KELOMPOK 2 (BPA) - Limbah Ampas Beer PDF
KELOMPOK 2 (BPA) - Limbah Ampas Beer PDF
Disusun Oleh :
Kelas A
Kelompok 2
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
yang berjudul “Potensi dan Pemanfaaan Limbah Industri Beer”. Tidak lupa kami
penyusun mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ir. Budi Ayuningsih, M Si, dan bapak
Dr.Rahmat Hidayat, S.Pt,M.Si., selaku dosen mata kuliah Bahan Pakan Alternatif
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran yang telah membimbing kami dalam mata
kuliah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kami meminta kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Bab Halaman
I PENDAHULUAN ..........................................................................................
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Manfaat ................................................................................................... 2
II PEMBAHASAN ..............................................................................................
2.1 Pengertian dan Kandungan Nutrisi dari Limbah Industri Bir ................ 3
2.1.1 Industri Bir .............................................................................................. 3
2.1.2 Pembuatan Bir ........................................................................................ 3
2.1.3 Kandungan Nutrisi Limbah Industri Bir ................................................. 4
2.2 Potensi Sebagai Bahan Pakan dan Faktor Pembatas dari Limbah
Industri Bir .............................................................................................. 5
2.2.1 Potensi Sebagai Bahan Pakan …………………………………………. 5
2.2.2 Faktor Pembatas ...................................................................................... 5
2.3 Pengaruh Pemberian Ampas beer terhadap Ruminansia ......................... 5
2.4 Pengaruh Pemberian Ampas beer terhadap Unggas .............................. 6
2.5 Pengaruh Pemberian Ampas beer terhadap Kelinci ............................... 8
iii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1 Kandungan Nutrisi Ampas Beer ................................................................... 4
iv
1
PENDAHULUAN
1.2. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari kajian potensi dan pemanfaatan limbah
industri bir ini adalah
1) Mengetahui kandungan nutrisi ampas bir
2) Mengetahui faktor pembatas dan potensi ampas bir sebagai bahan pakan
3) Mengetahui pengaruh pemberian ampas bir terhadap ternak ruminansia dan
unggas
4) Mengetahui pengaruh pemberian ampas bir terhadap ternak monogastrik.
3
II
PEMBAHASAN
2.2 Potensi Sebagai Bahan Pakan dan Faktor Pembatas dari Limbah Industri
Bir
2.2.1 Potensi Sebagai Bahan Pakan
Ampas bir dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai susbtitusi pakan untuk
ternak. Apabila diperhatikan ampas bir dalam ketersediaan dan kontinuitas pengadaannya
sudah mencukupi. Pada kalangan masyarakat, khususnya Jawa Tengah, ampas bir
dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Masyarakat meyakini, bahwa ampas bir dapat
digunakan sebagai pakan pengganti untuk penggemukan hewan seperti sapi, domba,
ayam, dan hewan ternak lainnya. Penggunaan ampas bir dirasa lebih murah dan mudah
didapatkan, sehingga mempermudah bagi peternak untuk menggunakannya.
bahan kering konsentrat (King, 1974). Tingginya nilai protein kasar dan
karbohidrat terlarut yang terkandung dalam ampas bir akan mempengaruhi
populasi mikroba rumen. Di dalam rumen terdapat banyak variasi dan jumlah dari
populasi mikroba. Mikroorganisme dalam rumen dapat dibagi dalam tiga
kelompok utama, yaitu bakteri, protozoa, danfungi (Purbowati dkk., 2014).
Ransum yang diberi ampas bir menyebabkan penurunan konsentrasi VFA pada
cairan rumen. Hal ini diduga karena sebagian ampas bir mengandung kulit biji (hull),
dimana kulit tersebut masih banyak mengandung lignin, sehingga mikroba menjadi sulit
dalam mendegradasi karbohidrat. Lignin yang tinggi akan berikatan kuat dengan selulosa
dan hemiselulosa yang dapat menghambat fermentasi mikroba rumen(Hifizah, 2013).
Sesuai dengan pendapat Linko (1976) keberadaan lignin yang cukup tinggi dapat
menahan kerja enzim selulase yang dihasilkan mikroba. Diperkuat dengan pendapat
Preston danLeng (1987), bahwa keterikatan serat kasar dalam bentuk senyawa kompleks
akan menghambat kecernaan ransum.Selain ampas bir juga diduga mempunyai zat anti
nutrisi, yaitu tannin, karena dalam pembuatan ampas bir menggunakan bahan yang
disebut hop. Menurut Palmer (2006) hop merupakan sejenis tanaman perdu yangbanyak
mengandung tannin. Tannin mempunyai sifat berikatan dengan karbohidrat struktural
seperti selulosa, hemiselulosa, dan pectin. Hal ini sesuai dengan pendapat Tangendjadja
dkk., (1992) yang menyatakan bahwa tannin memiliki sifatutama dapat berikatan dengan
protein atau polimer lainnya seperti selulosa, hemiselulosa, dan pectin guna membentuk
suatu ikatan kompleks yang stabil.Ikatan yang kompleks tersebut menyebabkan mikroba
memiliki keterbatasan dalam merombak karbohidrat, sehingga banyak karbohidrat yang
tidak dicerna oleh mikroba yang medegradasi dinding sel. Akibat dari sedikitnya
karbohidrat yang terdegradasi maka konsentrasi VFA menjadi menurun (F.A.Wandra
dkk., 2020).
yang lebih menjanjikan, ampas bir kurang dapat digunakan pada ternak kelinci (Murtisari,
2005).
10
III
KESIMPULAN
1. Berdasarkan penelitian yang ada di jurnal “Penentuan Kadar Protein Pada Ampas
Bir Limbah Industri Pabrik Bir”, didapatkan rata-rata kadar protein pada ampas
bir hasil limbah industri pabrik bir adalah 9,37 - 9,53%.
2. Potensi ampas bir yaitu dapat digunakan sebagai pakan pengganti untuk
penggemukan hewan seperti sapi, domba, ayam, dan hewan ternak lainnya.
Kandungan serat kasar yang tinggi pada ampas bir merupakan faktor pembatas
daya cerna, bahwa daya cerna pakan berhubungan erat dengan komposisi
kimianya, dan serat kasar mempunyai pengaruh yang terbesar terhadap daya
cerna.
3. Ransum yang diberi ampas bir menyebabkan penurunan konsentrasi VFA pada
cairan rumen. Hal ini diduga karena sebagian ampas bir mengandung kulit biji
(hull), dimana kulit tersebut masih banyak mengandung lignin, sehingga mikroba
menjadi sulit dalam mendegradasi karbohidrat. Lignin yang tinggi akan berikatan
kuat dengan selulosa dan hemiselulosa yang dapat menghambat fermentasi
mikroba rumen
4. Penggunaan tepung ampas bir sampai taraf 15% dalam ransum ayam broiler
belum mampu menurunkan persentase lemak abdominal meskipun lemak karkas
menurun dengan nyata.
5. Bobot badan awal yang digunakan adalah 800–1000 gram, untuk mengurangi
stress yang terjadi saat awal penelitian. ampas bir ternyata tidak dapat diberikan
dalam bentuk basah, karena campuran pakan dengan ampas bir basah ternyata
cepat rusak, baik jamuran maupun menjadi asam. Hal ini menyebabkan terjadinya
tingkat mortalitas yang sangat tinggi (>70%). Oleh karena itu, pemberian ampas
bir basah sebagai pakan kelinci sangat tidak praktis dilakukan pada usaha kecil.
Pengeringan ampas bir setelah pencampuran ternyata menunjukkan mortalitas
yang jauh lebih rendah (<30%), meskipun masih lebih tinggi dari ransum baku
untuk kelinci
11
DAFTAR PUSTAKA
Almasyhuri, Yuniati H., dan Dewi S. S. 1990. Kandungan Asam Fitat dan Tanin dalam
Kacang-kacangan yang Dibuat Tempe. PGM 13:65-72
Becker, M.H. 1979. Psychosocial aspects of health related behavior, dalam H.E.,
Freeman dan S.levine (eds.,) Handbook of medical sociology. PretinceHall
Englewood Cliffs, New Jersey.
Briggs, Leslie. ( 1978). Priru.:iples Instructional Design. New York Holt, Rinehart and
Winston.
Cullison, A.E. 1978. Feeds and Feeding. 2nd ED. Virginia: A Prantice Hall Company.
Creswell, John W. 2015. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset: Memilih Diantara Lima
Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Horvath, P. J. (1981). The Nutrional and Eculogical Significance of Acer Tanins and
Related Polyphenols. Thesis. New York: Cornell University.
Kidman, Gillian dan Gina Palmer (2006). GIS: The Technology is There but The Teaching
is Yet to Catch Up. International Research in Geographical and Environmental
Education Vol. 15, No.3.
Leclercq, B., and C. C. Whitehead. 1998. Leannes in Domestic Birds. Butterworth dan
Co. Ltd-INRA. London.
Morrison, F.B. 1961. Feed and Feeding Abridged. 9th Ed. Morrison Pub. Co. Clinton,
Iowa.
Soeparno. 1998. Ilmu dan teknologi daging cetakan ke tiga. Gadjah mada university,
yogyakarta.
Tillman, A.D., dkk. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.