Transaksi Pihak Berelasi Off Balance Sheet PDF
Transaksi Pihak Berelasi Off Balance Sheet PDF
BALANCE SHEET
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pelaporan dan Akuntansi Keuangan
Dosen Dr. R. Wedi Rusmawan K, S.E., M.Si.,Ak., CA.
Disusun oleh:
UNIVERSITAS WIDYATAMA
TAHUN 2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................2
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................26
IV.I Kesimpulan................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................ii
Pada era globalisasi ini makin banyak perusahaan Indonesia yang go public karena
kebutuhan dana untuk ekspansi perusahaan. Jain (2013) dalam (Silviana, 2012) menemukan
bahwa perusahaan yang memutuskan go public berada dalam fase awal pertumbuhan dan
berada di lingkungan industri yang sedang mengalami pertumbuhan cepat. Pada umumnya
dana yang tersedia di dalam perusahaan tidak mencukupi guna merealisasikan potensi
pertumbuhan yang dimiliki, sehingga perusahaan memutuskan go public untuk mendapatkan
tambahan dana dari investor.
Menurut (Feliana, 2007) daya informasi akuntansi Indonesia masih tergolong rendah
walau sudah mengadopsi standar akuntansi internasional. Hal tersebut terkait dengan
transparasi informasi yang disampaikan perusahaan melalui laporan keuangan. Salah satunya
mengenai penelusuran transaksi dengan pihak–pihak yang berelasi yang diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan. Kesulitan dalam penelusuran transaksi dengan pihak–pihak
yang berelasi yang duungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan secara otomatis
mengurangi keakuratan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Hal ini
berpengaruh besar terhadap kualitas informasi akuntansi yang dihasilkan mengingat bahwa
transaksi dengan pihak–pihak yang berelasi dapat dilakukan untuk tujuan opportunities atau
sebagai transaksi efisiensi.
Transaksi pihak – pihak yang berelasi dewasa ini mendapat perhatian yang sangat
serius baik dari dalam kalangan dunia bisnis Pada dasarnya transaksi antar pihak yang
mempunyai berelasi adalah suatu kesepakatan atau pengaturan bisnis yang dilakukan oleh
pihak-pihak yang saling tidak bebas satu dengan lainnya untuk tujuan tertentu. Unsur
kesepakatan dalam menentukan harga transaksi adalah hal yang paling menjadi perhatian,
karena kesepakatan dalam penentuan harga dapat membawa dampak keuntungan maupun
kerugian bagi pihak-pihak terkait (stake holder). Stake holder yang perlu mendapat informasi
yang transparan dari transaksi di atas antara lain, investor, kreditor, pemegang saham (share
holder). Sehingga perlunya pengungkapan transaksi dengan pihak berelasi di dalam laporan
keuangan.
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai
berikut:
Berdasarkan PSAK 7 (revisi 2010), Transaksi Pihak berelasi adalah suatu pengalihan
sumber daya, jasa atau kewajiban antara entitas pelapor dengan pihak-pihak berelasi terlepas
apakah ada harga yang dibebankan.
Pihak-pihak yang berelasi menurut PSAK 7 (revisi 2010) adalah orang atau entitas
yang terkait dengan entitas tertentu dalam menyiapkan laporan keuangannya. Yang
merupakan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
d. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang
lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
1. Dua entitas hanya karena mereka memiliki direktur atau anggota manajemen
kunci yang sama, atau karena anggota dari manejemen kunci dari satu entitas
mempunyai pengaruh signifikan terhadap entitas lain.
2. Dua venturer hanya karena mereka mengendalikan bersama atas ventura
bersama.
3. Penyandang dana, serikat dagang, entitas pelayanan publik, dan departemen
dan instansi pemerintah yang tidak mengendalikan, mengendalikan bersama
atau memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas pelapor, semata-mata
dalam pelaksanaan urusan normal dengan entitas pelapor (meskipun pihak-
pihak tersebut dapat membatasi kebebasan suatu entitas atau ikut serta dalam
proses pengambilan keputusan).
4. Pelanggan, pemasok, pemegang hak waralaba (franchise), distributor, atau
perwakilan/agen umum dengan siapa entitas mengadakan transaksi usaha
dengan volume signifikan, semata-mata karena ketergantungan ekonomis yang
diakibatkan oleh keadaan.
Contoh pihak-pihak yang berelasi dan pihak-pihak yang bukan sebagai pihak berelasi
adalah sebagai berikut:
1. PT. XYZ merupakan perusahaan terpisah dari PT. ABC. Salah satu manajer
PT. ABC memiliki 10% saham di PT. XYZ. Hal ini jelas bahwa PT. XYZ
bukan merupakan pihak yang berelasi karena kepemilikan manajer PT. ABC
hanya 10% sehingga bukan merupakan manajemen kunci.
2. Direktur PT. XYZ memiliki 75% saham di PT. ABC. Hal ini jelas bahwa PT.
ABC pihak berelasi karena dikendalikan oleh manajemen kunci.
3. Tuan Ahmad memiliki 25% saham di PT. ABC. Hal ini memungkinkan Tuan
Ahmad sebagai pihak berelasi tergantung kemampuannya untuk memberikan
pengaruh signifikan, karena dipengaruhi oleh kepemilikan 75%.
4. Direktur PT. ABC juga merupakan salah satu direktur PT. DEF dan tidak
memiliki kepemilikan di perusahaan tersebut. Hal ini jelas bahwa PT. ABC
bukan merupakan pihak berelasi karena direktur tersebut hanya merupakan
salah satu direktur di PT. DEF dan tidak mempunyai kepemilikan.
5. PT. DEF dimiliki oleh anak perempuan dari direktur PT. ABC sehingga PT.
ABC sebagai pihak yang berelasi bagi PT. DEF karena anak perempuan
merupakan hubungan keluarga dekat.
Berdasarkan PSAK No. 7, transaksi dengan pihak berelasi harus diungkapkan sebagai
berikut :
Entitas mengungkapkan kompensasi personil manajemen kunci secara total dan untuk
masing-masing kategori berikut:
1. Imbalan kerja jangka pendek, seperti upah, gaji, dan kontribusi jaminan social,
cuti tahunan dan cuti sakit yang dibayar, bagi hasil dan bonus (jika dibayar
dalam waktu duabelas bulan setelah akhir periode) dan imbalan non keuangan
(seperti perawatan kesehatan, perumahan, mobil, dan barang/ jasa gratis yang
disubsidi) bagi karyawan saat ini.
3. Imbalan kerja jangka panjang lainnya, termasuk cuti besar, cuti hari raya,
imbalan cacat permanen, dan bagi laba, bonus dan kompensasi yang
ditangguhkan (jika terutang seluruhnya lebih dari dua belas bulan pada akhir
periode pelaporan).
a. Jumlah transaksi;
d. Beban yang di akui selama periode dalam hal piutang ragu-ragu atau
penghapusan piutang dari pihak-pihak berelasi
a. Entitas induk
c. Entitas anak;
d. Entitas asosiasi;
Apabila ada transaksi antara pihak-pihak berelasi, maka harus dilakukan dengan dasar
nilai wajar. Pengungkapan bahwa transaksi pihak-pihak berelasi dilakukan dengan ketentuan
Berdasarkan PSAK No. 7, Entitas yang berelasi dengan pemerintah adalah entitas
yang dikendalikan, dikendalikan bersama, atau dipengaruhi secara signifikan oleh
pemerintah. Entitas pelapor dikecualikan dari persyaratan pengungkapan sebagaimana
dijelaskan sebelumnya atas transaksi dengan pihak-pihak berelasi dan saldo, termasuk
komitmen dengan:
Contoh:
Sewa
Pihak-pihak yang berelasi merupakan gejala normal dalam perniagaan dan usaha.
Misalnya, perusahaan seringkali melaksanakan kegiatannya secara terpisah-pisah melalui
anak perusahaan dan atau perusahaan afiliasi, memperoleh kepentingan dalam perusahaan
lain - untuk tujuan investasi atau untuk alasan perniagaan - dalam proporsi yang cukup untuk
mengendalikan atau melaksanakan pengaruh yang signifikan dalam pengambilan keputusan
keuangan dan operasi perusahaan penerima investasi (investee).
Posisi keuangan dan hasil usaha dari suatu perusahaan dapat terpengaruh oleh
hubungan istimewa dengan suatu pihak walaupun tidak terjadi sesuatu transaksi dengan pihak
tersebut. Suatu hubungan istimewa dapat mempengaruhi transaksi perusahaan pelapor dengan
pihak lain. Sebagai contoh, suatu anak perusahaan dapat mengakhiri hubungan dengan suatu
mitra dagangnya karena induk perusahaan telah mengakuisisi suatu perusahaan lain yang
berusaha dalam bidang perdagangan yang sama dengan mitra dagang terdahulu. Di samping
itu, suatu tindakan dapat tertunda karena pengaruh yang signifikan dari pihak lain. Sebagai
contoh, suatu anak perusahaan dapat diinstruksikan oleh induknya untuk tidak ikut serta
dalam riset dan pengembangan.
PSAK No. 7 ini mensyaratkan setiap perusahaan melakukan pengungkapan semua hal
terkait dengan transaksi dengan pihak berelasi terlepas apakah ada transaksi atau tidak
diantara mereka. Namun, tidak semua perusahaan melaporkan bahwa mereka memiliki
transaksi dengan pihak-pihak yang istimewa seperti yang dinyatakan di PSAK No. 7.
Ketiadaan pihak istimewa yang diungkapkan oleh perusahaan di dalam laporan keuangan
memiliki tiga kemungkinan kasus. Pertama, perusahaan memang tidak memiliki pihak
istimewa untuk perusahaan bertransaksi pada tahun tersebut dan memang tidak ada transaksi
dengan pihak istimewa yang dilaporkan pada tahun tersebut. Kedua, perusahaan bisa saja
memiliki transaksi dengan pihak istimewa, namun mereka tidak mengungkapkan siapa pihak
istimewa tersebut walau jenis transaksi dan nilai transaksi diungkapkan. Ketiga, perusahaan
sebenarnya memiliki transaksi dengan pihak-pihak istimewa namun sama sekali tidak
mengungkapkannya di dalam laporan keuangan.
Pengakuan akuntansi suatu pengalihan sumber daya secara normal didasarkan pada
suatu harga yang disepakati pihak yang bersangkutan. Harga yang berlaku antara pihak yang
tidak berelasi adalah harga pertukaran antara pihak yang independen (arm's length price).
Pihak yang berelasi mungkin mempunyai suatu tingkat keluwesan dalam proses penentuan
harga, yang tidak terdapat dalam transaksi antara pihak yang tidak berelasi.
PSAK No. 7 tidak mengatur secara rinci mengenai bagaimana metode yang digunakan
untuk penentuan harga wajar dalam transaksi antara pihak-pihak berelasi, PSAK hanya
mewajibkan pihak-pihak berelasi yang melakukan transaksi harus menggunakan nilai wajar
dalam transaksinya dan melakukan pengungkapan yang memadai dalam catatan laporan
keuangan agar tidak menyesatkan pembaca laporan keuangan.
II.2 Off Balance Sheet
Hidden asset dan Off Balance Sheet sebenarnya sebangun dan berhubungan. Asset
(sisi kiri) tersebut hidden karena dibiayai oleh debt (sisi kanan) yang tidak tercatat di neraca
(off balance sheet). Contoh yg banyak terjadi adalah penggunaan operating lease, sehingga
perusahaan dapat menggunakan aset tersebut tanpa mencatatkannya di neraca tapi tidak juga
murni menyewa. Hidden Asset merupakan suatu asset yang secara hukum terdaftar sebagai
asset perusahaan namun tidak dilaporkan pada laporan keuangan perusahaan, sedangkan Off
Balance Sheet adalah asset yang dikelola perusahaan namun tidak dilaporkan pada laporan
keuangan melainkan dilaporkan secara terpisah dari laporan keuangan.
Contohnya:
b. Hak untuk menerima kas atau asset keuangan lainnya misalnya plafond kredit
(pembiayaan) yang belum digunakan.
Metode-metode off-balance sheet financing mencakup segala hal yang tidak dikenai
sanksi sampai dengan kewajiban akuntansi yang tidak jelas batasannya. Banyak metode off-
balance-sheet financing yang dipengaruhi oleh faktor-faktor di bawah ini:
Transaksi off balance sheet adalah transaksi yang mengandung resiko, oleh karena itu
transaksi off balance sheet harus dicatat walaupun belum mempengaruhi neraca, agar dapat
diperoleh informasi yang akurat.
1. Telecommunication
Telekomunikasi merupakan bagian bisnis legacy Telkom. Sebagai ikon bisnis
perusahaan, Telkom melayani sambungan telepon kabel tidak bergerak Plain
Ordinary Telephone Service (”POTS”), telepon nirkabel tidak bergerak,
Entitas anak dan entitas asosiasi PT. Telkom Indonesia adalah sebagai berikut:
Dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian PT. Telkom Indonesia tahun 2014
disebutkan transaksi dengan pihak berelasi sebagai berikut:
Grup mempunyai transaksi dengan pihak berelasi. Definisi pihak berelasi yang
digunakan sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.7 tentang Penyajian dan
Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik, yang terlampir dalam
surat keputusan No.KEP347/BL/2012. Pihak-pihak yang dipertimbangkan sebagai pihak
berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan
keuangannya.
Off Balance Sheet atau transaksi diluar neraca pada PT. Telkom Indonesia dijelaskan
pada laporan tahunan sebagai berikut:
Kontinjensi PT. Telkom Indonesia dijelaskan pada CALK no. 42 sedangkan ikatan
dan perjanjian signifikan kami dijelaskan dalam Catatan 41a pada Laporan Keuangan
Konsolidasian dan diringkas dalam Tabel Pengungkapan Kewajiban Kontraktual di halaman
110-114. Selain dari itu. pada tanggal 31 Desember 2013 Perusahaan tidak mempunyai
pengaturan transaksi di luar neraca yang kemungkinan mempunyai dampak material pada
Laporan Keuangan Konsolidasian baik di masa kini maupun yang akan datang terhadap
posisi keuangan, pendapatan atau beban, hasil usaha, likuiditas, belanja modal dan sumber-
sumber pendanaan.
Isi dari pengungkapan Kontijensi dalam CALK no. 42 adalah sebagai berikut:
Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, Perusahaan dan entitas anak telah menjadi
tergugat dalam berbagai kasus hukum yang terkait dengan perselisihan tanah, praktik
monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, dan praktik kartel SMS. Berdasarkan estimasi
BAB IV
PENUTUP
IV.I Kesimpulan
1. Hubungan antara entitas induk dan entitas anak harus diungkapkan terlepas
dari apakah telah terjadi transaksi antara mereka.
2. Entitas mengungkapkan kompensasi personil manajemen kunci secara total
dan untuk masing-masing kategori.
3. Jika entitas memiliki transaksi dengan pihak-pihak berelasi selama periode
yang dicakup dalam laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan sifat dari
hubungan dengan pihak-pihak berelasi serta informasi mengenai transaksi dan
saldo, termasuk komitmen, yang diperlukan untuk memahami potensi dampak
hubungan tersebut dalam laporan keuangan.
4. Pengungkapan jumlah transaksi, saldo, persyaratan dan ketentuan, garansi,
penyisihan piutang ragu-ragu, dan beban yang diakui.
5. Pengungkapan dilakukan secara terpisah berdasarkan entitas induk, anak,
asosiasi, ventura, manajemen kunci, dan pihak-pihak berelasi lainnya.
Feliana, Y. (2007). Pengaruh Struktur Kepemilikan Perusahaan dan Transaksi dengan Pihak-
Pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa terhadap Daya Informasi Akuntansi.
Laporan Keuangan Konsolidasian PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dan entitas anaknya.
(2014). Jakarta.
Pratiwi, R. S. (2013). Transaksi dengan Pihak Berelasi Dilihat Dari Dudut Pandang
Akuntansi, Auditing, dan Perpajakan.
Silviana, L. (2012). Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Transaksi Pihak yang Berelasi
terhadap Daya Informasi Akuntansi pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI.
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pelaporan dan Akuntansi Keuangan
Dosen Dr. R. Wedi Rusmawan K, S.E., M.Si.,Ak., CA.
Disusun oleh:
UNIVERSITAS WIDYATAMA