Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PROBLEMA DAN SOLUSI PENGEMBANGAN KELINCI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Matakuliah Manajemen Produksi Non


Ruminansia

oleh :
Mayrly Brilliant Anastasha 155050107111184
Komang Oktavia Adiwirandani 155050107111188
Rahmat Aziz 155050120111001

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tugas terstruktur matakuliah Manajemen Produksi Non
Ruminansia yang berjudul Problema dan Solusi Pengembangan Kelinci
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini.Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak khususnya
pada dosen pembimbing yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadar isepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Problema dan Solusi
Pengembangan Kelinci dan manfaatnya untuk masyarakat dan dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Malang, 7 November 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kelinci
2.2 Problema Pengembangan Kelinci
2.3 Solusi Pengembangan Kelinci
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengembangan peternakan diarahkan untuk mewujudkan kondisi peternakan yang
maju, efisien dan tangguh yang dicirikan oleh kemampuannya menyesuaikan pola dan
struktur produksi dengan permintaan pasar serta kemampuannya terhadap pembangunan
wilayah, kesempatan kerja, pendapatan, perbaikan taraf hidup, perbaikan lingkungan
hidup serta berperan dalam pertumbuhan ekonomi.
Perkembangan usaha peternakan di Indonesia banyak mengalami kendala, baik dalam
hal teknologi pengembangan maupun dalam sudut pandang ekonomi yang meliputi
permintaan produk, harga yang fluktuatif maupun tingkat penawaran yang tidak stabil.
Keadaan ini semakin diperparah oleh kenyataan bahwa industri peternakan rentan diterpa
oleh isu maupun akibat berkembangnya penyakit zoonosis(menular pada manusia)
tertentu. Masih belum hilang dalam ingatan kita isu berkembangnya penyakit sapi gila
dari eropa, anthrax, kemudian kasus flu burung yang hingga saat ini belum tuntas dan
telah menewaskan beberapa orang serta yang terakhir kasus flu babi yang mulai
berhembus dari Mexico.
Memperhatikan kenyataan di atas diperlukan upaya-upaya alternatif dalam
pengembangan sektor peternakan. Usaha alternatif itu dapat berupa pengembangan
ternak-ternak eksotis. Pada saat ini usaha ternak alternatif mulai banyak dikembangkan,
salah satu ternak alternatif yang mulai dikembangkan adalah ternak kelinci. Pada
umumnya ternak ini dikembangkan untuk diambil dagingnya. Meskipun belum sebanyak
konsumen daging-daging konvensional (sapi, kambing, ayam), konsumen daging kelinci
juga menunjukkan perkembangan. Keadaan ini ditandai oleh merebaknya warung-warung
penyedia daging kelinci di berbagai kota. Sebagaimana halnya daging ternak yang lain,
daging kelinci juga dapat dimasak dengan berbagai variasi produk kuliner seperti sate,
gule, rica-rica maupun produk kuliner yang lain.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan dari latar belakang diatas dapat dilihat problema – problema yang
mungkin dapat terjadi dalam sektor peternakan terutama kendala dalam belum adanya
pusat pembibitan kelinci untuk bibit pedaging maupun hias, sifat pemeliharaan masih
bersifat individual dengan modal kecil sehingga sulit berkembang, pengetahuan produksi
dan pemasaran kurang memadai, kurangnya promosi produk atau hasil olahan daging
kelinci
serta solusi yang harus diatasi oleh peternak untuk mengembangkan produksi serta
populasi kelinci yang memiliki potensi yang baik sebagai alternatif pengganti daging
selain daging ayam, kambing, sapi.

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui kendala dalam pengembangan ternak kelinci
2. Untuk memberikan solusi dari kendala yang terjadi dalam pengembangan ternak
kelinci

1.4 Manfaat
Diharapkan dari penulisan makalah ini dapat memberikan pengetahuan mengenai kendala
– kendala yang mungkin terjadi dalam pengembangan ternak kelinci dan solusi dalam
mengatasi kendala tersebut sehingga dapat membantu pembaca dalam mengembangkan
ternak kelinci.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Pengertian Kelinci
Kelinci adalah hewan herbivora yang cukup unik karena tidak dapat mencerna serat
kasar secara baik. Kelinci juga merupakan binatang kesayangan yang gerak-geriknya sangat
menarik dan lucu, terutama di kalangan anak-anak. Namun di sisi lain kelinci adalah jenis
hewan yang dari keseluruhanya dapat bermanfaat serta menguntungkan kita semua. Dari
daging, kulit bulunya dan bahkan kotorannya sekalipun bisa kita manfaatkan menjadi pupuk
organik yang sangat baik ( Widodo, 2010).

2.2 Problema Dan Solusi Pengembangan Kelinci


a) Pusat pembibitan kelinci untuk bibit pedaging maupun hias
Di dalam pengembangbiakan ternak kelinci sangat dibutuhkan sebuah “breeding
center" atau pusat pembibitan ternak kelinci yang dapat bertujuan untuk mengontrol dalam
pembibitan . Dengan demikian, kelinci yang diambil dagingnya untuk bahan makanan
memiliki standardisasi, baik dari jenisnya, usianya, maupun bobotnya. Namun saat ini belum
ada breeding center yang dapat menyebabkan ternak kelinci banyak terserang penyakit
karena peternak hanya asal mengawinkan ternak saja, padahal perkawinan sedarah tidak
boleh karena dapat menyebabkan cacat pada kelinci yang dilahirkan. Sedangkan untuk bibit
kelinci jenis pedaging yang belum pasti karena ras dari kelinci yang digunakan tidak jelas,
sehingga harus mengimpor sendiri karena tidak adanya pusat pembibitan (breeding center).
Solusi perlu dilakukan sosialisasi yang intensif oleh Pemerintah kepada masyarakat
tentang keunggulan dan manfaat mengkonsumsi daging kelinci, sehingga dapat
menumbuhkan minat masyarakat untuk mengkonsumsi daging kelinci, yang pada akhirnya
dapat meningkatkan minat petani/peternak untuk membudidayakan kelinci.

b) Sifat pemeliharaan bersifat individual dan sulit berkembang


Para peternak menilai bekerja keras adalah keharusan dari setiap aktivitas kehidupan
kesehariannya. Namun karena kepemilikan usahanya yang masih kecil, maka ternak kelinci
yang sedang dikelolanya masih belum membutuhkan waktu dan tenaga dengan porsi yang
besar. Para peternak kelinci masih menilai pekerjaan mengelola usahanya sebagai kegiatan
sampingan.
Peternak merasa harus selalu berusaha menyelesaikan pekerjaan, seperti mencari
pakan, memberi pakan, membersihkan kandang, dan kegiatan lainnya hingga tuntas. Namun,
tidak jarang juga para peternak mengeluh dan akhirnya menyerah akan adanya hambatan,
yaitu penyakit diare yang mudah menyerang kelinci sehingga menyebabkan kematian.
Solusi perlu dilakukan pelatihan, kursus tani, bimbingan teknis, dan metode
penyuluhan lainnya bagi petani/peternak untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam membudidayakan kelinci, sehingga memungkinkan diperolehnya
produktivitas ternak kelinci yang lebih tinggi.

c) Pengetahuan produksi dan pemasaran


Produksi pada kelinci memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang biak dengan
cepat (prolifik) pada pemeliharaan sederhana maupun intensif dengan kondisi pakan yang
murah dan mudah didapat (memanfaatkan limbah pertanian). Kelinci dapat dikawinkan
kapan saja asal dewasa kelamin, beranak banyak (6–12 ekor), waktu bunting pendek sehingga
dalam satu tahun dapat beranak 6–8 kali setahun, pertumbuhan cepat serta tidak
membutuhkan lahan yang luas.
Pemasaran produk ternak kelinci yang dapat dipasarkan adalah dalam bentuk hidup,
bentuk produk segar maupun produk olahan. Transaksi jual-beli kelinci hidup antara
produsen dan konsumen dapat berlangsung di lokasi produsen maupun di pasar (pasar umum,
pasar hewan, bahkan tempat rekreasi). Ternak yang diperjual belikan mulai dari status lepas
sapih hingga ternak siap kawin. Daerah pemasaran kelinci, mempunyai tingkatan, mulai dari
produsen, pedagang/penyalur, konsumen. Pemasaran kelinci di tingkat produsen; transaksi
antara peternak dengan pedagang, pedagang melakukan pembelian kelinci kepada produsen
(peternak), ternak yang diperjual belikan adalah ternak bibit, siap potong maupun kelinci
dewasa. Transaksi yang terjadi pada produsen selain pedagang adalah juga terdapat peternak
dimana tujuannya adalah membeli ternak untuk dikembangkan lebih lanjut. Pemasaran di
tingkat pedagang yaitu transaksi antara pedagang dengan konsumen akhir (lokal maupun luar
daerah), transaksi seperti ini dilakukan ditempat tertentu (pasar umum, maupun pasar hewan,
dan tempat pariwisata daerah).
Pemasaran di tingkat konsumen biasnya langsung diolah oleh pedagang-pedagang
masakan yang mengolah makanan yang terbuat dari daging kelinci seperti: sate, soup, dan
tongseng kelinci yang menjual makanannya kepada konsumen penyuka masakan tersebut.
Pemasaran kelinci biasanya juga banyak terdapat dilokasi pariwisata seperti tempat-tempat
wisata pegunungan. Komoditas ternak kelinci yang diperjual belikan didominasi oleh ternak
kelinci usia sapih. Pemasaran produk daging; pasar daging kelinci belum banyak dan populer
bila dibandingkan dengan daging ternak lain (sapi, kambing dan ayam).
Solusi perlu ditumbuhkan sentra-sentra industri kecil, menengah, ataupun besar yang
memproduksi olahan daging kelinci, seperti dalam bentuk nugget,dll

d) Promosi produk kelinci


Pemasaran daging kelinci perlu usaha yang gigih dan dilakukan melalui usaha-usaha
promosi antara lain: melakukan demo pada berbagai instansi tertentu dalam acara seremonial
(ulang tahun kemerdekaan atau pameran pembangunan daerah). Peluang akan diterima oleh
masyarakat lebih terbuka bila daging kelinci diolah menjadi bentuk lain dari yang sekarang
ada, bentuk tersebut antara lain: Nugget, Burger, Fried, atau jenis lainnya seperti: abon, baso
dan sosis
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Kelinci adalah hewan herbivora yang cukup unik karena tidak dapat mencerna serat
kasar secara baik. Daging, kulit bulunya dan bahkan kotorannya sekalipun bisa kita
manfaatkan menjadi pupuk organik yang sangat baik.
 Untuk pengembangbiakan ternak kelinci sangat dibutuhkan sebuah “breeding center"
atau pusat pembibitan ternak kelinci yang dapat bertujuan untuk mengontrol dalam
pembibitan.
 Sifat pemeliharaan yang bersifat individual dan sulit untuk dapat berkembang.
 Pemasaran produk ternak kelinci yang dapat dipasarkan adalah dalam bentuk hidup,
bentuk produk segar maupun produk olahan. Transaksi jual-beli kelinci hidup antara
produsen dan konsumen dapat berlangsung di pasar.
 Untuk promosi pemasaran daging kelinci perlu usaha yang gigih dan dilakukan
melalui usaha-usaha promosi antara lain: melakukan demo pada berbagai instansi

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Budiraharjo Kustopo, Migie Handayani, dan Hery Setiyawan. 2009. Potensi Ekonomi Usaha
Ternak Kelinci Dalam Menopang Sumber Penerimaan Keluarga Di Kabupaten
Semarang. Hibah Penelitian Phk A3 : 1-42.

Busrol Karim dan Wahyu Budi Priatna. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Berkorelasi
Dengan Sikap Kewirausahaan Peternak Kelinci (Kasus: Koperasi Peternak Kelinci
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen,Institut Pertanian Bogor : 1-16.

Darman. 2011. Analisis Ekonomi Usaha Ternak Kelinci. BINUS BUSINESS REVIEW. Vol.
2 No. 2 : 914-922.

Diat Sujatman. 2012. Pengembangan Ternak Kelinci Dalam Rangka Mendukung


Swasembada Daging Tahun 2014 (Studi Kasus Di Kecamatan Cireunghas
Kabupaten Sukabumi).http://sgieat.blogspot.co.id/2012/09/ternak-kelinci.html.
Diakses pada tanggal 7 November 2017 : 12.44

Maradoli Hutasuhut. 2010. Strategi Pengembangan Usaha Ternak Kelinci Mendukung


Agribisnis Peternakan: Dukungan Kebijakan. Lokakarya Nasional Potensi dan
Peluang Pengembangan Usaha Kelinci : 1-3.

R. Widodo. Usaha Budidaya Ternak Kelinci Dan Potensinya. Lokakarya Nasional Potensi
dan Pengembangan Usaha Kelinci : 1-12.

Anda mungkin juga menyukai