BATASAN
PATOFISIOLOGI PENYAKIT
Pada fragmen fab, fab akan berikatan dengan protein BPAG1 dan BPAG2
sementara fragmen fc akan berikatan dengan factor komplemen c1 yang
nantinya akan berikatan dengan komplemen c2-c9 yang kemudian akan dipecah
oleh enzyme menjadi C3a,C4a,C5a yang mengakibatkan adanya pergrak sel
mast yang mengeluarkan TNF,IL,LT yang nantinya akan menarik sel inflamasi
( neutrophil,eusinofil,dll ) yang mensekresi proteolitik sehingga protein
hemidesmosome akan rusak dan mengakibatkan adanya vesicle/bullous
(Warnakulasuriya, 2003)
MANIFESTASI KLINIS
Karakteristik lesi kulit pada orang penderita Bullous Pemphigoid adalah adanya
tampilan luka lepuh pada bagian kulit yang inflamasi yang terjadi pada kulit
kepala, abdomen, ekstremitas, axilla (ketiak), dan groin ( kunci paha ).
Keterlibatan manifestasi oral pada kasus Bullous Pemphigoid biasanya terjadi
pada 30 – 50 persen pasien penderita penyakit tersebut.
Lesi oral yang terdapat pada penderita Bullous pemphigoid cenderung lebih
kecil , berkembang secara lambat, tidak lebih sakit daripada lesi Pemphigus
Vulgaris dan tidak ada keterlibatan lesi pada bagian extensive labial seperti
Pemphigus Vulgaris (Warnakulasuriya, 2003).
DIAGNOSIS BANDING
1. Pemphigus vulgaris lesi meluas sampai ke labial dan kulit kutan. BP
lesi hanya pada area gingiva dan kulit kutan
2. Lichen planus tipe erosif lesi erosif dan ulceratif disertai dengan
wickham striae bilateral.
3. Mucous membrane pemphigoid (MMP) lesi vesikel / bulla pada
mukosa rongga mulut dan setelah 24-48 jam ruptur dan deskuamasi,
sehingga meninggalkan bekas terkikis dan berdarah (Sivasankari et al.
2016)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Direct Immunofluorescence (DIF) sebagai gold standar pemeriksaan
BP. Dalam pemeriksaan BP menunjukkan deposisi IgG (70-90% pasien)
dan C3 (90-100% pasien) (Glick, 2015).
2. Biopsi histopatologi bulla subepidermal yang melepuh, mengandung
jaringan fibrin, terdapat infiltrasi eosinofil dan neutrofil. Endapan linear
sepanjang membran basal (Papakonstantinou and Raap 2016).
3. ELISA level serum anti-BP180 dan anti-BP230 IgG terdeteksi
PENATALAKSANAAN
Tujuan dalam perawatan untuk menghilangkan tanda klinis dari BP dan
membuat BP dapat ditolerir oleh pasien (mengurangi blister, lesi urticaria, dan
pruritus)
1. 0.05% clobetasol propionate cream diaplikasikan selama 17 hari (topikal
steroid)
2. Methylprednisolone 60 mg / hari
3. Tetracycline 500-2000 mg / hari (tidak disarankan untuk pasien yang
menderita kelainan hepar)
4. Doxycycline 200-300 mg / hari (Khumalo 2002).
DAFTAR PUSTAKA
Aparna, Pv., Kailasam, S., Namachivayam, N., Gopinath, J., 2018. Oral bullous
pemphigoid – a rarity among vesiculobullous lesions. J. Indian Acad. Oral
Med. Radiol. 30, 432. https://doi.org/10.4103/jiaomr.jiaomr_150_18
Miyamoto, Denise, Claudia Giuli Santi, and Celina Wakisaka Maruta. 2019.
“Bullous Pemphigoid.” An Bras Dermatol 94 (2): 133–46.
Papakonstantinou, Eleni, and Ulrike Raap. 2016. “Bullous Pemphigoid
Challenge : Analysis of Clinical Presentation and Diagnostic Approach.”
Journal of Dermatology and Clinical Research 4.