Anda di halaman 1dari 11

MEMAKNAI NILAI-NILAI DALAM

KEHIDUPAN MELALUI RUANG


BACA PADA MASA PJJ

Sebuah Booklet Kontekstualisasi

Penerapan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara di Lingkup Sekolah Melalui Pembelajaran


Siapakah Ki Hadjar Dewantara?
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, Pada tahun 1919, Ki Hadjar Dewantara
sekarang lebih dikenal dengan nama Ki kemudian bergabung sebagai guru ke
Hadjar Dewantara. Ia merupakan seorang dalam sekolah binaan milik saudaranya.
aktivis pergerakan kemerdekaan Seiring berjalannya waktu, pengalaman
Indonesia dan pelopor pendidikan bagi mengajar tersebut pun ia gunakan untuk
kaum pribumi Indonesia. Ki Hadjar mengembangkan konsep metode
Dewantara lahir di Pakualaman pada pengajaran baru bagi sekolah yang ia
tanggal 2 Mei 1889, dan meninggal di dirikan. Sekolah ini bernama Taman
Jogjakarta, 26 April 1959, di umur 69 Peserta didik dengan prinsip dasar
tahun. Sekarang, tanggal kelahiran beliau yang dikenal sebagai Patrap
diperingati sebagai Hari Pendidikan Triloka.
Nasional di Indonesia.
Konsep Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
Adapun makna dari konsep pemikiran Ki 3. Pendidikan haruslah menuntun segala
Hadjar Dewantara adalah kekuatan kodrat baik kodrat alam maupun
zaman yang ada pada anak.
1. Sekolah tidak hanya mengajar peserta didik
dari sisi kognitif saja 4. Pendidikan membantu
tetapi juga budi pekerti mencapai keselamatan dan
tanpa kebahagiaan baik manusia
mengesampingkan maupun anggota masyarakat.
aspek kemanusiaan
5. Pendidikan berpihak pada
dari sisi peserta didik
anak yang berhamba pada anak.
itu sendiri.
6. Pendidikan tidak membuang pokok
2. Pendidikan harusnya melibatkan alam
kebudayaan yang menjadikan asing dengan
keluarga, alam perguruan, dan alam
realita pada anak didik.
masyarakat.
Latar Belakang
Sebagaimana intisari dari konsep pemikiran Ki masyarakat Indonesia. Sebuah budaya yang
Hadjar Dewantara yaitu pendidikan tidak membutuhkan kemampuan memahami nilai-
hanya mengajar peserta didik dari sisi kognitif nilai dari sebuah informasi. Sebuah budaya
saja tetapi juga harus memasukkan nilai-nilai, yang membutuhkan kesadaran dari masing-
budaya sekitar, maupun budi pekerti ke dalam masing individu.
pembelajaran. Intisari ini kemudian dikaitkan
Menurut hasil penelitian Program for
ke dalam ruang lingkup luas yaitu sekolah dan
International Student Access pada tahun
mengkerucut ke ruang lingkup yang lebih kecil
2015, negara Indonesia menduduki rangking
yaitu di dalam kelas.
62 dari 70 negara dalam perihal budaya
Adapun sebuah budaya yang akan dikaitkan membaca. Oleh maka dari itu, melalui ruang
pada intisari dari konsep pemikiran Ki Hadjar baca pada masa PJJ ini diharapkan peserta
Dewantara adalah budaya membaca. Sebuah didik dapat memaknai sebuah nilai dalam
budaya yang tidak banyak dilakukan oleh membaca.
Deskripsi Kontekstual
Melalui latar belakang pada halaman  Guru menugaskan peserta didik bersama
sebelumnya, maka dirancanglah sebuah orang tua berkolaborasi membaca
pembelajaran dengan metode membaca KWL sebuah cerita, menemukan nilai yang
terkandung sesuai dengan pemahaman
 Guru menemukan sebuah cerita mereka, serta mengkaitkan pada
tradisional Bali yang mengandung unsur kegiatan mereka sehari-hari.
budaya dan religi berjudul ‘’Asal Mula  Guru melakukan supervisi secara
Selat Bali’’
individual melalui platform ‘’Remind’’.
 Dalam pertemuan zoom, peserta didik  Peserta didik menyampaikan hasilnya,
mengisi mentimenter tenatang apa yang dan berdiskusi dengan guru untuk
telah mereka ketahui tentang cerita memberikan pertimbangan.
tersebut.
 Peserta didik mengumpulkan sebuah
 Guru memberikan objektif pembelajaran gambar kolaborasi dengan anggota
tentang apa yang harus diketahui siswa. keluarga tentang apa yang mereka telah
 Guru sosialisasi Ruang Baca ‘’Remind’’
pelajari dari cerita tersebut.
 Peserta didik masuk ke kelas Ruang Baca  Guru mengkompilasi hasil kerja peserta
pada platform bernama ‘’Remind’’. didik.
MODEL KWL – ‘Know What Learned’

KNOW WHAT LEARNED


Dalam tahapan ini, peserta didik Dalam tahapan ini, guru Dalam tahapan ini, peserta didik
melakukan diskusi dalam menyampaikan tujuan menunjukkan hasil belajar
pertemuan online. Peserta didik pembelajaran kepada peserta mereka dalam bentuk kegiatan
harus menulis apa yang telah didik tentang apa yang harus sehari-hari dalam memaknai
mereka ketahui tentang cerita dipahami peserta didik setelah nilai dalam cerita.
tersebut melalui mendapat pembelajarana.
mentimeter.com
Hasil dari kegiatan Kontekstual ini 3. Peserta didik menunjukkan antusias yang

Pelaksanaan konstektualisasi ini diharapkan sangat tinggi ketika mereka harus

dapat; berkolaborasi dengan anggota keluarga.

1. Dengan memberikan kebebasan kepada 4. Guru dapat memahami lebih baik

peserta didik untuk memahami nilai-nilai kemampuan peserta didik dalam

dari sebuah cerita, hasil yang diperoleh memahami sebuah cerita (kognitif) dan

lebih bervariasi sesuai dengan sudut dalam memaknai sebuah nilai dalam

pandang peserta didik itu sendiri. Inilah kehidupan peserta didik (budi pekerti).

yang menujukkan keunikan setiap peserta Pembelajaran yang Diperoleh


didik. Setiap individu yaitu peserta didik memiliki
2. Adanya kesepakatan bersama antara guru keunikannya masing-masing. Ide-ide
dan peserta didik melalui diskusi satu arah. kreatif dan menarik muncul ketika mereka
diberikan kebebasan untuk
mengekspresikan sebuah cerita dalam banyak pilihan cerita tradisional yang
kehidupan mereka. Selain itu, pelajaran dapat dipilih oleh peserta didik sesuai
akan lebih bermakna dan penuh nilai dengan ketertarikan mereka. Mengajak
apabila dikaitkan dengan kehidupan orang tua peserta didik untuk bergabung
sehari-hari peserta didik dan kolaborasi dalam platform ‘’Remind’’ agar dapat ikut
bersama anggota keluarga. berdiskusi bersama peserta didik.

Keberlanjutan kontekstual Kesimpulan


Melalui kontekstualisasi ini lebih banyak
Kontekstualisasi ini masihlah jauh dari
lagi munculnya pembelajaran yang
kesempurnaan. Oleh maka dari itu,
berdasarkan dan berhubungan dengan
diperlukannya rencana perbaikan di masa
konsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara.
mendatang. Adapaun perbaikan di masa
mendatang yaitu memberikan lebih
Halo nama saya adalah Putu Riska Priya Utami kelas IX di SMPN 6 Denpasar. Saya
membaca cerita berjudul "Asal Usul Selat Bali". Nilai karakter yang dapat saya ambil adalah
kita harus bersabar dalam menghadapi masalah. Oleh karena itu di kehidupan sehari -hari
saya selalu bersabar menghadapi masalah-masalah yang muncul. Saya juga sabar dalam
mengajari adik saya.

Hai, nama saya Ni Putu Tisya Wikananda Subarja. Salah satu Nilai karakter yang dapat
saya ambil dari cerita Selat Bali adalah menjadi seorang anak tidak boleh terlalu manja
dan pemalas serta harus menjadi seorang yang pekerja keras sehingga tidak
membebankan orang tua. Oleh karena itu, pada kehidupan sehari-hari saya selalu
mencoba melakukan segala sesuatu dengan mandiri. Orang tua saya membiarkan saya
gagal saat mencoba beberapa hal dia awal agar saya terlatih menjadi orang yang memiliki
sikap pekerja keras dengan terus mengukir prestasi modeling saya.

Halo teman-teman, nama saya adalah Ni Made Amanda Septisia Putri


Nilai yang terkandung; Kita harus selalu ingat pada Tuhan karena sesungguhnya
bagaimana pun keadaan kita pasti yang pertama mendengarkan keluh kesahmu adalah
Tuhan. Oleh maka dari itu, saya selalu berdoa, baik sebelum makan atau mulai belajar.

Anda mungkin juga menyukai