Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK II

HIPERTIROID

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak II

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2 :

1. Nurul Izzah Lubis (1811311030)


2. Annisa Rahmadhani (1811311032)
3. Nurul Fadilah (1811311034)
4. Roky Firdaus (1811311036)
5. Dian Rahayu (1811312002)
6. Azizah Oktavia (1811312004)
7. Miftahul Rohimah (1811312006)
8. Annisa Mulia (1811312008)
9. Faraz Arsya Duta (1811312010)
10. Tifa Ramadhani (1811312014)
11. Dini Qurrata Ayuni (1811312016)
12. Septia Maharani (1811312018)
13. Annisa Aulia Darma (1811312020)

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah


SWT serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Hipertiroid”.
Dalam penyusunan makalah ini penulis sangat menyadari bahwa masih
banyaknya terdapat kekurangan dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan,
pengalaman serta kehilafan yang penulis miliki. Maka dari itu, dengan ikhlas penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mendidik dan membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan penyusunan makalah ini dimasa yang akan datang.
Penyusunan makalah ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan,
bimbingan serta saran dari berbagai pihak. Untuk itulah pada kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga.
Semoga Allah SWT membalas dan selalu melimpahkan rahmat serta
hidayahnya atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan
makalah ini, akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembangunan ilmu
pendidikan dan ilmu keperawatan  serta bagi kita semua, Aamiin.

Padang, 11 April 2020

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3

A. Pengertian Hipertiroid..........................................................................................3
B. Manifestasi / Tanda dan Gejala Hipertiroid.........................................................3
C. pengkajian khusus ( sistem ) pada orang penderita hipertiroid............................4
D. Diagnosa dari hipertiroid. ....................................................................................9
E. Penatalaksanaan medis hipertiroid.......................................................................12
F. Promosi kesehatan yang diberikan untuk hipertiroid...........................................14
BAB IIIPENUTUP...................................................................................................24

A. Kesimpulan..........................................................................................................24
B. Saran.....................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................25

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertiroidisme adalah keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid
lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Tirotoksikrosis merupakan istilah yang
digunakan dalam manifestasi klinis yang terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi
oleh peningkatan hormon tiroid (Tarwoto, dkk. 2012). Prevalensi kasus
hipertiroid di Amerika pada wanita sebesar 1,9% dan pria 0,9%.Berdasarkan data
BP2GAKI di laporan tahunan 2013, prevalensi hipertiroid di Indonesia
berdasarkan jawaban pernah didiagnosis dokter sebesar 0,4%, sedangkan di Jawa
Tengah sebeaar 0,5%, dimana prevalensi hipertiroid pada perempaun cenderung
lebih tinggi daripada laki-laki.
Burrow GN, dkk (1989) dalam bukunya “Thyroid Function and Disease”,
Hipertiroid dapat menyebabkan masalah kesehatan, yang paling serius menyerang
jantung serta gangguan tulang. Penyakit hipertiroid dapat menimbulkan gejala
secara klinis dan fisiologis, perubahan fungsi tiroid, dan dapat menimbulkan
gangguan pada fungsi kognitif, masalah perilaku, dan perubahan perasaan (mood)
serta kecemasan. Berdasarkan Kementrian Kesehatan (2015), peyakit akibat
hipotiroid juga merupakan penyakit yang dapat menimbulkan mortalitas,
disabilitas, beban psikososial, dan kerugian ekonomi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hipertiroid ?
2. Apa saja manifestasi klinik / tanda dan gejala hipertiroid ?
3. Bagaimana pengkajian khusus ( sistem ) pada orang penderita hipertiroid ?
4. Apa diagnosa dari hipertiroid ?
5. Bagaimana penatalaksanaan medis hipertiroid ?
6. Apa saja promosi kesehatan yang diberikan untuk hipertiroid ?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari hipertiroid.
2. Untuk mengetahui manifestasi klinik / tanda dan gejala hipertiroid
3. Untuk mengetahui pengkajian khusus ( sistem ) pada orang penderita hipertiroid.
4. Untuk mengetahui diagnosa dari hipertiroid.
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis hipertiroid.
6. Untuk mengetahui promosi kesehatan yang diberikan untuk hipertiroid.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipertiroid
Hipertiroidisme adalah keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid
lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Tirotoksikrosis merupakan istilah yang
digunakan dalam manifestasi klinis yang terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi
oleh peningkatan hormon tiroid (Tarwoto, dkk. 2012). Hipertiroid atau
hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi
hormone tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena
tiroid memproduksi hormone tiroksin dari Iodium, maka Iodium radiaktif dalam
dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intesitas fungsinya)
(Amin, dkk., 2015). Angka kejadian pada hipertiroid lebih banyak pada wanita
dengan perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20-40 tahun (Black, 2009).

B. Manifestasi Klinis/ Tanda dan Gejala


Menurut Tarwoto, dkk (2012), gejala-gejala klinis hipertiroid berikut ini:
1. Sistem Kardiovaskuler
Meningkatkan heart rate, stroke volume, kardiak oputput, peningkatan
kebutuhan oksigen otot jantung, peningkatan vaskuler perifer resisten, tekanan
darah sistole dan diastole meningkat 10-15 mmHg, palpitasi, disritmia,
kemungkinan gagal jantung, edema.
2. Sistem Pernafasan
Pernafasan cepat, bernafas pendek, penurunan kapasitas paru.
3. Sistem Perkemihan
Retensi cairan, menurunnya otot urine.
4. Sistem Gastrointestinal
Meningkatnya peristaltik usus, peningkatan nafsu makan, penurunan
berat badan, diare, peningkatan penggunaan cadangan adifose dan protein,
penurunan serum lipid, peningkatan sekresi gastrointestinal, hiponatremia,
muntah, dan keram abdomen.

3
5. Sistem Muskuloskeletal
Keseimbangan protein negatif, kelemahan otot, kelelahan.
6. Sistem Integumen
Berkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah, hangat, tidak
toleransi panas, kedaan rambut lurus, lembut, halus dan mungkin terjadi
kerontokan rambut.
7. Sistem Endokrin
Sistem endokrin biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
8. Sistem Saraf
Gugup, gelisah, emosi tidak stabil; seperti kecemasan, curiga, tegang
dan emosional.
9. Eksoftalmus
Eksoftalmus yaitu keadaan dimana bolamata menonjol kedepan seperti
mau keluar. Eksoftalmus terjadi karena adanya penimbunan karbohidrat
kompleks yang menahan air dibelakang mata. Retensi cairan ini mendorong
bola mata kedepan sehingga bola mata nampak menonjol keluar rongga orbita.
Pada keadaan ini dapat terjadi kesulitan dalam menutup mata secara sempurna
sehingga mata menjadi kering, iritasi atau kelainan kornea.
Hipertiroid adalah keadaan abnormal kelenjar tiroid akibat
meningkatnya produksi hormon tiroid sehingga kadarnya meningkat dalam
darah yang ditandai dengan penurunan berat badan, gelisah, tremor,
berkeringat dan kelemahan otot (Batubara, 2010).

C. Pengkajian Khusus ( Sistem ) pada Orang Penderita Hipertiroid


1. Pengkajian
Data-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan hipertiroid
Tarwoto,dkk., (2012) ialah sebagai berikut :
a. Data Demografi
Data demografi yang penting di kaji adalah usia dan jenis kelamin,
karena merupakan faktor yang berpengaruh terhadap hipertiroid.

4
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat penyakit tiroid yang dialami, riwayat pengobatan dengan
radiasi dileher, adanya tumor, adanya riwayat trauma kepala, infeksi, riwayat
penggunaaan obat-obatan seperti thionamide, lithium, amiodarone, interferon
alfa.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dengan faktor genetik, penyakit tiroid dan kanker.
d. Riwayat Sosial Ekonomi
Kemampuan memelihara kesehatan, konsumsi dan pola makan, porsi
makan.
e. Keluhan Utama
 Kaji yang berhubungan dengan hipermetabolisme
 Penurunan berat badan
 Peningkatan suhu tubuh
 Kelelahan
 Makan dengan porsi banyak atau sering
 Kaji yang berhubungan dengan aktivitas
 Cepat lelah
 Intoleransi aktivitas
 Tremor
 Insomnia
 Kaji yang berhubungan dengan gangguan persarafan
 Iritabilitas
 Emosi tidak stabil seperti cemas atau mudah tersinggung
 Kaji yang berhubungan dengan gangguan penglihatan
 Gangguan tajam penglihatan
 Pandangan ganda
 Kaji yang berhubungan dengan gangguan graves
 Eksoftalmus

5
 Pembesaran kelenjar tiroid
2. Pemeriksaan Fisik
a. Status Kesehatan Umum
Kaji keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan,
berat badan, dan tanda-tanda vital.
 Kepala dan Leher
 Observasi dan pemeriksaan kelenjar tiroid. Palpasi kelenjar tiroid dan kaji
adanya massa atau pembesaran. Observasi ukuran dan kesimetrisan pada
goiter pembesaran dapat terjadi empat kali dari ukuran normal.
 Optalmopathy (penampilan dan fungsi mata yang tidak normal). Pada
hipertiroid sering ditemukan adanya retraksi kelopak mata dan penonjolan
kelopak mata. Pada tiroksikosis kelopak mata mengalami kegagalan untuk
turun ketika klien melihat kebawah.
 Observasi adanya bola mata yang menonjolkarena edema pada otot
ektraokuler dan peningkatan jaringan dibawah mata. Penekanan pada saraf
mata dapat mengakibatkan kerusakan pandangan seperti penglihata ganda,
tajam penglihatan. Adanya iritasi mata karena kesulitan menutup mata secara
sempurna perlu dilakukan pengkajian.
 Sistem Integumen
Kulit kering,gatal,ulkus pada kulit, diaforesis, kulit rusak, lesi,
menurunnya rentang gerak.
 Sistem Pernapasan
Merasa kekurangan oksigen,batuk dengan/tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi atau tidak), sesak napas, batuk dengan/tanpa
sputum purulen (infeksi),frekuensi pernapasan meningkat.
 Pemeriksaan Kardiovaskular
Komplikasi yang sering timbul pada hipertiroid adalah gangguan
jantung seperti kardioditis dan gagal jantung, oleh karenanya pemeriksaan
jantung perlu dilakukan seperti tekanan darah, takikardia, distritmia, bunyi
jantung.

6
 Pemeriksaan Gastrointestinal
Hilang nafsu makan,mual atau muntah, penurunan berat badan lebih
dari beberapa periode hari/minggu, kulit kering atau bersisik, muntah,
pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolisme dengan peningkatan
gula darah), bau halitosis atau manis, bau buah ( napas aseton).
 Sistem Urinary
Perubahan pola berkemih,rasa nyeri/terbakar,infeksi saluran kemih
berulang, nyeri tekan abdomen, diare,urine encer, poliuria, bising usus lemah
dan menurun.
 Sistem Muskuloskeletal
Biasanya ditemukan adanya kelemahan otot, hipeeraktif pada reflex
tendon dan tremor, iritabilitas.
 Sistem Neurology
Pusing,sakit kepala, kesemutan,kebas, kelemahan pada otot
Parasetia,gangguan penglihatan,disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau
koma (tahap lanjut), gangguan memori.
3. Pengkajian Pola Fungsional Kesehatan Gordon
a. Pola Persepsi Kesehatan
Ketidaktahuan klien tentang informasi dari penyakit yang
dideritanya. Secara umum hipertiroid ini adalah akibat dari hiperaktifnya
kelenjar tiroid dalam mamproduksihormone tiroid. Penyakit ini termasuk
dalam autoimun yang menghasilkan antibodi yangdapat meningkatkan
produksi hormone tiroid secara bebas. Kurangnya pengetahuan klien tentang
penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertiroid.
b. Pola Nutrisi Metabolik
Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan
meningkat, makan banyak, kurus,makannya sering, kehausan, mual dan
muntah.

7
c. Pola Eliminasi
Urine dalam jumlah banyak, urin encer berwarna pucat dan kuning,
perubahan dalamfeses (diare), sering buang air besar dan terkadang diare,
keringat berlebihan, berkeringat dingin.
d. Pola Aktivitas – Latihan
Sensitivitas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan
berat, palpitasi, nyeri dada, bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental
dan perilaku, seperti: bingung,disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium,
psikosis, stupor, koma, tremor halus padatangan, tanpa tujuan, beberapa
bagian tersentak-sentak, hiperaktif refleks tendon dalam(RTD). Frekuensi
pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru (pada
krisistirotoksikosis), jari tangan gemetar (tremor), jantung berdebar cepat,
denyut nadi cepat,seringkali sampai lebih dari 100 kali per menit, rasa capek,
otot lemas terutama lengan atas dan paha, ketidaktoleranan panas, pergerakan-
pergerakan usus besar yang meningkat, gemetaran, kegelisahan, agitasi.
e. Pola Istirahat dan Tidur
Insomnia sehingga sulit untuk berkonsentrasi.
f. Pola Kognitif Perseptual
Ada kekhawatiran karena pusing, kesemutan, gangguan penglihatan,
penglihatan ganda, gangguan koordinasi, pikiran sukar berkonsentrasi.
g. Pola Persepsi Diri
Gangguan citra diri akibat perubahan struktur anatomi, mata besar
(membelalak =exophthalmus), keluhan lain pada mata (seperti nyeri, peka
cahaya,kelainan penglihatan danconjunctivitis), kelenjar gondok membesar
(struma nodosa), kurus, kulit yang seperti beludru halus, rambut halus dan
tipis, rambut rontok.
h. Pola Peran– Hubungan 
Nervous, tegang, gelisah, cemas, mudah tersinggung. Bila bisa menyes
uaikan tidak akanmenjadi masalah dalam hubungannya dengan anggota
keluarganya.

8
i. Pola Seksualitas – Reproduksi 
-
j. Pola Koping – Toleransi Stress
Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik.
Emosi labil (euforia sedang sampai delirium), depresi, tergantung pada orang
lain, masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi.
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
Tergantung pada kebiasaan, ajaran dan aturan dari agama yang dianut
oleh individu tersebut.

D. Diagnosa dari Hipertiroid.


1. Penurunan Curah Jantung b.d hipertiroid tidak terkontrol dan peningkatan
aktifitas saraf simpatik
 NOC
Keefektivan Pompa Jantung
Setelah dilakukan asuhan selama 2x24 jam, penurunan cardiac output
klien teratasi dengan kriteria hasil :
a. Tekanan darah sistol dan diastole normal (5)
b. Denyut nadi perifer normal (5)
c. Ukuran jantung normal (5)
d. Urine output normal (5)
e. Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam menjadi normal (5)
f. Distritmia ttidak ada (5)
g. Edema paru tidak ada (5)
 NIC
Perawatan Jantung
Aktivitas- aktivitas :
a. Evaluasi adanya nyeri dada
b. Catat adanya disritmia jantung
c. Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output

9
d. Monitor status pernapasan yang menandakan gagal jantung
e. Monitor balance cairan
f. Monitor jumlah, bunyi dan irama jantung
g. Monitor frekuensi dan irama pernapasan
h. Monitor tanda-tanda vital
i. Monitor pola pernapasan abnormal
j. Monitor sianosis perifer
k. Anjurkan untuk menurunkan stress

2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d gangguan


metabolik
 NOC
Status Nutrisi
Setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jam,nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh teratasi dengan kriteria hasil :
a. Asupan gizi normal (5)
b. Asupan makanan normal (5)
c. Asupan cairan normal (5)
d. Rasio BB/TB normal (5)
e. Hidrasi normal (5)
 NIC
Manajemen Nutrisi
Aktivitas- aktivitas :
a. Kaji adanya alergi makanan
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien
c. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuh mencegah
konstipasi
d. Monitor adanya penurunan BB dan gula darah

10
e. Monitor mual dan muntah
f. Monitor turgor kulit
g. Monitor intake nutrisi
h. Monitor kekeringan kulit, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar Ht.

3. Ketidakefektivan pola napas b.d peningkatan metabolism


 NOC :
Status Pernapasan : Ventilasi
Setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jam, pasien menunjukkan
keefektifan pola nafas dengan kritria hasil :
a. Frekuensi napas normal (5)
b. Irama pernapasan normal (5)
c. Suara perkusi napas normal (5)
d. Penggunaan otot bantu nafas tidak ada (5)
e. Dispnea saat istirahat dan latihan tidak ada (5)
 NIC :
Manajemen Napas
Aktivitas- aktivitas :
a. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
b. Lakukan fisioterapi dada jika perlu, suara nafas, catat adanya suara
tambahan
c. Monitor respirasi dan status O2
d. Pertahankan jalan nafas
e. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
f. Observasi tanda-tanda hipoventilasi
g. Informasikan pada pasien dan keluarga tentang teknik relaksasi untuk
memperbaiki pola nafas

11
E. Penatalaksanaan Medis Hipertiroid.
1. Konservatif
a. Obat Anti-Tiroid.
 Methimazol (MMI): dosis 0,2-0,5 mg/kg hari dalam jangka waktu 1-2 tahun
 Sebelum pemberian anti tiroid periksa darah tepi lengkap, fungsi hepar
(billirubin, transaminase dan alkali fosfatase)
 Hentikan obat jika anak mengalami demam, atralgia, luka-luka dimulut,
faringitis atau malaise dan dilakukan pengukuran hitung leukosit.
 Apabila tidak mengalami remisi dalam 2 tahun lakukan evaluasi terhadap
kepatuhan pengobatan, efek samping obat dan dievaluasi kembali pengobatan
yang diberikan. Dapat dipertimbangkan untuk dilakukan tioridektomi.
 Jika dalam keadaan tidak tersedia MMI, maka diberikan PTU dengan dosis
awal 5-7 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis dengan pengawasan ketat terutama
terkait dengan fungsi hati.
 MMI dan PTU diabsrobsi secara cept disaluran cerna. Kadar puncak di dalam
serum terjadi 1-2 jam setelah obat diminum. Kadar obat di dalam serum akan
menurun habis dalam 12-24 jam untuk PTU dan lebih lama lagi untuk MMI.
Dengan demikian MMI dapat diberikan 1 kali sehari , sedangkan PTU
diberikan 2-3 kali sehari. MMI dalam serum dalam bentuk bebas, sedangkan
PTU 80-90 % terikat pada albumin.
 Pembedahan tiroidektomi subtotal sesudah terapi PTU prabedah.
b. Beta-Adrenergic Reseptor Antagonist
 Penyekat beta seperti propranolol diberikan bersamaan dengan obat-obat
antitiroid. Karena manifestasi klinis hipertiroidisme adalah akibat dari
pengaktifan simpatis yang dirangsang oleh hormon tiroid, maka manifestasi
klinis tersebut akan berkurang dengan pemberian penyekat beta; penyekat
beta manurunkan takikardia, kegelisahan dan berkeringat yang berlebihan.
Propranolol juga menghambat perubahan tiroksin perifer menjadi
triiodotironin.

12
 Propanolol, atenolol, dan metoprolol direkomendasikan untuk anak dengan
hipertiroid yang denyut jantungnya ˃100 ×/menit
 Bisa dihentikan jika kadar hormon tiroid sudah mencapai normal
 Dosis propanolol : 0,5-2 mg/kg/hari

2. Surgical (Pembedahan)
a. Near-total tiroidektomi adalah pilihan dalam metode ini. Penderita yang
mengalami kegagalan dengan anti tiroid, goiter yang sangat besar, dan
menolak dilakukan terapi radioaktif, atau terdapat kontraindikasi terapi
radioaktiv, merupakan indikasi untuk dilakukan pembedahan
b. Sebelum pembedahan anak harus dalam keadaan eutiroid untuk mencegah
kedaan krisis tiroid. Dapat diberikan larutan lugol 5-10 tetes 3 kali sehari
selama 7-14 hari sebelum pembedahan untuk menurunkan vaskulrisasi
kelenjar tiroid.
c. Komplikasi pembedahan yang mungkin terjadi adalah : keloid, hipokalsemia
transient, paralysis nervus laryngius rekurens, hipoparatiroid, dan kematian.
Oleh kaena itu sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh ahli bedah anak yang
berpengalaman.
d. Setelah terapi pembedahan anak memerlukan terapi sulih atau pengganti
hormon tiroid seumur hidupnya.Namun, bila terapi tidak adekuat , hipertioid
akan dapat kembali . Oleh karena itu perlu follow up jangka panjang.

3. Terapi Radioaktif
Ablasi dengan radioaktiv merupakan terapi pilihan pada kasus kasus dewasa.
Walaupun belum cukup bukti adanya peningkatan risiko keganasan atau mutasi
genetik, namun dengan petimbangan teori, penggunaan metode ini jarang
digunakan untuk penderita anak. Digunakan I dengan perhitungan
dosis.Diberikan per oral dalam 1-2 dosis. Ablasi akan memakan waktu beberapa
minggu sampai beberapa bulan dan gejala hipertiroid masih akan tetap terjadi

13
pada waktu tersebut. Propanolol dapat digunakan untuk mengurangi gejala
tersebut.

F. Promosi Kesehatan yang Diberikan untuk Hipertiroid.


1. Pengobatan
a. Terapi Medikamentosa
 Obat antitiroid diberikan sebagai terapi pilihan utama pada anak dengan PG.
 Methimazole (MMI): dosis 0,2 – 0,5 mg/kg hari dalam jangka waktu 1-2
tahun » Titrasi dosis dengan pedoman fungsi tiroid.
 Sebelum pemberian obat anti-tiroid, periksa darah tepi lengkap, fungsi hepar
(bilirubin, transaminase dan alkali fosfatase).
 Hentikan obat jika anak mengalami demam, atralgia, luka-luka di mulut,
faringitis atau malaise, dan dilakukan pengukuran hitung lekosit.
 Apabila tidak mengalami remisi dalam 2 tahun lakukan dievaluasi terhadap
kepatuhan pengobatan, efek samping obat, dan dievaluasi kembali
pengobatan yang diberikan. Dapat dipertimbangkan untuk dilakukan
tiroidektomi.
 Jika dalam keadaan tidak tersedia MMI, maka bisa diberikan PTU dengan
dosis awal 5-7mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis dengan pengawasan ketat
terutama terkait dengan fungsi hati.
 PTU harus dihentikan jika kadar transaminase meningkat 2-3 kali lipat di atas
kadar normal dan gagal membaik dalam 1 minggu setelah diulang tes
tersebut.
b. Terapi Simtomatik
 Beta adrenergic blocker (misal propranolol, atenolol, metoprolol)
direkomendasikan untuk anak dengan hipertiroid yang denyut jantungnya >
100x/menit.
 Beta adrenergic blocker bisa dihentikan ketika kadar hormon tiroid sudah
mencapai normal.
 Dosis propanolol: 0.5 – 2 mg/kg/hari.

14
c. Terapi Pembedahan
 Jika pembedahan dipilih sebagai terapi untuk anak dengan PG, maka
dilakukan near-total tiroidektomi
 Pembedahan harus dilakukan oleh ahli bedah tiroid yang berpengalaman.
 Setelah terapi pembedahan anak memerlukan terapi sulih atau pengganti
hormon tiroid seumur hidup.
d. Radioterapi
 Radioterapi dilakukan dengan 131I, belum termasuk first line therapy di
Indonesia. Tujuan radioterapi adalah menjadikan penderita hipotiroid. Dosis
radioterapi sesuai dengan protokol yang berlaku pada masing-masing
pemberi pelayanan radioterapi.

e. Menangani Penyakit Graves pada Anak Biasanya Dilakukan dengan


Tiga Tahap, Yakni:
 Obat antitiroid untuk membantu menghambat produksi hormon tiroid.
 Yodium radioaktif, jika Si Kecil menunjukkan reaksi serius terhadap obat
antitiroid atau obat tersebut tidak mengurangi gejala. Fungsi yodium
radioaktif adalah menghancurkan sebagian atau seluruh kelenjar tiroid untuk
menghambat produksi hormon tiroid. Biasanya setelah terapi, anak
membutuhkan pengganti hormon tiroid untuk mencegah hipotiroidisme
 Tiroidektomi, prosedur bedah untuk menghilangkan sebagian atau seluruh
tiroid. Ini pilihan terakhir yang diambil jika Si Kecil tidak membaik setelah
diberi obat antitiroid dan yodium radioaktif

2. Diet
Hipertiroid (tiroid yang terlalu aktif) adalah suatu kondisi di mana kelenjar
tiroid anak menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid dan menyebabkan
penurunan berat badan hingga detak jantung tidak teratur. Menurut Children’s
Hospital of Philadelphia, perawatan untuk hipertiroidisme tergantung pada tingkat

15
keparahan kondisi sang anak. Sebagian besar anak-anak dibantu dengan obat anti
tiroid.
Pilihan perawatan lain adalah mengetahui jenis makanan yang dianjurkan
khusus untuk penderita hipertiroid. Hal ini guna menurunkan gejala dan
membantu meningkatkan kondisi kesehatannya.Berikut informasi mengenai 5
pilihan makanan untuk anak yang alami hipertiroid, diantaranya :
a. Makanan Kaya Selenium Melindungi Dari Infeksi
Sebagian besar anak-anak dengan hipertiroid sebaiknya mulai
mengonsumsi beberapa makanan kaya selenium. Hal ini agar membantu
menyeimbangkan kadar hormon tiroid, mencegah kerusakan sel dan menjaga
kesehatan tiroid dan jaringan lainnya. Verywell Health.com mengatakan,
selenium adalah nutrisi penting untuk kesehatan semua orang. Ini penting
untuk metabolisme hormon tiroid, reproduksi, sintesis DNA dan melindungi
dari infeksi.
Selenium adalah mineral yang bisa diperoleh dari makanan atau
diambil sebagai suplemen makanan. Sementara sumber makanan selenium
yang baik ada pada biji chia, jamur, daging sapi, daging domba, sereal dan
nasi.
b. Makanan Rendah Yodium Mengurangi Hormon Tiroid
Salah satu makanan yang dianjurkan saat anak alami hipertiroid adalah
mengonsumsi makanan rendah yodium. Di mana diet rendah yodium
membantu mengurangi hormon tiroid.
Dilansir dari Endocrine Web.com, apa yang dimakan itu sangat
penting. Dengan makan makanan tertentu, dapat membatasi beberapa gejala
hipertiroid.Mulai saat ini, mulailah menambahkan makanan yang rendah
yodium untuk anak seperti oatmeal, kentang dan putih telur ke dalam menu
hariannya. Selain itu, guna menurunkan produksi kelenjar tiroid sebaiknya
gunakan garam yang tidak mengandung yodium, madu hingga sirup
maple.Dengan anak makan makanan sehat seperti makanan kaya akan zat

16
besi, ini dapat membantu sel darah merah membawa oksigen ke sel lain di
dalam tubuh anak.
Medical Newstoday.com memaparkan, beberapa nutrisi dan mineral
berperan dalam mengelola kondisi yang mendasarinya. Nutrisi dan bahan
kimia dari makanan tertentu memengaruhi hipertiroid.Makanan kaya zat besi
juga merupakan salah satu nutrisi yang penting dalam proses
metabolisme.Sang anak dapat mempertahankan asupan zat besi yang cukup
dengan mengonsumsi sereal, biji-bijian, kacang putih, kacang merah, ayam,
daging sapi, daging kalkun dan sayuran berwarna hijau.
c. Makanan Kaya Kalsium Bagus untuk Tulang
Risiko dari penyakit hipertoroid pada anak yakni dapat mengalami
osteoporosis. Oleh sebab itu, makanan tinggi kalsium sangat penting untuk
mengatasi kondisi tersebut.
Dikutip dari Healthline, perawatan sangat diperlukan jika anak
menderita hipertiroid. Kadar hormon tiroid yang tinggi dalam tubuhnya bisa
menjadi racun dan menyebabkan masalah keropos tulang, risiko patah tulang
dan masalah lain.Sementara massa tulang dapat dipulihkan dengan
perawatan. Berikan mereka makanan kaya vitamin D dan kalsium untuk
membangun tulang yang sehat.Makanan kaya kalsium meliputi bayam, sawi,
kubis, sereal, kacang almond, jus jeruk dan susu yang diperkaya kalsium.
d. Sayuran Famili Cruciferous Dikemas dengan Antioksidan
Hipertiroid dapat dengan mudah menyebabkan masalah kesehatan
lainnya pada anak seperti penurunan nafsu makan dan kelelahan.WebMD
menjelaskan, sayuran jenis Cruciferous memiliki semua vitamin, mineral,
serat dan phytochemical penangkal penyakit yang penting bagi kesehatan.
Di mana beberapa sayuran ini dikemas dengan antioksidan yang
memiliki manfaat dalam menurunkan produksi hormon tiroid dan
mengurangi penyerapan yodium oleh tiroid.

17
Mulai sekarang, berikanlah mereka beberapa sayuran dari famili
Cruciferous seperti rebung, bok choy, brokoli, kale, asparagus, kubis dan kol
bunga.

3. Olahraga
 Pengertian
Olahraga merupakan salah satu aktivitas fisik penting yang perlu
dilakukan oleh setiap orang secara rutin, tak terkecuali bagi penderita
hipertiroid.
a. Olahraga Lowimpact
Olahraga lowimpact adalah jenis aktivitas fisik yang ditujukan bagi
Anda yang sudah lama tidak melakukan olahraga. Anda dapat memilih jenis
olahraga yang disukai, lalu memulainya dengan frekuensi dan durasi yang
singkat. Selanjutnya, Anda dapat meningkatkan frekuensi dan durasi apabila
sudah bisa beradaptasi. Berikut ini adalah beberapa jenis olahraga untuk
penderita tiroid yang cocok dilakukan.
 Jalan Kaki
Jalan kaki merupakan pilihan olahraga untuk penderita tiroid yang
paling mudah dan sederhana. Terlebih Anda tidak membutuhkan alat khusus
atau lokasi tertentu untuk melakukannya. Pasalnya, Anda dapat berjalan kaki
mengelilingi tempat tinggal saat pagi atau sore hari.
Secara umum, orang yang sering jalan kaki, baik jalan santai atau jalan
cepat, akan mendapatkan berbagai manfaat. Mulai dari melepaskan
ketegangan otot, melatih pernapasan, dan menenangkan sistem saraf. Dengan
demikian, Anda akan merasa lebih santai karena tingkat stres berkurang.
Jika Anda baru memulai olahraga ini, lakukanlah 10 menit jalan kaki
sebanyak dua kali dalam seminggu. Setelah 2-3 minggu, Anda dapat
meningkatkan frekuensi dan durasi berjalan kaki secara bertahap.
Selanjutnya, rutin lakukan jalan kaki setidaknya 30 menit tanpa
berhenti, minimal tiga kali dalam seminggu.

18
 Bersepeda
Selain jalan kaki, bersepeda juga merupakan jenis olahraga aerobik
lainnya yang baik bagi penderita tiroid. Pilihan olahraga ini pun dapat
meningkatkan aliran darah ke kaki dan membakar kalori. Inilah alasan
mengapa bersepeda memiliki manfaat dalam menjaga berat badan sekaligus
membentuk otot-otot. Anda bisa bersepeda mengelilingi komplek perumahan,
atau menggunakan sepeda statis yang digunakan di dalam ruangan, selama 20
menit sebanyak tiga kali dalam seminggu guna meningkatkan energi dalam
tubuh.

19
 Yoga
Jenis olahraga untuk penderita tiroid lainnya adalah yoga. Berbagai
postur yoga diyakini dapat menurunkan stres pada penderita hipotiroid dan
hipertiroid. Dari sekian banyak gerakan yoga, ada beberapa postur yang
dianggap dapat meringankan gejala penyakit tiroid. Pose yoga tersebut di
antaranya:
 Supportedshoulderstand.
 Supportedheadstand pose.
 Upwardbow pose.
 Plow pose.
 Fish pose.
 Bridge pose.
 Cobra pose.
 Boat pose.
Berbagai gerakan yoga tersebut fokus untuk menstimulasi area
tenggorokan. Dengan demikian, ini dapat bermanfaat dalam
meningkatkan sirkulasi pernapasan serta meregangkan dan memperkuat
leher, di mana letak kelenjar tiroid berada.
Jika Anda adalah pemula, maka lakukan 1-2 postur yoga secara
konsisten, lalu tingkatkan frekuensi dan durasi gerakan secara
bertahap.Sebuah hasil penelitian menemukan bahwa orang dengan
hipotiroid mengalami perbaikan fungsi paru-paru setelah rutin
melakukan yoga selama enam bulan.
 Tai Chi
Mirip dengan yoga, tai chi adalah teknik relaksasi tubuh yang
mengedepankan gerakan tubuh menggunakan teknik pernapasan dalam. Seni
bela diri asal Tiongkok ini bertujuan untuk menenangkan pikiran dan kondisi
tubuh sehingga sangat baik untuk menghilangkan stres, serta meningkatkan
kelenturan dan stamina tubuh.

20
Beberapa manfaat olahraga tai chi untuk kesehatan adalah membangun
kepadatan tulang (bagi penderita hipertiroid), menurunkan tekanan darah, dan
meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
 Menari
Menari memiliki berbagai manfaat fisik, mental, hingga emosional.
Menari bisa meningkatkan kelincahan tubuh dan meningkatkan detak jantung
melalui setiap gerakan yang dilakukan. Umumnya, menari dilakukan bersama
dengan orang lain sehingga menumbuhkan rasa kebersamaan. Dengan begitu,
menari dapat menurunkan stres dan meningkatkan kebahagiaan bagi
penderita tiroid.
 Berenang
Jika pergelangan kaki atau kaki Anda mengalami pembengkakan,
beberapa jenis olahraga mungkin dapat menimbulkan rasa nyeri. Sebagai
solusinya, olahraga aerobik air, seperti berenang, dapat menjadi pilihan bagi
penderita tiroid. Berenang tidak akan membebani sendi-sendi tubuh
Anda.Berenang dapat mengurangi stres, melatih otot-otot tubuh, serta
membakar kalori sehingga dapat menurunkan berat badan.
Anda dianjurkan untuk melakukan jenis olahraga kardio ini sebanyak
tiga kali dalam seminggu. Pada tahap awal, Anda bisa berenang selama 10
menit tanpa henti. Setelah terbiasa, Anda bisa meningkatkan durasi berenang
secara bertahap hingga 30 menit per sesi.
 Latihan Kekuatan (Strengthtraining)
Latihan kekuatan atau strengthtraining juga termasuk salah satu jenis
olahraga untuk penderita tiroid yang dianjurkan. Olahraga ini dapat
meningkatkan massa otot dan tulang, mengurangi tekanan pada persendian,
serta mengurangi berat badan. Beberapa contoh gerakan latihan kekuatan
yang bisa Anda terapkan di rumah meliputi pushup, sit up, squat, serta
mengangkat barbel.

21
Selain jenis-jenis olahraga yang telah disebutkan di atas, ada beberapa
aktivitas low-impact lainnya yang bisa dilakukan, seperti ellipticaltraining,
naik-turun tangga, atau hiking di medan yang mudah.
b. Olahraga High-Impact
Jika tubuh Anda sudah terbiasa dengan olahraga low-impact, Anda
dapat melanjutkan frekuensi dan durasi aktivitas dengan melakukan
olahraga  high-impact. Misalnya:
 Lompat tali.
 Jogging  atau lari.
 Jumpingjacks.
 Naik gunung.
 Latihan interval dengan intensitas tinggi.
 Mengenal Manfaat Olahraga Untuk Penderita Hipertiroid
Tak hanya menjaga kesehatan tubuh secara umum, olahraga untuk
penderita tiroid nyatanya bermanfaat untuk meringankan gejala penyakit.
Berikut adalah uraian selengkapnya mengenai manfaat olahraga untuk
penderita tiroid.
a. Meningkatkan Energi dalam Tubuh
Penderita hipotiroid umumnya lebih sering mengalami rasa lelah.
Dengan melakukan jenis olahraga tertentu secara rutin, rasa lelah tersebut
dapat dilawan.
b. Membuat Tidur Lebih Nyenyak
Salah satu gejala yang dialami oleh penderita hipertiroid adalah
gangguan tidur. Tak ayal apabila penderita kerap terbangun di malam hari
dalam kondisi berkeringat. Hal tersebut yang membuat tidur Anda menjadi
tidak nyenyak.
Oleh karena itu, penderita hipertiroid disarankan untuk melakukan olahraga
secara rutin guna memperbaiki kualitas tidur di malam hari agar lebih
nyenyak.

22
c. Memperbaiki Suasana Hati
Depresi ternyata seringkali dialami oleh penderita tiroid, terutama
penderita hipotiroid. Berolahraga dapat membuat suasana hati Anda merasa
lebih baik karena dapat meningkatkan hormon endorfin.
d. Meningkatkan Metabolisme Tubuh
Penderita hipotiroid memiliki metabolisme tubuh yang rendah yang
menyebabkan berat badan dapat meningkat. Maka dari itu, melakukan
olahraga sangat penting guna membantu membakar kalori, memperkuat otot-
otot tubuh, dan menurunkan berat badan.
e. Meningkatkan Kepadatan Tulang
Kondisi hipertiroid cenderung rentan terjadi pengeroposan tulang dan
mengalami penurunan kepadatan tulang sehingga dapat menimbulkan risiko
osteoporosis. Dengan latihan kekuatan otot maka dapat mengembalikan
kekuatan tulang Anda.Selain olahraga, pola makan yang sehat juga dapat
membantu penderita hipotiroid dalam menjaga berat badan. Meski tidak ada
diet khusus bagi penderita tiroid, makan makanan sesuai batasan kalori bisa
membantu menurunkan berat badan.

4. Pencegahan
Pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegah gejala dan tanda
penyakit tyroid adalah dengan beberapa cara, yaitu :
a. Menggunakan garam beryodium untuk membantu pencegahan terjadinya
gondok yang sifatnya endemic.
b. Jangan mengkonsumsi makanan yang bisa mengurangi hormon tiroksin
misalnya, kol, kedelai, kacang tanah, bayam, strawberry dan kacang polong.
c. Melakukan operasi sebelum gondok semakin membesar
d. Berhenti untuk merokok
e. Melakukan olahraga dengan teratur
f. Banyak mengkonsumsi kalsium dan vitamin D

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kelenjar tiroid merupakan salah satu kelenjar endokrin yang terbesar.
Hipertiroidisme adalah keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid lebih
dari yang dibutuhkan tubuh. Tirotoksikrosis merupakan istilah yang digunakan
dalam manifestasi klinis yang terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi oleh
peningkatan hormon tiroid (Tarwoto, dkk. 2012).
Manifestasi klinis pada penyakit hipertiroid dapat kita kaji dari berbagai
sistem tubuh kita seperti sistem kardiovaskuler, sistem pernafasan, sistem
perkemihan, dll. Pengobatan yang dapat dilakukan terhadap penyakit hipertiroid
adalah dengan pengobatan medis seperti obat-obatan dan terapi.

B. Saran
Alhamdulillah kami telah selesai membuat makalah sesuai dengan kriteria
yang telah ditentukan.Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan dan
kesalahan, kami mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik di
kemudian hari.Semoga makalah kami ini bisa bermanfaat,sekian terimakasih.

24
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.academia.edu/36674207/hipertiroid
 Péter F, Muzsnai Á. Congenital Disorders of the Thyroid: Hypo/Hyper.
Pediatr Clin N Am 2011;58: 1099–1115.
 Faizi, Muhammad dan E,P, Netty. 2016. Penatalaksanaan hipertioid pada
anak. Naskah lengkap continuing edcation. Diakses pada tanggal 10 April
2020 pukul 12.18 WIB
 Prita, yati niken Dkk. 2017. Panduan klinis dokter anak indonesia : Diagnosis
dan tata laksana hipertiorid. Diakses pada tanggal 10 April 2020 pukul 12.18
WIB
 NANDA – I Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Kalsifikasi 2018-2020, ed.
11. Editor : Budi Anna Keliat. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai