Hubungan Akuntabilitas Dengan Good Gover
Hubungan Akuntabilitas Dengan Good Gover
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
evaluasi kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta
cara-cara yang digunakan untuk mencapai semua itu. Pengendalian (control) sebagai
bagian penting dalam manajemen yang baik adalah hal yang saling menunjang dengan
akuntabilitas. Dengan kata lain pengendalian tidak dapat berjalan efisien dan efektif
bila tidak ditunjang dengan mekanisme akuntabilitas yang baik demikian juga
sebaliknya.
Media akuntabilitas yang memadai dapat berbentuk laporan yang dapat
mengekspresikan pencapaian tujuan melalui pengelolaan sumber daya suatu
organisasi, karena pencapaian tujuan merupakan salah satu ukuran kinerja individu
maupun unit organisasi. Tujuan tersebut dapat dilihat dalam rencana stratejik
organisasi, rencana kinerja, dan program kerja tahunan, dengan tetap berpegangan
pada Rencana Jangka Panjang dan Menengah (RJPM) dan Rencana Kerja Pemerintah
(RKP). Media akuntabilitas lain yang cukup efektif dapat berupa laporan tahunan
tentang pencapaian tugas pokok dan fungsi dan target-target serta aspek penunjangnya
seperti aspek keuangan, aspek sarana dan prasarana, aspek sumber daya manusia dan
lain-lain.
2.2 IMPLEMENTASI KONSEP AKUNTABILITAS DI INDONESIA
Konsep akuntabilitas di Indonesia memang bukan merupakan hal yang baru.
Hampir seluruh instansi dan lembaga-lembaga pemerintah menekankan konsep
akuntabilitas ini khususnya dalam menjalankan fungsi administratif kepemerintahan.
Fenomena ini merupakan imbas dari tuntutan masyarakat yang mulai digemborkan
kembali pada awal era reformasi di tahun 1998. Tuntutan masyarakat ini muncul
karena pada masa orde baru konsep akuntabilitas tidak mampu diterapkan secara
konsisten di setiap lini kepemerintahan yang pada akhirnya menjadi salah satu
penyebab lemahnya birokrasi dan menjadi pemicu munculnya berbagai
penyimpangan-penyimpangan dalam pengelolaan keuangan dan administrasi negara
di Indonesia.
Era reformasi telah memberi harapan baru dalam implementasi akuntabilitas di
Indonesia. Apalagi kondisi tersebut didukung oleh banyaknya tuntutan negara-negara
pemberi donor dan hibah yang menekan pemerintah Indonesia untuk membenahi
sistem birokrasi agar terwujudnya good governance. UNDP menegaskan bahwa
prinsip-prinsip good governance antara lain terdiri dari partisipasi, ketaatan hukum,
transparansi, responsif, berorientasi kesepakatan, kesetaraan, efektif dan efisien,
Ketiga hal tersebut merupakan elemen pokok value for money yang
saling terkait. Ketiga elemen tersebut perlu ditambah dengan dua elemen lagi
yaitu keadilan (equity) dan pemerataan atau kesetaraan (equality). Keadilan
mengacu pada adanya kesempatan sosial yang sama untuk mendapatkan
layanan publik berkualitas dan kesejahteraan ekonomi. Selain keadilan, perlu
dilakukan distribusi secara merata. Artinya, penggunaan uang publik
hendaknya tidak terkonsentrasi pada kelompok tertentu saja, melainkan
dilakukan secara merata dengan keberpihakan kepada seluruh rakyat
(Mardiasmo, 2002a).
services. Indonesia saat ini sudah mempunyai PP No. 65 Tahun 2005 yang
mengatur tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal.
Tujuan pokok best value adalah memodernisasi penilaian pengelolaan
pemerintahan sehingga unit kerja yang berwenang menyediakan layanan yang
baik dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat sehingga layanan yang
disediakan bukan berdasarkan dana yang tersedia (pelayanan merupakan fungsi
pendapatan), tetapi lebih pada apa yang dibutuhkan masyarakat (pelayanan
merupakan fungsi kebutuhan). Setiap unit kerja menentukan target dan tujuan
serta merefleksikannya ke dalam suatu performance plan yang memberikan
informasi mengenai jenis layanan yang disediakan, cara menyediakan layanan,
obyek pemakai layanan, kualitas layanan yang diharapkan, dan tindakan yang
diperlukan dalam menyediakan layanan (Jones and Pendlebury, 2000). Best
value juga menyelaraskan prioritas dan fokus nasional dengan prioritas dan
fokus daerah sehingga pengembangan layanan publik tidak tumpang tindih.
Best value menitikberatkan pada pembangunan yang berkelanjutan,
keseimbangan kualitas layanan yang disediakan dengan biaya yang dikeluarkan,
dan meningkatkan akuntabilitas pemerintah dalam menyediakan layanan
publik.Best value meningkatkan akuntabilitas dengan cara konsultasi dan
musyawarah untuk memastikan adanya komunikasi yang efektif dalam
komunitas daerah. Selain itu, best value juga mensyaratkan adanya evaluasi
pada setiap aspek pekerjaan dari berbagai perspektif untuk menilai kinerja unit
kerja tersebut. Best value dapat mengadopsi teknik-teknik manajemen sektor
privat seperti value planning, value engineering, dan value analysis, serta
konsep customer value. Dengan demikian, best value dapat dikatakan sebagai
konsep pengelolaan yang berfokus pada pelanggan dan kinerja.
Penerapan konsep-konsep di atas seperti value for money, NPM, dan
best value akan lebih nyata apabila sistem manajemen strategik yang berbasis
Balanced Scorecard (BSC). Sistem manajemen strategik tersebut terdiri dari
sistem perumusan strategi, sistem perencanaan strategi, sistem penyusunan
program, sistem penyusunan anggaran, sistem pengimplementasian, dan sistem
pemantauan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban-kewajiban dari individu-
individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya
publik dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang
menyangkut pertanggungjawabannya. Akuntabilitas terkait erat dengan instrumen
untuk kegiatan kontrol terutama dalam hal pencapaian hasil pada pelayanan publik dan
menyampaikannya secara transparan kepada masyarakat.
Implementasi akuntabilitas di Indonesia pada prinsipnya telah dilaksanakan
secara bertahap dalam lingkungan pemerintahan. Dukungan peraturan-peraturan yang
berhubungan langsung dengan keharusan pernerapan akuntabilitas di setiap instansi
pemerintah menunjukan keseriusan pemerintah dalam upaya melakukan reofrmasi
birokrasi. Namun demikian, masih terdapat beberapa hambatan dalam implementasi
akuntabilitas seperti; masih rendahnya kesejahteraan pegawai, faktor budaya, dan
lemahnya penerapan hukum di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://pekalongankab.go.id/fasilitas-web/artikel/ekonomi/419-konsep-tentang-akuntabilitas-
dan-implementasinya-di-indonesia.html
http://romipermadi.blogspot.com/2013/10/pengaruh-transparansi-dan-akuntabilitas.html
http://perencanaankota.blogspot.com/2011/11/prinsip-akuntabilitas-dalam-good.html
http://cintaimabar.blogspot.com/2011/09/pewujudan-transparansi-dan.html