Full PDF
Full PDF
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh :
Yuvita
NIM: 058114042
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh :
Yuvita
NIM: 058114042
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
ii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
iv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
namun ada waktunya manusia juga harus berserah dan percaya dengan
Tuhan Yesus & Bunda Maria yang selalu mencintai dan menopangku
Papa & Mama tercinta atas kasih dan keyakinan yang diberikan untukku
v
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
vi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
PRAKATA
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas
menyelesaikan laporan akhir ini dengan baik. Laporan akhir ini disusun untuk
menyelesaikan laporan akhir ini. Namun dengan bantuan dari banyak pihak,
hati penulis ingin mengucapkan terimakasih atas bantuan yang telah diberikan
kepada :
2. Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
meluangkan waktu untuk menjadi dosen penguji, serta kritik dan saran yang
diberikan.
meluangkan waktu untuk menjadi dosen penguji, serta kritik dan saran yang
diberikan.
6. Papa, Mama, Pho pho, Ria ce, Paskalia, Leo, Lusi, Min ko, Blesita, dan Feli
vii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
7. Dani, Lia, dan Yosephine sebagai teman satu tim atas bantuan, kerjasama,
dan dukungannya.
8. Siska, Fungci, Pika, Desi, Ana, Dewi, ibu dan bapak kost serta teman-teman
10. Aya, Yola, Mita, Lulu, Pius, Adit, Nia, dan teman-teman sekelas atas suka
11. Teman-teman angkatan 2005 dan 2006 atas pertemanan kita selama ini.
12. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Ottok, Mas Sigit, Mas Wagiran, serta
laporan akhir.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak. Akhir kata semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca.
Penulis
viii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
ix
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
INTISARI
Sifat fisis dan stabilitas emulsi oral Air/Minyak (A/M) dipengaruhi oleh
proses pencampuran yang meliputi lama dan suhu pencampuran. Lama
pencampuran memberi pengaruh pada viskositas emulsi sehingga memungkinkan
terjadinya perubahan sifat fisis. Suhu pencampuran memberikan energi kinetik
pada droplet fase terdispersi sehingga mempermudah proses emulsifikasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efek proses pencampuran
(lama dan suhu pencampuran) terhadap sifat fisis dan stabilitas emulsi oral A/M
ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia L.).
Penelitian ini merupakan rancangan yang bersifat eksperimental dengan
menggunakan desain faktorial dengan dua faktor yaitu lama pencampuran-suhu
pencampuran dan dua level yaitu level tinggi-level rendah. Sifat fisis (viskositas,
ukuran droplet, indeks creaming) dan stabilitas emulsi (viskositas, ukuran droplet,
indeks creaming secara periodik selama 1 bulan; dan pergeseran ukuran droplet
setelah penyimpanan 1 bulan) diamati dalam proses pencampuran. Data dianalisis
secara statistik menggunakan Design Expert 7. 1.4 untuk mengetahui signifikansi
(p<0.05) dari setiap faktor dan interaksinya dalam memberikan efek.
Hasil penelitian lama pencampuran, suhu pencampuran, dan interaksi
keduanya tidak memberikan efek yang signifikan terhadap sifat fisis dan stabilitas
emusi oral A/M ekstrak etanol buah pare.
Kata kunci : lama pencampuran, suhu pencampuran, emulsi A/M, ekstrak etanol
buah pare (Momordica charantia L.), dan desain faktorial.
x
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
xi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iv
INTISARI ........................................................................................................... x
ABSTRACT ...................................................................................................... xi
xii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
1. Morfologi .................................................................................... 6
3. Kegunaan .................................................................................... 7
B. Emulsi ..................................................................................................... 9
1. Definisi ........................................................................................ 9
C. Emulgator .............................................................................................. 23
2. Gliserin ...................................................................................... 26
3. Sukrosa ...................................................................................... 27
4. Span 80 ...................................................................................... 27
5. Tween 80 ................................................................................... 28
6. Aquadest.................................................................................... 29
xiii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
E. Pencampuran ......................................................................................... 30
2. Homogenizer ............................................................................. 33
3. Ultrasonifier .............................................................................. 34
I. Hipotesis................................................................................................ 40
Indonesia ................................................................................... 45
xiv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
2. Formula ..................................................................................... 46
(KLT) ........................................................................................ 50
2. Viskositas .................................................................................. 65
xv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
A. Kesimpulan ........................................................................................... 71
B. Saran...................................................................................................... 71
LAMPIRAN ...................................................................................................... 77
xvi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel II. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua
level ............................................................................................. 37
Tabel III. Formula Sediaan Emulsi Oral A/M Ekstrak Etanol Buah Pare
200g .............................................................................................. 46
Tabel V. Sifat Fisik dan Stabilitas Emulsi Oral A/M Ektrak Etanol Buah
Pare............................................................................................... 58
Tabel VI. Efek Lama dan Suhu Pencampuran, serta Interaksi Keduanya
xvii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 16. Kromatogram KLT ekstrak etanol buah pare diamati dengan sinar
UV 254 nm .................................................................................... 51
....................................................................................................... 60
xviii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
xix
xx
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2. Proses Ekstraksi Ekstrak Etanol Buah Pare dari PT. Javaplant .... 78
Lampiran 6. Data Uji Sifat Fisis dan Stabilitas Emulsi Ekstrak Daging Buah
Pare............................................................................................... 85
xx
xxi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PERSAMAAN
Persamaan 1. ..................................................................................................... 16
Persamaan 2. . ................................................................................................... 21
Persamaan 3. .................................................................................................... 36
Persamaan 4. ..................................................................................................... 48
Persamaan 5. ..................................................................................................... 48
Persamaan 6. ..................................................................................................... 62
Persamaan 7. ..................................................................................................... 62
Persamaan 8. ..................................................................................................... 62
Persamaan 9. ..................................................................................................... 62
xxi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar belakang
Cucurbitaceae yang tumbuh baik di daerah tropis dan dataran rendah. Pare telah
digunakan untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus.
Aktivitas antivirus dan antineoplastik buah pare secara in vitro juga telah
dilaporkan (Basch, et al., 2003). Zat pahit dalam buah pare, yaitu kukurbitasin K
(Sutyarso, 1992). Ekstrak etanol buah pare juga memiliki aktivitas antiulser
(Gurbuz, et al., 2000), antibakteri (Abalaka, et al., 2009), dan digunakan untuk
diinginkan membutuhkan bentuk sediaan yang siap digunakan dalam uji klinik.
Hal ini memberi peluang kepada para peneliti untuk mencoba memformulasikan
ekstrak etanol buah pare dalam suatu teknik formulasi sediaan farmasi. Tantangan
dalam pengembangan sediaan oral ekstrak etanol buah pare adalah pada ekstrak
etanol buah pare memiliki rasa pahit yang diduga karena adanya kandungan
menutupi rasa pahit dari ekstrak etanol buah pare antara lain adalah emulsi dan
1
2
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Dalam penelitian ini akan dibuat bentuk sediaan emulsi yaitu sistem air
dalam minyak (A/M) dari ekstrak etanol buah pare. Menurut Certificate of
Analysis (CoA) yang diperoleh dari PT. Javaplant, ekstrak etanol buah pare larut
dalam air. Pertimbangan utama pemilihan bentuk sediaan emulsi sistem A/M
adalah ekstrak etanol buah pare akan berada dalam droplet air yang terlindung
dalam fase minyak, dengan demikian rasa pahit dari ekstrak etanol buah pare akan
tertutupi atau berkurang. Difusi ekstrak etanol buah pare akan terhalangi oleh fase
minyak sehingga mengurangi kontak langsung dengan saliva dan rasa pahit di
mulut menjadi berkurang. Emulsi A/M dapat juga dikembangkan menjadi sediaan
prolonged release (Davis, et al., 1985). Untuk perkembangan lebih lanjut, emulsi
tipe A/M dapat digunakan sebagai dasar pembuatan emulsi tipe A/M/A untuk
proses dispersi dari fase minyak dan air untuk membentuk emulsi dengan sifat
fisis dan stabilitas emulsi yang baik. Selama proses pencampuran, semakin lama
pencampuran menyebabkan semakin lama gaya geser yang diberikan oleh mixer
2000). Namun suhu pencampuran yang terlalu tinggi akan merusak ikatan antara
3
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
emulgator dengan fase dispers dan fase kontinunya sehingga sistem emulsi
menjadi tidak stabil. Variasi lama dan suhu pencampuran diyakini akan
parameter-parameter sediaan emulsi seperti sifat fisis dan stabilitas emulsi selama
mixer (Sheth dan Bandelin, 1992) yaitu propeller mixer, dan homogenizer
dan suhu pencampuran secara simultan adalah desain faktorial. Desain faktorial
pada dua level dan dua faktor (Full Factorial Design 22), merupakan metode
terhadap kualitas suatu sediaan. Faktor yang diteliti adalah lama dan suhu
pencampuran dengan variasi lama dan suhu pencampuran sebagai level yang
dipilih. Signifikansi dari setiap faktor dan interaksinya dalam memberikan efek
B. Perumusan Masalah
Apakah variasi lama dan suhu pencampuran pada level yang diteliti memberikan
efek yang signifikan terhadap sifat fisis dan stabilitas emulsi oral A/M ekstrak
4
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
C. Keaslian Penelitian
tentang Efek Lama dan Suhu Pencampuran Terhadap Sifat Fisis Dan Stabilitas
Emulsi Oral A/M Ekstrak Etanol Buah Pare : Aplikasi Desain Faktorial belum
pernah dilakukan.
D. Manfaat Penelitian
sediaan emulsi oral A/M dan aplikasi desain faktorial dalam analisis pengaruh
tersebut.
mengenai penggunaan desain faktorial dalam mengamati efek lama dan suhu
interaksi keduanya dalam menentukan sifat fisis dan stabilitas emulsi sehingga
5
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum : membuat sediaan emulsi oral A/M dengan zat aktif berupa
lama dan suhu pencampuran serta interaksi keduanya dalam menentukan sifat
fisis dan stabilitas emulsi oral A/M ekstrak etanol buah pare.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
sinensis, Sicyos fauriel (Taylor, 2002). Tanaman ini merupakan tanaman yang
hidup di daerah tropis, dapat tumbuh di daratan rendah sampai ketinggian 500
meter di atas permukaan laut. Penyebarannya meliputi Cina, India dan Asia
1. Morfologi
sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak enak. Batang berusuk 5,
panjang 2-5 m, yang muda berambut rapat. Daun tunggal, bertangkai yang
panjangnya 1,5 – 5,3 cm, letak berseling, bentuknya bulat panjang, dengan
panjang 3,5 – 8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung,
warnanya hijau tua. Taju bergigi kasar sampai belekuk menyirip. Bunga tunggal,
berkelamin dua dalam satu pohon, bertangkai panjang, berwarna kuning. Buah
panjangnya 8-30 cm, rasanya pahit. Warna buah hijau, bila masak menjadi oranye
yang pecah dengan 3 katup. Biji banyak, coklat kekuningan, bentuknya pipih
6
7
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
2. Kandungan Kimia
Kandungan kimia lainnya yang terdapat dalam pare antara lain alkaloid,
asam oleanat, asam resinat, vitamin A, B, dan C (Williams dan Ng, 1971). Buah
menyebabkan rasa pahit dan kukurbitasin F1, F2, G dan I yang tidak menyebabkan
3. Kegunaan
Pare telah digunakan untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita
diabetes mellitus. Uji klinis menunjukkan bahwa perasan pare, buah, dan serbuk
hewan, dan sakit kepala (Basch, et al., 2003). Pada analisis elektroforesis dan
spektrum infra merah menunjukkan bahwa komponen dari ekstrak pare memiliki
8
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
hipoglikemik dari ekstrak buah pare bila dibandingkan dengan aktivitas dari
2003).
yang juga dimiliki oleh steroid. Menurut Jackson dan Jones (1972) steroid dapat
aman untuk kesehatan manusia dan tidak memiliki efek toksik (Chopra, et al.,
buah pare termasuk kategori praktis tidak toksik yaitu terletak pada rentang (5-15
g/kg).
dilaporkan (Basch, et al., 2003). Aktivitas anti-virus HIV pare terletak pada
kandungan protein momorcharin alfa dan beta, atau pada protein MAP30
(Momordica Antiviral Protein 30) (Manitto, 1981; Anonim, 2006; Liu, 1993).
Ekstrak etanol buah pare memiliki aktivitas antibakteri, yaitu pada 0,1
mg/ml (terhadap S. pyogenes) dan pada konsentrasi 1 mg/ml (terhadap E.coli dan
9
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
S.aureus) (Abalaka, et al., 2009). Selain itu, ekstrak etanol buah pare memiliki
aktivitas antiulser (Gurbuz, et al., 2000) dan wound healing (Teoh, et al., 2008).
Pare juga digunakan secara topikal pada kulit untuk mengobati penyakit vaginitis,
hemorrhoids, scabies, eksim, dan penyakit kulit lainnya (Gislene, et al., 2000).
B. Emulsi
1. Definisi
bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan
stabil, terdiri dari minimal dua atau lebih cairan yang tidak saling campur satu
1994).
Dalam batasan emulsi, fase terdispersi dianggap sebagai fase dalam atau
fase diskontinu dan medium dispers sebagai fase luar atau fase kontinu (Ansel,
1969).
yaitu :
10
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
jumlah yang paling kecil. Untuk droplet cairan bulat, ada tenaga (kekuatan)
menahan distorsi dari droplet menjadi suatu bentuk yang kurang bulat. Dua
atau lebih droplet cairan yang sama saling bertemu cenderung untuk
bergabung membuat satu droplet yang lebih besar dan mempunyai luas
permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan luas permukaan total dari
surface tension). Dan bila cairan kontak dengan cairan kedua dimana
keduanya tidak saling larut dan tidak dapat campur, gaya yang menyebabkan
untuk menjadi droplet yang lebih kecil. Zat-zat yang menurunkan tegangan ini
emulgator melingkari suatu droplet dari fase dalam emulsi. Emulgator tertentu
kelarutan mereka. Dalam suatu sistem yang mengandung dua cairan yang
11
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
saling tidak bercampur, emulgator akan memilih larut dalam salah satu fase
dan terikat kuat dan terbenam dalam fase tersebut dibandingkan dengan fase
emulsi minyak dalam air dan sebaliknya membentuk emulsi air dalam minyak
(Ansel, 1969).
dan air, mengelilingi droplet fase dalam sebagai suatu lapisan tipis atau film
mencegah kontak dan bersatunya fase terdispersi, makin kuat dan makin
fleksibel lapisan tersebut maka makin stabil emulsinya. Secara alami, lapisan
droplet fase dalam. Pembentukan emulsi tipe A/M atau M/A tergantung pada
derajat kelarutan dari emulgator dalam kedua fase tersebut, emulgator yang
larut dalam air akan merangsang terbentuknya emulsi M/A dan emulgator
12
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
oleh dua benteng lapisan listrik yang saling berlawanan. Benteng tersebut akan
menolak setiap usaha dari tetesan minyak yang akan bergabung menjadi satu
tetesan akan tolak menolak, stabilitas emulsi akan bertambah (Parrott, 1971).
e) Teori Pasak
M/A, yang lain emulsi A/M. Dalam hal emulgatornya larut air, bagian
atau akibat proses hidratasinya. Pada emulgator lipofil, misal pada sabun
kation bervalensi banyak, terjadi hal sebaliknya. Rantai rangkap asam lemak
membutuhkan ruang yang lebih besar, oleh karena itu kecenderungan disosiasi
Emulsi terdiri dari dua fase yang bersifat kontradiktif, tetapi dengan
adanya emulgator maka salah satu fase tersebut terdispersi dalam fase lainnya.
13
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
kadar air yang kurang dari 25% dan mengandung sebagian besar fase minyak
emulsi. Jenis ini dapat diencerkan atau bercampur dengan minyak, akan tetapi
Emulsi minyak dalam air merupakan suatu jenis emulsi yang fase
kecil didalam fase kontinu yang berupa air. Emulsi tipe ini umumnya
mengandung kadar air yang lebih dari 31% sehingga emulsi M/A dapat
diencerkan atau bercampur dengan air dan sangat mudah dicuci (Anief, 1993).
Sifat fisis emulsi tidak hanya dipengaruhi oleh temperatur, tapi oleh
banyak faktor lain seperti kecepatan geser (kecepatan putar), waktu (waktu
mengevaluasi sifat fisis suatu emulsi dapat dilihat dari viskostas, ukuran droplet,
distribusi halus dan teratur dari fase terdispersi yang terjadi dalam jangka waktu
yang panjang (Voigt, 1994). Umumnya, suatu emulsi dianggap tidak stabil secara
fisik jika:
14
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
a) Fase dalam atau fase terdispersi pada pendiaman cenderung untuk membentuk
b) Jika agregat dari bulatan naik ke permukaan atau turun ke dasar emulsi tersebut
c) Jika semua atau sebagian dari cairan fase dalam tidak teremulsikan dan
membentuk suatu lapisan yang berbeda pada permukaan atau pada dasar emulsi
1969).
a) Flokulasi
antara droplet-droplet emulsi yang dipisahkan oleh lapisan tipis dari fase
(Eccleston, 2007).
b) Inversi
Ialah peristiwa perubahan tipe emulsi dengan tiba-tiba, dari satu tipe
ke tipe yang lain dan sifatnya irreversibel (Anief,1989). Inversi dapat terjadi
15
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
menyimpan emulsi di tempat dingin (Ali, et al., 2008). Volume fase dalam
melebihi fase kontinu, emulsi menjadi tidak stabil yang pada akhirnya terjadi
c) Coalescence
bersifat ireversibel dimana emulsi tidak dapat terbentuk kembali seperti semula
bergabung dan membentuk droplet yang lebih besar, yang diawali dengan
drainase dari lapisan cairan fase kontinu (Eccleston 2007). Coalescence dari
droplet minyak pada emulsi M/A tertahan dengan adanya lapisan emulgator
yang teradsorbsi kuat secara mekanis disekitar setiap droplet. Dua droplet yang
berdekatan tersebut menjadi rata. Perubahan dari bentuk bulat menjadi bentuk
energi bebas permukaan total, penyimpangan bentuk droplet ini akan tertahan
dan pengeringan film fase kontinu dari antara dua droplet akan tertunda
(Aulton, 2002).
16
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
d) Creaming
yang satu memiliki fase fase dispersi lebih banyak dari bagian yang lain.
droplet, karena kedua hal tersebut sangat erat hubungannya. Emulsi yang
mengalami creaming terlihat tidak elegan dan jika emulsi tidak digojog secara
d 2 (ρ1 − ρ 2 ) g
v=
18η .............................Persamaan (1)
Keterangan:
D= diameter tetesan
17
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
kerapatan antara fase minyak dan fase air. Peristiwa pembentukan creaming
dapat diminimalkan dengan memilih kerapatan dari kedua fase yang hampir
Butir-butir tetesan kecil lebih lambat naik jika dibandingkan dengan butir-
e) Ostwald Ripening
besar menjadi semakin besar. Ostwald ripening terjadi ketika droplet kecil
(kurang dari 1 µm) memiliki kelarutan yang lebih tinggi (dan tekanan uap)
lebih besar daripada droplet besar dan sebagai akibatnya adalah secara
dari droplet larut dan berdifusi melalui fase kontinu untuk memperbesar droplet
18
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
a) Indeks Creaming
creaming atau coalescence yang terjadi dalam periode waktu tertentu. Caranya
semakin kecil akan meningkatkan luas permukaan spesifik dan lebih banyak
dalam waktu tertentu dan diikuti dengan menurunnya jumlah droplet, maka
19
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Ukuran droplet fase dispers dikontrol oleh metode dan kondisi pembuatan serta
adalah mikrometer (µm) yang sering disebut mikron. Dalam bidang farmasi
ada informasi yang perlu diperoleh dari droplet yaitu (1) bentuk dan luas
permukaan droplet dan (2) ukuran droplet dan distribusi ukuran droplet
(Martin, et al., 1993). Data tentang ukuran droplet diperoleh dalam diameter
1993).
ukuran droplet yang berkisar 0,2 µm sampai 100 µm. Di bawah mikroskop
yang dipilih secara sembarang. Garis ini biasanya dibuat horizontal melewati
pusat droplet. Kerugian dari metode mikroskopi adalah bahwa garis tengah
yang diperoleh hanya dua dimensi dari droplet tersebut, yaitu dimensi panjang
dan lebar. Selain itu jumlah droplet yang harus dihitung sekitar 300-500 droplet
agar mendapat suatu perkiraan yang baik dari distribusi, sehingga metode ini
20
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Distribusi ukuran droplet, jika jumlah atau berat droplet yang terletak
dalam suatu kisaran ukuran tertentu diplot terhadap kisaran ukuran atau ukuran
Plot ini memberikan gambaran yang jelas dari distribusi bahwa suatu
garis tengah rata-rata tidak dapat dicapai. Hal ini perlu diperhatikan karena
mungkin saja terdapat dua sampel yang garis tengah atau diameter rata-ratanya
sama tetapi distribusi berbeda. Dari kurva distribusi frekuensi juga dapat
terlihat ukuran droplet berapa yang sering muncul atau terjadi pada sampel
disebut modus. Metode lain yang sering digunakan dalam menampilkan data
makin tinggi viskositas maka makin besar tahanannya (Martin, et al., 1993).
21
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
droplet fase dispers sehingga stabilitas fisik emulsi terjaga. Sedangkan pada
Dari persamaan tersebut, semakin besar rasio fase, maka viskositas emulsi akan
semakin meningkat. Semakin besar konsentrasi fase dalam, maka rasio fase
2001).
yaitu sistem Newton dan sistem non-Newton. Dispersi heterogen cairan dan
padatan seperti larutan koloid, emulsi, suspensi cair, salep dan produk serupa
(Aulton, 2002).
22
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
shear. Tiksotropi merupakan suatu pemulihan yang isoterm dan lambat pada
Tiksotropi dapat diterapkan untuk bahan-bahan dengan tipe aliran plastis dan
d) Tipe Emulsi
1. Cara Pengenceran
Emulsi dapat diencerkan hanya dengan fase luarnya, cara pengenceran ini
hanya dapat digunakan untuk sediaan emulsi cair. Jika ditambahkan air emulsi
tidak pecah maka, tipe emulsi M/A. Jika pecah maka tipe emulsi A/M.
2. Cara Pewarnaan
Pewarna padat yang larut dalam air dapat mewarnai emulsi minyak dalam air
Emulsi diteteskan pada kertas saring jika meninggalkan noda maka tipe emulsi
A/M jika tidak meninggalkan noda / transparan maka tipe emulsi M/A.
4. Cara Flouresensi
sempurna.
23
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
5. Hantaran Listrik
Emulsi Minyak dalam Air (M/A) dapat menghantarkan arus listrik karena
adanya ion-ion dalam air, sedangkan tipe emulsi Air dalam Minyak (A/M)
C. Emulgator
antara minyak dan air, menurunkan gaya tolak antar cairan, mengurangi tarikan
antar molekul cairan itu sendiri. Emulgator akan membentuk film atau lapisan di
mempunyai sifat hidrofil lebih besar dari lipofil akan menghasilkan emulsi
Minyak/Air (M/A) dan begitu sebaliknya. Fase dimana emulgator larut akan
Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam memilih emulgator yang
digunakan, yaitu:
emulagtor (Kim, 2005). Cara ini dilakukan apabila emulsi yang dibuat
kuatnya gugus lipofil dan gugus hidrofil. Atas dasar efisiensi sistem HLB
24
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
dibuat pada skala 1-20. Semakin lipofil suatu emulgator, semakin rendah nilai
dengan nilai HLB tinggi. Metode pemilihan berdasarkan pada tipe minyak
Phase Inversion Temperature (PIT) merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan untuk memilih emulgator. Emulsi Minyak dalam Air (M/A) dengan
terjadinya inversi menjadi emulsi Air dalam Minyak (A/M). Hal ini
25
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Menurut Parkinson dan Sherman, 1972, ada hubungan antara stabilitas emulsi
stabilitas emulsi. Pada umumnya, diperoleh emulsi M/A yang relatif stabil
PIT, diasumsikan bahwa lapisan film telah cukup terhidrasi (Eccleston, 2007).
3. Metode Mikroskopik
yang baik menstabilkan emulsi dengan pembentukan multilayer dari fase gel
D. Bahan-bahan Emulsi
Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan salah satu olahan dari daging
buah kelapa (Cocos nucifera) yang masih segar (Shilhavy, 2005). VCO hanya
dapat diperoleh dari pengolahan daging kelapa segar atau disebut non kopra.
Penggunaan bahan-bahan kimia dan panas yang tinggi digunakan pada pemurnian
lebih lanjut seperti halnya minyak kelapa biasa (Shilhavy, 2005). VCO
mempunyai kandungan asam lemak jenuh yang lebih tinggi (92%) dari minyak
nabati lainnya termasuk minyak kelapa biasa. Kandungan asam lemak jenuh
26
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
tersebut didominasi oleh asam laurat (43-53%) yang merupakan Medium Chain
Fatty Acid (MCFA) yang tidak terdapat dalam sebagian besar minyak lain. Di
dalam tubuh, asam laurat (C12) akan dipecah menjadi energi dan jarang tersimpan
sebagai lemak seperti asam lemak rantai panjang karena asam lemak ini sangat
mudah diserap oleh tubuh. Oleh karena itu, asam lemak dalam VCO tidak
(Anonim, 2008).
dalam air, yaitu membentuk campuran homogen berwarna putih ketika dicampur
dengan sedikit air. VCO pada dasarnya tidak larut dalam air pada temperatur
2. Gliserin
berwarna, tidak berbau, higroskopis, rasanya manis, dan berupa cairan viscous.
C3H8O3 dengan bobot molekul 92,09. Gliserin dapat bercampur dengan air dan
dengan etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan
dalam minyak menguap. Bobot jenisnya tidak kurang dari 1,249 (Anonim, 1999).
OH OH OH
H2C C CH2
H
Gambar 4. Rumus bangun gliserin (Anonim, 1995)
27
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
(Buchmann, 2001).
3. Sukrosa
Sukrosa merupakan hablur putih atau tidak berwarna, tidak berbau, rasa
manis, stabil di udara, larutannya netral terhadap lakmus. Sukrosa sangat mudah
larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol,
tidak larut dalam kloroform dan dalam eter (Anonim, 1995). Sukrosa digunakan
secara luas dalam formulasi sediaan oral. Larutan sukrosa digunakan sebagai
vehicles dalam sediaan cair oral untuk meningkatkan/memperbaiki rasa atau untuk
asam oleat. Pemerian: cairan kental seperti minyak dengan bau khas, berwarna
kuning muda sampai kuning kecoklatan (Reynolds dan James, 1996). Span 80
tidak larut dalam air tetapi dapat terdispersi dalam air dingin atau air hangat,
bercampur dengan alkohol, tidak larut dalam propilenglikol, larut dalam hampir
pembuatan emulsi, krim, dan salep sebagai emulgator. Bila digunakan tanpa
28
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
M/A (Aulton, 1991). Span 80 memiliki nilai HLB 4,3 (Martin, et al., 1993).
5. Tween 80
molekul sorbitol dan anhidrida sorbitol. Pemerian: cairan seperti minyak, jernih,
berwarna kuning muda hingga coklat tua, bau khas lemah, rasa pahit dan hangat.
1995). Zat ini bersifat netral, tidak mudah menguap, dan stabil terhadap suhu.
Tween 80 sangat larut atau terdispersi dalam air, larut dalam etanol (95%) P dan
etil asetat P, tidak larut dalam parafin cair P (Anonim, 1993). Polysorbate
menghasilkan emulsi M/A dengan tekstur yang halus, stabil pada konsentrasi
dengan sorbitan esters dalam penggunaannya untuk pembuatan emulsi A/M atau
M/A (Aulton, 1991). Tween 80 memiliki nilai HLB 15,0 (Martin, et al., 1993),
Phase Inversion Temperature (PIT) 930C (Benerito dan Singleton, 1956), titik
lebur pada suhu 50 – 60C dan nilai pH 6,0 – 8,0 (Greenberg, 1954).
29
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
6. Aquadest
osmosis balik, atau proses lain yang sesuai dari air yang memenuhi persyaratan
H2 O
Gambar 8. Rumus bangun Aquadest (Anonim, 1995)
7. Metil Paraben
kosmetik, dan sediaan farmasi lainnya (Padersen, 2005). Metil paraben (metil p-
152,14, berupa kristal putih atau serbuk kristalin sedikit membakar dan bau
karakteristik lemah atau sama sekali tidak berbau (Anonim, 2002). Metil paraben
sukar larut dalam air, dalam benzena, dan dalam karbon tetraklorida, mudah larut
untuk kosmetik, produk makanan, dan dalam formulasi farmasetik. Metil paraben
dapat digunakan sebagai zat tunggal ataupun kombinasi dengan paraben lainnya
ataupun dengan antimikroba lain. Paraben efektif pada range pH yang luas dan
30
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
memiliki aktivitas antimikroba spektrum luas, dan paling efektif terhadap yeast
dan mold (Rowe, et al., 2006). Pengawet dari para hidroksibenzoat biasanya
E. Pencampuran
dari dua atau lebih bahan. Prinsip dasar pencampuran terletak pada penyusupan
partikel bahan yang satu di antara partikel bahan lainnya. Banyak faktor yang
dan relatif dapat dikendalikan yaitu antara lain suhu pencampuran dan lama
lama pencampuran memberi pengaruh yang besar pada viskositas emulsi, dimana
pemisahan pada saat yang sama berlangsung secara kompetitif dan tetap (Voigt,
1994).
31
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
suhu pencampuran akan meningkatkan gerakan kinetik, baik dari droplet fase
terdispersi maupun dari emulgator pada antar permukaan minyak – air (Nielloud
dan Mestres, 2000). Bila salah satu fase sangat kental, ataupun material berbentuk
padatan pada suhu kamar, maka pemanasan yang digunakan selama agitasi untuk
menunjukkan kelarutan dalam air yang semakin tinggi pada suhu rendah dan
cenderung larut dalam minyak pada suhu tinggi. Emulsi Minyak dalam Air (M/A)
terjadinya inversi menjadi emulsi Air dalam Minyak (A/M). Hal ini dikarenakan
dengan meningkatnya suhu menyebabkan nilai HLB dari emulgator non ionik
mengakibatkan terjadinya inversi pada emulsi inilah yang disebut Phase Inversion
Temperature (PIT) (Shinoda dan Arai, 1964). Menurut Parkinson dan Sherman,
1972, ada hubungan antara stabilitas emulsi dengan Phase Inversion Temperature
transport : merupakan analog dari convective mixing pada powder dimana pada
pencampuran ini terjadi gerakan sejumlah besar material dari satu tempat ke
tempat lain. 2) Turbulent mixing : terjadi dari gerakan secara acak dari molekul
32
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
dari diffusion mixing dimana terjadi gerakan acak partikel secara individu, terjadi
pencampuran cairan dengan viskositas tinggi lebih dari 10 Pas. Sedangkan aliran
komponen emulsi dan perlengkapan yang tersedia untuk digunakan. Alat yang
1. Pengaduk mekanik
Pengaduk mekanik untuk larutan terdiri dari propeller mixer dan turbine
dengan bantalan pada ujung tangkai, yang ditempatkan langsung ke dalam sistem
baling yang masuk dari bagian atas (propeller mixer) dapat digunakan untuk
33
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
baling-baling yang menyebabkan sirkulasi cairan dengan aliran aksial (Paul, et al.,
2004).
a b
Gambar 10. a. Propeller mixer dan b. Turbine mixer (Wagtech, 2009)
2. Homogenizer
campuran melalui suatu lubang masuk kecil pada tekanan tinggi. Homogenizer
umumnya terdiri dari dua pompa yang menaikkan tekanan dispersi pada kisaran
500 sampai 5000 psi, dan suatu lubang yang dilalui cairan dan mengenai katup
penghomogenan yang terdapat pada tempat katup dengan spinal yang kuat ketika
tekanan meningkat, spinal ditekan dan sebagian dispersi tersebut bebas di antara
katup dan tempat katup. Pada titik ini, energi yang tersimpan dalam cairan sebagai
34
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
emulgator yang sangat kuat dan rapat akibat pembesaran batas antar permukaan
Ultra Turrax® akan diperoleh emulsi dengan dispersi yang sangat halus. Alat ini
akan mendistribusikan fase dalam sampai mencapai tingkat dispersi yang tinggi,
3. Ultrasonifier
Alat ini digunakan untuk membuat emulsi dengan viskositas sedang dan
cairan Pohlman. Dispersi dipaksa melalui suatu mulut pada tekanan biasa, dan
35
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
dibiarkan masuk melewati suatu pisau. Tekanan yang dibutuhkan berkisar kira-
kira 150 sampai 350 psi dan menyebabkan pisau bergetar cepat menghasilkan
1994).
Gambar 13. Ultrasonifier dengan pinsip alat peniup Pohlman (Lachmann, 1994)
4. Penggiling koloid
normal digerakkan antara rotor dan stator dari penggiling tersebut. Penggiling
koloid terutama digunakan untuk mengecilkan zat padat dan untuk mendispersi
suspensi yang mengandung zat padat yang sedikit dibasahi, tetapi juga berguna
36
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
antara variabel respon dengan satu atau lebih variabel bebas. Model yang
penelitian klasik hanya dapat mengevaluasi salah satu faktor saja sedangkan
Desain faktorial dua level berarti ada dua faktor (misal A dan B) yang
masing-masing faktor diuji pada dua level yang berbeda yaitu level rendah dan
level tinggi. Desain faktorial dapat didesain suatu percobaan untuk mengetahui
(Bolton, 1997).
Optimasi campuran dua bahan (berarti ada dua faktor) dengan desain
bo, b1, b2, b12 = koefisien dapat dihitung dari hasil percobaaan
Pada desain faktorial dua level dan dua faktor diperlukan empat
37
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
percobaan I, formula a untuk percobaan II, formula b untuk percobaan III, dan
formula ab untuk percobaan IV (Bolton, 1997). Respon yang ingin diukur harus
dapat dikuantitatifkan.
Tabel II. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level
Percobaan Faktor A Faktor B Interaksi
(1) - - +
a + - -
b - + -
ab + + +
Keterangan:
(-) = level rendah
(+) = level tinggi
Percobaan (1) = faktor A level rendah, faktor B rendah
Percobaan a = faktor A level tinggi, faktor B rendah
Percobaan b = faktor A level rendah, faktor B tinggi
Percobaan ab = faktor A level tinggi, faktor B tinggi
Besarnya efek dapat dicari dengan menghitung selisih antara rata-rata respon pada
level tinggi dan rata-rata respon pada level rendah. Konsep perhitungan efek
1997). Selain itu, desain faktorial juga digunakan untuk mengatasi permasalahan
38
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
pelepasan dan sistem penghantaran obat (Bjerregaard, et al., 1999; Li, et al.,
menentukan respon. Keuntungan utama desain faktorial adalah bahwa metode ini
interaksi antar faktor. Metode ini ekonomis, dapat mengurangi jumlah penelitian
jika dibandingkan dengan meneliti dua efek faktor secara terpisah (Bolton, 1997).
H. Landasan Teori
untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus. Aktivitas
antivirus dan antineoplastik buah pare secara in vitro juga telah dilaporkan
(Basch, et al., 2003). Ekstrak etanol buah pare dapat berperan sebagai
(Abalaka, et al., 2009), dan digunakan untuk wound healing (Teoh, et al., 2008).
emulsi oral tipe Air dalam Minyak (A/M). Sediaan emulsi tipe A/M dipilih
karena droplet dari ekstrak etanol buah pare yang larut air akan terlindung dalam
fase minyak, dengan demikian rasa pahit dari ekstrak etanol buah pare akan
tertutupi atau berkurang. Difusi ekstrak etanol buah pare akan terhalangi oleh fase
minyak sehingga mengurangi kontak langsung dengan saliva dan rasa pahit di
39
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
diperhatikan agar diperoleh sediaan emulsi yang memiliki sifat fisis dan stabilitas
sesuai dengan syarat sediaan yang ditentukan. Dalam pembuatan sediaan emulsi,
proses pencampuran merupakan proses dispersi dari fase minyak dan air untuk
membentuk emulsi dengan sifat fisis dan stabilitas emulsi yang baik.
Sifat fisis emulsi tidak hanya dipengaruhi oleh temperatur, tapi oleh
banyak faktor lain seperti kecepatan putar, tegangan geser, lama pencampuran,
dan komposisi emulgator (Nielloud dan Mestres, 2000). Dari beberapa faktor
pencampuran terhadap sifat fisis dan stabilitas emulsi, yaitu lama pencampuran
Sifat fisis dari emulsi dilihat dari viskositas, ukuran droplet, dan indeks
Kestabilan dapat dilihat dari viskositas, ukuran droplet, dan indeks creaming
sediaan emulsi seperti sifat fisis dan stabilitas emulsi selama penyimpanan.
lama dan suhu pencampuran serta interaksi keduanya yang signifikan adalah
desain faktorial (Bolton, 1997). Desain faktorial pada dua level dan dua faktor
40
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
(Full Factorial Design 22), merupakan metode rasional untuk menyimpulkan dan
I. Hipotesis
Variasi lama dan suhu pencampuran pada level yang diteliti memberikan
efek yang signifikan terhadap sifat fisis dan stabilitas emulsi oral A/M ekstrak
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah lama pencampuran dan suhu
2. Definisi Operasional
a. Emulsi oral A/M ekstrak etanol buah pare adalah dispersi fase air dalam
minyak yang dibuat dari ekstrak etanol buah pare dengan formula yang
telah ditentukan.
41
42
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
b. Ekstrak etanol buah pare adalah ekstrak kering dari buah pare berupa
serbuk halus, diekstraksi dengan pelarut etanol 75% oleh PT. Javaplant.
e. Level adalah nilai atau tetapan untuk faktor, dalam penelitian ini terdapat 2
level, yaitu level rendah dan level tinggi. Level rendah lama pencampuran
adalah 5 menit dan level tinggi 15 menit. Level rendah suhu pencampuran
dapat dikuantitatif. Respon dalam penelitian ini adalah sifat fisis dan
stabilitas emulsi.
g. Sifat fisis emulsi adalah parameter untuk mengetahui kualitas fisis emulsi,
43
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
mengevaluasi efek dari 2 faktor yaitu lama dan suhu pencampuran secara
simultan.
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas pyrex
29Ax E250223 US, microscope slide 25,4 x 76,2 mm dan tebal 0,8 – 1 mm Thick
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak etanol buah
pare (Momordica charantia L.) dari PT. Java Plant Surakarta, Indonesia; Virgin
44
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
D. Alur Penelitian
Pembuatan emulsi oral A/M dengan variasi lama dan suhu pencampuran.
1. Pencampuran fase air (ekstrak pare, aquadest, tween 80, gliserin, sukrosa)
dengan propeller mixer kecepatan 700 rpm pada lama dan suhu
percobaan.
2. Pencampuran fase minyak (VCO, Span 80) dengan propeller mixer
kecepatan 700 rpm pada lama dan suhu percobaan.
3. Tuang fase air dan nipagin ke dalam fase minyak porsi per porsi sambil
dicampur dengan propeller mixer kecepatan 700 rpm pada lama dan suhu
percobaan.
4. Homogenisasi dengan Ultra Turrax selama 3x1 menit.
45
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Indonesia.
dan dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu ±500C. Buah pare yang
menjadi serbuk. Serbuk buah pare kemudian diekstraksi dengan etanol 75%
rotary vacum evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat (Rita, et al., 2008).
(KLT)
Ekstrak pare hasil ekstraksi dan ekstrak pare yang dibeli masing-
KLT dan dielusi. Fase diam: silika gel GF 254. Fase gerak adalah asam asetat
: benzena (2:8) (Rita, et al., 2008). Deteksi bercak pada lempeng KLT
buah pare hasil ekstraksi dan dari PT. Javaplant dihitung, dan bandingkan nilai
46
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
2. Formula
Tabel III. Formula Sediaan Emulsi Oral A/M Ekstrak Etanol Buah Pare 200g
Bahan- bahan emulsi Satuan (g)
Ekstrak etanol buah pare 28
Aquadest 20
Gliserin 15,8
Virgin Coconut Oil (VCO) 96
Span 80 25,2
Tween 80 4,8
Sukrosa 50% b/v 10
Nipagin 0,2
HLB = 6
b. Pembuatan emulsi
dilarutkan dimasukkan dalam beaker yang berisi Tween 80, dimasukkan juga
mixer pada lama dan suhu percobaan untuk pencampuran dengan kecepatan
dicampur dengan propeller mixer pada lama dan suhu percobaan untuk
Fase air dan nipagin dimasukkan dalam fase minyak porsi per porsi,
kemudian dicampur dengan propeller mixer pada lama dan suhu percobaan
47
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
untuk pencampuran dengan kecepatan putar mixer 700 rpm. Hasil campuran
1999).
medium dispers berwarna biru merata maka emulsi bertipe M/A, dan jika fase
terdispers yang berwarna biru maka emulsi mempunyai tipe A/M (Voigt,
1994).
pada perbesaran 100x. Diukur diameter terjauh dari tiap droplet sejumlah 500
Plus 2.0 yang telah dikalibrasi dengan lensa objektif skala 10 µm. Uji ini
48
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
penyimpanan. Data ukuran droplet diolah dengan program SPSS 13.0 untuk
c. Uji Viskositas
04. Cara: emulsi diambil 150 ml dalam wadah dan dipasang pada portable
dilakukan 24 jam, 7 hari, 15 hari, 21 hari dan 1 bulan (Prinderre, et al., 1998).
selama 1 bulan.
Amati pemisahan fase yang terjadi pada 24 jam, 7 hari, 15 hari, 21 hari, 1
dengan rumus:
ho - hu
% indeks creaming = x 100% ...................Persamaan (5)
ho
49
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
F. Analisis Data
Data standarisasi ekstrak etanol daging buah pare mengacu pada standar
Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Data yang terkumpul adalah data uji viskositas,
ukuran droplet, indeks creaming secara periodik selama 1 bulan, dan pergeseran
data normal dan menggunakan Friedman - Wilcoxon bila distribusi data tidak
normal.
7.1.4 (Serial number 2014.7723) dengan uji Anova pada taraf kepercayaan 95%.
Dari hasil analisis, diperoleh nilai p (probability-value), apabila nilai p<0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa setiap faktor dan interaksinya memberikan efek yang
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BAB IV
dengan cara mendenaturasi protein yang terdapat pada enzim. Buah pare yang
telah direndam kemudian diiris tipis, dikeringkan dan dibuat serbuk. Serbuk buah
pare diekstraksi menggunakan etanol 75% secara maserasi selama 24 jam. Ekstrak
ekstrak pekat. Ekstrak pekat inilah yang digunakan untuk uji kualitatif dengan
(2008), yaitu menggunakan pelarut etanol. Ekstrak buah pare yang diperoleh dari
PT. Javaplant diekstraksi menggunakan pelarut etanol. Ekstrak pare hasil ekstraksi
penulis diharapkan dapat digunakan untuk verifkasi ekstrak etanol buah pare dari
Alasan dilakukan verifikasi terhadap ekstrak etanol buah pare dari PT.
Javaplant karena dicurigai bahwa hasil ekstrak diperoleh dengan spray drying
perasan pare bukan diekstraksi dengan etanol 75%. Uji kualitatif dilakukan untuk
membuktikan bahwa ekstrak yang diperoleh dari PT. Javaplant merupakan buah
pare yang diekstraksi dengan etanol 75% yaitu dengan membandingkan profil
50
51
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
kromatogram ekstrak dari PT. Javaplant dan ekstrak etanol buah pare hasil
ekstraksi.
Gambar 16. Kromatogram KLT ekstrak etanol buah pare diamati dengan sinar UV
254 nm
Keterangan :
Fase diam = silika gel GF 254 nm
Fase gerak = asam asetat : benzena (2:8)
Jarak elusi = 10 cm
E1 = ekstrak etanol dari PT. Javaplant dilarutkan dalam etanol
E2 = ekstrak etanol hasil ekstraksi dilarutkan dalam etanol
A1 = ekstrak etanol dari PT. Javaplant dilarutkan dalam air
A2 = ekstrak etanol hasil ekstraksi dilarutkan dalam air
Ekstrak pare hasil ekstraksi penulis dan dari PT. Javaplant yang ditotolkan pada
lempeng KLT dilarutkan dalam pelarut etanol dan air. Ekstrak buah pare
dilarutkan dalam etanol karena buah pare diekstraksi menggunakan pelarut etanol,
sedangkan dilarutkan dalam air karena berdasarkan CoA, ekstrak buah pare dari
PT. Javaplant bersifat larut air. Identifikasi ekstrak etanol buah pare menggunakan
52
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
fase diam silika gel GF 254 nm dan fase gerak asam asetat : benzena (2:8) dengan
jarak elusi 10 cm, setelah terelusi bercak yang diperoleh diamati di bawah sinar
UV 254 nm. Pada saat diamati dengan sinar UV (Gambar 16) terlihat bahwa
ekstrak dari PT. Javaplant dan hasil ekstraksi menghasilkan profil bercak yang
sama (nilai Rf dan warna bercak sama). Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak
etanol buah pare dari PT. Javaplant memiliki profil kromatogram dengan
kandungan senyawa berkhasiat yang identik dengan ekstrak etanol buah pare hasil
ekstraksi penulis.
Emulsi sistem A/M dibuat dengan tujuan untuk menutupi rasa pahit
karena kandungan kukurbitasin dalam ekstrak etanol buah pare. Formula emulsi
ekstrak etanol buah pare diperoleh dari hasil orientasi penulis. Span 80 digunakan
menghasilkan emulsi sistem A/M. Namun, dalam pembuatan emulsi A/M ekstrak
keduanya memiliki panjang rantai hidrokarbon yang sama sehingga ikatan antara
Span dan Tween seimbang. Selain itu, kombinasi Span 80 dan Tween 80 dengan
required HLB minyak (VCO) dan nilai tersebut merupakan HLB untuk
membentuk emulsi tipe A/M. Tween 80 dan Span 80 juga merupakan emulgator
nonionik yang aman digunakan untuk sediaan oral dan tidak toksik. Gliserin
53
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
fase air dan fase minyak. Sedangkan VCO digunakan sebagai fase minyak,
mempunyai required HLB 6 sehingga sesuai untuk emulsi oral A/M. Dalam
sediaan emulsi oral A/M digunakan nipagin sebagai pengawet karena nipagin
merupakan pengawet dari golongan paraben yang aman digunakan dalam sediaan
oral.
dilarutkan dengan air sampai larut, setelah dilarutkan dimasukkan dalam beaker
yang berisi Tween 80, dimasukkan juga gliserin dan sukrosa ke dalam beaker
tersebut, dicampur dengan propeller mixer pada suhu 350C - 500C dengan
kecepatan putar mixer 700 rpm selama 5 menit - 15 menit. Hasil pencampuran ini
sebagai fase air dari emulsi ekstrak etanol buah pare. VCO dimasukkan ke dalam
beaker yang berisi Span 80 dan dicampur dengan propeller mixer pada suhu 350C
- 500C dengan kecepatan putar mixer 700 rpm selama 5 menit - 15 menit. Hasil
dari pencampuran kedua sebagai fase minyak dari emulsi ekstrak etanol buah
pare. Fase air dimasukkan porsi per porsi dalam fase minyak, tujuannya untuk
mendispersikan fase air ke dalam fase minyak sehingga terbentuk emulsi A/M.
Pendispersian fase air ke dalam fase minyak menggunakan propeller mixer pada
suhu 350C - 500C dengan kecepatan putar mixer 700 rpm selama 5 menit-15
Emulsi ekstrak etanol buah pare memiliki viskositas rendah, maka untuk
54
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
putar mixer yang digunakan untuk menghasilkan emulsi yang tidak terpisah secara
visual adalah 700 rpm. Ultra Turrax berfungsi untuk memperkecil ukuran droplet
dari emulsi dengan melewatkan campuran cairan melalui suatu lubang kecil pada
Faktor yang diteliti dalam pembuatan emulsi ekstrak oral A/M etanol
buah pare adalah lama dan suhu pencampuran. Lama pencampuran yang
digunakan adalah 5 menit (level rendah) dan 15 menit (level tinggi), sedangkan
suhu pencampuran yang digunakan adalah 350C (level rendah) dan 500C (level
mengetahui lama dan pencampuran dalam range berapa yang masih memberikan
hasil emulsi yang tidak terpisah secara visual. Berdasarkan hasil orientasi
diperoleh emulsi yang tidak terpisah secara visual pada rentang level yang diteliti.
Emulsi oral A/M ekstrak etanol buah pare memiliki HLB teoritis 6
menunjukkan bahwa emulsi yang dibuat merupakan emulsi tipe Air dalam
Minyak (A/M). Dilakukan pengujian tipe emulsi dalam penelitian ini bertujuan
untuk membuktikan bahwa emulsi yang dibuat merupakan emulsi tipe A/M.
methylene blue merupakan pewarna yang larut air, jika emulsi bertipe A/M,
55
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
methylene blue akan mewarnai droplet emulsi dan fase kontinunya tidak
terwarnai.
Fase
minyak
Fase air
(warna biru)
Formula b Formula ab
Gambar 17. Pengamatan tipe emulsi menggunakan methylene blue dengan mikroskop
(perbesaran 100x)
(Gambar 17), droplet berwarna biru, sedangkan fase kontinu tidak terwarnai. Hal
ini membuktikan bahwa fase kontinu merupakan minyak dan fase dispers
merupakan droplet (fase air), sehingga dapat disimpulkan bahwa emulsi tersebut
56
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
sifat fisis dan stabil dalam penyimpanan. Sifat fisis yang diukur dari sediaan
emulsi adalah viskositas, ukuran droplet, dan indeks creaming setelah 24 jam
pembuatan. Stabilitas fisis emulsi dapat diketahui dari profil ukuran droplet,
viskositas, dan indeks creaming secara periodik selama 1 bulan; dan pergeseran
Pengukuran droplet bertujuan untuk mengetahui sifat fisis dan stabilitas emulsi
viskositas dan indeks creaming emulsi. Pengukuran droplet air emulsi oral A/M
ekstrak etanol buah pare dilakukan sebanyak ±500 buah (Martin, et al., 1993).
droplet, dilakukan kalibrasi lensa okuler dan lensa objektif terlebih dahulu. Data
yang digunakan sebagai respon dalam penelitian ini adalah percentile 90. Arti dari
percentile 90 adalah 90% dari populasi droplet memiliki ukuran di bawah nilai
tertentu. Pada penelitian ini tidak menggunakan data modus karena modus kurang
modus yang sama dengan distribusi yang berbeda. Nilai percentile 90 semakin
kecil, maka emulsi akan semakin stabil. Pengukuran droplet dilakukan setelah 24
jam pembuatan, 7 hari, 15 hari, 21 hari dan 1 bulan penyimpanan. Ukuran droplet
setelah 24 jam pembuatan untuk melihat sifat fisis emulsi. Pengukuran droplet
secara periodik selama 1 bulan untuk melihat besarnya perubahan ukuran droplet
57
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
berarti semakin kental sediaan yang dihasilkan, demikian juga sebaliknya semakin
viskositas secara periodik selama 1 bulan untuk melihat besarnya perubahan profil
kekentalan emulsi dari waktu ke waktu selama 1 bulan yang merupakan fenomena
ketidakstabilan emulsi dalam penyimpanan. Emulsi A/M ekstrak etanol buah pare
digunakan secara oral sehingga viskositas merupakan parameter sifat fisis emulsi
Indeks creaming merupakan salah satu parameter sifat fisis dan stabilitas
emulsi. Nilai indeks creaming diperoleh dengan mengamati creaming yang terjadi
pada emulsi selama penyimpanan dalam waktu tertentu. Pada emulsi A/M, suatu
lapisan bawah terbentuk akibat sedimentasi droplet air. Emulsi yang mengalami
creaming akan terlihat tidak elegan. Uji indeks creaming dilakukan dengan
hari, dan 1 bulan penyimpanan. Indeks creaming setelah 24 jam pembuatan untuk
58
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
melihat sifat fisis emulsi. Pengukuran indeks creaming secara periodik selama 1
bulan untuk melihat besarnya perubahan indeks creaming dari waktu ke waktu
penyimpanan.
Berikut ini merupakan data hasil pengukuran sifat fisis dan stabilitas
Tabel V. Sifat Fisik dan Stabilitas Emulsi Oral A/M Ekstrak Etanol Buah Pare
Waktu
Respon Formula
24 Jam 7 Hari 15 Hari 21 Hari 1 Bulan
22,147 ± 24,533 ± 24,871 ± 35,284 ± 32,313 ±
1
3,033 4,299 3,987 1,537 2,588
Percentile 22,003 ± 20,928 ± 28,114 ± 33,546 ± 37,879 ±
a
90 Ukuran 1,315 0,686 3,413 5,308 6,176
Droplet 20,851 ± 22,694 ± 27,123 ± 28,978 ± 36,641 ±
b
(µm) 1,805 4,669 2,066 2,872 3,105
22,440 ± 21,768 ± 29,959 ± 30,714 ± 36,961 ±
ab
1,738 5,081 0,234 1,274 0,876
1 1±0 1 ± 0,1 1,2 ± 0 1,1 ± 0,1 1,1 ± 0,1
Viskositas
a 1,1 ± 0,2 1 ± 0 1,1 ± 0,1 1,1 ± 0,1 1,2 ± 0,2
(dPas)
b 1 ± 0,1 1 ± 0,1 1 ± 0,1 1,1 ± 0 1,2 ± 0,2
ab 1±0 1±0 1,1 ± 0,1 1,1 ± 0 1,2 ± 0,2
34,7 ± 32,7 ± 32,7 ± 32,7 ± 32,6 ±
1
0,7 0,4 0,4 0,4 0,6
33,4 ± 32,4 ± 32,4 ± 32,4 ± 31,8 ±
Indeks a
0,6 0,6 0,6 0,6 0,3
Creaming
33,8 ± 31,6 ± 31,6 ± 31,3 ±
(%) b 31 ± 0,1
0,8 0,5 0,5 0,5
34,2 ± 32,9 ± 32,6 ± 32,6 ± 32,6 ±
ab
0,7 0,2 0,5 0,5 0,5
Pergeseran 1 48,609 ± 30,674
Percentile a 71,433 ± 18,464
90 Ukuran b 76,519 ± 20,500
Droplet
(%) ab 65,505 ± 16,008
59
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
terkecil pada formula b (lama pencampuran level rendah dan suhu pencampuran
level tinggi) dan terbesar pada formula ab (lama pencampuran level tinggi dan
(lama pencampuran level tinggi dan suhu pencampuran level rendah) dan ketiga
terbesar pada formula (1) (lama pencampuran level rendah dan suhu pencampuran
level rendah) dan terkecil pada formula a (lama pencampuran level tinggi dan
2. Stabilitas Emulsi
droplet terkecil pada formula (1) (lama dan suhu pencampuran level rendah) dan
terbesar pada formula b (lama pencampuran level rendah dan suhu pencampuran
level tinggi). Semakin kecil nilai pergeseran ukuran droplet, maka emulsi tersebut
60
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
61
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
menjadi semakin besar. Pada penelitian ini, teori tentang hukum Stokes tidak bisa
diterapkan karena berdasarkan hasil yang diperoleh (Tabel V, Gambar 18, 19, dan
20) menunjukkan bahwa antara respon viskositas dan indeks creaming tidak dapat
dikaitkan satu sama lain. Nilai viskositas awal emulsi sangat kecil sehingga
(Lampiran 7.3.b dan 7.3.c) dari keempat formula. Sebaliknya pada ukuran droplet
terjadi perubahan yang signifikan (p<0,05) untuk formula (1) dan a setelah 21 hari
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa keempat formula tersebut tidak stabil
selama penyimpanan.
Data yang diperoleh dari uji sifat fisis dan stabilitas emulsi kemudian
terhadap sifat fisis (viskositas, ukuran droplet, dan indeks creaming setelah 24
jam pembuatan emulsi) dan stabilitas emulsi (pergeseran ukuran droplet setelah
62
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
satu bulan penyimpanan), dan signifikansi dari setiap faktor dan interaksinya
Berikut ini merupakan data besar efek lama dan suhu pencampuran serta
interaksi keduanya terhadap sifat fisis dan stabilitas emulsi oral A/M dalam
penelitian :
Tabel VI. Efek Lama dan Suhu Pencampuran, serta Interaksi Keduanya dalam
Menentukan Sifat Fisis dan Stabilitas Emulsi Oral A/M Ekstrak Etanol Buah Pare
Lama Suhu Interaksi
Pencampuran Pencampuran
Percentile Efek 0,89 |-0,59| 0,70
90 Ukuran Kontribusi 5,85 2,59 3,63
droplet (%)
Viskositas Efek |-0,067| 0,100 |-0,067|
emulsi Kontribusi 7,55 16,98 7,55
(%)
Indeks Efek |-0,47| |-0,033| 0,83
creaming Kontribusi 9,54 0,049 30,43
(%)
Pergeseran Efek 7,00 10,09 |-17,82|
90% ukuran Kontribusi 2,88 5,99 18,67
droplet (%)
Keterangan : - (negatif) : efek dari faktor tersebut dapat menurunkan sifat fisik dan stabilitas
emulsi.
+ (positif) : efek dari faktor tersebut dapat meningkatkan sifat fisik dan stabilitas
emulsi.
63
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Persamaan desain faktorial yang diperoleh dari keempat respon tidak valid
(p>0,05) (Tabel VII) sehingga tidak dapat digunakan untuk memprediksi respon.
1. Ukuran Droplet
percentile 90 ukuran droplet emulsi sebesar |-0,59|, dan interaksi antara keduanya
terhadap percentile 90 ukuran droplet emulsi dapat dilihat pada grafik berikut :
(Gambar 21a). Namun pada suhu pencampuran level rendah respon percentile 90
64
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
ukuran droplet mengalami peningkatan yang lebih kecil dibandingkan pada suhu
pencampuran level tinggi. Hal ini dikarenakan semakin tinggi suhu pencampuran
emulgator. Ikatan antara droplet dan emulgator yang rusak menyebabkan droplet
menyebabkan gaya geser yang diberikan oleh mixer memecah ikatan antara
droplet dan emulgator. Ikatan antara droplet dan emulgator yang rusak
percentile 90 ukuran droplet emulsi dapat dilihat pada grafik, yaitu adanya
perpotongan garis (Gambar 21a) dan garis yang tidak sejajar (Gambar 21b).
Tabel VIII. Hasil analisis menggunakan ANOVA dengan Desain Expert pada Respon
Percentile 90 Ukuran Droplet Setelah 24 jam
p-value
Source Sum of squares df Mean square F Value
Prob > F
A-Lama Pencampuran 2.38 1 2,38 0,53 0,4865
B-Suhu Pencampuran 1,06 1 1,06 0,24 0,6401
AB 1,48 1 1,48 0,33 0,5814
65
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
bila p-value<0,05. Hasil analisis data percentile 90 ukuran droplet (Tabel VIII),
diperoleh nilai p>0,05 menunjukkan bahwa lama dan suhu pencampuran serta
ukuran droplet. Pada grafik (Gambar 21), terlihat bahwa terjadi overlapping SD
yang menunjukkan lama dan suhu pencampuran pada level rendah dan level tinggi
2. Viskositas
sebesar 0,100, dan interaksi antara keduanya sebesar |-0,067|. Suhu pencampuran
66
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
kinetik sehingga merusak ikatan antara droplet dan emulgator. Ikatan antara
membentuk droplet yang lebih besar. Ukuran droplet yang semakin besar
yang lebih kecil dibandingkan pada lama pencampuran level rendah. Hal ini
dikarenakan pada lama pencampuran level rendah gaya geser yang diberikan oleh
viskositas emulsi dapat dilihat pada grafik, yaitu adanya garis-garis yang tidak
Tabel IX. Hasil analisis menggunakan ANOVA dengan Desain Expert pada Respon
Viskositas Setelah 24 jam
p-value
Source Sum of squares df Mean square F Value
Prob>F
A-Lama Pencampuran 0,013 1 0,013 0,89 0,3734
B-Suhu Pencampuran 0,030 1 0,030 2,00 0,1950
AB 0,013 1 0,013 0,89 0,3734
67
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Hasil analisis data viskositas (Tabel IX), diperoleh nilai p>0,05 menunjukkan
bahwa lama dan suhu pencampuran serta interaksi keduanya tidak memberikan
efek yang signifikan terhadap viskositas. Pada grafik (Gambar 22), terlihat bahwa
terjadi overlapping SD yang menunjukkan lama dan suhu pencampuran pada level
rendah dan level tinggi tidak memberikan efek yang signifikan terhadap
viskositas.
3. Indeks Creaming
sebesar |-0,033|, dan interaksi antara keduanya sebesar 0,83. Interaksi keduanya
68
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
creaming emulsi dapat dilihat pada grafik, yaitu adanya perpotongan garis
(Gambar 23).
Tabel X. Hasil analisis menggunakan ANOVA dengan Desain Expert pada Respon Indeks
Creaming Setelah 24 jam
Sum of Mean p-value
Source df F Value
squares square Prob>F
A-Lama
0,65 1 0,65 1,27 0,2920
Pencampuran
B-Suhu 6,494E-
3,333E-003 1 3,333E-003 0,9378
Pencampuran 003
AB 2,08 1 2,08 4,06 0,0787
value<0,05. Hasil analisis data indeks creaming (Tabel X), diperoleh nilai p>0,05
menunjukkan bahwa lama dan suhu pencampuran serta interaksi keduanya tidak
memberikan efek yang signifikan terhadap indeks creaming. Pada grafik (Gambar
lama dan suhu pencampuran pada level rendah dan level tinggi tidak memberikan
69
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
pergeseran percentile 90 ukuran droplet emulsi sebesar 10,09, dan interaksi antara
terhadap pergeseran percentile 90 ukuran droplet emulsi dapat dilihat pada grafik
berikut :
menurunkan pergeseran percentile 90 ukuran droplet emulsi (Gambar 24a). Peningkatan
suhu pencampuran pada lama pencampuran level tinggi menurunkan respon pergeseran
70
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
percentile 90 ukuran droplet, sedangkan peningkatan suhu pencampuran pada lama
emulsi (Gambar 24b).
pergeseran percentile 90 ukuran droplet emulsi dapat dilihat pada grafik, yaitu
Tabel XI. Hasil analisis menggunakan ANOVA dengan Desain Expert pada Respon
Pergeseran Percentile 90 Ukuran Droplet
p-value
Source Sum of squares df Mean square F Value
Prob>F
A-Lama Pencampuran 147,18 1 147,18 0,32 0,5880
B-Suhu pencampuran 305,56 1 305,56 0,66 0,4397
AB 952,71 1 952,71 2,06 0,1890
ukuran droplet (Tabel XI), diperoleh nilai p>0,05 menunjukkan bahwa lama dan
lama dan suhu pencampuran pada level rendah dan level tinggi tidak memberikan
indeks creaming, dan pergeseran percentile 90 ukuran droplet, faktor lama dan
suhu pencampuran pada level rendah dan tinggi tidak menentukan respon karena
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BAB V
A. Kesimpulan
Proses pencampuran yang meliputi lama dan suhu pencampuran serta interaksi
keduanya tidak memberikan efek yang signifikan terhadap sifat fisis dan stabilitas
B. Saran
diberikan :
Perlu dilakukan penelitian efek lama dan suhu pencampuran pada rentang level
yang lain untuk mengetahui signifikansi pengaruh terhadap sifat fisis dan
71
72
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M., 1993, Farmasetika, 163, 167, 161, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta
Anief, M., 1989, Ilmu Meracik Obat, 136-137, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 7, 112, 413, 551, 762,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Anonim, 2006, Khasiat dan Kegunaan Senyawa Kimia dalam Buah Pare,
http://www.Kompas.com/kesehatan/news/0207/02/192257.htm.,23,
diakses tanggal 2 November 2009
Ansel, H., 1969, Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms, 11, 250-256, Lea
& Febiger, Philadelphia
Aulton, M.E., 2002, Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design, 2nd
Ed., 282-299, 342, 344, 353-358, ELBS with Churchill Livingstone,
New York
73
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Basch, E., Gabardi, S., and Ulbricht, C., 2003, Bitter Melon (Momordica
charantia): A Review of Efficacy and Safety, Am J Health-Syst Pharm,
60(4), 356-359
Benerito, R., R., Singleton, W., S., 1956, Fat Emulsion. Effect of Heat on
Solubility of Hydrophilic Emulsifier, 364, Southern Regional Research
Laboratory, New Orleans, Louisiana
Bjerregaard, S., Soderberg, I., Vermehren, C., Frokjaer, S., 1999, Formulation and
Evaluation of Release and Swelling Mechanism of A Water-In-Oil
Emulsion Using Factorial Design, International Journal of
Pharmaceutics 193, 1-11, Elsevier Science B.V
Bolton, S., 1997, Pharmaceutical Statistic Practical and Clinical Application, 3rd
Ed., 84-85, 308-337, 533-545, Marcel Dekker Inc., New York
Buchmann, 2001, Main Cosmetic Vehicles, in Barel, A. O., Paye, M., and
Maibach, H., I., Handbook of Cosmetic Science and Technology, 145-
167, Marcel Dekker, Inc., New York
Chopra, R.N., Nayar, S.L., and Chopra, I.C., 1956, Glossary of Indian Medicinal
Plants, Publication and Information Directorate, Council of Scientific
and Industrial Research, New Delhi
Davis, S.S., Hadgraft, J., Palin, J.K., 1985, Medical and Pharmaceutical
Applications of Emulsions, In: Becher, P. (Ed.), Encyclopedia of
Emulsion Technology, vol. 2, 159-258, Marcel Dekker , New York
74
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Gunn C. dan Carter S.J., 1975, Dispensing for Pharmaceutical Student, revised by
Gunn and Carter, 11th Edition, 71-72, Pitman Medical and Scientific
Publishing Co, Ltd, London
Jackson H, Jones AR., 1972, The Effect of Steroids and Their Antagonis on
Spermatogenesis. Dalam: Advances in Steroids Biochemistly and
Pharmacology, 167, Briggs MH and Christie GA. Academic Press Inc,
London
Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi
Industri 2, Edisi ketiga, 1029-1129, Universitas Indonesia Press, Jakarta
Li, S. F., Lin, S. S., Daggy, B. P., Mirchandani, H. L., Chien, Y. W., 2002, Effect
of HPMC and Carbopol on the release and floating properties of Gastric
Floating Drug Delivery System using Factorial Design, International
Journal of Pharmaceutics 253, 13-22, Elsevier Science B.V.
Martin A., Swarbick, J., Cammarata, A., 1993, Physical Pharmacy, 3rd Ed, 522-
537, 1077-1119, Lea & Febiger, Philadelphia
Ng TB, Wong CM, Li WW, et al., Insulin like molecules in Momordica charantia
seeds, 1986, J Ethnopharmacol, 15: 107-17
75
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Nienow, A. W., Harnby, N., Edwards, M. F., 1997, Mixing in the Process
Industries : Second Edition, 6, 8, Butterworth_Heinemann, London
Pardesen, 2005, In vitro skin permeation and retention of parabens from cosmetic
formulations, www.googlescholar.com, diakses tanggal 30 September
2009
Paul EL., Atiemo VA., Kresta SM., 2004, Handbook Of Industrial Mixing Science
And Practice, 347-358, A John Wiley & Sons, Inc., Publication, USA
Prinderre, P., Piccerelle, Ph., Cauture, E., Kalantzis, G., Reynier, J.P., Joachim, J.,
1998, Formulation and Evaluation of O/W Emulsion Using
Experimental Design, International Journal of Pharmaceutics 163
(1998), 73-79
Reynold and James, 1996, Martindale The Extra Pharmacopoeia, 31st Edition,
1346, The Royal Pharmaceutical Society of Great Britain, London,
England
Rita, W. S., Suirta, I. W., Sabikin, A., 2008, Isolasi dan Identifikasi Senyawa yang
Berpotensi Sebagai Antitumor Pada Daging Buah Pare (Momordica
charantia L.), Jurnal Kimia, 2(1), 1-6
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Owen, S.C., 2006, Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Fifth Edition, 301, 466, 744, Pharmaceutical Press, London
76
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Saribulan, 1993, Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Buah Pare (Momordica
charantia Linn.) Terhadap Mencit,
http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/tanaman_obat/pt/bu
ku09.pdf, diakses tanggal 10 September 2008
Sheth, B.B., and Bandelin, F.J., 1992, Equipment Selection and Evaluation in
Swarbick James and Boyland James, C., Encyclopedia of
Pharmaceutical Technology, Vol. 5, 285-288, Marcel Dekker Inc., New
York
Shilhavy, Brian, 2005, Virgin Coconut Oil, Tropical Tradition, Inc: Phillipines
Shinoda K., and Arai, H., 1964, The Correlation Between Phase Inversion
Temperature In Emulsion and Cloud Point in Solution of Nonionic
Emulsifier, J.Phys. Chem., 68, 3485
Smolinske, S.C., 1992, Handbook of Food, Drug and Cosmetic Excipients, 199,
251-257, CRC Press, USA
Taylor, L., 2002, Herbal Secrets of The Rainforest, 2nd edition, Sage Press, Inc.,
California
Teoh, S.L., Latiff, A.A., Das, S., 2008, The Effect of Topical Extract of
Momordica charantia (Bitter Gourd) on Wound Healing in Nondiabetic
Rats and in Rats With Diabetes Induced by Steptozotocin, Journal
Compilation British Association of Dermatologis 34: 815-816
Voigt, R., 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi 5, 11-15, 398, 407,
411-424, 434, 442-444, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Williams JF, Ng NO., Vaiiation within Momordica charantia L. The Bitter Gourd
(cucurbitaceae), 1971, 6, 111, Ann. Bogoriensis
77
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN
Javaplant
78
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Lampiran 2. Proses Ekstraksi Ekstrak Etanol Buah Pare dari PT. Javaplant
79
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
80
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
81
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
= 4,16 g / hari
1 sendok makan = 15 ml
82
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
50
X 200 ml = 100 g sukrosa dalam 200 ml.
100
2. Perhitungan HLB
HLB Tween 80 = 15
Dalam 200 g emulsi ekstrak daging buah pare (Momordica charantia L.)
10,7a = 270
83
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Aquadest 20 g
Gliserin 15,8 g
Span 80 25,2 g
Tween 80 4,8 g
Nipagin 0,2 g
84
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
1. Notasi
85
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Lampiran 6. Data Uji Sifat Fisis dan Stabilitas Emulsi Ekstrak Buah Pare
Formula (1)
Formula a
Formula b
86
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Formula ab
2. Viskositas
Formula (1)
Formula a
Formula b
87
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Formula ab
3. Indeks Creaming
penyimpanan.
Formula (1)
Percobaan a
Formula b
88
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Formula ab
89
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Formula (1)
a. Replikasi 1
90
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
b. Replikasi 2
91
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
c. Replikasi 3
92
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Formula a
a. Replikasi 1
93
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
b. Replikasi 2
94
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
c. Replikasi 3
95
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Formula b
a. Replikasi 1
96
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
b. Replikasi 2
97
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
c. Replikasi 3
98
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Formula ab
a. Replikasi 1
99
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
b. Replikasi 2
100
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
c. Replikasi 3
101
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
2. Uji Normalitas
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
VAR00001 .297 60 .000 .834 60 .000
VAR00002 .094 60 .200* .966 60 .089
VAR00003 .113 60 .053 .956 60 .032
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
VAR00001. Viskositas
VAR00002. Ukuran Droplet
VAR00003. Indeks Creaming
Formula (1)
Pairwise Comparisons
95% Confidence Interval
(I) (J) Mean Std. a for Differencea
Sig.
Waktu Waktu Difference (I-J) Error Lower Upper
Bound Bound
1 2 -2.387 4.207 .628 -20.489 15.716
3 -2.724 3.957 .562 -19.751 14.302
4 -13.137(*) 2.580 .036 -24.238 -2.036
5 -10.166 2.920 .074 -22.731 2.399
Based on estimated marginal means
* The mean difference is significant at the .05 level.
a Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments)
102
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Multivariate Tests
Hypothesis
Value F Error df Sig.
df
Pillai's trace .854 2.921(a) 2.000 1.000 .382
Wilks' lambda .146 2.921(a) 2.000 1.000 .382
Hotelling's
5.842 2.921(a) 2.000 1.000 .382
trace
Roy's largest
5.842 2.921(a) 2.000 1.000 .382
root
Each F tests the multivariate effect of waktu. These tests are based on the
linearly independent pairwise comparisons among the estimated marginal
means.
a
. Exact statistic
Formula a
Pairwise Comparisons
95% Confidence Interval
(I) (J) Mean Std. for Differencea
Sig.a
Waktu Waktu Difference (I-J) Error Lower Upper
Bound Bound
1 2 1.075 .375 .103 -.539 2.689
3 -6.111 1.631 .064 -13.130 .907
4 -11.543(*) 2.412 .041 -21.919 -1.167
5 -15.877(*) 2.811 .030 -27.972 -3.781
Based on estimated marginal means
* The mean difference is significant at the .05 level.
a Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments).
103
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Multivariate Tests
Value F Hypothesis df Error df Sig.
Pillai's trace .912 5.160(a) 2.000 1.000 .297
Wilks' lambda .088 5.160(a) 2.000 1.000 .297
Hotelling's trace 10.320 5.160(a) 2.000 1.000 .297
Roy's largest root 10.320 5.160(a) 2.000 1.000 .297
Each F tests the multivariate effect of waktu. These tests are based on the
linearly independent pairwise comparisons among the estimated marginal
means.
a
. Exact statistic
Formula b
Pairwise Comparisons
95% Confidence Interval
(I) (J) Mean Std. for Differencea
Sig.a
Waktu Waktu Difference (I-J) Error Lower Upper
Bound Bound
1 2 -1.843 2.297 .507 -11.727 8.041
3 -6.272(*) 1.111 .030 -11.053 -1.491
4 -8.127 1.913 .051 -16.358 .104
5 -15.790(*) 1.920 .014 -24.052 -7.529
Based on estimated marginal means
* The mean difference is significant at the .05 level.
a Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments).
104
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Multivariate Tests
Value F Hypothesis df Error df Sig.
Pillai's trace .976 20.269(a) 2.000 1.000 .155
Wilks' lambda .024 20.269(a) 2.000 1.000 .155
Hotelling's trace 40.538 20.269(a) 2.000 1.000 .155
Roy's largest root 40.538 20.269(a) 2.000 1.000 .155
Each F tests the multivariate effect of waktu. These tests are based on the
linearly independent pairwise comparisons among the estimated marginal
means.
a
. Exact statistic
Formula ab
Pairwise Comparisons
95% Confidence Interval
(I) (J) Mean Std. for Differencea
Sig.a
Waktu Waktu Difference (I-J) Error Lower Upper
Bound Bound
1 2 .676 3.807 .875 -15.705 17.058
3 -7.515(*) .887 .014 -11.333 -3.696
4 -8.270(*) 1.601 .035 -15.159 -1.381
5 -14.517(*) 1.509 .011 -21.011 -8.023
Based on estimated marginal means
* The mean difference is significant at the .05 level.
a Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments).
105
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Multivariate Tests
Value F Hypothesis df Error df Sig.
Pillai's trace .993 75.767(a) 2.000 1.000 .081
Wilks' lambda .007 75.767(a) 2.000 1.000 .081
Hotelling's trace 151.534 75.767(a) 2.000 1.000 .081
Roy's largest root 151.534 75.767(a) 2.000 1.000 .081
Each F tests the multivariate effect of waktu. These tests are based on the
linearly independent pairwise comparisons among the estimated marginal
means.
a
. Exact statistic
b. Viskositas
Formula (1)
Uji Friedman
106
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Formula a
Uji Friedman
Formula b
Uji Friedman
107
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Formula ab
Uji Friedman
108
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
c. Indeks Creaming
Formula (1)
Uji Friedman
Formula a
Uji Friedman
109
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Formula b
Uji Friedman
110
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Formula ab
Uji Friedman
111
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
112
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
113
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
b. Cek Normalitas
114
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
115
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
116
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
117
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
118
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
119
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Lampiran 9. Dokumentasi
120
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
F (1) Fa
Fb Fab
121
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
122
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
123
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS