Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

INFEKSI JANTUNG ( PERIKARDITIS )

Kelompok VII :

1. Pramono NIM : 7315078


2. Cholia Tugas M. NIM: 7315009
3. Sulastini NIM : 7315067
4. Ida Maf’ula NIM : 7315071

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN

A.     LatarBelakang
Perikardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput
pembungkus terdiri dari dua lapisanya itu lapisan parietal dan viseral yang bertemu
di pangkal jantung membentuk kantung jantung. Diantara dua lapisan jantung ini
terdapat lender sebagai pelican untuk menjaga agar pergesekan antara perikardium
pleura tidak menimbulkan gangguan terhadap jantung. Jantung bekerja selama kita
masih hidup, karena itu membutuhkan makanan yang di bawa oleh darah, pembuluh
darah yang terpenting dan memberikan darah untuk jantung dari aorta asendens
dinamakan arteri koronaria.
Perikardium dapat terlibat dalam berbagai kelainan hemodinamika, radang,
neoplasi, dan bawaan. Penyakit pericardium dinyatakan oleh timbunan cairan
(disebut efusi perikardium), radang (yaitu perikarditis). Perikarditis ialah penyakit
sekunder dimana pun di tubuh contohnya penyebaran infeksi ke dalam kantung peri
kareritematasus sistemik. Tetapi kadang-kadang perikarditis terjadi sebagai kelainan
primer.
Pada perikarditis, ditemukan reaksi radang yang mengenai lapisan pericardium
viseratis dan atau parietalis ditemukan banyak penyebab tetapi yang paling sering
ialah akut perikarditis non spesifik (viral), infark miokard dan uremia.
Untuk itu dalam makalah ini kelompok akan menjelaskan tentang perikarditis
beserta asuhan keperawatannya dan diharapkan bias membantu mahasiswa, tenaga
kesehatan dan masyarakat umum untuk lebih memahami tentang masalah
perikarditis.
B.     RumusanMasalah
1.  Apa Definisi dari perikarditis?
2.  Bagaimana Etiologi perikarditis?
3.   Apa patofisiologinya?
4.   Bagaimana Manifestasi Klinis, Pathways, Pemeriksaan diagnostic, serta
Penatalaksanaan medis dari perikarditis?
5.   Bagaimana ASKEP dari Perikarditis?
C.     Tujuan
1.  Memahami Definisi dari perikarditis
2.  Memahami Etiologi
3.  Memahami Patofisiologi
4.    Memahami manifestasi klinis, Pathways, Pemeriksaan diagnostic, dan
Penatalaksanaan medis
5.    Memahami ASKEP dari Perikarditis
BAB II
PEMBAHASAN

PERIKARDITIS AKUT
A.     Definisi
Perikarditis Akut (Acute Pericarditis) adalah peradangan
pada perikardium (kantung selaput jantung), yang dimulai secara tiba-tiba dan sering
menyebabkan nyeri. Peradangan menyebabkan cairan dan produk darah (fibrin, sel
darah merah dan sel darah putih) memenuhi rongga perikardium.
Perikarditis adalah peradangan lapisan luar jantung (membran tipis yang
mengelilingi jantung) (H. Winter Griffith M.D, 1994).
Perikarditis adalah peradangan pericardium parietal, pericardium viseral, atau kedua-
duanya (Arif Mansyur).
Kesimpulannya pericarditis adalah peradangan lapisan paling luar jantung baik pada
parietal atau viseral.

B.     Etiologi
Perikarditis akut memiliki bermacam-macam penyebab, mulai dari infeksi virus
sampai kanker. Penyebab lainnya adalah:
1.      AIDS
2.      Serangan jantung (infark miokardial)
3.      Pembedahan jantung
4.      Lupus eritematosus sistemik
5.      Penyakit rematik
6.      Kegagalan ginjal
7.      Cedera
8.      Terapi penyinaran
9.      Kebocoran darah dari suatu aneurisma aorta.
Perikarditis akut juga bisa merupakan akibat dari efek samping obat tertentu
(misalnya antikoagulan, penisilin, prokainamid, fenitoin dan fenilbutazon).
C.     Patofisiologi Perikarditis
Karena dekatnya proximal perikardium dengan beberapa struktur seperti
pleura, paru-paru, sternum, diafragma dan miokardium, perikarditis mungkin
diakibatkan oleh inflamasi atau proses peradangan / infeksi. Penyebab yang lain yaitu
idiophatic, virus dan dapat didiagnosa dengan baik. Adanya agent menyebabkan
inflamasi pericardial dan kerjanya meluas sampai terjadi iritasi. Kondisi dibawah
normal bila naiknya volume ciaran di atas 50 ml dalam kantong perikardial. Ketika
terjadi injury, exudat fibulu, sel darah putih dan endothelial sel dilepaskan untuk
menutupi lapisan parietal dan viseral perikardial. Gesekan antara lapisan perikardial
menyebabkan iritasi dan inflamasi sekeliling pleura dan jaringan. Exudat fibrin
mungkin lokasinya hanya pada satu tempat di jantung atau mengisi ke seluruh tempat.
Perikarditis akut dapat menjadi kering atau obstruksi vena-vena jantung dan drainage
limpha, menyebabkan rembesan fibrin exudat dan serous cairan di kantong perikardial
yang mana dapat menyebabkan terjadinya efusi purulent.
Proses radang yang terjadi dapat menimbulkan penumpukan cairan efusi
dalam rongga pericardium dan kenaikan tekanan intracardial, kenaikan tekanan
tersebut akan mempengaruhi daya kontraksi jantung, akhirnya menimbulkan proses
fibrotic dan penebalan pericardial, lama kelamaan terjadi kontriksi pericardial dengan
pembentukan cairan, jika berlangsung secara kronis menyebapkan fibrosis dan
klasifikasi.

D. Manifestasi Klinis
Biasanya perikarditis akut menyebabkan demam dan nyeri dada, yang menjalar ke
bahu kiri dan kadang ke lengan kiri. Nyerinya menyerupai serangan jantung, tetapi
pada perikarditis akut nyeri ini cenderung bertambah buruk jika berbaring, batuk atau
bernafas dalam. Perikarditis dapat menyebabkan tamponade jantung, suatu keadaan
yang bisa berakibat fatal.

E.   Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik (mendengarkan
bunyi jantung dengan stetoskop).
1.  Perikarditis dapat menyebabkan bunyi berderak yang mirip dengan bunyi keriat-
keriut sepatu kulit.
2.   Foto rontgen dada dan ekokardiografi dapat memperlihatkan banyaknya cairan di
dalam perikardium. Ekokardiografi juga dapat menunjukkan penyebabnya
(misalnya tumor) dan menunjukkan tekanan cairan perikardium pada bilik jantung
kanan. Tekanan yang tinggi merupakan tanda kemungkinan terjadinya tamponade
jantung.
3.    Pemeriksaan darah bisa menunjukkan beberapa keadaan yang menyebabkan
perikarditis, seperti leukemi, AIDS, infeksi, demam rematik dan kadar urea darah
yang meningkat yang disebabkan oleh gagal ginjal.

F.      Penatalaksanaan Medis


Penatalaksanaan dari perikarditis akut bervariasi, tergantung kepada penyebabnya.
1) Penderita kanker mungkin memberikan respon terhadap kemoterapi (obat anti
kanker) atau terapi penyinaran; tetapi biasanya penderita menjalani pembedahan
untuk mengangkat perikardium.
2) Penderita gagal ginjal mungkin akan memberikan respon terhadap perubahan
program dialisa yang dijalaninya.
3) Infeksi bakteri diobati dengan antibiotik dan nanah dari perikardium dibuang
melalui pembedahan.
4) Jika penyebabnya adalah obat-obatan, maka pemakaian obat tersebut segera
dihentikan.
5) Aspirin, ibuprofen atau corticosteroid diberikan kepada penderita yang mengalami
perikarditis berulang yang disebabkan oleh virus. Pada beberapa kasus
diberikan colchicine.
6) Jika penanganan dengan obat-obatan gagal, biasanya dilakukan pembedahan
untuk mengangkat perikardium.
PERICARDITIS KRONIS
A.     Definisi
Perikarditis Kronis (Chronic Pericarditis)adalah suatu
peradangan perikardium (kantung jantung) yang menyebabkan penimbunan cairan
atau penebalan dan biasanya terjadi secara bertahap serta berlangsung lama.
Pada perikarditis efusif kronis, secara perlahan cairan terkumpul di dalam
perikardium.

B.     Etiologi
Biasanya penyebabnya tidak diketahui, tetapi mungkin disebabkan oleh
kanker, tuberkulosis atau penurunan fungsi tiroid. 
Sebelumnya tuberkulosis adalah penyebab terbanyak dari perikarditis kronis
di AS, tetapi saat ini hanya 2% kasus yang disebabkan oleh tuberkulosis. Di Afrika
dan India, tuberkulosis masih merupakan penyebab tersering dari semua bentuk
perikarditis.

C.     Manifestasi Klinis


Gejala dari perikarditis kronis antara lain:
1.  Sesak nafas, batuk (karena tekanan tinggi pada vena paru-paru mendorong cairan
masuk ke dalam kantung-kantung udara)
2.   Kelelahan (karena kerja jantung menjadi tidak efisien).
3.   Tidak menimbulkan rasa nyeri.
4.   Bisa terjadi penimbunan cairan di perut dan tungkai.
Gejala-gejala yang dapat menjadi petunjuk penting bahwa seseorang menderita
perikarditis kronis adalah tekanan darah tinggi, penyakit arteri koroner atau penyakit
katup jantung.

D.     Pemeriksaan Diagnostik


Untuk memperkuat diagnosis dilakukan 2 prosedur berikut:
1.   Kateterisasi jantung : digunakan untuk mengukur tekanan darah di dalam bilik
jantung dan pembuluh darah utama
2.   MRI scan atau CT scan : digunakan untuk mengukur ketebalan perikardium.
Dalam keadaan normal, tebal perikardium kurang dari 0,3 cm, tetapi pada
perikarditis konstriktif kronis tebalnya mencapai 0,6 cm atau lebih.

E.      Penatalaksanaan Medis


1.   Diuretik (obat yang membuang kelebihan cairan) bisa memperbaiki gejala, tetapi
penyembuhan hanya mungkin terjadi jika dilakukan pembedahan untuk
mengangkat perikardium.
2.   85% penderita yang menjalani pembedahan mengalami penyembuhan.
Pembedahan memiliki resiko kematian sebesar 5-15%, karena itu pembedahan
hanya dilakukan jika penyakit ini telah sangat mengganggu aktivitas penderita
sehari-hari.

PERICARDITIS KONSTRIKTIF
A.     Definisi
Perikarditis konstriktif adalah suatu penyakit yang disebabkan inflamasi kronik
pada perikardium yang diikuti oleh penebalan jaringan parut serta kontraktur.
Perikarditis konstriktif kronis adalah penyakit yang jarang, yang biasanya terjadi
jika jaringan fibrosa terbentuk di sekitar jantung.  Jaringan fibrosa cenderung untuk
menetap selama bertahun-tahun, menekan jantung dan membuat jantung menjadi
mengecil.

B.     Etiologi
Etiologi dari perikarditis konstriktif adalah multipel dan sangat bervariasi.
Sebenarnya semua hal yang menyebabkan perikarditis akut dapat menyebabkan
perikarditis konstriktif kecuali demam rematik. Dari beberapa penelitian, perikarditis
konstriktif dapat disebabkan oleh :
1.      Operasi jantung sebelumnya
2.      Radiasi dada
3.      Pasca infark luas
4.      Sarkoidosis
5.      Trauma dada
6.      Infeksi virus akut (adenovirus dan coxsackie virus) atau kronis (TBC)
7.      Keganasan

C.     Manifestasi Klinis


Penemuan klinis yang khas pada pasien perikarditis konstriktif yang paling sering
adalah:
1.    Keluhan cepat lelah (fatigue) disertai dyspnoe atau orthopnoe.
2.    Dari pemeriksaan fisik didapatkan peningkatan tekanan vena jugularis.
3.    Selain itu sering didapatkan adanya asites dan hepatomegali dengan atau tanpa
edema perifer, serta efusi pleura. Kelainan ini timbul perlahan-lahan dalam
perjalanan penyakit sehingga pada awalnya sering tidak disadari oleh penderita. 
4.   Dari auskultasi ditemukan mengerasnya bunyi jantung ke-3 yang disebut
pericardial knock.

D.     Pemeriksaan Diagnostik


Dibutuhkan pemeriksaan yang teliti dan menyeluruh untuk menegakkan diagnosis
perikarditis konstriktif dengan baik dan tepat.
1.      Dari pemeriksaan laboratorium ditemukan hipoproteinemia berat dengan
penurunan albumin maupun gammaglobulin. Hal ini disebabkan oleh terjadinya
protein-losing enteropathy.
2.      Pada foto toraks terdapat kardiomegali sedang sampai berat pada sepertiga kasus,
dan dapat disertai kalsifikasi pericardium.
3.      Gambaran EKG biasanya abnormal dengan adanya perubahan gelombang T dan
segmen ST yang nonspesifik (90%), voltase kompleks QRS yang rendah (40%),
dan sering juga terdapat fibrilasi atrium (30%).
4.      USG abdomen dilakukan untuk mencari penyebab asites yang saat itu
diperkirakan disebabkan oleh penyakit hati kronis. Cairan asites juga diperiksa
baik sitologi maupun kultur untuk mencari kausa.
5.     Pemeriksaan ekokardiografi 2 dimensi dapat memperlihatkan penebalan
perikardium, pergeseran septum interatrial ke kiri, dilatasi vena kava superior
dan inferior serta vena hepatika.
6.      Pada kateterisasi jantung yaitu berupa peningkatan tekanan pada akhir diastolik
yang terjadi bersamaan pada atrium kiri, atrium kanan dan arteri pulmonalis.
7.      Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan yaitu CT scan dan MRI.       
    
E.      Penatalaksanaan Medis
Pengobatan definitif adalah perikardiektomi. Perikardiektomi memperbaiki
hemodinamik yang abnormal dan terbukti menghasilkan perbaikan klinis. Operasi
dapat dilakukan melalui 2 insisi:
1.      Sternotomi mediana : insisi sternotomi memberikan paparan yang lebih baik
untuk membebaskan ventrikel kanan dan merupakan pilihan bila akan dilakukan
cardiopulmonary bypass sedangkan Torakotomi (torakotomi anterolateral kiri
atau torakotomi anterior bilateral)  : memberikan paparan yang lebih baik untuk
membebaskan ventrikel kiri dan diafragma.
2.      Setelah insisi sternotomi, dilakukan pembebasan outflow tract yaitu arteri
pulmonalis diikuti aorta.
3.      Kemudian dilakukan pembebasan inflow tract yaitu vena kava superior dan vena
kava inferior. Hal ini dilakukan untuk mencegah pasien jatuh ke dalam edema
paru dan gagal jantung kanan jika inflow tract dibebaskan lebih dahulu.
4.      Bila pembebasan outflow tract gagal karena perlengketan berat, maka dilakukan
draping dengan preservasi arteri dan vena femoralis untuk pemasangan kanula
cardiopulmonary bypass.
Adekuat atau tidaknya reseksi dapat dinilai di dalam ruang operasi dengan mengukur
tekanan rata-rata atrium kanan dan tekanan diastolik akhir ventrikel kanan. Biasanya
terdapat regresi / penurunan cepat terhadap nilai normal. Kadang-kadang selama
periode perioperatif terdapat beberapa bukti turunnya curah jantung yang memberi
respon terhadap zat-zat inotropik seperti dopamin. Atau pada beberapa kasus, pompa
balon intraaortik diperlukan selama beberapa hari.         

ASKEP KEPERAWATAN
A.     Pengkajian
Data Dasar pengkajian klien
1.      Aktivitas / istirahat : Kelelahan, kelemahan , takikardi, penurunan TD, dispnea
dengan aktivitas.
2.      Riwayat demam rematik, penyakit jantung kongenital, bedah jantung, palpitasi,
sincope, takikardi, disritmia, friction rub perikardia ( biasanya intermitten
terdengar dibatas sternal kiri )
3.      Eliminasi                                 
Riwayat penyakit gagal ginjal, penurunan frekuensi/ jumlah urine, urine pekat
gelap.
4.      Ketidaknyamanan
Nyeri  pada dada anterior, diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakan menelan,
berbaring, hilang dengan duduk dan bersandar ke depan.
5.      Pernafasan
Nafas pendek, memburuk pada malam hari. dipsnea nokturnal, batuk, inspirasi
mengi.

B.     Diagnosa Keperawatan


1.      Nyeri berhubungan dengan inflamasi perikardium
2.      Intolerans aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung
3.      Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan akumulasi cairan
dalam kantung perikardial
4.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang inforamasi tentang proses
penyakit

C.     Implementasi Keperawatan


Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat mandiri
dan kolaboratif. Selama melaksanakan kegiatan perlu diawasi dan dimonitor
kemajuan kesehatan klien

D.     Evaluasi Keperawatan


Diagnosa NOC (Tujuan NIC (Intervensi) Implementasi
Keperawatan Kriteria Hasil)
Nyeri Rasa nyaman Mandiri : Nyeri perikarditis
berhubungan klien terpenuhi Kaji keluhan nyeri secara khas terletak
dengan dengan kriteria dada, perhatikan subternal dan dapat
inflamasi hasil : nyeri awitan dan faktor menyebar keleher dan
perikardium berkurang atau pemberat atau penurun. punggung. namun ini
hilang. Perhatikan petunjuk berbeda dari iskemia
nonverbal dari miokard / nyeri infark.
ketidaknyamanan pada nyeri ini menjadi
misalnya berbaring memburuk pada
dengan diam atau inspirasi dalam,
gelisah, tegangan otot, gerakan, atau berbaring
menangis. dan hilang dengan
duduk tegak atau
membungkuk                  
        
Jelaskan pada pasien Pemahaman pasien
tentang sebab-sebab tentang penyebab nyeri
timbulnya nyeri. yang terjadi akan
mengurangi ketegangan
pasien dan
memudahkan pasien
untuk diajak
bekerjasama dalam
melakukan tindakan.

Ciptakan lingkungan Rangsangan yang


yang tenang. berlebihan dari
lingkungan akan
memperberat rasa nyeri.

Obat –obat analgesik


dapat membantu
mengurangi nyeri
pasien dan obat
antibiotik dapat
menyembuhkan infeksi
dan mencegah
terjadinya perluasan
infeksi.

Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian analgesik
dan antibiotik.
Intolerans Menunjukkan Kaji respon terhadap Penurunan pengisian
aktivitas peningkatan yang aktivitas, perhatikan dan curah jantung dapat
berhubungan dapat diukur adanya perubahan menyebabkan
dengan dalam toleransi dalam keluhan pengumpulan cairan
penurunan aktivitas kelemahan, keletihan, dalam kantung
curah jantung dan dipsnea berkenaan perikardial pada
dengan aktivitas perikarditis

Pantau frekuensi atau Membantu menentukan


irama jantung, TD dan derajat dekompensasi
frekuensi pernafasan jantung dan pulmonal
sebelum atau setelah
aktivitas
Pertahankan tirah Meningkatkan resolusi
baring selama periode inflamasi selama fase
demam dan sesuai akut dari perikarditis
indikasi
Bantu pasien dalam Saat inflamasi atau
program latihan kondisi dasar teratasi,
progresif bertahap pasien mungkin
mekakukan aktivitas
yang diinginkan
Resiko tinggi Menunjukkan Pantau frekuensi atau Dipsnea dapat terjadi
penurunan penurunan irama jantung saat jantung berupaya
curah jantung episode dipsnea, untuk meningkatkan
berhubungan angina dan curahnya, berespon
dengan disritmia. pada demam, hipoksia
akumulasi dan asidosis karena
cairan dalam iskemia
kantung
perikardial Auskutasi bunyi Memberikan deteksi
jantung. dini dari terjadinya
komplikasi misalnya
tamponade jantung.

Anjurkan tirah baring Menurunkan beban


dalam posisi semi kerja jantung,
fowler. memaksimalkan curah
jantung.
Selidiki nadi cepat, Manifestasi klinis dari
hipotensi, penyempitan tamponade jantung
tekanan nadi, yang dapat terjadi pada
peningkatan CVP, perikarditis bila
penurunan tingkat akumulasi cairan atau
kesadaran. eksudat dalam kantung
perikardial membatasi
pengisian dan curah
jantung

Kolaborasi : Meningkatkan
Berikan oksigen ketersediaan oksigen
untuk fungsi
pericardium dan
menurunkan efek
metabolisme anaerob.

Berikan obat-obatan Dapat diberikan untuk


sesuai indikasi meningkatkan
( digitalis dan diuretik ) kontraktilitas pericard
dn menurunkan beban
kerja jantung.

Bantu dalam Prosedur dapat


pericardiosintesis dilakukan ditenpat tidur
darurat untuk menurunkan
tekanan cairan disekitar
jantung yang dapat
dengan cepat
memperbaiki curah
jantung
Siapkan pasien untuk Pericardektomy
pembedahan bila mungkin diperlukan
diindikasikan karena akumulasi cairan
perikardial berulang
atau jaringan parut dan
konstriksi fungsi
jantung.
Kurang Mengungkapkan Mandiri : Membuat data dasar
pengetahuan pemahaman Kaji tingkat pada penyuluhan
berhubungan tentang kondisi pemahaman klien kesehatan. peningkatan
dengan individu dan tentang kondisi dan gejala jantung berat
kurang kebutuhan prognosis penyakit. dapat menandakan
inforamasi individu. kebutuhan klien sksn
tentang informasi yang lebih
proses bayak atau bantuan
penyakit. perawatan diri yang
diperlukan.

Gunakan komunikasi Agar terbina rasa saling


terapeutik. percaya antar perawat-
pasien sehingga pasien
kooperatif dalam
tindakan keperawatan.

Beri informasi yang Informasi yang akurat


akurat tentang proses tentang penyakitnya dan
penyakit dan anjurkan keikutsertaan pasien
pasien untuk ikut serta dalam melakukan
dalam tindakan tindakan dapat
keperawatan. meningkatkan
pengetahuan pasien

Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data


subyektif dan obyektif yang akan menunjukkan apakah tujuan pelayanan
keperawatan sudah dicapai atau belum. Bila perlu langkah evaluasi ini merupakan
langkah awal dari identifikasi dan analisa masalah selanjutnya.
BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan

Pericarditis adalah peradangan lapisan paling luar jantung baik pada parietal atau
viseral. Perikarditis terdiri dari perikarditis akut, kronis, dan konstriktif.
Perikarditis tidak menular atau menjadi kanker, kecuali disebabkan penyebaran kanker di
tempat lain.
Adapun penyebab perikarditis belum diketahui secara pasti, akan tetapi secara umum
yang menyebabkan perikarditis oleh banyak faktor baik bisa disebabkan oleh penyakit
lain maupun infeksi dari virus.
DAFTAR PUSTAKA

1. Brashers Valentina L. 2007. Aplikasi klinis patofisiologi Jakarta : EGC


2. Doengoes. Marlyn E. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi III. Jakarta:
EGC
3. Nanda. 2010. Diagnosa Keperawatan definisi dan klasifikasi. Jakarta : EGC
4. Nanda. 2007. Diagnosa NANDA (NIC & NOC). Jakarta
5. (H. Winter Griffith M.D, 1994).
6. Potter and Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Edisi II. Jakarta : EGC
7. Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba
Medika
8. Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai