KASUS 1:
Wiwid (24 tahun) mengkontrak rumah di kawasan Kebayoran Baru dari pemiliknya, Bapak
Sastro (45 tahun). Antara pak Sastro dan Wiwid disepakati bahwa jangka waktu kontrak rumah
tersebut selama 4 tahun dengan uang sewa Rp.5 juta per tahun. Sebagai bukti telah dilakukannya
kontrak rumah tersebut, Pak Sastro hanya memberikan selembar kwitansi sebagai tandaterima
uang sewanya. Selama masa menyewa, bila kerusakan kecil ditanggung oleh Wiwid sebagai
penyewa, dan bila ada kerusakan besar ditanggung oleh Bapak Sastro sebagai pemilik rumah.
tahun. Wiwid yang tidak mungkin untuk menempati rumah kontrakan di Kebayoran Baru,
akhirnya diam-diam mengontrakkan kembali (menyewakan ulang) rumah pak Sastro tersebut
kepada Santi (25 tahaun) rekan sekerjanya. Wiwid dan Santi sudah saling mengenal, maka
perjanjian sewa antara Wiwid dan Santi tersebut tidak dibuat suatu perjanjian apapun. Sebagai
bukti adanya sewa menyewa tersebut, dan Wiwid hanya menyerahkan kwitansi tanda terima
sewa miliknya dari Pak Sastro kepada Santi. “Buat jaga-jaga San, siapa tahu nanti perlu,” ujar
Wiwid. Suatu hari, pada saat memasak, Santi yang masih lajang menerima telepon dari pacarnya.
Saking asyiknya, dia lupa bahwa api sudah menyala besar dan akhirnya kompor tersebut
meledak. Mendengar ledakan tersebut, Santi seperti disambar petir, namun, dia sudah terlambat
ketika mencoba untuk menyiramkan air ke dapur yang sudah mulai terbakar. Ketika Santi
menelpon pemadam kebakaran, api sudah melalap habis bagian dapur dari rumah kontrakan
Pertanyaan
Jelaskan pembedaan perjanjian tsb! Jika dikaitkan dengan kasus, maka perjanjian sewa
menyewa rumah termasuk yg mana dari pembedaan di atas, dan tunjukan arti pentingnya
pembedaan tsb dalam perjanjian sewa menyewa rumah dalam kasus di atas!
b) Apakah perjanjian sewa menyewa rumah antara Wiwid dengan Bapak Sastro sah?
c) Apakah perjanjian sewa menyewa ulang rumah antara Wiwid dengan Santi sah? Jelaskan!
d) Dengan peristiwa kebakaran rumah yang dikontrakan tsb, Pak Sastro baru tahu kalau
Wiwid telah menyewakan ulang rumahnya kepada Santi. Pak Sastro merasa dirugikan.
Menurut saudara, tuntutan kerugian pak Sastro tsb ditujukan kepada siapa? Apa dasar
e) Apakah Pak Sastro dapat membatalkan perjanjian sewa tsb secara sepihak (perjanjian baru
berjalan 2 tahun dan Pak Sastro telah menerima uang sewanyaya untuk 4 tahun)?
Risiko mewajibkan seseorang untuk memikul suatu kerugian, jikalau ada kejadian di luar
kemampuan salah satu pihak yang menimpa benda yang menjadi objek perjanjian. Musnah atas
barang atau benda yang menjadi objek sewa menyewa dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam,
yaitu musnah secara total dan musnah sebagian dari objek sewa (perhatikan ketentuan Pasal
1553 KUHPerdata).
Jika barang yang disewakan oleh penyewa itu musnah secara keseluruhan di luar
kesalahannya pada masa sewa, perjanjian sewa menyewa itu gugur demi hukum dan
yang menanggung risiko atas musnahnya barang tersebut adalah pihak yang
menyewakan. Artinya, pihak yang menyewakan yang akan memperbaiki dan
menanggung segala kerugiannya.
Jika barang yang disewa hanya sebagian yang musnah maka penyewa dapat memilih
menurut keadaan, akan meminta pengurangan harga sewa atau akan meminta
pembatalan perjanjian sewa menyewa. Pada dasarnya, pihak penyewa dapat menuntut
kedua hal tersebut, namun tidak dapat menuntut pembayaran ganti kerugian kepada
pihak yang menyewakan.
KASUS 2:
Bermula dari kasus gugat cerai antara Ny. Nismawati (Penggugat) dan Tn. Zuarnel (Tergugat)
yang diajukan pada Pengadilan Agama Tegal. Ny. Nismawati dan Tn. Zuarnel menikah pada hari
Senin, tanggal 24 Agustus 1987 di hadapan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama
Tegal Timur. Seiring berjalannya waktu terjadi ketidak cocokan diantara Ny. Nismawati dan Tn.
Zuarnel sehingga pihak Ny. Nismawati memutuskan untuk bercerai. Sebagai salah satu akibat
hukum dalam perceraian tersebut terdapat harta gono-gini yang akan dibagikan di antara Tn.
Zuarnel dan Ny. Nismawati karena sebelum perkawinan dilangsungkan tidak ada perjanjian
Tn. Zuarnel sebagai pihak Tergugat berusaha untuk menghilangkan salah satu obyek
sengketa harta bersama dengan cara dibuat seolah-olah merupakan harta hibahan dari orang tua
Tn. Zuarnel, berupa toko pakaian di Pasar Pagi dengan tiga buah nomor yaitu 15, 84, 85
berbentuk letter L a/n. Tn.Zuarnel (Tergugat) dengan luas ± 45m², sehingga diharapkan akan
menjadi milik sepenuhnya Tn. Zuarnel dengan membuat akta hibah di hadapan Notaris Haji
Achmad Faris Sulchaq, S.H. Akta otentik perjanjian hibah yang dibuat oleh notaris tersebut tidak
sesuai dengan kebenaran formil dan kebenaran materiil sebagai suatu alat bukti, yang mana hal
itu terbukti di persidangan. Dinyatakan dalam pertimbangan hukum hakim, bahwa dalil-dalil Tn.
Zuarnel (Tergugat) yang disertakan bersama dengan bukti-buktinya dinyatakan cacat hukum
Majelis hakim Pengadilan Agana berkesimpulan dan sepakat bahwa toko tersebut
merupakan harta bersama antara Tn. Zuarnel dan Ny. Nismawati yang diperoleh dalam
perkawinan mereka. Majelis hakim memutuskan bahwa terhadap toko tersebut akan dibagi
antara penggugat dan tergugat karena terbukti bahwa toko tersebut merupakan harta bersama.
Pertanyaan
Jika dikaitkan dengan kasus, maka perjanjian hibah toko termasuk yg mana dari pembedaan
di atas, dan tunjukan arti pentingnya pembedaan tsb dalam perjanjian hibah toko dalam
kasus di atas!
b) Apakah perjanjian hibah toko antara Tn. Zuarnel dengan Orang tua Tn.Zuarnel sah?
Jelaskan disertai dasar hukumnya dan akibat hukumnya dikaitkan dengan kasus!
c) Apakah perjanjian hibah toko termasuk perjanjian simulasi? Jelaskan apa perjanjian simulasi
itu? Bedakan perjanjian simulasi relatif dan mutlak, kaitkan dengan kasus itu termasuk yang
d) Bagaimana jika ada pihak ketiga yang dirugikan akibat perjanjian hibah toko antara
Tn.Zuarnel dengan Orang tua Zuarnel dalam kasus tsb? Apakah perjanjian tsb juga
mengikat pihak ketiga? Jelaskan disertai dasar hukum !
e) Dalam hukum perjanjian dikenal asas iktikad baik (subyektif dan obyektif). Jelaskan asas
tsb! Apakah di dalam kasus tsb. ada korelasinya dengan asas iktikad baik? Jelaskan!
KASUS 3:
Zulifson (40 tahun) mengajukan permohonan pembiayaan kepada PT. Adira Dinamika Multi
Finance, untuk membeli kendaraan (Merek: Suzuki Carry PU) yang akan dpergunakan sebagai
sarana dia bekerja. Untuk itu PT. Adira mempersilahkan Zuflison memilih sendiri kendaraan
yang akan dimintakan pembiayaannya itu di Toko Penjual kendaraan. Setelah dilakukan analisis
Rp.150.000.000,- (senilai harga kendaraan tsb) dengan persyaratan bahwa pembiayaan itu untuk
membeli kendaraan. Kemudian Zuflison dan PT. Adira menanda tangani perjanjian pembiayaan,
yang di dalamnya a.l. disepakati jumlah pembiayaan, bunga, waktu angsuran, jumlah angsuran,
bahwa pembiayaan yang diberikan PT.Adira untuk membeli kendaraan Merek Suzuki Carry PU,
Type: STD 1.5 M/T. Disepakati pula bahwa kendaraan tsb sebagai jaminan atas pembiayaan tsb,
semua dokumen kendaraan wajib diserahkan kepada PT.Adira, dan PT. Adira diberikan hak
untuk menjual barang jaminan jika Zuflison wanprestasi. Pembiayaan sudah diberikan oleh
PT.Adira kepada Zuflison dan sudah dibelikan kendaraan sesuai perjanjian. Pemberian hak
jaminan juga sudah dilakukan sesuai perUUan, namun 8 bulan kemudian ansuran pembiayaan
tsb macet, dan PT. Adira menarik kendaraan tsb, tetapi Zuflison tidak terima perlakuan PT.Adira
Pertanyaan:
a) Jelaskan apa yang dimaksud tahap pra kontraktual, kontraktual dan post kontraktual, dan
apakah dalam kasus perjanjian di atas ada tahap-tahap tsb? Tunjukan dan jelaskan!
Jelaskan pembedaan perjanjian tsb, apa arti pentingnya membedakan perjanjian tsb dan
c) Jelaskan syarat sahnya perjanjian! Apakah perjanjian dalam kasus di atas sah? Jelaskan agar
d) Dalam hukum perjanjian dikenal asas-asas hukum perjanjian. Jelaskan apa yang dimaksud
asas/prinsip hukum, dan jelaskan 7 asas dalam hukum perjanjian, tunjukkan asas-asas hokum
e) Bagaimana agar Zuflison (Debitur) dalam kasus di atas bisa dinyatakan wanprestasi secara
hukum, Jelaskan disertai dasar hukumnya. Apakah akibat hukum bagi Kreditur (PT.Adira)
Toko online Bemby com Indonesia dalam situs www.bemby.com pada tanggal 26 Agustus 2019
menawarkan harga komputer yaitu Samsung Notebook Series 5 Pop Pink dengan harga
Rp.5.799.000,00 Dalam situsnya dituliskan tentang cara pembelian: setelah pelanggan memilih
barang yang disetuiui untuk dibeli, pelanggan klik pada tombol beli pada item yang diinginkan,
kemudian pelanggan mengirimkan alamat lengkapnya melalui website atau sms, barang baru
dikirim setelah pelanggan mentransfer harganya ke rekening yang ditunjuk. Pada hari itu juga
ada 5 pelanggan (Indonesia) yang menyetujui untuk membelinya. 3 pelanggan bahkan sudah
mentransfer harga pembelian komputer tersebut ke rekening yang ditunjuk oleh Bemby com,
namun sesuai waktu yang dijanjikan ternyata barang belum dikirim juga, ketika pelanggan
mengkonfirmasi tentang hal itu Bemby com meminta maaf bahwa ada kekeliruan dalam
Pertanyaan:
a) Apakah perjanjian antara Bemby com dengan pelanggan tersebut sudah lahir ? Jelaskan
c) Apakah syarat-syaratnya agar perjanjian tersebut sah ? Jelaskan dan beri dasar hukumnya
d) 3 (tiga) pelanggan yang sudah mentransfer harga komputer tersebut, apakah pelanggan tsb.
sudah menjadi pemilik dari komputer tersebut ? Jelaskan dan beri dasar hukumnya.
e) Jika Bemby com tidak mau melaksanakan pengiriman komputer sesuai yang diperjanjikan,
KASUS 5:
Bermula dari Perjanjian Pengikatan Jual Beli tanah (PPJB), yang dilakukan oleh Suhada (selaku
melakukan PPJB dengan penjualan tanah yang mengikat no.10 dihadapan Gusti Rahmawati,
S.H.
selaku Notaris di Kota Depok dengan total luas 12.981 m2 yang terletak di Kecamatan Limo
Kota
Depok seharga Rp8.437.650.000,00 (delapan miliar empat ratus tiga puluh tujuh enam ratus lima
puluh ribu rupiah). Mengenai isi akta PPJB yang dibikin oleh pihak-pihak, didasarkan atas setuju
antara Penjual dan Pembeli. PPJB tersebut dibuat dikarenakan adanya unsur-unsur yang belum
dipenuhi oleh Tergugat/Pembeli terkait belum dilakukannya pelunasan harga terhadap objek
yang
diperjanjikan, yang berakhir pada bulan Desember 2016. Karena Tergugat/Pembeli berniat untuk
membeli dengan membayar secara dicicil atau bertahap oleh sebab itu, maka dilaksanakan
Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) di hadapan Notaris. Dalam isi perjanjian tersebut
akan terjadi wanprestasi, tetapi sampai tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak yaitu
tanggal 21 Agustus 2016 tergugat baru membayar sebesar Rp. 650.000.000, dimana hal tersebut
tidak sesuai dengan termin atau massa pembayaran tanah dalam akta PPJB tanah tanggal 21
November 2014 yang penggugat dan tergugat sepakati bersama, dimana Tergugat tidak atau
belum juga melakukan pembayaran sesuai massa atau waktu yang ditentukan, dan tergugat juga
tidak melakukan pembayaran denda yang timbul akibat keterlambatan pembayaran maka
tergugat
dianggap lalai dan melakukan Wanprestasi dalam perjanjian yang telah disepakati. maka Penjual
atau Penggugat merasa dirugikan, berdasarkan kondisi tersebut Penggugat meminta pembatalan
atas akta perjanjian pengikatan jual beli (PPJB) No. 10 tanggal 21 November 2014 yang
Pertanyaan:
Jelaskan pembedaan perjanjian tsb, apa arti pentingnya membedakan perjanjian tsb dan
tunjukkan apakah dalam kasus di atas ada pembedaan perjanjian tsb dalam perjanjanjian
PPJB?
b) Jelaskan mengapa perjanjian yang dibuat oleh para pihak dalam kasus diatas itu perjanjian
PPJB bukan perjanjian jual beli hak katas tanah (AJB) ? Jelaskan!
c) Menurut doktrin dikenal PPJB lunas dan tidak lunas Jelaskan! Dalam kasus di atas termasuk
yang mana? Jelaskan dengan akibat hukumnya!
d) Betulkah dalam kasus diatas Tergugat telah wanprestasi? Jelaskan tentang wanprestasi dan
e) Jika gugatan Penggugat untuk menuntut pembatalan atas akta PPJB yang diterbitkan Notaris