Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

Kegiatan 2: Enzim
Nama : Angelita Natasya
Kelas : XII IPA 2
Judul Kegiatan : Praktikum Enzim Katalase
Tujuan : 1. Mengetahui cara kerja enzim katalase pada hati
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi enzim katalase
3. Mengetahui kisaran PH dan suhu yang cocok untuk enzim katalase bekerja optimal
4. Memahami reaksi kimia yang terjadi pada pengujian enzim katalase
Rumusan : 1. Bagaimana cara kerja enzim katalase pada hati?
Masalah 2. Apa saja yang mempengaruhi enzim katalase
3. Berapa kisaran PH dan suhu yang cocok untuk enzim katalase bekerja optimal? Mengapa?
4. Reaksi kimia apa saja yang terjadi pada pengujian enzim katalase?
Dasar Teori : Enzim merupakan senyawa protein yang berfungsi sebagai katalisator reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sistem biologi
(makhluk hidup). Enzim biasa disebut sebagai biokatalisator. Tanpa adanya enzim, reaksi kimia akan berjalan lambat.

Enzim memiliki sifat, diantaranya adalah enzim merupakan biokatalisator, enzim bekerja secara spesifik, enzim berupa koloid,
enzim dapat bereaksi dengan substrat asam maupun basa, enzim bersifat termolabil, dan kerja enzim bersifat bolak-balik. Ada
juga faktor yang dapat mempengaruhi kerja enzim yaitu suhu, derajat keasaman (pH), konsentrasi enzim, zat-zat penggiat
(activator), zat-zat penghambat

Enzim katalase merupakan enzim yang banyak ditemui dihampir semua makhluk hidup yang terekspos oksigen, seperti bakteri,
tumbuhan dan binatang. Enzim ini memecah Hidrogen Peroksida menjadi air dan oksigen. Enzim katalase merupakan enzim
yang sangat penting untuk memproteksi sel dari resiko stress oksidatif, yaitu kondisi dimana jumlah radikal bebas ditubuh
melebihi kapasitas tubuh untuk menetralkannya.

(https://vlab.belajar.kemdikbud.go.id/Experiments/enzymcatalase/#/)

Alat dan Bahan : Virtual Lab


Cara Kerja : i. Website virtual lab: https://vlab.belajar.kemdikbud.go.id/Experiments/enzymcatalase/#/
ii. Untuk mengetahui Pengaruh PH
a. Hati ayam, kentang dan apel
1. Tabung rekasi untuk melakukan praktikum disiapkan
2. Setiap tabung diisi ekstrak hati ayam sebanyak 1 ml
3. Pada tabung 1: PH Netral yaitu 7
4. Pada tabung 2 : PH Asam yaitu 2 dengan ditambahkan HCL sebanyak 5 tetes dengan cara klik pada bagian kolom
HCL dan arahkan kursor pipet tetes ke tabung lalu klik pada ujung pipet untuk menambahkan larutan
5. Pada tabung 3: PH Basa yaitu 11 dengan ditambahkan NaOh sebanyak 5 tetes dengan cara klik pada bagian kolom
HCL dan arahkan kursor pipet tetes ke tabung lalu klik pada ujung pipet untuk menambahkan larutan
6. hydrogen peroksida diteteskan dengan cara klik kolom H2O2 lalu arahkan kursor ke tabung 1 lalu klik pada ujung
pipet tetes sebanyak 5 tetes
7. Selanjutnya pada tabung 2 diberi 5 tetes H2O2 sebanyak 5 tetes dan diuji menggunakan bara api
8. Selanjutnya pada tabung 3 diberi 5 tetes H2O2 sebanyak 5 tetes dan diuji menggunakan bara api
9. Pada percobaan kentang dan apel dilakukan langkah kerja yang sama seperti hati
iii. Untuk mengetahui pengaruh suhu
1. Tabung rekasi untuk melakukan praktikum disiapkan
2. Setiap tabung diisi ekstrak hati ayam
3. Pada tabung 1,2 dan 3 = atur PH Netral yaitu 7
4. Pada tabung 1 : atur suhu -15 oC dengan cara klik pada bagian rentang suhu
5. Pada tabung 2: atur suhu 37oC dengan cara klik pada bagian rentang suhu
6. Pata tabung 3: atur suhu 50 oC dengan cara klik pada bagian rentang suhu
7. Selanjutnya tetesi H2O2 pada masing-masing tabung sebanyak 5 tetes dengan cara klik kolom H2O2 lalu arahkan
kursor ke tabung 1,2 dan 3 lalu klik pada ujung pipet tetes
8. Uji dengan bara api lalu arahkan kursor ke dalam tabung 1,2, dan 3
9. Pada percobaan kentang dan apel dilakukan langkah kerja yang sama

Hasil : 1.1. Tabel Hasil Pengamatan Pengaruh PH


Pengamatan
Tabun Perlakuan Hati ayam Kentang Apel Keterangan
g Gelembun Bara api Gelembung Bara api Gelembung Bara api
g
1. Netral ++ +++ +++ +++ ++ +++ Pada keadaan netral,
ketiga bahan tersebut
memiliki bara api yang
besar, namun perbedaan
nya terdapat di
gelembung, dimana
gelembung pada kentang
lebih banyak disbanding
yang hati ayam dan apel.
2. Asam - - - - - - ketiga bahan tersebut tidak
(HCL) bereaksi (tidak ada
gelembung maupun bara
api).
3. Basa - - - - - - ketiga bahan tersebut
(NaOH) mengeluarkan sedikit
gelembung, namun bara
api tidak menyala

1.2. Tabel Hasil Pengamatan Pengaruh Suhu


Tabun Suhu Hati ayam Kentang Apel Keterangan
g Gelembun Bara api Gelembung Bara api Gelembung Bara api
g
1. -15 oC - - - - - - Pada suhu ini, ketiga
bahan tersebut tidak
bereaksi (tidak ada
gelembung maupun nyala
bara api).
2. 37oC ++ +++ +++ +++ ++ +++ Pada suhu ini, ketiga
bahan tersebut memiliki
bara api yang besar,
namun perbedaannya
terdapat pada gelembung
yang dihasilkan dimana
gelembung pada kentang
lebih banyak dibanding
hati ayam dan apel.
3. 50 oC ++ +++ +++ +++ ++ +++ Pada suhu ini, ketiga
bahan tersebut memiliki
bara api yang besar,
namun perbedaan nya
adalah gelembung pada
hati kentang lebih banyak
hati dan apel.
Ket :
 Banyak Sekali : +++
 Banyak :++
 Sedikit : +
 Tidak ada: -
Pertanyaan : 1. Dari manakah sumber katalase pada percobaan ini?
Jawab : Sumber enzim katalase tersebut terdapat pada bahan itu sendiri, yakni hati, kentang, dan apel

2. Mengapa pada ekstrak hati yang diberi H2O2 muncul gelembung udara?


Jawab : Hal ini dikarenakan enzim katalase dalam hati tersebut mengubah H 2 O2 menjadi H 2 O

3. Dimanakah selbih banyak enzim katalase yang ada di hati, kentang atau apel?
Jawab : Berdasarkan hasil pengamatan enzim katalase terdapat lebih banyak di kentang

4. Bagaimana sifat H2O2?


Jawab : H 2 O2 ialah hidrogen peroksida ialah bahan kimia anorganik yang memiliki sifat oksidator yang kuat. Tidak berwarna
dan memiliki bau khas agak keasaman serta larut dengan sangat baik di dalam air.
5. Manakah pada percobaan ini banyak ditemukan gelembung gas dan nyala api, apakah pada bahan hati, kentang atau apel?
Apa buktinya?
Jawab : pada percobaan ini, yang banyak ditemukan gelembung dan nyala api adalah kentang + H 2 O 2 dan kentang pada suhu
Pembahasan 37 derajat yang kemudian diberi H 2 O2

Kentang dengan pH netral ditambah H 2 O2 Kentang dengan suhu 37°C ditambah H 2 O 2

Kentang dengan suhu 50°C ditambah H 2 O2

6. Gelembung gas apakah yang terbentuk ? tuliskan reaksi penguraiannya!


Jawab : gas yang terbentuk adalah H 2 O . Reaksi penguraiannya : H 2 O2 →2 H 2 O+O2
7. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase sesuai praktikum yang telah dilakukan!
Jawab :
1. Suhu
Suhu optimum untuk aktivitas enzim hewan berdarah panas adalah 37° C, dan hewan berdarah dingin adalah 25° C. Suhu
yang terlalu tinggi akan membuat enzim rusak dan tidak bisa digunakan lagi. Jika suhu terlalu rendah, maka enzim berada
pada kondisi inaktif (tidak aktif). Enzim akan bekerja kembali ketika temperature sesuai.
2. Derajat Keasaman (pH)
Sebagian enzim pada pada manusia mempunyai pH optimum antara 6-8, misalnya enzim tripsin yang mendegradasi protein.
Namun beberapa enzim aktif pada kondisi asam, seperti enzim pepsin. Perubahan pH dapat menyebabkan proses denaturasi
sehingga menurunkan aktivitas enzim.

3. Konsentrasi Enzim
Semakin besar konsentrasi enzim, umumnya reaksi berlangsung makin cepat. Penambahan konsentrasi enzim mengakibatkan
kecepatan reaksi meningkat hingga dicapai kecepatan konstan. Kecepatan konstan tercapai jika semua subtrat terikat oleh
enzim.
4. Zat-zat Penggiat (Activator)
Terdapat zat kimia tertentu yang dapat meningkatkan aktivitas enzim. Misalnya garam garam dari logam alkali dalam kondisi
encer (2% - 5%) dapat memacu kerja enzim. Demikian dengan ion logam Co, Ni, Mn dan Cl.
5. Zat-zat Penghambat
Beberapa zat kimia dapat menghambat aktivitas enzim. Misalnya garam-garam yang mengandung merkuri (Hg) dan sianida.
Dengan adanya zat penghambat ini, enzim tidak dapat berikatan dengan substrat sehingga tidak dapat menghasilkan suatu
produk.

8. Apa fungsi enzim katalase?


Jawab : Hidrogen peroksida ( H 2 O2 ) merupakan hasil dari respirasi dan dibuat dalam seluruh sel hidup. H 2 O2 berbahaya dan
harus dibuang secepatnya. Enzim katalase diproduksi sel untuk mengkatalis H 2 O 2 . Katalase berperan sebagai enzim
peroksidasi khusus dalam reaksi dekomposisi hidrogen peroksida menjadi oksigen dan air.
Analisis data yang diperoleh dari percobaan :

A. Hati ayam (percobaan pengamatan pengaruh pH) :

1. Hati ayam dengan pH netral ditambah dengan H 2 O2


Saat hati ayam diberi H 2 O2  dengan pH netral terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak. Hal ini membuktikan
bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah H 2 O 2  menjadi H 2 O (air), sedangkan pada waktu
dimasukkan uji bara api membara ke dalamnya, timbul nyala api yang lebih besar. Hal ini membuktikan bahwa H 2 O2  
yang jumlahnya lebih banyak daripada sampel 1 diuraikan menjadi oksigen (O2) yang lebih banyak. Jadi enzim katalase
akan bekerja pada pH netral.

2. Hati ayam + HCl + H 2 O2


Pertambahan HCl pada hati ayam membuat pH hati tersebut menjadi terlalu asam, sehingga ketika ditambah H2O2 ternyata
tidak menimbulkan gelembung udara dan ketika dimasukan bara api, bara api tidak menyala. Hal ini membuktikan bahwa
enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam tidak dapat mengubah H 2 O2  menjadi H 2 O (air), sedangkan pada waktu
dimasukkan uji bara api membara ke dalamnya, nyala api pun padam dimana H 2 O2  yang jumlahnya lebih banyak
daripada sampel 1 tidak dapat diuraikan menjadi oksigen (O2) yang lebih banyak. Sehingga, dapat dibuktikan bahwa
keadaan yang terlalu asam dapat membuat enzim katalase tidak aktif sehingga tidak menimbulkan gelembung udara
ataupun menyalakan bara api. Jadi enzim katalase tidak aktif dalam keadaan yang terlalu asam.

3. Hati ayam + NaOH + H 2 O2


Pertambahan HCl pada hati ayam membuat pH hati tersebut menjadi terlalu basa, sehingga ketika ditambah H2O2 ternyata
tidak menimbulkan gelembung udara dan ketika dimasukan bara api, bara api tidak menyala. Hal ini membuktikan bahwa
enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam tidak dapat mengubah H 2 O2  menjadi H 2 O (air), sedangkan pada waktu
dimasukkan uji bara api membara ke dalamnya, nyala api pun padam dimana H 2 O2  yang jumlahnya lebih banyak
daripada sampel 1 tidak dapat diuraikan menjadi oksigen (O2) yang lebih banyak. Sehingga, dapat dibuktikan bahwa
keadaan yang terlalu basa dapat membuat enzim katalase tidak aktif sehingga tidak menimbulkan gelembung udara
ataupun menyalakan bara api. Jadi enzim katalase tidak aktif dalam keadaan yang terlalu basa.
B. Hati ayam (percobaan pengamatan pengaruh suhu) :

1. Hati ayam dengan suhu -15°C + H 2 O2


Dalam suhu -15°C, ketika diteteskan H 2 O2 tidak muncul gelembung udara, selain itu, ketika dimasukan bara api, bara apa
tersebut juga tidak menyala. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase dalam hati ayam tidak lagi bekerja,
sehingga tidak berhasil memecahkan senyawa H 2 O 2 menjadi air dan oksigen. Hasil dari perlakuan ini menunjukkan
bahwa enzim katalase menjadi rusak dalam suhu yang terlalu rendah.

2. Hati ayam dengan suhu 37°C + H 2 O2


Dalam suhu ini, ketika diteteskan H 2 O2 , muncul banyak gelembung udara dan ketika dimasukan bara api, bara api
tersebut menjadi menyala. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah H 2 O2  
menjadi H 2 O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan uji bara api membara ke dalamnya, timbul nyala api yang lebih
besar. Hal ini membuktikan bahwa H 2 O2  yang jumlahnya lebih banyak daripada sampel 1 diuraikan menjadi oksigen (O2)
yang lebih banyak. Hasil dari perlakuan ini menunjukkan bahwa enzim katalase menjadi tidak rusak meski suhu sudah
dinaikan hingga 37°C.

3. Hati ayam dengan suhu 50°C + H 2 O2


Dalam suhu ini, ketika diteteskan H 2 O2 , muncul banyak gelembung udara dan ketika dimasukan bara api, bara api
tersebut menjadi menyala. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah H 2 O2  
menjadi H 2 O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan uji bara api membara ke dalamnya, timbul nyala api yang lebih
besar. Hal ini membuktikan bahwa H 2 O2  yang jumlahnya lebih banyak daripada sampel 1 diuraikan menjadi oksigen (O2)
yang lebih banyak. Hasil dari perlakuan ini menunjukkan bahwa enzim katalase menjadi tidak rusak meski suhu sudah
dinaikan hingga 50°C.
C. Kentang (percobaan pengamatan pengaruh pH) :

1. Kentang dengan pH netral ditambah dengan H 2 O 2


Saat kentang diberi H 2 O2  dengan pH netral terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak. Hal ini membuktikan
bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam kentang mengubah H 2 O 2  menjadi H 2 O (air), sedangkan pada waktu
dimasukkan uji bara api membara ke dalamnya, timbul nyala api yang lebih besar. Hal ini membuktikan bahwa H 2 O2  
yang jumlahnya lebih banyak daripada sampel 1 diuraikan menjadi oksigen (O2) yang lebih banyak. Jadi enzim katalase
akan bekerja pada pH netral.
2. Kentang + HCl + H 2 O2
Pertambahan HCl pada kentang membuat pH kentang tersebut menjadi terlalu asam, sehingga ketika ditambah
H2O2 ternyata tidak menimbulkan gelembung udara dan ketika dimasukan bara api, bara api tidak menyala. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam kentang tidak dapat mengubah H 2 O2  menjadi H 2 O (air),
sedangkan pada waktu dimasukkan uji bara api membara ke dalamnya, nyala api pun padam dimana H 2 O2  yang
jumlahnya lebih banyak daripada sampel 1 tidak dapat diuraikan menjadi oksigen (O2) yang lebih banyak. Sehingga, dapat
dibuktikan bahwa keadaan yang terlalu asam dapat membuat enzim katalase tidak aktif sehingga tidak menimbulkan
gelembung udara ataupun menyalakan bara api. Jadi enzim katalase tidak aktif dalam keadaan yang terlalu asam.

3. Kentang + NaOH + H 2 O2
Pertambahan HCl pada kentang membuat pH hati tersebut menjadi terlalu basa, sehingga ketika ditambah H2O2 ternyata
tidak menimbulkan gelembung udara dan ketika dimasukan bara api, bara api tidak menyala. Hal ini membuktikan bahwa
enzim katalase yang terdapat di dalam kentang tidak dapat mengubah H 2 O2  menjadi H 2 O (air), sedangkan pada waktu
dimasukkan uji bara api membara ke dalamnya, nyala api pun padam dimana H 2 O2  yang jumlahnya lebih banyak
daripada sampel 1 tidak dapat diuraikan menjadi oksigen (O2) yang lebih banyak. Sehingga, dapat dibuktikan bahwa
keadaan yang terlalu basa dapat membuat enzim katalase tidak aktif sehingga tidak menimbulkan gelembung udara
ataupun menyalakan bara api. Jadi enzim katalase tidak aktif dalam keadaan yang terlalu basa.
D. Kentang (percobaan pengamatan pengaruh suhu) :

1. Kentang dengan suhu -15°C + H 2 O2


Dalam suhu -15°C, ketika kentang diteteskan H 2 O2 tidak muncul gelembung udara, selain itu, ketika kentang dimasukan
bara api, bara apa tersebut juga tidak menyala. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase dalam kentang tidak lagi
bekerja, sehingga tidak berhasil memecahkan senyawa H 2 O 2 menjadi air dan oksigen. Hasil dari perlakuan ini
menunjukkan bahwa enzim katalase menjadi rusak dalam suhu yang terlalu rendah.

2. Kentang dengan suhu 37°C + H 2 O2


Dalam suhu ini, ketika kentang diteteskan H 2 O2 , muncul banyak gelembung udara dan ketika dimasukan bara api, bara
api tersebut menjadi menyala. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam kentang mengubah
H 2 O2  menjadi H 2 O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan uji bara api membara ke dalamnya, timbul nyala api yang
lebih besar. Hal ini membuktikan bahwa H 2 O2  yang jumlahnya lebih banyak daripada sampel 1 diuraikan menjadi
oksigen (O2) yang lebih banyak. Hasil dari perlakuan ini menunjukkan bahwa enzim katalase menjadi tidak rusak meski
suhu sudah dinaikan hingga 37°C.

3. Kentang dengan suhu 50°C + H 2 O2


Dalam suhu ini, ketika diteteskan H 2 O 2 , muncul banyak gelembung udara dan ketika dimasukan bara api, bara api
tersebut menjadi menyala. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam kentang mengubah H 2 O2  
menjadi H 2 O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan uji bara api membara ke dalamnya, timbul nyala api yang lebih
besar. Hal ini membuktikan bahwa H 2 O2  yang jumlahnya lebih banyak daripada sampel 1 diuraikan menjadi oksigen (O2
) yang lebih banyak. Hasil dari perlakuan ini menunjukkan bahwa enzim katalase menjadi tidak rusak meski suhu sudah
dinaikan hingga 50°C.
E. Apel (percobaan pengamatan pengaruh pH) :

1. Apel dengan pH netral ditambah dengan H 2 O2


Saat apel diberi H 2 O2  dengan pH netral terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak. Hal ini membuktikan bahwa
enzim katalase yang terdapat di dalam apel mengubah H 2 O 2  menjadi H 2 O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan uji
bara api membara ke dalamnya, timbul nyala api yang lebih besar. Hal ini membuktikan bahwa H 2 O2  yang jumlahnya
lebih banyak daripada sampel 1 diuraikan menjadi oksigen (O2) yang lebih banyak. Jadi enzim katalase akan bekerja pada
pH netral.

2. Apel + HCl + H 2 O2
Pertambahan HCl pada apel membuat pH apel tersebut menjadi terlalu asam, sehingga ketika ditambah H2O2 ternyata tidak
menimbulkan gelembung udara dan ketika dimasukan bara api, bara api tidak menyala. Hal ini membuktikan bahwa
enzim katalase yang terdapat di dalam apel tidak dapat mengubah H 2 O2  menjadi H 2 O (air), sedangkan pada waktu
dimasukkan uji bara api membara ke dalamnya, nyala api pun padam dimana H 2 O2  yang jumlahnya lebih banyak
daripada sampel 1 tidak dapat diuraikan menjadi oksigen (O2) yang lebih banyak. Sehingga, dapat dibuktikan bahwa
keadaan yang terlalu asam dapat membuat enzim katalase tidak aktif sehingga tidak menimbulkan gelembung udara
ataupun menyalakan bara api. Jadi enzim katalase tidak aktif dalam keadaan yang terlalu asam.

3. Apel + NaOH + H 2 O2
Pertambahan HCl pada apel membuat pH apel tersebut menjadi terlalu basa, sehingga ketika ditambah H2O2 ternyata tidak
menimbulkan gelembung udara dan ketika dimasukan bara api, bara api tidak menyala. Hal ini membuktikan bahwa
enzim katalase yang terdapat di dalam apel tidak dapat mengubah H 2 O2  menjadi H 2 O (air), sedangkan pada waktu
dimasukkan uji bara api membara ke dalamnya, nyala api pun padam dimana H 2 O2  yang jumlahnya lebih banyak
daripada sampel 1 tidak dapat diuraikan menjadi oksigen (O2) yang lebih banyak. Sehingga, dapat dibuktikan bahwa
keadaan yang terlalu basa dapat membuat enzim katalase tidak aktif sehingga tidak menimbulkan gelembung udara
ataupun menyalakan bara api. Jadi enzim katalase tidak aktif dalam keadaan yang terlalu basa.
F. Apel (percobaan pengamatan pengaruh suhu) :

1. Apel dengan suhu -15°C + H 2 O 2


Dalam suhu -15°C, ketika apel diteteskan H 2 O2 tidak muncul gelembung udara, selain itu, ketika dimasukan bara api,
bara apa tersebut juga tidak menyala. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase dalam apel tidak lagi bekerja,
sehingga tidak berhasil memecahkan senyawa H 2 O 2 menjadi air dan oksigen. Hasil dari perlakuan ini menunjukkan
bahwa enzim katalase menjadi rusak dalam suhu yang terlalu rendah.

2. Apel dengan suhu 37°C + H 2 O2


Dalam suhu ini, ketika apel diteteskan H 2 O2 , muncul banyak gelembung udara dan ketika dimasukan bara api, bara api
tersebut menjadi menyala. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam apel mengubah H 2 O2  
menjadi H 2 O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan uji bara api membara ke dalamnya, timbul nyala api yang lebih
besar. Hal ini membuktikan bahwa H 2 O2  yang jumlahnya lebih banyak daripada sampel 1 diuraikan menjadi oksigen (O2)
yang lebih banyak. Hasil dari perlakuan ini menunjukkan bahwa enzim katalase menjadi tidak rusak meski suhu sudah
dinaikan hingga 37°C.

3. Apel dengan suhu 50°C + H 2 O 2


Dalam suhu ini, ketika apel diteteskan H 2 O2 , muncul banyak gelembung udara dan ketika dimasukan bara api, bara api
tersebut menjadi menyala. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam apel mengubah H 2 O 2  
menjadi H 2 O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan uji bara api membara ke dalamnya, timbul nyala api yang lebih
besar. Hal ini membuktikan bahwa H 2 O2  yang jumlahnya lebih banyak daripada sampel 1 diuraikan menjadi oksigen (O2)
yang lebih banyak. Hasil dari perlakuan ini menunjukkan bahwa enzim katalase menjadi tidak rusak meski suhu sudah
dinaikan hingga 50°C.
Kesimpulan : Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa enzim katalase berperan dalam penguraian racun dari
H 2 O2  menjadi H 2 O2 dan O2, dimana kerjanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Suhu
Dimana enzim katalase tidak akan bekerja optimal pada suhu rendah

2. pH
Dimana enzim katalase akan bekerja optimal pada pH netral.

Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya gelembung dan nyala bara api. Dimana semakin banyak gelembung gas dan semakin
terang nyala bara api berarti kerja enzim katalase akan semakin cepat dan begitu pula sebaliknya karena salah satu kerja enzim
yaitu sebagai katalisator/pemercepat reaksi.

Daftar pustaka : SuperAdmin. 2016. “Enzim Katalase”. Rumah Belajar, 28 April 2016, dilihat 25 Agustus 2020.
https://vlab.belajar.kemdikbud.go.id/Experiments/enzymcatalase/#/.
Unknown. 2012. “Pengaruh pH dan Suhu Terhadap Kerja Enzim Katalase”. Skul Work, 13 Oktober 2012, dilihat 25 Agustus 2020.
http://skulwork-nytha.blogspot.com/2012/10/bab-i-pendahuluan-a.html.
Unknown. 2016. “Hasil Percobaan Enzim Katalase”. WordPress, 2016, dilihat 26 Agustus 2020.
https://materiselamasekolah.files.wordpress.com/2016/02/hasil-percobaan-enzim-katalase.pdf.
Safitri, Ririn. 2020. “Biologi Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam Untuk SMA/MA Kelas XII”. Surakarta : Mediatama.
Lampiran :
Apel
Apel
Hati (percobaan
Kentang
(percobaan
ayam pengamatan
(percobaan
pengamatan
(percobaan pengaruh
pengamatan
pengaruh
pengamatan suhu)
pengaruh
pH)
pengaruh suhu)
pH) suhu)
Hati ayam (percobaan pengamatan pengaruh

Kentang (percobaan pengamatan pengaruh suhu)


Apel
Hati (percobaan
ayam
Kentang pengamatan
(percobaan
(percobaan pengaruh
pengamatan
pengamatan suhu)
pengaruh
pengaruh suhu)
pH)

Anda mungkin juga menyukai