Anda di halaman 1dari 37

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

PERANAN ENDOSKOPI...
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
.11"-~
PER u ~, . .. '" ..
"UNI1'ERSn AS All'. 1GOA
1J J SURABAYA

PERANAN ENDOSKOPI
PADA PERDARAHAN SALURAN MAKAN BAGIAN ATAS

L..
i: 0
2 A T 0

Pidato Pengukuhan

diucapkan pada peresmian penerimaan jabatan Guru Besar

dalam mata pelajaran IImu Penyakit Dalam

pad a Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

di Surabaya pada hari Sabtu, tanggal 1 April 1989

oleh :

L. Indrawan Djajapranata

PERANAN ENDOSKOPI...
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

All at present known in medicine is almost -nothing in comparison with w hat


r!3mains to be discovered.
R. Descartes (1596 - 1650 ).

PERANAN ENDOSKOPI...
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Yan g terho rmat,


- Saudara Ketua dan Anggota Dewan Penyantun
- Saudara Rektor dan Pembantu Rektor Universitas Airlangga
- Para Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas-Fakultas di lingkungan
Universitas Airlangga
- Para anggota Senat Guru Besar
Para Teman Sejawat dan segenap Sivitas Akademika Universitas Airlangga
Pa ra Mahasiswa
- Hadirin yang saya muliakan,
Pe rkenankanlah saya terlebih dahulu pada kesempatan yang berbahagia ini
memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
k aruniaNya , sehingga pada hari ini kita semua dapat ha dir di Aula Fakultas
Kedokteran ini untuk menyak sikan Upacara Pengukuhan saya sebagai Guru
Besar pada Universitas Airlan gga .

Hadirin yang saya muliakan,


Perdarahan salurCin makan bagian atas (SMBA) adalah suatu keadaa n serius
yang membahayakan jiwa penderita dan dari dulu hingga sekarang masih
merupakan tantangan bagi dunia kedokteran . Angka kejadian di negara
Barat berkisar antara 50 - 150 per 100.000 pendu duk tiap tah unnya .
Perdarahan 5MBA merupakan permasalahan diagnostik dan teraputi k
seperempat abad yang lalu, berhubung keterbatasan teknologi yang tersedia
pada waktu itu. Dengan adany a perkembangan dan kemajuan yang ·pesat
di bidang endoskopi sekitar 1960-an maka diagnosis yang cermat dari
penyebab-penyeb ab perdarahan t a'di dapat dipastikan dengan relatif mudah.
Namun masih ada sekitar 5 - 10% penderita dengan perdarahan 5MBA
di m an a lokalisasi perdarahannya pada akhi rnya tidak dapat dipastikan. Dan
yang lebih mengecewakan lagi adalah bahwa meskipun sudahada perbaikan
diagnostik dan peraWatan, angka kematian menurut ang ka-ang ka statistik
dari bElrbagai negara Barat tidak menunjukkan penurunan yang berarti , yaitu
masih sekitar 10% . Data lengkap dan rinci secara nasional untuk Indonesia
masih belum ada. Angka kejadiari di R.S. Dr. Soetomo Surabaya menunjuk ­
kan peningkatan dari kurang lebih 1 50 per tahu n (pe ri ode 1969 - 197 1)
menjadi kurang lebih 450 per t ahun (periode 1983 - 1988). Angka mortalitas
dalam periode 19 69 - 1971 36 % dan d aJam perio de 1983 - 1988 26%.
Denga n dikem bang k annya endoskopi te raputik yang dimulai sejak 1970-an
ki a memasuki era baru dal am menangani penderita-penderitaini dengan cara
non-bedah . Dan sebagai kelanjutan dari ini diharapkan angka mortalitas y ang
selama ini seorah-olah tidak m enunjukk an pe nurunan, akh irnya aka n dapat
ditekan .

PERANAN ENDOSKOPI...
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA 5
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Hadirin yang saya hormati, Selanjutnya seluruh kolon da


Dan dengan terlaksananya
Perkenankanlah saya dalam kesempatan ini menguraikan tentang kedudukan
teoretis lengkaplah sudah
endoskopi gastrointestinal dewasa ini sebagai alat diagnostik dan teraputik,
saluran dan celah-celah s
khususnya peranan dalam hal pengelolaan penderita perdarahan 5MBA .
endoskopik (E.U.S.) merupa
gastroenterologi. Dengan
PANDANGAN UMUM TENTAN G ENDOSKOPI-GASTROINTESTINAL (GI) untuk tidak hanya . bisa me
juga mampu melihat menem
Dalam sejarah kedokteran jarang sekali suatu penemuan teknologi baru
esofagus, lam bung, usus, .
berpengaruh begitu besar pada suatucabang ilmu seperti halnya endoskopi­
peralatannya de wasa ini
fiber GI ter.hadap ilmu gastroenterologi.
lanjut untuk disempurnakan.
Sejarah Endoskopi GI dimulai dengan berh asilnya Kuss maul memasukkan
suatu pipa besi berdiameter 13 mm kedalam lambung seorang penelan pe­ Hadirin yang saya muliakan.
dang profesional. Ini terjadi pada tahun 18 68. Periode 1868 - 1932 ya ng
Endoskopi yang mula-mula h
dikenal sebagai zaman "rigid gastroscope " dianggap kurang berhasil ole h
1970-an telah berkembang mei
karena menemui ban yak hambatan dan kesulit an teknis.
kan endoskopi teraputik atau
Periode berikutnya 1932 - 1957 adalah zam an" semi - flexible gastroscope"
sedikit tentang perkembang an
dipelopori oleh Rudolf Sch indler yang h ingga kini dijuluki "Bapak dari
membicarakan peranannya
Gastroskopi ". Beliau adalah orang yang mengembangkan endoskopi GI di
capic hemostasis).
seluruh daratan Eropa dan selanjutnya di Amerika Serikat . Periode ini
berkembang cukup baik, namun masih banyak kendala yang dihadapi dokter Medical distinctions were so
maupun penderita . Dari pihak dokter hambatan ini berupa gambar yang get better on its own (
tidak terang , adanya titik buta (blind spot), kesukaran pengambilan foto dan counsel coul dn't rel ieve
tidak dapat dilaksanakannya biopsi. radiotherapist, or a clergyman
Sedangkan dari pihak penderita mudah dimengerti oleh karena pemeriksaan new players in the game -
dengan alat setengah lentur merupakan suatu siksaan baginya . Perkemba­ decompresses obstructed
ngan yang tiada taranya baru dimulai sekitar 1960-an , setelah vessels) and his gastroentprnlnl
Hirschowitz memperkenalkan "flexible fiberscope" pada tahun 1957 dan Ini adalah kata pengantar
memasuki zaman endoskopi modern . Penemuan endoskopi fiber dan hemostasis endoskopik
perkembangan teknik peralatan yang pesat dalam 2 dasawarsa akhir ini, teraputik dan membuka
menyebabkan penggunaan endoskopi sebagai sarana diagnostik maupun menandai cakrawala baru
teraputik menjadi sangat luas. Pemeriksaan ·esofago-gastro-duodenoskopi Endoskopi teraputik atau ope
dewasa ini menjadi prosedur rutin dan· di beberapa senter besar kelainan penyakit saluran c
m ancanegara bahkan telah menggantikan kedudukan Barium lam bung fisik dan mekanik . Singk
sebagai sarana pemeriksaan pertama untuk "work-upw penderita dengan endoskop sebagai pili han lain
keluhan dan persangkaan penyakit dari sa luran cerna bag ian atas. Melalui Keuntu ngan endoskopi ter
d uodenoskopi, papila Vater dapat dikanulasi untuk pembuatan narkose umum, tidak perlu
cholangiogram dan pankreatogram, yang lazim disebut : Endoscopic bekas goresan ataupun jah
Retrograde Cholangio ~ Pancreatography (E .R.C.P.l. Dengan majunya teknik Untuk sekedar memberikan
dan terciptanya alat-alat endoskopi miniatur dewasa ini dapatlah dilakukan bidang ini saya sebutkan
inspeksi langsung dari saluran chol.e dochus dan pankreas secara endoskopik yang tersangkut, polipekt
pe roral. Cara ini menggunakan 2 endoskop sekaligus, masterduodenoscope stenosis, mengeluarkan d
dan subcholangiopancreoscope berkaliber kecil yang dapat dimasukkan hemostasis endoskopik dan I,
ke dalam saluran pembantu (accessory channell dari yang disebut pertama. melalui prosedur endoskopi, ~
PERANAN ENDOSKOPI... dapat diatasi dengan pembedi
6 PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
Selanjutnya seluruh kolon dapat diperiksa dengan fiberskop melalui anus.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Dan dengan terlaksananya endoskopi usus halus (enteroskopi) maka secara
guraikan tentang kedudukan
teoretis lengkaplah sudah peralatan endoskopi untuk menelusuri semua
alat diagnostik dan teraputik ,
saluran dan celah-celah sistim pencernaan makan. Ultrasonografi
penderita perdarahan 5MBA.
endoskopik (E.U.S.) merupakan prosedur diagnostik terbaru. dalam bidang
gastroenterologi. Dengan penemuan ini terwujudlah idaman ahli endoskopi
-GASTROINTESTINAL (Gil untuk tidak hanya . bisa melihat kedalam (within) saluran c.erna, melainkan
juga mampu melihat menembus (through) dinding saluran cerna, termasuk
penemuan teknologi ba ru
esofagus, lambung , usus, sistim biliair, pankreas dan hati. Namun teknik serta
ilmu seperti halnya endoskopi ­
peralatannya dewasa ini masih perlu dikembangkan dan diperbaiki lebih
siln ya Kussmaul mem asukkan lanjut untuk disempurnakan.
ram bung seorang penelan pe ­ Hadirin yang saya muliakan,
Periode 186 8 - 1932 yang
Endoskopi yang mula -mula hanya dipakai untuk keperluan diagnostik , sejak
dianggap kurang berha sil oleh
ulitan teknis. 1970-an telah berkembang menjadi suatu sarana pengobatan yang dinama­
n " semi - flexible gastroscope " kan endoskopi teraputik atau operative endoscopy . Akan saya uraikan
a kini dijuluki " Bapak dari sedikit tentang perkembangan endoskopi teraputik secara umum, sebelum
nn'>rYl'"l"ngkan endoskopi GI di menibicarakan peranannya dalam menanggulangi perdarahan 5MBA (endos­
Amerika Serikat . Periode ini copic hemostasis).
k kendala yang dihadapi dokter Medical distinctions were so much clearer then . If a digestive complaint didn't
n ini berupa gambar yang get better on its own (which it usually did), or if a pill or medical
sukaran pengambilan foto dan counsel couldn ' t relieve the symptoms, you c alled a surgeon, a
radiotherapist , or a clergyman . That was the old days . Now there are t w o
. oleh karena pemeriksaan ne w players in the game - the interventional radiologist (who drains pus,
siksaan baginya . Perkemba ­ d ec ompresses obstructed b i le ducts, a n d emboliz e s bl eedi n g
sekitar 1960-an , setelah vessels) and his gast roentero logic equivalent, the therapeutic endoscopist.
ope " pada tahun 1957 dan Ini adalah kata pengant ar David Fleisc her, seorang perintis dan pakar bidang
uan endoskopi fiber dan hemostasis endoskopik tentang kedudukan dan peranan ahli endoskopi
dalam 2 dasawarsa akhir ini, teraputik dan membuka lembaran baru dalam sejarah ilmu kedokteran ,
sarana diagnostik maupun menandai cakrawala baru bidang endoskopi.
esofago-gastro-duodenoskopi Endoskopi teraputik atau operative endoscopy adalah pengobatan kelai nan­
di beberapa senter besar kelainan penyakit saluran cerna melalui endoskop dengan berbagai cara
kedudukan Barium lambung fisik dan mekanik. Singkatnya suatu pembedahan yang dilakukan melalui
"work-up n penderita dengan endoskop sebagai pilihan lain dari pembedahan terbuka (operative surgery).
cerna bagian atas. Melalui Keuntungan endoskopi teraputik adalah antara lain, ddak memerlukan
anulasi untuk pembuatan narkose umum, tidak perlu membuka dinding perut, tidak meninggalkan
lazim disebut : Endoscopic bekas goresan ataupun jahitan dan biay a perawatan yang jauh lebih murah.
P.). Dengan majunya teknik Untuk sekedar memberik an gambaran sepintas apa yang telah tercapai di
I U ."VV",..... ini dapatlah dilakukan bidang ini saya sebutkan beberapa contoh seperti pengambilan benda asing
pankreas secara endoskopik yang tersangkut , polipektomi, melebarkan (dilatasi) berbagai m acam
"DII'HU;', masterduodenoscope stenosis, mengeluarkan dan/atau menghancurkan batu di saluran empedu,
il yang dapat dimasukkan hemostasis endoskopik dan lain lain tindakan yang semuanya dilakukan
) dari yang disebut pertama. melalui prosedur endoskopi, suatu hal yang belum lama berselang hanya
dapat diatasi dengan pembedahan
PERANAN terbuka.
ENDOSKOPI...
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
7
Terapi suntikan (Injection thera

Terapi suntikan sangat menar


Hadirin yang saya hormati,
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga sekarang, oleh karena murah, rei
Marilah kita tinjau kegunaan endoskopi teraputik dalam hal menanggulangi pada waktu dilakukan pemeriks
perdarahan 5MBA. Seperti dapat dilihat pada tabel I ada berbagai car a kopi dengan menggunakan berb
endoskopi untuk mengendalikan perdarahan, yaitu lokal , suntikan, luas di pusat-pusat besar Jepan,
mekanik, termal. Terapi suntikan untuk tukak pe
Jepang oleh Asahi sebagai pelo
Tabell yang berhasil 100% dan hanya
ENDOSCOPIC THERAPY OF UPPER GI BLEEDING U.S.A. mengulangi cara ini dan
komplikasi.
T OPICAL THERAPY MECHANICAL TH ERA PY Hirao (1985) menggunakan cam
Sn ares (Hypertonic Saline - Epinephrine
Tissue adhesives
berdarah dengan hasil hemostasil
Clotting factors Sutures
Leung dan Chung dari Prince of
Co llagen Ba lloons
nyuntikan 0,5 cc larutan 1!1 0.01
Ferromagnetic tamponade Hemoclips
INJECT ION THERAPY TH ERM A L THERAPY pembuluh darah dan tempat perc
100 % pada 37 penderita , sed
Variceal bleeding Electroc oagulation
Soe hendra dari Hamburg di Jern
Nonva riceal bleed in g monopolar
disusul deng an suntikan 5 cc 1
et hanol electrohydrothermal
perdarahan ulang. Fuchs d.k. k. 1

other scle ro sants bipolar (multipolar)


Heater Probe dalam pembuluh darah yang sed,
Laser 70% pada perdarahan arteriil dan
Suntikan pad a va rises esofagu s
Dikutip dari D. Fleischer
Terapi mekanik (Mechanical the
Terapi lokal ( T o pic al therapy) Usaha menjahit atau mengikat t~
Disini bahan atau ob at diberik an setem pat, langsung pad a tempat y ang yang dilakukan seorang ahli bed.
berd arah untuk m en utup atau m enyumbat lesinya . Secara teoretis amat di Jepang dengan menggunakan
m ena rik o leh kare ns tidak ada ri siko terjadinya efek samping sistemi k atau adal9h Hayashi pad a tahun 1971 I
bahaya perforasi. Selain itu c ara ini dap at digunak an p ad a keadaan dimana 23 dari 25 penderita dengan tu l
sifat le sinya difus, yan g pada umumnya sulit diat as i dengan cara lain. Ad a duodenum berdarah . Kemudian (
4 macam bahan yang dipa kai untu k keperluan ini "Sakura - J - clip" mampu mE
a. pelekat jaringan penderita tukak lam bung berdarc
b . f akt or pembekuan keahlian dan keterampilan tingg i
c. kolagen yang deras.
d. tampon feromagnetik
Terapi termal (Thermal therapi)
Konsep menggunakim bahan pelekat jaringan sangat menarik , tetapi hasil
Dewasa ini metoda terapi termal E
pada binatang percobaan maupun penderita kurflng memuaskan. Dengan punyai hari depan yang paling I
penyemprotan thrombin atau larutan fibrinogen terjadi pembekuan setempat. sistim yang dipakai untuk tujuc
M eskipun efektif pada binatang percobaan data pengalaman pad a pederita Electrohydrothermal dan Bipolar
belum ban y ak. Yang pasti cara ini tidak berhasil menghentikan perdarah an Elektrokoagulasi terjadi oleh alira
arteri yang menyembur . Begitu pula halnya dengan bahan kolagen dan dan mengeringkan jaringan hingg
tampon feromagnetik.
PERANAN ENDOSKOPI... Heater probe menggunakan prir
8 PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA sama
Terapi suntikan (Injection therapy)
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Terapi suntikan sangat menarik terutama untuk keadaan di Indonesia
sekarang, oleh karena murah, relatif muda h dan dapat lang sung dilaksanakan
putik dalam hal menanggulangi pada waktu dilakukan pemeriksaan endoskopi diagnostik. Suntikan endos­
'ada tabel I ada berbagai cara kopi dengan menggunakan berbagai macam sklerosan dipraktekkan secara
han, yaitu lokal, suntikan, luas di pusat-pusat besar .Jepang, Hongkong, Jerman dan Amerika Serikat.
Terapi suntikan untuk tukak peptik sudah dimulai pertengahan 1970-an di
Jepang oleh Asahi sebagai pelopor dengan menggunakan alkohol absolut
yang berhasil 100% dan hanya 10% terjadi perdarahan ulang . Sugawa di
'PER GI BLEEDING U.S .A. mengulangi cara ini dan mencapai hasil 94% pada 67 penderita tanpa
komplikasi.
\NICAL THERAPY Hirao (1985) menggunakan campuran larutan NaCI hipertonik dan epinefrin
re s (Hypertonic Saline - Epinephrine) yang disuntikan pada dasar tukak yan g
Jres berdarah dengan hasil hemostasis permanen pad a 93,7% dari 158 penderita.
)ons Leung dan Chung dari Prince of Wales Hospital di Hongkong (1987) me­
loclips nyuntikan 0,5 cc larutan 1/10.000 epinefrin pad a beberapa tempat sekitar
IAL THERAPY pembuluh darah dan tempat perdarahannya sendiri . Mereka mencapai hasii
trocoagula tion 100% pada 37 penderita, sedangkan 5 mengalami perdaraha n ulang.
10nopolar Soeh endra dari Hamburg di Jerman Barat menggunakan suntikan epinefrin
lectrohydrotherm al disusul dengan suntikan 5 cc 1 % polidicanol untuk mencegah terjadinya
,ipolar (multipolar) perdarahan ulang. Fuchs d.k.k. ( 1986) menyuntikan 100 i.u. thrombin ke
er Probe dalam pembuluh darah yang sedang berdarah. Dengan cara ini dicapai hasil
~r 70% pad a perdarahan arteriil dan 85% pada perdarahan merembes (oozing).
Suntikan pada varises esofagus akan dibicarakan kemudian.
Di kutip d ari D . Fleischer
Terapi mekanik (Mechanical therapy)
Usaha menjahit ata u me ngikat t uka k berdarah melalui 'alat endoskop seperti
, langsung pad a te m pat y ang yang dilakukan seorang ahli bedah pada pembedahan terbuka telah dicoba
lesinya. Seca ra teo ret is amat di Jepang dengan menggunakan "hemoclips". Yang pertama melakukan ini
Iva efek sam ping sistem ik atau adalSlh Hayashi pada tahun 1971 dan berhasil menghentikan perdarahan pada
gunakan pada keadaa n dim an a 23 dari 25 penderita dengan tukak lam bung berdarah dan 3 dari 4 tukak
diatasi d engan cara lain. Ada duodenum berdarah. Kemudian disusul oleh Hachisu dengan menggunakan
ini : "Sakura - J - clip" mampu menghentikan perdarahan pada 22 dari 24
penderita tukak lambung berdarah. Prosedur ini sulit, rumit, membutuhkan
keahlian dan keterampilan tinggi dan sukar dilaksanakan pada perdarahan
yang deras .

Terapi termal (Thermal therapi)


sang at menarik , tetapi hasil
Dewasa ini metoda terapi termal endoskopik paling banyak dipakai, dan mem­
k ur~mg memuaskan . Dengan
punyai hari depan yang paling baik diantara yang lainnya. Ada 3 macam
terjadi pembekuan setempat. sistim yang dipakai untuk tujuan ini, yaitu elektro'koagulasi (Monopolar,
peng alaman pada pede rita Electrohydrothermal dan Bipolar). heater probe dan laser .
'1menghentikan perdarahan Elektrokoagulasi terjadi oleh 'aliran listrik dekat elektroda yang memanaskan
dengan bahan kolagen dan dan mengeringkan jaringan hingga terbentuk suatu lapisan jaringan nekrotik.
Heater probe menggunakan prinsip ~Iektrokoagulasi dan tekan an bersama
sama PERANAN ENDOSKOPI... 9
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
Ada 3 jeni s laser yang digunakan untuk keperluan pengobatan di bid an g
ADLN Karbondioksida
kedokteran yait u : Argon. - Perpustakaan Universitas Airlangga
dan Neodymium yttrium - alumi­
nium - garnet (Nd : YAG) laser yang berbeda satu dengan yang lain karena Koagulasi Bipolar (Bicap) lebih
perbedaan panjang gelombangnya . Ini berpengaruh terhad-ap penampaka n (3,2 mm ) daripada yang ukuran:
sinar da n daya tem busn ya. kan Bicap dengan Heater probe:
Untuk ke perlu an t erapi endoskopi hanya dipakai tipe Argon dan Nd : YA G. sama untuk keduanya vaitu keb
Oari kedua pilihan ini Nd : YAG laser leb lh ban yak digunakan oleh ka ren a an aktif dan 80% untuk pene
Y AG mem ilik i daya t embus lebih ku at meskipun ada bah ay a te rjadi nya
perforsi dalam pem ak aiannya . Keuntungan lain sinarn ya t idak diserap oleh Hadirin yang saya muliakan,
darah yang menutup tem pat perd arahan . Oari sekian banyak pilihan terap i
t ermal endoskopik hanya laser saja ya ng dapat digunakan untuk menang ani Penyebab dari perdarahan SM
perda rahan varises dan non varises . dilihat pada tabel III yang me
tabel IV yiJIlg mencerminkan
Hadirin yang saya hormati. Soetomo.
Hem ostasis endoskopik adalah pendekatan terbaru un t uk m engata si perda­

raha n 5MBA . Ban yak penel iti mempun yai penga laman lebih dari 10 tahun
Tabel III
dan dari se kian ban ya k pilihan yang dinil ai efektif adalah Bie ap probe , Heater
Final diagnoses of cai
probe dan Nd : Y AG laser .

Suatu publikasi terakhir dari studi terkendali tentang hemostasis endosko ­

plkpadaiperdarahantukak peptik membuktikan bahw a efektivitas dari masing

Diagnosis
~
m asing cara m endekati 9 0 %. jauh lebih baik d aripada kelompok pemban­
Duodenal ulcer
ding yang tidak diobati.
Gastric erosions
Gastric ulcer
Tabel II Varices
Endoscopic Treatment for Bleeding Peptic Ulcers Mallory-Weiss tear
Esophagitis
Cont rol of Acute Benefit Shown For Erosive duodenitis
Bleeding or Absence Neoplasm
Treatment Group of Recurrent Active Visib le Stomal ulcer
(No .) Bleeding. No. (%) Bleed ... Vessel ... Esophageal ulcer
Osler-Rendu-Weber
Swain et al tel angiectasia
Laser 70 63 (90) (P < .001) NR + Other
Control 68 41 (60)
O'Brien et al Data ini diambil darl National An
Bipolar 101 84 (83) (P < .0 1) + + copy (ASGE ) survey on upper (
Control 103 69 (67)
Lai ne
Bipolar 34 29 (85) (P < .0001) + NR
Control 36 12 (33)
Freitas et al
Monopolar 36 31 (86) NS +
Control 42 25 (60)
... + = Benefit shown ; NR = not reported: NS no significant difference
shown

PERANAN ENDOSKOPI... dikutip dari Liebe rman


10 PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
eperluan pengobatan di bidang
Ian Neodym ium yttrium - alumi ­ ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
la satu de ngan yang lain ka ren a Koagulasi Bipolar (Sicap ) lebih efektif m enggun akan probe y ang lebih besar
) ng aruh terhada p penampakan (3,2 mm ) daripada yang ukuran kecil (2,3 mm). Jensen yang membanding­
kan Bicap dengan Heater probe pada 50 penderita mendapatkan has il yang
pakai tipe Argon dan Nd : VAG. sarn a untuk keduanya yaitu keberhasilan 93%untukpengendalianperdarah ­
banyak digunakan oleh karen a an aktif dan 80% untuk pencegahan perdarah an ulang.
eskipun ad a bahaya t erjadi ny a
lain sinarnya t idak diserap oleh Hadirin yang saya muliakan,
>ari sekian banyak pilihan t erapi
pat digunakan unt uk menangan i Penyebab dari perdarahan 5MBA beraneka ragam coraknya seperti dapat
dilihat pada tabel III yang menggambarkan keadaan dl negars Barat dan
tabel IV y£lng mencerminkan keadaan di Indonesia khususnya R.S. Dr.
Soetomo.
terbaru untuk mengata i perda ­
Tabel III
pengalaman lebih d ari 10 ta hun
fekt if adalah Bicap probe , Heater Final diagnoses of cause of bleeding in 2225 patients

Iii tentang hemostasis endosko­ Diagnosis Incidence % pf total diagnoses


an bahwa fektivita s dari masing
Duodenal ulcer 541 24,3
aik daripada ketom pok pemban­
Gastric erosions 521 23,4
Gastric ulcer 474 2' , 3
Varices 229 10,3
leding Peptic Ulcers Mallory-Weiss tear 160 7,2
Esophagitis 141 6,3
~ Benefit Shown For Erosrve duodenitis 128 5,8
ence Neoplasm 64 2,9
Active Visible Stomal ulcer 41 1,8
~) Bleed * Vessel * Esophageal ulcer 37 1,7
Osler-Rendu -Weber 11 0,5
telangiectasia
01 ) NR + Other 139 6 ,3

Data ini diambil dari National American Society for Gastrointestinal Endos­
1) + + copy (ASGE) survey on upper GI Bleeding 1981.

001 ) + NR

NS +

: NS = no significant difference
shown
PERANAN ENDOSKOPI...
dikutip dari Lieberman PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA 11
~.

~-

.-
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
MiLI'­
PI!.RPUST AKAA

_U'Nl'TBRSl1AS Al~LANOOA·
\ _ SUR !,~B A Y l\ Tabel V
TabellV
Comparison of accuracy of Bari
Hasil pemeriksaan endoskopik pada perdarahan 5MBA oleh beberapa
in diagnosis of UGI bleeding
penulis di Indonesia
No. (
Penulis Tempat Kasus VE GH TP
(%) (%) (%)
!
Stevenson et al
Djajap ranata 1974 Surabaya 471 74.5 15.7 7,7 Hoare
Akil 1975 Ujungpandang 68 20.6 20.6 47. 1 Katon et al
Djajapranata 1980 Surabaya 80 46 38 6 Morris et al
Hernom o 1980 Surabaya 85 46 35 2 Ke ller et al
Soemomarto 1981 Jogyaka rta 58 57 21 9 T hoeni et al
Soem arto 198 1 Surabay a 144 38 36 7
Daldijono 198 1 J akarta 27 63 19 19 Dikutip da ri : Morrissey J F. : C
A bd urachm an 198 1 Ban dung 42 50 21 10 Pat ients w ith Upper Gastroint
He rnomo 1981 Surabaya 12 5 45 37 3 26 :6s - 1 1s
Djajapranat a 198 7 Suraba ya 11 5 6 77 . 6 16, 8 3 .3
Pemeriksaan ra diologi Ba -Iamb
VE = v arises esofagus Sebab-sebab lain tidak dicantumkan. sakit di mana tidak ad a f asilitas
GH = gastritis he moragik ko mpeten /handal. Pada keadaa
TP = tu kak peptik bisa dimintakan unt uk melen'
t ent ang pe rdarahan 5MBA dal
Tiga sebab ut am a dari perdarahan 5MBA di luar maupun dalam negeri ada ­ ciety of Gastroent erology men
lah pecahny a va rises esofagus (sirosis hatll. tukak peptik (tukak lambung 18 % radiologi sebagi pemeriks.
+ tukak duodenum) dan gastritis hemoragik. Tiga kelompok penyakit ter­ ny atakan pemakaian jasa endos
sebut m erupakan 90-95% darf semua kasus perdarahan 5MBA. Kalau di 1975 hingga 19 79 . sedangka
negara Barat t ukak peptik menduduki tempat pertama, maka dl Indonesia sampai 8 2 % dalam periode ya
pecahnya . va rises esofagus berada paling atas dalam urutan penyebab. p ada penderita dengan perdara
Menentukan sebah dan tempat perdarahan adalah sangat penting untuk ole h karena adanya dara h dala
dapat memil ih terapi yang tepat. Pada umumnya keluhan atau anamnesis Selanjut ny a lesi yang dangkal s
penyakit t erdahulu da n pemeriksaan f isis tidak cukup untuk menentukan Mallory -Weiss sang at sukar di
lokasi dan sifat perdarahan. Untuk inj ada 3 cara pemerikasaan yang diper­ pun dengan teknik kontra s ga
luka n yaitu : radlologi Barium lambung, pan-endoskopl (esofago-gastro Akhirn ya kalsu dapat ditemuka
-duodenoskopi) dan angiografi. Dari 3 sarana diagnostik ini pemeriksaan perlih atkan perdarahannya. Leb
angio paling sedikit digunakan oleh karena sifatnya yang invaslf dan relatjf suatu ke adaan yang tidak ja
sukar dilaksanakan. Selanjutnya pemeriksaan ini hanya berhasil kalau sedang perdarah annya.
ada perdarahan aktif dan lagl pula tidak dapat memastlkan sifat lesi. Ket epatan diagnostik tergant u
Dari sekian banyak laporan penelitian .yang membandingkan ketepatan dilakukan . Pada umumnya sem
diagnosis antara endoskopi dan radiologi (Ba -Iambung) terbukti endoskopi raha n dan dflakukannya endos
lebih unggul seperti dapat dilihat pada tabel V dan oleh karena itu merupa­ falsafah " The vigorous dlagno
kan prosedur pemeriksaan pilihan pertama. an . ~r/d:3A adalah orang perta
(emergency endoscopy). yait
penderita sedang mengalami p
12 PERANAN ENDOSKOPI... dini (early endoscopy ) yaitu set
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
-
l~
I"-}(A.Ar.
,\1 LANOOA"
~AY'" - Tabel V
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Comparison of accuracy of Barium meal, x-ray examination and endoscopy
darahan 5MBA oleh beberapa in diagnosis of UGI bleeding

No . of cases x-ray (%) End osc opy


Kasus VE GH TP (%)
(%) (%) (%)
Stevenson et al 66 74 84
471 74, 5 15, 7 7,7 Hoare 158 81
37
68 20 ,6 20,6 47 , 1 Katon et al 100 92
30
80 46 38 6 Morris et al 54 67
22
85 46 35 2 Keller et al 76 72
34
58 57 21 9 Thoeni et al 100 93
80
144 38 36 7
27 63 19 19 Dik ut ip dari : M orrissey J F, : Clin ica l A p proach to Dia gnost ic Endoscopy in
42 50 21 10 Patien ts wit h Upper Gastroi nt est inal Bleedin g. Dig Dis Sc i 1 981 (Suppl. )
125 45 37 3 2 6 :6s - 11 s
1156 77 ,6 16. 8 3 ,3
Pe m eri ksaa n radi ologi Ba-Iambung masih d ikerjakan di rumah sakit-rumah
~-sebab lain tidak dicantumkan sakit di mana tidak ada fasilitas endoskopi at au t idak ada ah li endoskopi yang
kompeten /handal. Pada keadaa n-keadaan tertentu pemeriksa an Ba-Iambung
bisa dimintakan un tu meleng ka p i pem eriksaan endoskopi. Hasil angket
tentang perda rahan 5M BA dalam t ah un 1 9 80 dari 620 anggota British So­
i luar maupun dalam negeri ada ciety of Gastroenterolo gy me nunjukkan bahwa 82 % memilih en doskopi dan
I). tukak peptik (tukak lambung 18% rad iologi sebagi pemeriksaan pertama . Data dari Overholt di U.S.A . me··
plk. Tiga kelompo k penyakit ter ny atakan pem akaian jasa endoskopi di negara t ersebut meningkat 27 3 % d aTi
lSus perdaraha n 5MBA. Kalau d 19 75 hin gg a 19 7 9 , sedang ka n permi nt aa n radiologi Ba-Iambung menurun
pat pertama, maka di Indonesia sam pai 82% dalam peri ode y ang sama. Pemeriksaan radi olog i Ba-Iambung
9 atas dalam urutan penyebab. pada penderita dengan perdaraha n 5 MBA kurang dapat d ipercay a h asiln ya
ol eh arena adanya darah dalam lambung yan g mengganggu pem eriksaan
~ n adalah sangat penting untuk
Selanjutnya lesi y ang dangkal seperti ga st rit is hemoragik , Robekan mukosa
umnya keluhan atau anamnesis
M allory-Weiss sa ng at su kar diperlihatkan dengan gambilr Ront gen meskl ­
tJdak cukup untuk menentukan
pun dengan t kn ik kont ras ganda sekalipun .
3 cara pemerikasaan yang diper
panendoskopi (esofago-gastro Akhirnya kalau dapat ditem ukan suatu kelain an, radiologi tid ak m ampu m em­
perlih atkan perdarahann y a. Lebih sukar lagi bi la ditemuka n kelain an m Ultipel,
rana diagnostik ini pemeriksaan
sifatnya yang invasif dan relat lf suat u keactaa n y ang ti dak jarang d ij um p ai, unt uk m em astik an sumber
erd ara han nya.
~n ini hanya berhas~ kalau sedang
Ket epatan d iagnostik tergantung juga pada w aktu pemeriksaan endoskopl
spat memastikan sifat lesi .
dila ku kan. Pad a um umnya se maki n singkat wa ktu antara terjad inya perda­
lang membandingkan ketepatan
Ba-Iambung) terbukti endoskop rahan dan dil akukan nya endoskopi, sem akin baik hasilny a. Palmer den gan
lei V dan oleh karena itu merupa falsafah "The vigorous di agnost ic approach" terh ad ap penderita perdarah­
~.
an . Sl'/iBA ad ala h orang pertam a y ang m eng anjurkan endosko pi d arurat
(emergency endo scopy), y aitu en do skopi ya ng dilaku k an pa da w akt u
penderita sedang menga lami perd arahan, ata u setidak-tid akn ya en doskop i
dini (early endoscopy) y aitu setelah perdarahan berhenti kurang dari 12 jam .
PERANAN ENDOSKOPI...
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA 13

- - - - ­ - ---­
Tujuan dari pemeriksaan en do
Kemungkinan menemukan tempat asal perdarahan menjadi kecil dengan pat perdarahan dan mema~tik
penundaan endoskopi, ADLN - Perpustakaan
bahkan Universitasyang
ada lesi-Iesi Airlangga
menghilang (sembuh) aktivitas dari perdarahan sup
d alam waktu 24 - 48 jain. Pemeriksaan endoskopi yang ditunda sampai secepatnya. Forrest d.k.k . dal
perdarahan berhenti, mun gkin hanya menemukan kelainannya saja, tetapi an tukak atas dasar kriteria e
tidak dapat memastikan bah wa lesi tersebut yang menyebabkan perdarah pegangan untuk penentuan pe
an . Data survai ASGE tentang perdarahan GI yang dapat dilihat pada tabe l pembedahan).
~
VI m enunjukkan bahwa kem ungkinan menemukan lesi perdarahan menyem ­
bur (spurting) atau merembes (oozing) menjadi lebih kecil bila interval waktu
Klasifikasi aktivita
antara masuk rumah sakit dan endoskopi semakin panjang .

Aktivitas perdarahan
Tabel VI

ASGE Bleeding Survey: Interval From Admission to Endoscopy Versus Forrest la


Active Bleeding at Endoscopy Perdarahan aktif
Forrest Ib
A ctive Bleeding Perdarahan aktif
Interva l No. No. In cide nce Forrest II
(hr) Pati ents Patients (%) Perdarahan berhenti,
kelai nan masih ada
o - 12 66 3 275 41,5 Forrest III
13 - 24 340 10 0 29,4 Perdarahan berhenti,
25 - 36 115 37 32,3 tanpa kelainan
37 - 48 135 30 22 , 2
49 - 60 36 9 25,0 Harus diingat bahwa kecerm
61 - 72 68 7 10,3 5MBA sang at tergantung pa
73 - 84 31 5 16,1 mengerjakannya serta sarana
85 - 96 29 5 17,2 pendidikan minimal dan alat-al
96 180 36 20,0 diagnosis, terjadinya komplik
M~skip un sudah dilakukan pem
Data dari : Gilbert DA, Silverste in FE, Tedesc o FJ, et al. : The National diatas, masih ada sek itar 5%
ASGE survey on upper gastrointestinal bleeding . III Endoscopy in upper nya tidak ditemukan . Perd
gastrointestinal bleeding . Gastrointest Endosc 1981 ; 27 : 94 - 102 "perdarahan tersembunyi " d
Endoskopi yang dilakukan dalam waktu 12 jam pertama setelah MRS enteroskopi .
menemukan lesi berdarah aktif paling banyak . Sedangkan endoskopi yang
dikerjakan dalam waktu 3 - 6 jam setelah MRS ternyata tidak lebih baik Hadirin yang saya muliakan,
hasilnya. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa kemungkinan terbesar untuk
Berbagai teknikdan cara-cara
menemukan kelainan dengan perdarahan aktif adalah 12 jam setelah MRS
penanganan perdarahan 5MB
atau 12 jam setelah awal perdarahan yang terjadi di rumah sakit. Ini berarti
daya selama ini IT'ulai ditinjau
bahwa ditinjau dari sudut praktisnya endoskopi darurat atau dini bisa dila ­
darurat medik kita membedak
kukan sepanjang hari atau jam-jam dini malam hari. Sebaliknya endoskopi
. penanganan yang berbeda.
tengah malam dapat ditangguhkan sampai jam-jam dini pagi pad keesokan a
harinya.
PERANAN ENDOSKOPI...
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
14
Tujuan dari pemeriksaan endoskopi tidak hanya sekedar menemukan t em ­
~rdarahan menjadi kecil dengan pat perdarahan dan ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
mema~tikan sifat lesinya, tapi juga untuk mengetahui
esi yang menghilang (sembuh) aktivitas dari perdarahan supaya dapat menentukan strategi pengobatan
~ndoskopi yang ditunda sampa i secepatnya . Forrest d .k.k. dalam tahun 1974 membuat klasifikasiperdarah
~muk a n kelainannya saja, tetapi an tukak atas dasar kriteria endoskopik. Klasifikasi ini b ermanfaat sebagai
put yang menyebabkan perdarah pegangan untuk penentuan pengobatan (medik, hemostasis flndoskopik atau
GI yang dapa t dilihat pada tabel pembedahan).
mukan lesi perdarahan menyem­
adi lebih kecil bila interval waktu
Klasifikasi aktivitas perdarahan menurut Forrest
semakin panja ng .

Aktivitas perdarahan Kriteria endoskopik

~ mission to EndoscopV Versu s Forrest la Perdarahan arteri m enyembur

Perdarahan aktif (spurting)

Forrest Ib Merembes (oozing)

ctive Bleeding Perdarahan aktif

Incide nce Forrest II (jumpalan darah diatas dasar t uk ak,

ts (%) Perdarahan berhenti, pembuluh darah +

kelainan masih ada (visi ble vessel)

4 1, 5 Forrest III Lesi tanpa tanda-tanda

29.4 Perdarahan berhenti , perdarahan

32,3 tanpa kelainan

22,2
25,0 Harus diingat bahwa kece rmat an diagnosis endoskopik pada perdarahan
10,3 5MBA sangat tergantung pada kemah iran dan pengalaman orang y ang
16,1 mengerjak anny a serta sarana peralatan y ang tersedia. Kurang pengalam an,
17, 2 pendidikan minimal d an alat -alat yang ti da k memadai akan berakibat sa lah
20 ,0 diagnosis, terjadinya komplikasi dan salah terapi.
~.-----------------------
M~skipun sudah dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan standar seperti tersebut
~esco FJ, et al. : The National diatas, masih ada sekitar 5% perdarahan 5MBA yang asal usul perdarah an­
leeding . III Endoscopy in upper nya tidak ditemukan . Perdarahan semacam ini termasuk golongan
osc 1981 ; 27 : 94 - 102 "perdarahan tersembunyi" dan merupakan indikasi untuk pemeriksaan
12 jam pertama setelah MRS enteroskopi.
ak. Sedangkan endoskopi yang
MRS ternyata tidak lebih baik Hadirin yang saya muliakan,
~ wa kemungkinan terbesar untuk
Berbagai teknikdan cara-cara baru dikemba ngk an dan diperi<enalkan untuk
ktif adalah 12 jam setelah MRS
penanganan perdarahan 5MBA sement ara ajaran lama yang sudah mem bu­
terjadi di rumah sakit. Ini berarti
daya selama ini mulai ditinjau kembali kegunaan dan manfaatnya. Di bidang
~kopi darurat atau dini bisa dila­
darurat medik kita membedakan perdarahan va rises dan non varises karena
~ Iam hari. Sebaliknya endoskopi
penanganan yang berbeda .
am-jam dini pagi pada keesokan

PERANAN ENDOSKOPI...
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
15

.
-

-
PERDARAHAN NON VARISES
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
a. Non endoskopik : Tabel VII
Salah satu usaha mengendalikan perdarahan yang sudah lama dilakukan Effects of cimetidine and pia
ada lah kumbah lambung dengan air es. Inimerupakan suatu tradisi dan di­ haemorrhage from peptic ulce
kerjakan secara rutin. Wangensteen pada tahun 1959 berusaha mendingin­ randomized double-blind trials)
kan dinding lambung sampai 10 - 14DC dengan mengalirkan campuran
alkohol + air 0 - 5 DC melalui balon yang dimasukkan ke dalam lambung. Cimetidi ne
Terjadinya vasokonstriksi lokal dan penurunan sekresi asam lambung diper­ Author, Year patients
k irakan menguntungkan untuk tukak lambung yang berdarah. Cara ini tidak
ban yak dianut para klinisi oleh ·karena membutuhkan peralatan yang rumit. Mild haemorrhages
Car a yang leb ih sed erhana adalah yang disebut kumbah lambung dengan air Hoare, 1979 : 19
es mela lui pipa nasogastrik (NG -tube), yang sa m pai se karang masih diprak ­ Brooy, 1979 : 42
tekkan se c ara luas. Ternyata m enurut hasil pene litian W aterman pada bina­ Pickard, 1979 : 18
tan g percobaan penurunan ali ran darah sampai 50% disertai timbulnya efek
Total : 79
sam ping yaitu gangguan pembekuan darah. Wakt u perdarahan memanjang
sek itar 60 % dan waktu prothrombin menjadi 2 - 3 k ali lipat. Hal serupa di­
dapat j uga oleh Gilbert dan Sa un ders pada binatang percobaan, bahkan di­ Massive haemorrhages
lapork an juga terjadinya ulserasi pada m uko sa lambung.
Hoare, 1979 15
Dil ai n pi hak ku mb ah lambung men ggu nak an ca iran de ngan su hu kamar
Brooy, 1979 : 9
t idak menimbulka n gangguan-gangg uan sepe rti diatas. Oleh karena itu
Pickard, 1979 : 15
kum bah lambung dengan air es dianggap kur ang men guntungkan bah k an
dapat merugikan. Mantaat dari nor-epinefrin yan g dicampurkan dalam larutan Total : 39
bil as dengan tujuan vasokonstriksi lokal, tirli'lk dl dukun g hasil-hasil peneli­
t ia n pada binatang per cobaan.
Maksud kumbah lambung adalah mengeluarkan gumpalan dan sisa darah dari
lam bung dengan tujuan mempersiapkan penderita untuk pemeriksaan endos­ Telah banyak dilaksanakan penE
ko pi darurat. Disam ping itu prosedur ini mengurangi distensi lambung dan hentikan perdarahan 5MBA. ~
dengan dem iki an memperKu at kontraksi otot lam bu ng yang pada giliranny a bahwa dewasa ini hanya horma
dapat men ghentikan perdarah an , terut ama yang berasal dari lambung sendiri tin saja yang dianggap bermanfa
Untuk kepe rl uan ini cuku p diguna kan air kra n dengan suh u ka mar . Larutan tipe Ib pad a tukak atau erosi.
Na CI jauh lebih mahal dan tidak lebih baik d ari air biasa.
b. Endoskopik (endoscopic hell
Ob at-ob at
Berbagai cara endoskopi untuk ~
Mengapa per darahan tu k ak su kar berh enti 7 Kehad iran asa m lambung carakandiatas adalah efektif da
me rupa kan s al ah satu sebab da ri kelang sungan perd ara han t ukak, oleh endoskopi yang handal dan bE
karena pro ses pem be kuan darah amat p eka terhadap peng aruh as am ini. digunakan pada sekitar 90% Ie:
Karena as am bukan satu -satunya fak t ar, maka me ngura ng i pem be nt ukan lairlnya tidak dapat diterapkan k~
asam denga n H2-rese ptor antagonis atau m enetralisasi as am dengan anta­ lesi tidak terjangkau oleh perala ~
sida tidak cukup untu k m enghentikan perd arahan. Obat -obat ini hanya men ­ aktif atau "visible vessel" meru ~
ciptakan suas ana basa yang m enguntungkan bagi tukak untuk sembuh, tapi endoskopik. Diambil secara ke~
I
bukan suat u hemosta ti k . Ini t er bukt i da ri penelitian-penelitian sam ar ganda spontan. Namun pada perdaraH
deng an pl asebo oleh berbaga i penyelidik yang membuktikan bahwa terjadi.
H2-resept or antagonis tidak lebih efektif daripada pl asebo pad a perdarahan Penanganan tukak peptik yang
t ukak . rang berdasarkan klasifikasi da
PERANAN ENDOSKOPI...
16 PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
Tabel VII
In yang sudah lama dilakukan ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Effects of cimetidine and placebo on the course of slight and massive
lerupakan suatu tradisi dan di ­ haemorrhage from peptic ulcers (stress lesions and peptic ulcers; three
lun 1959 berusaha mendingin­ randomized double-blind trials)
lengan mengalirkan campuran
imasukkan ke dalam lambung. Cimetidine Arrest of Placebo Arrest of
In sekresi asam lam bung diper­
Author, Year patients haemorrhage patients haemorrhage
Ig yang berdarah . Cara ini tidak
lutuhkan peralatan yang rumit. Mild haemorrhages
ut kumbah lambung dengan air Hoare, 1979 19 17 19 12
sampa i sekara ng m asi h diprak­ Brooy, 1979 42 34 40 35
lenelitian Waterman pada bina ­ Pickard , 1979 18 16 23 18
lai 50 % disertai timbulnya efek
Waktu perdarahan mem anj an g
Total 79 : 67 85% 82 : 65 79%
Ii 2 - 3 kali lipat . Hal seru pa di ­
'inatang percobaan , ba hk an di­ Massive haemorrhages
)sa lambung.
Hoare, 1979 15 9 13 5
In cairan dengan suhu kamar
Brooy , 1979 9 6 10 5
~pe rti diatas. Oleh karena it u
Pickard, 1979 15 5 13 8
urang menguntungkan bahka n
rang dicampurkan dalam laruta n Total 39 20 51% 36 18 50%
l:=tk didukung hasil-hasil peneli­
dikutip dari P.K. Wagner
an gumpalan dan sisa darah dari
brita untuk pemeriksaan endos­ Telah banyak dilaksanakan penelitian prospektif tentang obat untuk meng­
ngurangi distensi lam bung dan hentikan perdarahan 5MBA . Hasil dari penelitian terse but menunjukkan
I lambung yang pad a giliranny a bahwa dewasa ini hanya hormon gastrointestinal sekretin dan somatosta­
Ing berasal dari lam bung sendi ri tin saja yang dianggap bermanfaat untuk menghentikan perdarahan Forrest
h dengan suhu kamar . Larutan tipe Ib pad a tukak atau erosi.
ari air biasa.
b. Endoskopik (endoscopic hemostasis)

Berbagai cara endoskopi untuk menghentikan perdarahan seperti telah dibi ­


i Kehadiran asam lam bung carakandiatas adalah efektif dan am an apabila ditangani oleh seorang ah li
ngan perd ara han tu kak , oleh endoskopi yang handal dan berpengalaman. Cara pengobatan ini dapat
terhadap pengaruh as am ini. digunakan pada sekitar 90% lesi perdarahan, sedangkan pada yang 10%
ka meng rangi p em bentukan lamnya tidak dapat diterapkan karena alasan teknis (terlalu banyak darah atau
netralisasi asam dengan anta ­ lesi tidak terjangkau oleh peralatan yang ada). Penderita dengan perdarahan
han Obat-obat ini hanya men­ aktif atau "visible vessel" merupakan sasaran utama dari terapi hemostasis
bagi tukak untuk sembuh, tapi endoskopik. Diambil secara keseluruhan 80% perdarahan tukak berhenti
elitlan-penelitian samar ganda spontan . Namun pada perdarahan arterial hanya sekitar 30% saja hal ini
yang membuktikan bahwa terjadi.
pada plasebo pada perda rahan Penanganan tukak peptik yang berdarah menurut aliran yang dianut seka­
rang berdasarkan klasifikasi dari Forrest (Iihat atas) .
PERANAN ENDOSKOPI... 17
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA

-- - - -----------
1. Perdarahan arteri Forrest tipe la
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Terapi hemostasis endoskopik dengan menggunakan Laser, Bicap, Heater
probe atau suntikan (injection) mampu menghentikan perdarahan pad a
sebagian besar penderita dengan perdarahan arter i. Tindakan ini amat ber­
harga mesk ipun hanya untuk sementara wakt u saja. Bila tid ak ada kesem ­
patan m elakuka nny a atau bila ti ndakan ini ga gal , haru s dilakukan pembed a­
han dengan segera. Pengobat an med ik tida k. berg u na dalam hal perdaraha n
art erial. Dilain pihak, terapi endoskopi k >ya ng berhasil m engatasi perdara han
bu kan merupakan alasan untuk tidak melak uk an operasi, ol eh k arena
perdarahan ulang akan te rjadi p ad a 8 5% pende rita (tabel VIII).

Tabel VIII
Prediction of UGI Rebleeding

Endoscopic Finding Rebleed Rate (%)

A ctive bleeding, oozing 85


Visible vessel 50 d l<l mbil d .or. F'.. , ~ chtH

Adherent clot 35
Black spot, red spot o - 10
Clean ulcer base o - 1

Dikutip dari D. Lieberman dalam Current Gastroenterology VoL 8, 1988


(G. Gitnick).
Mengingat bahwa hal ini biasanya terjadi dalam 2 - 3 hari maka secepatnya
penderita disiapkan untuk tindakan bedah menurut ketentuan bedah elek tif
yang berlaku.
Suatu cara baru untuk memperkirakan terjadinya perdarahan ulang adalah
dengan menggunakan peralatan Doppler secara endoskopik. Dengan cara
ini dapatditentuka n adanya pembuluh (darah) arteri pada dasar tukak.
SuatLi tukak dengan gumpal darah segar yang melekat disertai tes Doppler
yang (+) mempunyai kecenderungan berdarah ulang 67% sedangkan
tukak dengan gumpal darah dan Doppler (-) hanya 14%.

18 PERANAN ENDOSKOPI...
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
2. Perdarahan merembes (oozing) Forrest tipe Ib
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
199unakan Laser, Bicap, Heater Juga pad a perdarahan tipe ini pengobatan endoskopi mampu menghentikan
rlenghentikan perdarahan pada perdarahan hingga mengurangi kebutuhan transfusi darah . Berbeda dari tipe
m arteri . Tindakan ini am at ber­ la dalam keadaan ini masih dapat dipertimbangkan pengobatan konservatif
aktu saja . Bila tid ak ada kesem­ dengan somatostatin atau sekretin. Terapi konservatif dinilai tidak berha sil
lagal. harus dilakukan pem bed a­ bila perdarahan berj alan terus dan kebutuhan transfusi darah mencapai 4 ­
k.berguna dalam hal perdarahan 6 unit dalam wakt u 24 jam guna mempertahankan kadar hemoglobin dan
] berhasil mengatasi perdarahan sirkulasi yang stab il. Tindakan bedah juga diperlukan bila terjadi perdarahan
elakukan opera si , ole h kare n ulang selama berada di rumah sa kit. Selanjutnya umur diatas 60 tahun
lenderita (tabel VII I). merupakan salah satu pertimbangan untuk lebih bebas memilih tindakan
bedah. Menurut Morris mortalitas penderita diatas 60 tahun dapat ditekan
hingga 7% bila dilakukan pembedahan dini dibandingkan dengan 43% bila
pembedahan darurat dilaksanakan terlambat. Sebaliknya meneruskan terapi
konservatif dapat dibenarkan setelah tercapainya hemostasis endoskopik
awal pada perdarahan ringan terutama bila penderita masih muda atau
Rebleed Rate (%)
kalau risiko operasi dianggap terlalu besar.
85
3. Perdarahan Forrest tipe II
50
35
Dalam kategori ini termasuk penderita yang pada waktu diadakan endoskopi
o - 10
tidak ada tanda-tanda perdarahan lagi, tetapi masih menunjukkan noda
o - 1
bekas perdarahan baru (Stigmata of Recent Hemorrhage = SRH) seperti
gumpalan darah atau tampak pembuluh darah (visible vessel) pada dasar
Gastroenterology Vol. 8, 1988 tukak. Mengingat risiko perdarahan ulang pada kelompok dengan "visible
vessel" tinggi, sekitar 50% (tabel VIII) maka setelah keadaan pender ita
stabil sebaiknya dilakukan pembedahan . Kalau terdapat SRH berupa
~Iam 2 - 3 hari maka secepatnya gumpalan darah tanpa "visible vessel" risiko perdarahan jauh lebih kecU.
nenurut ketentuan bedah elektif Namun kelompok "risiko tinggi" seperti umur lanjut, penyakit samping yang
serius, perdarahan masif, golongan darah langka, hendaknya mendapat
dinya perdarahan ulang adalah perlakuan yang sama seperti tipe lb. Setelah perdarahan awal dapat diatasi
cara endoskopik . Dengan cara manfaat obat somatostatin/sekretin atau terapi endoskopik sebagai alternatif
arah) arteri pada dasar tukak . tindakan bedah (untuk mencegah perdarahan ulang) belum dapat dipastikan
ng melekat disertai tes Doppler oleh karena masih belum cukup banyak pengalaman. Hal serupa berlaku
darah ulang 67% sedangkan untuk obat-obat H2-reseptor antagonis dan antasida.
) hanya 14%.
4. Perdarahan Forrest tipe III
Suatu tukak yang pada endoskopi tidak menunjukkan SRH, dengan dasar
yang bersih tanpa "visible vesse ~ " tidak memerlukan terapi endoskopik.
Pada golongan ini hampir tidakpernah terjadi perdarahan ulang, sehingga
pengobatan konservatif saja dianggap cukup dan dapat dipertanggung­
jawabkan.

PERANAN ENDOSKOPI...
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
19
TabellX
Gastritis hemoragik akut
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Upper Gastrointestinal Bleeding
Keadaan ini terjadi oleh karena pemakaian obat-obatan seperti aspirin dan Confirmed Varices.
NSAID . Perdarahan biasanya berhenti spontan dan tidak memerlukan tinda­
k an khusus . Yang lebih penting dan sering dilihat adalah bentuk gastritis
hemoragik yang terjadi pada penderita -penderita yang di MRS-kan dengan Year Senior author (referel1
penyakit dasar lain (sepsis, shock, luka bakar, pasca bedah, gagal paru,
gagal ginjal, jaundice, d.l.l.) dan disebut "stress gastritis". 1969 Palmer
Lesi akut oleh karena keadaan stres seringkali banyak jumlahnya dan bisa 1969 McCray
dangkal atau dalam (erosi atau tukak). Terapi endoskopik dapat dipertim­ 1970 Da Gradi
bangkan bila menghadapi stress ulcer tunggal, terutama perdarahan arterial. 1974 Waldram
Tetapi pada umumnya ulserasi pada keadaan stres berjumlah banyak 1976 Novis
sehingga terapi terbaik adalah non-endoskopik dengan pemberian obat-obat 1979 Terblanche
antasida, H2-reseptor antagonis dan hormon sekretin/somatostatin. Suntikan
v asopresin melalui angiografi ke dalam arteri gastrica sinistra dikatakan
Dikutip dari Raymond S. Koff, Be~
berhasil 70%.
Bleeding in Patients with Liver d.
1981, Vol 26 (suppl) ; 7 : 125.

Yang termasuk perdarahan no

PERDARAHAN VARISES
, Weiss, gastritis hemoragik, tuka
yang khusus terjadi pada hi
Perdarahan dari va rises merupakan problema tersendiri dan menduduki gastropathy" .
tempat teratas di Indonesia dibanding dengan yang lain. Menurut survai dari Ada 4 kemungkinan yang dapat
ASGE mortalitas golongan penderita ini sangat tinggi, diatas 30%, jauh kopi penderita dengan varises Y,
lebih tinggi dari pada perdarahan non-varises yang hanya 8,6%. Data dari
1. Varises berdarah aktif.
RSUD Dr. Soetomo menunjukkan angka yang sama.
2. Varises tid ak berdarah, tanp
Kira-kira tigaperempat dari kematian ini terjadi pada minggu pe.rtama setelah
3. V arises t id ak berdarah + les
terjadinya perdarahan dan hampir duapertiga dari kematian ini disebabkan
4 V arises tidak berdarah + les
oleh perdarahan . Bila penderita bertahan dan melampaui 6 minggu maka
angka kematian oleh karena gagal hepar atau perdarahan menjadi sama. Kalau tidak ditemukan kelainan /
darah segar atau lama dalam s
dianggap dari varisesnya sendi
a. Diagnosis endoskopik dari perdarahan varises pada w akt u endoskopi hanya se
Peranan endoskopi teristimewa penting dalam hal menghadapi penderita A SGE ku rang dari 10% dan d
dengan va rises yang mengalami perdarahan untuk memastikan asal-usul karena tertutupnya lapangan pan
perdarahan, oleh karena penanganan perdarahan va rises dan non-varises luban g atau robekan dinding v
berbeda . Seperti dimaklumi perdarahan pada seorang dengan varises tidak antara esofagus dan lam bung (
selalu berasal dari varisesnya sendiri. Pada tabellX d apat dilihat persentasi Perd arahan merem bes ata u gum
perdarahan non-varises dari berbagai peneliti yang berkisar dari 28% hin­ rahan lebih sering ditemuka n.
gga 72%. Sebab terjadinya perdarahan vari
pasti. Tidak ad a korelasi langsu
besarnya varises dengan t erja

PERANAN ENDOSKOPI...
20 PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
TabellX
Upper Gastrointestinal Bleeding
ADLN in Cirrhotic
- Perpustakaan UniversitasPatients
Airlangga with Endoscopically
,bat-obatan seperti aspirin dan Confirmed Varices.
In dan tidak memerlukan t inda­
dilihat adalah bent uk gastritis Nonvariceal bleeding site
erita yang di MRS-kan dengan Year Senior author (reference) identified (%)
<ar, pasca bedah , gagal paru,
tress gastritis" . 1969 Palmer 37
ali banyak jumlahnya dan bisa 1969 McCray 72
Ipi endoskopik dapat dipertim­ 1970 Da Gradi 61
I, terutama perdarahan arterial. 1974 Waldram 40
jaan stres berjumlah banyak 1976 Novis 34
ik dengan pemberian obat-obat 1979 Terblanche 28
;ekretin/somatostatin. Suntikan
eri gastrica sinistra dikatakan Dikutip dari Raymond S. Koff Benefit of Endoscopy in Upper Gastrointestinal

Bleeding in Patients with LiverDisease in Digestive Diseases and Sciences

1981, Vol 26 (suppl) ; 7 : 12s.

Yang termasuk perdarahan non-varises adalah robekan mukosa Mallory­

Weiss , gastritis hemoragik, tukak peptik dan kelainan vaskuler non-inflamasi

yang khusus terjadi pada hipertensi portal dan disebut " congestive

ma tersenairi dan menduduki gastropathy" .

, yang lain . Menurut survai dari Ada 4 kemungkinan yang dapat ditemukan pada waktu melakukan endos­

rgat tinggi, diatas 30%, jauh kopi penderita dengan va rises yang mengalami perdarahan :

S yang hanya 8,6%. Data dari 1. Varises berdarah akti f .


ng sama. 2. V a rises tidak berdarah, tanpa lesi atau sumber perdarahan yang lain.
Ii pada minggu pertama setelah 3. V ari ses tidak berdara h + lesi lain yang sedang berdarah aktif
a dari kematian ini disebabkan 4 V arises tidak berdarah + lesi lain yang tidak berdarah .
,n melampaui 6 minggu maka
au perdarahan menjadi sama. Kalau tidak ditem ukan kela inan lain kecuali varises dan m asih ada sisa-sisa
darah segar atau lama dalam sa luran cerna bag ian atas maka perdarahan
dianggap dari varisesnya sendiri. Perdarah an va rises aktif yang terlihat
'ses pada waktu endoskopi hanya sekitar 40%. Perdarahan deras m enurut surva i
m hal menghadapi penderita ASGE kuran g d ari 10% dan dapat menyulitkan pe meri ksaan endoskopi
untuk memastikan asal -usul karen a tertutupnya lapangan pandang oleh darah . Tempat perdarahan berupa
ahan var ises dan non -varises lubang ataO robekan dindin g v a rises biasanya te rdapat dekat perbatasan
seorang dengan varises tidak antara esofagus dan lambung (esop hago -g astric m ucosal junction ).
bel IX dapat dilihat persentasi Perdarahan m erem bes atau g um pal darah ya ng m elek at pad a tem pat pe rda ­
. yang berkisar dari 28% hin- rahan lebih seri ng di tem uk an .
Sebab terjadinya perdarahan varises hingga kini masih tidak diketahui dengan
pasti. Tidak ada korelasi langsung antara t inggi nya tekan an portal m aupun
besarnya va rises dengan terjadinya perdarahan. Namun dewasa in i ada

PERANAN ENDOSKOPI...
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
21
,

I.~d.:
~
anggapan bahwa va rises berukuran besar yang disertai "Red Color Sign"
2.2. Skleroterapi = Endoscopic
merupakan petunjukADLN - Perpustakaan
risiko terjadinyaUniversitas
perdarahanAirlangga
yang layak dipercaya. Varises Esofagus (SVE)
"Red Color Sign" tersebut diatas berupa pembuluh darah kecil atau
mikrotelangiektasi diatas permukaan varises yang oleh Da Gradi diberi istilah SVE bukan merupakan hal yang
" Var ices on Varices". Menurut The Japanese Research Society for Portal abad yang silam oleh Crafoord I
Hypertension, secara endoskopik ini dapat berupa Red Wale Marking (RWM) , ini terdesak dan tidak berkembal
Cherry Red Spot (CRS). Hematocystic Spot (HCS) atau Diffuse Redness (DR) . pada pembedahan pintas pan
sangat populer setelah Peran l
b . Pengelolaan pendek dalam hal me[1ghentikal
adanya pengalaman selama 20
1 . Non endoskopik prospektif secara acak dan terl
jangka waktu panjang tidak men
Ada berbagai cara untuk menghentikan perdarahan va rises seperti: tampo­
Bahkan sering timbul komplik ~
nade balon, suntikan vasopresin, dan tindakan bedah darurat . Vasopresin
penderita pasca bedah. Kekecei
berhas il menghentikan perdarahan sampai 50 - 75%. Kerja obat ini mengu ­
skleroterapi sejak 1970-an. InG
rangi aliran darah dari arteria mesenterika superior dan vena porta hingga
untuk menghentikan perdaraha
40% dan menurunkan tekanan portal sampai 25%. Berhubung adanya efek
perdarahan ulang (elektif) .
samping seperti hipertensi, aritmia jantung dan penurunan isi seme n it
(cardiac output). obat ini harus diberikan secara hati -hati pada penderita Bukan tempatnya untuk membii
jantung iskhemik. Untuk menghindari hal ini dapat diberikan bersama dengan d al am 10 tahun tera kh ir ini ban~
nitrogliserin atau dipakai obat vasoaktif baru, Triglycyl-Iycine vasopressin manc a negara, hingga kini ma si .
(Glypressin at au Terlipressin), yang lebih kuat kerjanya tanpa pengaruh yang palling bai k. Namun sebag l
te rhadap otot jantung. senang menggull akan endosko
alat tambahan (acv~ssories) da
Tamponade balon mencapai keberhasilan sampai sekitar 75 % tetapi harus sklerosan dapat dipakai :
di lak ukan dan diawasi dengan seksama berhubung adanya bahaya kompli­
kasi. Hasil kedua cara yang sederhana ini meskipun efektif hanya sementara Sodiumtetradecylsulfate 0,
sifatnya. Sodiummorrhaute 5%
Pembedaharo darurat seperti bedah pintas portokaval atau transeks i esofagus Ethanol 30 %
sangat efektif menghentikan perdarahan, tetapi mempunyai mortalitas Polydocanol 0,5 - 1 %
sangat tinggi . Ethanolamineoleate 5%

Bahan sklerosan lain n-buty1 2


2. Endoskopik obat sklerosan terbaru yang
2.1 . Metode non-suntik mengatasi perdarahan va rises
terkenal sukar ditangani deng
Cara-cara menghentikan perdarahan secara endoskopik seperti yang telah
diuraikan diatas tidak/belum diterapkan pada perdarahan varises, kecuali SVE sebaiknya dilakukan bila
Fleischer yang telah mencoba menggunakan laser dengan hasil yang baik . dipertimbangkan pemberian su
Jenssen d .k.k. membandingkan skleroterapi, tamponade feromagnetik, argon nade balon sebelumnya unt
laser, Nd : YAG laser, elektrokoagulasi monopoler dan heater probe pada sehingga memudahkan pemiliH
bi natang percobaan dan berkesimpulan skleroterapi dan Nd : YAG laser SVE berhasil 90 - 95 % menge
lebih efektif daripada yang lain . baik dari tindakan apapun. Un
cukup memuaskan dibanding d
apapun .
PERANAN ENDOSKOPI...
22 PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
1 K
rER U31A "'AN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
-UNI'fRRSnAS A1Jt LA NOOA •
SURABAYA
tang disertai "Red Color Sign" 2.2. Skleroterapi= Endoscopic Variceal Sclerotherapy (EVS) = Skleroterapi
lara han yang layak dipercaya. Varises Esofagus (SVE)
a pembuluh darah kecil atau
yang oleh Da Gradi diberi istilah SVE bukan merupakan hal yang baru, tapi sudah pernah dilakukan setengah
~se Research Society for Portal abad yang silam oleh Crafoord dan Frenchner dalam tahun 1939. Prosedu r
lrupa Red Wale Marking (RWMl. ini terdesak dan tidak berkembang oleh karena perhatian orang mulai tertarik
-lCS) atau Diffuse Redness (DR). pada pembedahan pintas portokaval. Metode pembedahan ini menjadi
sangat populer setelah Perang Dunia II hingga 1960-an . Hasil jangka
pendek dalam hal mepghentikan perdarahan sangat mengesankan . Setelah
adanya pengalaman selama 20 - 30 tahun dan dilakukan suatu penelitian
prospektif secara acak dan terkendali, ternyata tindakan bedah ini dalam
jangka waktu panjang tidak menurunkan angka kematian perdarahan varises .
jarahan varises seperti: tampo­ Bahkan sering timbul komplikasi ensefalopati porto-sistemik pada 25%
kan bedah darurat. Vasopresin penderita pasca bed ah. Ke kecewaan ini mendorong para ahli kembali pada
>0 - 75% . Kerja obat ini mengu­ skleroterapi sej ak 1 970 -an . Indikasi untuk melakukan skleroterapi adalah
;uperior dan vena porta hingga untuk menghentikan perd ara han akut (darurat) dan mencegah terjadinya
Ii 25% . Berhubung adanya efek perdarahan ulang (elektif).
'g dan penurunan isi semenit
;ecara hati-hati pad a penderita Bu kan te mpatnya untuk membicarakan tekn ik secara rinci di sini . Meskipun
j apat diberikan bersama dengan d alam 10 tahun terakhir ini banyak laporan tentang SVE dari berbagai pusat
ru, Triglycyl-Iycine vasopressin
.. manca negara, hingga kini masih belum ada persesuaian pendapat cara mana
kuat kerjanya tanpa pengaruh yang paling baik . Namun sebagian besar ahli terapi sklerosis dewasa ini lebih
senang menggullakan endoskop lentur dengan "free hand techniqu e" tanpa
alat tambahan (acL%sories) dan dilakukan tanpa pem biusan. Sebagaj bahan
1!mpai sekitar 75 % tetapi harus sklerosan dapat dipakai :
ihubung adanya bahaya kompli­
~ s kipun efektif hanya sementara
- Sodi umtetradecylsulfate 0 , 5 - 1,5% Amerika Serikat
- Sodiummorrhaute 5 % Amerika Serikat
rtokaval atau transeksi esofagus Ethanol 30% Jepang
tetapi mempunyai mortalitas - Polydocanol 0,5 - 1 % Jerman
- Ethanolamineoleate 5% - Eropa & Kanada

Bahan sklerosan lain n -buty 1 2 -cyanoacrylate (histo acryl blue) meru pak an
obat sklerosan terbaru yang oleh Soehendra dinilai sang at efektif untuk
mengatasi perdarahan varises akut dan perdarahan varises lambung yang
terkenal sukar ditangani dengan sklerosan lain.
endoskopik seperti yang telah
SVE sebaiknya di lakukan bila keadaan hemodinamika sudah stabil. Perlu
da perdarahan varises, kecuali
dipertimbangkan pemberian suntikan vasopresin atau pemasangan tampo­
n laser dengan hasil yang baik.
nade balon sebelumnya untuk menghentikan / mengurangi perdarahan
tamponade feromagnetik, argon
nopoler dan heater probe pada sehingga memudahkan pemilihan tempat suntikan.
leroterapi dan Nd : Y AG laser SVE berhasil 90 - 95% mengendalikan perdarahan va rises akut, jauh lebih
baik dari tindakan apapun. Untuk mencegah perdarahan ulang SVE dinilai
cukup memuaskan dibanding dengan terapi medik atau bentuk pembedahan
apapun.
PERANAN ENDOSKOPI...
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA 23
Di tengah-tengah sukses yang dicapai oleh SVE masih saja bermunculan ide Hadirin yang saya hormati ,
dan cara baru untukADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
mengobati varises secara endoskopik seperti yang
Tanpa disadari sudah lebih d
dikemukakan oleh Stiegmann baru-baru ini, yaitu ligasi va rises secara
Dr. Soetomo. Apa yang telah
endoskopik .
pengelolaan penderita denga
Selama belum ada pengobatan yang memuaskan untuk penyakit dasarnya Fiberendoskopi mulai masuk In
(yaitu sirosis hepatis) cara -cara pengobatan yang dipraktekkan dewasa ini usaha untuk merintis endosko
meskipun berhasil menghentikan perdarahan dan /atau mencegah perdarahan bangk an di ~S. Dr. Soetomo s
ulang varises , belum dapat dikatakan sempurna dan hanya bersifat paliatif melalui m asa dan f ase perkemb
bel aka. langsu ng memasuki zaman en
Sagaimana pandangan sekarang tentang SVE sebagai tindakan profil ak sis ? Jadi sesungguhnya kita t idak t
Dengan lain perkataan ap akah SVE bermanfaat untuk penderita dengan hanya sek itar 20 tahun dihit un
hiperte ns i portal dan varises esofagus yang belum pernah berdarah, kare na kita telah dapat me
mengingat bahwa hanya sekitar sepertiga saja akan mengalami perdarahan. diag nostik baik segi kecermat
Sebegitu jauh dari berbagai penelitian prospektif yang telah dilakukan di ditingkatkan sejaja r dengan k
A merika Serikat tidak didapatkan bukti bahwa SVE profilaksis ada m an t aat­ waktu 24 jam semua pender
ny a, kecuali penelitian dari Paquet di Jerman dan Witzel. masuk ru mah sakit sudah diket
nya. Ini jauh berbed a dengan k
Hadirin yang saya m uliak an, yang k urang menguntungkan
yang m asuk rum ah sakit men
Sebagai ringkasan dari uraian saya, endosko pi pada perdarahan gastrointes­ tidak sedikit jumlah penderit a
"tina l mempunyai paranan ganda . esensial sudah meninggalkan
Sebagai alat diagnostik t idak diragu kan lagi dan telah diakui sebag ai yang dalam ingatan saya sebagai as
paling cermat untuk memastikan sullt dan mencekam menghada
- adanya perdarahan masa itu. Persediaan darah
- t em pat pe rdarahan kebutuhan di klinik mengharu
-- jenis peny akit transfusi darah. Selum lagi me
- aktivitas perdarahan yang hampir selalu menyertain
Informasi ini sang at pent ing artinya unt uk mereneanakan terapi yang t erarah. itu masih digunakan set intus s
Selain unt uk keperluandiagnosis endoskopi pada perdarahan saluran cern a sueihamakan sebelum dipakai.
dew asa ini berperan juga untu k terapi hemostasis. Cara pen gobatan ini penderita dapat melewati mas
terbukti ampuh dan aman . Ban yak kasus perdarahan aktif dapat d ihentikan Dengan berkembangnya sklerl
secara permanen . A tau setidak -tidaknya perdarahan aktif dapat di ke nd ali­ pengobatan medik yang mema
kan sement ara hingga memungkinkan merubah suatu bedah darurat m enjadi rahan saluran cerna bagian ata
beda h efektif yang lebih am an dengan angka kemat ian jauh lebih rend ah . lalu, meskipun masih tetap m
Ang ka m orta litas dari perdarahan saluran cerna bagian atas seeara keselu­ meningkatkan pelayanan medi
ruha n baru akan turun bila t indakan diagnostik ag resif disusul d"engan kan sesuai kemampuan dan a
tindakan t eraputik yang agresif pula dan memadai. kematian , memperpendek wa
biaya perawatan dan menghe
Saya yak in dan percaya masi
lebih ampuh, lebih handal, Ie

PERANAN ENDOSKOPI...
24 PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
VE masih saja bermunculan ide Hadirin yang saya harmati,
cara endoskopik seperti yang ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Tanpa disadari sudah lebih dari seperempat abad saya bekerja di RSUD
ni. yaitu ligasi varises secara
Dr. Soetomo . Apa yang telah dicapai dalam kurun waktu ini dalam hal
pengelolaan penderita dengan perdarahan saluran cerna bag ian atas ?
askan untuk penyakit dasarnya Fiberendoskopi mulai masuk Indonesia (Jakarta) sekitar 1970. Di Surabaya
yang dipraktekkan dewasa ini usaha untuk merintis endoskopi dimulai sejak 1974 dan kemudian dikem­
dan/atau mencegah perdarahan bangkan di RS. Dr. Soetomo sejak 1978. Kita boleh bersyukur tidak usah
rn a dan hanya bersifat paliatif melalui masa dan fase perkembangan endoskopi yang banyak rintangan, tapi
langsung memasuki zaman endoskopi modern, yaitu endoskopi fiberoptik .
E sebagai tindakan profilaksis ? Jadi sesung guhny a kita tidak terlalu jauh tertinggal dari dunia internasional,
nfaat untuk penderita dengan hanya sekitar 2 0 t ahun dihitung sejak era Hirschowitz. Kita boleh berbangga
ang belum pernah berdarah, kare na kita telah dapat mengejar ketertinggalan ini. Mutu pelayanan
ja akan mengalami perdarahan . diagnostik baik segi kecermatan maupun waktu pemeriksaan sudah dapat
t
pektif yang telah dilakukan di dit ingkatkan sejajar dengan ketentuan internasional yang berlaku. Dalam
a SVE profilaksis ada manfaat­ waktu 24 jam s~m ua penderita dengan hematemesis dan melena yang
n dan Witzel. m asuk rumah sakit sudah diketahui tempat, asal dan penyebab perdarahan­
nya. Ini jauh berbeda dengan keadaan 2 5 tahun yang silam dimana keadaan
y ang kurang men gunt ungkan mengakibatkan work-up penderita-penderita
yang masuk rumah sakit mengalam i ket erlambatan 1 - 2 minggu sehingga
i pada perdarahan gastrointes­ tidak sedikit jumlah penderit a y ang belum sempat menjalan i pemeriksa an
esensial sudah meninggalkan rumah sakit atau meninggal dunia. Masih segar
dan te lah diakui seba gai yang daJam ingat an saya sebagai asisten muda di Bagian Penyakit Dalam betapa
sulit dan mencekam menghadapi ~enderita dengan muntah dan berak darah
masa itu. Persediaan darah di PMI yang tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan di klinik mengharuskan kita berlaku "hemat" dalam memberi
transfusi darah. Belum lagi menghadapi reaksi seperti panas dan menggigil
yan g hampir selalu menyertainya. Maklum, harus d;;ngat bahwa pada masa
rencanakan t erapi yang terarah . itu masih digunakan set infus sederhana buatan sendiri dan harus direbus/di­
pada perdarahan saluran cerna sucihamakan sebelum dlpakai. TIada alternatif lain kecuali berharap semoga
ostasis. Cara pengobatan ini penderita dapat melewati masa kritis dan perdarahan akan berhenti sendiri
darahan akti f dapat dihentikan Dengan berkembangnya skleroterapi endoskopik dan tersedianya sarana­
rdarahan aktif dapat dikendali­ pengobatan medik yang memadai dewasa inf, penanganan penderita perda ­
ah suatu bedah daru rat menjad i rahan saJuran cerna bagJan atas tidak lagi mencemaskan seperti pada masa
a ke matia n jauh lebi h rendah . lalu, meskipun masih tetap merupakan suatu tantangan bagi kita . Usaha
rna bagian atas seca ra I<eselu­ meningkatkan pelayanan medik maupun endoskopik akan 1erus dikembang­
nost!k agresi f disusul d'engan kan sesuai kemampuan dan anggaran yang tersedia untuk menekan angka
emadai. kematian, memperpendek waktu perawatan di rumah sakit, mengurangi
biaya perawatan dan menghemat pemakaian transfusi darah.
Saya yakin dan percaya masih akan ditemukan cara yang lebih sempurna,
lebih ampuh, lebih handal, lebih aman. .

PERANAN ENDOSKOPI...
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA 25
Hadirin yang saya m uliakan , Had irin yang saya muliakan,
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Keadaan yang ideal adalah bila penderita dengan perdarahan saluran cerna Sebagai anggota dari OMGE.
bag ian atas sejak semula dikelola oleh suatu tim dokter yang terdiri dari ahli Indonesia tercatat sebagai sal
gastroenterologi /endoskopi, ahli bedah digestif, dan ahli radiologi interven ­ terologi terendah di dunia . A
sional di suatu unit pelayanan terpadu . Unit-unit te~sebut dewasa ini masih OM GE pada tahun 1986 menun
belum banyak ditemui , namun ditinjau dari segi praktis, efisiensi kerja dan ahli gast roenterologi untuk jum
cost efectivitasnya perkembangan dimasa mendatang akan menjurus ke arah , : 100.000 . Keadaan serup
sana. benua Afrika dan Amerika. Men
Kita menyadari sepenuhnya dan mengakui bahwa dalam banyak hal ilmu ahli gastroenterologi yang id
kedokteran kita t ertinggal dari dunia kedokteran modern. Apa yang kita Indonesia sampai dengan t ahu
lakukan di sini pada hakekatnya baru da lam taraf meniru , alih t eknologi, gastroent erologi /hepatologi
dan belum sampai taraf inovasi. Dengan lain perkataan be lum banyak .0. 2 : 1.000.000. Dan kalau di
menghasilkan produk-prod uk penelitian ya ng berupa informasi i1miah baru melakukan endoskopi secara
atau m enelorkan konseps i baru . Dalam kaitan ini sudah tiba saatnya untuk p erdarahan sal uran cerna yan
memikjrkan peningkatan status " t eaching university" menjad i " research per 1 juta penduduk per tahun,
univers·ity" . Saya teringat kata -kata seorang pendidik terkemuka : mudahan dalam waktu tidak
"The medicine of today depends greatly on the medicine of yesterday. untuk m emberi pelayanan van
If we fail to continue research, the medicine of tomorrow will still be the Sepatah dua patah kata pad
medicine of today". berkembang terus ses uai de
Data -data riset ini sangat diperlukan untuk menganalisa pola penyakit dan kewajiban anda sebagai genera:
manifestasinya di bumi Indonesia. Adalah sangat ironis bahwa kit a masih idam an dan impian kita yang '
banyak tergantung pad a fiteratur dari negara 8arat. Padahal kita menyadari ked okteran Indonesia ada dala
l

sepenuhnya bahwa sesungguhnya banyak terdapat perbedaan antara negara


kita dan negara 8arat. Ikllm. st ruktur masyarakat. adat. kebiasaan dan gaya
hidup. jenis m akanan dan lain sebagainy a berpengaruh besar terhadap pola
penyakit disamping faktor genetik ras ial. Di bidang gatroenterologi dapat
disebutkan beberapa cont oh seperti: rendahnya angka kejadian t ukak peptlk.
penyakit Crohn dan kolitis ulserosa yang jarang k ita jumpai , sirosis hati yang
ham pir se luruhnya non-alkoholik , prevalensi laktase defisiensi yang t inggi,
hiatus hern ia dan reflu ks esof agitis y ang sangat sedikit jumlahnya, etc. etc .
Semua ini sempat menarik perhatian t am u-tamu kit a dari luar negeri ya~g
berku njung ke Indonesia . Perbedaan y ang nyata dengan keadaan di negara
8arat membutuhkan penelitian yang mend alam, suatu lahan kava yang perlu
diolah secara profesion al.
Pr of . Dr. Steenis dalam bukunya "Leerboek der Tropische Geneeskunde"
t erbitan 1951 menyatakan : "De eindpaal zal zijn : een leerboek der
inwendige zie kten voor Indonesie, aile ziekten omvattend, geschreven door
art sen we rkende in Indonesie". Ini sekarang telah menjadi kenyataan.
Semoga dima sa mendatang akan terbit lebih banyak lagi kar8ngan asli
t entang penya kit -penyakit di negara Indonesia yang ditulis oleh dokter-dokter
Indonesia se ndiri sebagai sumban ga n pa da dunia kedokteran internasional .

PERANAN ENDOSKOPI...
26 PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
Hadirin yang saya muliakan,
Igan perdarahan saluran cerna ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Sebagai anggota dari OMGE, The World Organization of Gastroenterology ,
:im dokter yang terdiri dari ahli Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan jumlah ahli gastroen­
tif, dan ahli radiologi interven­ terolog i terendah di dunia . Angkacangka dari survai yang dilakuk an oleh
rnit tersebut dewasa ini masih OMGE pada tahun 1986 menunjukkan bahwa di daratan Eropa terdaftar 4300
agi praktis, efisiensi kerja dan ahl i gastroenterol og i untuk jumlah penduduk 430 juta, yang berarti rata-rata
, datang akan menjurus ke arah 1 : 100.000. Keadaan serupa ditemukan di Timur Jauh, Timur Tengah,
benua Afrika dan Am erika. M enurut perkiraan badan tersebut kebutuhan akan
lah wa dalam banyak hal ilmu ahli gastroenterol ogi yang ideal dewasa ini adalah 10 : 1.000.000. Di
teran modern . Apa yang kita Indonesia sampai dengan ta hun 1986 secara resmi terdaftar 33 orang ahli
I taraf meniru , alih eknologi, gastroenterologi/hepatologi unt uk 170 juta penduduk, yang berarti
ain perkataan belum ban yak 0 ,2 : 1 .0 00.000. Dan kalau diingat bahw a dari jumlah ini t idak semuanya
I berupa informasi i1miah baru m elakukan endoskopi secara aktif, maka untuk menangani kasus-kasus
, ini sudah tiba saatnya untuk perdarahan saluran cerna yang jum lahnya diperkirakan minimal 100 - 500
Inlversity " menjadi "research pe r 1 juta penduduk per t ahun, jum lah ini dirasakan sangat kurang. Mudah­
rang pendidik terkemuka : mudahan dalam wa ktu t idak terlalu lama kekurangan ini dapat dipenuhi
, he medicine of yesterday . untuk memberi pelayanan yang lebih baik .
, of tomorrow will still be the Sepatah dua patah kata pada Para M ahasiswa : IImu kedokte ran akan
berkembang terus sesuai dengan tuntutan zaman. Adalah tugas dan
lenganalisa pola penyakit dan kewajiban and a sebagai generasi penerus mengejar ilmu untuk mewujudkan
ngat ironis bahwa kita . masih idam an dan impian kita y an g belum terlaksanakan sekarang. Hari depan
Barat. Padahal kita menyadari kedokt eran Indonesia ada dalam tangan saudara-saudara sekalian.
~apat perbedaan antara negara
Ikat, adat, kebiasaan dan gaya
pengaruh besar terhadap pola
bidang gatroenterologi dapat
fa angka kejadian tukak peptik ,
Ig kita jumpai, sirosis hati yang
aktase defisi ensi ya ng tinggi,
at sedikit jumlahnya , etc . etc.
mu kita dari luar negeri ya [lg
ta dengan keadaan di neg ara
, suatu lahan kaya yang pe rlu

er Tropische Geneeskunde"
zal zijn : een leerboek der
omvattend, geschreven door
9 telah menja di kenyataan .
h banyak lagi karClngan asli
yang dit ulis oleh dokter-dokte r
nia kedokt eran internasion ai .

PERANAN ENDOSKOPI...
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA 27
Hadirin yang saya hormati,
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Rasa terima kasih yang tulus sc
Dengan selesainya pidato pengukuhan ini perkenankanlah saya untuk yang telah mendidik dan membi l
menyampaikan rasa terima kasih say a : dan SMA di Malang sa mpai ~
lang g a. Tanpa bimbingan dan nl
Kepada Pemerintah Republik Indonesia atas kepercayaan yang diberikan
jenjang karir seperti sekarang il
kepada saya untuk memangku jabatan sebagai Guru Besar pada Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga. K hu susnya pada Bapak dan Ibu I­
sebesar-besarnya untuk dorong ~
K epada Saudara Rektor Universitas Airlangga, Senat Universitas, Dekan
telah diberikan pada saya seba!
Fakultas Kedokteran, para Guru Besar atas persetujuan dan pengusulan saya
jutnya sebagai wali dan teman'
sebagai Guru Besar.

Kepada Prof. Dr. R. Moh. Saleh, Kepala Laboratorium-UPF Ilmu Penyakit Hadirin yang saya muliakan ,
Dalam, atas kesediaan beliau untuk mengusulkan saya sebagai Guru Besar .
Perkenank anlah saya m engung
Kepada Dr. Karjadi Wirjoatmodjo atas kesediaan beliau untuk memberi saya d alam bahasa aSing untuk
ke sempatan pada saya meniti karir saya lebih lanjut di Rumah Sakit yang yang tid ak sempat hadir pad a
beliau pimpin.
I want to thank many people, s
Ke p ada seluruh staf dosen, asisten, karyawan , tenaga para medik di t ion s, others for rep ea ted inspi
Laboratorium-UPF IImu Penyakit Dalam atas pengertian dan kerja sama yang impossibl e to single out a fe
ba ik selama saya bertugas ditengah-tengah anda. Tanpa dukungan dan pro v id ed m e with encouragem
kebaikan Saudara-Saudara akan sukar bagi saya untuk melaksanakan tugas ship training at the University
sehari-hari dengan baik . Khusus pada para teman sejawat dan kerabat kerja Firstly I must mention Prof. Art
di Seksi Gastro-Entero-Hepatologi saya ingin menyampaikan terima kasih ·dan logy , for teaching me the basi
penghargaan say a yang setinggi-tingginya untuk dukungan dan kerja sama interest in that field. Our relatio
yang sangat baik, sehingga terwujudnya cita-cita kita membentuk suatu fr eely sh aring one which I can
sek si yang kompak dan tangguh .
Spe cia l ak nowledgement s to :
Kepada Laboratorium Radiologi dan Laboratorium Bedah, khususnya Bedah Pr of. Ang elo Da Gradi , my firs
Digestif untuk kerja sama yang baik yang telah kita bina selama ini dan th e mome nt 25 years ag o whe
sem09a dapat kit a tingkatkan. living stom ac h .
Kepada almarhum Prof.DR. Wahab atas kesediaan beliau untuk menerima Prof . Dennis Jensen and his st
saya sebagai asisten di Bagian Penyakit Dalam . Dari beliaulah saya dapat ment of endoscopy at UCLA an
banyak pelajaran tentang falsafah hidup, moral dan etika kedokteran . the Art of Endoscopic Hemost
Tidak lupa saya mengu c apkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada Th e late Pr o f. Morton Grossm a
Dr. A. Kamarga sebagai salah seorang pembimbing saya yang telah berjasa me to work in his w orld fam o
menuntun saya pada langkah-Iangkah pertama di Bagian Ilmu Penyakit
Dalam . An other special w ord of gratitud
mu c h of what I "-now about infl
Juga pada almarhum Prof.Dr.H . Soekono, mantan Kepala Bagian Ilmu him.
Penyakit Dalam atas bimbingan yang diberikan kepada saya.
I would like to express my grati
Pada guru -guru saya Prot. Sitiawan Kartosoedirdjo, Dr . Jahja Adimasta, tunity to learn more about Earl
Dr. Tedjasukmana dan para senior saya, saya sampaikan terima kasih untuk Particular thanks are due to Dr
didikan dan bimbingan yang telah saya terima dalam menempuh pendidikan Staff of Tokyo Women's Medi
spesialisas'i di bidang ilmu penyakit dalam. ledge , and experience treely .
PERANAN ENDOSKOPI...
28 PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
Rasa terima kasih yang tulus saya sampaikan pada semua guru -guru saya

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga


perkenankanlah saya untuk yang telah mendidik dan membimbing saya mulai dari HCS di Kutoarjo, AMS

dan SMA di Malang sampai pada Fakultas Kedokteran Universitas Air ­

langga. Tanpa bimbingan dan nasehat beliau -beliau tak akan saya mencapal

kepercayaan yang diberikan jenjang karir seperti sekarang ini.

~ai Guru Besar pada Fakultas


Khususnya pada Bapak dan Ibu H. P. Masengi saya ucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya untuk dorongan, bimbingan dan wejangan-wejangan yang

Ja, Senat Universitas, Dekan telah diberikan pada saya sebagai Kepala Sekolah HCS di Kutoarjo, selan­

'setujuan dan pengusulan say a jutnya sebagai wali dan ternan sampai pada saat ini.

)oratorium-UPF IImu Penyakit Hadirin yang say a rnuliakan,

Ikan say a sebagai Guru Besar. Perkenankanlah saya mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan

idiaan beliau untuk memberi say a dalam bahasa asing untuk guru -guru, rekan dan teman dari luar negeri

Ih lanjut di Rumah Sakit yang yang tidak sempat hadir pad a kesempatan ini :

I want to thank many people, some for specific acts of kindness or instruc­

Iwan, tenaga para medik di tions, others for repeated inspiration and help. It is certainly difficult if not

engertian dan kerja sama yang impossible to single out a few names from among the many who have

I anda. Tanpa dukungan dan provided me with encouragement and guidance during my one -year fellow ­

Iya untuk melaksanakan tugas ship training at the University of California Los Angeles, U.S .A.

man sejawat dan kerabat kerja Firstly I must mention Prof. Art Schwabe , Chief, Division of Gastroentero ­

l enyampaikan terima kasih ·dan logy, for teaching me the basics of Gastroenterology and stimulating my

nuk dukungan dan kerja sama interest in that fie:d. Our relationship has been for me a uniquely close, open,

a-cita kita membentuk suatu fr ee ly sharing one which I continue to treasure until this day.

Speci al k nowledg eme nts to :

irium Bedah, khususnya Bedah Prof . Angelo Da Gradi, my first t ea cher in Endoscopy. I shaH never forget

telah kita bina selama ini dan the moment 25 y ears ago when he first introduced me to the interior of the

living stomach .

ediaan beliau untuk menerima Prof. Dennis Jensen and his staff, for the opportunity to visit his Depart­

m. Dari beliaulah saya dapat ment of endoscopy at UCLA and for the generosity in showing me first hand

ral dan etika kedokteran. the Art of Endoscopic Hemostasis.

yang sebesar-besarnya pada The late Prof. Morton Grossman , Director of CURE at UCLA, for allowing

bing say a yang telah berjasa Ille to work in his world famous Research Laboratory.

ma di Bagian IImu Penyakit


Anoth er special word of gratitude goes to Prof. Burton Korrelitz in New York,

much of what I knoliv about inflammatory bowel disease I have learned from

mantan Kepala Bagian IImu him.

an kepada saya.
I would like to express my gratitude to the JICA for granting me the oppor ­

edirdjo, Dr. Jahja Adimasta, tunity to learn more about Early Gastric Cancer.

sampaikan terima kasih untuk Particular thanks are due to Dr. Shigeru Suzuki and Dr. ltaru Oohi and the

dalam menempuh pendidikan Staff of Tokyo Women's Medical College, Japan who shared their know­

ledge, and experience treely .

PERANAN ENDOSKOPI...
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA 29
Finally I should like to express my appreciation to Mr . Hiroshi Kubota who
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFT AR PUSTAKA
by his unfai ling cooperation and assistance has done everything possible to
f acilitate the development of Endoscopy in Surabaya . 1. Brooks WS. Esophageal
Een bizonder woord van dank ben ik verschuldigd aan Prof. G.N.J . Tytgat, Prophylactic Sclerotherap
Hoofd van de afdeling Gastroenterologie-Hepatologie Academisch Medisch
83 : 905.
Centrum , Universiteit van Amsterdam, Holland, voor de vele nuttige 2. Cello J. The Managemen
wenken en zijn bereidwilligneid om mij op zijn afdeling te ontvangen om Postgraduate Course' Tt
nieuwe ervaringen op te doen op het gebied van GI -manometrie en 3. Djajapranata I. Perdarahan
KOPAPDI II. Saleh RM,
Endoprosthesis.
Soebandiri, Tjokroprawirol
Kepada Prof . N. Soehendra, Kepala Surgical Endoscopic Unit University KOPAPDI " Surabaya, 19
Hospital of Hamburg, Jerman Barat, saya ucapkan terima kasih at as kese­ 4 . Djajapranata I, Kusumobn
diaan beliau untuk memberi kesempatan pada saya melihat dari dekat Experience with Early
endoskopi teraputik dalam praktek. Upper GI Bleeding. Proce~
Kepada Panitia yang telah bekerja keras untuk menyeiE;mggarakan Upacara 0: Digestive Endoscopy. 1
Pengukuhan ini saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. The Gastro-Enterological I
5. Djajapranata I. Perdaraha~
Terlalu banyak untuk saya sebutkan satu per satu mereka -mereka yang Kedokteran Berkelanjutac
dengan segala ketulusan hati telah memban ~ u saya selama ini . Kepada sono, Pranawa, Tandra
rnereka semua itu saya ucapkan terirna kasih yang setinggi-tingginya. FK. UNAIR-RSUD Dr. Su
Ucapan terirna kasih yang tulus saya sampaikan pada semua penderita 6. Domschke S. Critical Eva
untuk segala kesabaran, kepatuhan dan pengertian . Mereka adalah sumber of Gastrointestinal Emergi
inspirasi dari mana saya selama ini memperoleh pengetahuan dan peng­ Therapeutic Trials in Ga
alama n yang tak ternilai harganya. 1986 : 89
7 . Education and Training I
Sudah sepantasnyalah jika pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa
hormat, terima kasih dan penghargaan yang setinggi -tingginya kepada Vilardell F, Bouchier lAD, E
kedua orang tua saya yang telah mengasuh dan membimbing saya selama ini . International Congress
September 1984, and at t i
Pada akhirnya ingin say a ungkapkan sepatah dua patah kata k epada isteri ­ Sao Paulo, Brazil Septel
ku dan anak -anakku David, Hanna, Paulus dan Vera. Saya amat berbahagia (Suppl 144) : 70.
dan bangga memiliki kalian sebagai keluarga . Kepada isteri saya yang telah 8. Fleischer D. Therapy for G
m endampingi saya lebih dar i seperempat abad dengan setia dan penuh Techniques in Therapeuti
pengertian, bagaimana besar rasa terima kasihku tanpa kukatakan dan 1987 : 1.1.
k utulis disini pasti telah kau ketahui . 9. Fleischer D. Endoscopic T
U ntuk anak -anakku, ketahuilah bahwa menara setinggi apapun dibangun Humans . Gastroe'nterolog
sela lu mulai dari baw3~ . Kudoakan semoga kalian sukses dalam hidupmu . 10. Galambos J. Long Term M
Sebagai akhir kata, perkenankan saya memanjatka.n doa semoga TuhanYang Postgraduate Course: T
Mahakuasa memberi bimbingan, berkat karunia dan pertolongan pad a saya
11 . Galambos JT. Esophageal
dalam menunaikan tug as yang dipercayakan pada saya . A Reflection on Prophylac
: 83 ; 906.
Hadirin yang saya muliakan , 12 . Gilbert DA, Saunders DR .
from Experimental Canine
Terima kasih atas perhatian dan kesabaran Saudara sekalian dalam meng­
ikuti up acara ini. PERANAN ENDOSKOPI...
30 PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
)n to Mr. Hiroshi Kubota who
DAFTAR PUSTAKA
IS done everything possible to
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
)urabaya. 1. Brooks WS. Esophageal Variceal Sclerotherapy: Role for Prophylaxis?
Prophylactic Sclerotherapy: An Optimist . Am J Gastroenterol 1988;
Ildigd aan Prof. G.N .J. Tytgat, 83 : 905.
atologie Academisch Medisch 2. Cello J. The Management of Acute Variceal Bleeding. ASGE 1987
)lland, voor de vele nuttige
Postgraduate Course: Therapeutic Endoscopy. Chicago 1987 : 70.
:ijn afdeling te ontvangen om 3. Djajapranata I. Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas. Naskah Lengkap
,bied van GI -manometrie en KOPAPDI II. Saleh RM, Adimasta JH, Djajapranata I, Juwono R,
Soebandiri, Tjokroprawiro A, Sukahatya 1M eds. Panitia Penyelenggara
~I Endoscopic Unit University KOPAPDI II Surabaya, 1973 : 691
apkan terima kasih atas kese ­ 4. Djajapranata I, Kusumobroto H, Oesman N, Soemarto, Samadikun S.
lada saya melihat dari dekat Experience with Early Endoscopic Examination in Massive
Upper GI Bleeding. Proceedings on the Third Asian Pacific COflgress
of Digestive Endoscopy. Juei~Low Sung et aI., eds.
Jk menyelenggarakan Upacara
The Gastro-Enterological Society of the Republic of China 1980
h yang sebesar-besarnya . 5. Djajapranata I. Perdarahan Saluran Cerna . Naskah Lengkap Pendidikan
Jer satu mereka-mereka yang Kedokteran Berkelanjutan I. Djajapranata I, Konthen PG, Boediwar­
mtu saya selama ini. Kepada sono, Pranawa, Tandra H, eds. Laboratorium IImu Penyakit Dalam
ih yang setinggi-tingginya . FK . UNAIR-RSUD Dr. Sutomo Surabaya, 1987 : 67

paikan pada semua penderita 6. Domschke S. Critical Evaluation of Controlled Trials in the Treatment
)ertian. Mereka adalah sumber of Gastrointestinal Emergencies. Dobrilla G, Steele A ., eds . Controlled
~ r oleh pengetahuan dan peng­ Therapeutic Trials in Gastroenterology. New York : Raven Press
1986 : 89
7. Education and Training in Gastroenterology. Myren J, Hellers G
n ini saya menyampaikan rasa Vilardell F, Bouchier lAD, eds. Report from the OMGE Symposia at the
~ ng setinggi-tingginya kepada
International Congress of Gastroenterology, Lisbon, Portugal,
In membimbing saya selama ini.
September 1984, and at the 8 th World Congress of Gastroenterology,
h dua patah kata kepada isteri­ Sao Paulo, Brazil September 198(3. Scan J Gastroenterol 1988 ; 23
n Vera . Saya amat berbahagia (Suppl 144) : 70.
Kepada isteri saya yang telah 8. Fleischer D. Therapy for Gastrointestinal Bleeding. In : Aronson KR, ed.
bad dengan setia dan penuh Techniques in Therapeutic Endoscopy. Philadelphia: W.B. Saunders
asihku tanpa kukatakan dan 1987 : 1.1.
9. Fleischer D. Endoscopic Therapy of Upper Gastrointestinal Bleeding in
ara setinggi apapun dibangun Humans . Gastroemerology 1986 : 90 : 217 .
kalian sukses dalam h idupmu. 10. Galambos J . Long Term Management of Variceal Bleeding. ASGE 1987
Postgraduate Course : Therapeutic Endoscopy. Chicago 1987 : 83 .
jatkafl doa semoga TuhanYang
11 . Galambos JT. Esophageal Variceal Sclerotherapy: Role for Prophylaxis?
nia dan pertolongan pada saya
A Reflection on Prophylactic Sclerotherapy. Am J Gastroenterol 1988
pada saya . : 83 ; 906.
12. Gilbert DA, Saunders DR. Iced Saline Lavage Does Not Slow Bleeding
from Experimental Canine Gastric Ulcers . Dig Dis Sci 1981 ; 26 : 1065.
audara sekalian dalam meng -

PERANAN ENDOSKOPI... 31
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
13. Gilbert DA, Silverstein FE, Tedesco
ADLN - Perpustakaan FJ, Buenger
Universitas Airlangga NK, Persing J . The
29. Paquet KJ . Prophylactic
National ASGE Survey on Upper Gastrointestinal Bleeding . III. Endos­
Esophageal Wall in Varices ,
copy in Upper Gastrointestinal Bleeding. Gastrointest Endosc 1981 ;
Endoscopy 1982 ; 14 : 4,
27 : 94.
30. Paquet KJ, Koussouris F
14 . Hernomo K. Pengelolaan Perdarahan Masif Varises Esofagus pada
Endoscopic Paravaricealln
Sirosis Hati . Thesis UNAIR Surabaya 1983.
Cirrhosis and Portal Hypel
15. Hirao M, Kobayaski T, Masuda K, et al. Endoscopic Local Injection of
; 32 .
Hypertonic Saline-Epinephrine Solution to Arrest Hemorrhage from the
31 . Pitcher JI. Acute Upper G
Upper Gastrointestinal Tract. Gastrointest Endosc 1985 ; 31 : 313.
Current Therapy in Gastroe
16 . Jensen D . Thermal Therapy for Acute Gastrointestinal Bleeding ASGE
B.C. Decker Inc . 1986 : I
1987 Postgraduate Course: Therapeutic Endoscopy. Chicago 1987
32. Rutgeerts P, Vantrappen G
: 105.
J, Core mans G, Geboes
17 . Jensen OM. The Visible Vessel, Sentinel Clot and Angiomata , When
coagulation for the Tre ..
and How to Treat. 1988 National ASGE Postgraduate Course
Randomized Comparison. I
Endoscopic Practice; The Accepted and Controversial. New Orleans
33 . Salmon PR, Jong M. EndoSi
1988 : 101.
tinal Tract. Clin Gastroen
1 8. Jensen OM, Silpa ML, Tapia JI . et al. Comparison of Different Methods
3 4. Sarfeh IJ, Tarmawski A .
for Endoscopic Hemostasis of Ble eding Canine Esophageal Varices.
Hypertension . Gastroente
Gastroenterology 1983 ; 84 : 145 5 .
35. Schaffner J. Acute Gastrq
, 9. Johnston J . The Visibel Vessel - Conservative Approach . 1988 National
70 : 1055.
ASGE Postgraduate Course: Endoscopic Practice; The Accepted and
36 . Schuman BM . Endoscopi
Controversial. New Orleans 1988 : 138.
Gastrointestinal Hemorrh
2 0. J oh nston JH, Jensen OM, Mautner W . Comparison of Endoscopic
Therapeutic Endoscopic,C
Electrocoagulation and Laser Photoc oagulation of Bleeding Canine
37. Silverstein FE, Gilbert DA
Gastric Ulcers . Gastroenterology 1982 ; 82 ; 904
National ASGE Survey 0
2 1. Leung JWC, Chung SCS. Endoscopic Injection of Andrenaline in
Design and Baseline Data
Ble eding Peptic Ulcers . Gastrointest Endosc 1987 ; 33 (No.2) : 73 .
38 . Silverstein FE, Gilbert DA,
2 2 . Lewis BS, Waye JD . Total Small Bowel Enteroscopy. Gastrointest
tiona I ASGE Survey on i
Endosc 1987 ; 33 : 435.
Prognostic Factors. Gastr
2 3 . Lewis BS, Waye JD . Chronic Ga strointestinal Bleeding of Obscure
39 . Silverstein FE.Endoscopic
Origin; Role of Small Bowel Enteroscopy. Gastroenterology 1988 ;
Are They Reliable ? 19
94 : 1 11 7.
Endoscopic Practice: The
24. Lieberman D. Endoscopy in Current Gastroenterology . Gitnick G, eds.
1988 : 63.
Chicago, London, Boca Raton: Yearbook M edical Publishers 1988;
40 . Sivak V . Is There a Role f
8 : 2 8 1.
nal ASGE Postgraduate C
2 5. Morrissey JF . Cli n ical Approach to Diagnostic Endoscopy in Patients
and Controversial. New 0
with Upper Gastroi ntestinal Bleeding. Dig Dis Sci 1981 (suppl) ; 26; 6s .
41 . Sivak MV. Is There am U
26. Ov erholt BF . The Costs o f Endoscopy and Alternatives . The Cur rent
Gastrointest Endosc 1 98
St ate of Knowledge. Dig Dis Sci 1981 (suppl) ; 26 : 97s .
42 . Soehendra N, Nam VCh,
2 7 . Pa lmer ED. Upper Gastrointestinal Hemorrhage . J AMA 1975 ; 231
ration of Large Esophagoga
8 53.
; 18 : 25.
28 . Pal m er Ed. The Vigorous Diagnostic Approach t o U p p er
43 . Soehendra N. Hubungan
Gastrointestinal Tr act Hemorrhage. JAMA 1969 ; 207 : 14 77 .
PERANAN ENDOSKOPI...
32 PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
, Buenger NK, Persing J. The 29 . Paquet KJ. Prophylactic Endoscopic Sclerosis Treatment of the
lintestinal Bleeding. III. Endos­ Esophageal WallADLN - Perpustakaan
in Varices Universitas Controlled
. A Prospective Airlangga Randomized Tria l.
). Gastrointest Endosc 1981 ; Endoscopy 1982 ; 14 : 4 .
30. Paquet KJ, Koussouris P. Is there an Indication of Prophylactic
Masif Varises Esofagus pad a Endoscopic Paravariceal Injection Sclerotherapy in Patients with Liver
983. Cirrhosis and Portal Hypertension ? Endoscopy 1986 ; 18 (suppl 2)
Endnscopic Local Injection of ; 32.
to Arrest Hemorrhage from the 31 . Pitcher JI. Acute Upper Gastrointestinal Bleeding. Bayless TM. ed .
test Endosc 1985; 31 : 313 . Current Therapy in Gastroenterology and Liver Diseases. Philadelphia;
iastrointestinal Bleeding ASGE B.C. Decker Inc. 1986 : 80.
tic Endoscopy. Chicago 1987 32 . Rutgeerts P, Vantrappen G , Van Hootegem Ph, Broeckaert L, Janssens
J, Coremans G, Geboes K . Neodymium _ YAG Laser Photo
lei Clot and Angiomata , When coagulation for t he Treatment of Severely Bleeding Ulcers : A
~SGE Postgraduate Course :
Random ized Comparison. Gastrointest Endosc 1987 ; 33 : 99.
ld Controversial. New Orleans 33 . Salmon PR , Jong M. Endoscopic Hemostasis of the Upper Gastrointes­
tinal Tract . Clin Gastroenterol 1986 ; 15 : 321.
)mparison of Different Methods 34. Sarfeh IJ , Tarmawski A . Gastric Mucosal Vasculopathy in Portal
g Canine Esophageal Varices. Hypertension. Gastroenterology 1987 ; 93 ; 1129.
35 . Schaffner J . Acute Gastrointestinal Bleeding . Med Clin N Am 1986 ;
~ative Approach. 1988 National
70: 1055.
lic Practice ; The Accepted and 36 . Schuman BM . Endoscopic Injection Therapy for Non Variceal Upper
/8. . Gastrointestinal Hemorrhage . ASGE 1987 Postgraduate Course :
rv. Comparison of EndoscopIc Therapeutic End oscopic,Chicago 198 7 ; 165.
~ulation of Bleeding Canine 37. Si lverstein FE, Gilbert DA , Tedesc o FJ, Buenger Nk, Persing J. The
2 ; 82 ; 904 National ASGE Survey on Upper Gastrointestinal Bleeding. I. Study
~ Injection of A ndrenaline in Design and Baseline Data. Gastrointest Endosc 1981 ; 27 : 73.
ndosc 1987 ; 33 (No . 2) : 73. 38 . Silverstein FE , Gilbert DA, Tedesco FJ, Buenger NK, Persing J. The a­
rv el Enteroscopy . Gastrointest tional ASGE Survey on Upper Gastrointestinal Bleeding . II. Clinical
Prognostic Factors . Gastrointest Endosc 1981 ; 27 : 80.
Intestinal Bleeding of Obscure 39. Silverstein FE.Endoscopic Risk Assessment -Predictors of Rebleed ing :
opy . Gastroenterology 1988 ; Are They Reliable ? 1988 National ASGE Postgraduate Course :
Endoscopic Practice : The Accepted and Controversial. New Orleans.
Istroenterology . Gitnick G, eds. 1988 : 63 .
rOOk Medical Publishers 19 8 8; 40. Sivak V. Is There a Role for Prophylactic Sclerotherapy? 1988 Natio­
nal ASGE Postgraduate Course : Endoscopic Practice; The Accepted
gnostic Endoscopy In Patients and Controversial. New Orleans 1988 ; 201 . ­
9 Dis Sci 1981 (suppl) ; 26 ; 6s . 41. Sivak MV. Is There am Ultrasonographic Endoscope in your Future.
and Alternatives . The Current Gastrointest Endosc 1988 ; 34 : 64 .
1 (suppl) ; 26 : 97s . 42 . Soehendra N, Nam VCh , Grimm H, Kempeneers I. Endoscopic Oblite­
orrh age. JAMA 197 5 ; 23 1 ; ration of Large Esophagogastric Varices with Bucrylate Endoscopy 1986
; 18 : 25 .
osti c Approach to Up p er 43 . Soehendra N. Hubungan Pribadi (Personal Comunication).
AMA 1969; 207 : 1477 .

PERANAN ENDOSKOPI... 33
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

44 . Sugawa C. Tricks of the Trade Advanced Techniques-Sclerotherapy .


1988 National ASGE Postgraduate Course : Endoscopic Practice ; To know that we know what w
The Accepted and Controversial. New Orleans 1988 ; 346. that is
45 . Sugawa C. Sclerotherapy for Non Variceal Bleeding: Does it Work?
1988 National ASGE Postgraduate Course: Endoscopic Practice: The
Accepted and Controversial. New Orleans 1988 : 72 .
46. Swain CP, Bown SG, Salmon PR, et al . Controlled Trial of Neodymium
Y AG Laser Photocoagulation in Bleeding Peptic Ulcers. Gastrointest
Endosc 1984 ; 30 : 137.
47 . Swain CP, Storey OW, Bown SG, Heath J, Mills TN, Salmon PR, North
field TC, Squire. Kirkham J , 0' Sullivan JP . Nature of the Bleeding
Vessel in Recurrently Bleeding Gastric Ulcers. Gastroenterology 1986;
90 : 595 .
48 . Van Stiegman G, Goff JS . Endoscopic Esophageal Varix Ligation:
Preliminary Clinical Experience . Gastrointest Endosc 1988 ; 34 : 113.
49. Wagner PK, Gastroduodenal Bleeding. Hoechst Meducation Update
50. Witzel L, Wolbergs E, Merke M .. Prophylactic Endoscopic Sclerotherapy
of Esophageal Varices . A Prospective Controlled Clinical Study.
Gastroenterology 1984 ; 86 : 1300.

M 1 1.. 1
.,£~PU S'f A~AAl'l
_tJNffBKSi'fAS AlllJ,Jt.NoOA·
­
SURA-BAY/>..

PERANAN ENDOSKOPI...
34 PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
ced Techniques -Sclerotherapy . ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
ourse : Endoscopic Practice ; To know that we know what we know and that which we do not know ,
Orleans 1988 ; 346 . that is true knowledge .
riceal Bleeding : Does it Work ? Henry David Thoreau (1817-1862)
urse : Endoscopic Practice : The
leans 1988 : 72 .
. Controlled Trial of Neodymium
ing Peptic Ulcers . Gastrointest

h J, Mills TN , Salmon PR, North

ivan JP. Nature of the Bleeding

Ulcers . Gastroenterology 1986;

pic Esophageal Varix Ligation :

intest Endosc 1988 ; 34 : 113.

. Hoechst Meducation Update

t
lactic Endoscopic Sclerotherapy

ive Controlled Clinical Study .

PERANAN ENDOSKOPI...
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

dl.Jmtl lJ dar; Fleischtt.

PERANAN ENDOSKOPI...
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
GI ENDIDSCOPY

DIAGNOSTIC
Panendoscopy THERAPEUTIC
(Esophago -Gastro-Duodenoscopy)
Foreign Body Retrieval
ERCP
Percutaneous Endoscopic Gastrostomy
Colono$copy
GI Polipectomy
Enteroscopy
Dilatation of Stricture
Endoscopic Ultrasonography
Endoprosthesis Insertion
Upper GI BleedIng
Sphincterotomy
Biliary Decompression
Tumor Ablat ion
Hemostasis
- TopIcal
- Injection

- Mechanical
- Thermal

PERANAN ENDOSKOPI...
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

PERANAN ENDOSKOPI...
PIDATO GURU BESAR L. INDRAWAN DJAJAPRANATA

Anda mungkin juga menyukai