Disusun oleh:
NIM: 18620077
Kelas: Biologi C
JURUSAN BIOLOGI
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr.Wb.
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Ekosistem secara umum diketahui sebagai sIstem timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya .Menurut Wikipedia (2020) Ekosistem adalah suatu
sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan
antara makhluk hidup dengan lingkungannya.Ekosistem bisa dikatakan juga suatu
tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup
yang saling memengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap
unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan
lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu
dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai
sumber dari semua energi yang ada.
Ekosistem disusun oleh komponen berupa biotik dan abiotik. Komponen biotik
Komponen abiotik merupakan komponen dalam ekosistem yang berasal dari benda
tidak hayati atau benda mati. Komponen tersebut ialah komponen fisik dan
komponen kimia nan dijadikan media sebagai tempat berlangsungnya hidup. Lebih
tepatnya komponen abiotik merupakan tematpat tinggal atau lingkungan dimana
komponen biotik hidup. Komponen abiotik sangat bervariasi dan beragam.
Komponen ini bisa berbentuk benda organik, senyawa anorganik, dan juga hal-hal
yang mempengaruhi pendistribusian organisme. Komponen biotik ekosistem terdiri
dari semuamakhluk hidup yang berada dalam suatu ekosistem, misalnya manusia,
hewan, tumbuhan,dan mikroorganisme (Bessy, 2016).
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui komponen ekosistem perkotaan
1.3 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui apa saja komponen
dari ekosistem perkotaan seperti karakteristik, ciri, pengelolaaan dan kelanjutan
ekosistem perkotaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Kehidupan kota tidak dapat terlepas dari pembangunan dan arus urbanisasi.
Kota terdiri atas perumahan (40%), taman (15%), institusi (10%), transportasi (20%),
dan daerah komersial-industri (15%) (Odum ,1975),
Ciri- ciri kota dapat dikelompokkan berdasarkan fisik dan ciri masyarakatnya
yaitu (Anonim,2020)
Ciri perkotaan juga telah diatur oleh peraturan pemerintah (PP). Wilayah
perkotaan merupakan pusat-pusat permukiman yang berperan di dalam suatu wilayah
pengembangan dan atau wilayah nasional sebagai simpul jasa atau suatu bentuk ciri
kehidupan kota. Kota adalah wilayah perkotaan yang berstatus daerah otonom (PP,
2002).
Kota metropolitan juga memiliki berbagai aliran energi seperti danau dan
taman. Aliran energi di dalam kota tidak terlepas dari ekosistem alami misalnya
danau. aliran energy dalam perumahan di ekosistem kota umumnya terdiri dari
tanaman berakar yang terlihat mencolok. Daerah industri di kota merupakan
pengonsumsi energy tertinggi yang berada di pusat kota. Hasil dari aliran energi akan
dimanfaatkan oleh manusia dalam hal transportasi,pangan,sandang,bahan bakar dan
lain sebagainya. Penggunaan bahan bakar pada area transportasi dan industri
berakibat pembakaran yang tidak sempurna menghasilkan gas-gas beracun di udara.
Gas-gas tersebut contohnya CO2 dapat diserap oleh tumbuhan yang ada pad ataman
kota dapat dimanfaatkan untuk diproses kembali menjadi udara bersih.
\
2.4 Pengelolaan Ekosistem Perkotaan
Selain taman kota, juga terdapat drainase. Drainase merupakan salah satu
komponen yang tidak terpisahkan dalam rancangan perencanaan pembangunan.
Komponen ini telah menjadi prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat
khususnya diperkotaan dalam rangka menuju kehidupan kota yang nyaman, bersih,
dan sehat. Drainase sendiri berarti mengalirkan, menguras, membuang, atau
mengalihkan air. Jadi, drainase ini pada umumnya berfungsi sebagai pengendali
kebutuhan air permukaan untuk memperbaiki dan mengurangi daerah becek,
genangan air, dan banjir.Teknik yang ada dalam sistem drainase ini adalah dengan
pemasangan pipa yang digunakan untuk mengairi dan mengalirkan air bersih dari
satu sumber menuju ke berbagai tempat tujuan. Selain air bersih, drainase ini juga
mengalirkan air limbah menuju ke tempat pembuangan yang tepat sesuai dengan
fungsinya. Di daerah perkotaan, drainase dibuat untuk mengalirkan air yang berasal
dari hujan maupun air buangan agar tidak terjadi genangan yang berlebihan pada
suatu kawasan tertentu. Drainase yang ada di perkotaan ini saling terkait dalam suatu
jaringan drainase dan membentuk satu sistem drainase perkotaan. Hal ini dikarenakan
suatu kota terbagi-bagi menjadi beberapa kawasan yang saling berhubungan
(Anonim,2020)
Taman kota dan sistem drainase adalah contoh upaya pemerintah untuk
meminimalisir kerusakan kota. Akibat dari tidak adanya salah satu ekosistem buatan
misalnya banjir, longsor, kekeringan. Jika ekosistem buatan terus dikelola dan dijaga,
keseimbangan kehidupan kota akan mengalir dengan lancar. Tentu saja hal ini harus
diimbangi dengan kesadaran masyarakat akan lingkungan sekitarnya.
Hal ini kemudian dipastikan melalui data bencana yang dikeluarkan oleh
Bappenas dan Bakornas Penanggulangan Bencana (2006) di mana, dalam rentang
pengamatan 2003-2005 terjadi 1429 bencana, dan sekitar 53% memiliki sebab
hidrometeorologis dengan dominasi banjir sebagai bencana yang paling sering terjadi
(34%), diikuti oleh longsor (16%). Perubahan iklim juga akan menimbulkan
kekeringan dan curah hujan ekstrim, yang pada gilirannya akan menimbulkan resiko
bencana iklim yang lebih besar (2007; Indonesia Country Report, 2007). Laporan
United Nations Office of Coordination of Humanitarian Affairs mengindikasikan
bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terhadap bencana terkait
dengan iklim (OCHA, 2011). Dengan demikian dapat dilihat dengan jelas bahwa
dengan kerentanan ekosistem harus diperhatikan demi kelangsungan proses
perkembangan berkelanjutan di Indonesia
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah kota merupakan pusat arus urbanisasi
terbesar. Ciri kehidupan kota berupa penduduk yang kian tahun bertambah,
banyaknya bangunan industri dan infrastruktur negara, dan semakin bertambahnya
luas lahan perumahan. Ekosistem kota memiliki ruang terbuka hijau atau danau untuk
aliran energi, sehingga gas buangan berupa CO2 akan terserap oleh tumbuhan dan
OCHA. 2011. Indonesia: natural Hazard Risks. OCHA Regional Office Asia Pacific:
Jakarta
Tuheteru, FD dan Mahfudz. 2012. Ekologi, Manfaat & Rehabilitasi, Hutan Pantai
Indonesia. Balai Penelitian Kehutanan Manado. Manado,
Brundtland Report. 1987, Our Common Future. Oxford University Press: New York:
Anonim,2020.https://www.academia.edu/34659283/BERBAGAI_DAMPAK_BURU
K_AKIBAT_KURANGNYA_RUANG_TERBUKA_HIJAU. Diakses 21
Februari 2020.
Anonim,2020.https://www.kompasiana.com/monic1234/572acce0ae7a612405998bcd
/pengaruh-kepadatan-penduduk-terhadap-keseimbangan-lingkungan-dan-
kelestarian-alam?page=all. . Diakses 21 Februari 2020.
Fairizi, Damitri. 2015. Analisis Dan Evaluasi Saluran Drainase Pada Kawasan
Perumnas Talang Kelapa Di Subdas Lambidaro Kota Palembang. Jurnal
Teknik Sipil dan Lingkungan. Vol. 3 (1): 1-11
Anonim,2020. https://perencanaankota.blogspot.com/2014/06/pola-perkembangan-
dan-bentuk-kota.html?m=1. Diakses 21 Februari 2020.
Anonim,2020. https://anekaadhilogam.com/artikel/apa-itu-sistem-drainase-
perkotaan/. Diakses 21 Februari 2020.
Sundari, Eva S. 2009.Studi Untuk Menetukan Fungsi Hutan Kota dalam Masalah
Lingkungan Perkotaan. Bandung:UNISBA
Jayadinata J.T, 1986. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan, dan
Wilayah. Bandung. ITB.
Anonim,2020. https://kolom.tempo.co/read/1162550/urbanisasi-dan-keberlanjutan-
kota. Diakses 20 Februari 2020
Bogue. (1969). Principle of Demography. New York: John Wiley and Son, Inc