Anda di halaman 1dari 34

TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI DAN OFF

BALANCE SHEET

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pelaporan dan Akuntansi Keuangan
Dosen Dr. R. Wedi Rusmawan K, S.E., M.Si.,Ak., CA.

Disusun oleh:

Agustin Liela Manu (161502040)


Iis Rahmawati (161502048)
Diky Iman Firmansyah (161502049)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS WIDYATAMA

TAHUN 2015
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................2

I.1 Latar Belakang.............................................................................................................2

I.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................................4

II.1 Transaksi Pihak-pihak yang Berelasi..........................................................................4

II.1.1 Definisi Pihak-pihak yang berelasi......................................................................4

II.1.2 Perlakuan Akuntansi Terhadap Pengungkapan Transaksi dengan Pihak Berelasi


7

II.2 Off Balance Sheet......................................................................................................12

BAB III STUDI KASUS..........................................................................................................14

III.1 Profil PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.............................................................14

III.2 Entitas Anak dan Entitas Asosiasi PT. Telkom Indonesia......................................15

III.3 Transaksi dengan Pihak Berelasi PT. Telkom Indonesia.......................................18

III.4 Off Balance Sheet PT. Telkom Indonesia...............................................................25

BAB IV PENUTUP.................................................................................................................26

IV.I Kesimpulan................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................ii

1 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi ini makin banyak perusahaan Indonesia yang go public karena
kebutuhan dana untuk ekspansi perusahaan. Jain (2013) dalam (Silviana, 2012) menemukan
bahwa perusahaan yang memutuskan go public berada dalam fase awal pertumbuhan dan
berada di lingkungan industri yang sedang mengalami pertumbuhan cepat. Pada umumnya
dana yang tersedia di dalam perusahaan tidak mencukupi guna merealisasikan potensi
pertumbuhan yang dimiliki, sehingga perusahaan memutuskan go public untuk mendapatkan
tambahan dana dari investor.

Menurut (Feliana, 2007) daya informasi akuntansi Indonesia masih tergolong rendah
walau sudah mengadopsi standar akuntansi internasional. Hal tersebut terkait dengan
transparasi informasi yang disampaikan perusahaan melalui laporan keuangan. Salah satunya
mengenai penelusuran transaksi dengan pihak–pihak yang berelasi yang diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan. Kesulitan dalam penelusuran transaksi dengan pihak–pihak
yang berelasi yang duungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan secara otomatis
mengurangi keakuratan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Hal ini
berpengaruh besar terhadap kualitas informasi akuntansi yang dihasilkan mengingat bahwa
transaksi dengan pihak–pihak yang berelasi dapat dilakukan untuk tujuan opportunities atau
sebagai transaksi efisiensi.

Transaksi pihak – pihak yang berelasi dewasa ini mendapat perhatian yang sangat
serius baik dari dalam kalangan dunia bisnis Pada dasarnya transaksi antar pihak yang
mempunyai berelasi adalah suatu kesepakatan atau pengaturan bisnis yang dilakukan oleh
pihak-pihak yang saling tidak bebas satu dengan lainnya untuk tujuan tertentu. Unsur
kesepakatan dalam menentukan harga transaksi adalah hal yang paling menjadi perhatian,
karena kesepakatan dalam penentuan harga dapat membawa dampak keuntungan maupun
kerugian bagi pihak-pihak terkait (stake holder). Stake holder yang perlu mendapat informasi
yang transparan dari transaksi di atas antara lain, investor, kreditor, pemegang saham (share
holder). Sehingga perlunya pengungkapan transaksi dengan pihak berelasi di dalam laporan
keuangan.

2 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai
berikut:

1. Bagaimana pengelompokan pihak-pihak yang berelasi dan pihak-pihak yang


bukan sebagai pihak berelasi berdasarkan PSAK 7?
2. Bagaimana pengungkapan transaksi pihak-pihak yang berelasi berdasarkan PSAK
7 (revisi 2010)?
3. Bagaimana perlakuan akuntansi terhadap off balance sheet atau transaksi diluar
neraca?
4. Bagaimana pengungkapan transaksi pihak-pihak yang berelasi dan transaksi
diluar neraca di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk?

3 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


BAB II
LANDASAN TEORI

II.1 Transaksi Pihak-pihak yang Berelasi

Berdasarkan PSAK 7 (revisi 2010), Transaksi Pihak berelasi adalah suatu pengalihan
sumber daya, jasa atau kewajiban antara entitas pelapor dengan pihak-pihak berelasi terlepas
apakah ada harga yang dibebankan.

II.1.1 Definisi Pihak-pihak yang berelasi

Pihak-pihak yang berelasi menurut PSAK 7 (revisi 2010) adalah orang atau entitas
yang terkait dengan entitas tertentu dalam menyiapkan laporan keuangannya. Yang
merupakan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:

1. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi jika:


a. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor.
Pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan
operasional dari suatu entitas sehingga memperoleh manfaat dari aktivitas
entitas tersebut.
Pengendalian bersama adalah persetujuan kontraktual untuk berbagi
pengendalian terhadap suatu aktivitas ekonomi.
b. Memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas pelapor.
Pengaruh Signifikan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam
keputusan kebijakan keuangan dan operasional dari suatu entitas, tetapi
tidak mengendalikan kebijakan tersebut. Pengaruh signifikan dapat
diperoleh dari kepemilikan saham, anggaran dasar atau perjanjian.
c. Merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk
entitas pelapor.
Personil manajemen kunci adalah orang-orang yang mempunyai
kewenangan dan tanggungjawab untuk merencanakan, memimpin, dan
mengendalikan aktivitas entitas, secara langsung atau tidak langsung,
termasuk direktur dan komisaris (baik eksekutif maupun bukan eksekutif)
dari entitas.

Yang masuk dalam kategori:

4 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


a. Keluarga Dekat dari Individu yaitu anggota keluarga yang mungkin
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh orang dalam hubungan mereka
dengan entitas. Mereka dapat termasuk:
o Pasangan hidup dan anak dari individu.
o Anak dari pasangan hidup individu.
o Tanggunggan dari individu atau pasangan hidup individu.
b. Manajemen Kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai kewenangan dan
tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan
aktivitas entitas, secara langsung atau tidak langsung, termasuk direktur
dan komisaris (baik eksekutif maupun tidak) dari entitas.
c. Entitas Pemerintah yang merupakan Pihak-pihak Berelasi, yaitu entitas
yang dikendalikan, dikendalikan bersama, atau dipengaruhi secara
signifikan oleh pemerintah.
2. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika:
a. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang
sama. Artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas berikutnya saling
berelasi dengan entitas lainnya.
b. Suatu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain,
atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu
kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya.
c. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang
sama.

d. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang
lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.

e. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan


kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas terkait dengan entitas
pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan
program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas
pelapor.

f. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang


didefinisikan pada nomor 1.

g. Orang yang diidentifikasi pada nomor 1 a, memiliki pengaruh signifikan


atas entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas
induk dari entitas).

5 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


Pihak-pihak yang bukan sebagai pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:

1. Dua entitas hanya karena mereka memiliki direktur atau anggota manajemen
kunci yang sama, atau karena anggota dari manejemen kunci dari satu entitas
mempunyai pengaruh signifikan terhadap entitas lain.
2. Dua venturer hanya karena mereka mengendalikan bersama atas ventura
bersama.
3. Penyandang dana, serikat dagang, entitas pelayanan publik, dan departemen
dan instansi pemerintah yang tidak mengendalikan, mengendalikan bersama
atau memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas pelapor, semata-mata
dalam pelaksanaan urusan normal dengan entitas pelapor (meskipun pihak-
pihak tersebut dapat membatasi kebebasan suatu entitas atau ikut serta dalam
proses pengambilan keputusan).
4. Pelanggan, pemasok, pemegang hak waralaba (franchise), distributor, atau
perwakilan/agen umum dengan siapa entitas mengadakan transaksi usaha
dengan volume signifikan, semata-mata karena ketergantungan ekonomis yang
diakibatkan oleh keadaan.

Contoh pihak-pihak yang berelasi dan pihak-pihak yang bukan sebagai pihak berelasi
adalah sebagai berikut:

1. PT. XYZ merupakan perusahaan terpisah dari PT. ABC. Salah satu manajer
PT. ABC memiliki 10% saham di PT. XYZ. Hal ini jelas bahwa PT. XYZ
bukan merupakan pihak yang berelasi karena kepemilikan manajer PT. ABC
hanya 10% sehingga bukan merupakan manajemen kunci.
2. Direktur PT. XYZ memiliki 75% saham di PT. ABC. Hal ini jelas bahwa PT.
ABC pihak berelasi karena dikendalikan oleh manajemen kunci.
3. Tuan Ahmad memiliki 25% saham di PT. ABC. Hal ini memungkinkan Tuan
Ahmad sebagai pihak berelasi tergantung kemampuannya untuk memberikan
pengaruh signifikan, karena dipengaruhi oleh kepemilikan 75%.
4. Direktur PT. ABC juga merupakan salah satu direktur PT. DEF dan tidak
memiliki kepemilikan di perusahaan tersebut. Hal ini jelas bahwa PT. ABC
bukan merupakan pihak berelasi karena direktur tersebut hanya merupakan
salah satu direktur di PT. DEF dan tidak mempunyai kepemilikan.
5. PT. DEF dimiliki oleh anak perempuan dari direktur PT. ABC sehingga PT.
ABC sebagai pihak yang berelasi bagi PT. DEF karena anak perempuan
merupakan hubungan keluarga dekat.

6 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


6. PT. BBB dimiliki oleh keponakan direktur PT. ABC sehingga tidak dinyatakan
sebagai pihak berelasi karena keponakan bukan hubungan keluarga dekat.
7. PT. GAP membeli barang dari PT. JPG dengan harga Rp. 600.000.000. PT.
GAP memiliki 40% saham biasa PT. JPG. Sehingga PT. JPG adalah pihak
berelasi bagi PT. GAP karena PT. GAP memiliki kepemilikan signifikan
sebesar 40%.

II.1.2 Perlakuan Akuntansi Terhadap Pengungkapan Transaksi dengan Pihak Berelasi

Berdasarkan PSAK No. 7, transaksi dengan pihak berelasi harus diungkapkan sebagai
berikut :

Untuk memungkinkan pengguna L/K memahami dampak dari hubungan pihak


berelasi pada suatu entitas, maka hubungan antara entitas induk dan entitas anak harus
diungkapkan terlepas dari apakah telah terjadi transaksi antara mereka. PSAK 7
mensyaratkan adanya tambahan pengungkapan terkait transaksi dengan pihak berelasi dalam
Laporan keuangan konsolidasian (PSAK 4).

Entitas mengungkapkan kompensasi personil manajemen kunci secara total dan untuk
masing-masing kategori berikut:

1. Imbalan kerja jangka pendek, seperti upah, gaji, dan kontribusi jaminan social,
cuti tahunan dan cuti sakit yang dibayar, bagi hasil dan bonus (jika dibayar
dalam waktu duabelas bulan setelah akhir periode) dan imbalan non keuangan
(seperti perawatan kesehatan, perumahan, mobil, dan barang/ jasa gratis yang
disubsidi) bagi karyawan saat ini.

2. Imbalan pascakerja, seperti pension, manfaat pension lain, asuransi jiwa


pascakerja dan perawatan medis pascakerja.

3. Imbalan kerja jangka panjang lainnya, termasuk cuti besar, cuti hari raya,
imbalan cacat permanen, dan bagi laba, bonus dan kompensasi yang
ditangguhkan (jika terutang seluruhnya lebih dari dua belas bulan pada akhir
periode pelaporan).

4. Pesangon pemutusan kontrak kerja, dan

5. Pembayaran berbasis saham.

7 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


Jika entitas memiliki transaksi dengan pihak-pihak berelasi selama periode yang
dicakup dalam laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan sifat dari hubungan dengan
pihak-pihak berelasi serta informasi mengenai transaksi dan saldo, termasuk komitmen, yang
diperlukan untuk memahami potensi dampak hubungan tersebut dalam laporan keuangan.
Sekurang-kurangnya, pengungkapan meliputi:

a. Jumlah transaksi;

b. Jumlah saldo, termasuk komitmen, dan:

o Persyaratan dan ketentuannya, termasuk apakah terdapat jaminan, dan


sifat imbalan yang akan diberikan, untuk penyelesaian; dan

o Rincian garansi yang diberikan atau diterima;

c. Penyisihan piutang ragu-ragu terkait dengan jumlah saldo tersebut; dan

d. Beban yang di akui selama periode dalam hal piutang ragu-ragu atau
penghapusan piutang dari pihak-pihak berelasi

Pengungkapan yang disyaratkan diatas dilakukan secara terpisah untuk masing-


masing kategori berikut :

a. Entitas induk

b. Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan terhadap


entitas;

c. Entitas anak;

d. Entitas asosiasi;

e. Ventura bersama dimana entitas merupakan venturer;

f. Personil manajemen kunci dari entitas atau entitas induknya; dan

g. Pihak-pihak berelasi lainnya

Apabila ada transaksi antara pihak-pihak berelasi, maka harus dilakukan dengan dasar
nilai wajar. Pengungkapan bahwa transaksi pihak-pihak berelasi dilakukan dengan ketentuan

8 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


yang setara dengan yang berlaku dalam transaksi yang wajar dapat dilakukan hanya jika hal
tersebut dapat dibuktikan. Oleh karena itu, transaksi pihak-pihak berelasi baik yang dilakukan
dengan nilai wajar maupun dengan ketentuan yang setara dengan nilai wajar harus dibuktikan
dengan dokumen pendukung yang lengkap yang menyatakan transaksi tersebut telah sesuai
dengan standar yang ada.
II.1.2.1 Entitas yang berelasi dengan Pemerintah

Berdasarkan PSAK No. 7, Entitas yang berelasi dengan pemerintah adalah entitas
yang dikendalikan, dikendalikan bersama, atau dipengaruhi secara signifikan oleh
pemerintah. Entitas pelapor dikecualikan dari persyaratan pengungkapan sebagaimana
dijelaskan sebelumnya atas transaksi dengan pihak-pihak berelasi dan saldo, termasuk
komitmen dengan:

1. Pemerintah yang memiliki pengendalian, pengendalian bersama atau


pengaruh signifikan atas entitas pelapor; dan

2. Entitas lain yang merupakan pihak berelasi karena dikendalikan,


dikendalikan bersama, atau dipengaruhi secara signifikan oleh pemerintah
yang sama atas entitas pelapor dan entitas lain tersebut.

Contoh:

9 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


Pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung mengendalikan
Entitas 1 dan 2 dan Entitas A, B, C, D. Si X adalah personil manajemen
kunci Entitas 1. Maka, dalam laporan keuangan Entitas A, pengecualian
sebagaimana dijelaskan diatas diterapkan untuk:

a. Transaksi dengan Pemerintah

b. Transaksi dengan Entitas 1 dan 2 dan Entitas B,C, dan D.

Namun pengecualian tidak berlaku untuk transaksi dengan X sebagai


manajemen kunci.

Jika entitas pelapor menerapkan pengecualian di paragraf tersebut, maka entitas


mengungkapkan mengenai transaksi dan saldo terkait, yaitu:

a. Nama departemen atau instansi pemerintah dan sifat hubungannya dengan


entitas pelapor (misalnya, pengendalian, pengendalian bersama atau
pengaruh signifikan)

b. Informasi berikut dengan rincian yang cukup yang memungkinkan pengguna


L/K memahami dampak transaksi dengan pihak-pihak berelasi terhadap L/K:

o Sifat dan jumlah setiap transaksi yang secara individual signifikan.

Contoh Pengungkapan: untuk transaksi individual signifikan karena


ukuran transaksinya.

Pada tahun yang berakhir pada Desember 201X, Pemerintah


menyediakan Entitas A suatu utilitas yang mana Pemerintah memiliki
kepemilikan secara tidak langsung sebesar 75% dari saham yang
beredar, pinjaman setara dengan 50% dana yang diperlukan, dibayar
secara triwulan selama lima tahun berikutnya. Bunga yang
dibebankan atas pinjaman adalah 3%, nilai ini dapat diperbandingkan
dengan bunga yang dibebankan atas pinjaman bank untuk Entitas A.

o Untuk transaksi lainnya yang secara kolektif, tetapi tidak individu,


signifikan, indikasi secara kualitatif atau kuantitatif atau luasnya
transaksi tersebut. Jenis transaksi tersebut termasuk contoh transaksi

10 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


yang diungkapkan jika dilakukan dengan pihak berelasi sebagai
berikut:

 Pembelian dan penjualan barang (barang jadi/ setengah jadi)

 Pembelian dan penjualan property dan asset lain

 Penyediaan atau penerimaan jasa

 Sewa

 Pengalihan riset dan pengembangan

 Pengalihan dibawah perjanjian lisensi

 Pengalihan dibawah perjanjian pembiayaan (termasuk


pinjaman dan kontribusi ekuitas dalam bentuk tunai atau
natura)

 Provisi atas jaminan atau agunan

 Komitmen untuk berbuat sesuatu jika peristiwa khusus terjadi


atau tidak terjadi di masa depan, termasuk kontrak
eksekutori(diakui atau tidak diakui), dan

 Penyelesaian liabilitas atas nama entitas atau pihak berelasi

Contoh Pengungkapan: untuk transaksi yang secara kolektif


signifikan.

Pemerintah secara tidak langsung memiliki 75% saham beredar


Entitas A. Entitas A secara signifikan melakukan transaksi dengan
Pemerintah dan entitas lain yang dikendalikannya, dikendalikan
bersama atau dipengaruhi secara signifikan oleh Pemerintah (suatu
porsi yang besar atas penjualan barang dan pembelian bahan material)
atau (50% atas penjualan barang dan 35% tas pembelian bahan
material).

11 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


Entitas juga memperoleh manfaat dari jaminan Pemerintah atas
pinjaman bank.

Pihak-pihak yang berelasi merupakan gejala normal dalam perniagaan dan usaha.
Misalnya, perusahaan seringkali melaksanakan kegiatannya secara terpisah-pisah melalui
anak perusahaan dan atau perusahaan afiliasi, memperoleh kepentingan dalam perusahaan
lain - untuk tujuan investasi atau untuk alasan perniagaan - dalam proporsi yang cukup untuk
mengendalikan atau melaksanakan pengaruh yang signifikan dalam pengambilan keputusan
keuangan dan operasi perusahaan penerima investasi (investee).

Posisi keuangan dan hasil usaha dari suatu perusahaan dapat terpengaruh oleh
hubungan istimewa dengan suatu pihak walaupun tidak terjadi sesuatu transaksi dengan pihak
tersebut. Suatu hubungan istimewa dapat mempengaruhi transaksi perusahaan pelapor dengan
pihak lain. Sebagai contoh, suatu anak perusahaan dapat mengakhiri hubungan dengan suatu
mitra dagangnya karena induk perusahaan telah mengakuisisi suatu perusahaan lain yang
berusaha dalam bidang perdagangan yang sama dengan mitra dagang terdahulu. Di samping
itu, suatu tindakan dapat tertunda karena pengaruh yang signifikan dari pihak lain. Sebagai
contoh, suatu anak perusahaan dapat diinstruksikan oleh induknya untuk tidak ikut serta
dalam riset dan pengembangan.

PSAK No. 7 ini mensyaratkan setiap perusahaan melakukan pengungkapan semua hal
terkait dengan transaksi dengan pihak berelasi terlepas apakah ada transaksi atau tidak
diantara mereka. Namun, tidak semua perusahaan melaporkan bahwa mereka memiliki
transaksi dengan pihak-pihak yang istimewa seperti yang dinyatakan di PSAK No. 7.
Ketiadaan pihak istimewa yang diungkapkan oleh perusahaan di dalam laporan keuangan
memiliki tiga kemungkinan kasus. Pertama, perusahaan memang tidak memiliki pihak
istimewa untuk perusahaan bertransaksi pada tahun tersebut dan memang tidak ada transaksi
dengan pihak istimewa yang dilaporkan pada tahun tersebut. Kedua, perusahaan bisa saja
memiliki transaksi dengan pihak istimewa, namun mereka tidak mengungkapkan siapa pihak
istimewa tersebut walau jenis transaksi dan nilai transaksi diungkapkan. Ketiga, perusahaan
sebenarnya memiliki transaksi dengan pihak-pihak istimewa namun sama sekali tidak
mengungkapkannya di dalam laporan keuangan.

Luas pengungkapan atas pihak-pihak istimewa dan transaksi antara perusahaan


dengan mereka dipengaruhi oleh berbagai hal, yaitu mulai dari budaya hingga biaya

12 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


pengungkapan. Selain itu, transaksi dengan pihak istimewa bisa saja bermotif operasional dan
ekonomis belaka. Artinya, dengan pengakuan bahwa transaksi-transaksi itu dilakukan dengan
syarat yang sama dengan transaksi yang sama dengan pihak ketiga. Dengan demikian,
pengungkapan atas transaksi dengan pihak istimewa bisa saja dipandang oleh perusahaan
ataupun oleh auditor tidak ekonomis dan tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan. Jejaring
kepemilikan antarperusahaan yang sangat rumit membuat pengungkapan juga menjadi mahal
bagi perusahaan.

Pengakuan akuntansi suatu pengalihan sumber daya secara normal didasarkan pada
suatu harga yang disepakati pihak yang bersangkutan. Harga yang berlaku antara pihak yang
tidak berelasi adalah harga pertukaran antara pihak yang independen (arm's length price).
Pihak yang berelasi mungkin mempunyai suatu tingkat keluwesan dalam proses penentuan
harga, yang tidak terdapat dalam transaksi antara pihak yang tidak berelasi.

PSAK No. 7 tidak mengatur secara rinci mengenai bagaimana metode yang digunakan
untuk penentuan harga wajar dalam transaksi antara pihak-pihak berelasi, PSAK hanya
mewajibkan pihak-pihak berelasi yang melakukan transaksi harus menggunakan nilai wajar
dalam transaksinya dan melakukan pengungkapan yang memadai dalam catatan laporan
keuangan agar tidak menyesatkan pembaca laporan keuangan.
II.2 Off Balance Sheet

Hidden asset dan Off Balance Sheet sebenarnya sebangun dan berhubungan. Asset
(sisi kiri) tersebut hidden karena dibiayai oleh debt (sisi kanan) yang tidak tercatat di neraca
(off balance sheet). Contoh yg banyak terjadi adalah penggunaan operating lease, sehingga
perusahaan dapat menggunakan aset tersebut tanpa mencatatkannya di neraca tapi tidak juga
murni menyewa. Hidden Asset merupakan suatu asset yang secara hukum terdaftar sebagai
asset perusahaan namun tidak dilaporkan pada laporan keuangan perusahaan, sedangkan Off
Balance Sheet adalah asset yang dikelola perusahaan namun tidak dilaporkan pada laporan
keuangan melainkan dilaporkan secara terpisah dari laporan keuangan.

Ketika perusahaan menggunakan operating lease untuk mengakuisisi suatu asset,


sebenarnya perusahaan tersebut memiliki kewajiban (yang tersembunyi) yang berupa
komitmen membayar sewa untuk jangka waktu tertentu dengan scheme tertentu, yang present
valuenya bisa dianggap debt. Lalu apa keuntungannya buat perusahaan?

13 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


Perusahan tersebut dapat mencatatkan nilai aset dan debt yg lebih rendah dari yg
sebenarnya. Implikasinya pada financial performance secara eksplisit akan lebih bagus.
Misalnya Return on Asset (ROA) yg lebih tinggi (karena nilai aset kecil) dan Debt to Equity
Ratio yg lebih sehat (karena nilai debt lebih kecil).

Contohnya:

a. Giro yang belum jatuh tempo kas bon

b. Hak untuk menerima kas atau asset keuangan lainnya misalnya plafond kredit
(pembiayaan) yang belum digunakan.

c. Hak menukarkan asset keuangan lainnya yang lebih menguntungkan dan


instrument modal lainnya.

Selama bertahun-tahun lamanya banyak sekali metode digunakan untuk mendapatkan


off-balance-sheet financing. Semua metode memiliki satu kesamaan, yaitu: Membuat
perusahaan dapat mengabaikan obligasi di luar lembar neraca tanpa harus melanggar aturan
yang berlaku saat ini.

Metode-metode off-balance sheet financing mencakup segala hal yang tidak dikenai
sanksi sampai dengan kewajiban akuntansi yang tidak jelas batasannya. Banyak metode off-
balance-sheet financing yang dipengaruhi oleh faktor-faktor di bawah ini:

a. Hubungan perusahaan yang terpisah, atau

b. Sifat eksekutor sejumlah transaksi yang menimbulkan argumen bahwa


penerimaan aktual atas barang atau jasa belum diperoleh, atau

c. Sarana atau rancangan keuangan yang inovatif

Transaksi off balance sheet adalah transaksi yang mengandung resiko, oleh karena itu
transaksi off balance sheet harus dicatat walaupun belum mempengaruhi neraca, agar dapat
diperoleh informasi yang akurat.

14 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


BAB III
STUDI KASUS

III.1 Profil PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Telkom Group adalah satu-satunya BUMN telekomunikasi serta penyelenggara


layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. Telkom Group melayani jutaan
pelanggan di seluruh Indonesia dengan rangkaian lengkap layanan telekomunikasi yang
mencakup sambungan telepon kabel tidak bergerak dan telepon nirkabel tidak bergerak,
komunikasi seluler, layanan jaringan dan interkoneksi serta layanan internet dan komunikasi
data. Telkom Group juga menyediakan berbagai layanan di bidang informasi, media dan
edutainment, termasuk cloud-based and server-based managed services, layanan e-Payment
dan IT enabler, e-Commerce dan layanan portal lainnya. Berikut penjelasan portofolio bisnis
Telkom:

1. Telecommunication
Telekomunikasi merupakan bagian bisnis legacy Telkom. Sebagai ikon bisnis
perusahaan, Telkom melayani sambungan telepon kabel tidak bergerak Plain
Ordinary Telephone Service (”POTS”), telepon nirkabel tidak bergerak,

15 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


layanan komunikasi data, broadband, satelit, penyewaan jaringan dan
interkoneksi, serta telepon seluler yang dilayani oleh Anak Perusahaan
Telkomsel. Layanan telekomunikasi Telkom telah menjangkau beragam
segmen pasar mulai dari pelanggan individu sampai dengan Usaha Kecil dan
Menengah (“UKM”) serta korporasi.
2. Information
Layanan informasi merupakan model bisnis yang dikembangkan Telkom
dalam ranah New Economy Business (“NEB”). Layanan ini memiliki
karakteristik sebagai layanan terintegrasi bagi kemudahan proses kerja dan
transaksi yang mencakup Value Added Services (“VAS”) dan Managed
Application/IT Outsourcing (“ITO”), e-Payment dan IT enabler Services
(“ITeS”).
3. Media
Media merupakan salah satu model bisnis Telkom yang dikembangkan sebagai
bagian dari NEB. Layanan media ini menawarkan Free To Air (“FTA”) dan
Pay TV untuk gaya hidup digital yang modern.
4. Edutainment
Edutainment menjadi salah satu layanan andalan dalam model bisnis NEB
Telkom dengan menargetkan segmen pasar anak muda. Telkom menawarkan
beragam layanan di antaranya Ring Back Tone (“RBT”), SMS Content, portal
dan lain-lain.
5. Services
Services menjadi salah satu model bisnis Telkom yang berorientasi kepada
pelanggan. Ini sejalan dengan Customer Portfolio Telkom kepada pelanggan
Personal, Consumer/Home, SME, Enterprise, Wholesale, dan Internasional.

Sebagai perusahaan telekomunikasi, Telkom Group terus mengupayakan inovasi di


sektor-sektor selain telekomunikasi, serta membangun sinergi di antara seluruh produk,
layanan dan solusi, dari bisnis legacy sampai New Wave Business. Untuk meningkatkan
business value, pada tahun 2012 Telkom Group mengubah portofolio bisnisnya menjadi
TIMES (Telecommunication, Information, Media, Edutainment & Service). Untuk
menjalankan portofolio bisnisnya, Telkom Group memiliki empat anak perusahaan, yakni PT.
Telekomunikasi Indonesia Selular (Telkomsel), PT. Telekomunikasi Indonesia International
(Telin), PT. Telkom Metra dan PT. Daya Mitra Telekomunikasi (Mitratel).

16 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


III.2 Entitas Anak dan Entitas Asosiasi PT. Telkom Indonesia

Entitas anak dan entitas asosiasi PT. Telkom Indonesia adalah sebagai berikut:

17 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


18 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan
19 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan
III.3 Transaksi dengan Pihak Berelasi PT. Telkom Indonesia

Dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian PT. Telkom Indonesia tahun 2014
disebutkan transaksi dengan pihak berelasi sebagai berikut:

Grup mempunyai transaksi dengan pihak berelasi. Definisi pihak berelasi yang
digunakan sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.7 tentang Penyajian dan
Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik, yang terlampir dalam
surat keputusan No.KEP347/BL/2012. Pihak-pihak yang dipertimbangkan sebagai pihak
berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan
keuangannya.

Berdasarkan Peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.7 tentang Penyajian dan


Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik, yang terlampir dalam
surat keputusan No.KEP-347/BL/2012, entitas berelasi dengan pemerintah merupakan
entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama, atau dipengaruhi secara signifikan oleh
pemerintah. Pemerintah dalam hal ini adalah Menteri Keuangan atau Pemerintah Daerah
yang merupakan pemegang saham dari entitas. Sebelumnya, Grup dalam pengungkapannya
menerapkan definisi pihak berelasi yang digunakan sesuai dengan PSAK 7 ! Pihak Berelasi" .

Personil manajemen kunci adalah orang-orang yang mempunyai kewenangan dan


tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan aktivitas entitas, secara
langsung atau tidak langsung, termasuk direktur (baik eksekutif maupun bukan eksekutif)
dari Grup. Status pihak berelasi diperluas sampai dengan manajemen kunci dari entitas anak
sampai dengan tingkatan mereka mengarahkan operasi entitas anak dengan tingkat
keterlibatan minimal dari manajemen Perusahaan.

20 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


Dalam kegiatan usahanya, Grup melakukan transaksi dengan pihak berelasi.
Kebijakan Perusahaan mengatur bahwa penetapan harga atas transaksi-transaksi tersebut
sama dengan transaksi-transaksi yang dilakukan dengan pihak ketiga.

a. Hubungan dan sifat saldo akun/transaksi dengan pihak berelasi


Rincian hubungan dan sifat akun/transaksi dengan pihak berelasi yang signifikan
adalah sebagai berikut:

21 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


b. Transaksi dengan Pihak Berelasi
Berikut ini adalah transaksi dengan pihak berelasi yang signifikan:

22 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


23 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan
24 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan
25 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan
c. Perjanjian signifikan dengan pihak berelasi
o Pemerintah
Perusahaan memperoleh pinjaman penerusan dari Pemerintah.
Pinjaman penerusan (two-step loans) adalah pinjaman tanpa jaminan yang
diperoleh Pemerintah yang kemudian diteruskan kepada Perusahaan. Pinjaman
yang diperoleh hingga bulan Juli 1994 dicatat dan terutang dalam Rupiah
berdasarkan kurs pada tanggal penarikan pinjaman. Pinjaman yang diperoleh
setelah bulan Juli 1994 terutang dalam valuta asalnya dan keuntungan atau
kerugian selisih kurs yang terjadi ditanggung oleh Perusahaan.
o Indosat
Perusahaan mengadakan perjanjian dengan Indosat untuk menyelenggarakan jasa
telekomunikasi internasional kepada masyarakat.
Perusahaan juga mengadakan perjanjian interkoneksi dengan Indosat antara
jaringan telepon tidak bergerak (! Public Switched Telephone Network" atau !
PSTN" ) milik Perusahaan dan jaringan telekomunikasi bergerak selular GSM
milik Indosat dalam rangka penyelenggaraan jasa Indosat Multimedia Mobile

26 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


serta penyelesaian hak dan liabilitas interkoneksi terkait. Perusahaan juga
mengadakan perjanjian dengan Indosat untuk interkoneksi jaringan
telekomunikasi bergerak selular GSM milik Indosat dengan PSTN Perusahaan,
yang memungkinkan pelanggan masing-masing perusahaan untuk melakukan
panggilan domestik antara jaringan telekomunikasi bergerak selular GSM milik
Indosat dan jaringan tidak bergerak Perusahaan, serta memungkinkan pelanggan
Indosat untuk mengakses jasa SLI Perusahaan dengan menekan ! 007" .
Perusahaan selama ini menangani pembuatan kuitansi tagihan dan melakukan
penagihan kepada pelanggan untuk Indosat. Indosat secara bertahap akan
mengambil alih kegiatan tersebut dan melakukan sendiri penerbitan kuitansi
tagihan dan melakukan penagihan secara langsung. Perusahaan menerima
kompensasi dari Indosat yang dihitung sebesar 1% dari jumlah yang ditagih oleh
Perusahaan terhitung sejak tanggal 1 Januari 1995, ditambah dengan beban
pemrosesan tagihan yang ditetapkan sebesar jumlah tertentu untuk setiap data
(record). Pada tanggal 11 Desember 2008, Perusahaan dan Indosat sepakat untuk
memberlakukan tarif biaya layanan SLI, besaran tarif tersebut telah
memperhitungkan besaran kompensasi penerbitan kuitansi tagihan dan
penagihan. Kesepakatan ini berlaku efektif mulai bulan Januari sampai dengan
Desember 2012 dan berlaku selanjutnya sampai ada Berita Acara Kesepakatan
baru.
Pada tanggal 28 Desember 2006, Perusahaan dan Indosat menandatangani
amandemen atas perjanjian kerja sama interkoneksi untuk jaringan tidak bergerak
(lokal, SLJJ, dan internasional) dan jaringan bergerak dalam rangka implementasi
liabilitas tarif berbasis biaya berdasarkan Peraturan Menkominfo No. 8 tahun
2006 (Catatan 40). Amandemen ini berlaku efektif mulai 1 Januari 2007.
Telkomsel juga mengadakan perjanjian dengan Indosat untuk menyelenggarakan
jasa telekomunikasi internasional kepada pelanggan jaringan bergerak selular
GSM.
Perusahaan menyediakan layanan sirkit langganan kepada Indosat dan entitas
anaknya, yaitu PT Indosat Mega Media dan Lintasarta. Saluran ini dapat
digunakan perusahaan-perusahaan tersebut untuk hubungan telepon, telegraf,
data, teleks, faksimili, atau jasa telekomunikasi lainnya.
o Lain-lain
Perusahaan mengadakan perjanjian dengan entitas asosiasi yaitu CSM, PSN, dan
Gratika untuk penggunaan transponder satelit atau kanal frekuensi satelit
telekomunikasi sirkit langganan Perusahaan. Pada tanggal 1 April 2013,

27 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


Telkomsel mengadakan perjanjian dengan PSN untuk sewa jaringan transmisi
yang berlaku sampai tanggal 31 Maret 2016. Koperasi Pegawai Telkomsel (!
Kisel" ) adalah koperasi yang didirikan oleh karyawan Telkomsel, bergerak dalam
jasa penyewaan kendaraan, pencetakan dan distribusi tagihan pelanggan,
penagihan, dan jasa-jasa lainnya yang bermanfaat bagi Telkomsel. Telkomsel juga
mengadakan perjanjian penjualan dengan Kisel untuk distribusi kartu SIM dan
vaucer pulsa isi ulang.
d. Remunerasi personil manajemen kunci
Personil manajemen kunci adalah Dewan Komisaris dan Direksi Grup. Grup
memberikan honor dan fasilitas untuk keperluan tugas operasional Dewan Komisaris
dan imbalan kerja jangka pendek berupa gaji dan fasilitas untuk keperluan tugas
operasional Direksi. Jumlah tunjangan tersebut adalah sebagai berikut:

III.4 Off Balance Sheet PT. Telkom Indonesia

Off Balance Sheet atau transaksi diluar neraca pada PT. Telkom Indonesia dijelaskan
pada laporan tahunan sebagai berikut:

Kontinjensi PT. Telkom Indonesia dijelaskan pada CALK no. 42 sedangkan ikatan
dan perjanjian signifikan kami dijelaskan dalam Catatan 41a pada Laporan Keuangan
Konsolidasian dan diringkas dalam Tabel Pengungkapan Kewajiban Kontraktual di halaman
110-114. Selain dari itu. pada tanggal 31 Desember 2013 Perusahaan tidak mempunyai
pengaturan transaksi di luar neraca yang kemungkinan mempunyai dampak material pada
Laporan Keuangan Konsolidasian baik di masa kini maupun yang akan datang terhadap
posisi keuangan, pendapatan atau beban, hasil usaha, likuiditas, belanja modal dan sumber-
sumber pendanaan.

Isi dari pengungkapan Kontijensi dalam CALK no. 42 adalah sebagai berikut:

Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, Perusahaan dan entitas anak telah menjadi
tergugat dalam berbagai kasus hukum yang terkait dengan perselisihan tanah, praktik
monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, dan praktik kartel SMS. Berdasarkan estimasi

28 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


manajemen mengenai kemungkinan hasil penyelesaian dari kasus-kasus tersebut, Perusahaan
dan entitas anak mencadangkan sebesar Rp. 49 miliar pada tanggal 31 Desember 2013.

BAB IV
PENUTUP

IV.I Kesimpulan

Dalam PSAK 7 menyatakan bahwa yang harus diungkapkan mengenai transaksi


dengan pihak-pihak berelasi yaitu sebagai berikut:

1. Hubungan antara entitas induk dan entitas anak harus diungkapkan terlepas
dari apakah telah terjadi transaksi antara mereka.
2. Entitas mengungkapkan kompensasi personil manajemen kunci secara total
dan untuk masing-masing kategori.
3. Jika entitas memiliki transaksi dengan pihak-pihak berelasi selama periode
yang dicakup dalam laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan sifat dari
hubungan dengan pihak-pihak berelasi serta informasi mengenai transaksi dan
saldo, termasuk komitmen, yang diperlukan untuk memahami potensi dampak
hubungan tersebut dalam laporan keuangan.
4. Pengungkapan jumlah transaksi, saldo, persyaratan dan ketentuan, garansi,
penyisihan piutang ragu-ragu, dan beban yang diakui.
5. Pengungkapan dilakukan secara terpisah berdasarkan entitas induk, anak,
asosiasi, ventura, manajemen kunci, dan pihak-pihak berelasi lainnya.

29 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


Transaksi diluar neraca atau off balance sheet merupakan transaksi yang mengandung
resiko, oleh karena itu transaksi off balance sheet harus dicatat walaupun belum
mempengaruhi neraca, agar dapat diperoleh informasi yang akurat.

PT. Telekomunikasi Indonesia telah melakukan pengungkapan transaksi dengan


pihak-pihak berelasi dan transaksi diluar neraca pada laporan keuangan konsolidasiannya
sesuai dengan standar yang berlaku umum. Pengungkapan jelas dilampirkan beserta dengan
penjelasan mengenai transaksi tersebut, saldo, jumlah transaksi, pihak-pihak yang terlibat,
manajemen kunci, entitas anak, entitas asosiasi dan ventura.

30 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


DAFTAR PUSTAKA

Febrianto, R. (2010). Hubungan Transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan


istimewa dan kualitas auditor dengan praktik manajemen laba. Jurnal Akuntansi dan
Bisnis.

Feliana, Y. (2007). Pengaruh Struktur Kepemilikan Perusahaan dan Transaksi dengan Pihak-
Pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa terhadap Daya Informasi Akuntansi.

Kurniasari, R. (2014). Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi.

Laporan Keuangan Konsolidasian PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dan entitas anaknya.
(2014). Jakarta.

Laporan Tahunan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk . (2013). Jakarta.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 7 : Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi.


(2010). Jakarta.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 7 : Pengungkapan Pihak-Pihak yang


Mempunyai Hubungan Istimewa. (2009). Jakarta.

Pratiwi, R. S. (2013). Transaksi dengan Pihak Berelasi Dilihat Dari Dudut Pandang
Akuntansi, Auditing, dan Perpajakan.

Silviana, L. (2012). Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Transaksi Pihak yang Berelasi
terhadap Daya Informasi Akuntansi pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI.

Telkom Indonesia. (t.thn.). Diambil kembali dari http://www.telkom.co.id/tentang-telkom

Telkom Indonesia. (2013). Diambil kembali dari


http://www.telkom.co.id/UHI/CDInteraktif2013/ID/0104_entitas.html

Telkom Indonesia. (2013). Diambil kembali dari


http://www.telkom.co.id/UHI/CDInteraktif2013/ID/0065_transaksi.html

2 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI DAN OFF
BALANCE SHEET

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pelaporan dan Akuntansi Keuangan
Dosen Dr. R. Wedi Rusmawan K, S.E., M.Si.,Ak., CA.

Disusun oleh:

Agustin Liela Manu (161502040)


Iis Rahmawati (161502048)
Diky Iman Firmansyah (161502049)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS WIDYATAMA

3 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan


TAHUN 2015

3 | Pelaporan & Akuntansi Keuangan

Anda mungkin juga menyukai