REKAYASA IDE FILSAFAT PENDIDIKAN Nailatul Khalisya-1 PDF
REKAYASA IDE FILSAFAT PENDIDIKAN Nailatul Khalisya-1 PDF
MK. FILSAFAT
PENDIDIKAN
PRODI S1 PEND.BAHASA
PRANCIS
Skor NilaiMK
:
SEPTEMBER 2019
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
Rahmat dan karuniaNya saya sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas rekayasa
ide dari Dosen Pengampu “Dr. Irwandy, M.Pd” dengan mata kuliah “Filsafat
Pendidikan” ini dengan tepat waktu dan sebagaimana mestinya.
Saya menyadari bahwa tugas rekayasa ide saya ini tidaklah sempurna,
dengan demikian saya menerima masukan, kritik dan saran dari para pembaca
yang sifatnya membangun dan bisa memperbaiki makalah saya selanjutnya.
2
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................ 13
B. Saran ............................................................................... 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Permasalahan
Manusia dalam proses hidup dan kehidupannya akan senantiasa
membutuhkan pendidikan. Karena apabila manusia tidak mendapatkan
pendidikan, maka mereka tidak akan menjadi manusia yang sebenarnya, dalam
arti tidak akan sempurna.Pendidikan secara individu dapat dimaknai sebagai
proses peningkatan kualitas diri. Secara sosiologis, pendidikan dapat dimaknai
sebagai proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia suatu
bangsa. Pendidikan dilangsungkan seumur hidup dan dilaksanakan dalam
lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Sedangkan pelaksanaan
pendidikan itu merupakan landasan awal untuk mengarahkan perubahan pada diri
seseorang.
Pelaksanaan pendidikan baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah
atau madrasah adalah salah satu upaya untuk mencapai tujuan pendidikan secara
umum, yaitu tujuan pendidikan nasional sebagaimana termaktub dalam Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 yang
berbunyi “…..bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan demokratis serta bertanggung
jawab”.
Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai peranan sangat
penting. Peranan tersebut merupakan upaya menumbuhkan dan mengembangkan
anak didik kearah yang lebih optimal dan aktual melalui proses belajar mengajar,
setiap guru seyogyanya mengarahkan segenap kemampuannya agar dapat
melaksanakan pengajaran yang baik, sehingga diharapkan siswa memiliki
sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang memadai.
Dalam mengemban tugasnya, sekolah dihadapkan pada harapan-harapan orang
tua peserta didik. Setiap orang tua mengharapkan agar proses pendidikan di
sekolah tidak hanya menghasilkan manusia yang berkemampuan intelektual tinggi
saja, melainkan adanya keseimbangan dan keselarasan antara kecerdasan dalam
aspek Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang dimiliki anak dengan
landasan agama yakni iman dan taqwa (IMTAQ).
4
Mencetak anak cerdas dan kreatif ibaratnya melakukan perbuatan yang
bertentangan. Aktifitas “mencetak” mengandung makna peran aktif orang tua
dalam mengarahkan dan membentuk segala perilaku anak. Padahal, menjadi
kreatif menuntut kesempatan untuk memilih dan berekspresi secara bebas.
Bagaimana mungkin mewujudkan keduanya sekaligus? Tentu bukan hal yang
mudah, namun bukan sesuatu yang mustahil dilakukan.
Kebebasan tanpa batas justru bisa menjadi bomerang dan tidak menunjang
kreatifitas. Demikian juga disiplin tanpa toleransi berpeluang membuahkan
kekerdilan. Maka, kebebasan dan disiplin harus dimainkan secara serasi agar
dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana membangun kecerdasan intelektual peserta didik?
2. Siapa sajakah yang berperan dalam berkembangnya kecerdasan Intelektual
peserta didik?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa sajakan upaya sekolah dalam membangun kecerdasan
intelektual peserta didik.
2. Untuk mengetahui siapa sajakah yang berperan dalam meningkatkan kecerdasan
intelektual peserta didik.
D. Manfaat
Penyusunan rekayasa ide ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara praktis
maupun secara teoritis yaitu dapat memberikan sumbanagn pemikiran bagi ilmu
pengetahuan dan pembaca dapat mengetahui dan menambah wawasan tentang
bagaimana cara ataupun upaya yang dapat dilakukan dalam membangun
kecerdasan intelektual peserta didik.
5
BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Kecerdasan berasal dari kata dasar cerdas, yang artinya ‘tajam pikiran’ atau
‘sempurna perkembangan akal budinya untuk berpikir, memahami, dan
sebagainya’ (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 209). Kecerdasan biasa
disamakan dengan inteligensi. Kecerdasan/inteligensi adalah daya reaksi atau
penyesuaian yang cepat dan tepat, baik secara fisik maupun mental, terhadap
pengalaman baru serta membuat pengalaman dan pengetahuan siap untuk
digunakan jika dihadapkan pada fakta atau kondisi baru (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2002: 438).
Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan ini ditemukan pada sekitar tahun 1912 pleh William Sterm.
Terletak diotak bagian Cortex (kulit otak). Kecerdasan ini adalah sebuah
kecerdasan yang memberikan kita kemampuan untuk berlogika, berhitung,
beranalogi, berimajinasi,dan memiliki daya kreasi dan inovasi.
6
B. Masalah
Banyak peserta didik yang kurang kecerdasan intelektualnya dikarenakan
beberapa factor mempengaruhi yaitu:
1. Faktor bawaan atau keturunan
2. Faktor lingkungan
3. Faktor gizi
7
BAB III
SOLUSI DAN PEMBAHASAN
8
B. Lingkungan
Ada beberapa lingkungan yang menjadi factor diantara lain :
1. Lingkungan yang membangkitkan semangat
2. Dorongan orang tua
3. Penyekolahan yang baik
4. Keterampilan bernalar yang spesifik
5. Praktik yang berkelanjutan
C. Faktor Biologis
Faktor biologis tertentu yang juga merupakan factor lingkungan.yaitu
a. Kepedulian prenata
b. Nutrisi
c. Kebebasan dari penyakit dan trauma fisik
d. Pembawaan dan minat yang kha
e. Dalam intelegensi, pembawaan ini memegang peranan yang sangat penting,
karna merupakan motor penggerak dari intelegensi kita
E. Kebebasan
Kebebasan berarti manusia dapat memilih metode. Metode yang tertentu
dalam memecahkan masalah – masalah.(buku agus sujanto.1983 hal 260).
9
B. Rekayasa Ide
Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan
menyelesaikan masalah. Intelegensi memiliki pengaruh yang cukup besar dalam
menentukan prestasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan seseorang yang memiliki
tingkat intelegensi cukup tinggi akan cenderung menyelesaikan tugas-tugas dan
memecahkan masalah yang dihadapi dengan mudah dan cepat. Begitu juga
sebaliknya. Perbedaan prestasi tersebut akan semakin Nampak dalam bidang
eksak dan bahasa termasuk dalam hal ini adalah prestasi dalam mata pelajaran
akuntasi.
Belajar merupakan proses perubahan sikap,pengetahuan dan tingkah laku
atau biasa disebut dengan ranah efektif,kognitif dan psikomotorik. Perubahan
tersebut dapat dilihat dari prestasi belajar yang diperoleh darihasil evaluasi yang
diberikan kepada siswa.
Dari beberapa definisi intelegensi peranan guru sangatlah dibutuhkan untuk
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam mengembangkan kecerdasan
intelektual siswa. Karena mengenalkan visi kepada peserta didik jauh lebih
penting ketimbang mengajari secara teknis cara mencapai visi tersebut. Sering
kali terdengar pertanyaan dari orang tua murid, bagaimana membuat seorang
anak menjadi cerdas dan berprestasi di sekolah. Padahal menurut psikolog Astrid
Wiratna, “membekali anak alasan yang tepat mengapa ia perlu belajar jauh lebih
bermanfaat daripada mendikte anak tentang bagaimana ia harus belajar.”.
Seorang guru diharapkan mampu mengoptimalkan potensi otak siswa,
menyeimbangkan antara otak kiri dan otak kanan. Banyak yang belum menyadari
bahwa selama ini siswa hanya menggunakan setengah dari kemampuannya saja
yaitu otak kiri. Saat kegiatan belajar di sekolah misalnya, seorang siswa hanya
dituntut untuk berfikir urut dan logis saja. Kita memang membutuhkan
keberanian untuk mencoba menggunakan otak kanan yang berfikir secara acak,
menyeluruh dan kreatif. Melakukan teknik pengajaran yang kreatif dan menarik
dapat pula menambah minat siswa untuk konsentrasi terhadap pelajaran,
mengetahui “kadar” intelegensi siswa yang disesuaikan dengan metode belajar-
mengajar yang tepat juga akan menambah keefektifan proses belajar.
Untuk mengembangkan daya nalarnya, daya cipta, atau kreaktivitas anak,
maka berpendapat, atau menilai (memberikan kritik tentang berbagai hal yang
terkait dengan pelajaran, atau peristiwa yang terjadi di lingkungannya).
10
Upaya lain yang dapat dilakukan sekolah, dalam hal ini para guru dalam
mengembangkan kreaktivitas anak, adalah dengan menyelengarakan kegiatan-
kegiatan, seperti perlombaan mengarang, menggambar,
menyanyi,kabaret/drama, berpidato (bahasa ibu dan indonesia) dan cerdas-
cermat (terkait dengan pelajaran metematika,IPA,IPS,bahasa, dan agama).
11
Dimyati dan Mudjiono (2009 : 172) mengemukakan bahwa “Peranan guru
yang penting adalah sebagai berikut : 1) Penyusun program pembelajaran, 2)
pemberi informasi yang benar, 3) pemberi fasilitas belajar yang baik, 4)
pembimbing siswa dalam pemerolehan informasi yang benar, dan 5) peniliai
pemerolehan informasi”.
12
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan
menyelesaikan masalah. Intelegensi memiliki pengaruh yang cukup besar dalam
menentukan prestasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan seseorang yang memiliki
tingkat intelegensi cukup tinggi akan cenderung menyelesaikan tugas-tugas dan
memecahkan masalah yang dihadapi dengan mudah dan cepat. Begitu juga
sebaliknya.
Intelegensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan umum ini,
terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan
yang spesifik memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan
tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui
suatu latihan.
Untuk mengembangkan daya nalarnya, daya cipta, atau kreaktivitas anak,
maka berpendapat, atau menilai (memberikan kritik tentang berbagai hal yang
terkait dengan pelajaran, atau peristiwa yang terjadi di lingkungannya.
Upaya lain yang dapat dilakukan sekolah, dalam hal ini para guru dalam
mengembangkan kreaktivitas anak, adalah dengan menyelengarakan kegiatan-
kegiatan, seperti perlombaan mengarang, menggambar,
menyanyi,kabaret/drama, berpidato (bahasa ibu dan indonesia) dan cerdas-
cermat (terkait dengan pelajaran metematika,IPA,IPS,bahasa, dan agama).
B. Saran
Intelegensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan umum ini,
terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan
yang spesifik memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan
tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui
suatu latihan.
Maka dari itu, dalam menegembangkan kecerdasan intelektual maka
diperlukan peran pendukung, yaitu: Peran sekolah, peran pendidik (guru) dan
13
peran orang tua. Dan alangkah baik semua yang berperan sejalan dalam
memberikan sokongan kepada peserta didik.
14
DAFTAR PUSTAKA
15