Dosen Pengampuh :
Disusun oleh :
Fakultas/Prodi : Pertanian/Agroekoteknologi
NIM : C1M020017
Semester : 1 (satu)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
Page | 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan tugas artikel terstruktrur dengan tema
kajian Islam ini dengan baik dan tepat waktu. Sholawat dan salam marilah kita panjatkan kepada nabi
besar kita Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman yang gelap menuju zaman yang
terang benderang seperti Islam yang kita imani sampe saat ini. Tidak lupa pula ucapkan terima kasih
saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufik Ramdani, S.Th.I., M.Sos sebagai dosen pengampuh
Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas mengulas ini sehingga saya dapat
memperoleh sekaligus menyampaikan ilmu dan wawasan ini kepada para pembaca.
Sebagai umat Islam dan generasi penerus bangsa sangatlah penting untuk kita mempelajari informasi
serta ilmu tentang keislaman sebagai pondasi untuk kehidupan. Saya berharap para pembaca yang akan
membaca ulasan ini tidak hanya mendapatkan ilmu dan wawasan saja, akan tetapi dapat juga
memberikan ruang dalam pemikiran yang lebih kritis terhdap persoalaan agama, sehingga tidak
menganggap sepele ajaran dan ilmu yang telah diajarkan oleh agama Islam.
Saya menyadari dalam pembuatan ulasan ini terdapat dan tidak lepas dari kesalahan kata atau
penulisan, maka dari itu saya mohon permakluman dan kritikan yang bermotivasi dan membangun dari
para pembaca yang bisa membuat saya lebih baik lagi dalam hal menulis ulasan. Demikianlah pengantar
sederhana yang bisa saya sampaikan, atas perhatian para pembaca yang mau meluangkan waktu untuk
membaca ulasan saya ini saya ucapkan terima kasih. Smoga Allah SWT selalu meninggikan derajat orang
yang senantiasa membaca dan mencari ilmu, aamiin.
NIM : C1M020017
Page | 2
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………………2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………………….3
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………………………………….4
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………………..23
Page | 3
PEMBAHASAN
Dalam konsep Islam, Tuhan disebut Allah SWT dan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi yang
Nyata dan Esa, Pencipta yang Maha Kuat dan Maha Tahu, yang Abadi, Penentu Takdir, dan
Hakim bagi semesta alam. Iman kepada Allah SWT merupakan konsep dasar seseorang untuk
menyakini, mempercayai, tentang keberadaan Tuhan Sang Pencipta alam semesta. Hal ini
merupakan pondasi utama kepercayaan. Oleh karena itu, semua umat Islam harus memiliki
pengetahuan dan pemahaman tentang konsep ketuhanan ini.
Tuhan menurut Islam adalah Allah SWT, Dia bersifat Tunggal unsur yang dapat berdiri sendiri,
Allah tidak bergantung pada siapa-siapa, melainkan ciptaan-Nya lah yang bergantung kepada-
Nya. Dialah Sang Pencipta, Sang kholik, semua makhluk berdoa dan meminta kepada-Nya,
hidup mati tergantung kehendak-Nya. Allah tidak beranak ataupun diberanakkan, Allah Maha
sempurna tidak ada satupun yang setara dengan-Nya, Dia Maha segalanya, Allah itu Tunggal
wujud dan Zdat-Nya kekal.
Iman berasal dari Bahasa Arab dari kata dasar amanayu’minuimanan. Artinya beriman atau
percaya. Percayadalam Bahasa Indonesia artinya meyakini atau yakin bahwa sesuatu (yang
dipercaya) itu memang benar atau nyata adanya.1 Iman dapat dimaknai iktiraf, membenarkan,
mengakui, pembenaran yang bersifat khusus.2 Menurut WJS. Poerwadarminta iman adalah
kepercayaan, keyakinan, ketetapan hati atau keteguhan hati.3 Abul
„Ala al-Mahmudi menterjemahkan iman dalam Bahasa inggris Faith, yaitu toknow, tobelieve,
tobeconvincedbeyondthelastshadowofdoubtyang artinya,mengetahui, mempercayai, meyakini
yang didalamnya tidak terdapat keraguan apapun.4 HAR Gibb dan JH Krammers memberikan
1Kaelany HD, Iman, Ilmu dan Amal Saleh, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, hlm. 58.
2Dr.Abdul Rahman Abdul Khalid,
Garis Pemisah antara Kufur danIman, Jakarta,
Bumi Aksara,1996. Hlm. 2
3 WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2000, hlm. 18.
4 Abu A'la Al-Maududi, TowardUnderstanding, Comiti Riyadh: Islamic Dakwah, 1985, hlm.
18.
Page | 4
pengertian iman ialah percaya kepada Allah, percaa kepada utusan-Nya, dan percaya kepada
amanat atau apa yang dibawa/berita yang dibawa oleh utusannya.5 Bila kita perhatikan
penggunaan kata Iman dalam Al- Qur‟an, akan mendapatinya dalam dua pengertian dasar, 6
yaitu: 1) Iman dengan pengertian membenarkan adalah membenarkan berita yang datangnya
dari Allah dan Rasul-Nya. Dalam salah satu hadistshahih diceritakan bahwa Rasulullah ketika
menjawab pertanyaan Jibril tentang Iman yang artinya bahwa yang dikatakan Iman itu adalah
engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari kiamat dan
engkau beriman bahwa qadar baik dan buruk adalah dari Allah SWT. 2) Iman dengan
pengertian amal atau ber-iltizam dengan amal : segala perbuatan kebajikan yang tidak
bertentangan dengan hukum yang telah digariskan oleh syara‟. Dalam sebuah ayat dalam al-
quran surat al-hujarot: ayat 15:
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya
(beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka
berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-
orang yang benar.
Dari ayat tersebut, dapat dikatakan bahwa Iman adalah membenarkan Allah dan RasulNya
tanpa keraguan, berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Pada akhir ayat tersebut
“mereka Itulah orang-orang yang benar” merupakan indikasi bahwa pada waktu itu ada
Page | 5
golongan yang mengaku beriman tanpa bukti, golongan ini sungguh telah berdusta dan
mereka tidak dapat memahami hakikat iman dengan sebenarnya. Mereka menganggap bahwa
iman itu hanya pengucapan yang dilakukan oleh bibir, tanpa pembuktian apapun.Inti
pendidikan agama terletak pada pendidikan keimanan. Para psikolog berpendapat bahwa
dalam keimanan kepada allah Swt. Terdapat kekuatan spiritual luar biasa yang dapat
membantu orang beriman mengatasi kegelisahan, ketegangan, dan kesulitan hidup di zaman
modern ini.7 Dunia modern yang telah dikuasai oleh kehidupan material dan di dominasi oleh
persaingan keras untuk mendapatkan materi, telah menimbulkan ketegangan, stress, dan
kegelisahan, atau bahkan penyakit kejiwaan lainnya dalam diri manusian yang miskin akan
nilai spiritual.
Seorang psikoanalisis, A.A. Brill berkata bahwa “orang yang beragama secara benar sama
sekali tidak akan menderita penyakit kejiwaan”. Berdasarkan eksperimennya, orang beragama
yang terbiasa mendatangi tempat-tempat ibadah mempunyai kepribadian yang lebih baik
daripada mereka yang tidak beragama atau yang tidak menjalankan ibadah apapun. 8AlQur‟an
menjelaskan perasaan aman dan tentram karena adanya iman di hati dalam surat Ar Ra‟d ayat
28 :
Artinya “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah”
Dari ayat tersebut jelas bahwa ingat kepada Allah merupakan salah satu cara merefleksikan
keimanan kepadaNya. Iman kepada Allah juga dapat diwujudkan dengan jalan mengikuti semua
tuntunan yang telah digariskanNya. Hal itulah satu-satu nya cara untuk mewujudkan rasa aman
bagi manusia dan membebaskannya dari kegelisahan hidup.. Pendidikan iman yang dilakukan
7 Muhammad Usman Najati, AlQur’an dan Psikologi, (terj. Ade Asnawi dari
Al Qur‟anwailm l Nafs, Aras Pustaka,
Jakarta, hlm. 217
8Ibid, hal. 217
Page | 6
hendaknya didasarkan kepada wasiat dan petunjuk Rasulullah dalam menyampaikan dasar-
dasar keimanan kepada anak. Sebab dalam diri
Rasulullah terdapat teladan yang baik bagi setiap orang sebagaimana disebutkan dalam surat
Al Ahzab ayat 21 :
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada diri Raasulullah itu suri te ladan yang baik bagimu
(yaitu ) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia
banyak
Untuk mencapai hasil pendidikan keimanan yang diharapkan, sudah pasti tak dapat
dilakukan tanpa mengikuti jejak dan teladan Rasulukllah saw. secara tepat dan benar Salah
satunya adalah dengan merujuk kepada contoh dan teladan beliau yang dipaparkan dalam
hadist-hadist yang shahih. Dalam salah satu hadist, beliau memaparkan bahwa akidah Islam
itu mempunyai enam aspek (unsure, rukun), yakni iman kepada Allah, para malaikat-Nya,
kitabkitab-Nya, para Rasul-Nya, iman kepada hari akhir dan juga kepada segala ketentuan
yang digariskan-Nya. Sejarah telah membuktikan bahwa pendidikan keimanan kepada anak
yang benar-benar berhasil mewarnai tata kehidupan masyarakat muslim hayalah yang
ditunjukkan para sahabat Rasulullah saw. sebagai hasil perjuangan beliau.
Rasulullah tidak hanya memberikan teori yang tidak dibuktikan dalam kehidupan konkritnya,
tetapi justru memberikan contoh da tuntunan praktis yang diperlukan dalam mendidik anak
berdasarkan tauhid. Para sahabat meriwayatkan hadist tentang praktek beliau tersebut,
Page | 7
banyak diantaranya yang masih berusia anak-anak. Mereka inilah yang mengalami secara
langsung didikan Rasulullah dalam bidang keimanan.910
Menurut Muhammad Nur Abdul Hafizh, setidaknya terdapat lima pola dasar pembinaan
akidah atau keimanan yang sesuai dengan petunjuk Rasulullah, yakni : a) Membacakan
kalimat tauhid kepada anak b) Menanamkan kecintaan anak kepada Allah Swt. c)
Menanamkan kecintaan anak kepada Rasulullah d) Mengajarkan Al-Qur‟an kepada anak e)
Menanamkan nilai perjuangan dan pengorbanan dalam diri anak. 11
Kata Islam berasal dari bahasa Arab “S-L-M” ( Sin, Lam, Mim). Artinya antara lain: Damai,
Suci, Patuh dan Taat (tidak pernah membantah). Dalam pengertian agama, kata Islam berarti
kepatuhan kepada kehendak dan kemauan Allah, serta taat kepada hukum-Nya. Hubungan
antara pengertian menurut kata dasar dan pengertian menurut agama erat dan nyata sekali,
yaitu: “Hanya dengan k epatuhan kepada kehendak Allah dan tunduk kepada hukum-hukum-
Nya seorang dapat mencapai kedamaian yang sesungguhnya dan memperoleh kesucian yang
abadi”.12 Islam, menurut Zuhairini, adalah menempuh jalan keselamatan dengan yakin
menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan dan melaksanakan dengan penuh kepatuhan dan
ketaatan akan segala ketentuanketentuan dan aturan-aturan oleh-Nya untuk mencapai
kesejahteraan dan kesentosaan hidup dengan penuh keimanan dan kedamaian. 13
Agama Islam mempunyai pengertian yang lebih luas dari pengertian agama pada umumnya.
Di sini, kata Islam berasal dari Bahasa Arab yang mempunyai bermacam-macam arti,
diantaranya sebagai berikut:14 1) Salam yang artinya selamat, aman sentosa dan sejahtera,
yaitu aturan hidup yang dapat menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat. Kata salam
terdapat dalam alQur an Surah al-An am ayat 54; Surah al-A raf ayat 46; dan surah an-Nahl
9 Muhammad Thalib, Praktek Rasulullah saw. Mendidik Anak (bidang aqidah danIbadah) Irsyad Baitus
Salam, Bandung,
10 , hlm.12
11 Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Mendidik Anak Bersama Rasulullah (terj. Kuswandani
dari ManhajalTarbiyahalNabawiyah li alThifl), Al Bayan,
Bandung, 2000, hlm. 110
12HammudahAbdalati, Islam Suatu Kepastian, Media Da‟wah, 1983, hlm. 13
13Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam,
Jakarta: Rajawali Press, 1995, hlm. 36
14 M. Yatimin Abdullah, Studi Islam
Kontemporer, (Jakarta: Amza, 2006), hlm. 5
Page | 8
ayat 32. 2) Aslama yang artinya menyerah atau masuk Islam, yaitu agama yang mengajarkan
penyerahan diri kepada Allah, tunduk dan taat kepada hukum Allah tanpa tawar- menawar.
Kata aslamaterdapat dalam al-Quran surah al-Baqarah ayat 112; surah al-Imran ayat 20 dan
83; surah an-Nisa ayat125; dan surah al-Anam ayat 14. 3) Silmunyang artinya keselamatan atau
perdamaian, yakni agama yang mengajarkan hidup yang damai dan selamat. 4) Sulamunyang
artinya tangga, kendaraan, yakni peraturan yang dapat mengangkat derajat kemanusiaan yang
dapat mengantarkan orang kepada kehidupan yang bahagia.
Adapun kata Islam menurut istilah (terminologi) adalah mengacu kepada agama yang
bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SWT, bukan berasal dari manusia. Sebagai
agama sempurna, Islam datang untuk menyempurnakan ajaran yang dibawa oleh Nabi-nabi
Allah sebelum Nabi Muhammad.
Ihsan berasal dari huruf alif, ha, sin dan nun . Di dalam alQur an, kata ihsan bersama dengan
berbagai derivasidan kata jadiannya disebutkan secara berulang -ulang. Penyebutan tersebut
terdapat sebanyak 108 kali yang disebut tersebar dalam 101 ayat dan pada 36 surat. 15 Derivasi
ihsan berupa fi’ilmâdhi,ahsana disebut dalam al-Qur an sebanyak 9 (sembilan) kali pada 9
(sembilan) ayat dan 8 (delapan) surat. Sedangkan kata ahsantumdiulang sebanyak 2 (dua) kali
pada 1 (satu) ayat dan 1 (satu) surat. Sementara ahsanûtercantum 6 (enam) kali pada 6
(enam) ayat dan 6 (enam) surat2. Perbedaan ungkapan tersebut terletak pada fâ’il-nya
(subjek) yang secara umum terdiri dari Allah dan manusia, baik berupa isim zhâhirmaupun
isim dhamîr.
Lebih lengkapnya, berikut ini adalah daftar jumlah kata ihsan dengan berbagai derivasinya
dalam al-Qur anLafadz dari huruf alif, ha, sin dan nun ini, selain menghasilkan term ihsan
beserta derivasinya, juga dihasilkan pula term hasunabeserta derivasinya. Meski memiliki
makna umum yang serupa, tapi kedua makna ini tidak berkonotasi ihsan. Ayat ihsan yang
bersinggungan dengan bakti terhadap orangtua memang mendominasi. Berdasarkan
Page | 9
maknanya, kelima ayat tersebut dapat dikelompokkan dalam dua kelompok. Kelompok
pertama adalah ayat -ayat yang mengandung perintah untuk berbuat baik kepada kedua
orangtua (ibu-bapak) dan juga kepada orang lain, seperti kerabat, anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga dekat, tetangga jauh, teman sejawat, ibn sabil dan hamba sahaya, dan
disertai pula dengan perintah beribadah semata-mata hanya kepada Allah dan tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Perintah ini secara eksplisit tertuang dalam surat
alBaqarah [2] : 83
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu
menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak
yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.” (Q.S.
al-Baqarah [2] : 83)
Ayat yang disebutkan di atas menunjukkan perbuatan ihsan yang mengarah pada bentuk
perbuatan baik yang dilakukan oleh manusia. Perbuatan baik ini secara terkhusus dilakukan
sebagai bentuk ibadah menyembah Allah sekaligus dengan diiringi bentuk perbuatan baik yang
dilakukan manusia kepada sesamanya. Bila dimaknai lebih lanjut, ibadah manusia yang
dilakukan dengan menyembah Allah dan tidak mempersekutukan Allah ini disertai dengan
kewajiban -kewajiban lain yang berhubungan dengan perbuatan baik kepada sesama manusia.
Di mana keutamaan perbuatan baik ini dilakukan terhadap kedua orangtua.
Kata sains dan teknologi ibarat dua sisi mata uang yang sulit dipisahkn satu sama lain. Sains
adalah himpunan pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh dari para pakar melalui
penyimpulan secara rasional mengenai hasil-hasil analisis dan penelitian terhadap data
Page | 10
pengukuran yang diperoleh dari observasi pada gejala dan semua yang ada di alam semesta.
Sedangkan teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia. Pada masa pendidikan Islam telah mengalami
tunas pada masa Dinasti Bani Umayyah dan mencapi puncak pada masa Dinasti Bani Abbasiyah.
Kemajuan pendidikan dan pengetahuan Islam pada masa ini bersentuhan dengan filsafat dan
ilmu pengetahuan Hellenisme yang mempengaruhi umat Islam untuk belajar dan
mengembangkan pemikiran Islam. Pada masa ini pendidikn Islam juga sudah mencapai
keemasnnya. Filsafat Islam, ilmu pengetahuan, dan sains telah membawa pemikiran Islam
menjadi pusat keilmuan yang tiada tandingnya di dunia pada saat itu.
Perseteruan antara agama dan sains merupakan isu klasik yang sampai saat ini masih
berkembang di dunia. Tetapi Islam tidak mendekati persoalan sains ini dari perspektif tersebut,
karena Al-Qur’an dan Al-Hadits telah memberikan sistem yang lengkap dan sempurna dalam
mencakup aspek alam semesta dan kehidupan manusia, termasuk kegiatan dan penelitian
ilmiah, akan tetapi Al-Qur’an sebagai kalam Allah, diturunkan bukan untuk tujuan-tujuan yang
bersifat praktis, oleh sebab itu, secara obyektif, Al-Qur’an bukanlah ensiklopedi sains ataupun
teknologi.
Pandangan Al-Qur’an tentng sains dan teknologi dapat ditelusuri dari pandangan Al-Qur’an
tentang ilmu. Al-Qur’an telah meletakkn posisi ilmu pada tingkatan yang hampir sama dengan
iman seperti tercermin dalam surah Al-Mujadalah ayat 11 yang artinya “…niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat.”
Berikut adalah dalil yang menjelaskan hubungan Al-Qur’an, sains, dan teknologi, mari kita simak
dan baca dengan seksama dalil Al-Qur’an dan Al-Hadits di bawah ini :
Page | 11
a. Dalil Surah An-Nur ayat 40
“ Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya
ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia
mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi
cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun. “
Semakin berkembang ilmu pengetahuan di era modern ini terus membuktikan kebenaran Al-
Qur’an sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW yang Allah SWT turunkan 14 abad
silam. Baru-baru ini ilmu pengetahuan telah membuktikan kebenaran tentang kendalaman laut
yang disebutkan di dalam Al-Qur’an. Para ilmuawan bidang oceanografi pada abad ini meneliti
kedalaman 200 meter di bawah permukaan laut yang tidak bisa ditembus oleh cahaya, daerah
ini disebut dengan daerah afotik. Sedangkan di bawah 1.000 meter tidak terdapat cahaya sama
sekali, selain gelap, ternyata di bawah laut juga terdapat gelombang.
Prof Durgo Rao, seorang ahli geologi kelautan yang juga profesor Universitas King Abdul Aziz
di Jeddah Arab Saudi berpendapat yang sama dengan ilmuwan di atas, ia berpendapat, untuk
meneliti kedalaman laut manusia memerlukan alat modern, karena pada kedalaman lebih dari
20 meter, manusia tidak akan mampu menyelam tanpa alat bantu karena semakin dalam
permukaan laut, maka akan semakin gelap pula di dalamnya.
Ada dua penyebab yang mengkibatkan cahaya tidak dapat menembus kedalaman laut.
Bagian pertama, yaitu bagian permukaan, bagian ini ditandai dengan cahaya serta suhu yang
hangat. Bagian kedua, yaitu bagian dalam laut yang tidak dapat ditembus oleh cahaya ditandai
dengan kegelapan karena pada bagian ini cahaya akan mengalami pembiasan ketika menabrak
Page | 12
air selanjutnya akan timbul lapisan kegelapan di bawah awan, hal ini disebabkan karena sinar
matahari diserap oleh awan. Kemudian sinar akan dipantulkan oleh gelombang ketika
mencapai bagian ini, sehingga memunculkan efek mengkilap. Gelombang inilah yang
menyebabkan kegelapan karena memantulkan cahaya. Oleh karena itu bagian dalam laut dan
luar laut dipisahkan oleh gelombang. Terjadinya kegelapan yang disebabkan oleh gelombang ini
sudah dijelaskan terlebih dalam Al-Qur’an surah An-Nur ayat 40 “…..gelap gulita di lautan
dalam yang diliputi oleh ombak yang di atasnya ombk pula…” sehingga Prof Durgo Rao
menyimpulkan manusia normal tidak akan mampu menjelaskan fenomena ini dengan sangat
detail tanpa bantuan teknologi modern saat ini.
“ Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar dan segar dan
yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak
tembus.”
Fenomena air laut dan air tawar yang tidak dapat tercampur bisa disaksikan di selat Gibraltar,
di mana tampak dua laut yang berbeda warna yang tidak dapat bersatu. Salah satu dari dua
warna laut tersebut memiliki kandungan air tawar. Seorang ahli oceanografi bernama Jacques
Yves Costeau pernah menyampaikan laporan hasil penelitiannya terhadap fenomena tersebut.
Costeau menjelaskan bahwa fenomena tersebut terjadi di selat Gibraltar yang merupakan
pertemuan antara laut Mediternia dan laut Atlantik yang dapat dijelaskan secara sains.
Page | 13
menyatakan pihknya telah meneliti air di Samudra Atlantik dan menemukan sifat yang sama
sekali berbeda dengan laut Mediternia. Awalnya mereka mengira kedua laut yang bertemu di
selat Gibraltar akan menunjukkan sifat yang sama dalam salinitas kerapatannya. Namun, kedua
laut itu menunjukkan sifat berbeda walaupun keduanya berdampingan. Hal tersebut membuat
Costeau menjadi takjub melihat fenomena air laut yang tidak bersatu “Sebuah tabir ajaib yang
mencegah kedunya bercampur. Tabir serupa juga pernah ia amati di BAB Al Mandab di Teluk
Aden yang bertemu dengan laut merah” tambah Costeau.
Fenemona bertemunya dua air laut namun tidak saling bercampur disebabkan oleh gay Fisika
yang disebut “Tegangan Permukaan”. Para ahli oceanografi menemukan bahwa air dari laut-
laut yang bersebelahan memiliki perbedan massa jenis, karena perbedaan massa jenis ini lah
yang mengakibatkan tegangan permukaan mencegah dua lautan untuk saling bercampur,
seolah-olah terdapat dinding tipis yang memisahkan kedunya. Pembatas yang ada di antara
pertemuaan dua jenis air ini sudah dijelaskan dengan detail dan terlebih dahulu di dalam Al-
Qur’an surah Al-Furqon ayat 53 “ Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir
(berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara
keduanya dinding dan batas yang tidak tembus.”
Page | 14
BAB 3. Islam dan Penegakan Hukum
Teori keadilan menurut ajaran Islam tertulis di dalm Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 58 yang
artinya “ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepdmu. Sesungguhnya Allah adalh Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Secara sederhana dapat dimengerti bahwa pesan ayat di atas adalah memberikan amanah
kepada orang yang berhak menerimanya dan dalam memberikan keadilan itu, maka penegak
hukum diberi amanah untuk wajib menetapkan hukuman secara adil, yaitu adil yang sesuai
konsep kedilan yng dikehendaki Allah SWT. Dalam buku konsep keadilan dalam Al-Qur’an dan
perspektif Quraish Shihab dn Sayyid Qutub, konsep keadilan itu adalah :
3. Adil dalam arti perhatian terhadap hak-hak individu dan memberikan hak-hak itu ke semua
orang
Dalam Islam kaidah hukum pidana berpegang kepada hukum qishos. Hukum qishos adalah
pemberian hukum setimpal dengan kejahatan yang dilakukan oleh pelaku. Mata dibals dengn
mata, telinga dibbles telinga, dan jiwa dibalas dengan jiwa, begitulh perumpamaannya. Ada
beberpa perbutan pidana yang tidak mungkin lolos dari hukuman mati dalam Islam, yaitu
berzina dalam kedaan sudah menikah, walaupun dimaafkan oleh satu dunia, perbuataan ini
tetep dikenakan hukuman mati, akan tetapi jika berzina dlm keadaan belum menikah, maka
akan dikenakan hukuman cambuk 100 kali . Membunuh dengan sengaja terhadap jiwa yang
diharamkan Allah bis dikenakan hukumn mti, akan tetapi hukuman mati bisa tidak dikenakan
dengn syarat dimaafkan oleh orangtua korban.
Page | 15
Hukum pidana Islam merupakan bagian dari syariat Allah yang mengandung kemaslahatan
bagi kehidupan manusia di duni maupun di akhirat. Dari sudut pandangan maqasid al-syari’ah,
syariat Islam tersebut secara materil menjadi kewajiban asasi bagi manusia, yaitu menempatlan
Allah sebagai pemegang hak mutlak untuk mengatur manusia, baik bagi dirinya sendiri maupun
orang lain. Tujuan syariat Allah tersebut adalah bermuara kepada lima kemaslahatan pokok
manusia, yaitu agar terpeliharanya agama, jiwa, akal, keturunn/kehormatan, dan harta yang
merupakan penjabaran atas hak-hak asasi manusia, yang berarti di dalam syriat Islam dituntut
terlaksananya kewajibn asasi manusia agar terciptanya keadilan bagi seluruh manusia.
االمرهولفظيطلببهاالعلىممنهوادنىمنهفعال
“Amar ialah suatu tuntutan perbuatan dari pihak yang lebih tinggi kedudukannya kepada pihak
yang lebih rendah kedudukannya”2
Selanjutnya ma’ruf kata ini berasal dari kata: معرفة- يعرف – عرفعرفانا- dengan arti (mengetahui)
bila berubah menjadi isim, maka kata ma’ruf secara harfiah berarti terkenal yaitu apa yang
dianggap sebagai terkenal dan oleh karena itu juga diakui dalam konteks kehidupan sosial
umum, tertarik kepada pengertian yang dipegang oleh agama islam, maka pengertian maruf
ialah, semua kebaikan yang dikenal oleh jiwa manusia dan membuat hatinya tentram,
sedangkan munkar adalah lawan dari ma’ruf yaitu durhaka, perbuatan munkar adalah
perbuatan yang menyuruh kepada kedurhakaan.17
Nahi menurut bahasa larangan, menurut istilah yaitu suatu lafadz yang digunakan untuk
meninggalkan suatu perbuatan, sedangkan menurut ushulfiqih adalah, lafadz yang menyuruh
kita untuk meninggalkan suatu pekerjaan yang diperintahkan oleh orang yang lebih tinggi dari
kita.18 Jadi bisa disimpulkan bahwa Allah berupa iman dan amal salih. “Amar” adalah suatu
tuntutan perbuatan dari pihak yang lebih tinggi kedudukannya kepada yang lebih rendah
kedudukannya. Selanjutnya kata “ma’ruf” mempunyai arti “mengetahui” bila berubah menjadi
isim kata ma’ruf maka secara harfiah berarti terkenal yaitu apa yang dianggap sebagai terkenal
dan oleh karena itu juga diakui dalam konteks kehidupan sosial namun ditarik dalam pengertian
yang dipegang oleh agama islam. Sedangkan Nahi menurut bahasa adalah larangan, menurut
istilah adalah suatu lafad yang digunakan untuk meninggalkan suatu perbuatan. Sedangkan
16 Khairul Umam, A Ahyar Aminuddin, Usul Fiqih II, (Bandung: Pustaka Setia, 1998) 97 2
Ibid, 97
17 Ibnu Mundhur, Lisan al Arab, Jilid XI, (Beirut: dar al Shodir, tt), 239
18 Khairul Umam, A Ahyar Aminuddin, 117
Page | 17
menurut ushulfiqh adalah lafad yang menyuru kita untuk meninggalkan suatu pekerjaan yang
diperintahkan oleh orang yang lebih tinggi dari kita.19
Dari pengertian di atas, nampaknyaamar ma’ruf nahi munkar merupakan rangkaian yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Karena kalimat tersebut suatu istilah yang dipakai dalmal-
Qur’an dari berbagai aspek, sesuai dari sudut mana para ilmuan melihatnya, oleh karena itu
boleh jadi pengertiannya cenderung kearah pemikiran iman, fiqih dan akhlak.
Al-Qur’an adalah kitab Tuhan yang universal, berlaku kapan saja, dimana saja, dan untuk siapa
saja. Dalam kehidupan kita sehari-hari, banyak kita temui orang-orang yang selalu menyerukan
kebaikan dan melarang berbuat kemungkaran, bahkan diri kita sendiri pun disadari atau tidak
selalu menyerukan kebaikan dan melarang melakukan kejahatan, baik melalui tulisan maupun
melalui sumbang saran terhadap sesuatu.
Amar ma’ruf nahi munkar tidak hanya menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan pokok-
pokok agama saja atau TokumTTy semata. Amar ma’ruf nahi munkar juga Toku saja berkaitan
dengan kehidupan TokumT, politik, budaya maupun Tokum. Contohnya, ketika seseorang
menyarankan temannya yang masih membujang untuk segera menikah, berarti orang tersebut
telah melakukaan amar ma’ruf. Contoh lain, ketika seorang pemimpin berusaha untuk
memberantas korupsi, maka pemimpin tersebut telah ber-nahi munkar’, dan seterusnya.
Mengajak kepada kebaikan itu baik, melarang kemungkaran juga baik. Apabila kebaikan selalu
diserukan, tetapi masih ada saja yang melakukan kemunkaran, maka kemungkaran tersebut
harus dirubah atau di perbaiki.
19Khairum Umam, A. Ahyar Aminudin, ushul Fiqih II, (bandung: pustaka Setia, 1998), 107
Page | 18
Akhir zaman (bahasa Arab: آخرالزمان ) adalah istilah agama yang berarti masa berakhirnya
perjalanan dunia yang semua penganut ajaran agama dunia meyakini akan terjadinya hal ini.
Dalam Islam masa ini juga mendapat perhatian lebih yang dikaitkan dengan diutusnya Nabi
Muhammad saw dan kemunculan Imam Mahdi as. Istilah akhir zaman tidak ditemukan
dalam Al-Qur’an, namun terdapat beberapa ayat yang mengisyaratkan bahwa dimasa yang
akan datang masyarakat dunia berada di bawah kekuasaan yang berdasarkan nilai-
nilai ketauhidan dan keadilan. Di masa itu kekuasaan akan diwarisi dan dipegang oleh orang-
orang saleh dan kebenaran akan mengalahkan kebatilan. Penyebutan akhir zaman dalam
riwayat Islam memiliki dua makna:
Zaman Nabi Muhammad saw
Bagian pertama dari akhir zaman dimulai dari kenabian Nabi Muhammad saw sampai dengan
terjadinya hari kiamat. Dalam sebagian riwayat disebutkan bahwa Nabi Muhammad saw
diperkenalkan sebagai nabi akhir zaman. [2] Pendeskripsian mengenai hal ini dikaitkan dengan
Nabi Muhammad saw sebagai Khatam al-Anbiya (penutup para Nabi) dan syariat yang
dibawanya adalah syariat terakhir yang sempurna dan lengkap dan berlaku sampai hari kiamat.
Inilah sebabnya Nabi Muhammad saw disebut sebagai nabi akhir zaman.
Zaman Kemunculan Imam Mahdi as
Tidak sedikit riwayat dalam literatur Islam menyebutkan akhir zaman sebagai masa kedatangan
Juru Selamat yaitu Imam Mahdi as yang dinanti-nantikan. Masa kemunculannya ditandai
dengan tiga hal:
1. Hidup penuh dengan ujian-ujian yang berat dan munculnya fitnah-fitnah akhir
zaman diantaranya perang Circesium.
2. Munculnya Juru Selamat dan terpisahnya antara yang haq dan batil.
3. Berkuasanya kebenaran atas yang batil dan datangnya zaman keemasan dunia.
Waktu terjadinya akhir zaman ini bukan hanya tidak dijelaskan dalam riwayat secara detail
bahkan penyebutan tanggalnya sama sekali tidak disebutkan. [8] Sehingga kemunculan Juru
Selamat tidak seorangpun yang mengetahuinya kecuali Allah swt sehingga masuk dalam bagian
Page | 19
ilmu ghaib-Nya. Imam Ridha as menukilkan dari ayahnya yang sanadnya sampai ke Rasulullah
saw bahwa kemunculan Juru Selamat sama halnya hari kiamat, yang hanya Allah swt yang
mengetahuinya secara tepat kapan akan terjadi.
12. Dipilihnya orang yang tidak layak untuk memimpin dan mengurusi masyarakat,
tunduknya laki-laki kepada istrinya, sangat berharganya kekayaan dunia, dan tidak
adanya keamanan.
13. Terjadinya fitnah yang banyak diantara orang-orang Arab.
Page | 20
14. Hilang dan terkikisnya rasa malu dari perempuan dan anak-anak.
15. Merebaknya praktik riba.
Dari sebagian isi dari riwayat-riwayat tersebut, memiliki banyak kesamaan dengan apa yang
dijelaskan dalam riwayat yang berkenaan dengan akhir zaman. Namun berkenaan dengan
masalah akhir zaman dijelaskan jelas secara terpisah dengan hal-hal yang berkaitan dengan
terjadinya peristiwa kiamat. Karena akhir zaman adalah bagian akhir dari alam ini dan tanda-
tanda kiamat adalah hal-hal yang menandai akan terjadinya peristiwa besar tersebut.
Pengertian Fitnah
Kata fitnah berarti musibah, cobaan, dan ujian. Kata ini disebutkan secara berulang di
dalam al-Qur’an pada hampir 70 ayat (lihat al-Mu’jamal-Mufahras), dan seluruh maknanya
berkisar pada ketiga makna di atas. Kata fitnah bisa juga bermakna sesuatu yang mengantarkan
kepada adzab Allah, seperti firman-Nya: “Ketahuilah, bahwa mereka telah terjerumus ke dalam
fitnah…” (QS. at-Taubah: 49)Di sisi lain, kata fitnah bermakna ujian, sebab keduanya bisa
digunakan dalam konteks kesulitan maupun kesenangan yang diterima seseorang. Hanya saja,
makna “kesulitan” lebih sering digunakan. Allah berfirman (yang artinya): “Dan Kami akan
Page | 21
menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya)…”
(QS. al-Anbiyaa’: 35)(MufradatAlfazhal-Qur’anal-Karim karya ar-Raghibal-Ashfahani)
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwasanya pengertian fitnah adalah hal-hal
dan kesulitan-kesulitan yang Allah timpakan kepada hamba-hamba-Nya sebagai ujian dan
cobaan yang mengandung hikmah. Biasanya fitnah terjadi secara umum, namun ada juga fitnah
yang terjadi secara khusus. Pada akhirnya, berkat karunia Allah, fitnah itu diangkat sehingga
meninggalkan dampak yang baik bagi orang-orang yang berbuat kebaikan dan yang beriman,
sebaliknya meninggalkan dampak yang buruk bagi mereka yang berbuat kejahatan dan tidak
beriman. Wallaahua’lam. (Fitnah Akhir Zaman/al-Fitnah waMauqifal-Muslim minhaa”, Dr.
Muhammad al-‘Aqil)
DAFTAR PUSTAKA
Page | 22
Abdurrahim, Muhammad, Imaduddin. Kuliah Tuhid, Jakarta: Yayasan Sari Insan, 1989.
Baiquni, Achmad, Al-Qur’an Ilmu Pengetahuan Kealaman, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf,
1995.
Ahmad, Amrullah, Dimensi Hukum Islam dalam Sistem Hukum Nasionl, Cet.I; Jakarta: Gem
Insani Press, 1996.
Ali, Zainuddin, Hukum Pidana Islam, Cet I; Jakarta: Sinar Grafika, 2007.
Buletin.aliman.blogspot.com
Ahdali, Ahmad Maiqari bin Ahmad Husein. Al-Burhan fi Tafsir Al-Qur’An. Beirut : al-Maktabah
al-ashriyah lil Thaba’at wa al-Nasyr.
Arbili, Abu al-Fath. Kasyf al-Ghummah fi Ma’rifah al-Aimmah. Tabriz : Maktabah Bani Hasyim,
1381.
Khairum Umam, A. Ahyar Aminudin, ushul Fiqih II, (bandung: pustaka Setia, 1998), 107
Muhammad Thalib, Praktek Rasulullah saw. Mendidik Anak (bidang aqidah danIbadah) Irsyad
Baitus Salam, Bandung,
Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Mendidik Anak Bersama Rasulullah (terj. Kuswandani
dari ManhajalTarbiyahalNabawiyah li alThifl), Al Bayan,
Khairul Umam, A Ahyar Aminuddin, Usul Fiqih II, (Bandung: Pustaka Setia, 1998) 97
2
Ibid, 97
Page | 23