pasal 186:
keterangan ahli adalah apa yang seorang ahli nyatakan di depan sidang
KUHAP pasal 184 c
Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan
keahliannya mengenai suatu hal atas suatu keadaan yang diminta secara resmi
daripadanya.
d. Yang Berhak Meminta VeR
Penyidik (KUHAP pasal 133)
e. Yang Berhak Melakukan
Ahli kedokteran kehakiman, dokter, ahli lain (KUHAP pasal 133)
f. Jenis VeR
VeR Sementara
Black Books for UKMPPD 244
Mati
Paru: belum mengembang, tes apung (-)
4) Tanda-tanda kekerasan
5) Sebab kematian
Yang lazim: pembekapan, pencekikan, penjeratan, tenggelam
6) Tanda-tanda perawatan
Tali pusat terawat / tidak, sudah dimandikan / tidak
7) Hubungan bayi dengan ibu
Cocokan DNA
12. Abortus
Menuturt hukum: tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu
kelahiran, tanpa melihat usia kandungannya. Hanya abortus provokatus kriminalis saja
yang termasuk di atas.
MEDIKOLEGAL
13. Surat Kematian
a. Guna Surat Kematian
Sebagai bukti bahwa seseorang meninggal dunia
Untuk statistik penyebab kematian
b. Formulir Surat Kematian
Formulir A
Surat keterangan pemeriksaan kematian. Diberikan kepada keluarga.
Digunakan untuk izin pemakaman.
Formulir B
Dikirim ke DKK.
Formulir M
Surat untuk memberikan ketarangan bahwa kematian disebabkan penyakit
menular atau tidak. Diberikan kepada keluarga korban.
Formulir I
Formulir kematian internasional.
Formulr CS
Formulir pelaporan kematian untuk catatan sipil.
Formulir KIP
Black Books for UKMPPD 248
Tidak melakukan rujukan lab / obat yang sebenarnya tidak mutlak, demi
mendapatkan komisi
c. Autonomy
Dalam prinsip ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak manusia,
terutama untuk menentukkan nasibnya sendiri. Pasien diberi hak untuk berfikir
secara logis dan membuat keputusan sesuai keinginannya sendiri. Sangat
berhubungan dengan informed concent.
Contoh:
Melakukan informed concent
Menjaga rahasia pasien bila orang lain tidak ada hubungannya
Memberi pasien untuk memutuskan sendiri (asal dewasa dan sehat mental)
Dokter tidak berbohong walau demi kebaikan pasien, misal jujur mengatakan
kalau peluang sembuh sangat kecil
d. Justice
Tidandakan yang memegang prinsip sama rata, tidak membeda-bedakan pasien atas
dasar SARA, status sosial, dll. Termasuk juga adalah melindungi kelompok yang
rentan.
Contoh:
Dokter tidak membeda-bedakan pelayanan walau beda suku/agama
Dokter melayani pasien sesuai nomor urut (bila tidak ada pasien gawat)
Dokter boleh membongkar rahasia pasien dalam keadaan menyangkut orang
lain yang rentan (misal: suami ISK, dokter boleh memberitahu kepada istri, atau
supir bus epilepsi)
e. Prima Facie
Mengedepankan salah satu prinsip bioteik dari yang lainnya pada suatu keadaan.
17. Komponen Profesionalisme
Altruism (mengutamakan orang lain dari diri sendiri)
Accountability (memegang prinsip etik)
Excellence (long life learning)
Duty (komitmen untuk terus memberikan pelayanan, tanpa memikirkan kemampuan
seseorang untuk membayar)
Honor and integrity (komitmen, dapat dipercaya, tidak melanggar kode etik)
Respect for other (menghargai hak asasi orang lain)
Black Books for UKMPPD 251
Acceptable
Non-error
Risk
Complication
Near Miss
KTD
Miss
Latent Error
Management
Medical Error
Error
Negligence
Intensional
Active Error
Lack of Skill
Malfeasance
c. Kewajiban Dokter
Memberikan pelayanan medis sesuai standar
Merujuk pasien bila tidak mampu memberikan pelayanan
Merahasiakan informasi pasien
Melakkan pertolongan darurat atas dasar kemanusiaan
Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan
d. Kewajiban Pasien
Memberikan informasi lengkap dan jujur
Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter
Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana yankes
Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
22. Peran IDI
Satu-satunya organisasi profesi kedokteran yang menghimpun para dokter Indonesia,
bersifat bebas, tidak mencari keuntungan, dijiwai oleh Sumpah Dokter Indonesia serta
mematuhi Kode Etik Kedokteran Indonesia.
Tujuan:
a. Meningkatkan derajat kesehatan rakyat Indonesia
b. Mengembangkan ilmu kesehatan serta IPTEK Kedokteran
c. Membina dan mengembangkan kemampuan profesi anggota
d. Meningkatkan kesejahteraan anggota
23. Peran Konsil Kedokteran Indonesia
a. Melakukan registrasi terhadap semua dokter dan dokter gigi yang akan menjalankan
praktik kedokteran
b. Mengesahkan standar pendidikan profesi kedokteran
c. Melakukan pembinaan bersama lembaga terkait lainnya terhadap penyelenggaraan
praktik kedokteran
24. Peran Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI)
a. Melakukan tugas bimbingan, pengawasan, dan penilaian dalam pelaksanaan etik
kedokteran
b. Memperjuangkan agar etik kedokteran dapat ditegakkan di Indonesia
c. Memberikan usul dan saran, diminta atau tidak diminta, kepada Dewan
Pertimbangan, dalam hubungan dengan masalah etik kedokteran di Indonesia
Black Books for UKMPPD 255
d. Membina hubungan baik dengan aparat etik yang ada, baik pemerintah maupun
organisasi profesi lain dengan sepengetahuan Dewan Pertimbangan
e. Bertanggung jawab kepada Muktamar / rapat Pembentukan Pengurus Wilayah
melalui Dewan Pertimbangan
25. Peran Majelis Pembinaan dan Pembelaan Anggota (MP2A)
a. Melakukan pembinaan dalam kesadaran Hukum Kesehatan. Termasuk
memperjuangkan agar Hukum Kesehatan masuk dalam kurikulum FK
b. Membela anggota dalam menjalankan profesinya, baik menyangkut masalah etik,
hukum, administratif, atau organisatoris, baik diminta maupun tidak
c. Dalam menjalankan tugasnya, perlu mendengar pendapat dan saran dari Badan
Kelengkapan Organisasi IDI yang sehubungan dan pihak-pihak yang dianggap perlu.
d. MP2A bertanggung jawab pada Muktamar melalui Dewan Pertimbangan
Black Books for UKMPPD 256
b. Genogram
Untuk mengetahui adakah pengaruh faktor keturunan / herediter terhadap masalah
kesehatan pasien
c. Family Circle
Untuk mengetahui fungsi / pengaruh setiap individu dalam keluarga terhadap
pasien.
d. Family Lifeline
Untuk mengetahui pengaruh kejadian di masa lampau pasien terhadap masalah
kesehatan pasien atau kronologi sampai terjadi masalah kesehatan pada pasien.
e. Lifecycle
Mengetahui siklus hidup-mati.
f. SCREEM
Untuk menilai kapasitas keluarga dalam partisipasi layanan kesehatan. SCREEM:
social, cultural, religious, economic, educational, medical.
3. Tahapan Dalam Siklus Keluarga
a. Unattached Young Adult (dewasa dan belum menikah)
Masalah:
Medis: masalah episodik, seks
Emosional: psikosomatis, depresi
Sosial: tekanan dari teman atau pacar
b. The Newly Married Adult (tahap awal dalam perkawinan)
Honeymoon stage: 0 – 2 tahun
Early marriage stage: 2 – 10 tahun
Middle marriage stage: 10 -25 tahun
Long term marriage stage: > 20 tahun
Masalah:
Medis: kehamilan cepat, infertility , ginekologis, episodik
Emosional: depresi, cemburu, keuangan, komunikasi, pekerjaan
c. The Family with Young Childern (tahap keluarga dengan anak-anak)
Masalah:
Berperan sebagai orang tua
o Medis: KB, penyakit kelamin
o Emosional dan sosial: perselingkuhan
Black Books for UKMPPD 258
c. Default: dokter berusaha patient-centered, tapi pasien tidak mau. Seolah pasien bilang
“terserah dokter saja”
d. Mutuality: kerjasama antara dokter dan pasien
5. Keterlibatan Dokter dalam Keluarga
a. Minimal emphasis on family
Dasar pemikiran dokter adalah komunikasi dengan keluarga pasien hanya untuk
praktek atau keperluan legal medis saja. Perilaku dokter adalah, bertemu dengan
keluarga pasien hanya untuk mendiskusikan masalah-masalah medis saja.
b. Medical Information and Advice
Dasar pemikiran dokter adalah bahwa keluarga itu penting dalam diagnosa dan
membuat keputusan pengobatan pasien, keterbukaan perlu untuk melibatkan
keluarga.
c. Feeling and Support
Dasar pemikiran dokter adalah perasaan dan dukungan dan timbal balik antara
pasien, keluarga, dan dokter sangat penting dalam diagnosa dan pengobatan pasien.
d. Assessment and Intervention
Dasar pemikian dokter adalah sistem keluarga, dinamika keluarga, dan
perkembangan keluarga penting dalam diagnosa dan pengobatan pasien.
Perilaku dokter adalah bertemu dengan keluarga pasien dan membantu mereka untuk
mengubah peran dan interaksi satu sama lain agar lebih efektif dengan menghadapi
masalah penyakit dan pengobatan pasien.
e. Family Therapy
Dasar pemikiran dokter adalah dinamika keluarga dan kesehatan pasien saling
mempengaruhi satu sama lainnya dan pola ini perlu dirubah. Perilaku dokter adalah
bertemu secara teratur dengan keluarga pasien dan berusaha merubah dinamika
keluarga dan peraturan-peraturan yang tidak tertulis dalam keluarga tersebut yang
berhubungan dengan perkembangan fisik dan mental pasien.
6. Five Star Doctor
a. Care provider
Holistik
Manajemen promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif
b. Decision maker
Keputusan berdasarkan berbagai sudut pandang dan kondisi yang ada, teknologi
yang tersedia, dengan cost effectiveness
Black Books for UKMPPD 260
c. Communicator
Memperbaiki gaya hidup sehat melalui pendidikan kesehatan dan advokasi
yang efektif
d. Community leader
Memahami kebutuhan dan masalah masyarakat
Memahami faktor kesehatan pada lingkungan fisik dan sosial
Membawa manfaat bagi banyak orang
e. Manager
Memiliki skill managerial yang baik
Mampu bekerja sama dengan perorangan maupun organisasi, baik di dalam
maupun di luar sistem pelayanan kesehatan
7. Prinsip Kedokteran Keluarga
a. Holistik: biopsikososial
b. Komprehensif: promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif
c. Kontinyu: berkesinambungan, follow up, kontrol
d. Koordinatif: kerjasama antar profesional
e. Kolaboratif: kerjasama dengan pasien & keluarga pasien
8. Metode Penyelesaian Masalah
a. Saling Ketergantungan (interdependence)
Interaksi keluarga cenderung diulangi membentuk pola ada aturan-aturan yang
mendukung untuk terbentuknya pola ini. Bagi dokter keluarga, keberhasilan dalam
merubah keluarga tersebut sangat tergantung kepada kemampuan kita dalam melihat
interdependence ini.
b. Ikatan (boundaries)
Hal-hal atau kebiasaan dari para anggota keluarga, yang dapat diterima dan tidak
dapat diteriima dalam keluarga tersebut. Seperti pagar yang akan melindungi para
anggota keluarga dari pihak lain.
c. Triangulasi
Keterlibatan pihak ketiga pada saat masalah muncul. Peran dari orang ketiga ini
adalah untuk “menyelamatkan” pasangan tersebut. Biasanya terjadi berulang-ulang
dengan harapan ini akan membuat keluarga tersebut tetap bersatu. Contoh yang
paling sering adalah school phobia pada anak-anak yang orang tuanya mempunyai
masalah dalam perkawinan mereka.
Black Books for UKMPPD 261
yang nilai efektifitasnya paling tinggi. Untuk menentukan efektifitas jalan keluar
digunakan kriteria tambahan yang dapat dilihat di bawah ini:
a. Besaranya masalah yang dapat diselesaikan (magnitude)
Makin besar masalah yang dapat diatasi, makin tinggi prioritas jalan keluar tersebut.
b. Pentingnya jalan keluar (Imporatancy)
Pentingnya jalan keluar dikaitkan dengan kelanggengan masalah. Makin lama bebas
masalahnya, makin penting jalan keluar tersebut.
c. Sensitivitas jalan keluar (vulnerability)
Sensitivitas dikaitkan dengan kecepatan jalan keluar mengatasi masalah. Makin cepat
masalah teratasi, makin sensitif jalan keluar tersebut.
Efektifitas: M x I x V
12. Efisiensi Jalan Keluar
Ditambah dengan biaya atau cost (C). Beri angka 1 untuk biaya paling sedikit, angka 5
untuk biaya paling banyak.
Efisiensi: (M x I x V) / C
13. Puskesmas
a. Klasifikasi Puskesmas menurut jenis pelayanan
Puskesmas Perawatan: pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap
Puskesmas Non Perawatan: hanya pelayanan kesehatan rawat jalan
b. Klasifikasi Puskesmas menurut wilayah kerja
Puskesmas Induk: kecamatan
Puskesmas Satelit / Pustu: kelurahan
c. Puskesmas Rawat Inap
Kriteria Puskesmas Rawat Inap:
Letak ± 20 km dari RS
Mudah dicapai dengan kendaraan bermotor
Ada dokter dan tenaga yang memadai
Jumlah kunjungan ≥ 100 orang per hari
Penduduk minimal 20.000 jiwa per Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dan 3
Puskesmas sekitarnya
Pemda bersedia menyediakan dana rutin yang memadai
d. Pustu
Biasanya ada di setiap desa / kelurahan
Black Books for UKMPPD 263
Pelayanan medis sederhana oleh perawat atau bidan, disertai jadwal kunjungan
dokter
Syarat pembangunan Pustu:
Kebutuhan:
o Desa baru / pemekaran wilayah
o Bencana alam kerusakan total pada Pustu
o Relokasi Pustu (jalur hijau, dll)
Lokasi:
o Di tengah pemukiman penduduk
o Kepadatan penduduk 3000 – 5000 penduduk
o Jarak Pustu dengan sarana kesehatan lain = 3 – 5 Km
e. Pusling
Pelayanan khusus ke luar gedung, di wilayah kerja puskesmas
Pelayanan medis terpadu oleh dokter, perawat, bidan, gizi, pengobatan dan
penyuluhan
14. Posyandu
Tipe Posyandu:
a. Pratama
Cakupan program utama (KIA/KB, imunisasi, Gizi) belum mantap, jumlah kader
terbatas
b. Madya
Cakupan program utama < 50%, jumlah kader ≥ 5 orang
c. Purnama
Cakupan program utama ≥ 50%, jumlah kader ≥ 5 orang, ada program tambahan
sederhana, dana sehat ≤ 50% KK
d. Mandiri
Cakupan program utama ≥ 50%, julah kader ≥ 5 orang, program tambahan sudah
berjalan dengan baik, dana sehat sudah mencakup ≥ 50% KK
15. PONED (Pelayanan Obsetri Neonatus Essensial Dasar)
Tujuan: untuk menghindari rujukan yang lebih dari dua jam dan untuk memutuskan
rantai rujukan itu sendiri
Petugas: dokter, bidan, perawat, dan tim PONED Puskesmas
Tugas:
Black Books for UKMPPD 264
Collateral
Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan penderita hanya satu
masalah tertentu.
Cross
Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab pasien kepada dokter lain untuk
selamanya.
18. SKDN
S (seluruh): jumlah total balita di wilayah Posyandu
K (KMS): yang mempunyai KMS
D (ditimbang): yang ditimbang Posyandu
N (naik): yang naik berat badannya
D/S: partisipasi masyarakat
K/S: cakupan program
N/D: keberhasilan kegiatan
D/K: kesinambungan atau kelangsungan penimbangan
19. Imunisasi
a. Rutin: bayi, wanita usia subur, anak SD
b. Tambahan
Back log fighting
Anak usia 1-3 tahun bila tidak tercapai UCI 2 tahun berturut-turut.
Crash program
Intervensi cepat, cegah KLB: tidak tercapai UCI 3 tahun berturut-turut, IMR dan
PD3I tinggi, infrastruktur jelek.
Outbreak response immunization
Penanggulangan KLB
PIN
Percepan pemutusan siklus hidup virus polio
Sub PIN
2x imunisasi polio (interval 1 bulan), serentak, pada anak < 1 tahun
Catch up campaign
Vaksinasi semua anak usia < 15 tahun pada suatu waktu
Black Books for UKMPPD 266
EPIDEMIOLOGI
21. Surveilans
Surveilans
Khusus
Pada wilayah
atau populasi
terbatas untuk
Metode Sentinel mendapatkan
sinyal adanya
masalah yang
lebih luas
Rutin Terpadu
Clinical:
Pre-clinical:
Susceptibility: Sign&symptom Disability: loss
pathological
risk factor (usual time of of function
changes
diagnosis)
Level of Prevention
Primary Secondary Tertiary
Early detection
Health Specific
and prompt Disability limitation Rehabilitation
promotion protection
treatment
Nutrition, Vaccination,
smoking protective SCREENING Medikamentosa Fisioterapi
cessation equipment
24. Screening
a. Mass
Semua populasi. Contoh: X-ray masal
b. Selective
Pada kelompok risiko tinggi. Contoh: HIV
c. Case Finding
Kelompok yang lebih kecil. Contoh: penyakit menurun
d. Single Disease
Satu penyakit tertentu. Contoh: HBsAg
e. Multi-phase
Beberapa tes. Contoh: medical check up
25. Carrier dan Vector
a. Carrier
Incubatory carrier
Akan menjadi sakit, namun sudah bisa menularkan sebelum timbulnya gejala
(contoh: HIV)
Healthy carrier
Tidak akan menjadi sakit, namun bisa menularkan penyakit (contoh: polio)
Convalescent carrier
Black Books for UKMPPD 268
Case fatality rate dalam satu kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan ≥ 50%
dibanding periode sebelumnya
Proprotional rate penderita baru pada satu periode meningkat ≥ 2 kali dibanding satu
periode sebelumnya
28. Pengukuran Epidemiologi
Usia produktif (bekerja) 15 - 64 tahun
Usia reproduktif (female fertility) 15 – 44 tahun
29. Menghitung Frekuensi Penyakit
a. Insidensi kumulasi
Untuk mengetahui risiko penyakit yang mengenai populasi berisiko pada suatu
periode tertentu
Insiden kumulatif = jumlah kasus baru selama periode waktu tertentu x 100%
Jumlah orang berisiko pada permulaan waktu
b. Densitas insidens atau insidence rate
Mengetahui kecepatan penyakit menyerang populasi
Insidens Rate = Jumlah kasus baru selama periode waktu tertentu
Rata-rata populasi berisiko pada waktu tertentu
Rata-rata populasi berisiko = populasi awal + populasi akhir
2
c. Prevalensi
Untuk mengetahui beban penyakit
Prevalensi = Jumlah kasus baru dan lama pada suatu periode x 100%
Populasi
d. Attack rate
Jenis khusus insidens kumulatif yang berguna selama epidemik / outbreak
Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut
pada saat yang sama
Manfaat attack rate untuk memperkirakan derajat penularan suatu penyakit
Attack rate = Kasus baru pada periode tertentu x 100%
Populasi berisiko pada awal waktu
e. Secondary attack rate
Black Books for UKMPPD 270
METODOLOGI PENELITIAN
34. Desain Penelitian
Prospektif: penelitian dimana peneliti mencari sampel yang saat ini terkena
paparan faktor risiko (exposure) kemudian diikuti beberapa lama dan dilihat
apakah paparan tersebut menimbulkan penyakit atau tidak (outcome)
Memerlukan waktu yang lama
Ukuran hubungan dengan Risk Ratio (RR)
d. Mengetahui ukuran hubungan
Outcome
Positif Negatif
Exposure Positif a b
Negatif c d
g. Convenience sampling
Sampel dipilih suka-suka peneliti.
h. Purposive sampling
Berdasarkan penilaian peneliti bahwa sampel tersebut adalah pihak yang paling baik
untuk dijadikan sampel penelitiannya.
i. Snowball Sampling
Bermula dari sedikit, kemudian sampel menajadi banyak (dengan network)
38. Karakteristik Skala Variabel
Skala Variabel Sifat Contoh
Kategorikal
Nominal Bukan peringkat Jenis kelamin, golongan
darah
Ordinal Peringkat Derajat penyakit, status
ekonomi
Numerik
Interval Tidak punya 0 alamiah Suhu, IQ
Rasio Pumya 0 alamiah Penghasilan, kadar Hb
a. Sensitivitas = a / (a + c)
b. Spesifisitas = d / (b + d)
c. Nilai prediktif positif (PPV) = a / (a + b)
d. Nilai prediktif negatif = d / (c + d)
e. True positif: a
f. False positif: b
g. True negatif: d
h. False negatif: c
i. Like hood ratio positif (LR +) = sensitivitas / (1 – spesifisitas)
j. Like hood ratio negatif (LR -) = (1 – sensitivitas) / spesifisitas
Black Books for UKMPPD 279
1. Dasar Hukum
Peraturan Pemerintah RI No. 101 Tahun 2012 tentang penerimaan bantuan iuran
Peraturan Presiden RI No. 12 Tahun 2013 tentang jaminan kesehatan
Peraturan Presiden RI No. 111 Tahun 2013
Peraturan Pemerintah RI No. 86 Tahun 2013
2. Azas, Program, Prinsip
a. 3 Azaz
Kemanusiaan
Manfaat
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
b. 5 Program
Jaminan kesehatan
Jaminan kecelakaan kerja
Jaminan hari tua
Jaminan pensiun
Jaminan kematian
c. 9 Prinsip
Kegotongroyongan
Nirlaba
Kepesertaan wajib
Portabilitas
Keterbukaan
Kehati-hatian
Akuntabilitas
Dana amanat
Hasil pengelolaan dana digunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan
sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta
3. Perbedaan Asuransi Sosial dan Komersial
a. Asuransi Sosial
Wajib bagi seluruh penduduk
Black Books for UKMPPD 280
Non profit
Manfaat komprehensif
b. Asuransi Komersial
Kepesertaan sukarela
Profit
Manfaat sesuai dengan premi yang dibayarkan
4. Tugas BPJS
Melakukan pendaftaran/ penerimaan peserta
Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja
Menerima bantuan iuran dari pemerintah
Mengelola dana jaminan sosial untuk kepentingan peserta
Mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial
Membayarkan manfaat/ membiayai pelayanan kesehatan sesuai ketentuan program
jaminan nasional
Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial kepada
peserta dan masyarakat
5. Wewenang BPJS
Menagih pembayaran iuran
Menempatkan dana jaminan sosial untuk investasi jangka panjang/ pendek
Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi kerja
dalam memenuhi kewajibannya
Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai pembayaran mengacu
pada standar tarif
Membuat/ menghentikan kontrak dengan faskes
Mengenakan sanksi administratif terhadap pekerja dan pemberi kerja
Melaporkan pemberi kerja kepada instansi berwenang mengenai ketidakpatuhan
terkait iuran dan kewajiban lainnya
Melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan jaminan
sosial
6. Hak dan Kewajiban Peserta
a. Hak
Memperoleh identitas peserta
Black Books for UKMPPD 281
Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja
terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja
Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri
Pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik
Pelayanan untuk mengatasi infertilitas
Pelayanan meratakan gigi
Gangguan kesehatan/ penyakit akibat ketergantungan obat/ alkohol
Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan
hobi yang membahayakan diri sendiri
Pengobatan komplementer, alternatif, tradisional
Pengobatan atau tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan
Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, susu
Perbekalan kesehatan rumah tangga
Pelayanan kesehatan akibat bencana/ tanggap darurat, kejadian luar biasa
Biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan manfaat jaminan
kesehatan yang diberikan
12. Alur Pelayanan Kesehatan
Peserta Faskes primer (puskesmas, polindes) rumah sakit
Black Books for UKMPPD 284
OSCE
Black Books for UKMPPD 285
INTERNA
Palpasi:
a. Paru: superfisial (kalau sakit bilang), pengembangan dinding dada, fremitus (3 titik)
b. Jantung: iktus kordis, thrill
Perkusi:
a. Paru: 6 titik, batas paru hepar
b. Jantung: batas jantung kanan, kiri, atas, dan pinggang jantung
Auskultasi:
a. Paru: suara nafas 6 titik, egofoni (eee), bronkofoni (sembilan-sembilan) whispered
pectoriloquy (berbisik sembilan-sembilan)
b. Jantung: BJ I-II di apeks, katup trikuspid, aorta, pulmonal (tiga posisi: supinasi, LLD,
setengah duduk)
8. Pemeriksaan Abdomen
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien tidur di bed, buka baju, kaki ditekuk, relaks
Meminta pasien untuk bilang jika sakit saat dilakukan pemeriksaan
Berdiri di samping kanan pasien
Inspeksi: dinding abdomen, aorta abdominalis
Auskultasi: bising usus, bruit a. Renalis
Perkusi: empat kuadran, liver span, lien
Palpasi (kalau sakit bilang): superfisial, deep, hepar, lien, ginjal, kandung kemih
Pemeriksaan ascites: pekak alih, undulasi
Pasien dipersilahkan kembali pakai baju
9. Pemeriksaan Ekstremitas
Ekstremitas superior dan inferior (motorik, sensorik, edema, CRT, ADP)
10. Pemeriksaan Khusus
Mc Burney, rhovsing, rebound tenderness, obturator sign, psoas sign
Murphy sign
Rectal Toucher (minta pasien buka celana, berbaring miring, cuci tangan, pakai
handscoon, minta pasien relaks, lubrikasi)
11. Penutup
Meminta pasien kembali ke meja
Cuci tangan
12. Menjelaskan kepada pasien mengenai hasil pemeriksaan
Black Books for UKMPPD 288
2) Diagnosis Banding
Penyakit paru (PPOK, asma, pneumonia, ARDS, emboli paru), penyakit ginjal (CKD,
sindrom nefrotik), penyakit hati (sirrosis)
3) Terapi
a) Akut
Oksigen 2-4 lpm
IV line
R/ furosemid inj. mg 40 No. I
S i.m.im
Rujuk
b) Kronik
R/ Furosemid tab mg 40 No. X
S 1 dd tab I
R/ Captopril tab mg 12,5 No. XXX
S 3 dd tab I
R/ Atenolol tab mg No. X
S 1 dd tab I
4) Edukasi
Penyebab gagal jantung: hipertensi tak terkontrol, kadar lemak tinggi, kadar gula
darah tinggi
Tanda-tanda kegawatdaruratan yang mengharuskan pasien segera dibawa ke RS
(sesak saat istirahat)
Patuh menjalaknan pengobatan
Dukungan keluarga
c. Infark Miokard
1) Pemeriksaan Penunjang
EKG, enzim jantung (di layanan rujukan)
2) Diagnosis Banding
Angina pektrois prinzmetal, UAP, ansietas, diseksi aorta, dispepsia, GERD, miokarditis,
pneumothoraks, emboli paru
3) Terapi
Oksigen bila saturasi < 94%
R/ Aspirin tab mg 80 No. IV
Black Books for UKMPPD 290
S 1 dd tab III
R/ Morfin inj. mg 5 fl. No.I
S i.m.m
R/ Isosorbid Dinitrat tab mg 5 No. I
S 1 dd tab I sublingual
Rujuk
4) Edukasi
Mengetahui faktor risiko
Rutin kontrol
d. TB
1) Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin, sputum SPS, tes tuberkulin (anak), rontgen thoraks
2) Diagnosis Banding
Pneumonia, bronkopneumonia, Ca paru, asma, PPOK
3) Terapi (untuk BB= 50 kg)
a) Fase intensif (2RHZE)
R/ 4FDC tab No. XXX
S 1 dd tab III
Atau
R/ Rifampicin tab mg 450 No. XXX
S 1 dd tab I
R/ Isoniazid tab mg 300 No. XXX
S 1 dd tab I
R/ Pirazinamid tab mg 1000 No. XXX
S 1 dd tab I
R/ Etambutol tab mg 1000 No. XXX
S 1 dd tab I
R/ Vit B6 tab No. X
S 1 dd tab I
b) Fase lanjutan (4R3H3)
R/ 2FDC tab No. XXX
S 1 dd tab III setiap 3 hari sekali
R/ Vit B6 tab No. XX
Black Books for UKMPPD 291
S 1 dd tab I
4) Edukasi
Pengawas minum obat (PMO)
Kontrol teratur
Efek samping obat
Pola hidup sehat (ventilasi rumah, makanan bergizi)
Keluarga dengan keluhan serupa langsung diperiksa
e. Bronkhitis Akut
1) Pemeriksaan Penunjang
Sputum (gram dan BTA), foto thoraks, tes fungsi paru
2) Diagnosis Banding
Pneumonia, Asma, TB
3) Terapi
Dekstrometrophan tab mg 15 No. XV
S 3 dd tab I
Ambroxol tab mg 30 No. XV
S 3 dd tab I
Paracetamol tab mg 500 No. XV
S 3 dd tab I
Ampicilin tab mg 500 No. XV
S 3 dd tab I
4) Edukasi
Modifikasi gaya hidup sehat
Hindari rokok
Kontrol setelah obat habis
Efek samping obat
f. Pneumonia
1) Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap, analisa sputum, rontgen thoraks
2) Diagnosis Banding
Bronkhitis akut, pleuritis eksudatif, Ca paru, infark paru
3) Terapi
R/ Amoksisilin tab mg 500 No. XX
Black Books for UKMPPD 292
S 3 dd tab I
4) Edukasi
Pola hidup sehat
Tidak merokok
Vaksinasi pada orang risiko tinggi
g. Asma Bronkhial
1) Pemeriksaan Penunjang
APE, darah rutin dengan hitung jenis
2) Diagnosis Banding
Obstruksi jalan nafas, bronkhitis kronik, bronkiektasis
3) Terapi
a) Serangan
R/ Salbutamol Nebulasi mg 2,5: NaCl 2,5 mg
S i.m.m
Oksigenasi nasal canul 2-3 lpm
R/ Prednison tab mg 5 No. I
S 1 dd tab I
b) Pengontrol
R/ Budesonid inhaler 100 mcg/ puff lag No. I
S 2 dd puff II
R/ Formeterol inhaler lag No. I
S 2 dd puff II
Prednison tab mg 5 No. XXX
S 1 dd tab I
4) Edukasi
Hindari faktor pencetus
Mekanisme kerja obat
Asthma control test
Kapan harus meminta pertolongan dokter
h. Diabetes Melitus
1) Pemeriksaan Penunjang
GDS, GDP, TTGO, HbA1C
2) Diagnosis Banding
Black Books for UKMPPD 293
Diabetes insipidus
3) Terapi
R/ Glibenklamid tab mg 5 No. XXX
S 1 dd tab I ½ H. a.c. mane
Atau
R/ Metformin tab mg 500 No. XXX
S 3 dd tab I
4) Edukasi
Kontrol gula darah
BB ideal, kebutuhan kalori harian
Latihan fisik minimal 30 menit 3-4 kali seminggu dengan maksimal HR 50-70%
maskimun HR
Perawatan kaki: visualisasi mandiri, perawatan pencegahan teratur
Pencegahan retinopati: funduskopi minimal satu tahun sekali
Pencegahan kasus penyulit:cek albumin urin dan kreatinin serum
Manajemen hipertensi
i. Graves Disease
1) Pemeriksaan Penunjang
TSH, FT3, FT4, EKG, GDS
2) Diagnosis Banding
Struma multinodusa toksik, adenoma toksik
3) Terapi
R/ Propanolol tab mg 10 No. X
S 4 dd tab I
Rujuk
4) Edukasi
Dukungan keluarga dalam meminum obat
Kapan harus ke rumah sakit (krisis tiroid)
j. Infeksi Cacing
1) Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin dengan hitung jenis, Mikroskopis tinja
2) Diagnosis Banding
Askariasis, skistosomiasis, taeniasis, ancylostomiasis
Black Books for UKMPPD 294
3) Terapi
a. Askariasis, necatoriasis, ancylostomiasis
R/ Mebendazole tab mg 500 No. I
S 1 dd tab I
b. Skistosomiasis
R/ Praziquantel tab mg 600 No. II
S 1 dd tab II
c. Taeniasis
R/ Albendazol tab mg 400 No. VI
S 2 dd tab I
4) Edukasi
PHBS
Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah melakukan aktifitas
Setiap keluarga memiliki satu jamban
Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk
Menghindari kontak dengan tanah yang tercemar tinja manusia
Menggunakan sarung tangan jika ingin mengelola sampah/ limbah
Kondisi rumah bersih dan tidak lembab
k. Anemia Defisiensi Besi
1) Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin, apusan darah tepi, MCV, MCH, MCHC, retikulosit
2) Diagnosis Banding
Anemia defisiensi asam folat dan B12, anemia aplastik, anemia pada penyakit kronik
3) Terapi
R/ sulfas ferrosus tab mg 325 No. XXX
S 3 dd tab I
R/ Vitamin C tab mg 100 No. XXX
S 2 dd tab I
4) Edukasi
Makan makanan tinggi protein dan besi heme (daging, ati)
Kurangi konsumsi makanan yang menghambat asupan besi (teh, kopi, soda)
l. DBD
Black Books for UKMPPD 295
1) Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin, rontgen thoraks, albumin serum
2) Diagnosis Banding
Influenza, chikungunya, demam tifoid
3) Terapi
R/ Infus Ringel Asetat Fl. No III
S i.m.m
R/ Paracetamol tab mg 500 No. XXX
S. p.r.n.
4) Edukasi
Perjalanan penyakit
Terapi hanya bersifat suportif
3M
Makan makanan bergizi
m. Malaria
1) Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin, apusan darah tebal
2) Diagnosis Banding
Demam dengue, demam tifoid, leptospirosis
3) Terapi (Untuk BB 50 kg)
Falciparum
o R/ Artesunat tab mg 50 No. XII
S 3 dd tab IV
o R/ Amodiakuin tab mg 150 No. XII
S 3 dd tab IV
o R/ Primakuin tab mg 15 No. III
S 1 dd tab III
Vivax/ Ovale
o R/ Artesunat tab mg 50 No. XII
S 3 dd tab IV
o R/ Amodiakuin tab mg 150 No. XII
S 3 dd tab IV
o R/ Primakuin tab mg 15 No. IV
Black Books for UKMPPD 296
S 1 dd tab I
Malariae
o R/ Artesunat tab mg 50 No. XII
S 3 dd tab IV
o R/ Amodiakuin tab mg 150 No. XII
S 3 dd tab IV
4) Edukasi
Prognosis
Pencegahan: repellan, kelambu, aktifitas malam hari
Mengobati pasien hingga tuntas
n. Demam Tifoid
1) Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin, widal, TUBEX
2) Diagnosis Banding
Demam dengue, malaria, leptospirosis
3) Terapi
R/ Kloramfenikol tab mg 500 No. XXX
S 4 dd tab I
4) Edukasi
Diet, bedrest, tahapan mobilisasi
Kapan bisa dirawat di rumah (klinis baik, tidak ada komorbid, dapat makan atau
minum) atau harus mondok
Tanda-tanda kegawatan
o. Leptospirosis
1) Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin dengan hitung jenis, urin rutin
2) Diagnosis Banding
Demam dengue, demam tifoid, malaria
3) Terapi
Terapi cairan IV
Antibiotik
a) Ringan
R/ Doksisiklin tab mg 100 No. XIV
Black Books for UKMPPD 297
S 2 dd tab I
b) Berat
R/ Penisilin G injeksi fl No. I
S i.m.m
Rujuk
4) Edukasi
Pencegahan: pakaian khusus untuk menghindari kontak dengan bahan-bahan yang
terkontaminasi dengan urin binatang, menyimpan makanan dan minuman dengan
baik agar terhindar dari tikus
Minum doksisiklin dengan 2 gelas air putih
Hindari obat-obatan yang mengandung logam (antasida, kalsium, dll)
p. Kandidiasis Oral
1) Pemeriksaan Penunjang
KOH 10% dari sekret
2) Diagnosis Banding
Peradangan mulut yang disebabkan oleh bakteri atau virus
3) Terapi
R/ Nistatin sol. 100.000 IU/ml fl. No I
S 3 dd u.e.
4) Edukasi
Menjaga kebersihan mulut
Bila karena HIV rujuk
q. Gastritis
1) Pemeriksaan Penunjang
Gastritis akut tidak memerlukan pemeriksaan penunjang. Gastritis kronis: darah rutin, urea
breath test, feses rutin
2) Diagnosis Banding
Kolesistitis, kolelitiasis, chron disease, gastroenteritis
3) Terapi
R/ Ranitidine tab mg 150 No. X
S 2 dd tab I
R/ Omeprazole tab mg 20 No. X
S 2 dd tab I
Black Books for UKMPPD 298
boleh bicara
e. Bersihkan daerah yang akan dipasang elektroda dengan kapas beralkohol
f. Oleskan pasta EKG pada elektroda untuk menghindari kemungkinan terjadinya syok
listrik
4. Pasang lead standart dan lead tambahan
5. Pasang lead prekordial dada:
a. Pasang lead V1
b. Pasang lead V2
c. Pasang lead V3
d. Pasang lead V4
e. Pasang lead V5
f. Pasang lead V6
6. Isikan ID:
a. Isian untuk jenis kelamin
b. Isian untuk umur
c. Isian untuk nomer ID
7. Pilih mode:
a. Manual
b. Auto
8. Lepas lead standart maupun prekordial, bersihkan sisa pasta EKG dengan kapas alkohol
9. Meminta pasien untuk memakai baju kembali
10. Pasien dipersilahkan kembali ke kursi
11. Bereskan alat
12. Cuci tangan
13. Interpretasi:
Irama, rate, aksis, adakah hipertrofi, adakah infark
5. Pemasangan NGT
No. Keterangan
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Cuci tangan
Persiapan alat: pad, handscoon, NGT, gel, stetoskop, bengkok, gelas berisi air, plester
yang udah diguntingin, spuit 10 cc, spuit 50 cc
Black Books for UKMPPD 301
6. Teknik Konseling
No. Keterangan
1. Mengawali Pertemuan:
Mengucapkan salam dan perkenalkan diri
Menanyakan identitas klien
Memberikan situasi yang nyaman bagi klien
Menunjukkan sikap empati
Menjaga rahasia klien
2. Inti Konseling:
Mengeksplorasi kondisi klien
Mengidentifikasi masalah dan penyebab
Mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah
Melakukan penetapan alternatif pemecahan masalah
3. Menutup pertemuan
Melakukan penilaian terhadap efektifitas konseling
Membuat kesimpulan
Mengakhiri konseling atas persetujuan klien
Black Books for UKMPPD 302
PEDIATRI
Palpasi:
c. Paru: superfisial (kalau sakit bilang), pengembangan dinding dada, fremitus (3 titik)
d. Jantung: iktus kordis, thrill
Perkusi:
c. Paru: 6 titik, batas paru hepar
d. Jantung: batas jantung kanan, kiri, atas, dan pinggang jantung
Auskultasi:
c. Paru: suara nafas 6 titik, egofoni (eee), bronkofoni (sembilan-sembilan) whispered
pectoriloquy (berbisik sembilan-sembilan)
d. Jantung: BJ I-II di apeks, katup trikuspid, aorta, pulmonal (tiga posisi: supinasi, LLD,
setengah duduk)
8. Pemeriksaan Abdomen
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien tidur di bed, buka baju, kaki ditekuk, relaks
Meminta pasien untuk bilang jika sakit saat dilakukan pemeriksaan
Berdiri di samping kanan pasien
Inspeksi: dinding abdomen, aorta abdominalis
Auskultasi: bising usus, bruit a. Renalis
Perkusi: empat kuadran, liver span, lien
Palpasi (kalau sakit bilang): turgor, superfisial, deep, hepar, lien, ginjal, kandung kemih
Pemeriksaan ascites: pekak alih, undulasi
Pasien dipersilahkan kembali pakai baju
9. Pemeriksaan Ekstremitas
Ekstremitas superior dan inferior (motorik, sensorik, edema, CRT,ADP)
10. Pemeriksaan Khusus
Mc Burney, rhovsing, rebound tenderness, obturator sign, psoas sign
Murphy sign
Rectal Toucher (minta pasien buka celana, berbaring miring, cuci tangan, pakai
handscoon, minta pasien relaks, lubrikasi)
11. Penutup
Meminta pasien kembali ke meja
Cuci tangan
12. Menjelaskan kepada pasien mengenai hasil pemeriksaan
Black Books for UKMPPD 305
3) Terapi
Lihat materi
4) Edukasi
Menyampaikan tentang hasil penilaian pertumbuhan anak
Cari penyebab gizi buruk
Nasihat sesuai penyebab kekurangan gizi
Pemberian makan sesuai umur dan kondisi anak, menyiapkan makanan formula
c. Kejang Demam
1) Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin dengan hitung jenis, elektrolit, gula darah, urin rutin
2) Diagnosis Banding
Meningitis, ensefalitis, epilepsi
3) Terapi
Oksigen per nasal kanul
R/ Diazepam supp. No. I
S i.m.m
4) Edukasi
Prognosis
Tidak ada peningkatan risiko keterlambatan sekolah atau gangguan kognitif setelah
kejang demam
Kejang demam kurang dari 30 menit tidak menyebabkan kerusakan otak
Risiko kekambuhan penyakit di massa depan
Black Books for UKMPPD 308
OBSETRI-GINEKOLOGI
2. Persalinan Normal
No. Keterangan
1. Sambung Rasa
Menyapa pasien, memperkenalkan diri
2. Anamnesis
Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan
Informed Consent
Tanyakan HPMT
Riwayat obsetri (GPA, menstruasi, KB)
Riwayat kehamilan sekarang, keluhan selama kehamilan sekarang
Gerakan janin
Riwayat penyakit lain
Riwayat penyakit dahulu
Anamnesis Sistem
Resume
Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3. Pemeriksaan Keadaan Umum
Keadaan Umum
Kesadaran
Status Gizi (BB dan TB)
4. Pemeriksaan Vital Sign
Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien (duduk, tidur)
Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas
Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol
Cuci tangan
Memasang termometer
Black Books for UKMPPD 311
Swab Vagina (tambahan): lidi kapas steril, objek glass (4 buah), NaCl 0,9%, pewarna
gram, KOH 10%, marker/ label untuk objek glass (dilabeli sebelum pemeriksaan)
Pap Smear (tambahan): endoserviks brush, spatulla ayre, lidi kapas, 2 objek glass,
alkohol 95%, marker/ label marker/ label untuk objek glass (dilabeli sebelum
pemeriksaan)
Cuci tangan
Pakai handscoon
Inspeksi mons pubis dan vulva
Lakukan toilet vulva
Celupkan spekulum ke air hangat
Masukan spekulum dengan tangan kanan dalam keadaan tertutup searah sumbu vagina,
tangan kiri membuka labia (minta ibu sambil tarik nafas)
Masukan sampai ¾ bagian
Putar spekulum hingga tegak lurus
Buka spekulum, kencangkan skrup
Inspeksi dinding vagina (bisa sambil diputar spekulumnya)
Bersihkan dinding vagina menggunakan kassa dengan povidon iodin (bila tidak akan
dilakukan papsmear / swab), bila dilakukan pemeriksaan pap smear atau swab vagina,
pembersihan dinding vagina dilakukan setelah pengambilan sampel
Inspeksi serviks
Lakukan pemeriksaan swab vagina / pap smear (bila perlu)
Kendurkan skrup spekulum, tarik sampai ¼ bagian berada di luar, putar 45°, keluarkan
spekulum
Ganti handscoon
Lubrikasi
Pemeriksaan bimanual
8. Pemeriksaan Swab Vagina
Informed consent (tujaun, prosedur, komplikasi)
Mencelupkan lidi kapas ke dalam NaCl 0,9%
Ambil sampel di endoserviks, oleskan pada objek glass (pemeriksaan gram)
Ambil sampel di forniks posterior, oleskan pada objek glass (pemeriksaan sediaan basah/
NaCl)
Ambil sampel di dinding vagina, oleskan pada 2 buah objek glass (satu gram, satu KOH)
Black Books for UKMPPD 315
klem pean, klem ovarium, tenakulum, klem aligator, gunting, sonde, spekulum graves,
lubrikan, wadah berisi cairan klorin, IUD (cooper T atau NOVA T)
Cuci tangan
Pakai handscoon
Inspeksi mons pubis dan vulva
Lakukan toilet vulva (metode burung garuda)
Celupkan spekulum ke air hangat
Masukan spekulum dengan tangan kanan dalam keadaan tertutup searah sumbu vagina,
tangan kiri membuka labia (minta ibu sambil tarik nafas)
Masukan sampai ¾ bagian
Putar spekulum hingga tegak lurus
Buka spekulum, kencangkan skrup
Inspeksi dinding vagina (bisa sambil diputar spekulumnya)
Bersihkan dinding vagina menggunakan kassa dengan povidon iodin
Inspeksi serviks
Lakukan pemeriksaan swab vagina / pap smear (bila perlu)
Kendurkan skrup spekulum, tarik sampai ¼ bagian berada di luar, putar 45°, keluarkan
spekulum
Ganti handscoon
Lubrikasi
Pemeriksaan bimanual
8. Pemasangan AKDR
Informed consent (tujuan, prosedur, kompikasi)
Masukan IUD ke dalam inserter (dalam bungkus, jangan disentuh)
Ganti handscoon
Masukan lagi spekulum graves
Bersihkan dinding vagina dengan kassa dan povidon iodine
Jepit porsio dengan tenaculum di arah jam 11 dan jam 1
Masukan sonde secara perlahan hingga fundus uteri
Keluarkan sonde dan identifikasi kedalaman uterus
Sesuaikan kedalaman uterus dengan pembatas inserter IUD
Masukan IUD
Tahan plunger kemudian tarik inserter hingga IUD keluar
Black Books for UKMPPD 318
S i.m.m
R/ Ranitidin inj. mg 50 amp. No. I
S i.m.m
R/ Ondansetron inj. mg 8 amp No.I
S i.m.m
R/ Piridoksin tab mg 10 No. III
S 3 dd tab I
Rujuk
4) Edukasi
Mual dan muntah biasnya akan hilang setelah usia kandungan 4 bulan
Makan porsi kecil tapi sering
Hindari makanan berlemak atau berminyak
Istirahat cukup
b. Preeklampsia
1) Pemeriksaan penunjang
Protein urin
2) Diagnosis banding
Hipertensi gestasional
3) Terapi
R/ Metildopa tab mg 25 No. XX
S 3 dd tab I
PEB rujuk setelah berikan MgSO4
R/ MgSO4 inj. mg 5 fl No. II
S i.m.m
c. Abortus
1) Pemeriksaan Penunjang
Tes kehamilan, darah rutin
2) Diagnosis Banding
KET, mola, missed abortion
d. ADB pada kehamilan
1) Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin, apusan darah tepi
2) Diagnosis Banding
Black Books for UKMPPD 320
BEDAH
Informed Consent
Keluhan Utama
RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan,
keluhan penyerta
RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll
Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol
Anamnesis Sistem
Resume
Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3. Pemeriksaan Keadaan Umum
Keadaan Umum
Kesadaran
Status Gizi (BB dan TB)
4. Pemeriksaan Vital Sign
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien (duduk, tidur)
Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas
Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol
Cuci tangan
Memasang termometer
Pemeriksanan tekanan darah
Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan)
Pemeriksaan frekuensi nafas
Melepas dan membaca hasil termometer
Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan
Bereskan alat
5. Pemeriksaan Genitalia Maskulina
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Memposisikan pasien di atas bed, minta untuk membuka celananya
Mempersiapkan alat (senter, handscoon, gel)
Black Books for UKMPPD 325
steril, kom berisi povidon iodin, kom berisi perhidrol, kom berisi jarum tapper dan
benang non-absorble, needle holder, pinset chirurgis, pinset anatomis, klem kocher,
klem lurus, klem mosquito, gunting benang, gunting jaringan, spuit 3 cc steril yang
sudah dibuka
Meja non-steril: plester yang sudah dipotongin, gunting plester, benang roll, korentang,
lidocain 1%, NaCl 0,9%, povidon iodin, perhidrol
Cuci tangan
Pakai handscoon
Melakukan anestesi luka:
Secara SC di sekeliling luka
Cek apakah sudah bekerja apa belum
Tentukan apakah perlu dilakukan debridement atau tidak
Membersihkan luka:
Luka bersih: langsung bersihkan dengan kassa yang dibasahi povidone iodine
Luka terkontaminasi: irigasi dengan NaCl mengalir, kemudian bersihkan dengan kassa
yang dibasahi povidone iodine
Luka kotor: irigasi dengan NaCl bertekanan (pakai spuit), bersihkan dengan kassa
yang dibasahi povidone iodine
Ganti Handscoon
Pasang duk steril
Lakukan debridement bila perlu
Teknik penjahitan
Pegang jarum dengan needle holder
Masukan benang
Tangan kanan memegang needle holder, tangan kiri memegang pinset anatomis
Masukan jarum ke salah satu sisi kulit
Tarik keluar jarum hingga benag tersisa 3-4 cm
Masukan lagi jarum di tepi luka yang lain
Tarik keluar hingga benang tersisa 1 cm
Buat simpul, gunting benang
Rapikan jaitan
Menutup luka jaitan
Lepaskan duk
Black Books for UKMPPD 329
4. Bedah Minor
No. Keterangan
1. Sambung Rasa
Menyapa pasien, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2. Anamnesis
Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan
Informed Consent
Keluhan Utama
RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan,
keluhan penyerta
RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
Black Books for UKMPPD 330
Meja steril: handscoon, duk lubang, klem duk, kassa steril, kom berisi NaCl/ akuades
steril, kom berisi povidon iodin, kom berisi perhidrol, kom berisi jarum tapper dan
benang non-absorble dan absorble, needle holder, scalpel, forcep alis, pinset chirurgis,
pinset anatomis, klem kocher, klem lurus, klem mosquito, gunting benang, gunting
jaringan, spuit 3 cc steril yang sudah dibuka
Meja non-steril: plester yang sudah dipotongin, gunting plester, benang roll, korentang,
lidocain 1%, NaCl 0,9%, povidon iodin, perhidrol
Cuci tangan
Pakai handscoon
Sterilkan medan operasi
Meletakkan duk kain
Melakukan anestesi luka:
Secara SC di sekeliling luka
Cek apakah sudah bekerja apa belum
Membuat insisi:
Membuat insisi berbentuk elips (lesi yang berada di atas kulit: veruka, papiloma,
granuloma, dll)
Membuat insisi linear (lesi yang berada di bawah kulit: lipoma, ateroma, neurofibroma,
dll)
Dua jari diletakkan pada kedua sisi massa untuk fiksasi
Pisahkan jaringan longgar dengan massa secara tumpul
Kontrol perdarahan
Menutup luka:
Jahit subkutis dengan benang absorble (cat gut)
Jahit kutis dengan benang non-absorble (silk)
Lepas duk
Tutup dengan kassa steril
Fiksasi dengan plester
Cuci tangan
Memberikan terapi farmakologis:
R/ Amoksisilin tab mg 500 No. XV
Black Books for UKMPPD 332
S 3 dd tab I
R/ Natrium diclofenac tab mg 50 No. X
S 2 dd tab I
R/ Anti-tetanus serum fl No.I
S i.m.m (berikan 250 IU IM)
Edukasi:
Kenali tanda-tanda luka terjadi infeksi
Cara merawat luka, jangan kena air
Kapan kontrol
Makan makanan tinggi protein
7. Menanyakan apakah masih ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan
8. Terima kasih, jabat tangan
5. Sirkumsisi
No. Keterangan
1. Sambung Rasa
Menyapa pasien, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2. Anamnesis
Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan
Informed Consent
Keluhan Utama
RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan,
keluhan penyerta
RPD: keluhan serupa, hemofilia, hipertensi, DM, alergi
RPK: keluhan serupa, hemofilia, hipertensi, DM, alergi
Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll
Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol
Anamnesis Sistem
Resume
Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3. Pemeriksaan Keadaan Umum
Keadaan Umum
Black Books for UKMPPD 333
Kesadaran
Status Gizi (BB dan TB)
4. Pemeriksaan Vital Sign
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien (duduk, tidur)
Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas
Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol
Cuci tangan
Memasang termometer
Pemeriksanan tekanan darah
Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan)
Pemeriksaan frekuensi nafas
Melepas dan membaca hasil termometer
Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan
Bereskan alat
5. Pemeriksaan Status Lokalis
Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Memposisikan pasien pada posisi yang nyaman, pakaian yang menghalangi dibuka
Mencari indikasi: fimosis, parafimosis, mencegah infeksi
Mencari kontraindikasi: epispadia, hipospadia, mikropenis
6. Teknik Sirkumsisi
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien senyaman mungkin
Mempersiapkan alat:
Meja steril: handscoon, duk lubang, klem duk, kassa steril, kom berisi NaCl/ akuades
steril, kom berisi povidon iodin, kom berisi perhidrol, kom berisi jarum tapper dan
benang absorble, needle holder, scalpel, forcep alis, pinset chirurgis, pinset anatomis,
klem kocher,3 buah klem lurus, klem mosquito, gunting benang, gunting jaringan, spuit
3 cc steril yang sudah dibuka
Meja non-steril: plester yang sudah dipotongin, gunting plester, benang roll, korentang,
lidocain 1%, NaCl 0,9%, povidon iodin, perhidrol
Cuci tangan
Pakai handscoon
Black Books for UKMPPD 334
Kapan kontrol
Makan makanan tinggi protein
Bila BAK, cukup di lap dengan tissue
Batasi aktifitas
7. Tanyakan apakah masih ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan
8. Terima kasih, jabat tangan
6. Pemeriksaan Mammae
No. Keterangan
1. Sambung Rasa
Menyapa pasien, mempersilahkan pasien duduk, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2. Anamnesis
Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan
Informed Consent
Keluhan Utama
RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan,
keluhan penyerta
Massa: lokasi (kuadran, bilateral/ unilateral), jumlah, onset, ukuran, kecepatan membesar,
konsistensi, nyeri/tidak, ukuran dipengaruhi menstruasi atau tidak
Nyeri: lokasi, onset, kualitas, kuantitas berhubungan dengan ,menstruasi atau tidak
Keluhan lain: nipple discharge, perubahan kulit (luka, skin dimpling), retraksi puting,
benjolan di ketiak atau di tempat lain
RPD: keluhan serupa, kanker, hipertensi, DM, alergi
Riwayat obsetri (GPA, menarche, menstruasi, penggunaan KB)
RPK: keluhan serupa, kanker, hipertensi, DM, alergi
Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll
Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol
Anamnesis Sistem
Resume
Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3. Pemeriksaan Keadaan Umum
Keadaan Umum
Kesadaran
Black Books for UKMPPD 336
Edukasi:
Bisa dilakukan setiap hari, rasakan perubahannya
Bila terdapat perubahan, harap hubungi dokter
7. Menanyakan apakah ada yang ingin ditanyakan atau ingin disampaikan
8. Terima kasih, jabat tangan
Black Books for UKMPPD 338
ANESTESIOLOGI
2. Pemasangan ETT
No. Keterangan
1. Inform consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Black Books for UKMPPD 339
3. Infus Intravena
No. Keterangan
1. Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
2. Memposisikan pasien
3. Siapkan alat: handscoon, cairan infus, infus set, penyangga infus, alas/ tray, bengkok,
torniket, kapas alkohol, pinset chirurgis, abbocath, kassa steril, plester yang udah
digunting, gunting, pad
4. Memasang infus set, mengalirkan cairan, menggantung infus set dan cairan infus
5. Letakan pad di bawah tangan pasien
6. Identifikasi vena
7. Cuci tangan
8. Bendung bagian proksimal dari vena dengan torniket
9. Pakai handscoon
10. Disinfeksi dengan kassa alkohol menggunakan pinset
11. Menginsersikan jarum
12. Menarik stylet
13. Melepaskan torniket
14. Memasang infus set ke blood set
15. Melihat kelancaran
16. Fiksasi menggunakan plester
17. Mengatur tetesan infus:
Tetesan makro: 1 cc = 20 tetes
Tetesan mikro: 1 cc = 60 tetes
18. Membuang sampah pada tempatnya
19. Cuci tangan
20. Edukasi:
Jangan ditarik
Tempatkan botol infus selalu lebih tinggi dari lengan
Beritahukan petugas bila infus habis
21. Menanyakan adakah yang ingin ditanyakan atau disampaikan
22. Terima kasih, jabat tangan
Black Books for UKMPPD 341
NEUROLOGI
No. Keterangan
1. Sambung Rasa
Menyapa pasien, mempersilahkan pasien duduk, berjabat tangan, memperkenalkan diri
2. Anamnesis
Identitas: nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan
Informed Consent
Keluhan Utama
RPS: lokasi, onset, kronologis, kualitas, kuantitas, faktor memperberat, faktor memperingan,
keluhan penyerta
RPD: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
RPK: keluhan serupa, hipertensi, DM, alergi
Riw. Sosial-ekonomi: lingkungan, tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, dll
Riw. Kebiasaan: makanan, olahraga, rokok, alkohol
Anamnesis Sistem
Resume
Menanyakan ada yang masih belum disampaikan?
3. Pemeriksaan Keadaan Umum
Keadaan Umum
Kesadaran
Status Gizi (BB dan TB)
4. Pemeriksaan Vital Sign
Inform concent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien (duduk, tidur)
Membuka pakaian yang menutup lengan atas, membuka sedikit kancing baju bagian atas
Persiapan alat: tensimeter, stetoskop, termometer, kapas, alkohol
Cuci tangan
Memasang termometer
Pemeriksanan tekanan darah
Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan)
Black Books for UKMPPD 342
Mandel-Bachtrew
12. Pemeriksaan Meningeal Sign
Kaku kuduk
Brudzinski I
Brudzinski II
Kernig
13. Pemeriksaan Provokasi Nyeri
Lasseque
Valsava
Patrick
Kontra-Patrick
14. Meminta pasien kembali ke kursi
15. Cuci tangan
16. Menjelaskan atau meminta hasil pemeriksaan
17. Membuat diagnosis banding
18. Menentukan pemeriksaan penunjang
19. Interpretasi pemeriksaan penunjang
20. Menentukan Diagnosis
21. Menentukan penatalaksanaan dan menulis resep
22. Edukasi
23. Menanyakan pada pasien adakah yang masih ingin ditanyakan atau disampaikan
24. Mengucapkan terima kasih, berjabat tangan
a. Migrain
1) Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan
2) Diagnosis Banding
AVM, cluster headache, TTH
3) Terapi
R/ Ibuprofen tab mg 400 No. X
S p.r.n
Black Books for UKMPPD 345
Profilaksis:
R/ propanolol tab mg 40 No. XX
S 1 dd tab I
4) Edukasi
Pasien dan keluarga dapat mengontrol serangan
Istirahat, hindari faktor pemicu
Olahraga teratur
Stop merokok
Bila tidak membaik, rujuk ke spesialis saraf
b. TTH
1) Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan
2) Diagnosis Banding
Migrain, cluster headache
3) Terapi
Serangan
R/ Ibuprofen tab mg 400 No. X
S p.r.n.
Pencegahan
R/ Amitriptilin tab mg 10 No. XX
S 1 dd tab I
4) Edukasi
Menenangkan pasien bahwa tidak terdapat kelaianan fisik dalam rongga kepala
Motivasi keluarga untuk membantu mengurangi kecemasan pasien
c. Cluster Headache
1) Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan
2) Diagnosis Banding
AVM, cluster headache, TTH
3) Terapi
R/ Ibuprofen tab mg 400 No. X
S p.r.n
Profilaksis:
Black Books for UKMPPD 346
OFTALMOLOGI
n. Opticus)
10. Pemeriksaan Tekanan Intra Okular
Informed consent (tujuan, prosedur, komplikasi)
Posisikan pasien duduk di kursi
Persiapan alat (tonometer schiotz, pantokain, salep antibiotik, kapas alkohol)
Meminta pasien meleihat ke bawah dengan mata tertutup
Palpasi kedua bola mata dengan kedua jari telunjuk, bergantian kanan dan kiri
Pasien diminta untuk berbaring di bed, diteteskan pantokain
Bersihkan tonometer dengan kapas alkohol, lakukan kalibrasi, pasang beban
Minta pasien memandang titik di atasnya (melihat jempolnya yang diletakan di depan
mata)
Buka kelopak mata dengan jari telunjuk dan ibu jari
Tempelkan tonometer di kornea
Baca angka yang ditunjukkan jarum
Lepas tonometer
Berikan salep mata antibiotik
Pasien diminta kembali ke kursi
Cuci tangan
Baca hasil sesuai tabel
Jelaskan kepada pasien
11. Buat diagnosis dari hasil pemeriksaan
12. Jelaskan kepada pasien tentang diagnosis dan hasil pemeriksaan
13. Edukasi
14. Menanyakan apakah ada yang masih ingin ditanyakan atau disampaikan
15. Mengucapkan terima kasih, jabat tangan, semoga lekas sembuh
3) Edukasi
Mata dikompres air hangat 4 x 15 menit sehari
Kelopak mata dibersihkan menggunakan air bersih atau sabun bayi
Jangan menekan hordeolum
Jaga higine mata
b. Blefaritis
1) Diagnosis Banding
Selulitis, hordeolum, trikiasis
2) Terapi
R/ Kloramfenikol 1% eye drop fl. No I
S 4 dd gtt 2 OD/OS
3) Edukasi
Mata dikompres air hangat 4 x 15 menit sehari
Kelopak mata dibersihkan menggunakan air bersih atau sabun bayi
Jangan menekan hordeolum
Jaga higine mata
c. Konjungtivitis
1) Diagnosis Banding
Konjungtivits viral, konjungtivitis bakterial, konjungtivitis bakteri, keratitis
2) Terapi
Bakteri
R/ Kloramfenikol 1% eye drop fl. No.I
S 4 dd gtt I OD/OS
Viral
o R/ Artifisial tears eyedrop fl No. I
S 3 dd gtt II OD/OS
o R/ Asiklovir 3% eye ointment tube No.I
S 5 dd u.e
Alergi
R/ Flumetolon eye drop fl. No. I
S 2 dd gtt I OD/OS
3) Edukasi
Konjungtivitis mudah menular
Black Books for UKMPPD 352
Mencuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan mata atau mengoleskan obat
Jangan menggunakan handuk dan lap bersama-sama dengan anggota keluarga lain
Jaga higine mata
Jaga higine lingkungan
d. Glaukoma Akut
1) Diagnosis Banding
Uveitis anterior, keratitis, ulkus kornea
2) Terapi
R/ Asetazolamid HCl tab mg 250 No. II
S 1 dd tab II
R/ Timolol 0,5% eye drop fl. No. I
S 1 dd gtt II OD/OS
R/ Ibuprofen tab mg 400 No. I
S 1 dd tab I
Rujuk
3) Edukasi
Motivasi kepatuhan pengobatan untuk keberhasilan pengobatan
Pasien dengan riwayat glaukoma untuk memeriksakan matanya secara teratur
e. Katarak
1) Diagnosis Banding
Kelainan refraksi
2) Terapi
Rujuk
3) Edukasi
Memberi tahu keluarga bahwa katarak adalah gangguan pengelihatan yang dapat
diperbaiki
Kontrol teratur untuk mencegah komplikasi
f. Hipermetropia, miopia ringan, astigmatisme
Contoh:
Pasien dengan koreksi:
OD sferis – 4 dan silinder – 0,5 dengan sudut 80°
OS sferis – 2 dan silinder - 0,5 dengan sudut 90°
Distansia pupil 62 mm
Black Books for UKMPPD 353
Resep kacamatanya:
R/ OD S – 4,00 C – 0,50 X 80°
OS S – 2,00 C – 0,50 X 90°
DP 62/60
Jika pasien tersebut usia 50 tahun, maka:
R/ OD S – 4,00 C – 0,50 X 80°
OS S – 2,00 C – 0,50 X 90°
Addisi S + 2,00 ODS
DP 62/60
Black Books for UKMPPD 354
THT-KL
S 3 dd tab I
R/ Pseudoefedrin tab mg 120 No. I
S 2 dd tab I
R/ Cetirizin tab 5 No. X
S 2 dd tab I
c) Edukasi
Jaga tubuh tetap fit
Olahraga teratur
Makan makanan bergizi
Memperkecil kontak dengan orang yang telah terinfeksi
Menutup hidung ata mulut bila bersin
d. Tonsilitis
a) Diagnosis Banding
Tonsilitis bakteri, tonsilitis fungal, tonsilitis, viral, tonsilofaringitis
b) Terapi
R/ Amoksisilin tab mg 500 No. XV
S 3 dd tab I
R/ Parasetamol tab mg 500 No. XV
S 3 dd tab I
c) Edukasi
Istirahat cukup
Jaga higine mulut
Minum cukup
Berhenti merokok
Hindari makanan dan minuman yang mengiritasi
Black Books for UKMPPD 359
DERMATOVENEROLOGI
S 2 dd u.e.
Selama 1 – 2 minggu
Sistemik (lesi luas, kronik)
R/ Griseofulvin tab mg 500 No. XX
S 1 dd tab I p.c.
Selama 1 - 2 minggu
Tinea Kapitis
R/ Griseofulvin tab mg 500 No. XX
S 1 dd tab I p.c.
Selama 6 – 8 minggu
Tinea Unguium
o Melibatkan 1-2 kuku dan < 2/3 kuku
R/ Siklopiroksolamin krim tube No.I
S 3 dd u.e.
o Lebih dari 2 kuku dan > 2/3 kuku
Itrakonazole tab mg 200 No. XIV
S 2 dd tab I
Selama seminggu tiap bulan, 2-3 bulan
Tinea Pedis
R/ Itrakonazole tab mg 200 No. XIV
S 2 dd tab I
Selama 4 – 6 minggu
4) Edukasi
Lama pengobatan
Obat krim dipakai setelah mandi
Obat griseofulvin diminum bersama makanan berlemak
Menjaga higiene tubuh
b. Kandidiasis
1) Pemriksaan Penunjang
Kerokan kulit, KOH 10%
2) Diagnosis Banding
Tinea, dermatitis numularis, pitiriasis
3) Terapi
Black Books for UKMPPD 362
Kandidiasis Kutis
R/ Nistatin krim tube No.I
S 3 dd u.e.
Atau
R/ Imidazole krim tube No. I
S 3 dd u.e.
4) Edukasi
Jaga kebersihan tubuh
Gunakan pakaian yang menyerap keringat
c. Pitiriasis versikolor
1) Pemeriksaan Penunjang
Kerokan kulit, KOH 10%
2) Diagnosis Banding
Vitiligo, dermatitis seboroik, pitiriasis alba
3) Terapi
Sistemik (lesi luas)
R/ Ketokonazole tab mg 200 No. X
S 1 dd tab I
Topikal
R/ Selenium sulfida 1,8% shampo fl. No. I
S u.c.
4) Edukasi
Patuh pengobatan
Jangan membiarkan kulit lembab
Jangan memakai handuk atau baju bergantian dengan orang yang terinfeksi
d. Skabies
1) Pemeriksaan Penunjang
Kerokan kulit, KOH 10%
2) Diagnosis Banding
Pioderma, impetigo, dermatitis, pedikulosis
3) Terapi
R/ Permetrin krim 5% fl No. I
S u.c.
Black Books for UKMPPD 363
4) Edukasi
Oleskan permetrin krim ke seluruh badan setelah mandi di malam hari, biarkan
sampai besok pagi
Jangan memakai pakaian atau alat mandi bergantian dengan orang lain
Mengobati seluruh anggota keluarga atau orang yang tinggal bersama
Memcuci pakaian, sprei, dll dengan air panas
e. Dermatitis Kontak
1) Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan
2) Diagnosis Banding
DKA, DKI
3) Terapi
R/ Urea krim 10% tube No. I
S 2 dd u.e.
R/ Betametason valerat Krim 0,1% tube No.I
S 2 dd u.e.
R/ Cetirizin tab mg 5 No. X
S 2 dd tab I
4) Edukasi
Hindari bahan yang menyebabkan alergi, iritan
Penggunaan APD
f. Herpes Zooster
1) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Tzank
2) Diagnosis Banding
Herpes simpleks, Dermatitis venenata
3) Terapi
R/ Asiklovir tab mg 400 No. LXX
S 5 dd tab II
R/ Salicyl talk 2% No. I
S 3 dd u.e.
4) Edukasi
Perjalanan penyakit
Black Books for UKMPPD 364
Cuci tangan
Pakai handscoon
Bersihkan area dengan kapas alkohol
Kerok tepi lesi yang aktif satu arah, tampung di cawan
Teteskan KOH di object glass, ambil lidi kapas, basahi dengan KOH di object glass
Ambil kerokan di cawan dengan lidi kapas tersebut, campurkan di objek glass
Tunggu 2-3 menit untuk kulit, 7 menit untuk rambut, 10 menit untuk kuku
Tutup dengan deck glass, periksa dengan mikroskop
2) Pemeriksaan Gram
Informed conscent
Siapkan alat: handscoon, object glass, lidi kapas, spiritus, gentian violet, lugol,
alkohol 96%, safranin
Cuci tangan pakai handscoon
Ambil sekret dengan lidi kapas, swab di object glass
Fiksasi di atas api, lewatkan sebanyak 3x
Tuang gentian violet 1 menit
Tuang lugol 1 menit, buang
Cuci dengan air mengalir
Tuang alkohol 96% 1 menit, cuci
Tuang safranin 1 menit, cuci
Keringkan
Periksa dengan mikroskop
3) Pemeriksaan Tzanck
Informed conscent
Siapkan alat: handscoon, object glass, skalpel, alkohol 96%, giemsa, spiritus
Cuci tangan
Pakai handscoon
Pecahkan vesikel, kerok dasar kulit, swab di object glass
Fiksasi di atas api, lewatkan sebanyak 3x
Rendam dalam alkohol 96% selama 5 menit, cuci
Tuangkan giemsa 30 menit, cuci
Keringkan, periksa dengan mikroskop
Black Books for UKMPPD 367
PSIKIATRI
Cuci tangan
Memasang termometer
Pemeriksanan tekanan darah
Pemeriksaan frekuensi nadi (dua tangan)
Pemeriksaan frekuensi nafas
Melepas dan membaca hasil termometer
Menanyakan/ melaporkan hasil pemeriksaan
Bereskan alat
5. Pemeriksaan Status Mental
Kesan umum (penampilan, psikomotor, sikap terhadap pemeriksa)
Kesadaran (kualitatif, kuantitatif)
Pembicaraan (logorhea, flight of idea, asosiasi longgar)
Alam perasaan (mood, afek, keserasian)
Gangguan persepsi (ilusi, halusinasi, derealisasi, depersonalisasi)
Gangguan bentuk pikir (realistik/ non realistik)
Gangguan isi pikir (waham)
Orientasi (orang, waktu, tempat, situasi)
Daya ingat: masa lalu (peristiwa waktu anak-anak), jauh (peristiwa beberapa bulan lalu),
dekat (peristiwa beberapa hari lalu)
Konsentrasi dan perhatian (mengulangi angka maju mundur, mengulangi tiga kata,
menghitung mundur dari 100 sampai 90)
Membaca dan menulis (pasien diminta membaca, menulis kalimat, mencontoh gambar,
mengartikan peribahasa sederhana)
Kemampuan visuospasial (menghitung uang kembalian)
Pikiran abstrak
Pengendalian impuls
Pertimbangan
Tilikan
Reliabilitas
6. Cuci tangan
7. Membuat diagnosis:
Axis I : gangguan klinis
Axis II: ciri kepribadian
Black Books for UKMPPD 370