Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KUNJUNGAN PABRIK

PT. ENERGI AGRO NUSANTARA


UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG


Di Era persaingan pasar global, kualitas Sumber Daya Manusia merupakan salah satu
kunci penentu keberhasilan suatu negara. Keunggulan kualitas SDM merupakan potensi
dasar untuk menciptakan keunggulan produk sesuai dengan permintaan pasar. Era
globalisasi juga menuntut seseorang untuk terus meningkatkan kompetensi dan keahlian
guna menghadapi persaingan yang semakin ketat. Selain kompetensi, hal yang tidak kalah
penting adalah pengalaman, terutama pengalaman di lapangan yang berhubungan dengan
kompetensi dan keahlian yang dimiliki seseorang tersebut. Keahlian atau ketrampilan
seseorang juga harus ditunjang dengan adanya pengalaman kerja untuk mengetahui keadaan
dunia kerja yang syaratakan persaingan. Kunjungan Industri merupakan salah satu sarana
untuk memperkenalkan dunia kerja kepada masyarakat, salah satunya mahasiswa.Disamping
untuk mengetahui kondisi dunia kerja, kunjungan industri jugasangat berperan dalam
membentuk pola pikir dan semangat pelajar untuk berpikir ke arah yang lebih luas, sehingga
diharapkan dapat tercipta mahasiswa yang kreatif dan tidak awam dengan dunia kerja dan
mampu menciptakan lapangan kerja sendiri. Kunjungan Industri yang dilaksanakan oleh
UPN Veteran Jawa Timur ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan Sumber
Daya Manusia yang kreatif agar nantinya dapat bersaing secara sehat di dunia kerja
khususnya dalam bidang pangan. Dengan adanya kunjungan industri ke PT. Energi Agro
Nusantara ini diharapkan antara mahasiswa dan perusahaan dapat saling bertukar informasi
sehingga dapat menjalin hubungan yang saling menguntungkan baik bagi pihak universitas
maupun pihak PT. Energi Agro Nusantara.

Program Studi S-1 Teknik Kimia 1


Fakultas Teknologi Industri-UPN”VETERAN”Jatim Surabaya
LAPORAN KUNJUNGAN PABRIK
PT. ENERGI AGRO NUSANTARA
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

I.2 Tujuan
Kunjungan Industri ke PT. Energi Agro Nusantara ini memiliki beberapa tujuan diantaranya
untuk:
a. Memenuhi beberapa tugas dari mata kuliah Proses Industri Kimia.
b. Mengetahui gambaran yang realistis dalam merancang pendirian sebuah pabrik etanol
yang terkemuka.
c. Mengetahui proses-proses, mesin-mesin, cara pengemasan, sistem majanemen, proses
pengolahan dan pembuatan etanol murni, dll dalam suatu pabrik Industri Etanol seperti
PT. Energi Agro Nusantara.
d. Menambah pengetahuan dan informasi tentang dunia kerja.

I.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari/Tanggal : Kamis / 02 Juni 2016
Waktu : Pukul 13.00 s/d selesai.
Tempat : PT. Energi Agro Nusantara, Gempol Kerep, Bedeg, Mojokerto – Jawa
Timur.

Program Studi S-1 Teknik Kimia 2


Fakultas Teknologi Industri-UPN”VETERAN”Jatim Surabaya
LAPORAN KUNJUNGAN PABRIK
PT. ENERGI AGRO NUSANTARA
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

II.1. SECARA UMUM


PT. Perkebunan Nusantara X ( PTPN X ) adalah anak perusahaan BUMN dengan
industri gula sebagai produk utama dan beberapa produk lainnya seperti tembakau, rumah
sakit, kedelai edamame, pupuk, karung, bioethanol, dll. PT. Energi Agro Nusantara adalah
salah satu anak perusahaan PTPN X.
1. Visi dan Misi Perusahaan
A. Visi
Menjadi perusahaan energi terbarukan terkemuka di Indonesia.
B. Misi
 Menyediakan produk energi terbarukan berkualitas tinggi dan ramah lingkungan.
 Mengembangkan usaha melalui peningkatan produksi, inovasi dan diversifikasi.
 Meningkatkan daya saing melalui kompetensi SDM, efisiensi dan implementasi tata
kelola perusahaan yang baik.

2. Tujuan Perusahaan
 Memproduksi energi terbarukan sebagai pengganti energi dari bahan bakar fosil
yang semakin terbatas jumlahnya.
 Mendukung program mandatory pemerintah di bidang energi terbarukan.
 Memanfaatkan dan memberikan nilai tambah tetes tebu (molases) menjadi
bioethanol.
 Menghasilkan diversifikasi produk ikutan ( CO 2, Biogas, Pupuk Organik Cair,
Yeast Mud) demi meningkatkan keuntungan perusahaan sehingga turut
memberikan kontribusi yang optimal pada semua pemangku kepentingan.

Program Studi S-1 Teknik Kimia 3


Fakultas Teknologi Industri-UPN”VETERAN”Jatim Surabaya
LAPORAN KUNJUNGAN PABRIK
PT. ENERGI AGRO NUSANTARA
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

3.Proses Pembuatan Bioethanol

Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber
karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Bioetanol merupakan bahan bakar dari
minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai minyak premium. Untuk pengganti premium,
terdapat alternatif gasohol yang merupakan campuran antara bensin dan bioetanol. Adapun
manfaat pemakaian gasohol di Indonesia yaitu : memperbesar basis sumber daya bahan
bakar cair, mengurangi impor BBM, menguatkan security of supply bahan bakar,
meningkatkan kesempatan kerja, berpotensi mengurangi ketimpangan pendapatan antar
individu dan antar daerah, meningkatkan kemampuan nasional dalam teknologi pertanian
dan industri, mengurangi kecenderungan pemanasan global dan pencemaran udara (bahan
bakar ramah lingkungan) dan berpotensi mendorong ekspor komoditi baru.Untuk
pengembangan bioetanol diperlukan bahan baku diantaranya :

 Nira bergula (sukrosa): nira tebu, nira nipah, nira sorgum manis, nira kelapa, nira aren,
nira siwalan, sari-buah mete

 Bahan berpati : tepung-tepung sorgum biji, jagung, cantel, sagu, singkong/ gaplek, ubi
jalar, ganyong, garut, suweg, umbi dahlia.

 Bahan berselulosa (lignoselulosa): kayu, jerami, batang pisang, bagas, dll.

Teknologi Pengolahan Bioetanol

           Teknologi produksi bioethanol berikut ini diasumsikan menggunakan jagung sebagai
bahan baku, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakannya biomassa yang lain, terutama
molase.

           Glukosa dapat dibuat dari pati-patian, proses pembuatannya dapatdibedakan berdasarkan
zat pembantu yang dipergunakan, yaitu Hydrolisa asam dan Hydrolisa enzyme. Berdasarkan

Program Studi S-1 Teknik Kimia 4


Fakultas Teknologi Industri-UPN”VETERAN”Jatim Surabaya
LAPORAN KUNJUNGAN PABRIK
PT. ENERGI AGRO NUSANTARA
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

kedua jenis hydrolisa tersebut, saat ini hydrolisa enzyme lebih banyak dikembangkan, sedangkan
hydrolisa asam (misalnya dengan asam sulfat) kurang dapat berkembang, sehingga proses
pembuatan glukosa dari pati-patian sekarang ini dipergunakan dengan hydrolisa enzyme. Dalam
proses konversi karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air dilakukan dengan penambahan air
dan enzyme; kemudian dilakukan proses peragian atau fermentasi gula menjadi ethanol dengan
menambahkan yeast  atau ragi. Reaksi yang terjadi pada proses produksi ethanol/bio-ethanol
secara sederhana ditujukkan pada reaksi 1 dan 2.

           Selain ethanol/bio-ethanol dapat diproduksi dari bahan baku tanaman yang mengandung
pati atau karbohydrat, juga dapat diproduksi dari bahan tanaman yang mengandung selulosa,
namun dengan adanya lignin mengakibatkan proses penggulaannya menjadi lebih sulit, sehingga
pembuatan ethanol/bio-ethanol dari selulosa tidak perlu direkomendasikan. Meskipun teknik
produksi ethanol/bioethanol merupakan teknik yang sudah lama diketahui, namun ethanol/bio-
ethanol untuk bahan bakar kendaraan memerlukan ethanol dengan karakteristik tertentu yang
memerlukan teknologi yang relatif baru di Indonesia antara lain mengenai neraca energi (energy
balance) dan efisiensi produksi, sehingga penelitian lebih lanjut mengenai teknologi proses
produksi ethanol masih perlu dilakukan. Secara singkat teknologi proses produksi ethanol/bio-
ethanol tersebut dapat

dibagi dalam tiga tahap, yaitu gelatinasi, sakharifikasi, dan fermentasi.

 Secara umum, produksi bioethanol ini mencakup 3 (tiga) rangkaian proses, yaitu:

Persiapan Bahan Baku

Bahan baku untuk produksi biethanol bisa didapatkan dari berbagai tanaman, baik yang secara
langsung menghasilkan gula sederhana semisal Tebu (sugarcane),gandum manis (sweet
sorghum) atau yang menghasilkan tepung seperti jagung(corn), singkong (cassava) dan
gandum (grain sorghum) disamping bahan lainnya. Persiapan bahan baku beragam bergantung
pada bahan bakunya, tetapi secara umum terbagi menjadi beberapa proses, yaitu:

Program Studi S-1 Teknik Kimia 5


Fakultas Teknologi Industri-UPN”VETERAN”Jatim Surabaya
LAPORAN KUNJUNGAN PABRIK
PT. ENERGI AGRO NUSANTARA
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

 Tebu dan Gandum manis harus digiling untuk mengektrak gula

 Tepung dan material selulosa harus dihancurkan untuk memecahkan susunan tepungnya
agar bisa berinteraksi dengan air secara baik

 Pemasakan, Tepung dikonversi menjadi gula melalui proses pemecahan menjadi gula
kompleks (liquefaction) dan sakarifikasi (Saccharification) dengan penambahan air,
enzyme serta panas (enzim hidrolisis). Pemilihan jenis enzim sangat bergantung terhadap
supplier untuk menentukan pengontrolan proses pemasakan.

 Tahap Liquefaction memerlukan penanganan sebagai berikut:


1. Pencampuran dengan air secara merata hingga menjadi bubur
2. Pengaturan pH agar sesuai dengan kondisi kerja enzim
3. Penambahan enzim (alpha-amilase) dengan perbandingan yang tepat
4. Pemanasan bubur hingga kisaran 80 sampai dengan 90 0C, dimana tepung-tepung
yang bebas akan mengalami gelatinasi (mengental seperti Jelly) seiring dengan
kenaikan suhu, sampai suhu optimum enzim bekerja memecahkan struktur tepung
secara kimiawi menjadi gula komplek (dextrin). Proses Liquefaction selesai
ditandai dengan parameter dimana bubur yang diproses menjadi lebih cair seperti
sup.
 Tahap sakarifikasi (pemecahan gula kompleks menjadi gula sederhana) melibatkan
proses sebagai berikut:

1. Pendinginan bubur sampai suhu optimum enzim sakarifikasi bekerja

2. Pengaturan pH optimum enzim

3. Penambahan enzim (glukoamilase) secara tepat

4. Mempertahankan pH dan temperatur pada rentang 50-60 0C sampai proses sakarifikasi


selesai (dilakukan dengan pengetesan gula sederhana yang dihasilkan).

Program Studi S-1 Teknik Kimia 6


Fakultas Teknologi Industri-UPN”VETERAN”Jatim Surabaya
LAPORAN KUNJUNGAN PABRIK
PT. ENERGI AGRO NUSANTARA
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

Fermentasi

Pada tahap ini, tepung telah sampai pada titik telah berubah menjadi gula sederhana (glukosa dan
sebagian fruktosa) dimana proses selanjutnya melibatkan penambahan enzim yang diletakkan
pada ragi (yeast) agar dapat bekerja pada suhu optimum. Proses fermentasi ini akan
menghasilkan etanol dan CO2. Bubur kemudian dialirkan kedalam tangki fermentasi dan
didinginkan pada suhu optimum kisaran 27-32 0C, dan membutuhkan ketelitian agar tidak
terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Karena itu keseluruhan rangkaian proses dari liquefaction,
sakarifikasi dan fermentasi haruslah dilakukan pada kondisi bebas kontaminan.

Jenis Ragi

Selanjutnya ragi akan menghasilkan ethanol sampai kandungan etanol dalam tangki mencapai 8-
12 % (biasa disebut dengan cairan beer), dan selanjutnya ragi tersebut akan menjadi tidak aktif,
karena kelebihan etanol akan berakibat racun bagi ragi.
Dan tahap selanjutnya yang dilakukan adalah destilasi, namun sebelum destilasi perlu dilakukan
pemisahan padatan-cairan, untuk menghindari terjadinya clogging selama proses distilasi.
Untuk ragi, biasanya digunakan jenis Zymomonas mobilis dan Saccharomyces
cerevisiae (disebut juga ragi roti). Penggunaan kedua jenis tersebut bisa sendiri-sendiri atau
dicampur. Beberapa website menganjurkan pencampuran keduanya untuk menutupi kelemahan
masing-masing jenis ragi.

Zymomonas mobilis Saccharomyces cerevisiae

(+) proses peragian cepat (13-20 jam) (+) Etanol yang dihasilkan banyak (65.5 g/l cell
density)
(-) etanol yang dihasilkan sedikit (30 g/l cell
density) (-) Proses peragian lama (50-33 jam)

Program Studi S-1 Teknik Kimia 7


Fakultas Teknologi Industri-UPN”VETERAN”Jatim Surabaya
LAPORAN KUNJUNGAN PABRIK
PT. ENERGI AGRO NUSANTARA
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

Untuk mempercepat proses peragian, bisa diberikan beberapa enzim tambahan seperti alpha dan
beta amylase. kedua enzim ini digunakan untuk memecah karbohidrat menjadi gula sederhana
(alpha amylase menghasilkan maltose, beta amylase menghasilkan sucrose). enzim-enzim ini
ditambahkan pada proses peragian untuk menghasilkan larutan dangan kadar etanol yang
tinggi. Larutan ragi yang sudah selesai digunakan dapat dicampurkan pada larutan bahan yang
baru sebagai larutan biang, dengan kadar 50% larutan biang + 50% larutan ragi yang baru.

3. Pemurnian / Distilasi

Distilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dari beer (sebagian besar adalah air dan etanol).
Titik didih etanol murni adalah 78 0C sedangkan air adalah 100 0C (Kondisi standar). Dengan
memanaskan larutan pada suhu rentang 78 – 100 0C akan mengakibatkan sebagian besar etanol
menguap, dan melalui unit kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi 95 %
volume.

 Berdasarkan kadar alkoholnya, etanol terbagi menjadi tiga grade :

1. Grade industri dengan kadar alkohol 90-94 %

2. Netral dengan kadar alkohol 96-99,5 %, umumnya digunakan untuk minuman   keras atau
bahan baku farmasi.

3. Grade bahan bakar dengan kadar alkohol di atas 99,5 %

 Kegunaan ethanol/bioethanol (alkohol) adalah sebagai berikut

1. Sebagai pelarut dan reagensia dalam laboratorium dan industri. Sebagai bahan
bakar. Etanol mempunyai nilai kalor (Q) sebesar 12.800 Btu/lb. Sedangkan jika dicampur
dengan gasoline dimana prosentase 10% etanol dan 90% gasoline akan menghasilkan
produk dengan nama dagang Gasohol yang dihasilkan nilai kalor (Q) sebesar 112.000
Btu/gallon.

Program Studi S-1 Teknik Kimia 8


Fakultas Teknologi Industri-UPN”VETERAN”Jatim Surabaya
LAPORAN KUNJUNGAN PABRIK
PT. ENERGI AGRO NUSANTARA
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

2. Sebagai minuman keras 


3. Sebagai bahan industri kimia.
4. Sebagai bahan kecantikan dan kedokteran.
5. Sebagai pelarut dan untuk sintesis senyawa kimia lainnya.
6. Sebagai bahan baku (raw material) untuk membuat ratusan senyawa kimia lain, seperti
asetaldehid, etil asetat, asam asetat, etilene dibromida, glycol, etil klorida, dan semua etil
ester. 
7. Sebagai pelarut dalam pembuatan cat dan bahan-bahan komestik.
8. Diperdayakan di dalam perdagangan domestik sebagai bahan bakar.

 Tetes Tebu

Tetes Tebu (molases) adalah hasil samping proses pembuatan gula tebu (Saccharum
officinarum). Tetes tebu berwujud cairan kental yang diperoleh dari tahap pemisahan kristal
gula. Tetes tebu tidak dapat dibentuk gula dengan kadar tinggi (50-60 %), asam amino, dan
mineral. Tingginya kandungan gula dalam tetes berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan
baku bioetanol.

Pada umunya tetes tebu di indonesia di ekspor dalam bentuk cane molases. Ekspor cane
molasses berkontribuasi sekitar 78,4 % dari total ekspor produk tebu.

Tabel II.2 Komposisi kimia tetes tebu

Unsur Kisaran (%) Rata-rata (%)

Air 17-25 20  

Sukrosa 30-40 35

Program Studi S-1 Teknik Kimia 9


Fakultas Teknologi Industri-UPN”VETERAN”Jatim Surabaya
LAPORAN KUNJUNGAN PABRIK
PT. ENERGI AGRO NUSANTARA
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

Dekstrosa (glukosa) 4-9 7

Fruktosa 5-12 9

Karbohidrat lain 2-5 3

Abu 7-15 4  

Unsur nitrogen 2-6 12

Unsur bukan nitrogen 2-8 4,5

Pigmen – 0,4

Lilin, sterol, phospolipid 0,1-1 5

Vitamin – –

Ketersediaan tetes tebu sebagai bahan baku bioetanol di Indonesia cukup banyak.Hal ini
berkorelasi dengan luas areal perkebunan tebu yang semakin meningkat. Diperkirakan untuk
setiap ton tebu akan menghasilkan sekitar 2,7 % tetes tebu.

 Sifat fisika dan kimia dari tetes tebu

Program Studi S-1 Teknik Kimia 10


Fakultas Teknologi Industri-UPN”VETERAN”Jatim Surabaya
LAPORAN KUNJUNGAN PABRIK
PT. ENERGI AGRO NUSANTARA
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

Bentuk : Kental, coklat kehitaman

pH : 5,3

Titik beku : -18 0C

Titik didih : 107 0C

Specific gravity : 1,4

Kelarutan dalam air : Sangat larut

Viscositas : 4,323 cp

Panas Spesifik : 0,5 kkal/kg 0C

Densitas : 1,47 gr/ml

Program Studi S-1 Teknik Kimia 11


Fakultas Teknologi Industri-UPN”VETERAN”Jatim Surabaya
LAPORAN KUNJUNGAN PABRIK
PT. ENERGI AGRO NUSANTARA
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

BAB IV
PENUTUP

IV. Kesimpulan
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN BIOETANOL :

1. Pengenceran Tetes Tebu


Kadar gula dalam tetes tebu terlalu tinggi untuk proses fermentasi, oleh
karena itu perlu diencerkan terlebih dahulu. Kadar gula yang diinginkan kurang
lebih adalah 14 %. Misal: larutkan 28 kg (atau 22.5 liter) molasses dengan 72 liter
air. Aduk hingga tercampur merata. Volume airnya kurang lebih 94.5 L.
Masukkan ke dalam fermentor. Catatan: jika kandungan gula dalam tetes kurang
dari 50%, penambahan air harus disesuaikan dengan kadar gula awalnya. Yang
penting adalah kadar gula akhirnya kurang lebih 14%.
Program Studi S-1 Teknik Kimia 12
Fakultas Teknologi Industri-UPN”VETERAN”Jatim Surabaya
LAPORAN KUNJUNGAN PABRIK
PT. ENERGI AGRO NUSANTARA
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

2. Penambahan Urea dan NPK


Urea dan NPK berfungsi sebagai nutrisi ragi. Kebutuhan hara tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Urea sebanyak 0.5% dari kadar gula dalam larutan fermentasi.
b. NPK sebanyak 0.1% dari kadar gula dalam larutan fermentasi.
Untuk contoh di atas, kebutuhan urea adalah sebanyak 70 gr dan NPK
sebanyak 14 gr. Gerus urea dan NPK ini sampai halus, kemudian
ditambahkan ke dalam larutan molasses dan diaduk.
3. Penambahan Ragi
Bahan aktif ragi roti adalah khamir Saccharomyces cereviseae yang dapat
memfermentasi gula menjadi etanol. Ragi roti mudah dibeli di toko-toko bahan-
bahan kue atau di supermarket. Sebaiknya tidak menggunakan ragi tape, karena
ragi tape terdiri dari beberapa mikroba. Kebutuhan ragi roti adalah sebanyak 0.2%
dari kadar gula dalam larutan molasses. Untuk contoh di atas kebutuhan raginya
adalah sebanyak 28 gr. Ragi roti diberi air hangat-hangat kuku secukupnya.
Kemudian diaduk-aduk perlahan hingga tempak sedikit berbusa. Setelah itu baru
dimasukkan ke dalam fermentor. Fermentor ditutup rapat.
4. Fermentasi
Proses fermentasi akan berjalan beberapa jam setelah semua bahan
dimasukkan ke dalam fermentor. Kalau anda menggunakan fermentor yang
tembus padang (dari kaca misalnya), maka akan tampak gelembung-gelembung
udara kecil-kecil dari dalam fermentor. Gelembung-gelembung udara ini adalah
gas CO2 yang dihasilkan selama proses fermentasi. Kadang-kadang terdengar
suara gemuruh selama proses fermentasi ini. Selama proses fermentasi ini
usahakan agar suhu tidak melebihi 36oC dan pH nya dipertahankan 4.5 – 5.
Proses fermentasi berjalan kurang lebih selama 66 jam atau kira-kira 2.5 hari.
Salah satu tanda bahwa fermentasi sudah selesai adalah tidak terlihat lagi adanya
gelembung-gelembung udara. Kadar etanol di dalam cairan fermentasi kurang
lebih 7% – 10 %.
5. Distilasi dan Dehidrasi
Program Studi S-1 Teknik Kimia 13
Fakultas Teknologi Industri-UPN”VETERAN”Jatim Surabaya
LAPORAN KUNJUNGAN PABRIK
PT. ENERGI AGRO NUSANTARA
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

Setelah proses fermentasi selesai, masukkan cairan fermentasi ke dalam


evaporator atau boiler. Panaskan evaporator dan suhunya dipertahankan antara 79
– 81oC. Pada suhu ini etanol sudah menguap, tetapi air tidak menguap. Uap etanol
dialirkan ke distilator. Bioetanol akan keluar dari pipa pengeluaran distilator.
Distilasi pertama, biasanya kadar etanol masih di bawah 95%. Apabila kadar
etanol masih di bawah 95%, distilasi perlu diulangi lagi (reflux) hingga kadar
etanolnya 95%. Apabila kadar etanolnya sudah 95% dilakukan dehidrasi atau
penghilangan air. Untuk menghilangkan air bisa menggunakan kapur tohor atau
zeolit sintetis. Tambahkan kapur tohor pada etanol. Biarkan semalam. Setelah itu
didistilasi lagi hingga kadar airnya kurang lebih 99.5%.

Program Studi S-1 Teknik Kimia 14


Fakultas Teknologi Industri-UPN”VETERAN”Jatim Surabaya

Anda mungkin juga menyukai