Kulit adalah organ yang paling luas pada tubuh, mewakili kira-kira 16% dari berat badan
orang dewasa. Kulit merupakan organ satu-satunya yang dapat disentuh, dipijat, dan
direnggangkan. Kulit bersifat fleksibel terhadap perubahan-perubahan yang terjadi sepanjang
kehidupan sehari-hari (Stanley & Beare,2000). Secara struktural, kulit adalah suatu organ
kompleks yang terdiri dari epidermis, dermis, dan subkutis. Hal yang dikaitkan dengan penuaan
adalah khususnya perubahan yang terlihat pada kulit seperti atropi, keriput, dan kulit yang
kendur.
Gbr. (A) Kanker Sel Basal, (B) Kanker Sel Skuamosa, (C) Melanoma dari Miller,
C.A. (2012). Nursing for wellness in older adults, (6th Ed). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.)
2. Peptic Ulcer
Peptic Ulcer atau juga disebut ulkus tekanan (ulkus dekubitus) merupakan luka yang
bersifat lokal pada kulit dan / atau jaringan di bawahnya,biasanya sebagai akibat dari adanya
tekanan atau gabungan dari tekanan dengan pergeseran dan / atau gesekan (National
Pressure Ulcer Advisory Panel, 2007 dalam Miller, 2012). Gangguan patologis ini terjadi
dikarenakan pada lansia terjadi perubahan nutrisi, sensasi untuk perlindungan terhadap
tekanan, adanya penyakit kronis, defisit perawatan diri, dukungan di rumah tidak adekuat,
inkontinensia, defisit mobilitas, dan perubahan tingkat kesadaran (Stanley & Beare,2000).
Dekubitus dapat terjadi pada seluruh jaringan yang tertekan, namun terutama terjadi di atas
tonjolan tulang. Pada saat tekanan terus berlanjut tanpa adanya gangguan, jaringan tersebut
menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi yang penting bagi metabolisme sel dan kemudian
mengalami hipoksia dan membengkak.
Lansia sangat rentan terhadap gangguan patologi kanker kulit terutama pada peptic ulcer.
Oleh karena itu, perawat perlu melakukan pengkajian terkait kesehatan kulit lansia. Pengkajian
dilakukan dengan wawancara dan inspeksi permukaan kulit.
1. Wawancara, berfungsi membantu dalam upaya promosi kesehatan. Memiliki tujuan untuk
mengidentifikasi persepsi setiap orang dari suatu masalah, faktor resiko yang mungkin
mempengaruhi untuk masalah kulit , dan cara menjaga kebersihan kulit.
2. Inspeksi, dilakukan terhadap seluruh permukaan kulit, rambut, dan kuku. Saat inpeksi
perhatikan apakah ada lesi atau tidak pada kulit lansia. Apabila terdapat lesi atau luka,
perhatikan warna, pigmentasi (kehitaman), sakit atau tidak, kelembaban kulit, kemerahan,
ukuran luka, lokasi luka, dan bentuk luka. Inspeksi dilanjutkan dengan memeriksa rambut
dan kuku. Apabila terdapat luka peptic ulcer atau ulkus dekubitus, lanjutkan dengan
memeriksa tingkat keparahan (stage), lokasi, warna dari permukaan ulkus tersebut. Menurut
Stanley & Beare (2000) ulkus diabetus memiliki 4 stage, namun menurut Miller (2012)
terdapat 2 tambahan stage yaitu unstageable dan suspected deep tissue injury. Berikut ini
adalah deskripsi kedalaman ulkus, yaitu:
a. Lesi stage 1 dilihat sebagai daerah berwarna merah, jika tidak memucat ketika dipalpasi
ringan mengindikasikan adanya kerusakan jaringan yang lebih dalam namun dengan
strategi pencegahan, tidak akan menimbulkan lapisan jaringan yang lebih dalam dan tidak
akan terbuka.
b. Lesi stage 2, epidermis telah mengelupas, menampakan dermis yang memiliki
vaskularisasi yang sangat tinggi.
c. Lesi stage 3 terjadi ketika lapisan jaringan mengalami nekrosis, subkutan menjadi
terlihat.
d. Lesi stage 4, ketika tulang dan otot dasar mulai terlihat yang dapat mengakibatkan infeksi
tulang lokal dan sulit serta memakan waktu cukup lama untuk sembuh tanpa intervensi
pembedahan.
e. Unstageable, kehilangan jaringan yang tebal di mana dasar ulkus ditutupi oleh nanah
(kuning, cokelat, abu-abu, hijau, atau coklat) dan / atau jaringan kulit palsu (tan, coklat,
hitam). Kedalaman tidak dapat ditentukan sampai nanah dan / atau jaringan kulit palsu
telah dihapus untuk mengekspos dasar luka. Jaringan kulit palsu (eschar) yang stabil
(yaitu, kering, patuh, utuh tanpa eritema atau fluctuance) tidak boleh dihapus karena
merupakan pelindung dari luka.
f. Suspected deep tissue injury, kulit daerah lesi berwarna keunguan atau merah marun
mungkin akan diawali oleh jaringan yang menyakitkan, tegas, lembek, berawa, atau lebih
hangat atau lebih dingin daripada jaringan yang berdekatan.
Daftar Pustaka
Guyuron, B., Rowe, D. J., Weinfeld, A. B., Eshraghi, Y., Fathi, A., & Iamphongsai, S. (2009).
Factors contributing to the facial aging of identical twins. Plastic and Reconstructive
Surgery, 123(4), 1321–1331
Habif, T. P. (2010). Clinical dermatology (5th ed.). St. Louis, MO: Mosby.
Miller, C.A. (2012). Nursing for wellness in older adults, (6th Ed). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Nijhawan, R. I., Molenda, M., Airwas, M. J., & Jacob, S. E. (2009). Systemic contact dermatitis.
Dermatology Clinics, 27, 355–364.
Stanley, M., & Beare, P.G. (2000). Gerontological nursing: A health promotion/protection
approach, (2th Ed.). Philadelphia: Davis Company