Anda di halaman 1dari 6

ROLE PLAY TENTANG PREEKLAMSIA DAN EKLAMPSIA

PERAN:
EKA KHARISMA : IBU EKA PASIEN HAMIL (152201083)
SILVIA APRIYELVA : IBU SILVI BIDAN JUNIOR (152201084)
ILAWATI : IBU ILA BIDAN SENIOR (152201085)
EKA PRIYANTI : PAK EKO SUAMI BU ILA (152201086)

Ibu Eka adalah seorang ibu rumah tangga ia tengah hamil 6 bulan anak pertama tidak
pernah keguguran baru menikah kurang lebih 1 tahun yang lalu. Ibu ila sering mengeluh sakit
kepala, pusing, mata sering kabur, bengkak di kaki dan tangan serta mual yang tak bisa
tertahankan. Kesehariannya ibu ila mengurus kebutuhan rumah tangga kadang dibantu oleh
suaminya. Ibu Ila dan Pak Eko tengah berbincang di halaman rumah.
Pak Eko : “Ma, usia kandungannya mama sudah menginjak 6 bulan. Kenapa tidak di
periksa ke Bidan tentang kondisi mama sekarang, di konsultasikan, kenapa di rumah mama
sering mual-mual dan di sertai pusing, sakit kepala”.
Ibu Eka : Iyah pa rencananya besok mama mau periksa, papa libur kerja kan?
Pak Eko : Iyah Mah besok papa kebetulan dikantor libur jadi besok papa antarin mama
ke Bidan”.
Setelah berbincang-bincang dengan suaminya, keesokan harinya ibu Eka datang ke
Bidan untuk memeriksakan keadaanya.
Ibu Eka : Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, selamat pagi ibu bidan?
Bidan Silvi : Waalaikummussalam Warahmatullahi Wabarakatuh, selamat pagi.. silahkan
masuk pak buk, silahkan duduk.
Pak Eko dan Buk Eka : Baik, Terimakasih Bu Bidan, Bidan Ila nya ada gak mbak?
Bidan Silvi : Oh ada bu, bagaimana ada keluhan apa ibu datang kemari? oh iya sampai
lupa kenalkan bu saya bidan silvi bidan baru disini..
Ibu Eka : Iya mbak saya Eka saya akhir-akhir ini sering mengeluh sakit kepala, pusing,
mata sering kabur, bengkak di kaki dan tangan serta mual yang tak bisa tertahankan.
Pak Eko : Iya mbak apakah keadaan istri dan calon bayi saya baik-baik saja mbak, saya
sebagai suami turut khawatir?
Bidan Silvi : Begini pak bu maaf sebelumnya ibu hamil sudah berapa bulan, sudah ada
buku Pink bu?
Ibu Eka : Saya hamil 6 bulan anak pertama tidak pernah keguguran mbak, buku Pink
itu apa ya mbak?
Bidan Silvi : Baik, jadi begini bu, buku Pink itu adalah Buku Kesehatan Ibu dan Anak
berisi catatan kesehatan ibu, berarti sebelumnya ibu belum pernah periksa kehamilan di
Puskesmas Bu?
Ibu Eka : Belum mbak, memang kenapa ya mbak?
Bidan Silvi : oh baik, berarti ibu juga belum pernah cek laboratotium di Puskesmas atau di
Rumah Sakit?
Pak Eko : Memang itu harus ya mbak?
Bidan Silvi : oh iya harus pak buk itu perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ibu hamil
mengalami penyakit tertentu seperti infeksi, kurang darah, darah tinggi serta untuk
mendeteksi kelainan pada janin.
Ibu Eka : oh jadi begitu ya mbak
Bidan Silvi : Iya bu, Maaf bu silahkan berbaring di tempat tidur saya akan periksa tekanan
darah ibu dan saya akan memeriksa keadaan fisik ibu. (Baik ibu setelah dilakukan
pemeriksaan Didapatkan hasil TTV: TD:150/90 mmHg, P: 90 x/m, RR:28 x/m, T: 36.7 ºC,
dan pemeriksaan fisik terdapat oedem di ekstremitas ibu). Apakah ibu ada riwayat darah
tinggi, keturunan atau kelurganya mungkin pernah?
Ibu Eka : Wajarlah mbak saya sering pusing akhir-akhir ini ternyata tekanan darah
saya tinggi, iya ibu saya dulu ada.
Bidan Silvi : Baik bu saya akan catat, dan permisi aya akan panggilkan Bidan Ila terlebih
dahulu untuk menjelaskan terkait kondisi ibu (Bidan Silvi telah memberikan informasi terkait
data pasien kepada Bidan Ila).
Sembari menunggu datangnya Bidan Ila Pasangan suami istri tersebut terlihat sangat
cemas dan khawatir.
Bidan Ila : Selamat pagi ibu...
Ibu Eka : Pagi bu bidan, bagaimana ya bu keadaan saya apakah baik-baik saja?
Bidan Ila : Begini bu setelah saya membaca hasil pemeriksaan tadi bahwasannya ibu
kemungkinan memiliki gejala Pre Eklamsi.. untuk itu ibu saya sarankan besok untuk cek
laboratorium di Puskesmas atau Rumah Sakit karena ibu juga belum pernah periksa hamil
dan cek laboratorium..
Pak Eko : Pre Eklamsi itu apa lo bu bidan kok saya gak paham?
Bidan Ila : Jadi begini pak buk Preeklamsia adalah kondisi peningkatan tekanan darah
disertai dengan adanya protein dalam urine. Kondisi ini terjadi setelah usia kehamilan lebih
dari 20 minggu. Preeklamsia harus diberikan penanganan untuk mencegah komplikasi dan
mencegahnya berkembang menjadi eklamsia yang dapat mengancam nyawa ibu hamil dan
janin. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia adalah ibu
hamil berusia lebih dari 40 tahun atau di bawah 20 tahun.

Gejala Preeklamsia
Preeklamsia umumnya berkembang secara bertahap. Tanda dan gejala yang akan
muncul seiring dengan perkembangan preeklamsia adalah:
 Tekanan darah tinggi (hipertensi)
 Proteinuria (ditemukannya protein di dalam urin)
 Sakit kepala berat atau terus-menerus
 Gangguan penglihatan, seperti pandangan kabur atau sensitif terhadap cahaya
 Nyeri di perut kanan atas
 Sesak napas
 Pusing, lemas, dan tidak enak badan
 Frekuensi buang air kecil dan volume urine menurun
 Mual dan muntah
 Bengkak pada tungkai, tangan, wajah, dan beberapa bagian tubuh lain
 Berat badan naik secara tiba-tiba

Penyebab Preeklamsia
Penyebab preeklamsia masih belum diketahui secara pasti. Meski demikian, ada
dugaan bahwa kondisi ini disebabkan oleh kelainan perkembangan dan fungsi plasenta, yaitu
organ yang berfungsi menyalurkan darah dan nutrisi untuk janin. Kelainan tersebut
menyebabkan pembuluh darah menyempit dan timbulnya reaksi yang berbeda dari tubuh ibu
hamil terhadap perubahan hormon. Akibatnya, timbul gangguan pada ibu hamil dan janin.
Meskipun penyebabnya belum diketahui, sejumlah faktor berikut ini dinilai dapat memicu
gangguan pada plasenta:
 Pernah atau sedang menderita diabetes, hipertensi, penyakit ginjal, penyakit
autoimun, dan gangguan darah
 Pernah mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
 Baru pertama kali hamil
 Hamil lagi setelah jeda 10 tahun dengan kehamilan sebelumnya
 Hamil di usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun
 Mengandung lebih lebih dari satu janin
 Mengalami obesitas saat hamil, yang ditandai dengan indeks massa tubuh (IMT) ≥30
kg/m2
 Kehamilan yang sedang dijalani merupakan hasil metode bayi tabung (in vitro
fertilization)
 Ada riwayat preeklamsia dalam keluarga

Diagnosis Preeklamsia
Tenaga Kesehatan akan menanyakan keluhan dan gejala yang dialami ibu hamil, serta
riwayat kesehatan ibu hamil dan keluarganya. Selanjutnya, nakes akan melakukan
pemeriksaan fisik menyeluruh, termasuk tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernapasan,
suhu tubuh, pembengkakan pada tungkai, kaki, dan tangan, serta kondisi kandungan. Jika
tekanan darah ibu hamil lebih dari 140/90 mmHg pada 2 kali pemeriksaan dengan jeda waktu
4 jam, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berikut untuk memastikan diagnosis
preeklamsia:
 Tes urine, untuk mengetahui kadar protein dalam urine
 Tes darah, untuk memeriksa fungsi hati, ginjal, dan jumlah trombosit darah
 Ultrasonografi (USG), untuk melihat pertumbuhan janin
 USG Doppler, untuk mengukur efisiensi aliran darah ke plasenta
 Nonstress test (NST) dengan cardiotocography atau CTG, untuk mengukur detak
jantung janin saat bergerak di dalam kandungan

Pengobatan Preeklamsia
Preeklamsia akan teratasi jika janin dilahirkan. Namun ibu hamil yang mengalami
preeklamsia akan diberikan beberapa penanganan berikut untuk mengatasi keluhan dan
mencegah komplikasi:
Obat-obatan
Sambil tetap menerapkan pola hidup sehat, nakes mungkin akan memberikan obat-obatan
berikut pada ibu hamil yang mengalami preeklamsia:
 Obat anti hipertensi
Obat antihipertensi biasanya diberikan jika tekanan darah ibu hamil sangat tinggi.
Umumnya jika tekanan darah ibu hamil masih berkisar pada 140/90 mmHg, tidak
diperlukan pemberian obat antihipertensi.
 Obat kortikosteroid
Obat ini digunakan pada preeklamsia berat atau saat terjadi sindrom HELLP. Selain
itu, obat ini dapat mempercepat pematangan paru-paru janin.
 Obat MgSO4
Pada preeklamsia berat, dokter akan memberikan suntikan MgSO4 untuk mencegah
komplikasi, seperti kejang.

Komplikasi Preeklamsia
Jika tidak ditangani, preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi, seperti:
 Eklamsia, yaitu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan
kejang
 Eklamsia didefinisikan sebagai terjadinya kejang dan / atau koma yang tidak dapat
dijelaskan selama kehamilan atau setelah melahirkan pada pasien dengan tanda dan
gejala preeklamsia. Di dunia Barat, kejadian eklamsia dilaporkan berkisar 1 dalam
3.448 kehamilan. 1-3 insiden yang dilaporkan biasanya lebih tinggi di pusat-pusat
rujukan tersier, pada kehamilan multifetal, dan pada populasi tanpa prenatal care

Pencegahan Preeklamsia
Tidak ada cara khusus untuk mencegah preeklampsia. Namun, ada beberapa hal yang bisa
dilakukan untuk menurukan risiko terjadinya preeklamsia, yaitu:
 Melakukan kontrol rutin selama kehamilan
 Mengontrol tekanan darah dan gula darah jika memiliki kondisi hipertensi dan
diabetes sebelum kehamilan
 Menerapkan pola hidup sehat, antara lain dengan menjaga berat badan ideal,
mencukupi kebutuhan nutrisi, tidak mengonsumsi makanan yang tinggi garam, rajin
berolahraga, dan tidak merokok
 Mengonsumsi suplemen vitamin atau mineral sesuai saran dokter

Bidan Ila : Apakah sudah mengerto dengan penjelasannya saya bu?


Ibu Eka : Iya bu, saya sudah sangat paham, besok saya dan suami segera
memeriksakan kehamilan saya bu.. Terimakasih banyak ya bu
Bidan Ila : Baik bu sama-sama ini saya beri vitamin dan jangan lupa di minum ya bu
segera datang ke tenaga kesehatan terdekat apabila mengeluhkan sesuatu dan rutin
melakukan periksa kehamilan..
Pak Eko : Terimakasih banyak bu bidan.. Selamat Pagi
Bidan Ila : Sama-sama, pagi..

Anda mungkin juga menyukai