LATAR BELAKANG
Farmakologi merupakan sifat dari mekanisme kerja obat pada
system tubuh termasuk menentukan toksisitasnya. Bentuk sediaan dan cara
pemberian merupakan penentuan dalam memaksimalkan proses absorbs
obat oleh tubuh karena keduanya sangat menentukan efek biologis suatu
obat seperti absorpsi, kecepatan absorpsi dan bioavailibilitas (total obat
yang dapat diserap), cepat atau lambatnya obat mulai bekerja (onset of
action), lamanya obat bekerja (duration of action), intensisitas kerja obat,
respon farmakologik yang dicapai serta dosis yang tepat untuk
memberikan respon tertentu.
Obat adalah zat yang digunakan untuk diagnos, menyembuhkan
atau mencegah penyakit pada penderitanya. Percobaan suatu jenis obat
atau bahan obat terhadap hewan-hewan percobaan (tikus atau mencit)
perlu dilakukan, untuk megetahui sejauh mana efek yang ditimbulkan
dengan bentuk pemberian yang paling sesuai. Obat sebaiknya dapat
mencapai reseptor kerja yang diinginkan setelah diberika melalui rute
tertentu yang nyaman dan aman seperti suatu obat yang memungkinkan
diberikan secara intravena dan diedarkan didalam darah langsung dengan
harapan dapat menimbulkan efek yang relative lebih cepat dan bermanfaat.
Pada percobaan kali ini diberikan rute pemberian obat secara oral dan
parenteral, dosis pemberian obat menurut berat badan masing-masing
mencit.
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui teknik - teknik pemberian obat melalui berbagai rute
pemberian obat.
2. Menganalisis efek yang timbul akibat pemberian obat yang sama
melalui rute yang berbeda.
C. PRINSIP PERCOBAAN
Berdasarkan rute pemberian obat pada hewan percobaan beserta efek obat
yang ditimbulkan.
D. DASAR TEORI
Bahan
1. Aqua pro dan alkohol
2. Hewan uji : Mencit dan Tikus
F. PROSEDUR
G. DATA PENGAMATAN
H. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini mempelajari tentang pengaruh cara pemberian
obat terhadap absorbsi obat dalam tubuh. Pada dasarnya rute pemberian
obat menentukan jumlah dan kecepatan obat yang masuk kedalam tubuh,
sehingga merupakan penentu keberhasilan terapi atau kemungkinan
timbulnya efek yang merugikan. Dalam hal ini, alat uji yang digunakan
adalah tubuh hewan (uji in vivo). Mencit dan tikus dipilih sebagai hewan
uji karena metabolisme dalam tubuhnya berlangsung cepat sehingga
sangat cocok untuk dijadikan sebagai objek pengamatan. Tetapi pemberian
diberikan dengan aqua pro injection, tidak dengan obat.
` Pemberian obat pada hewan uji pada percobaan ini dilakukan
melalui cara oral, subkutan, intraperitoneal, dan intramuscular. Pertama,
Dengan cara oral (pemberian obat melalui mulut masuk kesaluran
intestinal) digunakan jarum injeksi yang berujung tumpul agar tidak
membahayakan bagi hewan uji. Pemberian obat secara oral merupakan
cara pemberian obat yang umum dilakukan karena mudah, aman, dan
murah. Namun kerugiannya ialah banyak faktor yang dapat mempengaruhi
bioavailabilitasnya sehingga waktu onset yang didapat cukup lama.
Sedangkan rute pemberian yang cukup efektif adalah intra peritoneal (i.p.)
karena memberikan hasil kedua paling cepat setelah intravena. Namun
suntikan i.p. tidak dilakukan pada manusia karena bahaya injeksi dan
adhesi terlalu besar (Setiawati, A. dan F.D. Suyatna, 1995).
Percobaan selanjutnya yaitu dengan cara subkutan (cara injeksi
obat melalui tengkuk hewan uji tepatnya injeksi dilakukan dibawah kulit).
Keuntungannya obat dapat diberikan dalam kondisi sadar atau tidak sadar,
sedangkan kerugiannya dalam pemberian obat perlu prosedur steril, sakit,
dapat terjadi iritasi lokal ditempat injeksi.
Percobaan selanjutnya dengan cara intraperitoneal (injeksi yang
dilakukan pada rongga perut). Cara ini jarang digunakan karena rentan
menyebabkan infeksi. Keuntungan adalah obat yang disuntikkan dalam
rongga peritonium akan diabsorpsi cepat, sehingga reaksi obat akan cepat
terlihat.
Percobaan yang terakhir adalah dengan cara intramuscular yaitu
dengan menyuntikkan obat pada daerah yang berotot seperti paha atau
lengan atas. Keuntungan pemberian obat dengan cara ini, absorpsi
berlangsung dengan cepat, dapat diberikan pada pasien sadar atau tidak
sadar, sedangkan kerugiannya dalam pemberiannya perlu prosedur steril,
sakit, dapat terjadi iritasi ditempat injeksi.
Pada percobaan ini, kelompok kami menggunakan satu ekor
mencit dan satu ekor tikus. Masing-masing diberikan rute pemberian obat
berbeda-beda. Banyaknya volume obat yang akan diinjeksi tergantung
dengan berat badan mencit dan tikus dengan menggunakan rumus VAO.
Data yang dihasilkan untuk volume injeksi mencit berdasarkan berat
badan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi absorbsi obat pada percobaan
yang telah dilakukan dengan rute-rute pemberian dapat disebabkan oleh
beberapa hal seperti kondisi hewan uji dimana masing-masing hewan uji
sangat bervariasi mulai dari produk enzim, berat badan dan luas dinding
usus, serta proses absorbsi pada saluran cerna, dan cara penyuntikkan dan
banyak volume aqua pro injection yang diberikan pada hewan uji.
Manfaat praktikum ini dalam bidang farmasi yaitu ilmu
pengetahuan tentang absorbsi obat dalam tubuh dan juga efek-efek
farmakologi ditimbulkan obat, serta dapat menentukan dosis yang akan
diberikan kepada pasien tergantung pada kondisi pasien.
Pada percobaan yang kami lakukan, banyak terjadi kesalahan-
kesalahan sehingga efek yang dihasilkan tidak sesuai dengan literatur. Hal
ini dikarenakan cara penyuntikan yang salah dan pengambilan volume
injeksi obat yang tidak sesuai. Selain itu, disebabkan juga karena kami
disini belum begitu mahir dalam melakukan penyuntikan sehingga efek
yang dihasilkan tidak sesuai.
I. KESIMPULAN
Dalam pemberian obat ada beberapa rute yang digunakan antara
lain rute oral, intraperitoneal, subkutan, dan intramuscular. Pemberian obat
dilakukan dengan aqua pro injection. Kesalahan penyuntikan dapat
menyebabkan ketidaktepatan hasil yang diberikan kepada hewan uji,
sehingga hasil yang diperoleh pun tidak akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Katzung, Bertram G., Farmakologi Dasar dan Klinik, Salemba Medika,
Jakarta.
Ganiswara, Sulistia G (Ed), 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV. Balai
Penerbit Falkultas
Tanu, Ian. (2007). Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
Priyanto, M.B., 2010, Farmakologi Dasar Untuk Mahasiswa Farmasi dan
Keperawatan,Leskonfi: Jakarta.