Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN

HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN

MENINGKATKAN KONSENTRASI SISWA TERHADAP MATERI


MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PADA PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN PENERAPAN MEMBACA
INTENSIF DI KELAS IV SDN 017 BUKIT BESTARI TANJUNGPINANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) PDGK4501

OLEH
JUWITA
NIM. 856071845

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT BATAM
2020
HALAMAN JUDUL

MENINGKATKAN KONSENTRASI SISWA TERHADAP MATERI


MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PADA PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN PENERAPAN MEMBACA
INTENSIF DI KELAS IV SDN 017 BUKIT BESTARI TANJUNGPINANG

OLEH
JUWITA
NIM. 856071845

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing pada tanggal 31 Mei 2020 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Mengesahkan,

Kepala UPBJJ-Batam Supervisor 1

ELIAKI GULO, SE., M.M. JEFRI KAMIL, M.Pd.


NIP. 19760205 200812 1 001 NIP. 19710110 199304 1 002

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : JUWITA


NIM : 856071845
Program Studi : S- 1 PGSD
Tempat mengajar : SDN 017 Bukit Bestari
Jumlah Siklus Pembelajaran : 2 (Dua) Siklus
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Siklus 1, Selasa, 14 April 2020
Siklus 2, Selasa, 5 Mei 2020

Masalah yang Merupakan Fokus Perbaikan adalah:


Meningkatkan kosentrasi siswa terhadap materi menemukan gagasan utama pada
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan penerapan membaca
intensif di kelas IV SDN 017 Bukit Bestari Tanjungpinang.

Menyetujui, Bintan, 31 Mei 2020


Supervisor 1, Mahasiswa

Jefri Kamil, M.Pd. Juwita


NIP. 19710110 199304 1 002 NIM. 856071845

iii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktek


Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk
memenuhi mata kuliah PKP pada Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka
(UT) seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai norma,
kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau bagian laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya
sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Bintan, 16 Mei 2020


Yang membuat pernyataan,

JUWITA
NIM. 856071845

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kepada penulis dalam menyelesaikan Laporan Rencana Perbaikan Pembelajaran
dengan baik dan tepat waktunya. Laporan ini merupakan persyaratan yang harus
diselesaikan dalam tugas dari mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional
(PKP) PDGK 4501.
Peneliti menyampaikan terima kasih atas saran, masukan, motivasi dalam
keadan wabah covid 19 yang saat ini saya jalani yang harus mengerjakan
perkulihan secara online dan di rumah sajadan rasa hormat kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan PKP ini tidak terlepas dari
bimbingan dan bantuan supervisor 1, dan teman sejawat yang telah membantu
saya. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Kepala Dinas DIKPORA Kabupaten Bintan yang telah mendukung
Pelaksanaan Program S1 PGDS di Kabupaten Bintan.
2. Ibu Safariah, BA. Selaku pengelola yang telah berusah payah mengelola S1
FKIP PGSD dan para tutor.
3. Bapak Jefri Kamil, M.Pd selaku supervisor 1 yang yang telah banyak
membantu, memberi bimbingan, saran, dan dukungan dalam pelaksaanan
pembuatan lapora hasil perbaikan pembelajaran.
4. Kepada kepala sekolah SD Negeri 017 Bukit Bestari, Bapak Syafarrudin,
S.Pd. Selaku atasan di intansi peneliti bekerja. Terima atas pengertian yang
telah memberi kesempatan serta dukungannya kepada peneliti.
5. Kepada orang tau peneliti, terima kasih untuk kasih sayang sepanjang hidup
serta bantuan materil yang telah di berikan kepada peneliti. Peneliti sadar tidak
akan mampu membalas semua itu. Ananda Riansyah dan Tito Hardinata,
kalianlah alasan terbesar peneliti untuk segera dalam penyusun laporan ini.
6. Teman-teman sejawat Arfina Hanum, Titiek, Samsul, dan semua pihak yang
telah memberikan motivasi yang telah diberikan. Semua pihak yang tidak
mungkindi sebutkan satu persatu.
Akhirnya peneliti mengucapkan terima kasih, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kitasemua.

Bintan, 31 Mei 2020


Penulis,

JUWITA
NIM. 856071845

v
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................ ii


Lembar Pengesahan .............................................................................................. iii
Lembar Pernyataan Bebas Plagiat ......................................................................... iv
Kata Pengantar ........................................................................................................ v
Daftar Isi ................................................................................................................ vi
Daftar Tabel .......................................................................................................... vii
Daftar Lampiran .................................................................................................. viii
Abstrak .................................................................................................................. ix
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
C. Tujuan Perbaikan ........................................................................................ 5
D. Manfaat Perbaikan ...................................................................................... 5
BAB II. Kajian Pustaka
A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD .......................................... 7
B. Menemukan Gagasan Utama .................................................................... 11
C. Membaca Intensif ...................................................................................... 13
D. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.............................................................. 16
BAB III. Pelaksanaan Perbaikan
A. Informasi Subjek Penelitian ...................................................................... 20
B. Deskripsi per Siklus .................................................................................. 21
BAB IV. Hasil dan Pembahasan
A. Pelaksanaan Siklus .................................................................................... 26
B. Pembahasan dari setiap Siklus .................................................................. 38
BAB V. Simpulan dan Saran
A. Simpulan ................................................................................................... 42
B. Saran .......................................................................................................... 42
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 44

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Jadwal Kegiatan ................................................................................... 20


Tabel 4.1: Lembar Observasi Aktivitas Gurusiklus I........................................... 28
Tabel 4.2: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I........................................ 29
Tabel 4.3: Hasil Evaluasi Siswa Siklus I ............................................................. 30
Tabel 4.4: Lembar Observasi Aktivitas Guru siklus II ........................................ 34
Tabel 4.5: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ...................................... 35
Tabel 4.6: Hasil Evaluasi Siswa Siklus II ............................................................ 36

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Perencanaan Perbaikan Pembelajaran


Lampiran 2 : RPP Prasiklus
Lampiran 3 : Rekapitulasi Nilai Belajar Siswa Prasiklus
Lampiran 4 : RPP Siklus I
Lampiran 5 : Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
Lampiran 6 : Lembar Pengamatan Siklus I
Lampiran 7 : Lembar Refleksi Siklus I
Lampiran 8 : RPP Siklus II
Lampiran 9 : Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
Lampiran 10 : Lembar Pengamatan Siklus II
Lampiran 11 : Lembar Refleksi Siklus II
Lampiran 12 : Jurnal Pembimbingan
Lampiran 13 : APKG-1 Siklus 1
Lampiran 14 : APKG-2 Siklus I
Lampiran 15 : APKG-1 Siklus II
Lampiran 16 : APKG-2 Siklus II

viii
ABSTRAK

Juwita. 2020. Meningkatkan kosentrasi siswa terhadap materi menemukan


gagasan utama pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan
penerapan membacaintensif di kelas IV SDN 017 Bukit Bestari Tanjungpinang.

Kata Kunci: Konsentrasi, Pembelajaran, Membaca

Dalam mengajar, guru cenderung lebih menekankan pada penguasaan materi,


sehingga mengesampingkan proses belajar siswa. Seharusnya proses belajar
yang baik itu dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif, bermakna
dan menyenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi
siswa dalam menemukan gagasan utama dengan penerapan membaca intensif
siswa kelas IV SDN 017 Bukit Bestari Tanjungpinang. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas 4 khususnya kelas 4 yang peneliti ampu yaitu kelas 4-A.
Jumlah siswa kelas 4-A adalah 25 orang yang terdiri atas 15 orang laki-laki dan
10 orang perempuan.Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam
menemukan kalimat utama sebuah paragraf pada pembelajaran Bahasa Indonesia
yaitu dengan teknik pengumpulan data berupa observasi dan tes. Dikarenakan
penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas maka penelitian ini dilakukan
melalui beberapa tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Dari hasil
penelitian, peneliti mengambil simpulan bahwa penerapan membaca intensif
dapat meningkatkan kosentrasi siswa dalam menemukan gagasan utama tiap- tiap
paragraf sebuah bacaan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini
mengharapkan guru dapat menggembangkan penerapan membaca intensif pada
konsep-konsep yang lainnya.

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang disampaikan seseorang
kepada orang lain, agar dapat mengetahui apa yang menjadi maksud dan tujuan,
sebagai identitas manusia dalam kehidupan bermasyarakat sehari- hari. Dengn
mengunakan satu alat yakni bahasa yang belum terungkap dan di ungkapkan,
adanya bahasa manusia dapat membuat sesuatu terasa nyata dan terungkap.
Proses dalam pembinaan bahasa Indonesia merupakan tugas wajib seorang
pendidik, untuk berperan penting bagi peserta didik tingkat sekolah dasar serta
peran peran penting dalam lingkungan keluarga. Proses pengembangan bahasa di
tingkat dasar yang perlu pembinaan bahasa baik dan benar. Maka penerapan
membaca sejak dini di sekolah dasar di utamakan. Begitu juga guru harus bisa
memberikan contoh kegemaran membaca buku kepada siswa.
Membaca adalah aktivitas pencarian informasi melalui lambang-lambang
tertulis. Membaca adalah suatu proses menalar. Dengan membaca kita mencoba
mendapatkan dan memproses informasi, hingga mendapatkan menjadi sebuah
pengetahuan.Pengetahuan itu sendiri akhirnya menjadi suatu dasar untuk
dinamisasi kehidupan, mempelihatkan eksistensinya, berjuang mempertahankan
hidup dan mengembangkan dalam bentuk sains dan teknologi sebagai kebutuhan
hidup manusia.
Membaca adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara cermat dan
teliti terhadap teks bacaan.Bertujuan untuk mendapatkan informasi untuk memilih
salah satu atau beberapa pokok pikiran yang paling tepat untuk di jadikan inti sari
persoalan.Terjadinya interaksi antara pembaca dan yang dituliskan merupakan hal
yang akan berpengaruh pada pembaca, sehingga pembaca dapat memaknai
bacaannya dengan melakukan kegiatan yang nyata yang disebutkan dalam bacaan.
Kegiatan membaca akan lebih baik jika pembaca mempunyai
2

kemampuan dalam membaca. Kemampuan membaca tiap orang berbeda-beda


tergantung dari pengalamannya.
Keterampilan membaca di SD dibedakan atas dua tahap yaitu
keterampilan membaca di kelas rendah dan keterampilan membaca di kelas
tinggi.Keterampilan membaca di kelas rendah untuk kelas 1 dan 2 yang disebut
membaca permulaan.Sedangkan keterampilan membaca untuk kelas tinggi yaitu
kelas 3 sampai 6 disebut membaca lanjut atau membaca pemahaman.Tingkatan
membaca pemahaman lebih tinggi daripada membaca permulaan.Tujuan dari
membaca pemahaman atau membaca lanjut.
Lalremruati (2019) menegaskan bahwa membaca intensif adalah jenis
bacaan yang mengharuskan pembaca untuk membaca dengan intensif penuh
konsentrasi. Jenis-jenis bacaan ini selalu memiliki tujuan tertentu.Tujuannya
adalah untuk mencapai informasi dari teks yang sedang dibaca.Dapat
dibandingkan dengan bacaan yang luas, dimana pembaca membaca untuk
kesenangan saja.
Dalam membaca intensif ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu,
membaca dengan jeli, pesiapan diri dan mempertimbangkan referensi. Yang
pertama membaca dengan jeli hal ini dimaksudkan agar tidak adanya kesalah
pahaman dalam informasi yang didapat karena tidak mmbaca dengan secara jeli.
Yang kedua pesiapan diri merupakan hal yang penting dalam membaca, tapi
tidak dengan persiapan diri yang matang akan banyak kekurangan yang
didapatkan. Kemungkinan kita harus siap secara mental, menerima informasi
yang apa bila belum siap informasi yang akan didapatkan tidak akan maksimal.
Yang terakhir adalah mempertimbangkan referensi, dalam membaca kita
butuhkan banyak referensi agar dapat memahami bacaan secara tepat, Tarigan
(2008).
Kemampuan menemukan ide pokok paragraf temasuk dalam lingkup
membaca.Kemampuan yang diharapkan dijabarkan dalam standar kompentensi
dasar untuk memaksimalkan kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia salah
satunya yaitu pada aspek membaca. Dalam aspek membaca siswa memperoleh
informasi yang mereka perlukan dengan cepat dan tepat. Di samping pengenalan
3

huruf, kata dan kalimat salah satu tujuan membaca adalah tercapainya
kompetensi siswa menemukan kalimat utama paragraf yang mengandung ide
pokok. Ada pun indikator kemampuan berpikir dalam menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan teks bacaan, mampu memahami dan menjelaskan isi teks,
mampu menganalisis setiap paragraf dan menemukan kalimat utama dan ide
pokoknya.
Ide pokok atau pikiran pokok paragraf yang ada dari isi kalimat yang
membentuk paragraf.Ide pokok merupakan intisari dari bacaan.Dalam setiap
paragraf yang baik terdapat satu kalimat utama yang berisikan ide pokok dan
sejumlah kalimat penjelas atau pikiran penjelas yang merupakan penjabaran dari
gagasan utama /ide pokok. Gagasan utama, ide pokok dan kalimat pokok
mengandung makna yang sama, yaitu mengacu pada kalimat utama. Maka peneliti
meneliti masih ada siswa yang membaca dan menentukan gagasan utama dalam
teks bacaan siswa kelas IV tidak teliti.Kemampuan siswa belum maksimal
menemukan gagasan utama dalam teks bacaan disebabkan oleh metode di
gunakan guru dalam pembelajaran yang monoton sehingga membuat siswa
merasa jenuh. Kurangnya kemampuan siswa dalam pemahaman masih kurang
dalam membacanya, mengembangkan minat yang besar dalam proses membaca,
mempengaruhi seberapa besar minat membaca siswa. Kurangnya motivasi siswa
untuk menemukan hal yang di anggap penting.Siswa tidak teliti memberikan
tanda garis bawah pada bacaan yang penting.
Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada budi
pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang
sesuai dengan standar kompetesi lulusan pada setiap satuan pendidikan.
Melalui implementasi kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus
berbasis karakter, dengan pendekatan tematik dan kontekstual diharapkan
peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan mengunakan
pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi
nilai-nilai karater dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-
hari.
4

Dengan melihat rekap nilai pelajaran bahasa Indonesia di kelas IV SDN


017 Bukit Bestari Tanjungpinang, khususnya materi tentang menemukan gagasan
utama dengan menggunakan metode membaca intensif dapat disimpulkan 70%
siswa sebagian besar siswanya pendiam dan pasif. Nilai mereka rata-rata di
bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 65. Bila diberi tugas untuk
membaca teks dan menunjukkan letak kalimat utama dalam suatu paragraf pada
teks bacaan serta menemukan gagasan utama dalam teks bacaan dengan waktu
kurang lebih 5 menit masih sukar untuk memahami isi teks tersebut.
Dalam mengajar, guru cenderunglebih menekankan pada penguasaan
materi, sehingga mengesampingkan proses belajar siswa. Seharusnya proses
belajar yang baik itu dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif,
bermakna dan menyenangkan (Pitadjeng, 2006).
Sebagai guru, harus bisa memahami seperti apa dunia anak. Dunia
anak tidak terlepas dari permainan. Perkembangan bermain anak usia SD
menurut Hurlock memasuki tahapan Play Stage/tahap bermain bagi anak,
kegiatan bermain adalah suatu kegiatan yang serius, tetapi mengasyikkan (Conny
R Semiawan, 2008). Bermain merupakan suatu kebutuhan bagi anak dalam masa
perkembangannya.
Dengan ini peneliti tertarik untuk meningkatkan konsentrasi siswa kelas
IV SDN 017 Bukit Bestari Tanjungpinang dalam menemukan gagasan utama
dengan menggunakan penerapan membaca intensif.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan yang ada dalam
penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a. Proses belajar mengajar cenderung berpusat pada guru sebagai
penyampai materi.
b. Siswa cenderung pasif dan pendiam maka minat membaca rendah
dalam mengikuti pembelajaran.
c. Belum menerapkan metode membaca intensif
d. Kurangnya bimbingan orang tua terhadap pembelajaran ketika
belajar di rumah.
5

2. Analisis Masalah
Untuk menfokuskan kajian dalam penelitian ini, maka permasalahan
yang akan diteliti perlu dibatasi sehingga masalah yang dijadikan objek
penelitian akan lebih terarah dan mendalam pengkajiannya. Penelitian ini
akan dibatasi pada meningkatkan konsentrasi siswa terhadap materi
menemukan gagasan utama pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
menggunakan penerapan membaca intensif di kelas IV SDN 017 Bukit
Bestari Tanjungpinang.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini dirumuskan”.Bagaimana
meningkatkan konsentrasi siswa dalam menemukan gagasan utama dengan
penerapan membaca intensif siswa kelas IV SDN 017 Bukit Bestari
Tanjungpinang?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Sesuai dengan permasalahan pokok di atas tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah meningkatkan konsentrasi siswa dalam menemukan
gagasan utama dengan penerapan membaca intensif siswa kelas IV SDN 017
Bukit Bestari Tanjungpinang.

D. ManfaatPenelitian Perbaikan Pembelajaran


Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat secara Teoritis.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepada
pembaca tentang penerapan metode meningkatkan konsentrasi siswa dalam
menemukan gagasan utama dengan penerapan membaca intensif.
2. Manfaat secaraPraktis
Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas IV ini diharapkan
dapat memberikan manfaat yang berarti bagi siswa, guru dan sekolah sebagai
6

suatu sistem pendidikan yang mendukung peningkatan proses kegiatan


belajar mengajar siswa.
a. Bagi siswa
1) Siswa lebih berkonsentrasi dan tertarik terhadap pembelajaran muatan
bahasa Indonesia materi menemukan gagasan utama dan mampu
meningkatkan hasil belajar siswa.
2) Pelajaran bahasa Indonesia dalam menemukan gagasan utama dengan
membaca intensif lebih meningkat.
3) Siswa lebih aktif dalam belajarBahasa Indonesia
b. Bagi guru :
1) Menambah pengetahuan tentang pemanfaatan metode membaca intensif
2) Guru lebih termotivasi untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang
bermanfaat bagi perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran
Bahasa Indonesia.
c. Bagi Kepala Sekolah
1) Sebagai masukkan atau informasi bagi kepala sekolah dalam rangka
mengambil.
2) Suatu kebijakan untuk mengarahkan guru-guru agar mencoba
menerapkan.
3) Model pembelajaran baru untuk membantu meningkatkan prestasi
belajar siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD


Hakikat pendidikan bahasa Indonesia adalah merupakan pelajaran di
semua jenjang pendidikan di sekolah dasar (SD). Maka dari itu bahasa Indonesia
menjadi mata pelajaran formal karena bahasa Indonesia memiliki keberadaan
yang penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan
bahasa Nasional serta bahasa pemersatu sangat berperan besar dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Aspek penting yang perlu diajarkan kepada para
siswa di sekolah. Saat itulah mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak
masih di bangku SD karena dari itulah diharapkan siswa mampu menguasai,
memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Seperti
membaca, menyimak, menulis dan berbicara. Hal tersebut sesuai dengan yang di
sampaikan kurikulum pembelajran bahasa Indonesia (Resmini, dkk.2009)
bahwa Pembelajaran bahasa Indonesia dan sastra Indonesia dilaksanakan dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia tidak bisa diberikan begitu saja kepada
siswa tanpa mempertimbangkan hal-hal tertentu. Di dalam proses pembelajara
bahasa Indonesia guru harus memperhatikan beberapa faktor agar pembelajaran
bahasa dapat berjalan dengan baik. Guru sebagai perencana dan pelaksana
perencanaan dalam merancang pembelajaran. Pembelajaran bahasa diharapkan
membantu peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan semua bidang
studi. Pembelajarann bahasa Indonesia diharapkan membantu peserta didik
mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan,
dan persamaan dalammasyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dengan baik
dan benar. Hal tersebut dilakukan baik secara lisan maupun tulisan, serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Menurut pendapat Resmini,dkk. (2009), faktor yang harus di perhatikan
secara cermat ialah tujuan pembelajaran, guru, materi ajar, metode, dan faktor
8

lingkungan. Saat itu pembelajaran bahasa Indonesia harus berlandaskan pada


landasan pembelajaran bahasa Indonesia. Menurut Resmini ,ddk. 2009,
mengemukakan bahwa, Di Sekolah Dasar, landasan pembelajaran bahasa
Indonesia melalui landasan formal berupa kurikulum, filosofis, ideal , wawasan
teoritik konseptual dan landasan operasional berupa buku bahasa Indonesia.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan pembelajaran yang
dilakukan dengan memperhatikan faktor serta landasan pembelajaran bahasa
Indonesia dapat mempermudahkan guru untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sesuai dengan UU RI No.20 tahun 2003 Bab II pasal 3 yang berbunyi, “ Tujuan
pendidikan Nasional yaitu berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrastis serta
bertanggung jawab” (Syaripudin,ddk, 2012).
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan
penguasaan, pengetahuan, ketrampilan, berbahasa, serta sikap positif terhadap
bahasa dan sastra Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia di SD dilaksanakan
secara terpadu. Pembelajaran secara terpadu seharusnya dilaksanakan sesuai
dengan cara anak memandang dan menghayati dunianya. Oleh karena itu dalam
pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa dapat memahami secara rasional
serta konsep yang terkait denganpembelajaran bahasa Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran mendasar yang
sudah diajarkan sejak TK sampai perguruan tinggi. Bahasa Indonesia mempunyai
peran penting dalam proses pembelajaran di sekolah dasar mempunyai
karakteristik berbagai sumber belajar (Djuanda, 2006): a.Menggunakan
pendekatan komunikatif ketrampilan proses, tematis integratif, dan kurikulum. b.
Mengutamakan variasi, kealamian, kebermaknaan fleksibelitas. c.Penggunaan
metode. d. Memberi peluang untuk menggunakan berbagai sumber belajaran.
Di mulai dikenalkan di tingakat sekolah dasar sejak kelas 1 SD, maka
mata pelajaran bahasa Indonesia diberikan disemua jenjang pendidikan
9

formal. Standar kompetensi mata pembelajaran bahasa Indoneisa bersumber


pada hakikat pembelajaran bahasa yaitu belajar bahasa (belajar berkomunikasi)
dan belajar sastra (belajara menghargai manusia dan nilai kemanusiaan). Selain
meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam berbahasa Indonesia juga
harus mampu menciptakan daya manusia yang telah di jelaskan dalam tujuan
pendidikan nasional.
Asal katanya konsentrasi dan dalam bentuk kata benda,
concentrationartinya pemusatan. Konsentrasi adalah pemusatan pikiran pada
suatu hal dengan cara menyampingkan hal-hal lain yang tidak berhubungan.
Siswa yang berkonsentrasi belajar dapat diamati dari beberapa tingkah lakunya
ketika proses belajar mengajar Slamento (2010).
Menurut pendapat lain konsentrasi yaitu kemampuan untuk memusatkan
perhatian secara penuh pada persoalan yang sedang dihadapi. Konsentrasi
memungkinkan individu untuk terhindar dari pikiran-pikiran yang
mengganggu ketika berusaha untuk memecahkan persoalan yang sedang
dihadapi. Pada kenyataannya, justru banyak individu yang tidak mampu
berkonsentrasi ketika menghadapi tekanan. Perhatian mereka malah terpecah-
pecah dalam berbagai arus pemikiran yang justru membuat persoalan menjadi
semakin kabur dan tidak terarah Siswanto (2007).
Engkoswara (2012) menjelaskan klasifikasi perilaku belajar yang dapat
digunakan untuk mengetahui ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi adalah
sebagai berikut:
a. Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang menjadi masalah pengetahuan,
informasi, dan masalah kecakapan Intelektual. Pada perilaku kognitif ini,
siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat dilihat melalui :
1) Kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila diperlukan.
2) Komprehensif dalam penafsiran informasi yang di perlukan.
3) Mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dari masalah yang dihadapi.
4) Mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang diperoleh.
b. Perilaku afektif, yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi. Pada perilaku
ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat dilihat dari :
10

1) Adanya penerimaan, yaitu tingkat perhatian tertentu.


2) Respon yaitu keinginan untuk mereaksi bahan yang diajarkan.
3) Mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebagai integrasi dari
suatu keyakinan, ide dan sikap seseorang.
c. Perilaku psikomotor. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi
belajar dapat dilihat dari adanya :
1) Adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk
guru,
2) Komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-gerakan yang
penuh arti.
d. Perilaku berbahasa. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi
belajar dapat ditangani adanya aktivitas berbahasa yang terkoordinasi
dengan baik dan benar.
Menurut Puwanto (2010), ada beberapa hal yang dapat meningkatkan
kosentrasi yaitu:
a. Memberikan kerangka waktu yang jelas dalam membaca teks.
b. Mencegah siswa agar tidak terlalu cepat berganti dari satu tugas ke tugas
yang lain.
c. Mengurangi jumlah gangguan dalam kelas saat membaca.
d. Memberikan umpan balik dengan segera agar siswa bersemangat.
e. Merencanakan tugas yang lebih sedikit dalam membaca.
f. Menetapkan tujuan dengan memberikan hadiah agar siswa lebih
termotivasi dalam proses belajar mengajar.
Karakteristik pertama anak sekolah dasar adalah senang bermain sehingga
menuntut guru untuk merancang model pembelajaran yang bermuatan permainan.
Menurut Hermawan (2014), Permainan disini diartikan sebagai kegiatan yang
menyenangkan dan juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran bagi siswa.
Tujuan utamanya adalah memudahkan siswa dalam menerima pembelajaran
dikelas dengan cara yang menarik untuk menarik perhatian siswa.
11

Dari pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahawa yang dimaksud


dengan kosentrasi adalah pemusatan perhatiaan, pikiran, jiwa, dan fisik pada suatu
hal yang akan di pelajari siswa. Maka siswa dapat belajar dan menyenangkan.

B. Menemukan Gagasan Utama


Kita telah mengetahui letak sebuah gaasan utama yaitu di dalam kalimat
utama dalam sebuah paragraf , menentukan kalimat utama, mebaca dengan cermat
kalimat demi kalimat yang ada pada teks bacaan. Setelah siswa membaca teks
secara keseluruhan dalam paragraf. Sedangkan kalimat penjelas adalah kalimat
khusus yang mendukung kalimat utama. Dengan membaca secara cermat kita
akan menemukan mana kalimat utama dan kalimat penjelas.

1. Pengertian Gagasan Utama


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ide/gagasan adalah
rancangan yang tersusun di pikiran. Artinya sama dengan cita-cita. Gagasan
dalam kajian filsafat yunani maupun filsafat Islam menyangkut suatu
gambaran imajinasi utuh yang melintas cepat dan menjadi inti dasar yang
pengembangan sebuah paragraf yang mana letak gagasan utama bisa dapat di
awal kalimat, di akhir atau di tengah paragraf yang keberadaanya antara awal dan
dii akhir paragraf. Gagasan utama juga dikatakan sbagai ide pokok dari sebuah
paragraph yang keberadaanya memiliki ciri-ciri yang paling umum diantra
kalimat lainya. Gagasan pokok biasanya akan membahas inti permasalahan
dalam sebuah paragaf. Ciri-ciri gagasan utama pada suatu teks bacaan kalimat
utamanya mendominasikan keseluruh paragraf, berfokus pada isi dari topik suatu
paragraf dan kalimatnya tidak dapat berdiri sendiri memerlukan bantuan kata
sambung dalam pembentukan kalimatnya.
Cara menemukn gagasan utama sangat di perlukan membaca dengan
cermat dan pahami kalimat demi kalimat dalam paraagraf yang di cermati secara
keseluruhan teks bacaan. Temukan kalimatutama pada setiap paragraf dalam teks,
kalimat utama adalah kalimat yang bersifat umum dan mengandung gagasan
pokok. Sementara kalimat penjelas yakni kalimat khusus yang mendukung
12

kalimat utama itu oleh karna itu di perlukan kalimat-kalimat penjelas pada
paragraf dalam teks bacaan. Setelah menemukan kalimat utaama pada setiap
paragraf maka inti kalimat itu dengan cara mengambil subjek dan predikat maka
dapat disimpulkan gagasan utamanya dan contoh gagasan utama di awal paragraf,
tengah paragraf dan akhir paragraf yang di tentukan.
Ide pokok atau pikiran pokok paragraf ialah kesimpulan yang ditarik dari
isi kalimat-kalimat yang membentuk paragraf itu. Ide pokok merupakan intisari
sebuah bacaan. Dalam setiap paragraf yang baik terdapat satu kalimat utama
yang berisi ide pokok dan sejumlah kalimat penjelas yang berisi penjelas atau
pikiran penjelas yang merupakan penjabaran dari ide pokok.
Pokok pikiran, ide pokok, dan kalimat pokok mengandung makna yang
sama, yaitu mengacu pada kalimat utama. Kalimat utama atau kalimat topik
adalah perwujudan pernyataan ide pokok paragraf dalam bentuk umum dan
abstrak. Dengan contoh, pokok pikiran yang disampaikan penulis “taman itu
bagus”. Ide Pokok pikiran itu dituangkan dalam sebuah kalimat utama yang
bentuknya boleh bervariasi. Contohnya sebagai berikut : Banyak orang
mengakui bahwa taman itu termasuk taman yang bagus, Taman kecil di depan
rumahnya amat bagus. Dan sejak dulu sampai sekarang taman itu tetap bagus.
Dari pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan gagasan utama adalah Ide-ide yang menjadi inti dari suatu paragraf.
Gagasan penjelasialah ide-ide yang dikembangkan dari gagasan utama, penjelas
dapat terdiri dari beberapa kalimat yang di sesuaikan dan yang di sampaikan pada
gagasan utama. Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal dan di akhir
paragraf dinamakan sebagai paragraf.

2. Cara Menemukan Ide Pokok Paragraf


Paragraf merupakan kumpulan dari beberapa kalimat yang memiliki
kesatuan makna. Kalimat-kalimat dalam satu paragraf harus menggambarkan
hubungan dan menunjukan ikatan untuk mendukung satu gagasan dan pikiran
sebagai pokok pikiran. Jos daniel parera (1991). Sebuah paragraf mempunyai
maksud dan tujuan tertentu. Tujuan itu akan tampak dalam salah satu kalimat
13

paragraph tersebut. Paragraf mempunyai satu kalimat topik, yakni kalimat yang
mengandung gagasan utama/ide pokok paragraf tersebut.Jadi, untuk menemukan
ide pokok dalam paragraf maka, harus terlebih dahulu memahami dan
mengerti letak sebuah kalimat topik/ kalimat utama.
Cara untuk menemukan ide pokok yaitu: membaca secara seksama
keseluruhan bacaan dan memahami inti bahasanya. Namun, untuk
mempermudah tujuan dalam menemukan ide pokok setiap paragrafnya maka,
cukup membaca setiap paragraf yang dibutuhkan kemudian cari dimana letak
kalimat utama yang menjadi pokok kalimat paling penting dalam paragraf
tersebut dan disitulah etak dari ide pokoknya. Dan pembaca tinggal merumuskan
ide pokok paragraf tersebut dengan bahasa pemahamanya sendiri. Ide pokok
suatu bacaan dapat disampaikan secara tersurat maupun tersirat, untuk ide pokok
yang disampaikan saecara tersurat isi ide pokoknya terdapat pada bacaan dengan
di sampaikan secara langsung.
Sedangkan untuk ide pokok yang disampakan secara tesirat, isi ide pokok
bacaan tidak disampaikan secara langsung, melainkan melalui kalimat yang
menyinggung ide pokok bacaan serta dapat memberi info yang di perlukan dan
bisa memperbandingkan isi dari bacaan yang sudah di baca dengan kosentrasi
siswa. Membaca dapat disimpulkan sebagai proses dari indera mata, mulut dan
pikiran yang berproses mengartikan serta memproses artii yang terdapat dalam
tulisan atau bacaan. Kita sering membaca bebagai macam tulisan salah satunya
dengan membaca teks bacaan.Ide pokok atau gagasan utama memiliki hubungan
yang cukuup erat dengan kalimat utama.Letak kalimat utama tidak selalu berada
di awal.Kalimat utama bisa di awal, tengah, dan di akhir. Sehingga mengetahui
kalimat utama dari paragraf yang di berikan akan membantu dalam menetukan ide
pokok paragraf.

C. Membaca Intensif
Menurut Henry Guntur Tarigan (2008) mengartikan membaca intensif
adalah mengembangkan serta meningkatkan ketrampilan para pelajar dalam :
a) Memperluas pengalaman, b) Mengajarkan bunyi dan makna kata serta
14

mengajarkan bunyi dan makna kata, c) Mengajarkan hubungan bunyi bahasa dan
lambing, d) Membantu siswa memahami struktur kalimat, e) Mengajarkan
ketrampilan-ketrampilan pemahaman, f) Membantu siswa meningkatkan
kecakapan dalam membaca tanpa gerak bibir, menyesuaikan kecepatan
membaca dengan tingkat kesukaran bacaan, dan dapat membaca 180 patah kata
pada bacaan fiksi pada tingkat dasar.
Menurut Henry Guntur Tarigan, (2008) ” Menjelaskan tujuan membaca
intensif adalah usaha untuk memperoleh sukses dalam pemahaman penuh
terhadap argumen-argumen yang logis, urutan retoris atau pola-pola simbolis,
nada tambahan yang bersifat emosional dan sosial, pola-pola sikap dan tujuan
sang pengarang.
Sejalan dengan pendapat Farida Rahim, (2008) “Menjelaskan tujuan
membaca intens di SD adalah usaha untuk menyempurnakan membaca nyaring,
mengidentifikasi strategi yang cocok, memprbaharui pengetahuannya tentang
topik bacaan, menkaitkan informasi baru dengan informasi yang telah
diketahuinya, memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis,
mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, menampilkan suatu eksperimen atau
mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara
lain, dan mempelajari struktur teks, dan dapat menjawab beberapa pertanyanyang
sepesifik. Setelah proses membaca intensif dilaksanakan siswa harus dapat
diketahui sampaidimanapemahaman dan hasil belajarnya.
Maka dari berbagai pengalaman belajar yang memungkinkan siswa
dapat mengembangkan kemampuan ketrampilan berbahasa dengan baik.
Kompetensi dasar dalam pembelajaran membaca intensif teks agak panjang,
sedang indikatornya dari hasil belajar membaca intensif adalah: a. Kemampuan
siswa menjawab pertannyaan dengan tepat. b. Kemampuan membuat
kesimpulan isi bacaan teks agak panjang dengan benar. c. Kemampuan
menceritakan hasil kesimpulan di depan kelas dengan runtut. (Farida Rahim,
2008).
Untuk dapat memahami kemampuan berbahasa Indonesia pada diri siswa
dapatlah kita lihat hubungan keterkaitan aspek ketrampilan berbahasa Indonesia
15

antaralain: Ketrampilan menyimak merupakan kemampuan terpenting bagi anak


dalam membaca secara instensif seperti yang dijelaskan oleh Henry Guntur
Tarigan (2008) beberapa hubungan penting antara membaca dengan menyimak,
antaralain: 1) Pembelajaran dalam membaca yang diberikan oleh guru melalui
bahasa lisan, dan kemampuan anak untuk menyimak dengan pemahaman penting
sekali. 2) Menyimak merupakan cara atau modal utama bagi pelajaran lisan
(verbalized learning) pada tahap permulaan sekolah, untuk melanjutkan ke
sekolah yang lebih tinggi banyak melalui menyimak dari pada membaca.3)
Walaupun menyimak pemahaman (listening comprehension) lebih unggul
daripada membaca pemahaman (reading comprehension), anak-anak sering gagal
untuk memahaminya dan tetap menyimpan/memaki/menguasai sejumlah fakta
yang mereka dengar. 4) Oleh karena itu, para pelajar membutuhkan bimbingan
dalam belajar menyimak lebih efektif dan lebih teratur lagi agar hasil pengajaran
itu baik. 5) Kosa kata atau perbendaharaan kata menyimak yang sangat terbatas
mempunyai kaitan dengan kesukaran-kesukaran dalam belajar membaca secara
baik. 6) Bagi para pelajar yang lebih besar atau tinggi kelasnya, korelasi antara
kosa kata baca dan kosa kata simak (reading covabulary dan listening vocabulary)
sangat tinggi, mungkin 80% atau lebih. 7) Pembeda-bedaan atau diskriminasi
pendengaran yang jelek acapkali dihubungkan dengan membaca tidak efektif dan
mungkin merupakan suatu faktor pendukung atau faktor tambahan dalam
ketidakmampuan dalam membaca (poor reading). 8) Menyimak turut membantu
anak menangkap ide utama yang diajukan oleh pembicara; bagi pelajar yang lebih
tinggi kelasnya, membaca lebih unggul dari pada menyimak sesuatu yang
mendadak danpemahaman informasi yang terperinci.
Di dalam proses belajar mengajar guru diharap memiliki kemampuan
dalam memilih pendekatan atau strategi mengajar, dengan ketepatan pemilihan
pendekatan atau strategi diharapkan siswa dapat belajar secara efektif dan
efisien sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
16

D. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia


1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang berperan penting dalam
Republik Indonesia serta bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pembelajaran
bahasa Indonesia di Sekolah Dasar nerdasarkan standar kompotensi kurikulum
2006 secara umum di kembangkan menjadi ketrampilan berbahasa yang meliputi,
mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa dapat melaksanakan secara
terpadu dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Merupakan kosentrasi siswa yang
menggambarkan pendengaran pengetahuan berbahasa dan sikap positif terhadap
bahasa Indonesia dalam pembelajaran. Bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia denga
baikdanbenar, baik secara lisan mau pun tulisan. Serta mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa dapat memahami
secara rasional serta konsep-konsep yang terkait dengan pembelajaran bahasa
Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran mendasar
yang sudah di ajarkan sejak TK sampai dengan perguruan tinggi. Bahasa
Indonesia mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran. Kurikulum
bahasa Indonesia di SD mempuunyai karakteristk. Pelajaran bahasa Indonesia
mulai dikenal di tingkat sekolahh dasar sejak kelas 1 SD. Mata pelajranbahasa
Indonesia di berikan disemua jejang pendidikan formal. Pembelajaran bahasa
yaitu belajar bahasa berkomunikasi dan belajar menghargai manusia dan nilai-
nilai kemanusiaan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran bahasa Indonesia di SD adalah pembelajaran yang di laksanakan
secara terpadu. Selain itu juga di arahkan untuk meningkatkan kemampuan
berkomunikasipeserta didik.Pedoman pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah
dasar mengacu pada undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006 tentang standar isi, secara garis besar pembelajaran bahasa Indonesia
di sekolah dasar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
17

berkomunikasi dalam bahasa Indonesia denganb aik dan benar, serta


menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia


Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar peraturan Memteri
Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar isi menyebutkan bahwa mata
pelajaran bahasaIndonesia di Sekolah di Dasar memiliki tujuan sebagai berikut;
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisiensesuai dengan etika yang berlaku,
baik secaralisan maupun tulisan.
b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara.
c. Memahami bahasa Indonesia dan nmenggunakan dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan.
d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta emosionaldan sosial.
e. Menikmati danmemanfaatkan karya satra untuk memperluas wawasan,
budi perkerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa.
f. Menghargai danmenggembangkan sastra Indonesia sebagai budaya dan
intelektual manusia Indonesia.
Berdasarkan tujuannya pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kosentrasi dan kemampuan peserta didik dalam mendengarkan
dengan baik dan benar. Kesatuan yang erat sekali hubunganya dengan proses
yang mendasari bahasa Indonesia dalam ruang lingkup membaca intensif, untuk
menggali ilmu pengetahuan yang akan di kembangkan. Pembelajaran bahasa
Indonesia telah mencakup seluruh aspek kebahasaan, maka siswa di tuntut mampu
berkomunikasi secara efektif dan dapat membantu siswa untuk mengenal dirinya
sendiri. Pembelajaran bahasa Indonesia dapat membuat siswa lebih terampil
dalam berbahasa Indonesia siswa di harapkan mampu membaca dan memperluas
wawasanmereka.
18

Dari pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran


bahaasa Indonesia di SD adalah siswa dapat mengembangkan ketrampilan
berbahasa Indonesia sesuai dengan ketrampilan kebutuhan dan minatnya, sebagai
guru uuntuk mengembangkan potensi bahasa Indonesia siswa sesuai dengan
kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswa. Selain itu pembelajaran
bahasa adalah memiliki peran sentral dan perkembangan intelektual, sosial dan
emosianal peserta didik untuk penunjang keberhasilan semua bidang
studi.Ketrampilan berkomunikasi secara efektif siswa dalam berbahasa dengan
sopan santun.

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia


Perkembangan bahasa Inonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta diidik dalam berkomunikasi dengan baik dan benar , secara
lisan dan tulisan serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
manusia Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan mencakup komponen kemampuan berbahasa dan
kemampuan bersastra yang meliputi (a) aspek medan saling mendengarkan, (b)
aspek berbicara, (c) aspek membaca, (d) aspek menulis, (e)kesastraan dan (d) kosa
kata (Depdikbud: 2006) keempat aspek tersebut merupakan satu kesatuan dan
saling berhubungan dengan proses yang mendasari bahasa. Pembelajaran bahasa
adalah memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial dan
emosional peserta didik. Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan
berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek budaya dan khazanah
manusia.
Dari pendapat di atas, penelitii menyimpulkan bahwa ruang lingkup
pembelajaran Bahasa Indonesia adalah Berdasarkan kesimpulan bahwa
pembelajran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar diharapkan siswa mendapatkan
bekal yang baik untuk mengembangkan dirinya dalam pendidikan dalam hidup
bermasyarakat. Dalam bidang pengetahuan yang siswa miliki serta pemahaman
dasar kebahasaan bahasa baku dan mempunyai sikap positif terhadap bahasa
19

Indonesia. Berkomunikasi dengan baik danbenar, serta secara lisan mau pun
tulisan.
20

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Informasi Subjek Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 017 Bukit Bestari
TanjungpinangJalanParamuka lorong Nias.Penelitian ini dilakukan di kelas IV.

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap. Adapun jadwal penelitian
dapat dilihatditabel berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan
Maret April Mei
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
1 Pra siklus √ √ √
2 Siklus 1 √
3 Siklus 2 √

3. Mata Pelajaran
Penelitian ini terfokuspada mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya
pada materigagasan utama. Yaitu meningkatkan konsentrasi siswa dalam
menemukan gagasan pokok dengan menggunakanmembaca intensif.

4. Kelompok
Penelitian inidilaksanakan pada kelas 4.Khususnya di kelas yangditeliti
yaitukelas 4-Apada Tahun Pelajaran 2019/2020.

5. Karakteristik Anak
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 khususnya kelas 4yang peneliti
ampu yaitu kelas 4-A. Jumlah siswa kelas 4-A adalah 25 orang yang terdiri atas
21

15 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Kelas 4-A termasuk kelas yang anak-
anaknya aktif dalam hal yang baik, meski pun ada beberapa anak yang kurang
baik dalam waktu belajar, senang bermain di dalam kelas ketika ditinggalgurunya
(misal saat ditinggal sebentar masih ada beberapa anak yang ribut), ada juga
beberapa anak yang masih berbicara saat belajar ketika sedang mengerjakan
tugas,maka dari itu masih kurangnya kosentrasi anak dalam pembelajaran, suka
menggangu teman sehingga menimbulkan keributan yang mempengaruhihasil
belajar anak-anak tersebut.Tetapi saat guru ada di dalam kelas keributan
berkurang beberapa anak yang masih bising.
Pada penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan pada pembelajaran
Bahasa Indonesiakhususnya pada materi tentang meningkatkan konsentrasi siswa
dalam menemukan gagasan utama dengan menggunakan penerapan membaca
intensif.Karena ini salah satu materi yang sekitar 75% anak mendapatkan nilai di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas.Karakteristik siswa yang telah
dijelaskan di atas itu jugalah yang menyebabkan hasil belajar siswa
rendah.Sehingga peneliti ingin melakukan perbaikan dalam pembelajaran agar
dapat memperbaiki hasil belajar siswa sesuai apa yang diharapkan.

B. Deskripsi per Siklus

Gambar 3.1 Siklus Pelaksanaan PTK


1. Rencana
Dalam tahap perencanaan atau persiapan tindakan ini, langkah-langkah
yang dilakukanadalah sebagai berikut:
a. Menyusun Silabus;
22

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPP-


Perbaikan);
c. Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan
siswaselama pembelajaran;
d. Guru mempersiapkan teks bacaan atau cerita yang akan dipahami
pesertadidik;
e. Meminta kesedian observer untuk menjadi pengamat, agar penerapan
membaca intensifdapat berjalan dengan lancar.

2. Pelaksanan
Langkah-langkah penerapanmembaca intensif sebagai berikut:
a) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari;
b) Guru membagikan teks bacaan;
c) Siswa mengamati teks bacaan yang telah dibagikan oleh guru;
d) Siswa diberi waktu 5-10 menit untuk membaca teks bacaan tersebut
secara teliti atau sungguh-sungguh (intensif);
e) Siswa sambil membaca menggaris bawahi hal-hal yang dianggap
penting;
f) Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat dari teks
bacaan yang diamatinya;
g) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
teks bacaan yang mereka amati;
h) Guru menugaskan siswa untuk menyimpulkan teks bacaan secara
keseluruhan (mencatat ide pokok pada setiap paragraf, dari paragraf
satu sampai dengan selesai untuk menemukan kesimpulan hasil
membaca intensif);
i) Untuk menguji pemahaman siswa terhadap teks bacaan yang telah
mereka amatidan baca, guru memberikan pertanyaan lisan dan tulis.

Langkah-langkah ini dilaksanakan untuk siklus 1 dan seterusnya.Langkah-


langkah ini dapat dikurangi atau ditambahkan sesuai hasil refleksi pada siklus
sebelumnya.
23

3. Pengamatan/Pengumpulan Data/Instrumen
Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat yang bertindak sebagai
pengamat untuk mengamati proses pembelajaran berlangsung dikelas.
Pengamatan dilakukanberdasarkan lembar observasiyang telah diberikan.
Teknik pengumpulandata pada penelitian ini berupa:
a) Tes
Tes dilakukanuntuk menentukan nilai dari hasil pengajaran. Tes yangdigunakan
dalam penelitian adalah tes akhir.Tes akhirdigunakan untuk mengetahui sejauh
manapeserta didik memahami suatumateri yang telah diberikan.
b) Observasi
Untuk mengetahui aktivitas guru selama pembelajaran melalui penerapan
membaca intensif diperoleh melalui lembar observasi dan untuk mengetahui
aktivitas siswa selama pembelajaran melalui penerapan membaca intensif
diperoleh melalui lembar observasi juga.
Instrumen penelitian pada penelitian ini berupa lembar observasi yaitu
lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Selain itu ada juga perangkat tes untuk
menguji pemahaman siswa setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan
menerapkan membaca intensif.Format lembar observasi aktivitas guru sebagai
berikut.
No Aktivitas yang Diamati Ada Tidak
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru
2. Guru membagikan teks bacaan
3. Guru memberi waktu kepada siswa untuk membaca
sungguh-sungguh atau teliti teks bacaan yang sudah
dibagikan
4. Guru meminta siswa menggaris bawahi hal-hal yang
dianggap penting pada teks bacaantersebut
5. Guru mengajukan pertanyaan sehubungan dengan teks
bacaan tersebut
6. Guru meminta siswa membuat rangkuman dengan
menggunakan bahasanya sendiri
24

7. Guru meminta siswa menyimpulkan teks bacaan secara


keseluruhan (mencatat ide pokok pada setiap paragraph
untuk menemukan kesimpulan)
8. Guru memberikan tes akhir
9. Guru menutup kegiatan pembelajaran
Jumlah
Rata-rata

Rumus mencari rata-rata persentase aktivitas guru

Format lembar observasi aktivitas siswa sebagai berikut.


No Aktivitas yang Diamati Ada Tidak
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru
2. Siswa mengamati dan membaca teks bacaan yang telah
dibagikan secara teliti
3. Siswa menggaris bawahi hal-hal yang dianggap penting
pada teks bacaan
4. Siswa bertanya sehubungan dengan teks bacaan
5. Siswa menanggapi pertanyaan yang disampaiakan teman
6. Siswa membuat rangkuman dengan menggunakan
bahasanya sendiri sesuai teks bacaan
7. Siswa menyimpulkan teks bacaan secara keseluruhan
(mencatat ide pokok pada setiap paragraf untuk
menemukan kesimpulan)
8. Siswa bertanya hal-hal yang belum dipahami usai
pelaksanaan pembelajaran
Jumlah
Rata-rata
25

Rumus mencari rata-rata persentase aktivitas siswa

4. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi
dalam proses pembelajaran pada setiap siklus, jika dalam suatu siklus terdapat
kekurangan yang menyebabkan kemampuan membaca intensif siswa belum
meningkat maka akan dilakukan perbaikan, proses pembelajarannya akan
dilakukan pada siklus berikutnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Siklus
Pelaksanaan siklus merupakan gabungan dari beberapa langkah seperti
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Keempat tahapan inilah yang
membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan yang beruntun.

1. Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan meliputi menyusun
silabus danRPPsesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan, serta Lembar
Kerja Siswa (LKS) dan soal tes, kemudian dengan menyiapkan lembar observasi
aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

b. Pelaksanaan
Siklus Pertama dilaksanakan pada tanggal 14 April 2020. Materi
pembelajaran yang dibahas adalah gagasan utama dengan teks bacaan yang
diamati berjudul “Suku Bangsa Indonesia”. Indikator yang dicapai pada siklus 1
adalah menemukan gagasan utama tiap paragraf bacaan “Suku Bangsa Indonesia”,
dan menuliskan gagasan utama tiap paragraf bacaan “Suku Bangsa Indonesia”.
Aktivitas yang diamati adalah aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan penerapan
membaca intensif.Aktivitas guru diobservasi sedemikian rupa yaitu oleh teman
sejawat, sedangkan aktivitas siswa diobservasi oleh observer dan dibantu oleh
guru.Aktivitas guru tersebut adalah gambaran pelaksanaan pada kegiatan
awal,kegiatan inti, dan kegiatan akhir proses pembelajaran. Untuk lebih jelas
gambaran kegiatan pembelajaran pada siklus pertama dapat di jelaskansebagai
berikut:
27

1) Kegiatan Awal
- Guru mengucapkan salam saat memasuki ruang kelas;
- Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan mengisi daftar hadir;
- Melanjutkan dengan berdoa sebelum memulai pembelajaran yang
dipimpin oleh ketua kelas;
- Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan;
- Guru mengarahkan siswa untuk mengamati orang-orangdi sekitar
sekolah;
- Mengajukan pertanyaan pendahuluan:
a. Apakah pengertian yang di maksud dengan membaca intensif?
b. Apakah kalian pernah membaca buku/artikel tentang suku bangsa
di Indonesia?
- Menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yng akan dicapai;
- Menyampaikan cakupan materi sesuai silabus;
2) Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan materi yang akan di pelajari;
- Guru memberikan teks bacaan yang berjudul “Suku Bangsa di
Indonesia”
- Siswa mengamati teks yang sudah di bagikan oleh guru;
- Guru meminta siswa untuk bertanya tentang teks bacaan yang mereka
amati;
- Guru menjawab pertanyaan siswa dan menjelaskan kembali jawaban
siswa agar tidak keliru;
- Guru menjelaskan kembali yang di pelajari;
- Setiap siswa membuat tugas dan rangkuman masing-masing teks bacan
yang di amati;
- Guru memberikan beberapa tes dari teks bacaan;
3) Kegiatan Penutup
- Siswa mampu mengemukan hasil belajar hari ini;
- Guru memberikan penguatan dan kesimpulan;
28

- Guru memberikan soal pos tes untuk mengetahui kemampuan akhir


siswa;
- Guru melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan:
a. Bagaimana perasaan kalian selama mengikuti pembelajaran hari
ini?
b. Apakah yang paling kalian sukai dari pembelajaran hari ini?
c. Apakah yang sudah kalian ketahui tentang gagasan utama?
- Diakhiri dengan salam dan doa penutup di pimpin oleh ketua kelas;
Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, maka hasil observasiaktivitas
guru dan aktivitas siswa pada siklus pertama ini disajikan di bawah ini.

c. Observasi
1) Aktivitas Guru
Aktivitas guru yang diamati terdiri atas 9 aspek.Observasi dilakukan oleh
observer atau teman sejawat.Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru
pada siklus pertama dapat dijelaskan dibawah ini.
Tabel 4.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru
No Aktivitas yang Diamati Ada Tidak
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru √
2. Guru membagikan teks bacaan √
3. Guru memberi waktu kepada siswa untuk membaca √
sungguh-sungguh atau teliti teks bacaan yang sudah
dibagikan
4. Guru meminta siswa menggaris bawahi hal-hal yang √
dianggap penting pada teks bacaan tersebut
5. Guru mengajukan pertanyaan sehubungan dengan teks √
bacaan tersebut
6. Guru meminta siswa membuat rangkuman dengan √
menggunakan bahasanya sendiri
7. Guru meminta siswa menyimpulkan teks bacaan secara √
29

keseluruhan (mencatat ide pokok pada setiap paragraph


untuk menemukan kesimpulan)
8. Guru memberikan tes akhir √
9. Guru menutup kegiatan pembelajaran √
Jumlah 6 3
Rata-rata 66,67% 33.33%
Keterangan:
1. 89-100 = Sangat Baik
2. 77-88 = Baik
3. 65-76 = Cukup
4. Kecil dari 65 = Kurang

2) Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa yang diamati terdiri atas 8 aspek. Observasi dilakukan oleh
observer atau teman sejawat dan guru yang bersangkutan. Untuk lebih jelasnya
hasil observasi aktivitas siswa pada siklus pertama dapat dijelaskan dibawah ini.
Tabel 4.2 Lembar Aktivitas Siswa
No Aktivitas yang Diamati Ada Tidak
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru √
2. Siswa mengamati dan membaca teks bacaan yang telah

dibagikan secara teliti
3. Siswa menggaris bawahi hal-hal yang dianggap penting

pada teks bacaan
4. Siswa bertanya sehubungan dengan teks bacaan √
5. Siswa menanggapi pertanyaan yang disampaiakan teman √
6. Siswa membuat rangkuman dengan menggunakan

bahasanya sendiri sesuai teks bacaan
7. Siswa menyimpulkan teks bacaan secara keseluruhan
(mencatat ide pokok pada setiap paragraf untuk √
menemukan kesimpulan)
30

8. Siswa bertanya hal-hal yang belum dipahami usai



pelaksanaan pembelajaran
Jumlah 5 3
Rata-rata 62,5% 37,5%

Keterangan:
1. 89-100 = Sangat Baik
2. 77-88 = Baik
3. 65-76 = Cukup
4. Kecil dari 65 = Kurang

3) Hasil Evaluasi Siswa


Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I dengan penerapan membaca
intensif selesai dilaksanakan, maka dilakukan evaluasi untuk mengukur
konsentrasi siswa dalam menemukan gagasan utama pada pembelajaran Bahasa
Indonesia. Hasil evaluasi pelaksanaan siklus pertama dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Siswa
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1. AFIF SAPUTRA 70 Tuntas
2. ANISA AULIA PRATIWI 80 Tuntas
3. BAMBANG WICATRA LAKSONO 70 Tuntas
4. BAYHAQI MUFTI 80 Tuntas
5. BINTAN VALENTINO 70 Tuntas
6. CITRA AYU PRATIWI 70 Tuntas
7. GABRIEL ARITONANG 50 Tidak Tuntas
8. KHAIRUL AMRI 70 Tuntas
9. LUKAS SETIAWAN 90 Tuntas
10. MUHAMMAD NABIL 100 Tuntas
11. MUHAMMAD RAFKA 50 Tidak Tuntas
12. NAYLA RAMADHANI 50 Tidak Tuntas
31

13. NAJWA KEYSA 80 Tuntas


14. QORI MASITOH 70 Tuntas
15. RAMA MAULANA 30 Tidak Tuntas
16. RIZKY ALDIANSYAH 70 Tuntas
17. SUNHYANG GUTI 60 Tidak Tuntas
18. YUNI RENATA 90 Tuntas
19. PALIN NURAISI 40 Tidak Tuntas
20. JIHAN 80 Tuntas
21. ZAHRA 80 Tuntas
22. ENCIK AFTA 70 Tuntas
23. BUDIANTO 60 Tidak Tuntas
24. RIDHO 70 Tuntas
25. RUDI 50 Tidak Tuntas
Jumlah 1.700
Rata-rata 68

Rumus mencari persentase ketuntasan siswa:

Dari tabel di atas jumlah siswa yang tuntas adalah 17 orang siswa.Jika
dicari persentasi ketuntasan siswa dengan rumusan di atas maka dapat dicari
sebagai berikut.
Persentase ketuntasan siswa

= 68%

Jadi, ketuntasan siswa sebesar 68%.

d. Refleksi
Memperhatikan hasil penelitian Siklus I yang dikemukakan diatas,dapat
diketahui rata-rata nilai evaluasi siswa dalam menemukan gagasan utama adalah
32

68.Dengan rincian 17 siswa mencapai nilai tuntas (68%) dan 8 siswa tidak
mencapai nilai tuntas (32%).Rata-rata nilai siswa yang mencapai nilai 68 ini
sebenarnya sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan
oleh sekolah, hanya saja persentase keberhasilan siswa belum mencapai 75%.
Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan selanjutnya atau siklus II. Hal yang
menyebabkan belum mencapai persentase 75% nilai ketuntasan siswa ini adalah
karena kelemahan aktivitas guru dalam penerapan membaca intensif untuk
meningkatkan konsentrasi siswa dalam menemukan gagasan utama. Ada beberapa
aspek yang belum guru terapkan pada siklus I ini, seperti guru tidak memberikan
waktu yang jelas kepada siswa untuk membaca teks yang dibagikan dengan teliti
dan beberapa aspek lainnya sehingga ini menyebabkan proses pembelajaran
dengan penerapan membaca intensif belum sesuai dengan kaidah yang
sesungguhnya.

2. Siklus II
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II ini tidak jauh berbeda dari siklus I. Hanya saja
pada siklus II ini lebih disempurnakan lagi agar kekurangan pada siklus I dapat
ditutupi pada siklus II ini guna tercapainya tujuan yang diinginkan.

b. Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2020.Materi pembelajaran yang
dibahas adalah menemukan gagasan utama tiap paragraph pada sebuah teks
bacaan yang berjudul “Urang Kanekes, Si Suku Baduy”. Indikator yang dicapai
pada siklus II ini adalah menemukan gagasan utama tiap paragraf, membuat
rangkuman dengan bahasa sendiri, serta mampu menjawab pertanyaan sesuai
bacaan yang disajikan.
Aktivitas yang diamati adalah aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan
penerapan membaca intensif.Aktivitas guru diobservasi sedemikian rupa yaitu
oleh teman sejawat, sedangkan aktivitas siswa diobservasi oleh observer dan
dibantu oleh guru.Aktivitas guru tersebut adalah gambaran pelaksanaan pada
33

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir proses pembelajaran. Untuk lebih
jelas gambaran kegiatan pembelajaran pada siklus II dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Kegiatan Awal
- Guru mengucapkan salam saat memasuki ruang kelas;
- Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan mengisi daftar hadir;
- Melanjutkan dengan berdoa sebelum memulai pembelajaran yang
dipimpin oleh ketua kelas;
- Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan;
- Guru mengarahkan siswa untuk mengamati orang-orang di sekitar
sekolah;
- Mengajukan pertanyaan pendahuluan:
a. Apakah pengertian yang di maksud dengan membaca intensif?
b. Apakah kalian pernah membaca buku/artikel tentang suku bangsa
di Indonesia?
- Menjelaskn tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai;
- Menyampaikan cakupan materi sesuai silabus;
2) Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan materi yang akan di pelajari;
- Guru memberikan teks bacaan yang berjudul “Urang Kanekes, Si
Suku Baduy”
- Siswa mengamati teks yang sudah di bagikan oleh guru;
- Siswa diberi waktu 5-10 menit untuk membaca bacaan yang telah
dibagikan dengan menggunakan penerapan membaca intensif atau
membaca sungguh-sungguh.
- Guru meminta siswa untuk bertanya tentang teks bacaan yang mereka
amati;
- Guru menjawab pertanyaan siswa dan menjelaskan kembali jawaban
siswa agar tidak keliru;
- Guru menjelaskan kembali yang di pelajari;
34

- Guru mengajukan pertanyaan seputar bacaan untuk menguji pemahan


siswa;
- Setiap siswa membuat rangkuman dengan bahasanya sendiri sesuai
bacaan yang di amati;
- Siswa menyimpulkan teks bacaan secara keseluruhan (mencatat ide
pokok pada setiap paragraf untuk menemukan kesimpulan)
- Guru memberikan beberapa tes dari teks bacaan;
3) Kegiatan Penutup
- Siswa mampu mengemukan hasil belajar hari ini;
- Guru memberikan penguatan dan kesimpulan;
- Guru memberikan soal pos tes untuk mengetahui kemampuan akhir
siswa;
- Guru melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan:
a. Bagaimana perasaan kalian selama mengikuti pembelajaran hari
ini?
b. Apakah yang paling kalian sukai dari pembelajaran hari ini?
c. Apakah yang sudah kalian ketahui tentang gagasan utama?
- Diakhiri dengan salam dan doa penutup di pimpin oleh ketua kelas.

c. Observasi
1) Aktivitas Guru
Aktivitas guru pada siklus II ini yang diamati terdiri atas 9 aspek juga
sama seperti pada siklus I. Observasi dilakukan oleh observer atau teman sejawat.
Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru pada siklus kedua ini dapat
dijelaskan dibawah ini.
Tabel 4.4 Lembar Observasi Aktivitas Guru
No Aktivitas yang Diamati Ada Tidak
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru √
2. Guru membagikan teks bacaan √
3. Guru memberi waktu kepada siswa untuk membaca √
35

sungguh-sungguh atau teliti teks bacaan yang sudah


dibagikan
4. Guru meminta siswa menggaris bawahi hal-hal yang √
dianggap penting pada teks bacaan tersebut
5. Guru mengajukan pertanyaan sehubungan dengan teks √
bacaan tersebut
6. Guru meminta siswa membuat rangkuman dengan √
menggunakan bahasanya sendiri
7. Guru meminta siswa menyimpulkan teks bacaan secara √
keseluruhan (mencatat ide pokok pada setiap paragraph
untuk menemukan kesimpulan)
8. Guru memberikan tes akhir √
9. Guru menutup kegiatan pembelajaran √
Jumlah 9 0
Rata-rata 100% 0%

2) Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa yang diamati pada siklus II ini sama seperti pada siklus I
juga yaitu terdiri atas 8 aspek. Observasi dilakukan oleh observer atau teman
sejawat dan guru yang bersangkutan.Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas
siswa pada siklus pertama dapat dijelaskan dibawah ini.
Tabel 4.5 Lembar Aktivitas Siswa
No Aktivitas yang Diamati Ada Tidak
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru √
2. Siswa mengamati dan membaca teks bacaan yang telah

dibagikan secara teliti
3. Siswa menggaris bawahi hal-hal yang dianggap penting

pada teks bacaan
4. Siswa bertanya sehubungan dengan teks bacaan √
5. Siswa menanggapi pertanyaan yang disampaiakan teman √
36

6. Siswa membuat rangkuman dengan menggunakan



bahasanya sendiri sesuai teks bacaan
7. Siswa menyimpulkan teks bacaan secara keseluruhan
(mencatat ide pokok pada setiap paragraf untuk √
menemukan kesimpulan)
8. Siswa bertanya hal-hal yang belum dipahami usai

pelaksanaan pembelajaran
Jumlah 8 0
Rata-rata 100% 0%

3) Hasil Evaluasi Siswa


Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II dengan penerapan membaca
intensif selesai dilaksanakan,maka dilakukan evaluasi untuk mengukur
konsentrasi siswa dalam menemukangagasan utama pada pembelajaran Bahasa
Indonesia. Hasil evaluasi pelaksanaan siklus pertama dapat dilihat padatabel
berikut.
Tabel 4.6 Hasil Evaluasi Siswa
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1. AFIF SAPUTRA 70 Tuntas
2. ANISA AULIA PRATIWI 90 Tuntas
3. BAMBANG WICATRA LAKSONO 80 Tuntas
4. BAYHAQI MUFTI 90 Tuntas
5. BINTAN VALENTINO 70 Tuntas
6. CITRA AYU PRATIWI 70 Tuntas
7. GABRIEL ARITONANG 70 Tuntas
8. KHAIRUL AMRI 70 Tuntas
9. LUKAS SETIAWAN 100 Tuntas
10. MUHAMMAD NABIL 100 Tuntas
11. MUHAMMAD RAFKA 50 Tidak Tuntas
12. NAYLA RAMADHANI 50 Tidak Tuntas
37

13. NAJWA KEYSA 90 Tuntas


14. QORI MASITOH 80 Tuntas
15. RAMA MAULANA 40 Tidak Tuntas
16. RIZKY ALDIANSYAH 80 Tuntas
17. SUNHYANG GUTI 70 Tuntas
18. YUNI RENATA 100 Tuntas
19. PALIN NURAISI 70 Tuntas
20. JIHAN 90 Tuntas
21. ZAHRA 80 Tuntas
22. ENCIK AFTA 80 Tuntas
23. BUDIANTO 70 Tuntas
24. RIDHO 80 Tuntas
25. RUDI 70 Tuntas
Jumlah 1.910
Rata-rata 76,4

Rumus mencari persentase ketuntasan siswa

Dari tabel di atas jumlah siswa yang tuntas adalah 22 orang siswa.Jika
dicari persentasi ketuntasan siswa dengan rumusan di atas maka dapat dicari
sebagai berikut.
Persentase ketuntasan siswa

= 88%
Jadi, ketuntasan siswa seb
Jadi, persentase ketuntasan siswa sebesar 88.

d. Refleksi
Meningkatnya aktivitas guru dan siswa, sangat berpengaruh terhadap hasil
evaluasi siswa.Ini jelas terlihat peningkatan dari hasil evaluasi siklus I ke hasil
38

evaluasi siklus II. Pada siklus I, persantase yang dicapai 68% meningkat menjadi
88% pada siklus II. Ini berarti penerapan membaca intensif yang dilakukan pada
pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi gagasan utama dapat
dikatakan berhasil.

B. Pembahasan dari Setiap Siklus


1. Siklus I
Kegiatan pada siklus I meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi.Berdasarkan tabel 4.1 Lembar Kerja Aktivitas Guru pada siklus I di atas
terlihat jelas bahwa ada 6 aspek aktivitas guru yang sudah terlihat pada saat
observasi yang dilakukan oleh pengamat dan terdapat 3 aspek yang belum telihat
jelas. Tiga aspek itu diantaranya guru belum memberikan waktu kepada siswa
untuk membaca teliti bacaam yang telah diberikan guru, guru belum meminta
siswa untuk menggaris bawahi informasi penting yang terdapat pada bacaan, dan
guru belum meminta siswa untuk menyimpulkan bacaan tersebut. Aktivitas guru
yang belum terlihat ini menjadikan proses pembelajaran dengan penerapan
membaca intesif belum sesuai dengan sintaknya. Jika dipersentasekan aktivitas
guru pada siklus I ini sebesar 66,67% masih berada pada kategori cukup.
Sehingga perlu dilakasanakannya siklus II untuk memperbaiki kekurangan pada
siklus I.
Aktivitas siswa pada siklus I masih terdapat aspek yang belum terlihat
seperti siswa belum melakukan aktivitas menggaris bawahi hal-hal yang dianggap
penting, siswa belum menyimpulkan hasil dari yang telah dibacanya, dan siswa
belum mampu bertanya hal-hal apa yang belum mereka mengerti. Ini akibat dari
kekurangan pada aktivitas guru. Aktivitas siswa pada siklus I ini hanya mencapai
persentase sebesar 62,5%, ini termasuk dalam kategori kurang. Karena hasil yang
kurang ini maka sangat perlu diadakan perbaikan pada siklus II.
Evaluasi dilakukan untuk menguji pemahaman siswa terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan.Hasil dari evaluasi ini menjadi pedoman
bagi guru apakah tujuan dari pembelajaran tercapai dengan baik atau tidak. Oleh
sebab itu evaluasi sangat penting untuk dilakukan. Proses pembelajaran dikatakan
39

berhasil apabila hasil evaluasi yang dilakukan guru kepada siswa mencapai target
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Untuk mencapai target KKM ini melalui
proses yaitu proses pembelajaran yang tidak mudah. Seperti penerapan metode
yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan dan dibutuhkan juga
kerjasama yang baik antara guru dan siswa. Selain itu, yang sangat-sangat
dibutuhkan adalah konsentrasi siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
konsentrasi yang baik akan berdampak pada pemahaman siswa yang baik pula
pada materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru. Jika materi yang disampaikan
guru sudah dipahami dengan baik oleh siswa maka hasil evaluasi juga akan baik
pula.
Materi pembelajaran pada tindakan yang di lakukan peneliti saat ini
membutuhkan kosentrasi siswa yang tinggi karena materi yang diangkat adalah
gagasan utama.Gagasan utama terdapat pada sebuah paragraph pada
bacaan.Untuk menemukan gagasan utama tersebut, siswa harus mampu
memahami tiap-tiap paragraf pada bacaan. Memahami bacaan memerlukan
kegiatan membaca dengan kosentrasi yang tinggi.jika siswa mampu
berkosemntrasi dengan baik pada saat membaca maka siswa akan memahami
bacaan tersebut. Pada akhirnya siswa akan mampu menemukan gagasan pokok
pada paragraf bacaan.
Evaluasi yang dilakukan oleh guru pada tindakan ini adalah menemukan
gagasan pokok tiap-tiap paragraf pada bacaan.Dalam hal ini sangat di butuhkan
kosentrsi siswa. Hasil evaluasi pada siklus 1 yang dapat dilihat pada tabel 4.3 di
atas terdapat 17 orang siswa yang sudah mencapai nilai tuntas dan 8 orang siswa
yang belum mencapai target KKM. Jika dipersentasekan 68% yang sudah tuntas
dan 32% yang belum tuntas. Nilai rata-rata kelasnya adalah 68,00. Jika dilihat dari
data tersebut, sudah mengalami peningkatan dari sebelum dilakukannya tindakan.
Pada saat belum dilakukannya tindakan hanya 10 orang siswa yang mencapai
target KKM. Walaupun sudah mengalami peningkatan pada siklus I ini, tetapi
persentase ketuntasan siswa belum mencapai 75%.Sehingga perlu diadakannya
siklus II.
40

2. Siklus 2
Aktivitas guru pada siklus II secara keseluruhan sudah sangat
baik.Aktivitas guru yang sesuai dengan penerapan membaca intensif sudah
terlihat jelas, ini sesuai dengan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat yang
tercatat pada lembar observasi aktivitas guru.Aktivitas guru pada siklus II ini
sudah mencapai persentase 100%, dengan kategori sangat baik. Perbandingan
aktivitas gurusiklus I dan II dapat dilihat pada grafik berikut.

120.00%
Grafik 4.1 Perbandingan Aktivitas Guru
100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
Siklus I Siklus II

Aktivitas siswa pada siklus II ini sudah mencapai 100%, dalam kategori
sangat baik.Perbandingan aktivitassiswa pada siklus I dan II dapat dilihat pada
grafik berikut.

Grafik 4.2 Perbandingan Aktivitas


Siswa
120.00%
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
Siklus I Siklus II
41

Pada siklus II yang telah dilaksanakan, hasilnya sudah sesuai apa yang
diharapkan. Siswa yang sudah mendapatkan nilai di atas KKM sebanyak 22
orang dan yang belum tuntas hanya sisa 3 orang saja.Jika dipersentasekan 88%
untuk yang sudah mencapai KKM dan 22% untuk yang belum
tuntas.Perbandingan hasil evaluasi prasiklus, siklus I dan II dapat dilihat pada
grafik berikut.

Grafik 4.3 Perbandingan Persentase Hasil


evaluasi Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
100%

80%

60%

40%

20%

0%
Prasiklus Siklus I Siklus II

Dari grafik di atas terlihat jelas peningkatan hasil evaluasi siswa dari
sebelum dilakukannya tindakan sampai pada siklus II.Peningkatan hasil evaluasi
tersebut membuktikan keberhasilan penerapan membaca intensif pada materi
gagasan utama dengan indikator menemukan gagasan utama tiap-tiap paragraf
sebuah bacaan untuk pembelajaran Bahasa Indonesia.Keberhasilan ini tidak luput
juga dari peningkatan konsentrasi siswa.Penerapan membaca intensif menuntut
kosentrasi siswa yang tinggi.Ketercapaian pada siklus II yang sangat tinggi
membuktikan bahwa pada tindakan siklus II kosentrasi siswa sangat baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di jelaskan pada bab IV, maka
dapat diambil kesimpulansebagai berikut:
1. Penerapan membaca intensif dapat meningkatkan kosentrasi siswa dalam
menemukan gagasan utama tiap- tiap paragraf sebuah bacaan pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada siswa kelas IVSD Negeri 017
Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang. Hasil ini terlihat jelas pada
siklus II, kosentrasi siswa dalam menemukan gagasan utamamengalami
peningkatan yang sangat memuaskan dengan persentase 88% dengankategori
sangat mampu. Artinya kemampuan siswadalam menemukan gagasan utama
telah mencapai target yang di inginkan yaitu diatas 75%.
2. Peningkatan hasil evaluasi yang dilakukan pada silus I dan II menunjukkan
bahwa penerapan membaca intensif pada pembelajaran Bahasa Indonesia
khususnya menemukan gagasan utama dikategorikan berhasil.

B. Saran
Dari hasil penelitian ini, maka dapat diajukan beberapa saran dalam
pencapaian tujuan pembelajaran khususnya pada materi kalimat utama
diantaranyasebagai berikut:
1. Mengingat penerapan membaca intensif dapat meningkatkan konsentrasi
belajar siswapada materi gagasan utama dianjurkan kepada guru untuk
mencoba menerapkanmembaca intensif pada materi gagasan utama atau
materi lain yang sesuai dengan penerapan membaca intensif pada pelajaran
Bahasa Indonesia atau pelajaran lainnya.
2. Diharapkan kepada guru yangmenerapkan membaca intensif,
hendaknyamemperhatikanKompetensi Dasar dan indikator yang ingin
43

3. dicapai serta kesesuaian materidengan metode, model, atau pendekatan


yang akan diterapkan.
4. Pembelajaran dengan menerapkan membaca intensif mudah, tetapi
membutuhkankonsentrasi siswa yang tinggi sehingga dibutuhkan
kepiawaian guru dalam mengelolah pembelajaran.
5. Diharapkan kepada siswa untuk dapat mengikuti pelajaran dengan serius
penuhkonsentrasi supaya proses pembelajaran lebih efektif.
6. Bagi para peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggembangkan
penerapanmembaca intensifpada konsep-konsep yang lainnya.
44

DAFTAR PUSTAKA

Aksan, Hermawan. (2014). Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.


Bandung:Nuansa Cendekia.
Andayani, dkk. (2009). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Djuanda, D. (2006). Pembinaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: BP. Dharma Bhakti.
Engkoswara, 2012. “ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar“
http://id.shvoong.com) diakses pada tanggal 17 mei , 2020.
Farida Rahim. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi
Aksara.
Hermawan. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI
Press.
Lalremruati. 2019. Graphic Novels as Substitutions of Traditional Books
toImprove. India’s Higher Education Authority UGC Approved. List of Journals
Serial Number 19:1. 1-5.
Pitadjeng. (2006). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Jakarta:
Depdiknas.
Parera, Jos Daniel. 1991. Kajian Linguistik Umum Historis Komparatif dan
Tipologi Structural. Jakarta : Erlangga Edisi Kedua
Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Resmini. (2007). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi.
Bandung: UPI Press.
Semiawan, Conny R. Prof.Dr.2008.Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan
Sekolah Dasar.Jakarta:PT Index.
Siswanto. (2007) Kesehatan Mental; Konsep Cakupan dan perkembangannya.
Yogyakarta: CV. Andi Offset
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Syarifudin. (2016). Administrasi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing.
Tarigan, H. G. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai