Anda di halaman 1dari 6

Lampiran 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN KARIES GIGI


YAYASAN WAHAN BHAKTI KARYA HUSADA
AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT.Tk.III.dr.J.A.LATUMETEN
DI NEGERI SALEMAN . KEC.SERAM UTARA BARAT
KAB.MALUKU TENGAH

Hari/tanggal : Rabu, 24 januari 2018


Waktu : 1 x 60 menit
Tempat : SD Negeri 1 dan 2 Saleman
Topik : Penyuluhan kesehatan tentang cara menggosok gigi yang baik dan
benar.

A. Latar belakang
Kesehatan menjadi sangat berharga ketika ada gangguan. Gejala
awal suatu penyakit seringkali tidak diperhatikan atau dianggap tidak
terlalu penting. Kecenderungan ini juga terjadi pada penyakit gigi. Gigi
yang sehat tidak cukup hanya rapi dan putih saja tetapi harus didukung
oleh gusi, akar dan tulang pendukung yang sehat. Gigi akan berfungsi
dengan baik apabila gigi tersebut dalam keadaan sehat, sebaliknya gigi
dan mulut yang tidak sehat akan menimbulkan masalah.
           Karies gigi dapat menyebabkan focal infection dental origin
atau focal infection (FI) yaitu infeksi kronis di suatu tempat yang memicu
penyakit di tempat lain. FI terjadi ketika mikroorganisme yang berasal dari
gigi dan mulut menyebabkan infeksi atau penyakit di bagian tubuh yang
lain. Infeksi di akar gigi maupun di jaringan penyangga gigi melibatkan
lebih dari 350 bakteri dan mikroorganisme, karena letak infeksinya sangat
dekat dengan pembuluh darah, produk bakteri berupa toksin dapat
menyebar ke seluruh tubuh. Hal ini lah yang mengakibatkan terganggunya
organ-organ tubuh antara lain jantung, hati, ginjal dan pada ibu hamil
dapat mengakibatkan bayi yang dilahirkan memiliki berat badan lahir
rendah.
Di Indonesia, hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun
2001 diperoleh prevalensi karies pada penduduk usia 10 tahun ke atas
sebesar 70% yakni pada usia 12 tahun sebesar 43,9%, usia 15 tahun
Lampiran 2

mencapai 37,4%, usia 18 tahun 51,1%, usia 35-44 tahun 80,1% dan usia
65 tahun ke atas mencapai 96,7%. Susenas (Survei Kesehatan Nasional,
2001) melaporkan sebesar 1,2% penduduk Indonesia menyatakan pernah
sakit gigi satu bulan yang lalu dan meningkat pada golongan umur yang
lebih tinggi, di mana keluhan tertinggi adalah pada golongan umur 35-39
tahun sebesar 1,8% dan rata-rata lama terganggunya sekolah, pekerjaan
dan aktivitas sehari-hari akibat sakit gigi adalah 4 hari.
Hal yang memperihatinkan dalam SKRT 2001 adalah motivasi untuk
menambal gigi masih sangat rendah yaitu 4-5%, sementara besarnya
kerusakan gigi yang belum ditangani di mana memerlukan penambalan
atau pencabutan mencapai 82,5%, dan diketahui pula bahwa rata-rata 16
gigi sudah dicabut pada umur 65 tahun ke atas. Selanjutnya pada SKRT
2004 dilaporkan bahwa prevalensi karies telah mencapai 90,05% yang
berarti hampir seluruh penduduk Indonesia menderita karies gigi.
Karies gigi merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang
paling sering dijumpai di masyarakat. Prevalensi karies gigi pada anak
terutama pada anak (umur 48 bulan – 84 bulan). Adanya anak suka
mengkonsumsi makanan jajanan kariogenik akan meningkatkan resiko
anak terkena karies gigi. Dengan demikian jenis makanan, waktu makan
dan frekuensi makan makanan kariogenik diduga dapat meningkatkan
kejadian karies penyakit gigi anak.
Dilakukannya penelitian adalah untuk membuktikan hubungan
antara jenis makanan, waktu makan dan frekuensi makan makanan
kariogenik terhadap karies gigi anak. Populasi total (sensus) dengan
jumlah populasi 100 anak. Analisa data dilakukan secara uji statistik chi-
square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi karies gigi
adalah 71%. Kriteria karies sangat rendah 18,3%, rendah 25,4%, sedang
45% dan tinggi 11%. Hasil penelitian jenis makanan kurang baik 58%,
waktu makan sering 48% dan frekuensi makan sering 61%.
Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan perlu adanya
peningkatan upaya dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut secara
Lampiran 2

promotif, preventif dan kuratif misalnya mengurangi kebiasaan anak


makan makanan kariogenik di antara waktu makan dan melakukan gosok
gigi atau kumur-kumur setelah makan. Karies gigi merupakan penyakit
jaringan keras gigi yang erat hubungannya dengan keteraturan menyikat
gigi. Mengingat pentingnya fungsi gigi maka sejak dini kesehatan gigi
anak-anak perlu diperhatikan sebagai tindakan pencegahan karies gigi.
Walaupun kegiatn menggosok gigi merupakan kegiatan yang sudah
umum namun masih ada kekeliruan baik dalam pengertiannya maupun
dalam pelaksanaannya. (Budiharto, 2001).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 50 menit, sasaran mampu
memahami tentang penyakit karies gigi.
2. Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 50 menit, diharapkan sasaran
dapat :
a. Menjelaskan tentang  pengertian karies
b. Menjelaskan tentang penyebab karies
c. Menyebutkan tentang tanda dan gejala dari karies
d. Menjelaskan tentang pencegahan karies
e. Menjelaskan tentang pengobatan karies
f. Mendemonstrasikan cara menyikat gigi

C. Peserta
SD Negeri 1 dan 2 Saleman, jumlah : 60 peserta
Lampiran 2

D. Strategi pelaksanaan
Hari/tanggal pelaksanaan : Rabu, 24 Januari 2018
Waktu : 08.00 wit – 11.00 wit
Tempat : SDN 1 dan 2 Saleman

E. Setting Waktu
No Waktu Kegiatan penyuluh kegiatan klien
1. 3 Menit Pembukaan :
a) Mengucapkan salam a) Menjawab salam
b) Memperkenalkan diri b) Memperhatikan
c) Menjelaskantopik c) Memperhatikan
penyuluhan d) Memperhatikan
d) Menjelaskan tujuan e) Memperhatikan
e) Membuat kontrak waktu
dan meminta kerja sama
dengan audiens
2. 10 Pelaksanaan :
Menit a) Menjelaskan pengertian a. Memperhatikan
jatuh b. Memperhatikan
b) Menjeskan factor resiko c. Memperhatikan
penyebab jatuh d. Memperhatikan
c) Menjelaskan akibat dari e. Memperhatikan
jatuh
d) Menjelaskan cara
pencegahan jatuh
e) Mendemonstrasikan cara
jatuh
3. 5 Menit Evaluasi :
a) Menanyakan kepada klien a) Menjawab
tentang materi yang telah pertanyaan
diberikan b) memperhatikan
b) Memberikan reinforcement
kepada klien jika dapat
menjawab petanyaan
4. 2 menit Terminasi
a) Menyimpulkan materi a) Mendengarkan
penyuluhan bersama b) Menjawab slam
peserta
b) Mengucapkan salam
penutup
Total
20
menit
Lampiran 2

F. Settingan Tempat

Keterangan:
Peserta

Penyuluh

Pembimbing lahan

G. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi tanya jawab

H. Media
1 Leaflet
2 Kuisioner
3 Phantom
Lampiran 2

I. Rencana Evaluasi kegiatan

1. Evaluasi struktur
 Siswa/siswi SD Negeri 1 dan 2 Saleman dapat bekerja sama dengan
mahasiswa
 Siswa/siswi SD Negeri 1 dan 2 Saleman mengerti maksud dan tujuan hari
ini

2. Evaluasi proses
 Siswa/siswi SD Negeri 1 dan 2 Saleman terlihat aktif dalam kegiatan
diskusi
 Siswa/siswi SD Negeri 1 dan 2 Saleman dapat menjawab pertanyaan
yang diberikan
 Siswa/siswi SD Negeri 1 dan 2 Saleman dapat melakukan tindakan yang
diajarkan

3. Evaluasi hasil
 Siswa/siswi SD Negeri 1 dan 2 Saleman mampu menjelaskan kembali
tentang materi penyuluhan yang telah diberikan oleh mahasiswa.
 Siswa/siswi SD Negeri 1 dan 2 Saleman bersedia dan mau merubah
perilaku .

Anda mungkin juga menyukai