Anda di halaman 1dari 32

Makalah EKONOMI SYARIAH

MAKALAH
“KEBIJAKAN MONETER”
makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas individu Ekonomi Syariah
MATA KULIAH : Ekonomi Syariah
DOSEN : Hasriadi, SE.,MM.

OLEH KELOMPOK 4:
Ahmad Muzakkir
Nur Faisal Bahar

HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

INSTITUT AGAMA ISLAM AS’ ADIYAH SENGKANG

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

i|HES3B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

Kata Pengantar

Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Ekonomi Syariah
dengan judul : Kebijakan Moneter

Selalu senantiasa kita bershalawat pada nabi allah Muhammad SAW. Tokoh
revolusi terbaik sepanjang masa yang hampir membuat islam menguasa sepertiga
dunia , yang tidak lagi diragukan untuk menjadi suri tauladan untuk umat
muslim .

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kita miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
dari berbagai pihak . Jika ada benar dan lebihnya itu datang dari Allah SWT dan
jika ada salah dan kurangnya datang dari kita . Wallahul muafiq ila aqwamith
thariq , billahi taufiq wassa’ adah Wassalamualaikum warahmatullah
Wabarakatuh .

Sengkang , 2019
Penulis,

Ahmad Muzakkir

ii | H E S 3 B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

DAFTAR ISI

Halaman:
Cover Makalah i
Kata Pengantar...............................................................................................................ii
Daftar Isi.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Pengertian dan Jenis Kebijakan Moneter..................................................................3
B. Tujuan Kebijakan Moneter........................................................................................7
C. Instrumen Kebijakan Moneter...................................................................................9
D. Kebijakan Moneter Dalam Islam............................................................................12
BAB III PENUTUP.....................................................................................................27
A. Kesimpulan.............................................................................................................27
B. Saran........................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................28

iii | H E S 3 B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang


bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal
(keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro,
yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja,
kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila
kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter
dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan
moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian
ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan
kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas
Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan
persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh
dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan
antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut
yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan
sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami
kesulitan likuiditas.

1|HES3B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk Perilaku Konsumsi Islam?
2. Apa fungsi otoritas Al-Ghazali?
3. Apa analisa kurva idifference dengan barang halal?
4. Apa optimal solution dari perilaku konsumsi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bentuk Perilaku Konsumsi Islam
2. Untuk mengetahui fungsi otoritas Al-Ghazali
3. Untuk mengatahui analisa Kurva Indiferen (Indifference Curva)
4. Untuk mengetahui Optimal Solution Perilaku Konsumsi

2|HES3B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Jenis Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang


sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi,
mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat
melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement",
kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha
terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah
lain.1

Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang


bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi
yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan
eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan
ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur
dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran
internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan
perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk
memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama
kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada
sektor riil.

Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat


pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap
mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank
Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara
persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali,
tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi
1
Makalah Ekonomi Kebijakan Moneter, diakses dari https://www.slideshare.net/anggitacxcx
/tugas-makalah-ekonomi-kebijakan-moneter, pada tanggal 8 Desember 2019

3|HES3B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun


tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib
minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi
bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.

1.Jenis-jenis Kebijakan Moneter

Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara
menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Jenis-jenis kebijakan
moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

• Kebijakan moneter Ekspansif (Monetary expansive policy)

Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang


beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan
meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat
perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga
kebijakan moneter longgar (easy money policy)

• Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)


Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang
beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi.
Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy)

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen


kebijakan moneter, yaitu antara lain :

• Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)

Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar


dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government
securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan
membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang

4|HES3B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga


pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain
diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan
SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.

• Fasilitas Diskonto (Discount Rate)

Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan


memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum
kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke
bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah
menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat
bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.

• Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)

Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan
memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada
pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio
cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah
menaikkan rasio.

• Imbauan Moral (Moral Persuasion)

Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang


beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya
seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam
mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan
menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk
memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara


kestabilan nilai rupiah.

5|HES3B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7


tentang Bank Indonesia.

Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah
kestabilan terhadap hargaharga barang dan jasa yang tercermin pada
inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia
menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran
utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan
menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran
kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan
sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan
kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang
berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.

Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk


melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter
(seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga
sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional,
pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-
instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah
maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan
wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia
juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip
Syariah.

6|HES3B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

B. Tujuan Kebijakan Moneter


Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang sebagaimana diubah melalui UU
No. 3 Tahun 2004 dan UU No. 6 Tahun 2009 pada pasal 7. Kestabilan rupiah
yang dimaksud mempunyai dua dimensi. Dimensi pertama kestabilan nilai
rupiah adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin
dari perkembangan laju inflasi. Sementara itu, dimensi kedua terkait dengan
perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Dalam
konteks perkembangan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain, Indonesia
menganut sistem nilai tukar mengambang (free floating). Peran kestabilan
nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem
keuangan. Oleh karena itu, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan untuk
menjaga kestabilan nilai tukar agar sesuai dengan nilai fundamentalnya
dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar. Dalam upaya mencapai
tujuan rersebut, Bank Indonesia sejak 1 Juli 2005 menerapkan kerangka
kebijakan moneter Inflation Targeting Framework (ITF). Kerangka kebijakan
tersebut dipandang sesuai dengan mandat dan aspek kelembagaan yang
diamanatkan oleh Undang-Undang. Dalam kerangka ini, inflasi merupakan
sasaran yang diutamakan (overriding objective). Bank Indonesia secara
konsisten terus melakukan berbagai penyempurnaan kerangka kebijakan
moneter, sesuai dengan perubahan dinamika dan tantangan perekonomian
yang terjadi, guna memperkuat efektivitasnya. 

Secara garis besar, tujuan kebijakan moneter adalah menjaga


kestabilan ekonomi yang ditandai dengan gairah dunia usaha dan
meningkatnya kesempatan kerja. Jika dirinci tujuan kebijakan moneter
adalah sebagai berikut :

• Menjaga Stabilitas Ekonomi : Stabilitas ekonomi adalah suatu


keadaan perekonomian yang berjalan sesuai dengan harapan,
terkendali, dan berkesinambungan. Artinya, pertumbuhan arus uang

7|HES3B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

yang beredar seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa


yang tersedia.
• Menjaga Stabilitas Harga : Kebijakan moneter selalu dihubungkan
dengan jumlah uang beredar dan jumlah barang dan jasa. Interaksi
jumlah uang beredar dengan jumlah barang dan jasa akan
menghasilkan harga. Ada kalanya harga naik atau turun tidak
beraturan, sehingga perubahan harga dapat memengaruhi kegiatan
ekonomi masyarakat. Apabila harga cenderung naik terus-menerus,
orang akan membelanjakan semua uangnya yang mengakibatkan
terjadinya gejala ekonomi yang disebut inflasi.
• Meningkatkan Kesempatan Kerja : Jika jumlah uang beredar
seimbang dengan jumlah barang dan jasa, maka perekonomian akan
stabil. Pada keadaan ekonomi stabil, pengusaha akan mengadakan
investasi. Investasi akan memungkinkan adanya lapangan pekerjaan
baru. Adanya lapangan pekerjaan baru atau perluasan usaha berarti
meningkatkan kesempatan kerja.
• Memperbaiki Posisi Neraca Perdagangan dan Neraca
Pembayaran : Kebijakan moneter dapat memperbaiki posisi neraca
perdagangan dan neraca pembayaran. Jika negara mendevaluasi mata
uang rupiah ke mata uang asing, harga-harga barang ekspor akan
menjadi lebih murah, sehingga memperkuat daya saing dan
meningkatkan jumlah ekspor. Peningkatan jumlah ekspor akan
memperbaiki neraca perdagangan dan neraca pembayaran.

8|HES3B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

C. Instrumen Kebijakan Moneter


Agar tujuan kebijakan moneter dapat tercapai, bank sentral menggunakan
instrumen-instrumen kebijakan moneter seperti berikut :
• Kebijakan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) :
Operasi pasar terbuka adalah salah satu kebijakan yang diambil bank sentral untuk
mengurangi atau menambah jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan
cara menjual sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat berharga di pasar
modal.
• Kebijakan Diskonto (Discount Policy):
Diskonto adalah pemerintah mengurangi atau menambah jumlah uang beredar
dengan cara mengubah diskonto bank umum. Jika bank sentral memperhitungkan
jumlah uang beredar telah melebihi kebutuhan (gejala inflasi), bank sentral
mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku bunga. Dengan menaikkan suku
bunga akan merangsang keinginan orang untuk menabung.
• Kebijakan Cadangan Kas :
Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkan
cadangan kas (cas ratio). Bank umum, menerima uang dari nasabah dalam bentuk
giro, tabungan, deposito, sertifikat deposito, dan jenis tabungan lainnya. Ada
persentase tertentu dari uang yang disetorkan nasabah yang tidak boleh
dipinjamkan.
• Kebijakan Kredit Ketat :
Kredit tetap diberikan bank umum, tetapi pemberiannya harus benar-benar
didasarkan pada syarat 5C, yaitu Character, Capability, Collateral, Capital, dan
Condition of Economy. Dengan kebijakan kredit ketat, jumlah uang yang beredar
dapat diawasi. Langkah kebijakan ini biasa diambil pada saat ekonomi sedang
mengalami gejala inflasi.
• Kebijakan Dorongan Moral (Moral Suasion) :
Bank sentral dapat juga memengaruhi jumlah uang beredar dengan berbagai
pengumuman, pidato, dan edaran yang ditujukan pada bank umum dan pelaku
moneter lainnya. Isi pengumuman, pidato dan edaran dapat berupa ajakan atau
larangan untuk menahan pinjaman tabungan ataupun melepaskan pinjaman.

9|HES3B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Moneter


Terdapat 2 poin yang mendasar berkaitan dengan perbedaan kebijakan fiskal dan
moneter, yaitu sebagai berikut:
1. Kebijakan fiskal dijalankan oleh pemerintah sedangkan kebijakan moneter
dijalankan oleh bank Indonesia (bank sentral).
2. Pemerintah tetap bisa campur tangan dalam kebijakan moneter melalui
kebijakan moneter langsung seperti masalah kredit perbankan dan peredaran uang.

Bank-bank sentral menggunakan berbagai instrumen untuk mengimplementasikan


kebijakan tersebut. Selain instrument diatas ada instrument yang banyak
digunakan meliputi:

1. Penyesuaian tingkat suku bunga


Bank sentral dapat mempengaruhi suku bunga dengan mengubah tingkat diskonto.
Tingkat diskonto (tarif dasar) adalah suku bunga yang dikenakan oleh bank
sentral kepada bank untuk pinjaman jangka pendek. Sebagai contoh, jika bank
sentral meningkatkan tingkat diskonto, biaya pinjaman untuk bank meningkat.
Selanjutnya, bank akan meningkatkan suku bunga yang mereka tetapkan kepada
pelanggan mereka. Dengan demikian, biaya pinjaman dalam perekonomian akan
meningkat, dan jumlah uang beredar akan berkurang.

2. Penyesuaian Giro Wajib Minimum (GWM)


Bank sentral biasanya mengatur jumlah giro wajib minimum yang harus dipegang
oleh bank komersial. Giro Wajib Minimum (GWM) sendiri adalah simpanan
minimum yang wajib diperlihara dalam bentuk giro pada Bank Indonesia bagi
semua bank.
Dengan mengubah jumlah yang diperlukan, bank sentral dapat mempengaruhi
jumlah uang beredar di pasar. Jika bank sentral meningkatkan giro wajib
minimum, bank komersial hanya akan menyediakan sedikit uang tunai untuk
diberikan kepada pelanggan dan dengan demikian, suplai uang menurun.

10 | H E S 3 B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

3. Operasi pasar terbuka


Bank sentral dapat membeli atau menjual surat berharga yang diterbitkan oleh
pemerintah untuk mempengaruhi jumlah uang beredar. Misalnya, bank sentral
dapat membeli obligasi pemerintah . Akibatnya, bank akan memperoleh lebih
banyak uang untuk meningkatkan pinjaman dan uang beredar dalam pasar.

Jenis Kebijakan Moneter


Berdasarkan tujuannya, ada 2 kebijakan moneter yang biasa dipakai banyak
negara, yaitu kebijakan ekspansi dan kebijakan kontraktif. Berikut adalah
penjelasan dari 2 jenis kebijakan tersebut :
 Kebijakan Ekspansif
Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan pasokan uang dalam perekonomian
dengan menurunkan suku bunga, membeli sekuritas pemerintah oleh bank-bank
sentral, dan menurunkan persyaratan cadangan untuk bank.
Bersamaan dengan itu, kebijakan ekspansif juga akan menurunkan tingkat
pengangguran dan merangsang aktivitas bisnis dan kegiatan belanja konsumen.
Tujuan keseluruhan dari kebijakan moneter ekspansif adalah untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi. Namun resikonya, kebijakan ini dapat menyebabkan
inflasi yang lebih tinggi.
 Kebijakan Kontraktif
Tujuan dari kebijakan moneter kontraktif adalah untuk mengurangi jumlah uang
beredar dalam perekonomian. Ini dapat dicapai dengan menaikkan suku bunga,
menjual obligasi pemerintah, dan meningkatkan persyaratan cadangan untuk
bank. Kebijakan kontraksi digunakan ketika pemerintah ingin mengendalikan
tingkat inflasi.

11 | H E S 3 B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

D. Sistem Moneter Islam


Ekonomi moneter merupakan salah satu bidang yang dibahas dalam
ekonomi islam. Ilmu moneter adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari
tntng sifat serta pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi. Banyak topik yang
dibahas dalam kajian moneter dalam bidang ekonomi diantaranya peranan dan
fungsi uang uang, sistem moneter dan pengaruhnya terhadap jumlah uang dan
kredit, struktur dan fungsi bank, pengaruh uang dan kredit dalam prekonomian,
stabilitas ekonomi, distribusi pendapatan, dan masih banyak lagi.2

Sebagaimana kita ketahui, dalam kehidupan ekonomi, uang ibarat darah dalam
tubuh manusia. Oleh karenanya, uang memiliki nilai (dalam fungsinya) pada
aktivitas ekonomi. Dalam islam permintaan akan uang terutama dalam transaksi
dan kebutuhan kebanyakan ditentukan oleh tingkat pendpatan dan distribusinya.
Permintaan spekulatif akan uang pada dasarnya dipicu oleh fluktuasi tingkat suku
bunga dalam perekonomian kapitalis. Penurunan tingkat suku bunga yang disertai
dengan harapan akan mningkat merangsang orang atau perusahaan untuk tetap
menyimpan uangnya. Karena dalam perekonomian kapitalis bunga seringkali
berfluktuasi. Dengan penghapusan bunga ini dan kewajiban akan zakat 2,5%
setahun dapat meminimalisir permintaan spekulatif akan uang.

Kebijakan Moneter

Ilmu moneter merupakan bidang kajian ilmu ekonomi moneter. Ilmu ekonomi
moneter adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari sifat serta pengaruh
uang terhadap kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi pada umumnya diartikan
suatu kegiatan yang mempengaruhi tingkat pengangguran produksi, harga dan
hubungan perdagangan atau pembayaran internasional. Alasan mempelajari
kebijakan moneter dalam ekonomi islam:

2
Kebijaka Moneter Islam, diakses dari http://ilmu-iqtishoduna.blogspot.com/2014/12/sistem-
moneter-dalam-islam.html, pada tanggal 8 Desember 2019

12 | H E S 3 B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

1. Mengetahui lebih dalam mengenai mekanisme uang, bagi hasil, lembaga


keuangan, sistem dan kebijakan moneter, serta mekanisme ekonomi bagi hasil.
2. Menganalisa fenomena moneter dalam kaitannya dengan efek kebijaksanaan
moneter terhadap kegiatan ekonomi islam.

Sektor moneter merupakan jaringan yang penting dan mempengaruhi sektor


ekonomi riil. Kebijakan moneter merupakan instrument penting dari kebijakan
publik dalam sistem ekonomi baik modern maupun islam. Namun perbedaan yang
mendasar terletak pada tujuan dan larangan bungan dalam islam. Syarat tercapai
dan terjamin berfungsinya sistem moneter secara baik adalah Otoritas moneter
harus melakukan pengawasan kepada keseluruhan sistem.

Tujuan-tujuan Kebijakan Moneter Islam:

a. Menurut Iqbal dan khan


· Economic well-being full employment and optimum rate of economic growth
· Sosio-economic justice and equitable distribution of income and wealth
· Stability in the value of money

b. Menurut Umer Chapra


· Kelayakan ekonomi yang luas berlandaskan full employment dan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang optimum
· Keadilan sosio-ekonomi dengan pemerataan distribusi pendapatan dan
kesejahteraan
· Stabilitas dalam nilai uang sehingga memungkinkan medium of exchange dapat
dipergunakan sebagai satuan perhitungan, patokan yang adil dalam penangguhan
pembayaran, dan nilai tukar yang stabil
· Penagihan yang efektif dari semua jasa biasanya diharapkan dari sistem
perbankan

13 | H E S 3 B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

Dari ke 4 tujuan diatas sekilas hampir sama dengan sistem kapitalis. Akan tetapi
kalau dikaji lebih dalam, ada perbedaan penekanan dan komitmen yaitu tentang
nilai-nilai spritual, keadilan sosio ekonomi dan persaudaraan manusia.

Alat-alat kebijakan Moneter


a. Target pertumbuhan dalam M dan Mo
b. Peran serta masyarakat dalam permintaan tabungan
c. Penyediaan cadangan yang sesuai dengan ketentuan
d. Alokasi kredit yang berorientasi pada nilai
e. Sertifikat deposito

Sumber Ekspansi Moneter


Fungsi utama sistem moneter adalah melengkapi kebutuhan transaksi masyarakat,
khususnya dalam rangka menumbuhkan ekonomi. Dari pendekatan ekonomi
islam, ada 3 sumber ekspansi moneter, yaitu:
1. Fiat Money Creation
Alasan Bank sentral membuat uang:
a.Pemerintah meminjam secara langsung uang pada bank ini. Dengan kasus:
· Terjadinya anggaran defisit
· Bank sentral berusaha menstabilkan ekonomi melalui kegiatan psar-terbuka
(open market)
b.Bank sentral memutuskan melakukan “perluasan” kegiatan pasar-terbuka
2. Credit Money
3. Balance-of-payments surplus

Instrumen Keuangan
Fungsi fundamental yang ke dua dari sistem moneter dan keuangan adalah harus
mendorong penanaman sumber dan pengalokasiannya ke investor. Dalam sistem
konvensional dilakukan oleh lembaga perantara keuangan yang didasarkan pada
tingkat bunga fix, sedangkan dalam ekonomi bebas dilakukan dengan sistem bagi

14 | H E S 3 B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

hasil. Uang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem ekonomi
modern. Adapun fungsi uang :
1. Uang sebagai alat tukar
2. Uang sebagai satuan pengukur nilai
3. Uang sebagai alat penimbun/penyimpan kekayaan
Sedang dalam islam fungsi nomer tiga diakui sebagi sebuah fungsi uang karena
brtentangan dengan kaidah syariah.
Keadaan riil menunjukkan bahwa perkembangan pasar uang dunia saat ini,
sebagian besar dipergunakan untuk memperdagangkan uang itu sendiri. Hanya
5% dari transaksi di pasar uang yang berkaitan dengan transaksi barang dan jasa.
Bahkan volume transaksi pasar barang dan jasa hanya 1,5% dibandingkan dengan
turn over transaksi di pasar uang. Ekonomi klasik mengatakan bahwa uang tidak
memberikan kegunaan langsung (Direct Utility Junction), hanya bila uang itu
digunakan untuk membeli barang, maka barang itu akan memberikan kegunaan.

Teori Ekonomi Neo Klasik mengatakan kegunaan uang timbul dari daya beli. Jadi
uang memberikan kegunaan tidak langsung (Indirect Utility Function). Dua
Fungsi fundamental uang pada sistem finansial secara keseluruhan:
1. Memungkinkan terjadinya likuiditas secara mencukupi, sehingga produksi dan
tukar menukar dapat terjadi secara wajar
2. Termobilisasinya pendapatan, sumber daya dan pengalokasian investor secara
sesuai.
Berkaitan dengan fungsi uang diatas, maka keberadaan lembaga dan pengatur
peredaran uang diperlukan. Seperti yang dijelaskan oleh Munawar Iqbal dan M.
Fahim khan “A survey of Issues and A Programme for Research in monetary and
Fiscal Economics of Islam”: Teori moneter modern, penimbunan uang berarti
menghambat atau memperlambat perputaran uang yang berarti semakin kecil
transaksi yang terjadi, sehingga perekonomian menjadi lesu. Sedangkan peleburan
uang berarti mengurangi jumlah penawaran uang yang dapat digunakan untuk
melakukan transaksi.

15 | H E S 3 B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

Berikut ini adalah kaitan uang dengan perekonomian:


1. Uang dan nilainya
Masyarakat selalu mengatakan fungsi uang mempengaruhi simpanan. Menurut
ekonomi konvensional, bahwa orang yang menumpuk uang bahwa berarti ia telah
mengumpulkan nilai materi sampai uang yang tertumpuk itu dapat mencapai
kekuatan daya beli. Pandangan demikian adalah keliru. Menurut Imam Ghazali
dan Ibnu Khaldun, Uang bukan sesuatu yang menguntungkan. Angka yang tertera
tidak menguntungkan dan tidak bernilai. Dasar kehidupan ekonomi adalah
produksi, yang merupakan hasil usaha dari individu-individu. Selama uang masih
dikaitkan dengan produksi, maka tidak ada cara apapun yang dpat membuatnya
bernilai. Uang tidak akan bernilai jika tidak digunakan sebagai alat pembayaran.
Maka uang yang ditumpuk tidak sama dengan uang yang beredar. Jadi uang tidak
untuk disimpan atau ditumpuk saja tapi harus diproduksi.

2. Uang dan ukuran nilai


Bila uang diterima sebagai alat pembayaran, maka otomatis terkait dengan uang
sebagai alat ukur. Proporsi pertukaran uang dengan komoditi tidak selalu stabil,
oleh karena itu sering kita mendengar nilai uang suatu bangsa turun naik. Hal ini
berarti daya beli uang negara tersebut naik dan turun. Ketidakstabilan dan ketidak
menentuan nilai uang adalah akar penyebab penyakit ekonomi modern.

3. Permintaan dan penawaran uang


Kenyataannya permintaan uang sama dengan permintaan barang yang ditawarkan.
Oleh karena itu, permintaan barang yang tidak terbeli maka akan terjadi
penumpukan persediaan. Tidak ada seorangpun yang memerlukan uang untuk
mendapatkan uang kembali. Hal ini karena uang tidak bermanfaat.

Teori permintaan dan penawaran uang dalam ekonomi islam:


a. Permintaan Uang menurut Mazhab Iqtishoduna
Menurut mazhab ini, permintaan uang hanya ditujukan untuk 2 tujuan yaitu
transaksi dan berjaga-jaga atau untuk investasi.

16 | H E S 3 B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

b. Permintaan Uang menurut Mazhab Mainstream


Permintaan uang dikategorikan dalam 2 hal yaitu permintaan uang untuk transaksi
dan berjaga-jaga. Landasan filosofis teori dasar permintaan uang ini adalah bahwa
Islam mengarahkan sumber-sumber daya yang ada untuk dialokasikan secara
maksimum dan efisien. Pelarangan hoarding money atau penimbunan kekayaan
merupakan “kejahatan” penggunaan uang yang harus diperangi. Pengenaan pajak
terhadap aset produktif yang menganggur merupakan strategi utama yang
digunakan oleh mazhab ini. Ini dilakukan untuk mengalokasikan setiap sumber
dana yang ada pada kegiatan usaha produktif. Penerapan kebijakan ini berdampak
pada pola permintaan uang untuk motif berjaga-jaga. Semakin tinggi pajak yang
dikenakan terhadap aset produktif yang dianggurkan, maka permintaan terhadap
aset ini akan berkurang. Oleh karena itu orang berusaha untuk memperkecil pajak
yang dibayarkan kepada pemerintah dengan cara mengurangi kekayaan yang idle.
Hal ini berarti velocity of money akan meningkat, dengan meningkatnya
komponen ini maka akan mengurangi permintaan uang untuk berjaga-jaga dan
sekaligus akan meningkatkan permintaan uang untuk transaksi. Peningkatan uang
yang digunakan untuk transaksi dan investasi akan berdampak pada peningkatan
pendapatan nasional.

c. Permintaan Uang menurut Mazhab Alternatif


Permintaan uang menurut mazhab ini terkait erat dengan konsep endogenous uang
dalam Islam. Konsep ini dalam Islam secara sederhana diartikan sebagai:
“Keberadaan uang pada hakikatnya adalah representatif dari volume transaksi
yang ada dalam sektor riil”. Konsep ini menjebatani dan tidak mendikotomi antara
pertumbuhan uang disektor moneter dan pertumbuhan nilai tambah uang disektor
riil.
Islam menganggap bahwa perubahan nilai tambah ekonomi tidak dapat didasarkan
semata-mata pada perubahan waktu. Nilai tambah uang terjadi jika dan hanya jika
ada pemanfaatan secara ekonomis selama uang tersebut digunakan. Dengan
demikian, tidak selalu nilai uang harus bertambah walau waktu terus bertambah,

17 | H E S 3 B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

akan tetapi nilai tambahnya akan tergantung dari hasil yang diusahakan dengan
uang itu.

4. Pentingnya uang dalam perekonomian


Kehidupan ekonomi merupakan mata rantai hubungan dari permintaan, persediaan
dan penawaran yang tidak pernah putus. Oleh karena itu, kita perlu
mempertahankan kelancaran arus peredaran uang agar transaksi yang efisien,
proses memberi dan jual beli dapat berlangsung.
Oleh karena itu, dalam Islam, penumpukan uang (Kanz) dilarang. Karena dapat
menutup arus peredaran. Akibatnya akan menghambat efisiensi usaha dan
pertukaran komoditas produksi dalam perekonomian. Jika demikian maka
kemakmuran tidak akan tercapai.
Perjalanan ekonomi sangat tergantung dengan uang dan modal. Dalam ekonomi
konvensional, tidak adanya perbedaan antara uang dan modal. Namun dalam
konsep ekonomi Islam, uang dan modal merupakan sesuatu yang berbeda.
Dimana uang adalah milik masyarakat, sedangkan modal adalah milik individu.
Jadi barang siapa yang menimbun uang (atau membiarkan tidak produktif) berarti
akan memberikan pengaruh negatif terhadap perekonomian nasional. Sedangkan
modal adalah milik pribadi. Dalam Islam, modal adalah objek zakat. Jadi kalau
modalnya tidak diproduktifkan akan habis digerogoti oleh zakat. Resiko dapat
diminimumkan dengan melakukan qard (meminjamkan modal) tanpa mengambil
imbalan apapun kecuali dengan kerjasama dengan sistem bagi hasil.

Transfer Dana Dalam Sistem Moneter Islam


Perputaran uang pada dasarnya adalah dari surplus unit kedefisit unit.
Dalam perputara ini bisa berbentuk transaksi bisnis dengan sistem bagi hasil
ataupun transaksi tabarru’ tidak mengharapkan imbalan.. Inti mekanisme bagi
hasil pada dasarnya terletak pada kerja sama yang baik antara shahibul mal
dengan Mudharib. Kerja sama merupakan karakter dalam masyarakat ekonomi
Islam. Kondisi ini dapat dilihat pada hubungan antara kaum muhajirin dan kaum
anshar. Kerja sama ekonomi harus dilakukan dalam semua lini kegiatan ekonomi,

18 | H E S 3 B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

yaitu: Produksi, distribusi barang maupun jasa. Salah satu bentuk kerja sama
dalam bisnis islam adalah Qirad atau Mudharabah. Qirad atau Mudharabah adalah
kerja sama antara pemilik modal atau uang dengan pengusaha pemilik keahlian
atau keterampilan atau tenaga dalam pelaksanaan unit-unit ekonomi atau proyek
usaha. Melalui Qirad atau Mudharabah kedua belah pihak yang bermitra tidak
mendapatkan bunga, tetapi mendapatkan bagi hasil atau profit dan loss sharing
dari proyek ekonomi yang disepakati bersama.
Dalam era modern ini kegiatan ekonomi tidak bisa lepas daari peran
lembaga keuangan. Lembaga keuangan (bank) sebagai lembaga perantara antara
pihak surplus dana kepada pihak minus dana menjalankan fungsi:
1. Pengumpulan Dana
Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan jasa simpanan/tabungan yang
bentuknya bisa terikat dan tidak terikat atas jangka waktu dan syarat-syarat
tertentu dalam penyertaan dan penarikannya. Adapun akad yang melandasi
kegiatan simpanan ini:
a. Simpanan wadiah,
Merupakan titipan dana yang tiap waktu dapat ditarik pemiliknya atau anggota
dengan cara mengeluarkan semacam surat berharga pemindahbukuan/transfer dan
perintah membayar lainnya. Simpanan wadiah dikenakan biaya administrasi
namun oleh karena dana yang dititipkan diperbolehkan diputar oleh pengelola,
maka penyimpan dana akan mendapat bonus sesuai dngan jumlah dana yang
berperan dalam pembentukan keuntungan bagi pengelola.
b. Tabungan Mudharabah
Tabungan pemilik dana yang penyetorannya dan penarikannya dapat dilakukan
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Pada simpanan
mudharabah tidak diberikan bunga namun bagi hasil.

2. Penyaluran dana
Lembaga keuangan (Bank) islam juga merupakan lembaga bisnis dalam rangka
memperbaiki perekonomian umat. Sehingga dana yang dikumpulkan harus
disalurkan dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan.

19 | H E S 3 B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

Pinjaman dana kepada anggota disebut pembiayaan. Pembiayaan merupakan


fasilitas yang diberikan lembaga keuangan (bank) Islam kepada masyarakat yang
membutuhkan untuk menggunakan dana yang telah dikumpulkan oleh lembaga
keuangan islam tersebut dari masyarakat yang surplus dana.
Dari sudut pandang makroekonomi, pinjaman tanpa bunga akan menciptakan
suatu sistem efisiensi dana untuk produksi atau konsumsi dengan asumsi yang
meminjamkan dan yang meminjam memiliki informasi yang sempurna. Dana
pinjaman ini biasanya dibayar tepat waktu dan tanpa biaya administrasi. Oleh
karena itu, sistem ini mendorong peningkatan kesejahteraan umum dan ekspansi
agregat supply.

Jenis pembiayaan yang dilakukan oleh bank islam:


a. Pembiayaan Bai’u Bithaman Ajil (BBA)
Pembiayaan yang berakad jual beli. Perjanjian antara bank Islam dengan nasabah,
dimana Bank Islam menyediakan dananya untuk sebuah investasi dan atau
pembelian barang modal dan usaha anggotanya yang kemudia proses
pembayarannya dilakukan secara mencicil atau angsuran. Jumlah kewajiban yang
harus dibayarkan oleh peminjam adalah jumlah atas harga barang dan marjin
keuntungan yang disepakati.

b. Pembiayaan Murabahah (MBA)


Pembiayaan berakad jual beli. Pembiayaan ini merupakan kesepakatan antara
Bank Islam sebagai pemberi modal dan nasabah (Debitur) sebagai peminjam.
Prinsipnya sama dengan pembiayaan Bai’u Bithaman Ajil, hanya saja
pengembaliannya dibayarkan pada saat jatuh tempo pengembaliaannya.

c. Pembiayaan Mudharabah (MDA)


Pembiayaan dengan akad syirkah. Perjanjian pembiayaan antara Bank Islam dan
nasabah dimana Bank menyediakan dana untuk penyediaan modal kerja

20 | H E S 3 B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

sedangkan peminjam berupaya mengelola dana tersebut untuk pengembangan


usahanya.

d. Pembiayaan Musyarakah (MSA)


Pembiayaan dengan akad syirkah. Penyertaan Bank Islam sebagai pemilik modal
dalam suatu usaha yang resiko dan keuntungan ditanggung bersama dan
berimbang.

e. Pembiayaan Al-Qordhul Hasan (QH)


Pembiayaan dengan akad ibadah. Suatu bentuk perjanjian pembiayaan antara
Bank Islam dengan Nasabah. Hanya nasabah yang dianggap layak yang mendapat
pembiayaan ini.

f. Al Ijarah
Merupakan talangan dana sepenuhnya kepada nasabah dalam rangka untuk
pengadaan barang ditambah dengan keuntungan yang disepakati dengan sistem
pembayaran sewa tanpa diakhiri dengan kepemilikan. Bank sebagai leasor
memberikan kesempatan kepada nasabah untuk memperoleh manfaat dari barang
yang disewa untuk jangka waktu tertentu, dengan ketentuan nasabah akan
membayar sejumlah uang pada waktu yang disepakati bersama. Apabila habis
jangka waktunya, barang yang menjadi objek ijarah tetap menjadi milik bank.

g. Ba’iu Takjiri
Merupakan pembiayaan penuh yang merupakan talangan dana untuk pengadaan
barang ditambah keuntungan yang disepakati dengan sistem pembayaran sewa
yang di akhiri dengan kepemilikan. Prinsipnya hampir sama dengan sewa beli.
Setelah habis pembayaran sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan maka
objek atau barang yang disewabelikan tersebut menjadi milik nasabah. Selain
dalam bentuk pembiayaan penyaluran tabungan dalam investasi adalah infaq dan
wakaf. Sebab keduanya mengandung unsur religi dan spiritual.

21 | H E S 3 B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

Praktek bisnis yang dilarang:


Sudah menjadi syarat utama dalam transaksi adalah harus bebas dari larangan-
larangan syariah islam. Dalam bukunya adiwarman karin disebutkan
bahwapenyebab terlarangnya transaksi terbagi menjadi tiga kategori:
1. Haram zatnya; transaksi dilarang karena objek yang ditransaksikan haram.
Seperti daging babi, khamr, dll
2. Haram selain zatnya, karena melanggar prinsip suka rela contohnya tadlis,
ihtikar, kedua karena melangar prinsip tidak mendhalimi dan didholimi seperti
rekayasa pasar, bai najasy, taghrir/ gharar, dan riba
3. tidak sah/ lengkap akadnya, faktor faktor tidak lengkapnya akad yang ada
seperti berikut; rukun dan syarat tidak terpenuhi, terjadinya ta’alluq, dan
terjadinya two in one.

Aset Investasi
Menurut hukum Islam, pada prinsipnya setiap sesuatu dalam muamalah adalah
diperbolehkan selama tidak bertentangan dengan syariah. Hal ini didukung oleh
Al-Qur’an, Hadist, dan pendapat ulama:
a. Dr. Wahbah az-Zuhaily mengatakan, “Dan setiap syarat yang tidak
bertentangan dengan dasar-dasar syariah dan dapat disamakan hukumnya (qiyas)
dengan syarat-syarat yang sama.”

b. Mazhab Hambali dan para fuqaha lainnya menerangkan, bahwa “Prinsip dasar
dalam transaksi dan syarat-syarat yang berkenaan dengannya ialah boleh
diadakan, selama tidak dilarang oleh syariah atau bertentangan dengan nash
syariah”.

22 | H E S 3 B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

c. QS.An-Nisa:29, “ Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling


memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu…”

d. HR.A bud dawud, Ibn Majah, dan Tirmizi dari Amru bin ‘Auf), Rasulullah
memberikan acuan bagi para umatnya dalam melakukan transaksi atau akad
sebagai berikut: “Perdamaian itu boleh antara orang-orang Islam kecuali
perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.
Orang-orang Islam wajib memenuhi syarat-syarat yang mereka sepakati, kecuali
syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram”.

Pasar penghubung Unit Defisit dengan Unit Surplus


Pada dasarnya kegiatan transaksi yang dilarang dalam operasionalisasi Bank Islam
adalah seolah-olah melakukan jual beli atau sewa-menyewa uang dari bentuk
mata uang yang sama dengan memperoleh keuntungan darinya.
Namun dalam islam ada Pasar modal (Stock Market), menurut iqbal dan khan
mengenai pasar saham dalam kapitalis:
“Suffer from erratic fluctuation and low rates of divided which make them less
attractive than no-risk, fixed return bonds” Hal ini tidak dapat diterima karena
dalam ekonomi islam dimana equity financing sangat dianjurkan. Hal ini
diperlukan untuk menjamin bahwa pengusaha dapat meningkatkan kecukupan
modal ekuitasnya tanpa kesulitan, dan investor dapat menjual sahamnya dan
melakukan share dimana mereka membutuhkan likuiditas. Larangan Riba dapat
dijadikan alat untuk menanggulangi terjadinya spekulasi, sehingga dapat
memperkecil terjadinya fluktuasi harga saham.

Lembaga Keuangan (Lembaga Intermediasi)


Lembaga keuangan adalah ini bebas bunga atau lembaga keuangan yang
menggunakan sistem bagi hasil.
Adapun lembaga keuangan islami yang sedang berkembang:
1. Perbankan Islam

23 | H E S 3 B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

2. Asuransi
3. Leasing (Ijarah)
4. Pegadaian Syariah (Rahn)
5. Reksadana Syariah
6. DPLK Syariah
7. BMT Koperasi Syariah
Perbankan Islam
Bank Islam adalah bank yang beroperasi tidak mengandalkan bunga.
Dimana baik operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-
Qur’an dan Hadist. Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang.

Bank sentral harus menjadi kunci dari sistem perbankan Islam karena melalui
usahanya yang kreatif dan hati-hati sistem keuangan dan perbankan Islam dapat
mengaktualisasikan dirinya. Bank sentral adalah lembaga yang dipercaya
mengelola persediaan uang dengan melibatkan masalah fiat money seperti halnya
pengawasan bank komersial. Bank sentral akan menentukan program tahunan
pertumbuhan persediaan uang yang diharapkan sesuai dengan tujuan ekonomi
nasional, Jika melihat dari sejarah:
a. Pada masa Pemerintahan khalifah Ali melakukan pencetakan uang dalam
jumlah terbatas
b. Pada masa daulah mu’awiyah, Khalifah Abdul Malik bin Marwan (75 H/695
Masehi) mencetak dirham khusus bercorak islam, dengan lafadz-lafadz islam
yang ditulis dengan huruf arab gaya kufi. Dengan demikian, dinar persia tidak
digunakan lagi. Barulah pada zaman Abdul Malik (76 Hijriyah) pemerintah
mendirikan tempat percetakan uang di Daar Idjard. Suq ahwaj, Sus, Jay, Manadar,
Maisan, Rai, Abarkubadh, dan mata uang khalifah dicetak secara terorganisir
dengan kontrol pemerintah.

24 | H E S 3 B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

c. Pada masa Daulah Abasiyah II, Pemerintahan Kirbugha dan Zahir Barkuk
pencetakan fullus tidak dikontrol sehingga menimbulkan inflasi dan memperburuk
kondisi keuangan pemerintahannya.

Kegiatan dan usaha Bank terkait dengan komoditas:


a. Memindahkan uang
b. Menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran
c. Mendiskonto surat wesel, surat order maupun surat berharga lainnya.
d. Membeli dan menjual surat-surat berharga
e. Membeli dan menjual cek, surat wesel, kertas dagang
f. Memberi jaminan bank

Ciri-ciri bank Islam:


1. Beban Biaya,
Beban biaya yang disepakati diantara para pihak untuk transaksi pembiayaan: Al-
Qardul Hasan, digunakan istilah biaya administrasi atau biaya pelayanan.
Sedangkan untuk pembiayaan al-Bai’u Bithaman Ajil dan al-Murabahah
digunakan istilah margin keuntungan. Hal ini berarti:
a. Besarnya beban biaya tidak kaku dan dapat dilakukan tawar menawar dalam
batas-batas yang wajar.
b. Beban biaya hanya dikenakan sampai batas waktu yang telah disepakati
bersama dalam suatu kontrak baru untuk menyelesaikannya.

2. Tidak menggunakan persentase


Dalam hal pembebanan kewajiban membayar dalam semua kontrak bank Islam
selalu menghindarkan penggunaan percentase. Sebab penggunaan persentase

25 | H E S 3 B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

mempunyai potensi besar untuk melipatgandakan secara otomatis beban biaya dan
pokok pinjaman yang karena sesuatu hal terlambat membayar.

3. Tidak ada keuntungan yang pasti


Pada dasarnya yang dilarang dalam kegiatan mu’amalah adalah mencantumkan
keuntungan yang pasti ditetapkan pada waktu dilakukan aqad pembiayaan.
Sedangkan yang diperkenankan dalam siistem mu’amalah Islami adalah kontrak
yang dilakukan baik dalam bentuk pembiayaan al-mudharabah maupun al-
musyarakah yang hakikatnya merupakan sistem yang didasarkan pada penyertaan
dengan sistem bagi hasil.

4. Dalam simpanan digunakan prinsip al-wadi’ah


Kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, oleh
penabung dianggap sebagai titipan, sedangkan pihak bank menganggapnya
sebagai barang titipan yang diamanatkan sebagai penyertaan dana pada proyek-
proyek yang dibiayai oleh Bank Islam. Itulah sebabnya penabung berhak atas bagi
hasil dari keuntungan yang didapat dari usaha bank.

5. Jual beli uang yang sama dilarang


Menurut Al-Ghazali, uang bagaikan kaca, kaca tidak memiliki warna, tetapi ia
dapat merefleksikan semua warna. Uang tidak memiliki harga, tetapi uang bisa
merefleksikan semua harga.

6. Jaminan keberadaan terhadap utang


Lazimnya pada bank konvensional bahwa jaminan kebebasan terhadap utang dari
pemberian pinjaman merupakan hal yang sangat menentukan dalam persetujuan
pemberian pinjaman. Sebaliknya dalam bank Islam, dalam memberikan
pembiayaan tidak mengutamakan jaminan kebendaan kepada peminjam. Sebab
barang yang ditalangi pembeliannya oleh bank masih menjadi milik bank
sepenuhnya selama utang peminjam belum lunas.

26 | H E S 3 B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

7. Pendapatan non halal


Sebagaimana kehidupan masyarakat yang heterogen. Maka apabila ada
pendapatan bank islam yang tidak halal, maka seperti yang dilakukan Islamic
Development Bank, maka hasil transaksi tersebut dimasukkan ke “Rekening non-
halal” yang penggunaannya diperuntukkan bagi masyarakat muslim yang terkena
musibah, atau kebutuhan masyarakat lainnya yang bersifat sosial.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan
kestabilan harga.Jenis-jenis kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu :
1. Kebijakan moneter Ekspansif (Monetary expansive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar.
Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya
beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami
resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy
money policy).
2. Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar.
Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga
dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).

B. Saran
Penulis menyadari akan kekurangan bahan dari materi makalah ini jadi penulis
menyarankan apabila terdapat kekurangan atau isi dari makalah ini maka saran –
saran kritik dari pembaca adalah penutup dari semua kekurangan kami dan

27 | H E S 3 B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

menjadikan semua itu guna menjadi bahan acuan untuk memotivasi dan
menyempurnakan makalah kami.

DAFTAR PUSTAKA

http://ilmu-iqtishoduna.blogspot.com/2014/12/sistem-moneter-dalam-islam.html
http://blog.bersiap.com/informasi/pengertian-jenis-tujuan-dan-instrumen-
kebijakan-moneter.
http://www.markijar.com/2017/07/pengertian-macam-dan-contoh-kebijakan.html.
http://fitrania.blogspot.co.id/
Siamat, Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan Edisi ke tiga, Lemb.Penerbit
Fakultas Ekonomi UI, 2001
Muhammad, Drs., Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam, Penerbit
Salemba empat, 2002
Syafi’I Antonio, muhammad., Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Penerbit Gema
Insani Press, 2001
Chapra, M. Umer. Prof. Dr., Alqur’an Menuju Sistem Moneter Yang Adil, terj.
Dana bhakti prima yasa. Yogyakarta. 1997
Zulkifli, Sunarto. Panduan praktis transaksi perbankan syariah. Zikrul Hakim.
Jakarta. 2003.
IBI. Konsep, produk dan implementasi oprasional bank syariah. Djambatan.
Jakarta. 2002
Latifa. M. Alqoud dan Mervyn K. Lewis., Perbankan syariah; rinsip praktet
prospek. Ed terj. Serambi. Jakarta. 2001

28 | H E S 3 B
Ekonomi Syariah
Makalah EKONOMI SYARIAH

Google.com

29 | H E S 3 B
Ekonomi Syariah

Anda mungkin juga menyukai