Internasional
BY PROF. DR. S.M. NOOR, S.H., M.H. · AUGUST 12, 2012
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sumber hukum dalam arti material
dan sumber hukum dalam arti lain merupakan masalah yang terletak di luar
bidang ilmu hukum (ekstra-yuridis), yang pada hakikatnya merupakan
persoalan-persoalan yang terletak di dalam bidang filsafat. Sedangkan
sumber hukum dalam arti formal, adalah merupakan persoalan yang
terletak dalam bidang ilmu hukum (intra-yuridis).
formal. Oleh karena itu, terlepas dari perbedaan pengertian dan lingkup
sumber hukum sebagaimana yang diungkapkan oleh Starke, yang
terpenting bagi kita di dalam mempelajari sumber-sumber hukum
internasional adalah bagaimana memahami sumber hukum dalam arti
formal, tanpa harus mengabaikan sumber hukum dalam arti material.
Dalam literatur tertulis terdapat dua tempat rujukan yang menempatkan
sumber hukum dari sumber-sumber hukum internasional. Pertama, Pasal 7
Konvensi ke-12 Den Haag tanggal 18 Oktober 1907, yang mendirikan
Mahkamah Internasional Perampasan Kapal di Laut (International
Prize Court). Sumber hukum ini tidak pernah terjadi atau terbentuk dalam
kenyataannya karena tidak mencapai jumlah ratifikasi yang diperlukan
(tidak memenuhi persyaratan). Kedua, Pasal 38 Statuta Mahkamah Inter-
nasional, tertanggal 16 Desember 1920, yang tercantum dalam Piagam
PBB tertanggal 26 Juni 1945. Dengan demikian maka sumber hukum
internasional merujuk pada Pasal 38 ayat 1 Statuta Mahkamah
Internasional.
2
Tanpa harus terjebak dalam perdebatan siapa yang terpenting maka uraian
dalam bahasan ini mengikuti urutan menurut Pasal 38 (1) Statuta
mahkamah Internasional.