Anda di halaman 1dari 23

Mata Kuliah : ENTOMOLOGI

Dosen : H.Hamsir Ahmad.,SKM.,M.Kes

SIKLUS HIDUP NYAMUK, LALAT,

KECOAK, DAN PINJAL

Disusun oleh :

ARFADINA NENGSIH

PO714221202004

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PRODI SANITASI LINGKUNGAN

2020/2021
A. SIKLUS HIDUP NYAMUK
1. Nyamuk Aedes Aegypti

Gambar 1: Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti


Nyamuk Aedes aegypti mengalami metamorfosa sempurna, yaitu
dari bentuk telur, jentik, kepompong dan nyamuk dewasa. Stadium telur,
jentik,dan kepompong hidup di dalam air (aquatik), sedangkan nyamuk
hidup secarateresterial (di udara bebas). Pada umumnya telur akan
menetas menjadi larva dalam waktu kira-kira 2 hari setelah telur terendam
air.
Nyamuk betina meletakkan telur di dinding wadah di atas
permukaan air dalam keadaanmenempel pada dinding perindukannya.
Nyamuk betina setiap kali bertelurdapat mengeluarkan telurnya sebanyak
100 butir. Fase aquatik berlangsungselama 8-12 hari yaitu stadium jentik
berlangsung 6-8 hari, dan stadium kepompong (pupa) berlangsung 2-4
hari. Pertumbuhan mulai dari telur sampaimenjadi nyamuk dewasa
berlangsung selama 10- 14 hari. Umur nyamuk dapatmencapai 2-3 bulan.
a. Stadium Telur
Seekor nyamuk betina rata-rata dapat menghasilkan 100 butir telur
setiap kali bertelur dan akan menetas menjadi larva dalam waktu 2
haridalam keadaan telur terendam air. Telur Aedes aegypti dapat
bertahandalam waktu yang lama pada keadaan kering.
Hal tersebut dapat membantukelangsungan hidup spesies selama
kondisi iklim yang tidakmemungkinkan.Pada umumnya nyamuk
Aedes aegypti akan meletakantelurnya pada suhu sekitar 20° sampai
30°C.Pada suhu 30°C, telur akan menetas setelah 1 sampai 3 hari dan
padasuhu 16°C akan menetas dalam waktu 7 hari. Telur nyamuk
Aedes aegyptisangat tahan terhadap kekeringan. Pada kondisi normal,
telur Aedesaegypti yang direndam di dalam air akan menetas sebanyak
80% pada hari pertama dan 95% pada hari kedua.
Berdasarkan jenis kelaminnya, nyamuk jantan akan menetas lebih
cepat dibanding nyamuk betina, serta lebih cepatmenjadi dewasa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya tetas telur adalahsuhu, pH air
perindukkan, cahaya, serta kelembaban disamping fertilitastelur itu
sendiri.

Gambar 2: Telur Aedes Aegypti


b. Stadium Larva
Larva nyamuk Aedes aegypti selama perkembangannya
mengalami4 kali pergantian kulit larva instar I memiliki panjang 1-2
mm, tubuh transparan, siphon masih transparan, tumbuh menjadi larva
instar II dalam1 hari. Larva intar II memiliki panjang 2,5 – 3,9 mm,
siphon agak kecoklatan, tumbuh menjadi larva instar III selama 1-2
hari. Larva instar III berukuran panjang 4-5 mm, siphon sudah
berwarna coklat, tumbuh menjadi larva instar IV selama 2 hari. Larva
instar IV berukuran 5-7 mm sudah terlihat sepasang mata dan sepasang
antena, tumbuh menjadi pupa dalam 2-3 hari.
Umur rata-rata pertumbuhan larva hingga pupa berkisar 5-8
hari.Posisi istirahat pada larva ini adalah membentuk sudut 450
terhadap bidang permukaan air.

Gambar 3: Larva Aedes Aagypti


c. Stadium Pupa
Pada stadium pupa tubuh terdiri dari dua bagian, yaitu
cephalothorax yang lebih besar dan abdomen. Bentuk tubuh
membengkok. Pupa tidak memerlukan makan dan akan berubah
menjadi dewasa dalam 2 hari. Dalam pertumbuhannya terjadi proses
pembentukan sayap, kaki danalat kelamin.

Gambar 4: Pupa Aedes Aegypti


d. Nyamuk Dewasa
Nyamuk jantan dan betina dewasa perbandingan 1:1, nyamuk
jantan keluar terlebih dahulu dari kepompong, baru disusul nyamuk
betina, dan nyamuk jantan tersebut akan tetap tinggal di dekat sarang,
sampai nyamuk betina keluar dari kepompong, setelah jenis betina
keluar, maka nyamuk jantan akan langsung mengawini betinasebelum
mencari darah. Selama hidupnya nyamuk betina hanya sekali kawin.
Gambar 5: Nyamuk Dewasa Aedes Aegypti
2. Nyamuk Anopheles
Nyamuk Anopheles mengalami empat tahap perkembangan dalam
siklus hidupnya yaitu; telur, larva, pupa, dan nyamuk dewasa. Tahap
telur sampai pupa hidup di perairan selama 5-14 hari, tergantung dari
spesies dan suhu lingkungan. Nyamuk Anopheles betina dewasa
mampu hidup 1-2 minggu.
a. Telur
Nyamuk Anopheles betina meletakkan telurnya sebanyak
50-200 butir setiap bertelur. Telur tersebut diletakkan di dalam air
dan terpisah (tidak bergabung menjadi satu). Telur menetas
menjadi larva dalam 2-3 hari, pada daerah yang beriklim dingin
dapat menetasdalam 2-3 minggu.

Gambar 7 : Telur Anopheles dan posisi didalam air


b. Larva
Larva terbagi dalam 4 instar, dan salah satu ciri khas yang
membedakan dengan larva nyamuk yang lain adalah posisi larva
saat istirahat sejajar dengan permukaan air. Larva memiliki kepala
dan mulut yang digunakan untuk mencari makan, sebuah thorax
dan abdomen, namun belum memiliki kaki. Lama hidup lebih dari
7 hari, dan hidup dengan memakan alga, bakteri dan
mikroorganisme lain yang terdapat di permukaan.
Larva Anopheles banyak ditemukan di air bersih dan air
payau yang memiliki kadar garam, rawa bakau, sawah, pinggir
sungai. Habitat larva ditemukan di daerah yang luas tetapi
kebanyakan spesies lebih suka di air bersih.

Gambar8 : Larva Anopheles dan posisi dipermukaan air


c. Pupa
Pupa terdapat dalam air dan tidak memerlukan makanan
namun memerlukan udara. Pupa seringkali naik ke permukaan air
untuk bernafas. Pupa bernafas menggunakan sepasang alat
respirasi berbentuk terompet. Kondisi pupa bulum dapat dibedakan
antara jantan dan betina. Kepala dan Thorax menyatu menjadi
cephalothorax dengan abdomen melengkung. Setelah beberapa
hari, bagian dorsal dari cephalothorax akan sobek dan nyamuk
dewasa akan muncul.

Gambar 9 : Larva dan Pupa Anopheles


d. Nyamuk Dewasa
Perkembangan nyamuk Anopheles dari telur sampai
menjadi dewasa bervariasi tergantung suhu lingkungan,
kelembaban dan makanan. Nyamuk dapat berkembang dari telur
menjadi dewasa paling cepat 5 hari, tetapi pada umumnya
membutuhkan waktu 10-14 hari pada iklim tropis. Nyamuk
Anopheles dewasa mempunyai bentuk tubuh yang ramping terdiri
dari tiga bagain tubuh; kepala, thorax dan abdomen.
Gambar 10 : Perbedaan Nyamuk Anopheles Jantan dan
Betina

3. Nyamuk Culex

Gambar 11 : Siklus Hidup Nyamuk Culex


Nyamuk Culex mengalami empat tahap perkembangan dalam
siklus hidupnya yaitu; telur, larva, pupa, dan nyamuk dewasa.
a. Telur
Seekor nyamuk betina mampu meletakan 100-400 butir
telur. Setiap spesies nyamuk mempunyai kebiasaan yang berbeda-
beda. Nyamuk Culex sp meletakan telurnya diatas permukaan air
secara bergelombolan dan bersatu membentuk rakit sehingga
mampu untuk mengapung.

Gambar 12 : Telur Nyamuk Culex


b. Larva
Setelah kontak dengan air, telur akan menetas dalam waktu
2-3 hari. Pertumbuhan dan perkembangan larva dipengaruhi oleh
faktor temperature, tempat perindukan dan ada tidaknya hewan
predator. Pada kondisi optimum waktu yang dibutuhkan.
Gambar 13 : Larva Nyamuk Culex
c. Pupa
Pupa merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada
di dalam air, pada stadium ini tidak memerlukan makanan dan
terjadi pembentukan sayap hingga dapat terbang, stadium
kepompong memakan waktu lebih kurang satu sampai dua hari.
Pada fase ini nyamuk membutuhkan 2-5 hari untuk menjadi
nyamuk, dan selama fase ini pupa tidak akan makan apapun dan
akan keluar dari larva menjadi nyamuk yang dapat terbang dan
keluar dari air.

Gambar 14 : Pupa Nyamuk Culex


d. Dewasa
Setelah muncul dari pupa nyamuk jantan dan betina akan
kawin dan nyamuk betina yang sudah dibuahi akan menghisap
darah waktu 24-36 jam. Darah merupakan sumber protein yang
esensial untuk mematangkan telur. Perkembangan telur hingga
dewasa memerlukan waktu sekitar 10 sampai 12 hari.
Gambar 15 : Nyamuk Dewasa Culex
4. Nyamuk Mansonia Sp
Nyamuk Mansonia mengalami empat tahap perkembangan dalam
siklus hidupnya yaitu; telur, larva, pupa, dan nyamuk dewasa.
a. Stadium telur
Telur berwarna putih ketika pertama kali diletakkan,
kemudian semakin gelap dalam satu atau dua jam benkutnya
Mansonia Sp meletakkan telurnya saling berdekatan membentuk
rakit dibawah permukaan daun tanaman air. Pada kondisi yang
hangat, biasanya di negara tropis telur akan menetas setelah 2-3
hari di air.

Gambar 16 : Telur Nyamuk Mansonia Sp


b. Stadium Larva
Telur menetas menjadi larva. Berbeda dengan larva dari
anggotaDiptera yang lain seperti lalat yang larvanya tidak
bertungkai, larvanyamuk memiliki kepala yang cukup besar serta
toraks dan abdomenyang cukup jelas. Larva dari kebanyakan
nyamuk menggantungkan diri di permukaan air.
Larva nyamuk Mansonia Sp memiliki sifon (corong udara)
yang pendek dan ujungnya seperti bentuk duri/tanduk (runcing),
Sifon tersebutterdapat pada segmen VIII. Larva ini menempel pada
akartumbuhan air., Mansonia Sp memiliki tabung udara yang
berbentuk pendek dan runcing yang dipergunakan untuk menusuk
akar tanama air. Pada waktu istirahat larva Mansonia Sp
membentuk sudut dengan permukaan air.

Gambar 17 : Larva Nyamuk Mansonia Sp

c. Stadium Pupa
Setelah melewati pergantian kulit keempat, maka terjadi
pupasi. Pupa Mansonia Sp berbentuk agak pendek, tidak makan,
tetapi tetap aktif bergerak dalam air terutama bila diganggu.
Mereka berenang naik turundari bagian dasar ke permukaan air.
Pupa Mansonia Sp mempunyai alat pernafasan menyerupai
trompet berbentuk panjang dan bergerigi.

Gambar 18 : Pupa Nyamuk Mansonia Sp


d. Stadium Dewasa
Pada saat hinggap nyamuk Mansonia Sp tidak membentuk
sudut 90º. atau bias dikatakan sejajar dengan tempat hinggap.
Secara morfologi nyamuk ini mempunai bentuk tubuh besar dan
panjang, bentuk sayap asimetris, sayapnya bintik-bintik warna
tubuh terdiri dari hitam atau coklat bercampur putih.

Gambar 19 : Nyamuk Dewasa Mansonia Sp


B. SIKLUS HIDUP LALAT

Gambar 20: Siklus Hidup Lalat


Metamorfosis sempurna yang dialami lalat adalah sebagai berikut:
Stadium telur, stadium larva, stadium kepompong dan terakhir stadium
dewasa. Siklus ini bervariasi bergantung pada keadaan lingkungan
perkembang biakannya. Waktu yang dibutuhkan lalat menyelesaikan
siklus hidupnya dari sejak masih telur sampai dengan dewasa antara 12
sampai 30 hari.
1. Lalat Musca Demostica

Gambar 21: Siklus Hidup Lalat Musca Demostica


a. Stadium telur
Telur lalat berwarnah putih dengan ukuran lebih kurang 1
mm, setiap kali bertelur akan menghasilkan 120-130 butir telur dan
menetas
dalam waktu 10-12 jam. Pada suhu rendah telur ini tidak akan
menetas
dibawah 12-13 °C dan akan menetas pada suhu 30°C.
b. Stadium larva
Ukuran larva kurang lebih 1mm setelah 4-5 hari pada suhu
30 °C melewati tiga fase instar, larva instar I dn II berwarna putih,
sedang larva instar III berwarna kekuningan. Larva memiliki
sepasang spirakleposterior yang jelas dan memakan bakteri, dan
bahan-bahandekomposisi. Larva awalnya menyukai suhu dan
kelembaban tinggi tetapi menghindari cahaya. Sebelum menjadi
pupa larva berhenti makan dan pindah ketempat yang lebih kering
dan dingin. Larva ini mudah terbunuh pada temperatur 73 °C.
c. Stadium Pupa
Ketika terjadi pupasi, kulit larva mengkerut dan
membentuk puparium seperti peluru dengan mengembangkan
kantong berisi darah ke depan kepala. Lama stadium pupa 2-8 hari
atau tergantug dari temperatur setempat, bentuknya bulat lonjong
dengan warna coklat hitam. Stadium ini kurang bergerak bahkan
tidak bergerak sama sekali. Panjangnya kurang lebih ± 5 mm
mempunyai selaput luar disebut posterior spirakle yang berguna
untuk menentukan jenisnya.
d. Dewasa
Lalat muda, awalnya lalat tampak lunak, pucat abu-abu dan
tanpa sayap. Sayap lalat akan dikembangkan dan kutikula
mengeras serta warnanya gelap setelah lalat istirahat, lalat muda
mencari makan setelah sayapnya mengembang selama waktu 2-24
jam setelah muncul dari pupa. Proses pematangan menjadi lalat
dewasa kurang lebih 15 jam dan setelah itu siap untuk mengadakan
perkawinan. Seluruh waktu yang diperlukan 7-22 hari, tergantung
pada suhu setempat, kelembaban dan makanan yang tersedia.
Umur lalat dewasa dapat mencapai 2-4 minggu.
2. Lalat Lucilia Sp
Gambar 22 : Siklus Hidup Lalat Lucilia Sp
a. Stadium Telur
Hasil penelitian menunjukkan bahwa betina lalat L. sericata
meletekkan telur secara berkelompok. Masing-masing telur tampak
berwarna putih dengan ukuran Rata-rata panjang telur lalat L.
sericata yaitu 1,5 mm dengan diameter 0,5 mm dan terlihat bahwa
telur lalat berwarna putih. Telur menetas dalam kurun waktu
sekitar sembilan jam setelah peletakan telur oleh lalat betina.
b. Stadium Larva
Larva yang baru keluar dari telur yang menetas merupakan
larva instar I. Larva ini berukuran panjang 2 mm berwarna putih
dan tidak bermata, tidak berkaki. Setelah 1 – 4 hari mengalami
molting menjadi instar II. Berdasarkan hasil pengamatan, larva
yang baru menetas memiliki panjang 2,5 mm dan berwarna putih.
Larva instar II memilii ukuran yang biasanya 2 kali lebih besar dari
instar I. Setelah 1-2 hari, larva akan melepas kulit dan keluar
menjadi instar III. Pada tahapan larva instar III, tubuh larva sudah
mulai jelas terlihat bersegmen-segmen.
Panjang larva dapat mencapai 15 mm dan lebar 4 mm
dengan warna tubuh putih kekuningan. Masa hidup larva ini adalah
2-4 hari. Secara umum, pertumbuhan larva bergantung pada tingkat
ketersediaan makanan maupun suhu lingkungan. Temperatur yang
ideal untuk pertumbuhan larva pada kisaran suhu 30-35°C
c. Stadium Pupa
Untuk berubah ke tahap pupa, larva instar 3 akan
bermigrasi ke daerah yang lebih kering. Pupa lalat berbentuk
lonjong dan umumnya berwarna merah atau coklat. Tahapan pupa
berlangsung selama 3-9 hari. Tahap pupa terjadi ketika kutikula
telah mengeras dan berubah menjadi warna coklat. Pupa berbentuk
seperti tabung dengan ujung mengecil berukuran 6 mm.
Lalat dewasa akan menetas dari pupa setelah 7 hari,
bergantung pada suhu lingkungan. Lalat dewasa keluar dari pupa
dengan cara mendorong menggunakan ptilinum dan keluar melalui
celah lingkaran pada bagian anterior, lalat akan bergerak keluar
dan akhirnya terbang. Ptilinum adalah kantung udara yang
menutup bagian dorsal kepala dan akan melepas sempurna setelah
keluar dari pupa. Lalat dewasa sangat menghindari cahaya
matahari langsung, sehingga mereka mencari tempat untuk
dijadikan sarang yang terlindung dari sinar matahari.
d. Dewasa
Proses pematangan menjadi lalat dewasa kurang lebih
selama 15 jam dan setelah itu siap untuk mengadakan perkawinan.
Umur lalat dewasa dapat mencapai 2-4 minggu. Lalat Lucilia
sericata dewasa memiliki ukuran panjang lebih dari 10-14 mm
dengan karakteristik tubuh yang berwarna hijau metalik. Lalat
dewasa memiliki ciri sebagai berikut: sepasang antena dan mata
majemuk, mata lalat jantan lebih besar dan sangat berdekaatan satu
sama lain. Tubuh lalat terbagi atas tiga bagian: kepala dengan
sepasang antena, toraks, dan abdomen. Lalat ini mempunyai
metamorfosis sempurna, yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa.

3. Lalat Fannia Sp
Gambar 23: Siklus Hidup Lalat Fannia Sp
Siklus hidup lalat buah juga bergantung pada suhu yaitu sekitar 18-
20 hari. Lalat ini akan akan mulai merusak buah dengan menyuntikkan
telurnya ke dalam buah yang masih muda atau mengkal. Sekitar 50
hingga 100 telur disuntikkan dan akan menetas menjadi belatung
setelah 2 hingga 5 hari. Selama 4-7 hari belatung keluar dari daging
buah dengan cara melubangi kulit buah dan segera menjatuhkan diri.
Belatung akan menjadi pupa didalam tanah. Setelah 3-5 hari pupa
berubah menjadi lalat.
4. Lalat Sarcophaga Sp
Lalat daging mengeluarkan larva hidup pada tempat
perkembangannya seperti daging, bangkai, kotoran dan sayur - sayuran
yang sedang membusuk. Tahap larva berlangsung beberapa hari,
kemudian keluar dari tempat makannya ke daerah yang lebih kering.
Lalat daging memiliki siklus hidup yang berlangsung selama 2-4
hari. Lalat ini umum ditemukan di pasar dan warung terbuka, pada
daging, sampah dan kotoran, tetapi jarang memasuki rumah. Lalat ini
juga membawa telur cacing Ascaris lumbricoides dan Trichuris
Trichiura.

C. SIKLUS HIDUP KECOA


Gambar : Siklus Hidup Kecoa
Kecoa adalah serangga dengan metamorfosa tidak lengkap, hanya
melalui tiga stadia (tingkatan perkembangan), yaitu stadium telur, stadium
nimfa, dan stadium dewasa yang dapat dibedakan jenis jantan dan
betinanya.
1. Kecoa Periplanetta Americana
Kecoa membutuhkan waktu 30-40 hari untuk menetas. Telur kecoa
tidak diletakkan sendiri-sendiri melainkan secara berkelompok.
Kelompok telur ini dilindungi oleh selaput keras yang disebut kapsul
telur atau ootheca.
Kapsul telur dihasilkan oleh kecoa betina dan diletakkan pada
tempat tersembunyi atau pada sudut-sudut dan pemukaan sekatan kayu
hingga menetas dalam waktu tertentu yang disebut sebagai masa
inkubasi kapsul telur, tetapi pada spesies kecoa lainnya kapsul telur
tetap menempel pada ujung abdomen hingga menetas. Jumlah telur
maupun masa inkubasinya tiap kapsul telur berbeda menurut
spesiesnya.
Kapsul telur yang telah dibuahi akan menetas menjadi nimfa yang
hidup bebas dan bergerak aktif. Nimfa yang baru keluar dari kapsul
telur berwarna putih seperti butiran beras, kemudian berangsur-angsur
berubah menjadi berwarna coklat dan tidak bersayap. Nimfa tersebut
berkembang melalui beberapa instar (1-6 instar) sebelum mencapai
stadium dewasa, lamanya stadium nimfa berkisar 5-6 bulan.
Periplanetta americana dewasa dapat diketahui dengan adanya dua
pasang sayap baik pada kecoa jantan maupun kecoa betina.

Gambar : Siklus Hidup Kecoa Periplanetta Americana


2. Kecoa Periplaneta Brunnea
Daur hidup Periplaneta brunnea Burmeister dalam kondisi
laboratorium dengan suhu rata-rata 29 º C, dan kelembaban 78 %
mencapai 7 bulan, terdiri atas masa inkubasi kapsul telur rata-rata 40
hari, perkembangan stadium nimfa 5 sampai 6 bulan.
3. Kecoa Periplaneta Australasiae
Daur hidup Periplaneta australasiae (Fabricius) mencapai 7 bulan,
meliputi masa inkubasi kapsul telur rata-rata 35 hari, perkembangan
nimfa memerlukan waktu antara 4 bulan sampai 6 bulan, serangga
dewasa kemudian berkopulasi dan 10 hari kemudian yang betina
menghasilkan kapsul telur yang pertama dan lipas muda atau nimfa
berwarna lebih gelap dari pada yang dewasa.
Karakter yang paling menonjol dari nimfa adalah adanya sebuah
bercak lurus coklat pucat yang berada di tengah dua garis coklat gela
pada daerah dorsal dada sampai abdomen bagian atas.
Stadium nimfa mengalami ganti kulit sebanyak 6-7 kali instar),
bisa diselesaikannya dalam waktu 1,5-4 bulan. Perkembangan dari
telur sampai dewasa berkisar antara 54-215 hari dengan rata-rata 103
hari, tergantung suhu, makanan dan lainnya. Seekor betina dapat
menghasilkan 4-5 ooteka dan setiap ooteka terdiri atas 30-40 butir
telur.
4. Kecoa Periplanetta Germania
Lipas jerman menghasilkan lebih banyak telur dan menghasilkan
generasi lebih banyak dalam setiap tahun (3-4) daripada lipas lainnya.
Oleh karena itu infestasi lipas ini berkembang sangat cepat meskipun
hanya berasal dari beberapa ekor saja.

Gambar : Siklus hidup Kecoa Peripanetta Germania


5. Kecoa Blatella Orientalis
Kecoa orientalis betina menghasilkan rata-rata 8 kapsul telur per
seumur hidup. Setiapkapsul telur atau ootheca mengandung sekitar 16
telur yang berbasis secara vertikal dua oleh dua dalam kasus telur.
Telur kapsul dapat 12 jam sampai 5 hari dan kemudian diendapkan
dalam lingkungan terlindung hangat dimana makanan sudah tersedia.
Masa inkubasi untuk kecoa orientalis adalah 42-81 hari, betiina
tidak memberikan bantuan kepada blatta muda. Nimfa melalui tujuah
molts sebelum menjadi dewasa yang memakan waktu sekitar satu
tahun. Blatella orientalis dewasa bisa hidup 34-180 har dan pasangan
berlangsung disetiap musim.
D. SIKLUS HIDUP PINJAL
Pinjal merupajan antropoda yang mengalami metamorfosis sempurna
yaitu telur, larva, pupa dan pinjal dewasa. Adapun jenis-jenis pinjal
berdasarkan siklus hidupnya sebagai berikut :
1. Pinjal Ctenocephalides Felis
Umur rata-rata pinjal sekitar 6 minggu, tetapi pada kondisi tertentu
dapat berumur hingga 1 tahun. Pinjal betina bertelur 20-28 buah/hari.
Selama hidupnya seekor pinjal bisa menghasilkan telur hingga 800
buah. Telur bisa saja jatuh dari tubuh kucing dan menetas menjadi
larva di retakan lantai atau celah kandang. Pertumbuhan larva menjadi
pupa kemudian berkembang jadi pinjal dewasa bervariasi antara 20-
120 hari.

Gambar : Siklus Pinjal Ctenocephalisdes Felis


2. Pinjal Ctenocephalides Cannis
Pinjal betina bertelur ketika berada pada anjing dan dapat
memproduksi 40 sampai 50 telur tiap hari, meninggalkan telur tersebut
hingga terlepas dari anjing dan tersebar di sekitar rumah. Tiap telur
akan menetas menjadi larva dalam 1 sampai 10 hari, dan sebanyak
30% akan berkembang menjadi pinjal dewasa.

Gambar : Siklus Hidup Ctenocephalides Cannis


3. Pinjal Pulex Irritans
Metamorfosis sempurna, Pulex irritans betina mampu bertelur
enam buahsehari. Telur ini selalu melekat dengan kuat pada rambut.
Telur-telur ini akan menetas setelah kurang lebih 8 hari. Dari dalam
telur akan keluar larva berbentukseperti cacing bergerak aktif untuk
mencari makan berupa bahan-bahan organik atau darah yang
mengering.
Larva terdiri dari 14 segmen yang ditutupi oleh bulu- bulu.Larva
akan mengalami 3 kali pergantian kulit dan yang terakhir terjadi di
dalamkokon. Didalam kokon yang biasanya tertutup oleh partikel
kotoran, terbentuk pupa yang berwarna keputihan dan akhirnya
terbentuk Pulex irritans dewasa. Sampai terbentuknya kokon itu
diperlukan waktu 14-21 hari, lalu menjadi dewasa.

Gambar : Siklus Hidup Pinjal Pulex Irritans


4. Pinjal Xenopsylla Cheopsis
Pinjal bertelur 300-400 butir selama hidupnya. Pinjal betina
meletakkan telur diantara rambut maupun sarang tikus. Telur menetas
dalam waktu 2 hari sampai beberapa minggu, tergantung suhu dan
kelembaban. Telur menjadi larva, kadang-kadang larva terdapat
dilantai, retak-retak pada dinding, permadani, sarang tikus, dan lain-
lain. Larva-larva hidup dari segala macam sisa-sisa organik dan
mengalami 3 kali pergantian kulit, berubah menjadi pupa (dibungkus
dengan kotoran pasir dan sisa-sisa kotoran lainnya), lalu menjadi
pinjal. Dalam waktu 24 jam pinjal sudah mulai mengigit dan
menghisap darah.
Gambar : Siklus Hidup Xenopsylla Cheopsis

Anda mungkin juga menyukai