Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN REKAYASA IDE

MK. FILSAFAT
PENDIDIKAN

PRODI S1 PEND.BAHASA
PRANCIS

Skor NilaiMK
:

UPAYA MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTELEKTUAL


PESERTA DIDIK DENGAN BERFILSAFAT

NAMA MAHASISWA : NAILATUL KHALISYA (2192431002)

DOSEN PENGAMPU : DR. IRWANDY, M.PD

MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 2019

1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
Rahmat dan karuniaNya saya sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas rekayasa
ide dari Dosen Pengampu “Dr. Irwandy, M.Pd” dengan mata kuliah “Filsafat
Pendidikan” ini dengan tepat waktu dan sebagaimana mestinya.

Saya menyadari bahwa tugas rekayasa ide saya ini tidaklah sempurna,
dengan demikian saya menerima masukan, kritik dan saran dari para pembaca
yang sifatnya membangun dan bisa memperbaiki makalah saya selanjutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih kepada para pembaca dan


harapannya setelah membaca makalah ini bisa menambah pengetahuan dan
wawasan para pembaca. Lebih dan kurangnya saya mohon maaf yang sebesar
besarnya.

Medan, 28 Oktober 2019

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. Rasionalisasi Permasalahan ................................................. 4


B. Rumusan Masalah ............................................................. 5
C. Tujuan Pembahasan .......................................................... 5
D. Manfaat…………………………………………………………………………………………….. . 5
BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN ............................................... 6

A. Permasalahan Umum ............................................................... 6

B. Identifikasi Masalah ................................................................ 7

BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN REKAYASA IDE ................................ 8

A. Solusi Permasalahan .............................................................. 8


B. Rekayasa Ide....................................................................... 9

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 13

A. Kesimpulan ........................................................................ 13
B. Saran ............................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA…............................................................... ………. 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Permasalahan
Manusia dalam proses hidup dan kehidupannya akan senantiasa
membutuhkan pendidikan. Karena apabila manusia tidak mendapatkan
pendidikan, maka mereka tidak akan menjadi manusia yang sebenarnya, dalam
arti tidak akan sempurna.Pendidikan secara individu dapat dimaknai sebagai
proses peningkatan kualitas diri. Secara sosiologis, pendidikan dapat dimaknai
sebagai proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia suatu
bangsa. Pendidikan dilangsungkan seumur hidup dan dilaksanakan dalam
lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Sedangkan pelaksanaan
pendidikan itu merupakan landasan awal untuk mengarahkan perubahan pada diri
seseorang.
Pelaksanaan pendidikan baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah
atau madrasah adalah salah satu upaya untuk mencapai tujuan pendidikan secara
umum, yaitu tujuan pendidikan nasional sebagaimana termaktub dalam Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 yang
berbunyi “…..bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan demokratis serta bertanggung
jawab”.
Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai peranan sangat
penting. Peranan tersebut merupakan upaya menumbuhkan dan mengembangkan
anak didik kearah yang lebih optimal dan aktual melalui proses belajar mengajar,
setiap guru seyogyanya mengarahkan segenap kemampuannya agar dapat
melaksanakan pengajaran yang baik, sehingga diharapkan siswa memiliki
sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang memadai.
Dalam mengemban tugasnya, sekolah dihadapkan pada harapan-harapan orang
tua peserta didik. Setiap orang tua mengharapkan agar proses pendidikan di
sekolah tidak hanya menghasilkan manusia yang berkemampuan intelektual tinggi
saja, melainkan adanya keseimbangan dan keselarasan antara kecerdasan dalam
aspek Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang dimiliki anak dengan
landasan agama yakni iman dan taqwa (IMTAQ).

4
Mencetak anak cerdas dan kreatif ibaratnya melakukan perbuatan yang
bertentangan. Aktifitas “mencetak” mengandung makna peran aktif orang tua
dalam mengarahkan dan membentuk segala perilaku anak. Padahal, menjadi
kreatif menuntut kesempatan untuk memilih dan berekspresi secara bebas.
Bagaimana mungkin mewujudkan keduanya sekaligus? Tentu bukan hal yang
mudah, namun bukan sesuatu yang mustahil dilakukan.
Kebebasan tanpa batas justru bisa menjadi bomerang dan tidak menunjang
kreatifitas. Demikian juga disiplin tanpa toleransi berpeluang membuahkan
kekerdilan. Maka, kebebasan dan disiplin harus dimainkan secara serasi agar
dapat mengembangkan potensinya secara optimal.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana membangun kecerdasan intelektual peserta didik?
2. Siapa sajakah yang berperan dalam berkembangnya kecerdasan Intelektual
peserta didik?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa sajakan upaya sekolah dalam membangun kecerdasan
intelektual peserta didik.
2. Untuk mengetahui siapa sajakah yang berperan dalam meningkatkan kecerdasan
intelektual peserta didik.
D. Manfaat
Penyusunan rekayasa ide ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara praktis
maupun secara teoritis yaitu dapat memberikan sumbanagn pemikiran bagi ilmu
pengetahuan dan pembaca dapat mengetahui dan menambah wawasan tentang
bagaimana cara ataupun upaya yang dapat dilakukan dalam membangun
kecerdasan intelektual peserta didik.

5
BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

A. Masalah Perkembangan Kecerdasan Intelektual Peserta didik


Kecerdasan

Kecerdasan sebenarnya adalah bagian dari potensi manusia. Salah satu


potensi yang dimiliki oleh manusia tidak lain adalah kecerdasan. Bahkan, ada
anggapan bahwa kecerdasan merupakan potensi paling penting yang dimiliki
manusia. Anggapan ini muncul, mungkin karena kecerdasan berperan secara
langsung dalam menentukan arah dan nasib kehidupan manusia serta memiliki
nuansa, cakupan, dan jenis yang beraneka ragam.

Kecerdasan berasal dari kata dasar cerdas, yang artinya ‘tajam pikiran’ atau
‘sempurna perkembangan akal budinya untuk berpikir, memahami, dan
sebagainya’ (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 209). Kecerdasan biasa
disamakan dengan inteligensi. Kecerdasan/inteligensi adalah daya reaksi atau
penyesuaian yang cepat dan tepat, baik secara fisik maupun mental, terhadap
pengalaman baru serta membuat pengalaman dan pengetahuan siap untuk
digunakan jika dihadapkan pada fakta atau kondisi baru (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2002: 438).

Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan ini ditemukan pada sekitar tahun 1912 pleh William Sterm.
Terletak diotak bagian Cortex (kulit otak). Kecerdasan ini adalah sebuah
kecerdasan yang memberikan kita kemampuan untuk berlogika, berhitung,
beranalogi, berimajinasi,dan memiliki daya kreasi dan inovasi.

Pada masanya kecerdasan intelektual (IQ) merupakan kecerdasan tunggal dari


setiap individu yang pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif dari
setiapmasing-masing individu tersebut.

6
B. Masalah
Banyak peserta didik yang kurang kecerdasan intelektualnya dikarenakan
beberapa factor mempengaruhi yaitu:
1. Faktor bawaan atau keturunan
2. Faktor lingkungan
3. Faktor gizi

7
BAB III
SOLUSI DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Penyelesaian Masalah


Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual,
atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual
atau kemampuan kognitif (seperti membaca, menulis, dan menghitung).
Sebelum masa ini, yaitu masa prasekolah (usia taman kanak-kanak atau
Raudatul Athfal), daya pikir aanak masih bersifat imajinatif, berangan-angan atau
berkhayal, sedangkan pada usia SD/MI daya pikirnya sudah berkembang ke arah
berpikir konkret dan rasional.
Kemampuan intelektual pada anak masa ini sudah cukup untuk menjadi
dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir
atau daya nalarnya.Kepada anak sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan,
seperti membaca, menulis, dan berhitung. Disamping itu, kepada anak juga sudah
dapat diberikan dasar-dasar pengetahuan yang terkait dengan kehidupan
manusia, hewan, lingkungan alam, lingkungan sosial budaya, dan agama.
Untuk mengembangkan daya nalarnya, daya cipta, atau kreaktivitas anak,
maka berpendapat, atau menilai (memberikan kritik tentang berbagai hal yang
terkait dengan pelajaran, atau peristiwa yang terjadi di lingkungannya.
Intelegensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan umum ini,
terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan
yang spesifik memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan
tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui
suatu latihan. Inilah yang disebut bakat atau aptitude. Karena suatu tes
intelegensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus
ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes intelegensi.
Faktor-faktor yang menentukan Intelegensi:
A. Genetika
Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak
lahir. Batas kesanggupan kita yakni dapat tidaknya memecahkan masalah suatu
soal. Pertama-tama ditentukan oleh pembawaan kita, orang tua ada yang pintar
dan ada yang bodoh. Meskipun menerima pelajaran yang sama.

8
B. Lingkungan
Ada beberapa lingkungan yang menjadi factor diantara lain :
1. Lingkungan yang membangkitkan semangat
2. Dorongan orang tua
3. Penyekolahan yang baik
4. Keterampilan bernalar yang spesifik
5. Praktik yang berkelanjutan

C. Faktor Biologis
Faktor biologis tertentu yang juga merupakan factor lingkungan.yaitu
a. Kepedulian prenata
b. Nutrisi
c. Kebebasan dari penyakit dan trauma fisik
d. Pembawaan dan minat yang kha
e. Dalam intelegensi, pembawaan ini memegang peranan yang sangat penting,
karna merupakan motor penggerak dari intelegensi kita

D. kematangan dan pembentukan


Kematangan adalah pertumbuhan dari dalam.seorang anak yang berumur 7
tahun jasmaniah maupun rohaniah belum matang. Anak itu sedikitpun tidak dapat
memahami hitungan persamaan hitungan tersebut masih terlalu
abstrak.andaikata anak itu usianya telah 10 tahun niscaya hitungan itu tak akan
sulit baginya.sedangkan pembentukan adalah perkembangan dibawah pengaruh
keadaan-keadaan luar.maka factor pembentukan inilah yang mana pada usia 10
intelegensi dapat menghitung perhitungan persamaan. maka dari itu sekolah ini
merupakan peranan penting.

E. Kebebasan
Kebebasan berarti manusia dapat memilih metode. Metode yang tertentu
dalam memecahkan masalah – masalah.(buku agus sujanto.1983 hal 260).

9
B. Rekayasa Ide
Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan
menyelesaikan masalah. Intelegensi memiliki pengaruh yang cukup besar dalam
menentukan prestasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan seseorang yang memiliki
tingkat intelegensi cukup tinggi akan cenderung menyelesaikan tugas-tugas dan
memecahkan masalah yang dihadapi dengan mudah dan cepat. Begitu juga
sebaliknya. Perbedaan prestasi tersebut akan semakin Nampak dalam bidang
eksak dan bahasa termasuk dalam hal ini adalah prestasi dalam mata pelajaran
akuntasi.
Belajar merupakan proses perubahan sikap,pengetahuan dan tingkah laku
atau biasa disebut dengan ranah efektif,kognitif dan psikomotorik. Perubahan
tersebut dapat dilihat dari prestasi belajar yang diperoleh darihasil evaluasi yang
diberikan kepada siswa.
Dari beberapa definisi intelegensi peranan guru sangatlah dibutuhkan untuk
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam mengembangkan kecerdasan
intelektual siswa. Karena mengenalkan visi kepada peserta didik jauh lebih
penting ketimbang mengajari secara teknis cara mencapai visi tersebut. Sering
kali terdengar pertanyaan dari orang tua murid, bagaimana membuat seorang
anak menjadi cerdas dan berprestasi di sekolah. Padahal menurut psikolog Astrid
Wiratna, “membekali anak alasan yang tepat mengapa ia perlu belajar jauh lebih
bermanfaat daripada mendikte anak tentang bagaimana ia harus belajar.”.
Seorang guru diharapkan mampu mengoptimalkan potensi otak siswa,
menyeimbangkan antara otak kiri dan otak kanan. Banyak yang belum menyadari
bahwa selama ini siswa hanya menggunakan setengah dari kemampuannya saja
yaitu otak kiri. Saat kegiatan belajar di sekolah misalnya, seorang siswa hanya
dituntut untuk berfikir urut dan logis saja. Kita memang membutuhkan
keberanian untuk mencoba menggunakan otak kanan yang berfikir secara acak,
menyeluruh dan kreatif. Melakukan teknik pengajaran yang kreatif dan menarik
dapat pula menambah minat siswa untuk konsentrasi terhadap pelajaran,
mengetahui “kadar” intelegensi siswa yang disesuaikan dengan metode belajar-
mengajar yang tepat juga akan menambah keefektifan proses belajar.
Untuk mengembangkan daya nalarnya, daya cipta, atau kreaktivitas anak,
maka berpendapat, atau menilai (memberikan kritik tentang berbagai hal yang
terkait dengan pelajaran, atau peristiwa yang terjadi di lingkungannya).

10
Upaya lain yang dapat dilakukan sekolah, dalam hal ini para guru dalam
mengembangkan kreaktivitas anak, adalah dengan menyelengarakan kegiatan-
kegiatan, seperti perlombaan mengarang, menggambar,
menyanyi,kabaret/drama, berpidato (bahasa ibu dan indonesia) dan cerdas-
cermat (terkait dengan pelajaran metematika,IPA,IPS,bahasa, dan agama).

Kerjasama Meningkatkan Pemahaman Intelektual Siswa


Dalam meningkatkan pemahaman intelektual seorang siswa, harus ada
kerjasama antara guru dan orang tua siswa selaku orang yang memahami karakter
dari anaknya.
1. Peranan guru:
WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu
1. pendidik (nurturer),
2. model,
3. pengajar dan pembimbing,
4. pelajar (learner),
5. komunikator terhadap masyarakat setempat,
6. pekerja administrasi, serta
7. kesetiaan terhadap lembaga.
Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang
berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-
tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan
dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan
sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.
Tugas-tugas ini berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut
seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa
yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan dan
keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga,
pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual.
Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak.
Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap
aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak tidak menyimpang dengan norma-
norma yang ada.

11
Dimyati dan Mudjiono (2009 : 172) mengemukakan bahwa “Peranan guru
yang penting adalah sebagai berikut : 1) Penyusun program pembelajaran, 2)
pemberi informasi yang benar, 3) pemberi fasilitas belajar yang baik, 4)
pembimbing siswa dalam pemerolehan informasi yang benar, dan 5) peniliai
pemerolehan informasi”.

2. Peran Orang Tua


Beberapa peneliti mencatat bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan
anak di sekolah berpengaruh positif pada hal-hal berikut:
a) Membantu penumbuhan rasa percaya diri dan penghargaan pada diri sendiri.
b) Meningkatkan capaian prestasi akademi
c) Meningkatkan hubungan orang tua-anak
d) Membantu orang tua bersikap positif terhadap sekolah
e) Menjadikan orang tua memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap proses
pembelajaran di sekolah

Pihak sekolah dapat menyiapkan beberapa metoda untuk dapat melibatkan


orang tua pada pendidikan anak, diantaranya dengan:
 Acara pertemuan guru-orang tua
 Komunikasi tertulis guru-orang tua
 Meminta orang tua memeriksa dan menandatangani PR
 Mendukung tumbuhnya forum orang tua murid yang aktif diikuti para
orang tua
 Kegiatan rumah yang melibatkan orang tua dengan anak
dikombinasikan dengan kunjungan guru ke rumah
 Terus membuka hubungan komunikasi (telepon, sms, e-mail, portal
interaktif dll)
 Dorongan agar orang tua aktif berkomunikasi dengan anak

12
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan
menyelesaikan masalah. Intelegensi memiliki pengaruh yang cukup besar dalam
menentukan prestasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan seseorang yang memiliki
tingkat intelegensi cukup tinggi akan cenderung menyelesaikan tugas-tugas dan
memecahkan masalah yang dihadapi dengan mudah dan cepat. Begitu juga
sebaliknya.
Intelegensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan umum ini,
terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan
yang spesifik memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan
tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui
suatu latihan.
Untuk mengembangkan daya nalarnya, daya cipta, atau kreaktivitas anak,
maka berpendapat, atau menilai (memberikan kritik tentang berbagai hal yang
terkait dengan pelajaran, atau peristiwa yang terjadi di lingkungannya.
Upaya lain yang dapat dilakukan sekolah, dalam hal ini para guru dalam
mengembangkan kreaktivitas anak, adalah dengan menyelengarakan kegiatan-
kegiatan, seperti perlombaan mengarang, menggambar,
menyanyi,kabaret/drama, berpidato (bahasa ibu dan indonesia) dan cerdas-
cermat (terkait dengan pelajaran metematika,IPA,IPS,bahasa, dan agama).

B. Saran
Intelegensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan umum ini,
terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan
yang spesifik memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan
tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui
suatu latihan.
Maka dari itu, dalam menegembangkan kecerdasan intelektual maka
diperlukan peran pendukung, yaitu: Peran sekolah, peran pendidik (guru) dan

13
peran orang tua. Dan alangkah baik semua yang berperan sejalan dalam
memberikan sokongan kepada peserta didik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Dalyono.2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.

Desmita.2006.Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


Santrock, John W. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

15

Anda mungkin juga menyukai