LP Diare-2
LP Diare-2
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Diare adalah gangguan fungsi penyerapan dan sekresi dari saluran
pencernaan yang dipengaruhi oleh fungsi kolon dan dapat di identifikasikan
dari perubahan jumlah, konsistensi, frekuensi, dan warna dari tinja (Sujono,
2010). Diare adalah pola buang air besar yang tidak normal dengan bentuk
tinja encer serta adanya peningkatan frekuensi BAB yang lebih dari
biasanya. Frekuensi buang air besar yang lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih
dari 3 kali pada anak konsisten feces encer, dapat berwarna hijau atau dapat
pula bercampur lendir dan darah atau hanya lendir saja (Rekawati, 2008).
Diare pada dasarnya adalah seringnya buang air besar dari biasanya yang
konsistensi yang lebih encer.
1.2 Etiologi
Menurut Sujono (2010) penyebab utama diare akut adalah sebagai berikut:
1. Infeksi bakteri: Vibrio, Escherichia Coli, Salmonella,
Shigella, Campylobacter, Yershinia, dll.
2. Infeksi virus: Enterovirus, (Virus Echo, Coxsackaie, Poliomyelitis),
Adenovirus, Retrovirus, dll.
3. Infeksi parasit: Cacing (Ascori, Trichoris, Oxyuris,
Histolitika, GardiaLambia, TricomonasHominis), Jamur (Candida
Albicans).
4. Infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti: otitis media akut
(OMA), Tonsillitis, Aonsilotaringitis, Bronco Pneumonia, Encetalitis.
1.3 Klasifikasi
Menurut Rekawati (2008) diare dapat dikelompokkan menjadi :
1. Diare akut yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling
lama 3-5 hari.
2. Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari.
3. Diare kronis bila diare berlangsung lebih dari 14 hari.
Dalam Sodikin (2012) secara klinis diare karena infeksi akut terbagi
menjadi 2 golongan :
1. Koleriform, dengan diare yang terutama terdiri atas cairan saja.
2. Disentriform pada diare didapatkan lendir kental dan kadang – kadang
darah.
1. Dehidrasi ringan
Penurunan cairan tubuh Kurang 5 % BB. Gejala umum yang sering
ditunjukkan yaitu haus, bibir kering, dan lemas.
2. Dehidrasi sedang
Penurunan cairan tubuh antara 5-10 % BB. Pada tingkat dehidrasi sedang
penderita terlihat haus, buang air kecil mulai berkurang. Mata terlihat agak
cekung, kekenyalan kulit menurun, dan bibir kering.
3. Dehidrasi berat
penurunan cairan tubuh antara 10-15 % BB. Gejala nya Selain gejala klinis
yang terlihat pada dehidrasi ringan dan sedang, pada keadaan ini juga
terlihat napas yang cepat dan dalam, kekenyalan kulit sangat menurun,
kondisi tubuh sangat lemas, kesadaran menurun, nadi cepat.
1.5 Komplikasi
Meurut Rekawati (2008) Komplikasi yang terjadi akibat diare adalah :
1. Dehidasi Ringan, sedang dan berat mempunyai komplikasi
seperti hipotonic, isotonic dan hipertonic;
2. Hipokalemia (metoroismus hipotonic otot lemah, bradikardia);
3. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus;
4. Defisensi enzim laktose.
1.6 Penatalaksan
1. Probiotik
1.8 Patofisiologi
Diare terjadi karena beberapa faktor Infeksi bakteri, Infeksi virus, Infeksi
parasit, vaksin, obat, nutrisi enteral diikuti puasa yang berlangsung lama, atau
berbagai kondisi lain. Contohnya saja makan yang tidak diserap akan
menyebabkan peningkatan tekanan osmotik rongga usus dan air atau zat
pelarut mengalami pergeseran, sebab kedua rangsangan toksin atau infeksi
akan mengakibatkan peningkatan sekresi air dan elektrolit pada rongga usus,
sebab yang paling sering adalah gangguan mobilitas usus yang akan
menyebabkan hipo dan hyper peristaltik di hipo peristaltik akan mengalami
pertumbuhan bakteri yang mengembang dan pada hyper peristaltik akan
menyebabkan absorbsi makanan.Akibat dari diare pada anak sendiri ada
beberapa yang sering terjadi misalkan hospitalisasi yang menurut anak-anak
menganggap bahwa hospitalsasi itu adalah perpisahan dengan orang tua dan
peradaban lingkungan asing bagi si anak. Dari sini masalah kesehatan yang
muncul adalah cemas. Akibat diare yang kedua adalah turgor kulit yang
menurun dan mengalami gangguan elasitas kulit atau sistem integumen yang
menurun dan disini masalah kesehatan yang muncul adalah resiko infeksi.
Resiko infeksi juga dapat terjadi jika anak yang mengalami diare yang BAB
lebih dari tiga kali dan mengalami perlecetan pada anus, dari BAB yang lebih
tersebut akan menyebabkan manifestasi klinis yang harus dihindari yaitu
syok hipovolemik. Akibat yang sering terjadi pula adalah kehilangan air dan
elektrolit atau disebut dehidrasi karena diare tersebut sangat dipengaruhi oleh
keseimbangan cairan pada tubuh. Masalah kesehatan yang juga sering terjadi
adalah gangguan nutrisi. Anak yang mengalami diare biasanya saat sedang
makan tiba-tiba berhenti tidak mau makan lagi dan absorbsi makan kurang
baik pada bayi susu yang di konsumsi mengalami pengenceran yang lama pula
(Rekawati, 2008).
1.9 Pathway
Masuk dalam
Berkembang di usus Malabsorbsi KH,
makanan
lemak, protein
Hiperperistaltik
Pergeseran
elektrolit ke usus
Penyerapan di
usus menurun
Diare
Mual muntah
Hilang cairan Kerusakan
& elektrolit integritas kulit
Nafsu makan menurun
berlebihan (00046)
Dehidrasi
Gagangguan pertukaran
gas (00030)