TM09 Tanda-Tanda Kekuasaan Allah Di Alam Semesta
TM09 Tanda-Tanda Kekuasaan Allah Di Alam Semesta
NIM : 1802050241
TM 9
Allah memang tidak terlihat oleh kasat mata manusia. Namun keberadaan-Nya
hanya dapat dirasakan oleh keyakinan, keimanan. Namun demikian, secara kasat mata pun
sebenarnya hakikat Allah itu ada bisa dilihat dari terbentangnya alam semesta ini. Adanya
langit, bumi beserta seluruh isinya di antarahd keduanya merupakan tanda-tanda
keberadaan Allah Adanya siang dan malam, keajaiban-keajaiban di luar nalar manusia,
seperti bayi yang selamat dari kecelakaan kendaraan, anak kecil yang masih bertahan hidup
berhari-hari di reruntuhan pasca gempa dahsyat, orang yang sedang membaca Al-Quran
atau sedang sujud shalat tiba-tiba tergeletak meninggal.
Semua itu pun menandakan kekuasaan Allah. Bahwa Allah yang tidak terlihat secara
kasat mata, bukti kekuasannya ada di depan mata. Dan semua itu tidak ada yang sia-sia.
Allah menyebut di dalam ayat-Nya:
ب الَّ ِذينَ يَ ْذ ُكرُونَ هَّللا َ قِيَا ًما َوقُ ُعودًا َو َعلَ ٰى
ِ ت أِل ُولِي اأْل َ ْلبَا
ٍ ف اللَّ ْي ِل َوالنَّ َها ِر آَل يَا ِ ت َواأْل َ ْر
ْ ض َو
ِ اختِاَل ِ س َما َوا ِ إِنَّ فِي َخ ْل
َّ ق ال
َ س ْب َحانَكَ فَقِنَا َع َذ
اب النَّا ِر ُ ض َربَّنَا َما َخلَ ْقتَ ٰ َه َذا بَا ِطاًل ِ ت َواأْل َ ْر ِ س َما َوا َّ ق ال ِ ُجنُوبِ ِه ْم َويَتَفَ َّكرُونَ فِي َخ ْل
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Rabb kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka”. (QS Ali Imran [3]: 190-191).
Dengan merenungkan tanda-tanda kekuasaan Allah dan mengetahui manfaat-
manfaatnya, akan menghasilkan sebuah keyakinan yang mendalam bahwa hanya Allah Dzat
satu-satunya yang menciptakan semua itu. karena itu, Dia-lah Allah satu-satunya Tuhan
yang berhak untuk disembah, ditakuti, ditaati, dan hanya Dia yang kita jadikan sebagai
petunjuk, sebagai bukti keagungan dan kekuasaan-Nya. Dia tidak menciptakan semua itu
dengan sia-sia.
Pada ayat lain dikatakan:
َ َض َو َما بَ ْينَ ُه َما بَا ِطاًل ۚ ٰ َذلِك
ظنُّ الَّ ِذينَ َكفَ ُروا ۚ فَ َو ْي ٌل لِلَّ ِذينَ َكفَ ُروا ِمنَ النَّا ِر َ س َما َء َواأْل َ ْر
َّ َو َما َخلَ ْقنَا ال
Artinya: “Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir; maka
celakalah orang-orang kafir itu, karena mereka akan masuk neraka”. (QS Shad [38]: 27).
Maka, tak pantas sedikitpun kita merasa lebih, sombong, memiliki segalanya, atau
menjadikan kita enggan, malas, ogah-ogahan beribadah kepada-Nya. Padahal Dia Allah
adalah Tuhan Semesta Alam.
Sesungguhnya Allah menebar banyak sekali tanda kekuasaan-Nya di jagat raya ini.
Baik di darat maupun di lautan, di bumi maupun di langit, di sekitar manusia maupun pada
dirinya sendiri. Saudaraku, tanda-tanda kekuasaan Allah itu sangat dekat dengan kita dan
senantiasa menyertai kita. Sebab ayat-ayat Allah yang agung itu ada pada diri sendiri.
Namun sayang, sedikit manusia yang mau serta mampu membaca, juga merenungi dan
mentadaburinya. Padahal siapa yang mau mempergunakan akal dan pikirannya untuk
memperhatikan ayat-ayat Allah ini, niscaya dia takjub dan terkesima. Semakin dalam
seorang mukmin mempelajari seluk beluk manusia, semakin dia merasakan kemahabesaran
sang pencipta.
Tubuh manusia adalah sebuah Maha Karya yang agung. Andai para pakar cendekia
berkumpul dan menghabiskan segenap umur untuk menyingkap setiap rahasia yang
terdapat pada tubuh manusia, niscaya mereka tak akan mampu melakukannya. Jadi, betapa
naifnya kita jika diberikan anugerah badan dan akal yang sehat namun tidak tergerak untuk
memperhatikan serta memikirkan ayat-ayat-Nya pada diri sendiri.
Dewasa ini, banyak didapati buku anatomi dan fisiologi tubuh manusia. Namun
mayoritasnya ditulis untuk menambah pengetahuan atau membuat hidup lebih sehat.
Sedangkan Allah memerintahkan kita agar mempelajari dan memperhatikan ayat-ayat ini,
dengan tujuan pokoknya meningkatkan keimanan kita. Agar kita dapat menyaksikan
kemahabesaran dan kemahakuasaan-Nya. Sehingga kita makin tunduk dan patuh kepada-
Nya, serta berambah tawadhu.
Ahli sains telah menemukan bahwa saluran-saluran udara di dalam paru-paru manusia
membentuk kalimah ‘La ilaha illallah’ (Tiada Tuhan melainkan Allah) dalam tulisan Arab.
Sesungguhnya Allah, Tuhan yang Maha Agung lagi Maha Bijaksana, Dia telah
menunjukkan keagungan-Nya melalui penciptaan lima jari manusia, yang
melambangkan huruf-huruf : Alif, Lam, Lam dan Ha yang membentuk kalimah Allah
dalam perkataan dan tulisan Arab.
Jika kita balikkan pula tangan, dan melihat ke telapaknya, maka di situ kita akan lihat
urat-urat yang akan membentuk tulisan nomor dalam bahasa Arab. Nomornya adalah
81 di telapak tangan kiri dan 18 di telapak tangan kanan. Jika dicampur kedua nomor
tersebut, jumlahnya ialah 99. Dan nomor 99 itu adalah simbolik kepada 99 nama Allah,
yang dipanggil sebagai Asma-ul Husna (nama-nama yang baik).
Berdiri lurus dalam salat melambangkan huruf Alif ()ا, ruku’ melambangkan huruf Ha (
)ح, sujud melambangkan huruf Mim ()م, dan duduk melambangkan huruf Dal ()د. Ia
akhirnya membentuk perkataan Ahmad dalam tulisan Arab, nama Nabi Terakhir yang
membawa Perjanjian Terakhir. د+ م+ ح+ = احمد = اAhmad.
Ketahuilah bahwa Ahmad adalah salah satu nama lain bagi Nabi Muhammad SAW dan
mengikut sejarah, ibunya Aminah menginginkn anaknya itu dinamai dengan nama
Ahmad, tetapi kemudian datuknya Abdul Mutalib memberikannya nama Muhammad.
Ahmad dan Muhammad di dalam bahasa Arab maksudnya sama yaitu ‘Yang Terpuji’.
6. Saat jari telunjuk diangkat pada Tasyahud dalam salat melambangkan nama Allah
Pada duduk tahiyyat akhir dalam salat, suatu sunnah bagi kita untuk mengangkat jari
telunjuk ketika membaca kalimah syahadah. Jari telunjuk diangkat menandakan Tuhan
yang Esa. Dan perhatikan, pada urat-urat jari itu akan membentuk kalimat Allah dalam
Bahasa Arab.
“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap
Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan
kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang
Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” (Surat Al Infithaar : Ayat 6-8).
Jika melihat tumbuh-tumbuhan menghijau, padang sabana yang luas, dan hamparan
pepohonan maka hati kita akan terasa damai. Tapi tahukah kita, bahwa selain indah
ternyata banyak hikmah penciptaan dibalik semua itu. Bagaimana tumbuhan hidup dan
melangsungkan habitatnya.
Secara umum, tumbuh-tumbuhan tumbuh dari biji yang tercukupi oleh kondisi-
kondisi khusus. Yang paling penting adalah embrio yang ada di dalamnya. Biji dapat
disimpan dalam waktu yang lama. Hal ini menjadi bukti keberadaan Allah SWT. Buktinya,
biji-biji gandum yang ditemukan di dalam kuburan para raja Mesir dan telah tersimpan
dalam waktu ribuan tahun dapat ditanam pada masa sekarang.
Terpenuhinya air dan panas yang sesuai merupakan suatu keharusan untuk
pertumbuhan. Setiap biji tumbuh dalam temperatur tertentu. Udara juga merupakan
sesuatu yang sangat vital bagi tumbuhan. Tumbuhan adalah makhluk hidup yang bernapas,
bahkan mampu merasakan, bersedih, dan berbahagia. Pernah dilakukan penelitian
terhadap tumbuh-tumbuhan yang diletakkan di pesawat luar angkasa dan dipasangi alat-
alat penelitian yang canggih. Rekaman-rekamannya menunjukkan bahwa tumbuh-
tumbuhan itu mengalami kerusakan-kerusakan dan kekacauan pada sarafnya. Ketika
kembali ke bumi, tumbuhan tersebut menjadi tenang seperti semula.
“Dan Dia-lah yang menurunkan air dari langit, lalu Kami tumbuhkan dari air itu segala
macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman
yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak;
dan dari mayang kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun
anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak
serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak. Sungguh,
pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang
beriman.” (QS. al-An’am [6]: 9
Terpenuhinya air dan panas yang sesuai merupakan suatu keharusan untuk
pertumbuhan. Setiap biji tumbuh dalam temperatur tertentu. Udara juga merupakan
sesuatu yang sangat vital bagi tumbuhan. Tumbuhan adalah makhluk hidup yang
bernapas, bahkan mampu merasakan, bersedih, dan berbahagia. Pernah dilakukan
penelitian terhadap tumbuh-tumbuhan yang diletakkan di pesawat luar angkasa dan
dipasangi alat-alat penelitian yang canggih. Rekaman-rekamannya menunjukkan bahwa
tumbuh-tumbuhan itu mengalami kerusakan-kerusakan dan kekacauan pada sarafnya.
Ketika kembali ke bumi, tumbuhan tersebut menjadi tenang seperti semula.
Bila membaca ayat tersebut, mungkin akan timbul pertanyaan mengapa Allah SWT
hanya menyebutkan unta. Sedangkan, masih banyak hewan lain yang Dia ciptakan di bumi.
Perlu dicatat bahwasanya unta memiliki peran besar bagi masyarakat jazirah Arab. Unta
adalah kendaraan utama masyarakat di sana ketika mereka hendak melakukan perjalanan
jauh melintasi hamparan gurun pasir. Karena begitu pentingnya peran unta, masyarakat
Arab kerap memanggilnya dengan nama yang beragam. Menurut catatan Lembaga
Kemukjizatan Alquran, sebagian ahli bahasa menyebut ada sekitar 6.000 kata dalam bahasa
Arab yang dapat mengacu kepada unta. Antara lain, ibil, naqah, jamal, an'am, ba'ir, dan
lainnya. Terlepas dari hal tersebut, seperti diketahui bahwa Alquran, sebagai pedoman
utama umat Islam, juga diturunkan Allah SWT di negeri Arab. Oleh sebab itu, surah al-
Ghaasiyah ayat 17-21 seperti menjadi penanda bagi masyarakat Arab agar memperhatikan
kebesaran-Nya melalui seekor unta. Secara postur, unta memang masih kalah besar oleh
gajah. Kulitnya pun tidak setebal badak. Kemampuannya berlari tidak secepat kuda. Tetapi,
unta memiliki ketahanan fisik yang luar biasa dan tidak dimiliki hewan lainnya.
Menurut Adnan Oktar atau biasa dikenal Harun Yahya, seorang ilmuwan dan dai
terkemuka asal Ankara, Turki, unta memang memiliki daya tahan fisik luar biasa. Dia mampu
bertahan hidup tanpa makanan dan air selama delapan hari. Hal ini karena unta mampu
mengonsumsi air hingga 50-100 liter sekali minum. Ia juga dapat melahap sekitar 30-50
kilogram makanan dalam sekali makan. Air dan makanan tersebut kemudian akan
disimpannya sebagai persediaan dalam bentuk lemak dan air di punuknya. Hal ini
menyebabkan unta mampu bertahan tanpa makan dan minum selama berhari-hari. Unta
juga memiliki struktur selaput lendir dalam hidungnya yang 100 kali lebih besar
dibandingkan milik manusia. Dengan selaput lendir tersebut, ia mampu menyerap sekitar 66
persen kelembapan yang ada di udara. hidungnya. Unta mempunyai dua lapisan bulu mata
yang lengket yang berfungsi melindungi matanya dari terpaan pasir. Begitu pun lubang
hidungnya, yang dapat ditutup olehnya. Dengan demikian, unta akan mampu bertahan
walaupun badai pasir menerjang dirinya. Dengan keistimewaan dan kelebihan tersebut, tak
mengherankan jika unta dijadikan kendaraan utama masyarakat Arab. Tak terkecuali oleh
Nabi, para sahabat, dan khalifah-khalifah setelahnya.
Dan Allah SWT, dengan kebesaran dan kekuasaan-Nya, menjadikan unta, walaupun
memiliki daya tahan fisik yang kuat, tetap tunduk dan patuh terhadap manusia. Seperti
diterangkan dalam surah Yasin ayat 71-72. Ayat tersebut berbunyi, "Apakah mereka tidak
melihat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan binatang ternak untuk mereka, yaitu
sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami sendiri, lalu mereka
menguasainya? Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka; Maka
sebagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebagiannya mereka makan."
“Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang
terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya umat-umat juga seperti kamu.
Tidak ada sesuatu yang kami lupakan di dalam Al-Kitab. Kemudian kepada Tuhan
mereka dikumpulkan.” (Al-An’am: 38).
Hewan-hewan merupakan lapangan yang terbuka bagi setiap orang yang ingin
mempelajari keajaiban kehidupan di alam. Para ilmuwan memperkirakan jumlah hewan
lebih dari dua juta famili.
Dari jumlah itu, hanya sedikit saja yang sudah diteliti hingga sekarang. Dari penelitian
yang sedikit ini didapat kesimpulan bahwa ada Allah yang telah menciptakan semua itu
dan membuatnya teratur.
E. HIKMAH MEGAGUNGKAN KEKUASAAN ALLAH
Menjadi orang yang mengerti dan memahami perintah dan larangan-Nya, mengerti
tentang qadha’ dan qadar-Nya, mengerti tentang asma’ (nama-nama) dan sifat-Nya,
memahami hukum dini syar’i (hukum Allâh Azza wa Jalla yang harus diamalkan oleh
para hamba) dan hukum kauni qadari (taqdir kauni; semua yang Allâh Azza wa Jalla
takdirkan dan pasti terjadi dan tidak itu mesti dicintai Allâh Subhanahu wa Ta’ala).
Dan itu adalah anugerah Allâh; yang Dia berikan kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. dan Allâh lah Yang mempunyai anugerah yang agung [Al-
Hadîd/57:21]”
Marilah kita selalu meningkatkan takwa kepada Allah, seraya merenungi ciptaan-
ciptaan-Nya, mentadaburi ayat-ayat-Nya. Dengan demikian, kita bisa memahami keagungan
dan kekuasaan-Nya. Tanda-tanda kekuasaan Allah Azza wa Jalla , yang Ia ciptakan di langit
dan di bumi dan di antara keduanya, semua itu tidak diciptakan dengan sia-sia, tetapi
mengandung tujuan. Yaitu untuk kemashlahatan makhluk-makhluk-Nya, sebagai sarana
beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala , sekaligus membuktikan tentang keesaan-
Nya.
ب الَّ ِذينَ يَ ْذ ُكرُونَ هَّللا َ قِيَا ًما َوقُعُودًا َو َعلَ ٰىِ ت أِل ُولِي اأْل َ ْلبَا ِ َف اللَّ ْي ِل َوالنَّه
ٍ ار آَل يَا ْ ض َو
ِ اختِاَل ِ ْت َواأْل َر ِ إِ َّن فِي َخ ْل
َ ق ال َّس َم
ِ اوا
ِ َّاب الن
ار َ َض َربَّنَا َما َخلَ ْقتَ ٰهَ َذا بَا ِطاًل ُس ْب َحان
َ ك فَقِنَا َع َذ ِ ْت َواأْل َر ِ ق ال َّس َما َواِ ُجنُوبِ ِه ْم َويَتَفَ َّكرُونَ فِي خَ ْل
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Rabb kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka”. [Ali ‘Imran/3:190-191].
Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya
tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir; maka celakalah orang-
orang kafir itu, karena mereka akan masuk neraka. [Shâd/38:27].
Pertama : Yaitu ayat-ayat Allah Azza wa Jalla yang bisa kita lihat. Yaitu ayat-ayat Allah
Azza wa Jalla yang berupa semua ciptaan-Nya, baik di langit maupun yang di bumi, dengan
segala makhluk yang ada di antara keduanya. Jumlahnya sangat banyak, dan kita tidak
mengetahui jumlahnya. Semua itu menjadi bukti yang menunjukkan bahwa hanya Dia-lah
satu-satunya Rabb. Bukankah alam raya ini menunjukkan ada penciptanya yang Maha
Perkasa lagi Maha Agung?”
Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy; Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah
hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Rabb semesta alam. [al-A’râf/7:54].
Kedua : Ayat-ayat Allah Azza wa Jalla yang berupa tulisan. Yaitu kalam dan wahyu
Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ; yakni Al-
Qur`aan yang ada di hadapan kita. Yang kita diperintahkan untuk mentadaburi dan
merenungkan kandungan maknanya, menjalankan semua perintah yang ada di dalamnya,
serta menjahui semua larangannya. Kelak, ia akan menjadi alasan Allah untuk mengadzab
manusia, bila manusia menyia-nyiakannya. Atau sebaliknya, ia akan menjadi alasan manusia
untuk mendapatkan balasan kenikmatan, bila manusia mau berpegang teguh dan
mengamalkan dalam kehidupannya. Rasulullah SAW bersabda: َْالقُرْ آنُ ُح َّجةٌ لَكَ أَوْ َعلَ ْيك
Dan Al-Qur`an itu bisa menjadi hujjah (kenikmatan bagimu) atau bisa menjadi malapetaka
bagimu
ِ إِ َّن ٰهَ َذا ْالقُرْ آنَ يَ ْه ِدي لِلَّتِي ِه َي أَ ْق َو ُم َويُبَ ِّش ُر ْال ُم ْؤ ِمنِينَ الَّ ِذينَ يَ ْع َملُونَ الصَّالِ َحا
َت أَ َّن لَهُ ْم أَجْ رًا َوأَ َّن الَّ ِذينَ اَل ي ُْؤ ِمنُون
بِاآْل ِخ َر ِة أَ ْعتَ ْدنَا لَهُ ْم َع َذابًا أَلِي ًما
Sesungguhnya Al-Qur`an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus
dan memberi khabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih
bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak
beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka adzab yang pedih. [al-
Isrâ`/17:9-10].