Anda di halaman 1dari 15

SURVEI KONSUMSI PANGAN

“MONITORING DAN EVALUASI ASUPAN ZAT GIZI”

DISUSUN OLEH

Nama : Intri Nurfiana PO.71.31.2.18.013

Dosen pengampu : Sartono, SKM, M.Kes

Prodi : DIV Gizi Tk. II Semester IV

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Monitoring dan Evaluasi Asupan
Zat Gizi”. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua
jalan yang lurus dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi


tugas mata kuliah Survei Konsumsi Pangan dengan judul ‘Monitoring dan
Evaluasi Asupan Zat Gizi”. Disamping itu, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama pembuatan
makalah ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca. penulis mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini
agar kedepannya dapat penulis perbaiki karena penulis sadar, makalah yang
penulis buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

Palembang, 25 Juli 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

2.1 Definisi Monitoring dan Evaluasi.....................................................................3


2.2 Langkah-langkah kegiatan Monitoring dan Evaluasi.......................................4
1. Monitoring perkembangan.........................................................................4
2. Mengukur hasil..........................................................................................4
3. Evaluasi hasil............................................................................................4
4. Pencatatan laporan...................................................................................5
5. Indikator monitoring dan evaluasi gizi........................................................6
6. Lembar referensi monitoring dan evaluasi gizi..........................................7
7. Sumber data dan alat monitoring dan evaluasi gizi...................................8
8. Sistem manajemen hasil perawatan gizi...................................................9

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

3.1 Kesimpulan...................................................................................................11
3.2 Saran............................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terapi gizi merupakan bagian dari perawatan penyakit dan kondisi klinis
yang harus diperhatikan agar pemberian diet pasien harus sesuai dengan
fungsi organ, kemudian harus dievaluasi. Gizi mempengaruhi penyembuhan
penyakit pada pasien di rumah sakit. Malnutrisi berdampak pada lamanya
perawatan, terjadinya komplikasi penyakit, meningkatnya biaya pengobatan
dan kematian.Kondisi tersebut disebabkan karena ketidakseimbangan antara
asupan dan kebutuhan zat gizi.
Upaya peningkatan status gizi pasien merupakan tanggung jawab
petugas kesehatan, salah satunya adalah tenaga gizi (Ahli Gizi). Asuhan Gizi
diberikan oleh tenaga gizi berdasarkan Permenkes RI Nomor 26/2013, yang
dimaksud Tenaga Gizi adalah : Nutrisionis (Technical Register Dietisien/TRD)
dan Dietisien (Register Dietisien/RD). Instalasi Gizi RS mempunyai 4 (empat)
tugas pokok yaitu : Pelayanan asuhan gizi rawat inap, Pelayanan asuhan gizi
rawat jalan, Penyelenggaraan Makanan & Dietetik, Penelitian &
Pengembangan
Pelayanan asuhan gizi rawat inap merupakan pelayanan gizi yang dimulai
dari proses Asesmen gizi (pengkajian gizi), Diagnosis gizi, Intervensi gizi,
Monitoring dan Evaluasi gizi, yang sering disingkat ADIME (Asesmen,
Diagnosa, Intervensi, Monitoring & Evaluasi). Sebelum dilakukan asesmen
gizi (pengkajian gizi), diperlukan skrining gizi untuk mengetahui risiko
penurunan status gizi.Jika hasil skrining menyatakan pasien berisiko terjadi
penurunan status gizi, maka dilakukan dukungan gizi melalui Proses Asuhan
Gizi Terstandar (PAGT) atau Nutrition Care Process (NCP).Pada saat ini
dituntut pelayanan gizi yang berkualitas sesuai dengan standar Nasional dan
Internasional.
Monitoring dan evaluasi adalah salah satu tahap dalam asuhan gizi yang
sangat bergantung pada intervensi. Begitu pula intervensi sangat bergantung
pada diagnosis, dan diagnosis sangat bergantung pada asesmen dari ahli
gizi tersebut.

1
Jika intervensi yang diberikan kurang tepat, maka monitoring dan evaluasi
yang diberikan pun kurang tepat. Tujuan dari monev adalah untuk
menentukan bagaimana perkembangan dan hasil yang diperoleh setelah
dilakukan intervensi.
Monitoring dan evaluasi dapat mengidentifikasi kondisi pasien setelah di
diagnosis dan setelah diberi intervensi.dalam monitoring dan evaluasi,
terdapat indikator asuhan gizi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
perubahan pasien.

1.2 Rumusan Masalah 

1. Apa definisI monitoring dan evaluasi ?


2. Jelaskan 8 langkah-langkah kegiatan monitoring dan evaluasi ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi monitoring dan evaluasi.


2. Untuk mengetahui langkah-langkah kegiatan monitoring dan evaluasi .

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Monitoring dan Evaluasi Gizi

Monitoring and evaluasi merupakan suatu proses yang fleksibel. Dalam


proses ini seorang pelaksana gizi memilih standar acuan yang paling tepat.
Tujuan yang ingin dicapai oleh pelaksana gizi didasarkan pada kondisi
pasien/klien dan didasarkan pula pada kondisi perawatan pasien/klien. Tidak
semua pasienklien akan dapat mencapai tujuan sesuai dengan standar yang
ditetapkan nasional.

Seperti contoh, asupan sodium tiap hari sesuai dengan pedoman diet
untuk orang amerika adalah <2,300 mg. Pada kenyataannya pengurangan
mungkin dilakukan agar lebih sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Contoh lain, pelaksana gizi menetapkan preskripsi diet yaitu 4,000 mg
sodium tiap hari, dan mengevaluasi perkembangan pasien/klien terhadap
preskripsi diet ini. Komponen yang kedua dari tahap evaluasi adalah melihat
seluruh gambaran dari proses asuhan gizi dengan menggunakan beberapa
indikator dan menentukan dampak keseluruhan indikator pada keberhasilan
yang dicapai oleh pasien/klien. Atau dengan kata lain pada proses ini akan
dilakukan penilaian dampak dari semua intervensi terhadap kondisi
kesehatan pasien/klien.

Tipe-tipe kemampuan berpikir kritis yang sangat diperlukan dalam Monitoring


dan Evaluasi gizi :

 Pemilihan berbagai indikator atau pengukuran yang tepat


 Menggunakan standar yang tepat untuk dijadikan sebagai
pembanding
 Menjelaskan di mana pasien/klien sekarang dalam terminologi dari
hasil yang diharapkan
 Menerangkan perbedaan dari hasil yang diharapkan
 Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat membantu atau
mengganggu perkembangan pasien/klien

3
 Memutuskan antara memberhentikan atau melanjutkan proses
asuhan gizi

2.2 Langkah-langkah kegiatan Monitoring dan Evaluasi Gizi.


Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi dilakukan untuk mengetahui respon
pasien/klien terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya. 8 langkah
kegiatan monitoring dan evaluasi gizi, yaitu :
1. Monitoring perkembangan yaitu kegiatan mengamati perkembangan
kondisi pasien/klien yang bertujuan untuk melihat hasil yang terjadi
sesuai yang diharapkan oleh klien maupun tim. Kegiatan yang berkaitan
dengan monitor perkembangan antara lain :
 Mengecek pemahaman dan ketaatan diet pasien/klien
 Mengecek asupan makan pasien/klien
 Menentukan apakah intervensi dilaksanakan sesuai dengan
rencana/preskripsi Diet.
 Menentukan apakah status gizi pasien/klien tetap atau berubah
 Mengidentifikasi hasil lain baik yang positif maupun negatif
 Mengumpulkan informasi yang menunjukkan alasan tidak adanya
perkembangan dari kondisi pasien/klien

2. Mengukur hasil.
Kegiatan ini adalah mengukur perkembangan/perubahan yang terjadi
sebagai respon terhadap intervensi gizi. Parameter yang harus diukur
berdasarkan tanda dan gejala dari diagnosis gizi.

3. Evaluasi hasil
Berdasarkan ketiga tahapan kegiatan di atas akan didapatkan 4 jenis
hasil, yaitu :
1) Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi yaitu tingkat
pemahaman, perilaku, akses, dan kemampuan yang mungkin
mempunyai pengaruh pada asupan makanan dan zat gizi.

4
2) Dampak asupan makanan dan zat gizi merupakan asupan
makanan dan atau zat gizi dari berbagai sumber, misalnya
makanan, minuman, suplemen, dan melalui rute enteral maupun
parenteral.
3) Dampak terhadap tanda dan gejala fisik terkait gizi merupakan
Pengukuran yang terkait dengan antropometri, biokimia, dan
parameter pemeriksaan fisik
4) Dampak terhadap pasien/klien terhadap intervensi gizi yang
diberikan pada kualitas hidupnya.

4. Pencatatan Pelaporan
Pencatatan dan laporan kegiatan asuhan gizi merupakan bentuk
pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan dan komunikasi.
Terdapat berbagai cara dalam dokumentasi antara lain:

a. Assessment Diagnosis Intervensi Monitoring & Evaluasi (ADIME).


Format ADIME merupakan model yang sesuai dengan langkah
PAGT

b. Jenis Diet
Pada umumnya pasien masuk ke ruang rawat sudah dibuat
permintaan makanan berdasarkan pesanan/order diet awal dari
dokter jaga/ penanggung jawab pelayanan (DPJP). Dietisien
bersama tim atau secara mandiri akan menetapkan jenis diet
berdasarkan diagnosis gizi. Bila jenis diet yang ditentukan sesuai
dengan diet order maka diet tersebut diteruskan dengan dilengkapi
dengan rancangan diet. Bila diet tidak sesuai akan dilakukan usulan
perubahan jenis diet dengan mendiskusikannya terlebih dahulu
bersama (DPJP).

c. Modifikasi diet
Modifikasi diet merupakan pengubahan dari makanan biasa
(normal). Pengubahan dapat berupa perubahan dalam konsistensi;
meningkatkan/menurunan nilai energi; menambah/mengurangi jenis

5
bahan makanan atau zat gizi yang dikonsumsi; membatasi jenis
atau kandungan makanan tertentu; menyesuaikan komposisi zat
gizi (protein, lemak, KH, cairan dan zat gizi lain); mengubah
jumlah ,frekuensi makan dan rute makanan. Makanan di RS
umumnya berbentuk makanan biasa, lunak, saring dan cair.

d. Jadwal Pemberian Diet


Jadwal pemberian diet/makanan dituliskan sesuai dengan pola
makan

e. Jalur makanan
Jalur makanan yang diberikan dapat melalui oral dan enteral atau
parenteral .

5. Indikator Monitoring dan Evaluasi Gizi


Ahli gizi dapat membuat penilaian mengenai kemajuan dari
asuhan gizi yang dilakukan yang dapat dibandingkan dengan indikator
pengukuran yang sesuai dengan kriteria dan skala kondisi masing-
masing pasien.
A. Kriteria yang mempengaruhi monitoring dan evaluasi:
1. Preskripsi gizi atau hasil yang diharapkan (seperti perubahan
perilaku gizi bukan hanya perubahan pandangan terhadap gizi
saja)
Preskripsi gizi adalah diet yang direkomendasikan dan/
makanan yang dipilihkan berdasarkan standar yang ada atau
pedoman diet sesuai dengan kondisi pasien serta diagnosis
gizinya. Misal seorang pasien dengan berat badan normal
yang mempunyai kadar serum LDL sebesar 150 mg/dL.
Preskripsi dietnya yaitu <30% kal/kkal/kJ lemak dan <10%
kal/kkal/kJ lemak jenuk. Jika perilaku dapat berubah sesuai
dengan yang diharapkan maka pasien/klien berhasil.

6
2. Standar referensi (misal skala nasional, institusi nasional,
standar tertentu yang saling berkaitan )

Seorang ahli gizi harus mempunyai standar gizi yang biasa


dipakai secara umum dan sesuai dengan pengukuran laboratorium,
contoh-contoh referensi standar:

a) Standar nasional untuk masyarakat atau sekelompok pasien/klien


atau penyakit tertentu: DRIs (Dietary Reference Intakes); asupan
gizi, US Dietary Guidelines; pedoman makan nasional atau
pedoman gizi khusus unruk penyakit tertentu; misal yang dibuat
oleh American Society of Parenteral dan Enteral Nutrition dll
b) Standar institusi, misal pedoman khusus yang digunakan untuk
mengevaluasi perubahan berat badan pasien/klien geriatri
c) Standar tertentu yang saing berkaitan, misal hukum dengan
pedoman gizi untuk suatu masyarakat tertentu, misal untuk
asuhan gizi jangka panjang atau standar akreditasi dan sertifikasi
tertentu

Seorang dietitian memilih standar referensi yang paling tepat


sesuai dengan hasil yang diharapkan dari asuhan gizi yang dilakukan
pada pasien/klien

B. Skala
Setelah memilih indikator yang tepat dan sesuai dengan kriteria
langkah selanjutnya yaitu mengevaluasi perubahan yang terjadi
dengan menggunakan sebuah skala. Seorang ahli gizi harus bisa
tahu tingkat reliabilitas dan ke validitas dari sebuah indikator dan
skala yang dapat menunjukkan pengaruh asuhan gizi. Hal ini
dibutuhkan untuk mengetahui kesesuain hasil capaian dengan yang
diharapkan sehingga tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.

6. Lembar referensi monitoring dan evaluasi gizi


Beberapa komponen-komponen dokumentasi dianjurkan
sepanjang proses perawatan gizi berjalan. Dokumentasi adalah proses

7
berkelanjutan yang mendukung semua tahap yang ada. Dokumentasi
yang relevan dan tepat waktu itu penting, tetapi akan tidak lengkap jika
tidak mencakup laporan spesifik dari pasien yang sekarang dalam
perawatan.
Kualitas dokumentasi untuk monitoring and evaluation mencakup :
1. Tanggal dan waktu
2. Indikator yang diukur, hasil, dan metode untuk memperoleh
pengukuran
3. Kriteria untuk indikator yang digunakansebagaipebanding
4. Faktor yang memfasilitasi atau menghambat proses
5. Hasil positif atau negatif lainnya
6. Rencana kedepannya untuk perawatan gizi, pemantauan gizi, dan
penindak lanjutan atau pemberhentian

7. Sumber data dan alat monitoring dan evaluasi gizi

Untuk proses monitoring and evaluation pasien / klien, berikut data


dan alat yang dapat digunakan :

 Kuesioner pasien/klien
 Survei-survei
 Pretest dan posttest
 Wawancara pasien / klien / anggota keluarga
 Pengukuran antropometri
 Hasil tes biokimia dan medis
 Peralatan asupan makanan dan gizi (Food Model)

Alat-alat ini dapat digunakan dalam pertemuan dengan pasien


secara individu atau berkelompok, atau ketika pertemuan itu dilakukan
melalui telepon atau melalui komputer. Pengumpulan dimonitoring dan
dievaluasi dengan menggunakan bentuk track.

8
8. Sistem manajemen hasil perawatan gizi
Monitoring and evaluasi gizi diterapkan kepada pasien / klien
secara individu dan secara kelompok. Pemilihan data monitoring dan
evaluasi gizi untuk pasien / klien secara individu bergantung terutama
pada diagnosis gizi dan intervensi gizi. Pada pemilihan indikator untuk
monitoring dan evaluasi untuk pasien/klien dilakukan pertimbangan
terhadap data yang dapat digunakan selama pengumpulan untuk
menilai kualitas pelayanan yang diberikan kepada kelompok tertentu
atau pasien. Pemilihan untuk pemantauan juga dapat dipengaruhi oleh
stategi dari tujuan fasilitas dan rencana peningkatan kualitas, regulasi
sertifikasi persyaratan lembaga.
Kumpulan indikator data perawatan gizi dapat dilaporkan ke bagian
administrasi, bagian pembayaran, organisasi peningkatan kualitas dan
lainnya yang memutuskan dana perawatan kesehatan.

Keuntungan dari pengumpulan data meliputi:


 Menyediakan perbaikan proses dan pemahaman terhadap
perkembangan apa yang berhasil dan yang tidak
 Dapat digunakan untuk studi hasil pengukuran dan keiginan
peningkatan kualitas.
 Menghubungkan proses perawatan dan pemanfaatan sumber
daya.
 Memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi dan
menganalisis penyebab dari hasil dan kinerja yang kurang
optimal
 Mempertegas informasi untuk dicantumkan dalam sistem data
terpusat yang relevan dengan perawatan gizi.
 Dapat digunakan untuk mengukur kontribusi pangan dan gizi
secara profesional dalam proses perawatan.

Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pengumpulan indikator


data perawatan gizi dan pertimbangan yang diperlukan antara lain :

9
 Metode untuk mengumpulkan hasilnya, misal, record asupan
selama 3 hari dibandingkan recall 24 jam.
 Sumber data, misalnya, pasien / klien, keluarga / pengasuh,
grafik, record sampingan.
 Komponen intervensi (misalnya, jenis, durasi, dan intensitas)
 Tingkat pengetahuan dan penguasaan terhadap gizi

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Monitoring and evaluasi gizi menggambarkan perkembangan dari
pasien/klien selama mengikuti proses asuhan gizi yang didasarkan pada
pemilihan beberapa indikator dan standar secara hati-hati. Pelaksanan gizi ini
menggunakan alat-alat serta menjelaskan perkembangan dari pasien/klien
dan hasil yang dicapai dari proses asuhan gizi. Pada bagian ini juga dapat
diketahui seberapa besar kontribusi dari pelaksana gizi dalam meningkatkan
kesehatan pasien/klien dan juga dalam bagian ini digambarkan cara-cara
yang efektif dalam proses intervensi gizi yang terstruktur.

3.2 Saran

Profesi ahli gizi diharapkan dapat berkontribusi dengan menggunakan


ilmu yang didapatnya untuk meningkatkan kesehatan para pasien/klien yang
dijumpai dengan menggunakan intervensi-intervesi yang ada.

11
DAFTAR PUSTAKA

Akademi Nutrisi dan Diet. 2013. Manual Referensi Dietetik dan Gizi Internasional
(IDNT). Edisi keempat. Chicago: Akademi Nutrisi dan Diet.

http://dianirianita.blogspot.com/2016/06/monev-ncp.html?m=1

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/568/4/03%20Chapter2%20-%20BAB%20II
%20Tinjauan%20Pustaka.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai