Anda di halaman 1dari 20

SEJARAH PUBLIC HEALTH AND PHN

Bu Titih

PJ Pemateri : Naura & Sindi

PJ Penyunting : Isna

1. SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT


Tidak terlepas dari 2 tokoh metologi yunani Asclepius dan
Higeia.
- Asclepius : melakukan penanganan kesehatan dengan
pendektaan pengobatan setelah penyakit terjadi.
- Higeia : melakukan penanganan kesehatan dengan
pendekatan pencegahan.

1) PERIODE SEBELUM ILMU PENGETAHUAN


Penanggulangan masalah – masalah kesehatan dan
penyakit telah di lakukan oleh negara – negara dengan
kebudayaan yang paling luas yakni pada zaman Babylonia,
Mesir, Yunani, dan Roma.
 Dari budaya Babylonia, Mesir, Yunani dan Roma
adanya dokumen tertulis bahkan peraturan tertulis
yang mengatur tentang pembuangan air limbah, air
minum dan sebagainya. Namun, upaya – upaya
tersebut ditunjukkan bukan untuk tujuan kesehatan,
namun lebih kepada estetika.
 Pada abad ke – 7 upaya kesehatan masyarakat
muncul karena berkembangnya berbagai jenis
penyakit menular yang menyerang sebagian besar
penduduk yang menjadi endemik dan epidemik
 Menyebarkan wabah kolera, menyebar dari Asia
khususnya Timur tengah hingga ke Afrika. India
merupakan pusat endemik kolera. Munculnya wabah
lepra mulai dari mesir ke Asia kecil dan Eropa.

Gambar 1.1
Penjelasan gambar 1.1: Wabah pes yang paling
dasyat di cina dan india. Pada tahun 1930 tercatat 13
juta orang meninggal setiap hari. Menurut catatan,
60 juta orang sehingga peristiwa ini dapat dikenal
dengan the black dead.
Gambar 1.2
Penjelasan gambar 1.2 : Masih menggunakan
tindakan tradisional
 Pada tahun 1603 lebih dari 1 dari 6 meninggal
karena penyakit menular (Typus,disentri dsb).

Penjelasan Gambar
1.3 : penyakit
kekurangan gizi juga

Gambar 1.3
 Upaya yang dilakukan saat itu, masyarakat sudah
memperhatikan sanitasi lingkungan dan hygiene
perorangan, pembuangan sampah dan ventilasi
rumah.
 Jauh sebelum terjadinya wabah, pengobatan terhadap
penyakit hanya menggunakan obat – obatan
tradisional oleh tabib (yunani timur, cina dan
sebagaian asia lainnya). Mulanya ilmu pengobatan
hanya ilmu turun temurun dari keluarga.
 Namun seiring dengan munculnya berbagai macam
wabah, pengobatan tradisional tidak mampu
menyelesaikan masalah.

2) PERIODE ILMU PENGETAHUAN


 Pada awal abad ke -19 periode bangkitnya ilmu
pegetahuan
 Sebelum abad ini, masalah kesehatan hanya
dimaknai sebagai fenomena biologi (makna yang
sempit), pada abad ini masalah kesehatan dimaknai
sebagai masalah yang kompleks
 Pendekatan masalah kesehatan dilakukan secara
komprehensif dan multisektoral
 Penyelidikan masalah – masalah kesehatan sudah
dikembangkan secara ilmiah
 Pada adab ini mulai di temukan berbagai macam
peyebab penyakit dan vaksin sebagai pencegahan
penyakit
 Pada abad ke – 20 mulai dikembangkan pendidikan
untuk tenaga kesehantan yang profesional
 Pada tahun 1821 : sekolah tinggi ilmu farmasi di
Philadephia
 Pada tahun 1893 : Jhon Hopkins memulai dipelopori
berdirinya universitas dan di dalamnya terdapat
sekolah / fakultas kedokteran
 Pengembangan kurikulum sekolah kedokteran sudah
didasarkan pada asumsi bahwa penyakit dan
kesehatan merupakan hasil interaksi yang dinamis :
gen lingkungan fisik, sosial, perilaku dan yankes
 Pada tahun 1855, pemerintah membentuk
Departemen kesehatan yang pertama kali
 Pada tahun 1972 telah diadakan pertemuan orang –
orang yang mempunyai perhatian kesehatan
masyarakat menghasilkan Asosiasi Kesehatan
Masyarakat Amerika (APHA)
2. PERKEMBANGAN KESMAS DI INDONESIA
 Dimulai pada pemerintahan Belanda abad ke – 16, sebagai
upaya pemberantasan penyakit cacar dan kolera yang sangat
ditakuti masyarakat pada saat itu.
 Pd tahun 1807, Gub.jendral Deandels, dilakukan pelatihan
dukun bayi untuk menekan AKI.
 Pd tahun 1851, sekolah dokter jawa didirikan yang disebut
STOVIA. 1947 berubah menjadi FK UI.
 Pd tahun 1913 didirikan sekolah dokter di surabaya (NIAS).
 Pd tahun 1946 didirikan perguruan tinggi farmasi di Klaten
dan tahun 1947 di UGM
 Tahun 1965 didirikan FKM UI
 Pd tahun 1988 didirikan laboratorium kesehatan di bandung.
1938 pusat laboratorium berubah menjadi Lembaga
Eykman. Disusul dengan berdirinya laboratorium lain di
medan, semarang, makassar, surabaya dan yogyakarta.
 Pd tahun 1922 pes masuk ke indonesia dan terjadi epidemi
di beberapa tempat. Kemudian pada tahun 1935 dilakukan
pemberatasan terhadap penyakit pes dengan melakukan
penyemprotan DTT ke rumah-rumah penduduk.
 Tahun 1956 dimulai kegiatan pengembangan masyarakat
sebagai upaya pengembangan kesehatan masyarakat.
Diawali di bekasi sebagai proyek percontohan yankes
(keterpaduan pengembangan kesehatan masyarakat di
indonesia) : Puskesmas
3. LATAR BELAKANG

1. Perubahan perilaku dan gaya hidup masyarakat

– Perilaku seksual yang menyimpang (HIV/AIDS)


– Penyalahgunaan NAPZA (adiksi, HIV/AIDS)

– Merokok

– Pola makan yang tidak sehat termasuk konsumsi


junk- food / fast food  obesitas

– Kecelakaan lalu lintas

– Workaholic  Stress

– Penyakit degeneratif  (Infark, diabetes)

2. Dinamika perkembangan demografi

– Peningkatan populasi yang dramatis

– Peningkatan Umur Harapan Hidup

– Migrasi penduduk

– Peningkatan pengungsi akibat konflik sipil dan


perang

– Berkembangnya industri pariwisata (traveling)

– Paparan penyakit baru pada populasi yang rentan

– Transmisi agen infeksius antar negara (misal: DHF,


polio, flu burung, SARS)

3. Perkembangan ilmu dan teknologi


– Ketergantungan pada pestisida dan herbisida

– Perkembangan teknologi rekayasa genetik /


transgenik

– Perubahan proses produksi dan pengepakan


makanan

– Penggunaan immunosuppressant meningkat (misal:


untuk transplatasi organ)

– Penggunaan bahan sintetik (pewarna makanan,


bahan pengawet)

4. Pertumbuhan ekonomi dan pemanfaatan lahan

– Urbanisasi

– Pertanian/perkebunan skala besar, peternakan

– Penyediaan bahan makanan secara global

– Penyeragaman bahan dasar makanan pokok

– Industri perkayuan / Penggundulan hutan

– Perubahan ekosistem (misal: Banjir, kekeringan, )

– Pencemaran dan kerusakan lingkungan

– Emisi global gas karbon (efek rumah kaca) 


perubahan iklim
– Krisis ekonomi  inflasi biaya kesehatan

5. Perubahan dan adaptasi mikroba

– Munculnya kembali penyakit infeksi yang pernah


ada, disebabkan :

1. Penyakit infeksi baru berasal dari wilayah


lain (e.g., West Nile Virus, Ebola, etc.)

2. Strain baru dikenal, mutasi, atau dari spesies


lain yang terinfeksi (e.g., influenza, hepatitis,
SARS, “Mad Cow”/vCJD, flu burung, etc.)

3. Penyakit infeksi yang resisten terhadap obat


(e.g., tuberculosis, staphylococcus,
streptococcus)

– Resistensi obat akibat pemakaian antibiotik yang


tidak rasional

– Mutasi genetik

– Inang baru (misal: via xenotransplantation)

6. Menurunnya indikator kesehatan masyarakat

– Angka Kematian Ibu dan Bayi masih tinggi

– Gizi buruk (merasmus & kwasiorhor)


– Pemberian ASI-eksklusif (6 bln) belum optimal

– Pengawasan dan penanggulangan penyakit menular


menurun

– Program penanggulangan masalah kesehatan belum


sesuai target

– Kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan


fasilitas kesehatan menurun

– Kesehatan lingkungan dan fasilitas publik buruk

4. BATASAN-BATASAN ISTILAH DALAM KESEHATAN


MASYARAKAT

• Populasi  kelompok masyarakat secara luas yang tidak


menggambarkan adanya interaksi sosial diantara
anggotanya

• Agregat  suatu populasi dengan beberapa karakteristik


umum yang sedang menjadi perhatian namun belum
menggambarkan adanya interaksi sosial diantara
anggotanya

• Komunitas  kelompok individu dengan karakteristik


yang sama dan telah menggambarkan adanya interaksi
sosial diantara anggotanya serta kelompok tersebut menjadi
fokus pelayanan
5. BATASAN KOMUNITAS

• Menurut komponennya, Komunitas  individu dipahami


sebagai bagian dari kelompok dengan ukuran atau
kelompok sosial apapun yang mengindikasikan adanya
saling berinteraksi.

• Menurut aspek manusia, Komunitas  terdiri dari


kumpulan manusia sebagai anggota masyarakat yang saling
berinteraksi baik secara formal atau tidak dalam struktur
organisasional tertentu.

6. KESEHATAN MASYARAKAT
1. Definisi

• Definisi praktis dari ilmu kesehatan masyarakat


bervariasi sesuai dengan pendekatan disiplin ilmu
masing-masing dalam memahami dan melakukan
upaya kesehatan masyarakat.

• Definisi masih terkait dengan terminologi / tema


pokok “kesehatan masyarakat” secara umum.

2. Tema pokok :

• Kesehatan Populasi

• Upaya Pencegahan
3. Upaya kesehatan masyarakat yang efektif didasarkan
pada informasi / bukti ilmiah mengenai faktor-faktor
yang berhubungan dengan penyakit dan kesehatan dan
mengenai intervensi yang efektif dalam mengubah
perilaku di tingkat individu, keluarga, komunitas dan
masyarakat yang lebih luas.
4. Secara tradisional, ilmu dasar kesmas berkaitan dengan
epidemiologi dan biostatistik.

Pada perkembangan terakhir, kesmas memerlukan perspektif


multi disiplin ilmu lain untuk memahami perilaku masyarakat dan
mengembangkan strategi yang efektif dalam meningkatkan kesmas.

Misal : ilmu biologi, fisika, dan sosial termasuk ekonomi,


sosiologi, antropologi, demografi, nutrisi, psikologi, dan analisis
kebijakan.

7. DEFINISI KALSIK KESEHATAN MASYARAKAT

Winslow (1920):

Ilmu dan seni dalam usaha pencegahan penyakit,


memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-
usaha pengorganisasian masyarakat untuk :

(1) Perbaikan sanitasi lingkungan,

(2) Pengendalian penyakit-penyakit menular


(3) Pendidikan terhadap kebersihan perorangan
(personal hygiene)

(4) Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan


perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan,
serta

Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang


terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara
kesehatannya. ( Pickett & Hanlon, 1990, p.5)

 Ilmu dan upaya perlindungan dan peningkatan kesehatan


masyarakat, seperti: kedokteran pencegahan, pendidikan
kesehatan, penanggulangan penyakit menular, sanitasi
lingkungan, dan pengawasan pencemaran/kerusakan
lingkungan. (The American Heritage Dictionary of the
English Language, Third Edition,1992)

 Suatu identifikasi kebutuhan serta perlindungan dan


peningkatan kesehatan secara kolektif di dalam suatu
wilayah tertentu. (Spradley & Allender, 1996)

 Upaya menyatukan kebutuhan kolektif dengan


mengidentifikasi permasalahan dan mengelola interaksi di
dalam komunitas tertentu dan masyarakat yang lebih luas,
tujuan dari kegiatan pelayanan berorientasi pada
masyarakat." (Stanhope & Lancaster, 1992)
 Ilmu yang mempelajari bagaimana isu-isu kesehatan
berdampak pada masyarakat, dan upaya pengembangan
metode untuk meningkatkan kesejahteraan populasi yang
lebih besar (Princeton Review, 2005)

8. KESEHATAN MASYARAKAT – MODEREN

 Pemerintah melaksanakan pembangunan kesehatan sebagai


aktivitas sektor publik

 Fasilitas publik melakukan intervensi kesehatan untuk


mengeliminasi dan meminimalisasi permasalahan kesehatan
masyarakat (misal: Dinas Kesehatan, Puskesmas, RS
Pemerintah/swasta)

 Penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dengan


memanfaatkan sumber daya masyarakat sepenuhnya
(Kesehatan untuk masyarakat, oleh masyarakat dan bersama
masyarakat)

 Memanfaatkan strategi, pengorganisasian, dan aplikasi


berbagai disiplin ilmu, kemampuan, dan kompetensi dalam
upaya membangun kesehatan masyarakat.
Gambar 1.4

9. PERAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Ilmu Kesehatan Masyarakat memberikan perhatian yang besar pada


upaya identifikasi permasalahan kesehatan aktual dan potensial dalam
suatu populasi, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta implementasi
dan evaluasi program yang telah didesain untuk menurunkan dampak dari
permasalahan kesehatan tersebut.

10. FOKUS INTERVENSI KESEHATAN MASYARAKAT:

• Pencegahan PRIMER

1. promosi kesehatan (health promotion)


2. perlindungan khusus (specific protection)

• Pencegahan SEKUNDER

1. diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis


and prompt treatment)

2. pembatasan cacat (disability limitation)

• Pencegahan TERSIER

Gambar 1.5
Gambar 1.6

11. UPAYA-UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

• Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular.

• Perbaikan sanitasi lingkungan,

• Perbaikan lingkungan pemukiman

• Pemberantasan vektor

• Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat.

• Pelayanan kesehatan ibu da anak

• Pembinaan gizi masyarakat

• Pengawasan sanitasi di tempat-tempat umum

• Pengawasan obat dan minuman

• Pembinaan peran serta masyarakat dan sebagainya.


Gambar 1.7
Gambar 1.8

Gambar 1.9

Anda mungkin juga menyukai