Makalah Pemanfaatan Limbah Kopi Kelompok 6 Bpa PDF
Makalah Pemanfaatan Limbah Kopi Kelompok 6 Bpa PDF
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya yang berjudul “Potensi Pemanfaatan Limbah Industri Kopi Sebagai
Bahan Pakan Alternatif Untuk Ternak”. Tidak lupa penyusun mengucapkan terimakasih
kepada Bapak Dr. Ir. Rahmat Hidayat, S.Pt., M.Si., IPM selaku dosen mata kuliah Bahan
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Penyusun
DAFTAR ISI
Bab Halaman
DAFTAR ISI................................................................................... i i i
DAFTAR ILUSTRASI............................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Manfaat Bahan Pakan Alternatif ................................................... 2
II. PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Limbah Kopi ................................................................... 3
Nomor Halaman
iv
I
PENDAHULUAN
Kulit kopi mengandung: protein kasar 10,4%; lemak kasar 2,13%; serat
kasar 17,2% (termasuk lignin); abu 7,34%; kalsium 0,48%; posfor 0,04%; energi
metabolis 14,34 MJ/kg. Pemanfaatan pakan tambahan dari limbah kopi dapat
mengurangi ketergantungan terhadap pakan konsentrat yang relatif mahal di
pasaran dan menjaga kontinuitas pakan tambahan serta kelestarian lingkungan.
Oleh karena itulah limbah kopi merupakan salah satu limbah yang berpotensi
dijadikan sebagai bahan pakan alternatif untuk ternak.
PEMBAHASAN
pembuatannya adalah campurkan air dengan gula pasir, NPK, Urea, dan Aspergillus
Niger kemudian campuran tersebut diinkubasi dan diaerasi selama 24-36 jam dan larutan
tersebut siap digunakan. Kemudian limbah kulit kopi dicampur dengan larutan tersebut
dengan membuat lapisan-lapisan campuran tersebut dan letakkan di tempat yang teduh
dari hujan dan sinar matahari langsung. Diamkan selama 5-6 hari untuk proses fermentasi
dan setelah 5-6 hari limbah kulit kopi yang telah terfermentasi dikeringkan kemudian
giling sesuai kebutuhan dan limbah kulit kopi terfermentasi siap digunakan sebagai pakan
ternak. Limbah kulit kopi mempunyai potensi yang cukup besar untuk dijadikan alternatif
Gambar 1. Kopi
675.881 ton, 647.857 ton, 639.412 ton, 639.305 ton, 637.539 ton. Produksi kopi
menghasilkan limbah kulit kopi yang banyak mengakibatkan masalah bagi lingkungan
(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2017). Salah satu limbah dari pengolahan kopi adalah
kulit kopi, dan limbah kulit kopi sekitar 48 % dari total berat buah kopi gelondong basah
( Guntoro dkk, 2005). Potensi limbah kulit kopi di Indonesia menurut perhitungan dari
persentase dari tahun 2012 sampai tahun 2017 yaitu 331.758 ton, 324.422 ton, 310.971
ton, 306.917 ton, 306.866 ton, 306.018 ton. Kulit kopi mengandung protein berkisar pada
11.18 % , serat kasar cukup tinggi yaitu dapat mencapai 21.74 % dan nilai energi
metabolisnya 2440 kkal/kg (Ruswendi, 2011).
Pemanfaatan kulit kopi sebagai bahan pakan ternak merupakan alternatif dalam
meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum Ternak. Dalam penggunaannya
kulit kopi di ketahui memiliki potensi untuk di manfaatkan sebagai bahan makanan
ternak. Berdasarkan penelitian Ramon dkk. (2012), pada ternak sapi perah bahwa
pemberian pakan konsentrat komersial yang di campuri dedak padi termasuk penambahan
kulit kopi 0,2 kg/ekor/hari dengan kandungan protein 11,93%, dapat meningkatkan
produksi susu pada ternak sapi perah di Kabupaten Rejang Lebong, hal ini membuktikan
bahwa kulit kopi juga dapat di manfaatkan sebagai bahan pakan ternak sapi potong
melalui proses fermentasi. Fermentasi merupakan salah satu teknologi dalam
meningkatkan kandungan nutrisinya (protein dan energinya) dan disukai ternak karena
adanya aroma wangi dari hasil fermentasi, potensi kandungan gizi kulit kopi masih dapat
di tingkartkan melalui proses fermentasi dengan aspergillus niger. Protein kulit kopi dapat
ditingkatkan dari 9,94 menjadi 17,81 %, kandungan serat kasar menurun dari 18,74 %
menjadi 13,05 % (Budiari, 2009). Sampai saat ini peranan kulit kopi sebagai pakan ternak
sapi potong belum menjadi perhatian padahal, peternak selalu berusaha memperoleh
pakan yang berkualitas dalam budidaya ternak sapi potong. Oleh karena itu perlu adanya
peran teknologi dalam pemanfaatan limbah pengolahan buah kopi sebagai pakan ternak
sapi potong.
Gambar 2. Limbah Kulit Kopi
A B C D
Gambar 3. Kulit kopi pakan alternatif sumber serat
Keterangan :
A : Pohon kopi
B : Kulit dalam buah kopi yang membungkus biji kopi
C : Kulit paling luar biji kopi
D : Limbah kulit kopi
Performans Burung Puyuh (Coturnix Coturnix Javonica) , dan diberi perlakuan A0:
”
Ransum dengan penggunaan tepung limbah kulit kopi 0%. A1: Ransum dengan
penggunaan tepung limbah kulit kopi 5%. A2: Ransum dengan penggunaan tepung
limbah kulit kopi 10%. A3: Ransum dengan penggunaan tepung limbah kulit kopi 15%.
Hasil penelitian penggunaan tepung limbah kulit kopi dalam ransum terhadap performans
burung puyuh menghasilkan pertambahan bobot badan tertinggi pada perlakuan A0
sebesar 12.97 gram/ekor/minggu, terendah terdapat pada perlakuan A3 sebesar 11.42
gram/ekor/minggu. Rendahnya pertambahan bobot badan pada penelitian ini disebabkan
rendahnya kandungan protein tercerna didalam ransum, dimana kandungan protein
memiliki proporsi yang lebih tinggi untuk pertambahan bobot badan. Leeson dan
Summers (2001), menyatakan bahwa pertambahan bobot badan sangat dipengaruhi oleh
10
konsumsi pakan. Kandungan serat kasar yang rendah meningkatkan koefisien cerna
ransum dan laju aliran ransum dalam saluran pencernaan semakin meningkat, peluang
pergantian makanan lebih cepat dan absorbsi zat-zat gizi makanan lebih banyak yang
sebesar 6.90, terendah terdapat pada perlakuan A0 sebesar 5.63. Analisis sidik ragam
burung puyuh. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penggunaan tepung limbah
kulit kopi dalam ransum berpengaruh yaitu dapat meningkatkan pertambahan bobot
badan burung puyuh, tetapi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap konsumsi
Pada penelitian lainnya yang dilakukan Enos Sembiring dkk. (2012) dengan judul
Pemanfaatan Kulit Daging Buah Kopi Fermentasi dengan Mikroorganisme Lokal dalam
“
Pakan terhadap Kondisi dan Perkiraan Bobot Kerbau Murrah Jantan (Bubalus bubalis) , ”
yang diberi perlakuan P0: Hijauan + konsentrat dengan kulit daging buah kopi tanpa
fermentasi 20% P1: Hijauan + konsentrat dengan kulit daging buah kopi fermentasi 10%
P2: Hijauan + konsentrat dengan kulit daging buah kopi fermentasi 20% P3: Hijauan +
konsentrat dengan kulit daging buah kopi fermentasi 30%. Didapatkan hasil rataan
11
konsumsi pakan tertinggi terdapat pada perlakuan P1 (pakan dengan kulit kopi fermentasi
rataan konsumsi pakan terendah terdapat pada perlakuan P0 (pakan dengan kulit kopi
tanpa fermentasi sebanyak 20%) sebesar 6,51 kg/ekor/hari, dengan konsumsi pakan rata-
rata adalah 6,84 kg/ekor/hari dalam bahan kering. Berdasarkan hasil penelitian Ranjhan
(1997), kebutuhan nutrisi kerbau murrah per hari dalam bahan kering adalah 5
kg/ekor/hari dalam bahan kering. Rataan konsumsi pakan selama penelitian lebih tinggi
daripada tingkat kebutuhan nutrisi harian kerbau murrah, berarti kebutuhan nutrisi harian
kerbau murrah dapat terpenuhi. Tonjolan tulang rusuk diukur melalui pengamatan
terhadap tampilan tulang rusuk yang membayang pada ternak kerbau murrah lalu
ditampilkan dalam bentuk skor yang dinotasikan kedalam bentuk angka 1,2,3,4 dan 5.
Berdasarkan rataan skor tertinggi terdapat pada perlakuan P1 (pakan dengan kulit kopi
fermentasi dengan MOL sebanyak 10%) sebesar 3,50, sedangkan rataan skor terendah
terdapat pada perlakuan P0 (Pakan dengan kulit kopi tanpa fermentasi sebanyak 20%)
sebesar 3,06. Tonjolan tulang pinggul diukur melalui pengukuran terhadap tulang pinggul
yang menonjol pada ternak kerbau murrah lalu ditampilkan dalam bentuk skor yang
dinotasikan kedalam bentuk angka 1,2,3,4 dan 5. Berdasarkan rataan skor tertinggi
terdapat pada perlakuan P1 (Pakan dengan kulit kopi fermentasi dengan MOL sebanyak
10%) sebesar 3,44, sedangkan rataan skor terendah terdapat pada perlakuan P0 (Pakan
dengan kulit kopi tanpa fermentasi sebanyak 20%) sebesar 3,00. Hasil penelitian
berdasarkan tonjolan tulang rusuk dan tonjolan tulang pinggul. Lingkar dada dan panjang
tubuh sangat signifikan terhadap perkiraan bobot kerbau murrah. Dapat disimpulkan
bahwa kulit daging buah kopi yang telah difermentasi dapat digunakan sebagai pakan
kerbau murrah.
12
KESIMPULAN
3.1 Kopi merupakan salah satu tanaman yang banyak dikembangkan di Indonesia.
Kulit kopi adalah salah satu produk samping berupa limbah yang ada di sekitar
pabrik penggilingan buah kopi, yang merupakan bahan yang berpotensi sebagai
pakan sumber energi yang belum termanfaatkan oleh ternak dan memiliki nutrient
cukup baik terutama kandungan energinya.
3.2 Limbah kulit kopi dihasilkan sekitar 48% dari total berat buah kopi gelondong
basah. Kulit kopi mengandung nutrisi yang cukup baik untuk dimanfaatkan
sebagai bahan pakan alternatif, namun tetap harus dilakukan pengolahan untuk
meningkatkan kandungan nutrisinya.
3.3 Proses pengolahan limbah kulit kopi dapat dilakukan dengan proses amoniasi
yang mampu meningkat kecernaan dan kandungan nutrisi kulit kopi dan proses
fermentasi dengan menggunakan larutan Aspergillus niger yang mampu
meningkatkan kadar nutrisi terutama protein dan energi, mampu mempertahankan
kesegaran bahan pakan.
3.4 Pemanfaatan limbah kulit kopi mempunyai faktor pembatas karena mengandung
tanin, kafein dan lignin. Rendahnya kandungan nutrisi dari limbah kopi diperlukan
tambahan bahan pakan lain (konsentrat), dan disusun dalam bentuk ransum
komplit untuk dapat memenuhi kebutuhan akan zat makanan ternak.
3.5 Respon ternak terhadap bahan pakan alternatif limbah kulit kopi berbeda-beda
bergantung pada jenis pengolahannya dan jenis ternaknya. Beberapa respon ternak
antara lain, meningkantkan PBB dan meningkatkan palatabilitas.
IV
DAFTAR PUSTAKA
Ahyar. 2017. Penggunaan Tepung Limbah Kulit Kopi (Coffea arabica L) Dalam
Ransum Terhadap Performans Burung Puyuh (Coturnix Coturnix
Javonica).Jurnal Peternakan Vol. 1 No. 1. Universitas
Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Padangsidempuan.
Badan Pusat Statistik. 2011. Statistik Perkebunan Indoneisa 2009 2011. Badan
–
Budiari, N.L.G. 2009. Potensi dan Pemanfaatan Pohon Dadem sebagai Pakan
Ternak Sapi pada Musim Kemarau. Bulletin Teknologi dan Informasi
Pertanian. Edisi 22.Denpasar. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali :
10-12.
Lesson, S. and J. D. Summers. 2001. Nutrition of the chicken. 4th Edition, pp,
331428. University Books, P. O. Box 1326, Guelph, Ontario, Canada NIH
15
Mastika. I.M. 2011. Potensi Pertanian dan Industri Pertanian untuk Makanan
Ternak. Penerbit Udayana University Press.
Muhammad Daud, Zahrul Fuadi, dan Sultana. 2013. Penggunaan Limbah Kopi
Sebagai Bahan Penyusun Ransum Itik Peking dalam Bentuk Wafer
Ransum Komplit. Agripet : Vol (13) No. 1: 36-42. Aceh.
Murni, R., Suparjo, Akmal dan Ginting, D.L., 2008. Buku ajar teknologi
pemanfaatan limbah untuk pakan. Laboratorium Makanan, Ternak
Fakultas Peternakan Universitas Jambi.
Nursita. 2005. Sifat fisik dan palatabilitas wafer ransum komplit untuk domba
dengan menggunakan kulit singkong. Skripsi. Fakultas Peternakan.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Ranjhan S.K.. 1997. Animal Nutrition in the Tropics. Fourth revised edition.
Vikas Publishing House, New Delhi, India.
Simanihuruk, K. dan Sirait, J. 2010. Silase Kulit Buah Kopi Sebagai Pakan Dasar
Pada Kambing Boerka Sedang Tumbuh. Prosiding Seminar Nasional
Peternakan dan Veteriner. Puslitbangnak. Hal 557 565.
–
LAMPIRAN
1. Lampiran PembagianTugas
No Nama NPM Pembagian Tugas
1 VERINA 200110170072 Pembahasan 3 + Kata Pengantar +
FITRIANI Pendahuluan 1.1
2 AFIFA 200110170099 Pembahasan 1 + Daftar isi + Editor
NURAININGSIH
3 NAUFAL VIDI 200110170109 Pembahasan 2 + Cover + PPT
ERLANGGA
4 DITY ASA 200110170289 Pembahasan 4 + Daftar pustaka +
PRIYASTOMO pendahuluan 1.2
5 FARADINA 200110170263 Pembahasan 5 + kesimpulan
SERIDA PUTRI