1. Menurut Burkhadt Krems, ilmu pengetauhan perundang-undangan adalah ilmu
pengetauhan tentang pembentukan peraturan Negara, yang merupakan ilmu yang bersifat interdisipliner. Selain itu, ilmu peraturan perundang-undangan juga berhubungan dengan ilmu politik dan sosiologi, secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu:
1. Teori perundang-undangan yaitu berorientasi pada mencari kejelasan dan kejernihan
makna atau pengertian-pengertian dan bersifat kognitif,
2. Ilmu perundang-undangan yaitu berorientasi pada melakukan perbuatan dalam hal
pembentukan peraturan perundang-undangan dan bersifat normatif.
Burkhardt krems membagi lagi bagian kedua tersebut kedalam tiga sub bagian yaitu :
1. Proses perundang-undangan (gesetzebungverfahren),
2. Metode perundang-undangan (gesetzebungsmethode), dan
3. Teknik perundang-undangan (gesetzebungstechnic)
2. Istilah Ilmu Pengetahuan Perundang- undangan di Indonesiadiajukan oleh A. Hamid
S. Attamimi (1975), melahirkan istilah Ilmu Perundang-undangan yang sekarang banyak digunakan dalam ilmu hukum. Ilmu Pengetahuan Perundang-undangan merupakan ilmu ilmu interdisipliner yang berhubungan dengan ilmu politik dan sosiologi, secara garis besar dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar, yakni :
1. Teori Perundang-undangan, yang berorientasi pada mencari kejelasan dan kejernihan
makna atau pengertian-pengertian, dan bersifat kognitif.
2. Ilmu Perundang-undangan, yang berorientasi pada melakukan perbuatan dalam hal
pembentukan peraturan perundang-undangan, dan bersifat normatif. Ilmu Perundang- undangan yang berorientasi kepada melakukan perbuatan pembentukan peraturan perundang-undangan dan bersifat normatif mengikuti ketentuan-ketentuan hukum tata negara dan hukum administrasi, sedangkan Teori Perundang-undangan berorientasi kepada membentuk pengertian-pengertian dan menjernihkannya serta bersifat kognitif menyangkut dasar-dasar bagi hukum di bidang perundang-undangan positif (Attamimi).
3. a. Naskah Akademik Naskah Akademik adalah naskah hasil penelitian atau
pengkajian terhadap suatu masalah tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai pengaturan masalah tersebut dalam suatu rancangan peraturan perundang-undangan sebagai solusi terhadap permasalahan dan kebutuhan hukum masyarakat.
b. Penyebarluasan Penyebarluasan dilakukan oleh DPR (termasuk DPD) dan
Pemerintah sejak penyusunan Prolegnas, penyusunan rancangan undang-undang, pembahasan rancangan undang-undang, hingga pengundangan.
c. Sumber Informasi
d. Penggunaan Bahasa Apabila bahasa yang digunakan dalam peraturan perundang-
undangan dapat dimengerti oleh masyarakat, maka dapat diharapkan peraturan perundang-undangan akan dapat dilaksanakan. Namun sebaliknya, apabila bahasa tidak dapat dimengerti maka akan sulit mengharapkan tujuan dari peraturan perundang-undangan akan tercapai.
Kebijakan, Dasar Hukum, Strategi Pencegahan Dan Penanganan Pelanggaran HAM Pada Anak, Dan Tugas-Tugas Lembaga Negara Dalam Menangani Kasus-Kasus Perlindungan Anak